Anda di halaman 1dari 23

BAB V

DESAIN PENAMPANG

5.1 SPESIFIKASI KAYU


Kayu yang digunakan adalah kayu jenis Merbau mutu E16. Massa jenis kayu diketahui 1000 kg/m3.
Berdasarkan tabel SNI, nilai kuat acuan untuk kayu mutu E16 adalah sebagai berikut:
Kuat Acuan Nilai (Mpa)
Ew 15000
Fb 35
Ft 33
Fc 33
Fv 5.2
Fct 14
Terdapat beberapa factor koreksi yang digunakan dalam perhitungan kekuatan balok. Faktor-faktor
koreksi tersebut adalah:
1. Faktor koreksi layan basah (CM)
Kekuatan elemen kayu sangat dipengaruh oleh kelembaban kayu. Semakin besar kandungan
kelembabannya akan semakin besar creep yang terjadi, sehingga akan menurunkan kekuatan
akyu. Besarnya nilai CM untuk jenis balok kayu adalah sebagai berikut:
2. Faktor koreksi ukuran (CF)
Bila perbandingan ketebalan terhadap ketinggian kayu besar maka distribusi tegangan akan
berubah dan aka nada reduksi kekuatan kayu. Kayu yang digunakan diasumsikan mutunya
ditetapkan secara masinal. Dengan demikian nilai CF =1.
3. Faktor koreksi pembagi beban (Cr)
Faktor ini digunakan untuk memperhitungkan peningkatan tahanan penampang tersusun. Faktor
ini berlaku untuk tahanan lentur. Struktur balok pada laporan ini menggunakan kayu masif
sedangkan struktur kolom menggunakan kayu glulam..
Dengan demikian nilai Cr = 1.15
4. Faktor koreksi penggunaan datar (Cfu)
Pada umumnya balok melentur pada sumbu kuatnya. Untuk kondisi ini diambil nilai Cfu = 1.
5. Faktor takikan (Ci)
Struktur kayu diasumsikan tidak mengalami takikan dan berupa balok masif. Nilai Ci =1.
6. Faktor koreksi temperature (Ct)
Kondisi lingkungan diasumsikan memiliki temperature kurang dari 38°C. Dengan demikian nilai
Ct = 1.
7. Faktor koreksi stabilitas balok (CL)
Diasumsikan struktur balok memiliki perbandingan penampang (d/b) kurang dari sama dengan
dua dan tidak perlu pengekang lateral. Dengan demikian nilai CL = 1.
8. Faktor koreksi luas tumpu (Cb)
Faktor koreksi tumpu diasumsikan =1

5.2 DIMENSI BALOK INDUK


Dimensi balok induk yang digunakan dalam perhitungan:
b = 180 mm
d = 180 mm
Luas kotor penampang dihitung sebagai berikut:
Ag = b x d = 180 mm x 180 mm = 32400 mm2
Luas bersih penampang diasumsikan besarnya 0.75 Ag
An = 0.75 Ag = 0.75 x 32400 mm2 = 24300 mm2

Cek Ketahanan Struktur dan Panjang Bidang Tumpu


1. Cek ketahanan terhadap aksial tarik
Pengecekan kekuatan terhadap aksial tarik dihitung dengan menggunakan luas kotor dan luas
bersih penampang. Struktur dikatakan mampu memikul beban aksial tarik jika memenuhi
persyaratan berikut ini:
T ≤ λ. ϕ . T′
dimana :
T′ = F ′ . A
F′ = F . C . C . C . C

Berikut ini adalah perhitungan dengan luas kotor penampang


F ′ = (33 MPa)(1)(1)(1)(1) = 33 MPa
T ′ = (33 MPa). ( 32400 mm ) = 1069200N = 106920kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 (dengan kombinasi beban terbesar adalah 1.2
DL+1.6 LL +0.5 (H atau La)) dan øt = 0.8. Dengan demikian:
λ. ϕ . T ′ = (0.8)(0.8)( 106920 kg) = 68428.8 kg
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang:
T ′ = (33 MPa)(24300 mm ) = 801900 N = 80190 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øt = 0.8. Dengan demikian:
λ. ϕ . T ′ = (0.8)(0.8)(80190 kg) = 51321.6 kg

Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar 2888.73 kg. Nilai ini
lebih kecil dari kedua nilai (λ. ϕ . T ′ ). Jadi penampang balok induk dengan dimensi 180 mm x
180 mm mampu menahan beban aksial tarik.

