Anda di halaman 1dari 14

Konsep Keluarga menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2010)

a. Definisi Keluarga
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan
yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah
pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan
perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang
strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada
akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010) :
1. Raisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing – masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek.
2. Duval
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
3. Spradley dan alllender
Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
4. Departemen Kesehatan RI
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain.
c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik.
d) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
b. Tipe atau bentuk keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung pada
konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe
Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :
a) Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya
atau adopsi atau keduanya.
b) Extended Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
2. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
diantaranya :
a Tradisional Nuclear
Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b Niddle Age/Aging Couple
Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-
duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/menikah/meniti karier.
c Dyadic Nuclear
Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
d Single Parent
Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau
kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
e) Dual Carrier
Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki
anak.
f) Three Generation
Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
g) Comunal
Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau lebih yang
monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
h) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan
perkawinan.

i) Composite /Keluarga Berkomposisi


Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-
sama dalam satu rumah.
j) Gay and Lesbian Family
Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
b. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya,
disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Tugas keluarga
Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing –
masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.
e. Stuktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu
melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga
diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
f. Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi.
g. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga
mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu
dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

KONSEP KELUARGA dalam lingkup Keperawatan Komunitas


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-
isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, (UU No. 10 tahun 1992 “tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera).
I. TIPE KELUARGA
Secara garis besar, keluarga dibagi atas 2 (dua) bagian;
A. KELUARGA TRADISIONAL
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang tebentuk karena adanya ikatan pernikahan dan hanya terdiri
dari Ayah-Ibu-Anak.
2. Keluarga besar (Extended Family)
Keluarga yang terbentuk karena adanya ikatan pernikahan atau ikatan darah
yang terdiri dari Kakek-Nenek-Paman-Bibi-Ayah-Ibu-Anak-Cucu-Kemanakan.
B. KELUARGA NON-TRADISIONAL
1. Keluarga Bentukan Kembali (Dyad Family)
Keluarga yang baru yang terbentuk dari 2 keluarga yang sebelumnya
mengalami perceraian/perpisahan.
2. Orang Tua Tunggal (Single Parent)
Keluarga yang terdiri dari hanya 1 orangtua bersama anaknya,baik itu Ayah-
Anak maupun Ibu-Anak.
3. Keluarga Tanpa Pernikahan
Keluarga yang terbentuk tanpa adanya ikatan pernikahan.
4. Keluarga Hidup Bersama
Keluarga yang terbentuk karena ada/tidaknya ikatanh darah yang tinggal
bersama dalam satu atap.
5. Keluarga Sejenis
Keluarga yang terdiri dari pasangan sejenis, baik itu Wanita-wanita (Lesbi)
maupun Pria-Pria (Homoseksual).

II. STRUKTUR KELUARGA


Dalam keluarga terdapat struktur seperti dibawah ini;
a. Patriliner
Keluarga yang berada pada jalur garis ayah. Dimana seorang wanita (ibu)
memiliki lebih dari 1 suami (polianri) yang tinggal dalam 1 rumah.
b. Matrilinear
Keluarga yang berada pada jalur garis ibu. Dimana seorang pria (ayah)
memiliki lebih dari 1 istri (poligami) yang tinggal dalam 1 rumah.
c. Matrilokal
Keluarga yang didalamnya juga terdapat saudara dari pihak isteri yang tinggal
dalam 1 rumah.
d. Patrilokal
Keluarga yang didalamnya juga terdapat saudara dari pihak suami yang
tinggal dalam 1 rumah.
e. Keluarga Kawinan
Keluarga yang terbentuk dari pernikahan antar keluarga atau pernikahan yang
tidak melewati silsilah atau garis keturunan dari keluarganya sendiri.
A. PEMEGANG KEKUASAAN DALAM KELUARGA
1. Patriakal (Ayah)
Keputusan berada pada ayah sebagai kepala keluarga. keputusan seperti ini
merupakan keputusan yang dominan digunakan dalam pengambilan
keputusan keluarga di Indonesia.
2. Matriakal (Ibu)
Keputusan berada pada Ibu. Biasanya cara pengambilan keputusan seperti ini
diterapkan pada keluarga dengan latar belakang Ibu (isteri) memiliki garis
keturunan bangsawan/raja.
3. Equalitarian (Ayah dan Ibu)
Pengambilan keputusan bersama antara ayah dan Ibu yang sebelumnya telah
dibicarakan bersama.
B. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA (Anderson Carter)
1. Terorganisir
2. Ada Keterbatasan
3. Ada Perbedaan dan Kekhususan

III. TUGAS KESEHATAN KELUARGA


Dalam penjaminan kesehatan keluarga, keluarga memiliki 5 tugas kesehatan
keluarga yang menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga khusunya
Ayah dan Ibu.
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang
sakit.
d. Melakukan modifikasi lingkungan menuju lingkungan sehat.
e. Memanfaatkan sumber daya atau sarana kesehatan yang ada.

