Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


HYGIENE TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH :
1. Aisah Al Salamah P278201160
2. Naraswari Pratiwi P278201160
3. Laviera Thalia W P278201160
4. Kholiza Nur K. P278201160
5. Maulida Fitri A. P278201160
6. Putri Nur Rochmah P278201160
7. Abdul Azzam Nafiz P278201160
8. Devi Agus W. P278201160
Tingkat III Regular A

PRODI D III KEPERAWATAN SOETOMO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada kita semua, sehingga dalam
kehidupan kita dapat berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang
masing – masing. Semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dan perlindungan
– Nya sepanjang masa. Dan dengan izin – Nya, Alhamdulillah niat dan tekad
penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Hygiene Tempat Kerja” dapat
tersusun dengan baik. Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Ibu Nur Hasnah, SKM., selaku dosen pengajar Keperawatan Medikal


Bedah 2.
2. Teman-teman tingkat III Regular A yang senantiasa memberikan
dorongan dan semangat selama penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai


literature tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori
yang di bahas. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat bagi semua pihak dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan
fisiologi.

Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Resusitasi Pada Pasien Luka Bakar ..................................................... 2
2.2 Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar .......................................................... 6
2.3 Rehabilitasi Pada Pasien Luka Bakar .................................................. 9
2.4 Asuhan Keperawatan Teoritis ............................................................. 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 31
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 31
3.2 Saran ................................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
1.4 Untuk mengetahui definisi dari hygiene tempat kerja.
1.5 Untuk mengetahui tujuan dari hygiene tempat kerja.
1.6 Untuk mengetahui sarana kebersihan.
1.7 Untuk mengetahui evaluasi ligkungan kerja.
1.8 Untuk mengetahui perlindungan masyarakat di sekitar industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hygiene adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga/
meningkatkan kebersihan dan kesehatan dengan melakukan pemeliharaan
dini terhadap semua individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita
merupakan penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan
penyebab penyakit. Kebersihan diri adalah masalah serius dan harus menjadi
perhatian bagi setiap orang yang bekerja. Setiap pekerja dipandang oleh rekan
kerja, pelanggan dan pengusaha sebagai seorang profesional dan karena itu
harus tahu apa yang harus diperhatihan dalam menjaga kebersihan pribadi,
menumbuhkan tanggung jawab kesehatan setiap pekerja agar senatiasa sehat.
Secara umum semua pekerja wajib untuk memperhatikan dan
melaksanakan praktek kebersihan pribadi untuk meminimalkan kemungkinan
kontaminasi kesehatan kepada pelanggan, pengusaha dan rekan kerja. Pada
saat bekerja, anda harus memperhatikan kebersihan dan penampilan yang
sesuai dengan lingkungan anda bekerja.

2.2 Tujuan
Beberapa tujuan yang diperoleh dari penerapan hygiene tempat kerja
yaitu:
1. Mencegah dan memberantaskan penyakit-penyakit darn kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja
2. Dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja
3. Dapat memelihara dan meningkatkan efisiensi dan daya produktifitas
tenaga manusia.
4. Memelihara dan meningkatkan hygiene dan sanitasi perusahaan pada
umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan
sampah, atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
5. Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang
bersangkutan.
6. Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-
bahaya yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan.

2.3 Sarana Kebersihan


Keberihan ruangan kerja menjadi salah satu hal yang langsung dapat
dilihat oleh mata setiap orang. Jika ruangan itu bersih maka siapapun yang
akan masuk akan merasa nyaman, namun sebaliknya jika ruangan itu kotor
maka akan mempengaruhi kenyamanan seseorang, termasuk kenyamanan
dalam bekerja.
Sarana kebersihan yang berkaitan dengan upaya menciptakan
kebersihan lingkungan kerja antara lain :

1. Tersedianya air bersih sesuai dengan kegunaannya untuk air minum, air
cuci atau untuk proses produksi
2. Sarana sanitasi seperti toilet/kamar mandi/urinoir/tempat cuci tangan
3. Tempat pembuangan sampah