2. Cek ketahanan terhadap geser


Struktur dikatakan mampu memikul beban geser jika memenuhi persyaratan berikut ini:
V ≤ λ. ϕ . V′
dimana :
2
V ′ = . F ′ . b. d
3
F′ = F . C . C . C

Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser:


F ′ = (5.2 MPa)(1)(1)(1) = 5.2 MPa
2
V ′ = (5.2 MPa)( 180 mm)(180 mm) = 112320 N = 11232 kg
3
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øv = 0.75. Dengan demikian:
λ. ϕ . V ′ = (0.8)(0.75)(11232 kg) = 6739.2 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 2579.2 kg. Dengan
demikian diperoleh kondisi V = 2579.2 kg < . ϕ . V ′ = 6739.2 kg. Jadi penampang balok
induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu menahan beban geser.

3. Cek ketahanan terhadap lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban lentur jika memenuhi persyaratan berikut ini:
M ≤ λ. ϕ . M′
dimana :
M′ = F′ . S
F′ = F . C . C . C . C . C . C
Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser:
F ′ = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa
1 1
S = (b)(d) = (180 mm)(180 mm) = 972000 mm
6 6
M ′ = (40.25 MPa)(972000 mm ) = 39123000 N − mm = 3912.30 kg − m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øb = 0.85. Dengan demikian:
λ. ϕ . M′ = (0.8)(0.85)(3912.30 kg − m) = 2660.36 kg − m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 1470.23 kg-m. Dengan
demikian diperoleh kondisi M = 1470.23 kg − m < . ϕ . M ′ = 2660.36 kg − m. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu menahan beban lentur.

4. Cek ketahanan terhadap kombinasi aksial tarik dengan lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur bila memenuhi
persyaratan berikut ini:

+ ∗ ≤1

dimana:
ftu adalah tegangan tarik akibat gaya aksial tarik
fbu adalah tegangan tarik akibat lentur
ftn’ adalah tegangan tarik izin
fbn* adalah tegangan lentur izin yang dihitung dengan persamaan Fb.CM.Ct.CF.Ci.Cr.Cfu
Nilai ftu dapat diketahui dari analisis SAP dengan memperhitungkan luas bersih dan luas kotor.
Dari hasil SAP diketahui beban aksial tarik maksimum sebesar 2888.73 kg atau 28887.3 N. Nilai
ftu untuk penampang kotor adalah:
T 28887.3 N
f = = = 0.892 MPa
A 32400 mm

Nilai ftu untuk penampang bersih adalah:


T 28887.3 N
f = = = 1.189 MPa
A 24300 mm

Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 1.189 MPa. Nilai ini digunakan dalam perhitungan.
Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan
modulus penampang pada sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 1470.23
kg-m atau 14702300 N-mm. Nilai fbu adalah:
M 14702300 N
f = = = 15.126 MPa
S 1
(180 mm)(180mm)
6

Nilai ftn’ dan fbn* adalah:


f ′ = F ′ = (33 MPa)(1)(1)(1)(1) = 33 MPa
f ∗ = F . C . C . C . C . C . C = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa

Persyaratkan dicek sebagai berikut:


1.189 15.126
+ = 0.412 < 1
33 40.25

Dengan demikian balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu memikul beban
kombinasi aksial tarik dan lentur.

5. Cek ketahanan terhadap lentur minus tarik


Lentur minus tarik terjadi pada serat atas atau serat tekan elemen akibat agya tarik dan lentur.
Struktur harus memenuhi persyaratan berikut:

∗∗ ≤1

dimana:
f ∗∗ = F . C . C . C . C . C . C = (35 MPa)(1)(1)(1)(1.15)(1)(1) = 40.25 MPa

Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan dicek sebagai berikut:
15.126 MPa − 1.189 MPa
= 0.346 < 1
40.25 MPa

Dengan demikian balok induk dengan dimensi 180 mm x 180 mm mampu memikul beban lentur
minus tarik.