IV. TAHAPAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


A. KELUARGA PRA-SEJAHTERA
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal, yaitu
kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
B. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP I (KS I)
Indikator :
 Melaksanankan ibadah menurut agama masing-masing.
 Makan dua kali sehari atau lebih.
 Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
 Lantai rumah bukan dari tanah
 Dapat memanfaatkan sarana kesehatan yang ada.
C. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP II (KS II)
Indikator :
 Seluruh Indikator KS I
 Anggota keluarga melaksanankan ibadah secara teratur.
 Makan daging/ikan/telur sebagai lauk-pauk minimal sekali seminggu.
 Memperoleh pakaian baru minimal setahu sekali.
 Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir.
 Keluarga berusia minimal 15 tahun dapat memiliki penghasilan sendiri.
 Bisa baca-tulis bagi anggota keluarga berusia 10 tahun keatas.
 Anak usia sekolah bersekolah.
 Anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai kontrasepsi.
D. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III (KS III)
Indikator :
 Seluruh Indikator KS II
 Keluarga berupaya menambah pengetahuan agama.
 Memiliki tabungan.
 Makan bersama minimal sehari sekali.
 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
 Rekreasi bersama minmal 6 bulan sekali.
 Menggunakan media untuk menerima berita.
 Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
E. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS (KS III PLUS)
Indikator :
 Indikator KS III
 Memberikan sumbangan secara teratur dan suka rela dalam bentuk material
kepada masyarakat.
 Aktif sebagai pengurus yayasan/panti.

V. TAHAP PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. KELUARGA SEBAGAI KONTEKS
Keluarga yang didalamnya terdapat 1 anggota keluarga yang memiliki
gangguan/masalah kesehatan dan gangguan/masalah kesehatan tersebut
didapatkan dari keluarga.
B. KELUARGA SEBAGAI KUMPULAN DARI SEJUMLAH INDIVIDU ANGGOTA
KELUARGA
Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami masalah
kesehatan namun masalah kesehatan tersebut tidak saling berhubungan.
C. KELUARGA SEBAGAI KLIEN
Keluarga yang didalamnya terdapat beberapa orang yang mengalami masalah
kesehatan yang saling berhubungan.

VI. TUJUAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tujuan dari keperawatan keluarga adalah meningkatkan status kesehatan
keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanankan 5
tugas kesehatan keluarga.

Sistem Komunitas 1 (Konsep Keluarga)


KONSEP KELUARGA
konsep dasar keperawatan
I. PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga
berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris
dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-
nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
II. Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
Berikaut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
A. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
B. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya.
C. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi
terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
D. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
E. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
F. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai
ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
G. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama
lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial: suami, istri,
anak, kakak dan adik.
4. mempunyai tujuan;
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem
keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal didalam
rumah tangga tersebut.anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk
mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi
oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari
lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu
betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota
masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral
pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat
dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
III. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.
Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.
A. Tipe keluarga tradisional
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau
angkat).
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah
memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir
atau pendidikan.
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur
saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan
barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
B. Tipe keluarga non tradisional
1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti
pasangan tanpa nikah.
5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu
termasuk sex dan membesarkan anak.
8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan
dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang
dalam kekerasan dan kriminal.
Bangaimana di Indonesia ?????
Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang
terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks
pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota
dan dengan masyarakat.
IV. Fungsi keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga.
Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan
hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal
dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota
keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-
anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak
terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Funsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga,
seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
V. Dimensi dasar struktur keluarga
Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
A. Pola dan proses komunikasi
B. Struktur peran
C. Struktur kekuatan
D. Nilai-nilai keluarga
Pola dan proses komuniaksi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi
Karakteristik pengirim:
1. Yakin dalam mengemukakan pendapat
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang
dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau
anak.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan
1. Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak.
2. Referent power
Seseorang yang ditiru
3. Reword Power
Pendapat ahli
4. Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan
5. Informational power
Pengaruh melalui persuasif
6. Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.
VI. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai
unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasi
juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan
metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visite yang teratur untuk mengidentifikasi
dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau
meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,
kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan
secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaburasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain
untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat
harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga menghindarkan dari
ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat.
Referensi:
• Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan
Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai