BAB III Kontrasepsi Kombinasi Pil & Suntik
BAB III Kontrasepsi Kombinasi Pil & Suntik
KONTASEPSI KOMBINASI
A. PIL KOMBINASI
1. Pengertian
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH,
lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada
yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan
kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Selain untuk
kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat
haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita
menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam
pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan
kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui
Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:
1. Conventional Pack.
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan
hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan
selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif
2. Continuous Dosing or Extended Cycle
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan
hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika
minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang
2. Jenis
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif (placebo).
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
3. Cara kerja
a. Menekan ovulasi.
d. Mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi sperma dan telur di bagian atas
4. Manfaat
1. Manfaat kontraseptif
a. Memiliki efektifitas yang tinggi, apabila diminum setiap hari. Efektifitasnya yaitu
i. Mudah digunakan.
5. Keterbatasan
b. Rasa mual, pusing, nyeri payudara, perdarahan bercak pada 3 bulan pertama.
e. Tidak boleh digunakan pada ibu menyusui, karena dapat mengurangi prosuksi ASI.
h. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana
i. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan
Pada prinsipnya hampir semua wanita boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
a. Usia reproduksi
i. Penderita kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan
saraf.
j. Penyakit tyroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
b. Menyusui Eksklusif
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg.
c. Post partum:
e. Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi
yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan
f. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi suntik, dan ingin menggantikan dengan pil
a. Minum 1 pil setiap hari, sebaiknya pada waktu yang sama setiap harinya
b. Minum pil pertama pada hari pertama hingga hari ke-7 (sebaiknya hari pertama) saat
Pada saat kemasan 28 butir telah habis, segera minum pil dari kemasan yang baru.
Dan pada saat kemasan 21 butir telah habis, sebaiknya menunggu 7 hari terlebih
d. Jika muntah dalam waktu 30 menit setelah minum pil, minumlah pil lagi atau
gunakan metode pendukung jika ada berhubungan seksual selama 7 hari berikutnya.
e. Jika lupa minum sebutir pil, minumlah pil yang terlupa segera setelah ingat,
f. Jika lupa minum 2 butir pil atau lebih, harus minum 2 butir pil setiap hari sampai
kembali lagi ke jadwal semula. Gunakan metode pendukung (misal : kondom) atau
g. Jika klien 2 bulan atau lebih tidak mendapatkan haid, segera datang ke klinik untuk
a. Pada permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul rasa mual, pusing, sakit
kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) adalah hal-hal yang
sering terjadi selama siklus haid (biasanya menghilang dalam waktu 2 atau 3 hari).
b. Jenis obat tertentu (rifampisin, dan kebanyakan obat anti epilepsy) dapat
mengurangi efektifitas dari KKO. Ceritakan pada petugas jika klien minum obat-
a. Amenorrhoe
d. Perdarahan / pernodaan
e. Jerawat
d. Tidak terjadinya perdarahan apapun atau bercak selama minggu bebas pil (kemasan
21 hari) atau saat tidak minum pil selama 7 hari (kemasan 28 hari), kemungkinan
(tidak ada perdarahan atau spottting) hamil dan klien minum pil dengan benar,
tidur
yang lain.
B. SUNTIKAN KOMBINASI
1. Pengertian
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali, dan 50mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Saifuddin,2006; h. MK-34)
2. Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
e. (Saifuddin,2006; h. MK-34).
3. Efektifitas
Sangat efektif (0.1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
4. Keuntungan Kontrasepsi
d. Jangka panjang
(Saifuddin,2006; h. MK-34).
5. Keuntungan Nonkontrasepsi
c. Mencegah anemia
(Saifuddin,2006; h. MK-34).
6. Kerugian
a. Perubahan pola haid ; tidak teratur, perdarahan bercak, perdarahan sela sampai 10
hari
b. Awal pemakaian : mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini akan menghilang
c. Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
d. Efektivitas turun jika interaksi dengan obat : epilepsy (fentoin, barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin)
e. Dapat terjadi efek samping yang serius: serangan jantung, stroke, bekuan darah pada
(Saifuddin,2006; h. MK34-35).
a. Usia reproduksi
f. Anemia
h. Haid teratur
(Saifuddin,2006; h. MK-35).
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110
mmHg)
a. Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh
untuk 7 hari
c. Bila klien tidak haid maka pastikan tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya
d. Pasca bersalin 6 bulan, menyusui dan belum haid maka harus dipastikan tidak hamil
e. Pasca bersalin < 6 bulan, menyusui serta telah mendapatkan haid, maka suntikan
f. Pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi
g. Pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
i. Ganti cara:
- Non hormonal segera berikan asal tidak hamil, bila diberikan hari 1-7 siklus
(Saifuddin,2006; h. MK-36).
10. Cara Penggunaan
c. Suntikan ulang dapat diberika 7 hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi
gangguan perdarahan
(Saifuddin,2006; h. MK-37).
Tekanan darah tinggi <180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan
Kencing Manis (DM) dapat diberikan jika tidak ada komplikasi dan terjadi < 20 tahun
Menggunakan rifampisin / obat epilepsy, pilih dosisi ethinil estradiol 50 ug atau pilih
kontrasepsi lain
Anemi bulan sabit (sickle cell), sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi
(Saifuddin,2006; h. MK-35).
a. Amenorea
b. Periksakan kehamilan, jika hamil lakukan konseling, bila tidak hamil, sampaikan
d. Pastikan tidak hamil, informasikan hal tersebut bisa terjadi, jika hamil lakukan
konseling / rujuk
e. Spotting / perdarahan, Jelaskan merupakan hal biasa tapi juga bisa berlanjut, jika
(Saifuddin,2006; h. MK 37-38).
c. Menyampaikan ESO yaitu: mual, sakit kepala, nyeri ringan payudara dan spotting
d. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsi obat-
(Saifuddin,2006; h. MK-38).