Anda di halaman 1dari 6

Tanaman jagung (Zea mays saccharata L.) berasal dari benua Amerika.

Menurut Linnaeus dalam Warisno


(1998), klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonenae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Subfamilia : Ponicoidae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Menurut Warisno (1998), tanaman jagung memiliki perakaran serabut yang terdiri dari akar primer,
sekunder dan adventif. Akar primer sifatnya sementara sedangkan akar yang hidup terus adalah akar
adventif atau akar serabut. Fungsi akar primer dan sekunder digantikan akan tetap, sedangkan akar
adventif merupakan bentuk akar lain yang tumbuh dari pangkal batang di atas permukaan tanah,
kemudian menembus dan masuk ke dalam tanah. Fungsi akar adventif itu untuk memperkuat berdirinya
batang tanaman jagung dan menambah organ penghisap air dan garam-garam tanah.

bbppl-jagung manis 3.pngbbppl-jagung manis 3.pngBunga pada tanaman jagung terdiri dari bunga
jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung.
Biji jagung tersusun dalam janggel adalah tongkol yang dibentuk pada bunga betina setelah terjadi
pembuahan terjadi perkembangan biji 7 hari sampai 10 hari, yang pertama perkembangannya lambat.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung berkisar antara 21ºC - 30ºC. Akan tetapi untuk pertumbuhan
yang baik tanaman jagung khususnya jagung hibrida suhu yang optimal adalah 23ºC - 27ºC. Suhu sekitar
25ºC akan mengakibatkan perkecambahan biji jagung lebih cepat dan suhu tinggi lebih dari 40ºC akan
mengakibatkan kerusakan embrio sehingga tanaman tidak jadi berkecambah.
Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung hibrida berkisar antara 5,5 - 7,0 dan pH optimal 6,8
terutama pada saat berbunga dan pengisian biji. Curah hujan yang normal untuk pertumbuhan tanaman
jagung yang ideal adalah sekitar 250 mm/tahun sampai 2000 mm/tahun. Jagung hibrida akan tumbuh
dengan baik di daerah yang ketinggiannya lebih dari 5000 m di atas permukaan laut. (Supapto, 1999).

bbppl-jagung manis 3.jpgbbppl-jagung manis 3.jpgTanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia ataupun hewan, jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi, produksi jagung kini
dapat dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk penyajian, jagung merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung hidrat arang, yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi) beras.

Jagung termasuk tanaman akar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan seminal, akar adventif
dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embiro. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar
ini dari buku paling bawah. Sekitar 4 cm di bawah permukaan tanah. Akar udara adalah akar yang keluar
dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan tanah.

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung variates, umumnya berkisar 100 - 300 cm. Daun jagung
memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helaian tergantung
varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut Ligula, fungsi Ligula adalah
mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.

Terdapat banyak jenis jagung, seperti:

1 Jagung gigi kuda ( Zea Mays Indentata )

2 Jagung mutiara ( Zea Mays Indurata )

3. Jagung manis ( Zea Mays Saccharata )

4. Jagung berondong ( Zea Mays Everta)

5. Jagung tepung ( Zea Mays Amylaceae )

6. Jagung polong ( Zea Mays Tunicata )

7. Jagung ketan ( Zea Mays ceratina )

Pada proses tumbuh tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia yaitu:

a. Stadia vegetatif
bbppl-jagung manis 1.jpgbbppl-jagung manis 1.jpgPada stadia vegetatif ini melalui fase kecambah,
dilanjutkan dengan fase pertumbuhan vegetatif, akar batang daun yang cepat pada akhirnya
pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamainya stadia generatif

b. Stadia generatif

Pada stadia ini dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang mencakup peristiwa
penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada tanaman jagung biasanya dibantu dengan
angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga
jantan dan betina tidak berada di satu tempat. Bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga,
sedangkan bunga betina berada di pertengahan batang atau tongkol. Perlu dijaga kemurnian biji dari
varietas yang dibudidayakan dan juga terjadinya penyerbukan silang pada tanaman jagung. Proses
penyerbukan, tepung sari tidak harus menempel pada kepala putik. Karena tangkai putik dapat
menyebabkan proses penyerbukan tetap berlangsung. Tangkai putik berupa rambut jagung bila ditempel
tepung sari. Perkembangan dan pertumbuhan serbuk sari berlanjut. Proses pertumbuhan merupakan
kelanjutan peristiwa penyerbukan dapat berlangsung selama serbuk sari menempel pada putik.
Kemudian saluran-saluran tangkai putik bertemu sel telur

Syarat Tumbuh

Curah hujan yang terjadi selama bulan penanaman cukup tinggi sebesar 309 mm dan 501 mm (rata-rata
427 mm/bulan), nilai curah hujan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan distribusi hujan yang
ideal bagi pertumbuhan jagung yaitu 200 mm/bln (Sutoro et al., 1988) dan berpotensi menyebabkan
pencucian pada unsur hara yang terdapat di tanah.