6. Cek terhadap syarat defleksi maksimum


Besarnya lendutan dihitung dengan mempertimbangkan beban hidup dan beban mati. Menurut
SNI, nilai lendutan maksimum untuk struktur balok ditetapkan sebesar :
L
Δ =
360
L
Δ =
240
dimana :
L adalah panjang bentang terbesar balok
k adalah creep factor , untuk kondisi layan kering nilai k=0.5

Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 3 meter. Besarnya lendutan
maksimum adalah:
L 3000 mm
Δ = = = 8.33 mm
360 360
L 3000 mm
Δ = = = 12.5 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan beban mati (DL).
Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
5 w L 5 w L
∆ = dan ∆ =
384 E ′I 384 E ′I

dimana:
w = q
w = q
1
I= . b. d
12
E ′ = E .C .C .C

Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL =250 kg/m2 dan DL = 50 kg/m2. Panjang
pengaruh untuk balok induk adalah 3 meter. Berikut adalah perhitungan untuk lendutan.
w = q = 3 m × 150 kg/m = 750 kg/m = 7.5 N/mm
w = q = 3 m × 50 kg/m = 150 kg/m = 1.5 N/mm
1
I= . (180mm)(180 mm) = 87480000 mm
12
E ′ = (15000)(1)(1)(1) = 15000 MPa
5 (7.5 N/m)(3000 mm)
∆ = = 6.03 mm
384 (15000MPa)(87480000 mm )

5 (1.5 N/m)(3000 mm)


∆ = = 1.21 mm
384 (15000MPa)(87480000 mm )

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa:


L
Δ = 6.03 mm < = 8.33 mm
360
k(∆ ) + ∆ = (0.5)(1.21 mm) + 6.03 mm = 6.63 mm
L
Δ( ) = 6.63 mm <
= 12.5 mm
240
Jadi penampang balok induk 180 mm x 180 mm memenuhi persyaratan defleksi maksimum.

7. Panjang bidang tumpu


Panjang bidang tumpu dapat diketahui dari besarnya gaya geser maksimum yang terjadi pada
struktur. Dari hasil perhitungan SAP diketahui bahwa gaya geser maksimum pada struktur
sebesar 2579.2 kg atau 25792 N. Panjang bidang tumpu kemudian dihitung dengan langkah-
langkah berikut:
F′ = F . C . C . C . C
F ′ = (14 MPa)(1)(1)(1)(1) = 14 MPa
V 25792 N
A = = = 1842.29 mm
F ′ 14 MPa
A1842.29 mm
l = = = 10.24 mm = 1.024 cm ≈ 1 cm
b 180 mm
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 1 cm.
5.3 DIMENSI BALOK ANAK
Dimensi balok anak yang digunakan dalam perhitungan:
b = 120 mm
d = 120 mm
Luas kotor penampang dihitung sebagai berikut:
Ag = b x d = 120 mm x 120 mm = 14400 mm2
Luas bersih penampang diasumsikan besarnya 0.75 Ag
An = 0.75 Ag = 0.75 x 14400 mm2 = 10800 mm2

Cek Ketahanan Struktur dan Panjang Bidang Tumpu


1. Cek ketahanan terhadap aksial tarik
Pengecekan kekuatan terhadap aksial tarik dihitung dengan menggunakan luas kotor dan luas
bersih penampang. Struktur dikatakan mampu memikul beban aksial tarik jika memenuhi
persyaratan berikut ini:
T ≤ λ. ϕ . T′
dimana :
T′ = F ′ . A
F′ = F . C . C . C . C

Berikut ini adalah perhitungan dengan luas kotor penampang


F ′ = (33 MPa)(1)(1)(1)(1) = 33 MPa
T ′ = (33 MPa). ( 14400 mm ) = 475200 N = 47520 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 (dengan kombinasi beban terbesar adalah 1.2
DL+1.6 LL +0.5 (H atau La)) dan øt = 0.8. Dengan demikian:
λ. ϕ . T ′ = (0.8)(0.8)( 47520 kg) = 30412.8 kg

Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang:


T ′ = (33 MPa)(10800 mm ) = 356400 N = 35640 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øt = 0.8. Dengan demikian:
λ. ϕ . T ′ = (0.8)(0.8)(35640 kg) = 22809.6 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar 174.04 kg. Nilai ini
lebih kecil dari kedua nilai (λ. ϕ . T ′ ). Jadi penampang balok anak dengan dimensi 120 mm x 120
mm mampu menahan beban aksial tarik.

