Buku Kontrol Bab 2 - Draf PDF
Buku Kontrol Bab 2 - Draf PDF
2.2. Pendahuluan
Untuk memahami dan mengendalikan sistem yang kompleks,
seseorang harus memperoleh model matematika dari sistem tersebut. Karena
itu perlu untuk menganalisis hubungan antara variabel sistem untuk
mendapatkan model matematika. Karena sistem yang dipertimbangkan
bersifat dinamis, deskripsi persamaan yang digunakan biasanya persamaan
diferensial. Selanjutnya, jika persamaan ini bisa dilinierisasi, maka
2-2
transformasi Laplace dapat digunakan untuk menyederhanakan solusi dari
pemodelan.
Dalam praktiknya, kompleksitas sistem dan ketidaktahuan kita tentang
semua factor yang relevan mengharuskan kita melakukan asumsi tentang
suatu sistem. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan sistem fisik,
melakukan asumsi yang diperlukan, dan kemudian melakukan linierisasi
sistem. Menggunakan hukum fisika yang menggambarkan ekuivalensi dari
sistem linier, kita dapat memperoleh satu persamaan diferensial linear.
Dengan menggunakan ilmu matematika, seperti Transformasi Laplace, kami
dapatkan solusi yang menggambarkan kerja dari suatu sistem.
Secara rungkas, pendekatan untuk pemodelan sistem dinamis dapat
dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya:
1. Menentukan sistem dan komponennya.
2. Merumuskan model matematika dan asumsi mendasar yang diperlukan
berdasarkan
Prinsip-prinsip dasar.
3. Mendapatkan persamaan diferensial yang mewakili model matematika.
4. Memecahkan persamaan untuk variabel output yang diinginkan.
5. Memeriksa solusi dan asumsi.
6. Jika perlu, melakukan analisis ulang atau desain ulang sistem.
y(t)
F(t)
M
Gambar 2.1 Sistem dengan gerak translalsi
2-3
Dengan demikian, sebuah sistem pada Gambar 2.1 yang memiliki massa M
dengan gaya F(t) dan perpindahan y(t), persamaan geraknya dapat diuraikan
dengan:
𝑚𝑎 = ∑ 𝐹
𝑑2 𝑦
𝑀 𝑑𝑡 2 = 𝐹(𝑡) (2.2)
B. Pegas Linier
k
f(t)
f(t)
𝑢 (2.6)
Gambar 2.4 Model mobil untuk cruise control (Messner & Tilbury, 2019)
Contoh kedua adalah sistem suspense sepeda motor, sebagaimana
tampak pada Gambar 2.5. Sistem suspense terdiri dari gaya tekan u(t) dengan
konstanta pegas k dan konstanstan redaman b. Jika ada gaya tekan u(t),
menyebabkan perpindahan y(t). Tentukan persamaan diferensial yang
mewakili model suspensi ini.
Dengan:
T = torsi,
Α = percepatan suduh (rad/det2)
= kecepatan sudut (rad/det), dan
= pergeseran sudut(rad).
T(t)
J (t)
𝑑𝜃
𝑇(𝑡) = 𝑏 (2.13)
𝑑𝑡
Gambar 2.8 Sistem Rangkaian Listri RLC dengan input ei dan output eo
2-7
Dengan menerapkan hukum kirchoff, maka diperoleh:
∑𝑉 = 0 (2.18)
𝑑𝑖 1
𝑒𝑖 = 𝐿 + 𝑅𝑖 + ∫ 𝑖 𝑑𝑡 (2.19)
𝑑𝑡 𝐶
1
𝑒𝑜 = 𝑉𝑐 = 𝐶
∫𝑖 𝑑𝑡 (2.20)
2 j
f (t ) F ( s)e st ds (2.22)
j
f (t ) f1 (t ) f 2 (t ) f n (t ) (2.26)
Metode ekspansi pembagian parsial terdiri dari tiga metode. Masing - masing
akan dijelaskan secara tersendiri.
Maka F(s) dapat dipecah ke dalam masing – masing pole sehingga menjadi:
K S1 KS 2 K Sn
F (s) ... (2.28)
( s s1 ) ( s s2 ) ( s sn )
Q( s)
K S 1 ( s s1 )
P ( s ) s s1
Q( s)
( s s1 ) (2.29)
( s s1 ) ( s s2 )...( s sn )
s s
1
Q( s)
( s1 s2 )...( s1 sn )
Ks2,…., Ksn dicari dengan metode yang sama dengan Ks1.
2-11
Contoh Soal:
Carilah f(t) dari F(s) berikut ini:
s3
F (s)
( s 1)( s 2)
Jawaban:
s3 K K
F (s) 1 2
( s 1)( s 2) s 1 s 2
Hitunglah K1 dan K2 dengan rumus:
s3 1 3
K1 ( s 1) 2
( s 1) ( s 2) (1 2)
s 1
s3 2 3
K1 ( s 2) 1
( s 1) ( s 2) s 2 ( 2 1)
Sehingga
2 1
F (s)
s 1 s 2
f (t ) L1 F ( s )
2 1 1
L1 L
s 1 s2
Dengan bantuan tabel transformasi laplace, didapatkan:
f ( t ) 2 e t e 2 t
1d
A2 [( s si )3 F ( s)]
1! ds s si
1 d2
A1 [( s si )3 F ( s)]
2! ds 2
s si
Contoh soal:
Carilah f(t) dari F(s) berikut ini:
1
F (s)
s( s 2)( s 1)3
Jawab:
1
F ( s)
s ( s 2)( s 1)3
K K A1 A2 A3
0 -2
s s ( s 1) ( s 1) ( s 1)3
2
2 s 1
5 L1 2
2 L1 2
( s 1) 2 ( s 1) 2
2 2
5e t sin 2t 2e t cos 2t (t 0)
s
2. Melakukan manipulasi aljabar
s 2 s 5 s 2 s 5
Y ( s)
s( s 2 3s 2) s( s 1)( s 2)
3. Pecahan Parsial :
5 5 3
Y (s)
2s s 1 2( s 2)
4. Menentukan solusi
5 3
y (t ) 5et e 2t t 0
2 2