Anda di halaman 1dari 120

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak
akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”
Ibrani 13:6

Majulah tanpa Menyingkirkan, Naiklah tanpa Menjatuhkan, Jadilah Baik tanpa


Menjelekkan yang lain dan Benar tanpa Menyalahkan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada:


1. Tuhan Yesus atas segala berkat, kemurahan dan penyertaanNya sepanjang
hidupku
2. Bapak, Ibu dan Adikku atas segala kasih, dukungan, semangat dan
perhatian yang diberikan
3. Ibu Priyani Haryanti, S.Kep., Ns., M.Kep. atas segala bimbingan dan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini
4. Ibu Marda Utami, S.Kep., Ns., atas motivasi dan masukan ketika menjadi
dosen PA
5. Sahabat gang iromejan yuni, rosana, nina, tuti, handista, nurul, italia dan
tika terimakasih atas motivasi, dukungan, dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi
6. Teman-teman Grup WA atas bullyan semangatnya, moodboosternya, dan
teman “dolan” saat skripsi mulai menyiksa
7. Haters tanpa kalian hidupku tidak akan seAsik ini
8. Teman-teman kelas A dan angkatan 2012

v
ABSTRAK

RESA DIAN ARISTA. “Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Ibu


Hamil Melaksanakan Senam Hamil Di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2016”

Latar belakang: Senam hamil dapat mempengaruhi proses persalinan apabila


patuh dilakukan setiap minggu. Angka keteraturan senam hamil di RSKIA
Sadewa Yogyakarta pada tahun 2015 adalah 68,3% dan pada bulan Mei dari 103
ibu yang mengikuti senam hamil, 63 ibu hanya mengikuti senam satu kali dalam
satu bulan.
Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil
melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016.
Metode: Desain penelitian studi korelasi analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta pada bulan Juli-
Agustus 2016 denganteknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak62
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dukungan suami dan
lembar observasi kepatuhan senam hamil. Analisis data bivariat menggunakan chi
square Yates correction.
Hasil: Dari hasil analisis data didapatkan p value 0,001 <0.05 dengan nilai
korelasi sebesar 0,418. Yang berarti H0 ditolak dan Hα diterima sehingga terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil
melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta 2016.
Kesimpulan:Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan
kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
2016.
Saran: Diharapkan suami memberikan dukungan lebih kepada ibu hamil agar
lebih patuh mengikuti senam hamil.

Kata Kunci: Dukungan suami – Kepatuhan – Senam Hamil – Ibu Hamil


Xvii – 96 hal – 13 tabel – 2 skema – 10 gambar – 13 lampiran

Kepustakaan 46, 2006-2015

vi
ABSTRACT

RESA DIAN ARISTA. “Correlation between Husband’s Support with Pregnant


Mother’s Compliance in Attending Pregnancy Exercise at RSKIA Sadewa
Yogyakarta In 2016.”

Background: Pregnancy exercise can affect childbirth when it is done every


week. The regularity figure at pregnancy exercise in RSKIA Sadewa Yogyakarta
in 2015 was 68,3% and in May 2016 from 103 mothers who joined pregnancy
exercise, 63 mothers attended once pregnancy exercise once a month .
Objective: To know the correlation between husband’s support with pregnant
mother’s compliance in attending pregnancy exercise at RSKIA Sadewa
Yogyakarta in 2016.
Method: It was an analytic correlation with cross sectional approach. The
population of this research was all pregnant mothers who attend pregnancy
exercise in RSKIA Sadewa Yogyakarta on July-August 2016. There were 62
respondents as the sample of this research which were taken from purposive
sampling technique. The instrument was questionnaire for husband’s support and
observation sheet for pregnancy exercise compliance. Statistic test usedchi square
yate’s correction.
Result:The data analysis shows p value 0.001<0.05 with correlation value of
0,418, which means H0 is rejected and Hαis accepted and there is a significant
relation between husband’s support with pregnant mother’s compliance in
attending pregnancy exercise at RSKIA Sadewa Yogyakarta In 2016.
Conclusion: There is a significant relation between husband’s support with
pregnant mother’s compliance in attending pregnancy exercise at RSKIA Sadewa
Yogyakarta In 2016.
Suggestion: The husband is expected to provide more support to pregnant mother
to be more obedient to attend pregnancy exercise.

Keywords: Husband’s support-Compliance-Pregnancy Exercise-Pregnant mother


Xvii – 96 pages – 13 tables – 2 schemes – 10 pictures – 13 appendices

Bibliography 46, 2006-2015

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih

dan berkatNya. Segala hormat ditujukan kepada Bapa Surgawi atas setiap berkat,

tenaga, dan penguatan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi ini,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Dukungan

Suami Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melaksanakan Senam Hamil Di RSKIA

Sadewa Yogyakarta”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian

program strata satu (S1) di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta. Selama

proses penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. Ibu Niken WN. Palupi, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta dan Penguji I yang telah memberikan masukan dan

saran.

2. drg. Wiwik Lestari, selaku Direktur RSKIA Sadewa Yogyakarta yang telah

memberikan ijin dalam penelitian.

3. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp., M.Kes., selaku koordinator dalam penyusunan

Skripsi.

4. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku PJS Waket I Bidang

Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

viii
5. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS., selaku Kepala Prodi S1 Ilmu

Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

6. Ibu Priyani Haryanti, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

7. Ibu Widyastuti ER.,APP.MPH., selaku penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan.

8. Segenap karyawan, diklat, dan instruktur senam RSKIA Sadewa Yogyakarta

yang telah membantu dalam penelitian.

9. Staff dan karyawan perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

yang telah membantu penelitian dalam menyediakan referensi-referensi untuk

penyusunan skripsi.

10. Kedua orangtua yang telah memberikan dukunganmenyelesaikan studi.

11. Teman-teman angkatan tahun 2012 Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES

Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah menyemangati penyusunan skripsi.

12. Seluruh dosen, staff dan karyawan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat berbagai

kekurangan. Untuk itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak yang membaca. Tuhan memberkati.

Yogyakarta, Agustus2016

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 8

BAB II: KAJIAN TEORI.................................................................................... 10

A. Landasan Teori .............................................................................. 10

x
1. Dukungan Suami ..................................................................... 10

a. Pengertian dukungan suami .............................................. 10

b. Bentuk dukungan suami .................................................... 11

c. Faktor yang mempengaruhi dukungan suami .................. 12

d. Peran suami dalam kehamilan............................................ 14

2. Kepatuhan ................................................................................ 15

a. Pengertian kepatuhan ......................................................... 15

b. Faktor yang mendukung kepatuhan ................................. 16

c. Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan .................... 18

d. Cara mengukur kepatuhan ................................................. 19

3. Kehamilan ................................................................................ 19

a. Pengertian kehamilan ........................................................ 19

b. Tanda kehamilan ............................................................... 20

c. Perubahan fisik selama kehamilan .................................... 21

d. Perubahan psikologis selama kehamilan ........................... 25

e. Ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara

mengatasi............................................................................ 27

4. Senam Hamil ............................................................................ 35

a. Pengertian senam hamil .................................................... 35

b. Tujuan dan manfaat senam hamil ..................................... 36

c. Syarat senam hamil ........................................................... 37

d. Kontraindikasi senam hamil .............................................. 37

e. Waktu pelaksanaan senam hamil ...................................... 37

xi
f. Langkah-langkah gerakan senam hamil ............................ 38

B. Kerangka Teori .............................................................................. 51

C. Kerangka Konsep .......................................................................... 52

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 53

E. Asumsi Peneliti ............................................................................. 53

F. Variabel Penelitian ........................................................................ 53

1. Definisi konseptual .................................................................. 53

2. Definisi operasional ................................................................. 55

BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 57

A. Desain Penelitian ......................................................................... 57

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 57

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 58

D. Alat Ukur Penelitian .................................................................... 59

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 63

F. Etika Penelitian ............................................................................ 65

G. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 68

H. Analisis Data ................................................................................ 72

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 78

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 78

1. Analisis Univariat ................................................................... 77

2. Anaslisa Bivariat..................................................................... 83

B. Pembahasan .................................................................................. 84

1. Analisis Univariat .................................................................. 84

xii
2. Anaslisa Bivariat .................................................................... 95