2. Cek ketahanan terhadap geser


Struktur dikatakan mampu memikul beban geser jika memenuhi persyaratan berikut ini:
V ≤ λ. ϕ . V′
dimana :
2
V ′ = . F ′ . b. d
3
F′ = F . C . C . C

Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser:


F ′ = (5.2 MPa)(1)(1)(1) = 5.2 MPa
2
V ′ = (5.2 MPa)( 120 mm)(120 mm) = 49920 N = 4992 kg
3
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øv = 0.75. Dengan demikian:
λ. ϕ . V ′ = (0.8)(0.75)(4992 kg) = 2995.2 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 411.95 kg. Dengan
demikian diperoleh kondisi V = 411.95 kg < . ϕ . V ′ = 2995.2 kg. Jadi penampang balok
anak dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu menahan beban geser.

3. Cek ketahanan terhadap lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban lentur jika memenuhi persyaratan berikut ini:
M ≤ λ. ϕ . M′
dimana :
M′ = F′ . S
F′ = F . C . C . C . C . C . C

Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser:


F ′ = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa
1 1
S = (b)(d) = (120 mm)(120 mm) = 288000 mm
6 6
M ′ = (40.25 MPa)(288000 mm ) = 11592000 N − mm = 1159.2 kg − m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai λ = 0.8 dan øb = 0.85. Dengan demikian:
λ. ϕ . M′ = (0.8)(0.85)(1159.2 kg − m) = 788.26 kg − m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 220.81 kg-m. Dengan
demikian diperoleh kondisi M = 220.81 kg − m < . ϕ . M ′ = 788.26 kg − m. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu menahan beban lentur.

4. Cek ketahanan terhadap kombinasi aksial tarik dengan lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur bila memenuhi
persyaratan berikut ini:

+ ∗ ≤1

dimana:
ftu adalah tegangan tarik akibat gaya aksial tarik
fbu adalah tegangan tarik akibat lentur
ftn’ adalah tegangan tarik izin
fbn* adalah tegangan lentur izin yang dihitung dengan persamaan Fb.CM.Ct.CF.Ci.Cr.Cfu
Nilai ftu dapat diketahui dari analisis SAP dengan memperhitungkan luas bersih dan luas kotor.
Dari hasil SAP diketahui beban aksial tarik maksimum sebesar 201.86 kg atau 2018.6 N. Nilai ftu
untuk penampang kotor adalah:
T 174.04 N
f = = = 0.121 MPa
A 14400 mm

Nilai ftu untuk penampang bersih adalah:


T 174.04 N
f = = = 0.161 MPa
A 10800 mm

Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 0.161 MPa. Nilai ini digunakan dalam perhitungan.
Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan
modulus penampang pada sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 220.81
kg-m atau 2208100 N-mm. Nilai fbu adalah:
M 2208100 N
f = = = 7.667 MPa
S 1
(120 mm)(120mm)
6

Nilai ftn’ dan fbn* adalah:


f ′ = F ′ = (33 MPa)(1)(1)(1)(1) = 33 MPa
f ∗ = F . C . C . C . C . C . C = (35 MPa)(1)(1)(1)(1)(1.15)(1) = 40.25 MPa

Persyaratkan dicek sebagai berikut:


0.161 7.667
+ = 0.195 < 1
33 40.25

Dengan demikian balok anak dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu memikul beban
kombinasi aksial tarik dan lentur.