2.4 Evaluasi Ligkungan Kerja


Evaluasi merupakan proses pengambilan keputusan yang melibatkan
penilaian bahaya kepada pekerja dari pajanan terhadap zat kimia, bahaya fisik
dan agen biologis. Tindakan yang diambil untuk melindungi pekerja
berdasarkan kombinasi dari observasi, interview dan pengukuran dari energi
atau kontaminan udara yang muncul dari proses atau operasi kerja serta
efektifitas dari tindakan pengendalian yang dipakai.
Kebutuhan untuk mengevaluasi bahaya didorong dari pengetahuan
bahwa zat kimia, agen biologis, dan elemen fisika dapat menyebabkan luka,
penyakit serta kematian dini pada kalangan pekerja yang terpajan. Biro
Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan 6.2 juta luka
terkait dengan pekerjaan dan penyakit pada industri swasta tahun 1997.
Jumlah yang sebenarnya dapat lebih besar karena banyak penyakit akibat
kerja tidak dapat dikenali, banyak luka dan penyakit tidak dilaporkan dan
kejadian di tempat publik tidak termasuk dalam perhitungan.
Evaluasi dari bahaya, asal bahaya dan pencegahan dari penyakit dan
kematian didasari oleh beberapa faktor:

1. Toksisitas yaitu kapasitas inheren dari sebuah zat yang dapat


mengakibatkan rasa sakit, asal dari rasa sakit, dan mempengaruhi target
organ.
2. Level pajanan atau dosis yaitu jumlah yang diserap oleh pekerja melalui
semua rute pajanan selama pekerjaan.
3. Analisa proses atau operasi yaitu perhatian terhadap operasi termasuk
perubahan dari bahan mentah menjadi energi yang mungkin
menghasilkan pelepasan zat kimia atau energi yang dapat menimbulkan
kerugian bagi pekerja.
4. Kecelakaan, tumpahan dan aktivitas pemeliharaan : pengetahuan
tentang kecelakaan akut, kejadian yang jarang, kebocoran atau kejadian
lain yang mungkin terlewat dalam evaluasi rutin.
5. Epidemiologi dan penilaiuan risiko: review literatur dari riset
berdasarkan populasi serta kasus yang dapat menyediakan informasi
terkait dengan efek kesehatan buruk yang tidak diperhatikan dalam
kelompok yang lebih kecil.
6. Wawancara : informasi yang disediakan oleh pekerja terkait dengan
gejala kesehatan, tugas dan perubahan dalam kondisi yang dapat
menyediakan detail penting terkait analisa proses, dampak kesehatan
dan stressor lain seperti zat kimia, fisik, ergonomik atau biologis.
7. Distribusi risiko yang tidak sama: perhatian terkait dengan beberapa
populasi dari pekerja yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi
daripada yang lain. Misalnya pekerja yang lebih tua atau remaja
memiliki risiko yang lebih tinggi daripada yang lain.
8. Variabilitas dari respons: hal ini terkait dengan bagaimana seorang
individu berbeda dalam kerentanan karena memiliki faktor yang
berbeda seperti umur, ukuran, rasio pernafasan dan status kesehatan
umum.

2.5 Perlindungan Masyarakat di Sekitar Industri


Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari
pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari
kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain
sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya
pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum
dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni. Untuk
maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus
diolah dahulu melalui proses pengolahan.
Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila
gas atau uap beracun bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara
pencucian melalui peroses kimia sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari
bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang
mengandung partikel/bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan,
penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut
menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan cara ini pada umunya didasarkan atas faktor-faktor:
1. Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut
2. Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan
3. Derajat efektifnya cara yang dipakai
4. Kondisi lingkungan setempat
Selain oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi
dari bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri.
Dalam hal ini pihak konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan
atau terkenanya penyakit dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum
dikeluarkan dari perusahaan produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu
secara seksama dan teliti apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk industi adalah tugas wewenang Departeman
Perindustrian, PUTL, Kesehatan dan lain-lain. Dalam hal ini Lembaga
Konsumen Nasional akan sangat membantu masyarakat dari bahaya-bahaya
ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi para konsumen umumnya
bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Contoh tindakan yang harus dilakukan oleh pihak industri untuk
masyarakat yang berada disekitar industri adalah dengan cara membuang
limbah industri pada tempat yang disediakan oleh pihak industri itu sendiri
sehingga masyarakat disekitar industri itu dapat terhindar dari hal – hal yang
tidak diinginkan, Sedangkan untuk masyarakat yang tidak tinggal disekitar
industri , pihak industri dapat melakukan cara membuat atau menghasilkan
produk yang ramah lingkungan atau yang tidak berbahaya untuk orang
banyak

Anda mungkin juga menyukai