Dalam suatu langkah budidaya ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya syarat tumbuh, adapun
syarat tumbuh tanaman jagung yaitu ketinggian 5-1.200 m dpl, kelembaban 80%, pH 2,3 dan suhu 15 -
20oC.

Teknik Budidaya

1. Persiapan Benih.

Benih juga merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman muda. Tanaman muda
tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan bunga dan berbuah. Mutu benih yang
bersifat kualitas memegang peranan penting dan peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik,
genetik fisiologis benih.
2. Persiapan Lahan

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan
akar tanaman maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah. Adapun tahapan dari
pengolahan tanaman jagung manis, yaitu:

a. Membuat bedengan dengan lebar 1 m , jarak bedengan 30 m dan panjangnya sesuai dengan lahan.

b. Penggemburan ketanah dengan kedalaman 30 - 40 cm

3. Pemupukan Organik dan Non Organik

Pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan mulsa dan diratakan di atas tanah bedengan.
Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1:½ berfungsi untuk penyanter tanaman
vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan di atas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100
g.

4. Pemasangan Mulsa

Mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang berwarna perak berada di atas, sedangkan
warna hitam di bawah.

Fungsi mulsa:

1 Untuk menekan tumbuhnya gulma

2 Menahan/menjaga kelembaban

3 Mencegah/mengurangi penguapan air

4 Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan

5 Memblokir pantulan untuk mengusir hama

6 Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari

5. Pembuatan Lubang Tanaman

Pembuatan lubang Komoditas untuk tanaman jagung, jarak tanaman 40 - 30 cm., dengan bedengan yang
sudah ditutupi dengan mulsa, yang sudah dilubangi. Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2 - 3 cm.
6. Penanaman

Penanaman di lapangan dilakukan dengan menggunakan benih bukan biji. Sebelum penanaman benih
kita semai terlebih dahulu, dengan cara:

- Biji disimpan ke pot dengan media: pupuk kandang, arang sekam, selama 7 hari;

- Beri pupuk organik;

- Setelah tumbuh 3 - 5 daun, siap ke lahan.

Penanaman dilakukan pada lubang yang sudah diberi pupuk dengan kedalaman lubang 3 cm dengan
jumlah bibit per lubang tanam sebanyak 2 bibit kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang
digunakan adalah 75 cm x 25 cm.

7. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan mencegah tanaman layu. Apabila musim
kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.

8. Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang dilakukan sebanyak 3 kali.
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2
dilakukan umur 42 hst dengan menggunakan kored. Yang dimaksud penyiangan adalah membrantas atau
membuang gulma bagi tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya daun menjadi berimbang, cara
pengendalian yaitu dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman guna mengatasi
persaingan unsur hara pada tanaman.

9 Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik.
Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau
mati.

10. Pembumbunan

Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan mendekatkan unsur hara.
Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.
11. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk mencegah serangan hama pada awalnya pertumbuhan dan tanaman diberikan insektisida
Furadan 3G pada saat tanam sebanyak 20 kg/ha (9 gr/petak) yang di berikan pada lubang tanam.
Pengendalian hama selanjutnya dengan menyemprotkan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2
ml/liter, larutan yang diberikan pada umur 20 hst, 27 hst dan 33 hst.

Adapun penyakit yang menyerang yaitu:

● Bulai

Penyakit ini terkenal bagi tanaman jagung disebabkan oleh cendawa yang merajalela, tanaman yang
terserang cenderung mengalami kematian. Penyakit ini di takuti para petani. Cara pengendaliannya;
tanaman di cabut jika terserang lalu dimusnahkan atau disemprot dengan fungisida.

● Bercak Daun.

Penyakit ini ditemukan di daerah lembab, yang disebabkan oleh Cendawan

Cara pengendaliannya; mengatur kelembaban lahan agar tidak lembab, atau dengan cara
menyemprotkan Pestisida.

● Karat.

Tanaman ini tumbuh di tanaman yang sudah tua, Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pucunia songin.
Akibatnya: bijinya tidak sempurna. Proses pembuahan tidak terbentuk. Cara pengendalian: melakukan
sanitasi pada areal penanaman jagung, mencabut tanaman jika terserang, menyemprotkan fungisida
pestisida.

12. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst yang ditandai dengan kelobot sudah bewarna
kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap, apabila ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut
tidak berbekas, kadar air biji sekitar 25% - 30% (Warisno, 1998).

Anda mungkin juga menyukai