5. Cek ketahanan terhadap lentur minus tarik


Lentur minus tarik terjadi pada serat atas atau serat tekan elemen akibat agya tarik dan lentur.
Struktur harus memenuhi persyaratan berikut:

∗∗ ≤1

dimana:
f ∗∗ = F . C . C . C . C . C . C = (35 MPa)(1)(1)(1)(1.15)(1)(1) = 40.25 MPa

Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan dicek sebagai berikut:
7.667 MPa − 0.161 MPa
= 0.186 < 1
40.25 MPa

Dengan demikian balok anak dengan dimensi 120 mm x 120 mm mampu memikul beban lentur
minus tarik.

6. Cek terhadap syarat defleksi maksimum


Besarnya lendutan dihitung dengan mempertimbangkan beban hidup dan beban mati. Menurut
SNI, nilai lendutan maksimum untuk struktur balok ditetapkan sebesar :
L
Δ =
360
L
Δ =
240
dimana :
L adalah panjang bentang terbesar balok
k adalah creep factor , untuk kondisi layan kering nilai k=0.5
Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 3 meter. Besarnya lendutan
maksimum adalah:
L 3000 mm
Δ = = = 8.33 mm
360 360
L 3000 mm
Δ = = = 12.5 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan beban mati (DL).
Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
5 w L 5 w L
∆ = dan ∆ =
384 E ′I 384 E ′I

dimana:
w = q
w = q
1
I= . b. d
12
E ′ = E .C .C .C

Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL =250 kg/m2 dan DL = 50 kg/m2. Panjang
pengaruh untuk balok induk adalah 3 meter. Berikut adalah perhitungan untuk lendutan.
w = q = 0.5 m × 250 kg/m = 125 kg/m = 1.25 N/mm
w = q = 0.5 m × 50 kg/m = 25 kg/m = 0.25 N/mm
1
I= . (120mm)(120 mm) = 17280000 mm
12
E ′ = (15000)(1)(1)(1) = 15000 MPa

5 (1.25 N/m)(3000 mm)


∆ = = 5.09 mm
384 (15000MPa)(17280000 mm )

5 (0.25 N/m)(3000 mm)4


∆DL = = 1.02mm
384 (15000MPa)(17280000 mm4 )

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa:


L
ΔLL = 5.09 mm < = 8.33 mm
360
k(∆DL ) + ∆LL = (0.5)(1.02 mm) + 5.09 mm = 5.59 mm
L
Δ(kDL LL) = 5.59 mm < = 12.5 mm
240
Jadi penampang balok anak 120 mm x 120 mm memenuhi persyaratan defleksi maksimum.

7. Panjang bidang tumpu


Panjang bidang tumpu dapat diketahui dari besarnya gaya geser maksimum yang terjadi pada
struktur. Dari hasil perhitungan SAP diketahui bahwa gaya geser maksimum pada struktur
sebesar 411.95 kg atau 4119.5 N. Panjang bidang tumpu kemudian dihitung dengan langkah-
langkah berikut:
F′c = Fc . CM . Ct . Ci . Cb
F′c = (14 MPa)(1)(1)(1)(1) = 14 MPa
Vu 4119.5 N
Aperlu = = = 294.25 mm2
Fc ′ 14 MPa
Aperlu 294.25 mm2
lb perlu = = = 2.45 mm = 0.245 cm ≈ 0.5 cm
b 120 mm
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 0.5 cm.
5.4 DIMENSI KOLOM
Penampang kolom didesain untuk dapat menerima beban aksial (tekan dan tarik) dan lentur. Ada 2
macam pengecekan yang dilakukan, yaitu cek aksial tekan dan kombinasi tekan dan lentur.

Untuk preliminary design, dipilih dimesi dan mutu kolom sebagai berikut :
1. Profil (b x d) : 20 x 20 cm
2. Ag : 400 cm2
3. Mutu kayu adalah E16, sehingga didapat nilai-nilai kekuatan kayu :
- Fb = 35 Mpa
- Ft = 33 Mpa
- Fc’ = 33 Mpa
- Ew = 15.000 Mpa

Kapasitas kolom akan dicek terhadap beban aksial dan lentur yang telah dianalisis dengan software
SAP. Resume nilai-nilai beban yangbekerja pada kolom ialah sebagai berikut :
Pu = 75825 N
Mu = 11166954 Nmm

5.4.1 Cek terhadap Gaya Aksial Tekan


Sebelum mengecek kapasitas tekan kolom, kita harus terlebih dahulu mengecek stabilitas kolom.
Hal ini diperlukan supaya tidak terjadi tekuk pada kolom yang kita desain.
Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang
Øc
Pu ≤ λ Pn
Pn= Fcn x Ag x CM x Ct x CF x CP x Ci
dimana :
Pn = Kapasitas Nominal Penampang
Ag = Luas Penampang Kotor
Fcn = Kekuatan tekan nominal = 33 MPa
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL + 1,6 LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom (dihitung terlebih dahulu)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
CT =1
Øc = 0,9
Øs = 0,85
c = 0,9 (untuk kayu laminasi)
Kf = 0,75 (untuk kolom dibaut dimana perhitungan FcE dengan Ley/dy)

 Mencari nilai CP
Ew’ = E x CM x Ct x Ci
= 15000 (1) (1) (1)
= 15000 MPa

σE
KVE = Ew '
,
= = 0,3366
E’ min n = 1,03 Ew’ (1-1,645(KVE))
= 1,03 (15000) (1-1,645(0,3366))
= 6894,04 MPa
F*cn = Fcn (CM) (Ct) (CF) (Ci)
= 33 (1) (1) (1) (1) (1)
= 33 MPa
0,822. ′
=

, . ,
= = 14,17 Mpa

1+ 1+
= . ∗ − ∗ − ∗
2 2

14,17 14,17 14,17


1+ 1+
= 0,75 . 33 − 33 − 33
2 (0,9) 2 (0,9) 0,9

Cp = 0,302

P’ = Fcn x A x CM x Ct x CF x CP x Ci
= 33 x 40000 x 1 x 1 x 1 x 1 x 0,302 x 1
= 398.220,5 N
Øc
Pu ≤ λ Pn
75825 N ≤ 0,8 x 0,9 x 398.220,5 N
75825 N ≤ 286.718,8 N (ok!)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.

5.4.2 Cek Terhadap Kombinasi Tekan dan Momen

Pengecekan kekuatan terhadap tegangan tekan dan momen


2  
 fcu   1  fbxu
 '    F '   1
 F cn   1   fcu
FcExn 
bxn

Dimana :
 Fcu = tegangan tekan terfaktor
Pu
= A = = 1,896 N/mm2

 F’cn = tegangan tekan koreksi


F’cn = Fcn x CM x Ct x CF x CP x Ci
= 33 (1) (1) (1) (0,302) (1)
= 9,956 Mpa

 FcExn = tegangan tekuk kritis Euler sumbu x-x


, . ′
=

FcExn =14,167 (sudah dihitung pada cek tekan)

 Fbxu = tegangan lentur terfaktor pada sumbu-x


Mu
fbxu = S =

= 8,375 Mpa (sudah dihitung pada cek tekan)

 F’bxn = tegangan lentur terkoreksi pada sumbu x-x


F’bxn = Fb x CM x Ct x CF x Ci x Cr
dimana :
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
Cr = Faktor koreksi pembagi beban = 1,05 (untuk kayu glulam)
Maka,
F’bxn = 35 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1,05
= 36,75 Mpa
Maka :

+ /
≤1

, ,
+ ≤1
, , / , ,

0,3 ≤1 (ok!)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.
5.5 DIMENSI KUDA-KUDA
5.5.1 Kuda-Kuda Miring
Cek terhadap Gaya Aksial Tarik
Dalam pemeriksaan kapasitas terhadap tarik penampang, dengan membandingkan tegangan-
tegangan kerja akibat berbagai kombinasi, kemudian diambil tegangan maksimum. Jika telah
memenuhi syarat kekuatan maka profil tersebut juga menahan beban yang diberikan di bagian
bentang lain.
Elemen ukuran 12 x 12 cm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 120 x 120 = 14400 mm2
3. Gaya Ultimate (Tu) : 7464.21 N

 Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang


 Kekuatan terhadap tarik

Tu ≤
Øt Tn

 Untuk kapasitas terhadap tarik


Tn= Ftn x An x λ x CM x Ct x CF x Ci
dimana :
Tn = Kapasitas Nominal Penampang
Ag = Luas Penampang Kotor = 14400 mm2
Ftn = Kekuatan tarik nominal (untuk kayu E16 = 33MPa )
An = Luas Penampang Efektif
= (Ag – Diameter baut x Tebal kayu)
=14400 – (10 x 222.25) = 12177.5 mm2
Øt = 0,8
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL + 1,6 LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
Ci = Faktor Takikan = 1
Øt Tn =
Øt Ftn x An x λ x CM x Ct x CF x Ci

= 0,8 x 33 x x 12177.5 x 1 x 1 x 1 x 1
= 257188.8 N
Dari hasil perhitungan kapasitas rencana tarik diperoleh
Øt
Tn = 257188.8 > Tu = 7464.21
Sehingga penampang kuat menahan gaya yang bekerja.

Cek terhadap Gaya Aksial Tekan


Dalam analisis terhadap gaya tekan perlu diperhatikan batasan-batasan terhadap tekuk selain batas
kapasitas tekan kayu itu sendiri.
Elemen ukuran 120 mm x 120 mm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 14400 mm2
3. Gaya Ultimate (Pu) : 7738.02 N

 Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang


 Kekuatan terhadap tekan

Pu ≤
Øc Pn

 Untuk kapasitas terhadap tekan


Pn= Fcn x A x λ x CM x Ct x CF x CP x Ci
dimana :
Pn = Kapasitas Nominal Penampang
Ag = Luas Penampang Kotor = 14400 mm2
Fcn = Kekuatan tekan nominal = 33 MPa
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL + 1,6 LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 380)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom
Ci = Faktor Takikan = 1
= 0,95 (untuk modulus elastisitas)
Øc = 0,9
C = 0,9
Ew’ = E (CM) (Ct) (Ci)
= 15000 (1) (1) (1) = 15000 MPa
σE
'
KVE = Ew = 0.3366
E’ min n = 1,03 Ew’ (1-1,645(KVE))
= 1,03 (1500) (1-1,645(0,3366))
= 6894.04081 MPa
0.822 × E min
Fce =
le
( )
d
Fce = 6.765 MPa

F*cn = Fcn (Øc) (λ) (CM) (Ct) (CF) (Ci)


= 33 (0,9) (0,8) (1) (1) (1) (1)
= 33 MPa

⎡1 + Fce 1+
Fce Fce ⎤
Cp = Kf × ⎢⎢ Fc ∗ − Fc ∗ ∗
− Fc ⎥⎥
⎢ 2c 2c c ⎥
⎣ ⎦
c = 0.9
Kf = 0.75
le = (3) − 1.75 = 3.473 m = 347.3 cm
d = 12 cm
le/d = 28.9425 < 50, OK!
= .
Fc’ = Fcn x CM x Cf x Ct x Ci x Cp
Fc’ = 4.95 MPa
Pn = Fc’ x Ag x 100
= 4.95 x 14400 x 100
= 71280.483 MPa
Øc
λ Pn = 0.8 x 0,9 x 71280.483 = 51321.9477 N ≥ Pu = 7738.02 N
Sehingga penampang kuat menahan gaya yang bekerja.
Cek terhadap Kombinasi Tarik dan Momen
Cek Tarik untuk penampang bersih
T = 7464.21 N
An = 12177.5 mm2
Ftu = 0.613 MPa
Cek Tarik untuk penampang kotor
T = 7464.21 N
Ag = 14400 mm2
Ftu = 0.5813 MPa
Ftu Max = 0.591265 MPa
Cek Lentur
Mu = 8856.870 Nm
B = 12 cm
D = 12 cm
Sx = 0.000288 m3
Fbu = M/Sx = 30753023.2 N/m2 = 30.753 MPa
Cek Lentur ditambah Tarik
Ftu/Ftn’ + Fbu/Fbn* ≤ 1
0.613/33 + 30.753/36.75 = 0.8554 ≤ 1, OK!
Cek Lentur Minus Tarik
Fbu-Ftu/Fbn** ≤ 1
Fbn** = Fb x CM x Cf x Ct x Ci x Cr, dengan Cr = 1.05
Fbn** = 35 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1.05
Fbn** = 36.75 MPa
Fbu-Ftu/Fbn** = 0.8227 ≤ 1, OK!!
5.5.2 Kuda-kuda Lurus
Cek terhadap Gaya Aksial Tarik
Dalam pemeriksaan kapasitas terhadap tarik penampang, dengan membandingkan tegangan-
tegangan kerja akibat berbagai kombinasi, kemudian diambil tegangan maksimum. Jika telah
memenuhi syarat kekuatan maka profil tersebut juga menahan beban yang diberikan di bagian
bentang lain.
Elemen ukuran 12 x 12 cm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 120 x 120 = 14400 mm2
3. Gaya Ultimate (Tu) : 189.14 Kg
4. Gaya Geser Ultimate (Vu) : 457.9 Kg
 Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang
 Kekuatan terhadap tarik

Tu ≤
Øt Tn

 Untuk kapasitas terhadap tarik


T = Ft′ × An
T = 33 × 12622
T = 41652.6 kg
Dari hasil perhitungan kapasitas rencana tarik diperoleh
λΦtT’ = 26657.664 > Tu = 189.14 kg
Sehingga penampang kuat menahan gaya yang bekerja.

Cek terhadap Lentur


Elemen ukuran 120 mm x 120 mm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 14400 mm2
3. Momen Ultimate (Mu) : 341.62 kg.m
Fb’ = Fb x Ct x Cf x Ci x Cr x Cfu x Cl
Fb’ = 40.25 MPa
Sx = 288000 mm3
M’ = Fb’/Sx = 1159.2 kg.m
λΦtM’ = 788.256 > Mu = 341.62 kg
Penampang mampu menahan momen ultimate yang bekerja.
Cek terhadap Geser
Elemen ukuran 120 mm x 120 mm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 14400 mm2
3. Geser Ultimate (Vu) : 457.9 kg
Fv’ = Fv x CM x Ct x Ci
Fv’ = 5.2 MPa
V’ = 2/3 x Fv’ x Ag = 4992 kg
λΦtV’ = 4992 > Vu = 457.9 kg
Penampang mampu menahan Geser ultimate yang bekerja.
Cek terhadap Defleksi Atap Lurus
Elemen ukuran 120 mm x 120 mm
1. Profil : 120 mm x 120 mm
2. Ag : 14400 mm2
3. Ew’ : 15000 MPa
4. I : 17280000 mm4
5. qLL : 153.33 kg/m
6. qDL : 90 kg/m
7. wLL : 0.76667 N/mm
8. wDL : 0.45 N/mm
9. L :3m
10. Lendutan Izin : L/360 = 8.333 mm
11. Lendutan beban hidup = 3.12 mm
12. Lendutan beban mati = 1.831 mm
Atap mempunyai nilai defleksi akibat beban hidup dan beban mati kurang dari lendutan izin
Cek terhadap Kombinasi Tarik dan Momen
Cek Tarik untuk penampang bersih
T = 189.14 kg = 1891.4 N
An = 12622 mm2
Ftu = 0.15 MPa
Cek Tarik untuk penampang kotor
T = 1891.4 N
Ag = 14400 mm2
Ftu = 0.1313 MPa
Ftu Max = 0.15 MPa
Cek Lentur
Mu = 341.62 kg.m = 3416200 N.mm
B = 12 cm
D = 12 cm
Sx = 0.000288 m3
Fbu = M/Sx = 11.861 MPa
Cek Lentur ditambah Tarik
Ftu/Ftn’ + Fbu/Fbn* ≤ 1
0.15/33 + 11.861/40.25 = 0.3 ≤ 1, OK!!
Cek Lentur Minus Tarik
Fbu-Ftu/Fbn** ≤ 1
Fbn** = Fb x CM x Cf x Ct x Ci x Cr, dengan Cr = 1.05
Fbn** = 35 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1.15
Fbn** = 40.25 MPa
Fbu-Ftu/Fbn** = 0.3 ≤ 1, OK!!

Anda mungkin juga menyukai