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 98

BAB V: PENUTUP ............................................................................................ 99

A. Kesimpulan .................................................................................. 99

B. Saran ............................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Keaslian penelitian ............................................................................ 9

Tabel 2 Definisi operasional ......................................................................... 53

Tabel 3 Kisi-kisi umum .................................................................................. 62

Tabel 4 Kisi-kisi khusus ................................................................................. 62

Tabel 5 Kategori/tingkat keeratan dua variabel ............................................ 76

Tabel 6 Distribusi Frekuensi usia ibu hamil yang mengikuti senam hamil di

RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 .......................................... 77

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Yang Melaksanakan

Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ............... 78

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Ibu Yang Melaksanakan

Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ............... 79

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Yang Melaksanakan Senam

Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ............................ 79

Tabel 10 Distribusi Frekuensi klasifikasi kehamilan Ibu Yang Melaksanakan

Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ................ 80

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Ibu Yang Melaksanakan Senam

Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ............................ 80

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu Melaksanakan Senam Hamil di

RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ........................................... 81

xiv
Tabel 13 Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan Melaksanakan

Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 ................ 82

xv
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1 Kerangka Teori .................................................................................. 51

Skema 2 Kerangka Konsep ............................................................................. 52

xvi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Sikap dan gerakan latihan 1 ....................................................... 39

Gambar 2 Latihan otot dasar panggul ......................................................... 40

Gambar 3 Gerakan latihan 4 ....................................................................... 41

Gambar 4 Gerakan latihan 5 ....................................................................... 42

Gambar 5 Latihan pernafasan diafragma .................................................... 45

Gambar 6 Latihan pembentukan sikap kehamilan minggu ke 26-30........... 46

Gambar 7 Sikap berdiri tegak dan jongkok ................................................ 47

Gambar 8 Sikap posisi mengejan ................................................................ 49

Gambar 9 Posisi latihan penenangan .......................................................... 50

Gambar 10 Macam-macam posisi relaksasi .................................................. 50

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Dukungan suami dengan Kepatuhan Ibu

Hamil Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta

Tahun 2016

Lampiran 3 Hasil Uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 4 Tabel umum Distribusi frekuensi karakteristik responden

Lampiran 5 Data dukungan suami

Lampiran 6 Data Kepatuhan Ibu Hamil Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta

Lampiran 7 Hasil analisis univariat dengan software komputer

Lampiran 8 Crosstabsanalisischisquare dengan software komputer Dukungan

Suami Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Melaksanakan Senam Hamil

di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2016

Lampiran 9 Tabel Besar Sampel Isaac Michael

Lampiran 10 Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 11 Tabel Nilai x2Chi Kuadrat

Lampiran 12 Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 13 Biaya Peneltian

xviii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan

pelayanan kesehatan serta masalah kesehatan di seluruh negara. Sustainable

Development Goal’s (SDG’s) menetapkan pada tahun 2030 mengurangi angka

kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. SDG’s juga

menetapkan tujuan untuk mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat

dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan angka kematian

neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di

Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

DINKES DIY (2013) menjelaskan dalam data dari profil kesehatan DIY tahun

2013 terdapat 40 kasus atau bila dilakukan perhitungan AKI sebesar 87,3 per

100.000 kelahiran hidup di Provinsi DIY. DINKES Provinsi Jawa Tengah

(2014) menyimpulkan bahwa AKI mencerminkan risiko yang dihadapi ibu

selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh

status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik

menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan


2

kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan prenatal dan obstetri. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak

mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas serta terlambat

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.

Upaya penurunan AKI dan AKB harus dengan mengintegrasikan beberapa

program yang terkait, dari awal masa kehamilan, melahirkan, nifas, bayi,

balita dan pasangan usia subur. Kemenkes RI (2011) dalam pedoman

pelaksanaan kelas ibu hamil menjelaskan bahwa kelas ibu hamil adalah salah

satu program yang dibuat pemerintah sebagai sarana belajar ibu hamil untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai tentang kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, penyakit menular,

akte kelahiran, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan. Kelas ibu

hamil memiliki beberapa kegiatan, salah satunya adalah senam hamil.

Widianti dan Proverawati (2014) menjelaskan bahwa senam hamil merupakan

terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk mengatasi

ketidaknyamanan yang dirasakan selama hamil dan mempersiapkan dirinya

secara fisik maupun mental untuk mempersiapkan persalinan yang cepat,

aman dan spontan. Ibu hamil yang melakukan senam hamil diharapkan

mampu menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan

kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan dapat berjalan relatif

cepat dan rasa sakit berkurang. Senam hamil memiliki manfaat lain,
3

diantaranya untuk, memperkuat otot-otot panggul, membuat tubuh lebih

rileks, mengurangi rasa sakit selama persalinan, melatih teknik pernafasan

agar proses persalinan berjalan lancar.

Untuk memperoleh berbagai manfaat dari senam hamil, ibu hamil harus patuh

melakukan senam hamil sesuai program yang telah disediakan oleh fasilitas

kesehatan. Dalam konteks keperawatan kesehatan, kepatuhan adalah sejauh

mana perilaku individu sesuai dengan saran medis dan kesehatan. Feuer Stein

dalam Niven (2012) mengungkapkan faktor-faktor yang mendukung

kepatuhan adalah pendidikan, akomodasi, perubahan model terapi,

meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien serta modifikasi

faktor lingkungan dan sosial.

Manuaba (2007) menjelaskan bahwa senam hamil dapat mempengaruhi proses

persalinan apabila dilaksanakan secara teratur yaitu minimal satu kali dalam

seminggu dimulai saat umur kehamilan 20 minggu. Nuraini tahun (2011)

mendukung pernyataan tersebut melalui penelitian yang ia lakukan mengenai

Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Senam Hamil Oleh Ibu Hamil Dengan

Tingkatan Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktek Swasta (BPS)

Kota Semarang dengan hasil dari 42 responden sebanyak 21 responden tidak

patuh mengikuti senam hamil. Responden yang tidak patuh melaksanakan

senam hamil mengalami nyeri berat saat persalinan.


4

Pieter dan Lubis (2013) menjelaskan bahwa dukungan merupakan suatu

keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas

tertentu untuk mendapatkan tujuan. Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang

didorong oleh kekuatan dari lingkungan sosial seperti suami, orangtua,

mertua, teman atau tetangga. Ibu hamil mengalami perubahan fisik dan

psikologis selama kehamilan sehingga dukungan suami yang bersifat positif

kepada istri yang hamil akan memberikan dampak positif terhadap

pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan fisik, dan psikologis ibu.

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Sadewa Yogyakarta merupakan

salah satu rumah sakit di Kabupaten Sleman yang memiliki program senam

hamil. Di RSKIA Sadewa Yogyakarta, angka keteraturan senam hamil adalah

68,3% sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septaningtia (2015)

dengan judul Hubungan Senam Hamil dengan Lama Proses Persalinan Kala

II Pada Ibu Primigravida di RSKIA Sadewa Yogyakarta. Jumlah responden

yang tidak teratur mengikuti senam hamil masih cukup banyak yaitu 41,7%.

Apabila ibu hamil tidak teratur dalam melaksanakan senam hamil, maka bisa

dikatakan kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil juga rendah.

Menurut hasil studi awal yang telah dilakukan pada hari Sabtu 21 Mei 2016 di

RSKIA Sadewa didapatkan data bahwa kunjungan senam hamil pada bulan

Januari 2016 sampai April 2016 berturut-turut sebanyak 350, 257, 256, dan

229. Dari data diatas terjadi penurunan jumlah kunjungan ibu dalam
5

melaksanakan senam hamil sehingga dapat diartikan pula bahwa terjadi

ketidakpatuhan dalam mengikuti senam hamil. Pada tanggal 1 Juni peneliti

kembali melakukan studi awal dan didapatkan bahwa pada bulan Mei terdapat

103 ibu yang melakukan senam hamil di RSKIA Sadewa dan 63 ibu hanya

satu kali melakukan senam hamil dalam satu bulan.

Wawancara yang dilakukan pada lima ibu yang melaksanakan senam hamil di

RSKIA Sadewa didapatkan bahwa semua ibu mengatakan ibu memerlukan

dukungan suami selama kehamilan. Bentuk dukungan yang diinginkan berupa

perhatian dan kehadiran suami dalam kehamilan termasuk menemani saat ibu

melakukan senam hamil. Tiga orang ibu memilih tidak berangkat senam hamil

ketika suami mereka tidak bisa menemani senam hamil. Ketika mereka tidak

berangkat senam hamil karena suami mereka tidak mengantar, tentu saja hal

tersebut membuat mereka tidak patuh terhadap program senam hamil yang

mereka ikuti.

Dari uraian masalah diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

dengan judulhubungan dukungan suami dengan kepatuhan melaksanakan

senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

B. Rumusan Masalah Penelitan

Dari latar belakang masalah tentang ibu hamil yang tidak patuh melaksanakan

senam hamil dikarenakan beberapa faktor antara lain dukungan suami. Maka
6

peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: “Adakah Hubungan

Antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu Hamil Mengikuti Senam

Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat

pendidikan, pendapatan keluarga, usia kehamilan, dan klasifikasi

kehamilan ibu hamil yang melaksanakan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

b. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan suami pada ibu hamil yang

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

c. Mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan ibu hamil yang

melaksanakan senam hamil yang mengikuti senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

d. Apabila terdapat hubungan, mengetahui seberapa besar tingkat

keeratan hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil yang

melaksanakan senam hamil yang mengikuti senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta tahun 2016.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ibu hamil selaku responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

pentingnya patuh dalam melakukan senam hamil serta pentingnya

melibatkan suami selama kehamilan sehingga dukungan dari suami dapat

meningkatkan kepatuhan ibu melaksanakan senam hamil.

2. Bagi RSKIA Sadewa Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan petugas medis dapat memberikan

penyuluhan tentang pentingnya dukungan suami dalam kepatuhan ibu

melaksanakan senam hamil sehingga kepatuhan ibu hamil dalam

melaksakan senam hamil akan meningkat karena dukungan dari suami.

3. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan

dan wawasan dalam bidang kuliah maternitas.Penelitian ini diharapkan

juga menjadi dasar pemberian pendidikan kesehatan (Penkes) baik kepada

ibu hamil tetapi juga suami sebagai dukungan terdekat ibu hamil dalam

melaksanakan senam hamil.

4. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan

penelitian dibidang keperawatan maternitas khususnya mengenai senam

hamil.
E. Keaslian Penelitian

TABEL 1
Keaslian Penelitian

No. Nama Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan


1. Afida Hubungan Desain penelitian : Tingkat kepatuhan Variabel yang Variabel penelitian ini adalah
Nuraini, Kepatuhan retrospektif responden dalam digunakan sama- tingkat nyeri sedangkan yang
Imbarwati Pelaksanaan Senam korelasional dengan melaksanakan sama kepatuhan penulis akan telili adalah
(2010) Hamil Oleh Ibu menggunakan senam hamil adalah melaksanakan dukungan suami.
Hamil dengan rancangan case seimbang yaitu senam hamil. Metode penelitian ini adalah
Tingkatan Nyeri control. 50% patuh dan retrospektif korelasional
Persalinan Pada Ibu 50% tidak patuh. Analisa bivariat dengan rancangan case control,
Bersalin di Bps Populasi dalam Dari 9 orang yang yang digunakan sedangkan penulis akan
Kota Semarang penelitian ini adalah tidak patuh sama yaitu chi menggunakan metode analitik
seluruh ibu nifas yang mengalami nyeri square dengan korelasional dengan pendekatan
saat hamil mengikuti berat saat persalinan. tingkat cross sectional.
program senam hamil kepercayaan 95%. Responden dalam penelitian ini
di BPS kota semarang Hasil penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang
sebanyak 42 ibu. menunjukan ada saat hamil mengikuti program
hubungan antara senam hamil sedangkan yang
Teknik sampling yang kepatuhan akan penulis gunakan adalah
digunakan adalah total pelaksanaan senam semua ibu hamil yang
sampling dengan hamil oleh ibu hamil melaksanakan senam hamil.
jumlah sampel yang dengan nyeri Teknik sampling yang
diteliti adalah 42 ibu. persalinan pada ibu digunakan adalah total
bersalin di BPS Ny. sampling sedangkan yang akan
Analisa bivariat Titik Suprihatni penulis gunakan adalah
digunakan uji chi dengan P-Value purposive sampling.
square dengan taraf 0,001 < 0,05. Tempat dan waktu penelitian
kepercayaan 95 %. yang penulis akan teliti juga
berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Nuraini.

8
No. Nama Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
2. Baiq Ayu Hubungan Desain penelitian yang Hasil penelitian Variabel dukungan Populasi yang dilakukan dalam
Ambarwati, Dukungan Suami digunakan adalah tersebut didapatkan suami dan penelitian sebelumnya adalah
(2014) dengan Kepatuhan desain analitik yang dukungan suami kepatuhan tetapi ibu hamil trimeseterIII
Kunjungan bersifat korelasional dalam kategori baik kepatuhan yang sedangkan yang akan peneliti
Antenatal Care dengan pendekatan yaitu sebanyak penulis akan teliti teliti adalah semua ibu hamil
(ANC) Pada Ibu cross sectional. 86,0% dan dukungan adalah kepatuhan yang melakukan senam hamil
Hamil Trimester Analisa data dengan uji dengan kategori melaksanakan di RSKIA Sadewa Yogyakarta.
III di Rumah chi square. cukup sebanyak senam hamil. Teknik sampling dalam
Bersalin Populasi yang 14,0%. Desain penelitian penelitian ini adalah total
Pemerintah digunakan adalah Sebanyak 90,7% sama yaitu desain sampling sedangkan yang akan
Kota Malang seluruh ibu hamil patuh melakukan analitik yang penulis gunakan adalah
trimester III yang ANC dan 4 9,3% bersifat purposive sampling.
memeriksakan tidak patuh korelasional Peneliti akan menggunakan
kehamilan di RSB melakukan dengan pendekatan kuesioner tertutup yang akan
Pemerintah Kota kunjungan ANC cross sectional. dibuat oleh penulis sendiri
Malang yang berjumlah sesuai jadwal. Analisa bivariat untuk meneliti variabel
43 ibu hamil pada bulan dengan chi square. dukungan suami.
November 2013. Hasil penelitian ini Tempat dan waktu penelitian
Teknik sampling yang menunjukan ada yang dilakukan dalam
digunakan adalah total hubungan yang penelitian ini dan yang akan
sampling. signifikan antara penulis lakukan juga berbeda.
Instrumen yang dukungan suami dan
digunakan dalam kepatuhan kunjungan
penelitian ini adalah ANC dengan
kuesioner secara menggunakan metode
tertutup tentang chi square dengan
dukungan suami dan α=0,05 dan p value =
lembar observasi yang 0,029
dibuat sendiri oleh
peneliti.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. LANDASAN TEORI

1. Dukungan Suami

a. Pengertian dukungan suami

Dukungan adalah sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Dukungan juga dapat diartikan sebagai pemberi dorongan, motivasi,

semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat

keputusan (Chaplin, 2006). Menurut Pieter dan Lubis (2013) dukungan

merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk

melakukan aktivitas tertentu untuk mendapatkan tujuan. Setiap

aktivitas yang dilakukan seseorang, didorong oleh kekuatan dari dalam

lingkungan sosial tertentu seperti suami, orangtua, mertua, teman atau

tetangga.

Menurut Widiantari (2015) dukungan suami adalah dukungan psikologis

yang diberikan suami terhadap istri baik secara fisik maupun psikis

dimana suami ada pada saat dibutuhkan dan dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi, perhatian, penerimaan atau

dengan cara mencurahkan segenap hati, perasaan dan pikiran dengan jujur

sesuai harapan ibu untuk lebih dicintai, diperhatikan dan dihargai.

11
12

b. Bentuk dukungan suami

Menurut House dalam Setiadi (2008) dukungan suami terbagi menjadi

4 jenis yaitu:

1) Dukungan informasional

Yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat dipergunakan

oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang

dihadapi, meliputi pemberian nasihat, pengarahan, ide-ide atau

informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat

disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi

persoalan yang sama atau hampir sama.

2) Dukungan penilaian

Dukungan penilaian adalah suatu bentuk penghargaan yang

diberikan seseorang kepada orang lain berdasarkan kondisi

sebenarnya dari penderita. Bantuan penilaian dapat berbentuk

penghargaan atas tercapainya kondisi keluarga berdasarkan

keadaaan yang nyata. Dukungan penilaian ini dapat berupa

penilaian positif dan negatif yang dapat berpengaruh sangat berarti

bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan suami maka penilaian

yang sangat membantu adalah penilaian yang positif.

3) Dukungan instrumental

Dukungan instrumental bertujuan untuk mempermudah seseorang

dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-


13

persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung dalam

menghadapi kesulitan yang dihadapi.

4) Dukungan emosional

Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain,

dukungan ini berupa dukungan simpati dan empati, cinta,

kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa bahwa dirinya tidak menanggung

beban itu sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan,

mau mendengarkan segala keluhannya bahkan mau membantu

memecahkan masalah yang dihadapi.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami

Romauli (2011) menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi

dukungan suami dalam perlindungan kesehatan reproduksi istri (ibu),

antara lain adalah:

1) Budaya

Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat

yang masih tradisioanal (Patrilineal), menganggap istri adalah

konco wingking, yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat

dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas untuk melayani

kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan seperti ini

mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan reproduksi

istri.
14

2) Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilannya

dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya. Sehingga

pada akhirnya ibu hamil tidak mempunyai kemampuan untuk

membayar. Secara konkrit dapat dikemukakan bahwa

pemberdayaan suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan

ekonomi keluarga sehingga kepala keluarga tidak mempunyai

alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan istrinya.

3) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan danpengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan

suami maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan

berkurang sehingga suami akan kesulitan untuk mengambil

keputusan secara efektif.

4) Fasilitas kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai sangat menentukan

pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan

secara cepat dan tepat berfungsi mendeteksi dini kemungkinan

penyulit, sehingga langkah antisipasi awal serta penanganan

dilakukan dengan cepat.

5) Dukungan sosial

Suatu sikap dengan cara memberikan kenyamanan dan bantuan

secara fisik atau nyata kepada ibu selama masa kehamilannya


15

misalnya suami menanyakan keadaan istri atau janin yang

dikandungnya, suami mengantar atau menemani istri

memeriksakan kehamilannya atau suami menasehati istri agar tidak

terlalu lelah bekerja dirumah.

6) Dukungan psikologis

Suatu sikap yang memberikan dorongan dan penghargaan moril

kepada ibu selama masa kehamilannya, misalnya suami membantu

ketenangan jiwa istrinya, suami menunjukan kebahagiaan pada

kehamilan, suami tidak menyakiti istrinya, suami menghibur atau

menenangkan ketika istri menghadapi masalah dan suami berdoa

untuk keselamatan atau kesehatan istri dan anaknya.

d. Peran suami dalam kehamilan

Seorang ibu hamil sangat membutuhkan banyak perhatian, tetapi

bukan diperlakukan seperti orang sakit. Melainkan mendapatkan

banyak perhatian khusus agar dampak negatif yang akan terjadi pada

ibu hamil tidak akan terjadi.

Menurut Suzzane (2007) suami memiliki peran dan tanggungjawab

terhadap kehamilan istrinya antara lain:

1) Peran sebagai motivator

Dukungan dari suami sangat berpengaruh besar dalam

pengambilan keputusan seorang istri.


16

2) Peran sebagai edukator

Peran suami dalam memberikan informasi bagi istri tentang hal-hal

yang harus dipertimbangkan selama masa kehamilan.

3) Peran sebagai fasilitator

Memfasilitasi dan memberikan semua kebutuhan istri saat akan

memeriksakan kehamilan serta membantu istri menentukan tempat

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi kehamilan.

2. Kepatuhan

a. Pengertian kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada

perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,

ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Kemenkes RI (2011)

mendefinisikan kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku

yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan

pasien sehingga pasien mengerti rencana dengan segala

konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut serta

melaksanakannya. Sackett (1976) dalam Niven (2012) mendefinisikan

kepatuhan pasien sebagai sejauhmana perilaku pasien sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.


17

Kepatuhan adalah tingkat perilaku individu (misalnya: minum obat,

mematuhi diet atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran

terapi atau kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindakan

mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi semua rencana

terapi. Dalam konteks keperawatan kesehatan, kepatuhan adalah sejauh

mana perilaku individu sesuai dengan saran medis dan kesehatan.

Kepatuhan paling tepat digambarkan saat individu menyadari dan

menerima kebutuhan untuk belajardan kemudian melanjutkannya

dengan perilaku yang sesuai, yang mencerminkan pembelajaran yang

dimaksud (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Bastable (2003)

dalam Kozier et al. (2010) menjelaskan baik kepatuhan maupun

ketaatan merujuk pada kemampuan untuk mempertahankan program

promosi kesehatan yang biasanya ditentukan oleh penyedia layanan

kesehatan.

b. Faktor yang mendukung kepatuhan

Menurut Feuerstein et al. (1986) dalam Niven (2012) terdapat 5 faktor

yang mendukung kepatuhan pasien yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang

bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif,

seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara

mandiri.
18

2) Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian

pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan dalam pengobatan.

3) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu

kepatuhan program-program pengobatan.

4) Perubahan model terapi

Program-program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin,

dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.

Dengan cara ini komponen-komponen sederhana dalam program

pengobatan dapat diperkuat untuk selanjutnya dapat mematuhi

komponen-komponen yang lebih kompleks.

5) Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien

Adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada

pasien setelah memperoleh informasi tentang diagnosis. Pasien

membutuhkan informasi tentang kondisinya saat ini, apa

penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi

seperti itu.
19

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan

Niven (2012) menjabarkan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakpatuhan yaitu:

1) Pemahaman tentang instruksi

Tak seorangpun dapat mematuhi instruksi jika tidak paham tentang

instruksi yang diberikan kepadanya.

2) Kualitas interaksi

Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien

merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat

kepatuhan.

3) Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat

juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka

terima. Keluarga juga memberi dukungan dan keputusan mengenai

perawatan dari anggota keluarga yang sakit. Isolasi sosial secara

negatif berhubungan dengan kepatuhan. Anggota-anggota jaringan

sosial individu seringkali mempengaruhi seseorang dalam mencari

pelayanan kesehatan.

4) Keyakinan, sikap dan kepribadian

Becker et al. (1979) dalam Niven (2012), mengungkapkan bahwa

model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya

ketidakpatuhan. Blumental (1982) dalam Niven (2012) meneliti


20

hubungan antara pengukuran kepribadian dan kepatuhan. Mereka

menemukan bahwa orang yang tidak patuh adalah orang yang

mengalami depresi, ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya,

dan memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya

lebih memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri.

d. Cara mengukur kepatuhan

Menurut Niven (2012) dalam mengukur kepatuhan dikategorikan

menjadi:

1) Patuh merupakan sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan

ketentuan yang ditentukan oleh profesional kesehatan.

2) Tidak patuh merupakan perilaku yang tidak mematuhi tujuan atau

melupakan begitu saja atau salah mengerti terhadap instruksi yang

diberikan.

3. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetrik Ginekologi Internasional dalam

Prawirohardjo (2010) kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari

spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi. Kehamilan terbagi

dalam trimester dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12


21

minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 sampai minggu 27)

dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). Menurut

Mitayani (2009) kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan

sel spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis

dan psikologis.

b. Tanda-tanda kehamilan

Menurut Manuaba (2010) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi tiga

yaitu:

1) Tanda dugaan

Tanda dugaan kehamilan meliputi amenore, morning sickness,

ngidam, pingsan (sinkope), sering buang air kecil (BAK), payudara

membesar dan tegang, fatique, konstipasi, epulis, varises dan

perubahan kulit.

2) Tanda mungkin

Tanda yang mungkin muncul saat kehamilan terjadi adalah rahim

membesar sesuai tuanya kehamilan, pada pemeriksaan dalam

dijumpai tanda hegar, tanda chadwicks, tanda piskacek, kontraksi

braxton hicks, dan teraba ballottement serta pada pemeriksaan tes

biologis kehamilan positif.

3) Tanda pasti

Tanda pasti adanya kehamilan adalah gerakan janin dalam rahim,

terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin,


22

serta terdengar denyut janin baik dengan stetoskop lanec maupun

doppler, serta untuk melihat kerangka janin dengan ultrasonografi

(USG).

c. Perubahan fisik ibu hamil

Huttahaean (2013) juga menjelaskan mengenai perubahan fisik yang

dialami oleh ibu hamil diantaranya:

1) Berat badan

Ibu hamil mengalami peningkatan berat badan sekitar 25% dari

sebelum hamil. Peningkatan berat badan pada masa kehamilan

dipengaruhi oleh pertumbuhan janin, pembesaran organ maternal,

penyimpanan lemak dan protein, serta peningkatan volume darah

dan cairan interstitial pada maternal.

2) Sistem reproduksi

a) Uterus

Uterus mengalami kenaikan berat sebanyak 20-50 gram karena

pengaruh estrogen yang menyebabkan hiperplasia dan

hipertrofi jaringan otot uterus. Estrogen dan progesteron juga

menyebabkan kontraksi braxton hicks pada minggu keenam.

b) Serviks

Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan

(tanda hegar), tanda chadwick, goodell, mucus plug, serta lendir

serviks meningkat seperti gejala keputihan.


23

c) Ovarium

Fungsi produksi progesteron dan estrogen kehamilan 16

minggu diambil alih oleh plasenta serta tidak terjadi

kematangan ovum selama kehamilan.

d) Payudara

Payudara membesar, tegang dan sakit.Vena dibawah kulit

payudara membesar dan kelihatan jelas serta terjadi

hiperpigmentasi pada areola mammae.

e) Vulva

Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh

progesterone dan estrogen, berwarna kebiruan (tanda

chadwick).

3) Sistem muskuloskeletal

Lodorsis mungkin terjadi disebabkan payudara membesar dan

rotasi anterior panggul. Ibu sering mengalami nyeri di bagian

punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil,

beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebra.

4) Sistem endokrin

Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat hiperplasia jaringan

glandular dan peningkatan vaskularitas. Janin membutuhkan

glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan sehingga kadar glukosa

ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk


24

sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas

meningkatkan produksi insulinnya.

5) Sistem integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis yang

ditandai dengan peningkatan aktivitas melanophore stimulating

hormone sehingga mengakibatkan hiperpigmentasi wajah,

payudara, linea alba, dan striae gravidarum. Perubahan lain yang

terjadi antara lain peningkatan ketebalan kulit dan lemak

subdermal, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas

kelenjar keringat dan sebasea serta peningkatan sirkulasi dan

aktivitas vasomotor.

6) Sistem respirasi

Pada kehamilan kebutuhan oksigen ibu meningkat 15-20% yang

mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam

pernafasan sehingga mempengaruhi suplai oksigen dan

karbondioksida pada janin. Ibu hamil bernafas lebih dalam untuk

meningkatkan volume tidal, tetapi frekuensi pernafasan dua kali

lebih cepat dalam satu menit. Peningkatan kadar progesteron

menyebabkan hiperventilasi kehamilan. Beberapa ibu mengeluh

dispnea saat istirahat akibat penekanan diafragma.

7) Sistem gastrointestinal

Selama hamil nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, dan

fungsi hati berubah. Aktivitas peristaltic menurun akibatnya bising


25

usus menghilang, sehingga menyebabkan konstipasi, mual, serta

muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,

sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.

Rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil meliputi panggul

terasa berat, ketegangan pada ligamentum uteri, pembentukan gas

berlebihan dalam lambung, distensi dan kram usus serta kontraksi

uterus.

8) Sistem perkemihan

Perubahan struktur ginjal merupakan akibat tekanan yang timbul

akibat pembesaran uterus dan peningkatan volume darah. Pada

awal kehamilan sering terjadi iritabilitas kandung kemih, nokturia,

dan sering berkemih. Terkadang terjadi edema fisiologis pada

tungkai yang tidak memerlukan pengobatan.

9) Sistem kardiovaskuler

Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh

peningkatan volume darah dan curah jantung. Selama pertengahan

masa hamil perubahan hormonal membuat vasodilatasi perifer

sehingga tekanan sistolik dan diastolik menurun 5-10 mmHg.

Obstruksi vena iliaka dan vena cava inferior oleh uterus

menyebabkan edema pada ekstremitas bawah dan varises.

10) Sistem neurologi

Pembesaran uterus menyebabkan kompresi saraf panggul atau

statis vascular sehingga terjadi perubahan sensori di tungkai


26

bawah. Posisi bahu yang membungkuk akibat tarikan pada segmen

pleksus brakialis menyebabkan rasa baal dan gatal ditangan.

d. Perubahan psikologis selama kehamilan

Sikap atau penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya mempengaruhi

kesehatan ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya. Kehamilan

yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan

pola makan perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara

teratur dengan baik. Kehamilan yang tidak diinginkan kemungkinan

akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, nafsu makan

menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan

terkadang ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan

kandungannya (Huttahaean, 2013).

Perubahan psikologis ibu akan memberikan dampak diantaranya ibu

cenderung malas beraktivitas, minta perhatian lebih, ibu menjadi lebih

sensitif, ibu gampang cemburu dan ibu gampang merasa cemas (Pieter

& Lubis, 2013). Menurut Pieter dan Lubis (2013) untuk mengatasi

dampak tersebut dapat diberikan dukungan psikososial terhadap ibu

hamil yaitu:

1) Dukungan suami

Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang hamil akan

memberikan dampak positif pada perkembangan janin, kesehatan


27

fisik dan psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak cukup dari

sisi finansial semata tetapi juga berkaitan dengan cinta kasih,

menanamkan rasa percaya kepada istrinya, melakukan komunikasi

terbuka dan jujur, sikap peduli, perhatian, tanggap dan kesiapan

ayah.

2) Dukungan keluarga

Wanita hamil seringkali merasakan ketergantungan terhadap

oranglain, namun sifat ketergantungannya akan lebih besar ketika

akan bersalin. Sifat ketergantungan ibu dipengaruhi kebutuhan rasa

aman, terutama menyangkut keamanan dan keselamatan saat

melahirkan. Rasa aman tidak hanya berasal dari suami tetapi juga

dari anggota keluarga besarnya. Dukungan keluarga besar

menambah percaya diri dan kesiapan mental ibu pada masa hamil

dan ketika akan menghadapi persalinan.

3) Tingkat kesiapan personal ibu

Tingkat kesiapan personal ibu merupakan modal dasar bagi

kesehatan fisik dan psikis ibu. Beberapa hal yang berkaitan dengan

kesiapan personal ialah kemampuannya untuk menyeimbangkan

perubahan-perubahan fisik dengan kondisi psikologisnya sehingga

beban fisik dan mental bisa dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres

atau depresi.
28

4) Pengalaman traumatis ibu

Terjadi trauma pada ibu hamil dipengaruhi oleh sikap, mental, dan

kualitas diri ibu tersebut. Terjadinya ketakutan secara berlebihan

akan menghambat dan mengganggu mental ibu. Bila beban trauma

terus berlanjut serta berbekas pada janin dan ibu maka ibu akan

kesulitan berpikir, sulit mengendalikan emosi, impulsif.

5) Tingkat aktivitas ibu

Latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil ialah latihan

menguatkan dinding perut yang akan menopang uterus dan otot

pinggul, latihan kaki untuk meningkatkan sirkulasi dan

menghindari kram otot.

e. Ketidaknyamanan pada masa kehamilan dan cara mengatasi

Menurut Huttahaean (2013) ibu hamil mengalami ketidaknyamanan-

ketidaknyamanan fisik seiring bertambahnya usia kehamilan.

Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

1) Trimester I

a) Nyeri epigastrik (ulu hati)

Nyeri uluhati disebabkan karena peningkatan hormon estrogen

dan progesteron sehingga motilitas otot polos gastrointestinal

menurun, peningkatan asam lambung yang akhirnya

menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik. Penanganan yang


29

dapat dilakukan adalah menganjurkan ibu untuk menghindari

makanan keras yang susah dicerna serta makanan yang

merangsang seperti pedas, lemak, dan mengandung gas,

menganjurkan ibu untuk makan sedikit tetapi sering (porsi kecil

5-6 kali sehari).

b) Rasa mual dan muntah (Morning sickness)

Pada bulan pertama kehamilan ibu hamil merasakan mual dan

muntah yang timbul pada pagi hariakibat perubahan hormonal.

Penanganan yang dapat dilaksanakan ialah menganjurkan ibu

untuk menghindari perut kosong dan menghindari rangsangan

berupa bau-bauan.

c) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada awal kehamilan dan menghilang

dengan semakin tuanya usia kehamilan. Penanganan yang

dapat dilakukan adalah memberikan nasihat akan makanan

seimbang agar kebutuhan nutrisi terpenuhi, berikan

pengawasan pada ibu untuk jenis makanan yang merugikan

secara ketat, memberikan asupan protein, suplai zat besi dan

vitamin yang cukup.

d) Gangguan berkemih

Pada bulan pertama kehamilan, ibu sering mengalami perasaan

selalu ingin berkemih yang disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang mulai membesar serta hormon


30

aldosteron yang meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah.

Penanganan yang dapat dilakukan antara lain menganjurkan ibu

mengurangi minum sesaat sebelum tidur agar istirahat tidak

terganggu, menganjurkan ibu untuk melakukan latihan kegel

untuk kekuatan otot pubis.

e) Obstipasi

Kesulitan buang air besar (BAB) yang dialami oleh ibu hamil

disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun

akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan

motilitas saluran pencernaan berkurang. Penanganan yang

dapat dilakukan yaitu anjurkan ibu untuk minum kurang lebih 6

gelas perhari, anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat,

menganjurkan ibu untuk melakukan latihan ringan,dan tidak

boleh memberikan obat-obatan yang mengandung laksatif.

f) Epulis

Epulis merupakan keadaan hipertrofi dan hiperemesis pada

gusi. Penanganan yang dapat diberikan adalah melakukan

perawatan gigi dan mulut yang baik, anjurkan ibu untuk

menggunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat,

anjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang serta

meningkatkan asupan buah segar dan cairan.


31

g) Varises

Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam

masa kehamilan serta bendungan vena dalam panggul.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah anjurkan ibu untuk

menghindari bekerja sambil berdiri terlalu lama, menganjurkan

ibu untuk menghindari penggunaan pakaian terlalu ketat dan

menggantung tungkai sewaktu istirahat, anjurkan ibu untuk

meninggikan kaki dan menggunakan stoking.

h) Fluor albus meningkat

Fluor albus meningkat karena serviks dirangsang oleh hormon

estrogen dan progesterone sehingga serviks menjadi hipertropi

dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa. Penanganan

yang dapat diberikan sebagai berikut: anjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan vulva dan pakaian dalam, dan anjurkan ibu

menggunakan pembalut wanita.

i) Mudah lelah, malaise, dan fatique

Tidak diketahui penyebab dengan jelas, mungkin adanya

peningkatan progesteron, estrogen dan human chorionic

gonadotrophine (HCG) serta asupan nutrisi yang kurang.

Penanganan yang dapat digunakan adalah cegah terjadinya

anemia, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, dan anjurkan

ibu meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.


32

j) Perubahan payudara dan perasaan nyeri

Perubahan pada payudara dan adanya perasaan nyeri

disebabkan oleh hipertrofi kelenjar payudara, peningkatan

vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan puting

susu yang disebabkan stimulasi hormone melanophore.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan

tersebut adalah anjurkan dan ajarkan ibu untuk menyokong

payudara dengan bra ibu hamil yang memiliki lapisan empuk

penahan payudara, anjurkan ibu membersihkan areola dan

puting susu dengan air hangat serta baby oil lalu keringkan.

2) Trimester II

a) Kram otot

Kram otot sering dialami ibu hamil dengan usia kehamilan 16-

27 minggu yang disebabkan tekanan syaraf pada ekstremitas

bawah oleh uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah

pada sirkulasi perifer serta penyerapan kalsium oleh janin yang

meningkat sesuai dengan pertumbuhan tulang dan gigi.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah berkolaborasi dalam

pemberian kalsium serta menganjurkan ibu untuk beristirahat

dengan cukup.

b) Anemia

Penyebab terjadinya anemia adalah kurangnya nutrisi, zat besi,

asam folat serta hemoglobinopati. Penanganan yang dapat


33

dilakukan adalah kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan

vitamin c, konsul tentang pemberian diet.

c) Perubahan libido

Perubahan libido bisa terjadi karena perubahan psikologis,

hormonal maupun perubahan emosi. Penanganan yang bisa

dilakukan adalah menganjurkan ibu dan pasangan membangun

komunikasi yang baik khususnya mengenai hubungan seksual

yang aman dan nyaman bagi ibu, menganjurkan ayah untuk

memperhatikan kondisi psikologis ibu dengan mencurahkan

kasih sayang dan kontak fisik.

3) Trimester III

a) Hemoroid

Hemoroid merupakan perubahan vena pada anus. Hemoroid

dapat bertambah besar ketika kehamilan karena kongesti darah

dalam rongga anus memperbesar konstipasi dan tertahannya

gumpalan. Penanganan yang dapat dilakukan adalah

menghindari konstipasi, bila mungkin gunakan jari untuk

memasukkan kembali hemoroid kedalam anus dengan pelan-

pelan, bersihkan anus dengan hati-hati dan oleskan jeli kedalam

rektum setelah defekasi, usahakan BAB yang teratur, beri

kompres dingin bila perlu, ajarkan ibu untuk tidur dengan

posisi knee chest 15 menit perhari, ajarkan latihan kegel untuk

menguatkan perineum dan mencegah hemoroid.


34

b) Sering buang air kecil

Janin yang semakin membesar menekan kandung kemih ibu

akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas dan ibu jadi

sering BAK. Penanganan sering buang air kecil pada trimester

III sama dengan penanganan gangguan BAK pada trimester I.

c) Pegal-pegal

Penyebab terjadinya pegal-pegal adalah kurangnya kalsium,

ketegangan otot, maupun kurang bergerak atau olahraga.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah ibu hamil

menyempatkan waktu berolahraga seperti senam hamil,

menjaga sikap tubuh dalam kehidupan sehari-hari, jika harus

duduk atau berdiri lama hendaknya beristirahat setiap 30 menit,

ibu diwajibkan mengkonsumsi susu dan makanan kaya

kalsium.

d) Kram dan nyeri pada kaki

Menjelang akhir kehamilan, ibu sering mengalami kekakuan

dan pembengkakan pada tangan dan kaki yang disebabkan oleh

perubahan hormon, kekurangan kalsium, kelelahan, tekanan

uterus pada otot dan pergerakan yang kurang sehingga sirkulasi

tidak lancar. Penanganan yang dilakukan adalah melemaskan

seluruh tubuh terutama bagian yang kram dengan cara

menggerak-gerakkan dan mengurut bagian kaki yang terasa

kaku, pada saat bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar


35

dengan tumit untuk mencegah kram mendadak, meningkatkan

asupan kalsium dan air putih, melakukan senam ringan serta

istirahat yang cukup.

e) Gangguan pernafasan

Nafas dangkal terjadi pada 50% ibu hamil, ekspansi diafragma

terbatas karena pembesaran uterus, rahim membesar dan

mendesak diafragma ke atas. Penanganan yang dapat dilakukan

adalah latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal

yang tinggi, makan tidak terlalu banyak, hentikan merokok,

berkonsultasi kedokter bila ada kelainan asma.

f) Edema

Edema dapat memicu tekanan darah tinggi bahkan eklamsia.

Edema bisa disebabkan karena kurangnya aktivitas ibu, namun

secara fisiologis ibu menanggung beban tambahan yang akan

memperlambat aliran darah pada pembuluh darah vena.

Penanganan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan

periode istirahat dan berbaring pada posisi miring kekiri,

meninggikan kaki bila duduk serta memakai stoking,

menurunkan asupan karbohidrat karena dapat meretensi cairan

di jaringan, menganjurkan untuk minum 6-8 gelas cairan sehari

untuk membantu diuresis natural, menganjurkan ibu untuk

cukup berolahraga.
36

g) Perubahan libido

Perubahan libido pada ibu hamil terjadi karena mungkin ibu

hamil kelelahan dan perubahan yang berhubungan dengan

tuanya kehamilan. Penanganan yang dilakukan adalah

informasikan pada pasangan bahwa perubahan seksual selama

kehamilan adalah normal serta menjelaskan pada ibu dan

pasangan untuk mengurangi frekuensi melakukan hubungan

seksual selama masa kritis kehamilan yaitu trimester pertama

dan ketiga.

4. Senam Hamil

a. Pengertian senam hamil

Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukan bagi ibu

hamil (Mufdlillah, 2009). Senam hamil adalah suatu terapi latihan

gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun

mental pada persalinan yang cepat, aman, dan spontan. Latihan yang

dilakukan selama kehamilan akan menolong ibu dalam menghadapi

stress dan kecemasan. Inti dari senam hamil sendiri adalah melatih

pernafasan menjelang persalinan sehingga pada saat detik-detik

kelahiran si bayi, sang ibu bisa rileks dan menguasai keadaan

(DEPKES RI, 2009).


37

b. Tujuan dan manfaat senam hamil

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga

dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal. Senam hamil memiliki tujuan yaitu persalinan yang fisiologis

dengan ibu dari bayi sehat, persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil,

kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada segmen bawah: rahim,

serviks, otot-otot dasar panggul, relaksasi, informasi kesehatan

(termasuk hygiene) tentang kehamilan kepada ibu hamil, suami,

keluarga atau masyarakat(Mufdlillah, 2009).

Senam hamil memiliki manfaat melatih dan mempertahankan kekuatan

otot dinding perut, otot dasar panggul serta jaringan penyangganya

untuk berfungsi saat persalinan berlangsung, melemaskan persendian

yang berhubungan dengan pesalinan. Senam dapat memperbaiki

kedudukan janin, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan rasa

percaya diri dalam menghadapi persalinan. Melalui senam, ibu hamil

dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengatur

pernafasan, relaksasi dan kontraksi otot dinding perut, otot sekat

rongga badan, dan otot dasar panggul saat persalinan. Senam juga

meningkatkan kemampuan mengkoordinasi kekuatan kontraksi otot

rahim sehingga tercapai hasil optimal menuju jalan lahir dan

meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani ibu hamil (Manuaba,

2010).
38

c. Syarat senam hamil

Persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melakukan senam hamil

adalah: ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau

bidan, ibu hamil tidak mempunyai komplikasi kehamilan seperti

keguguran berulang, kehamilan dengan perdarahan, kehamilan dengan

bekas operasi, kehamilan dengan gestosis, kehamilan disertai anemia,

serta senam hamil dilakukan setelah usia kehamilan 20-22 minggu

dengan bimbingan petugas dan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan

(Manuaba, 2010).

d. Kontraindikasi pelaksanaan senam hamil

Menurut Mufdillah (2009) kontraindikasi pelaksanaan senam hamil

diantaranya: anemia gravidarum, hiperemesis gravidarum, kehamilan

ganda, sesak nafas, tekanan darah tinggi, nyeri pinggang, pubis dan

dada, tidak tahan dengan tempat panas atau lembab, mola hydatosa,

perdarahan pada kehamilan, kelainan jantung dan pre eklamsia berat

(PEB).

e. Waktu pelaksanaan senam hamil

Senam ibu hamil merupakan kegiatan tambahan di kelas ibu hamil

(Kemenkes RI, 2011). Senam hamil sebaiknya dilakukan minimal 1-3

kali dalam satu minggu. Senam hamil dimulai sejak usia kehamilan 20

minggu karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dan
39

tidak takut terjadi keguguran serta efektif untuk melakukan senam

hamil. Senam hamil aman dilakukan sampai menjelang persalinan

(Maryunani & Sukaryati, 2011).

f. Langkah-langkah gerakan senam hamil

Menurut Mochtar (1998) dalam Sulastri (2012), langkah-langkah

gerakan senam hamil dibagi menjadi tiga yaitu latihan pendahuluan,

latihan inti, dan latihan penenangan serta relaksasi.

1) Latihan pendahuluan

Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya

kontraksi otot-otot tubuh, luas gerakan persendian, dan mengurangi

serta menghilangkan nyeri dan kekakuan tubuh.

Latihan pendahuluan terdiri dari 7 latihan yaitu:

a) Latihan 1

Sikap: duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua

tungkai kaki diluruskan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh

lemas dan rileks.

Latihan:

(1) Gerakkan telapak kaki kiri jauh ke depan, telapak kaki

kanan jauh kebelakang lalu sebaliknya. Lakukan masing-

masing 8 kali.
40

Gambar 1. Sikap dan gerakan latihan 1

(2) Gerakan telapak kaki kanan dan kiri bersama-sama kearah


depan dan belakang.
(3) Gerakan telapak kaki kanan dan kiri bersama-sama ke arah

kanan dan kiri.

(4) Gerakan telapak kaki kanan dan kiri bersama-sama kearah

dalam sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakkan

kedua telapak kaki kearah luar.

(5) Putarkan kedua kaki bersama-sama ke kanan dan kekiri

masing-masing 4 kali.

(6) Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan

bokong, tekankan kedua tungkai kaki ke lantai sambil

mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot – otot perut sebelah

atas simfisis ke dalam (kempiskan perut) kemudian rileks

kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.

b) Latihan 2 (Latihan otot dasar panggul)

Sikap: duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.


41

Latihan:

(1) Letakkan tungkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan

tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil

mengempeskan dinding perut bagian atas.

(2) Mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian

istirahat.

(3) Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri diatas tungkai

kanan.

(4) Lakukan gerakan-gerakan tersebut masing-masing 8 kali.

Gambar 2. Latihan otot dasar panggul

c) Latihan 3

Sikap: duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rileks

Latihan:

(1) Angkat tungkai kanan keatas, lalu letakkan kembali,

angakat tungkai kiri keatas, lalu letakkan kembali, lakukan

hal ini berganti-ganti 8 kali.

(2) Lakukan pula latihan seperti diatas dalam posisi berbaring

terlentang, kedua tungkai kaki lurus, angkat kedua tungkai

bersama-sama, kedua lutut jangan ditekuk kemudian


42

turunkan kembali kesikap semula. Lakukan gerakan-

gerakan di atas sebanyak 8 kali.

d) Latihan 4

Sikap: duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu,

kedua lengan di samping badan.

Latihan:

(1) Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas.

(2) Lalu putarkan kedua lengan tersebut kedepan, keatas

samping telinga.

(3) Teruskan sampai ke belakang dan akhirnya kembali ke

sikap semula. Lakukan gerakan-gerakan diatas sebanyak 8

kali.

Gambar 3. Gerakan latihan 4

e) Latihan 5

Sikap: berbaring telentang kedua lengan disamping badan dan

kedua lutut ditekuk.


43

Latihan :

(1) Angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas

membentuk sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua

kaki dan bahu.

(2) Turunkan pelan-pelan. Lakukan sebanyak 8 kali.

Gambar 4. Gerakan latihan 5

f) Latihan 6

Sikap : berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua

lengan berada disamping badan, keseluruhan badan rileks.

Latihan :

(1) Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri

mendekati bahu kiri, lalu kembali pada posisi semula. Ingat

kedua lutut tidak boleh ditekuk (dibengkokkan).

(2) Gerakan serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri.

Setiap gerakan dilakukan masing-masing 2 kali.

(3) Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali


44

g) Latihan 7

(1) Panggul diputar ke kanan dan ke kiri masing-masing empat

kali. Gerakan panggul kekiri yang dilakukan sebagai

berikut: tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan

perut dan mengerutkan otot dubur.

(2) Gerakkan panggul ke kanan, angkat pinggang, gerakkan

panggul kekiri dan seterusnya. Cara-cara latihan

pendahuluan diatas dilakukan beberapa hari sampai wanita

hamil ini dapat menjalankan latihan-latihan inti.

2) Latihan Inti

Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :

a) Latihan pembentukan sikap tubuh

Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil,

karena sikap tubuh yang baik menyebabkan tulang panggul

naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal.

Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan

tulang panggul turun, sehingga kedudukan janin kurang baik.

b) Latihan kontraksi dan relaksasi

Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada

waktu yang diperlukan.

c) Latihan pernafasan

Untuk melatih berbagai teknik pernafasan supaya dapat

dipergunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.


45

Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan inti dilakukan secara

terpadu dan cara latihannya dibagi menurut umur kahamilan, yaitu

latihan pada kehamilan minggu ke-22-25; 26-30; 31-34 dan

minggu 35 ke atas.

a) Minggu ke 22-25

(1) Latihan pembentukan sikap tubuh

Sikap: berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping badan dan santai.

Latihan: angkat pinggang sampai badan membentuk

lengkungan. Lalu tekankan pinggang ke lantai sambil

mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot dubur.

Lakukan sebanyak 8 kali

(2) Latihan kontraksi relaksasi

Sikap: berbaring telentang, kedua lengan disamping badan,

kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks.

Latihan: tegangkan otot-otot muka dengan jalan

mengerutkan dahi, mengatupkan tulang rahang dan

menegangkan otot-otot leher selama beberapa detik, lalu

lemaskan dan rileks. Lakukan ini delapan sampai sepuluh

kali

(3) Latihan pernafasan

Sikap: berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan,

kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai.


46

Latihan: Letakkan tangan kiri diatas perut, Lakukan

pernafasan diafragma: tarik nafas melalui hidung, tangan

kiri naik ke atas mengikuti dinding perut yang menjadi

naik, lalu hembuskan nafas melalui mulut. Frekuensi

latihan adalah 12-14 kali per menit, Lakukan gerakan

pernafasan ini sebanyak 8 kali dengan interal 2 menit.

Gambar 5. Latihan pernafasan difragma

b) Minggu ke 26-30

(1) Latihan pembentukan sikap tubuh

Sikap: merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar

dengan lantai, sedangkan tangan dan paha tegak lurus.

Latihan: tundukkan kepala, sampai terlihat kearah vulva,

pinggang diangkat sambil mengempiskan perut bawah dan

mengerutkan dubur, lalu turunkan pinggang, angkat kepala

sambil lemaskan otot-otot dinding perut dan dasar panggul.

Ulangi gerakan sebanyak 8 kali.


47

Gambar 6. Latihan pembentukan sikap


kehamilan minggu ke 26-30

(2) Latihan kontraksi relaksasi

Sikap: berbaring telentang, kedua tangan disamping badan,

kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai.

Latihan: lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan

dan tegangkan selama beberapa detik, lalu lemaskan

kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.

(3) Latihan pernafasan

Sikap: berbaring, telentang, kedua kaki ditekuk pada lutut,

kedua lengan disamping badan dan lemaskan badan.

Latihan: Lakukan pernafasan thorax (dada) yang dalam

selama 1 menit, lalu ikuti dengan pernafasan diafragma.

Kombinasi kedua pernafasan ini dilakukan delapan kali

dengan masa interval 2 menit.


48

c) Minggu ke 31-34
(1) Latihan pembentukan sikap tubuh

Sikap: berdiri tegak, kedua lengan disamping badan, kedua

kaki selebar bahu dan berdiri rilaks.

Latihan: Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan

tetap lurus, lalu tegak berdiri perlahan-lahan, Pada mula

berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh

berpegangan pada misalnya sandaran kursi. Lakukan

sebanyak delapan kali

Gambar 7. Sikap berdiri tegak dan jongkok

(2) Latihan kontraksi relaksasi

Sikap: tidur telentang, kedua tangan disamping badan,

kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.

Latihan: lakukan pernafasan diafragma dan dada yang

dalam seperti telah dibicarakan

(3) Latihan pernafasan

Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan

frekuensi 26-28 permenit dan lebih cepat


49

d) Minggu ke 35 sampai akan partus

(1) Latihan pembentukan sikap tubuh

Sikap: berbaring telentang, kedua lengan disamping badan,

kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks.

Latihan: angkat badan dan bahu, letakkan dagu diatas dada

melihatlah ke arah vulva. Kegiatan ini pertahankan

beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah.

Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.

(2) Latihan kontraksi relaksasi

Sikap: tidur telentang kedua lengan disamping badan kedua

kaki lurus lemaskan seluruh tubuh lakukan pernafasan

secara teratur dan berirama.

Latihan: tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara:

katubkan rahang kerutkan dahi, tegangkan otot-otot leher

kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu tegangkan otot-otot

perut, kerutkan dubur tegangkan kedua tungkai kaki dan

tahan nafas, setelah beberapa saat kembali ke sikap semula

dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini 9 kali.

(3) Latihan pernafasan

Sikap: tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua

lengan (posisi litotomi) dan rileks.

Latihan: buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-

dalamnya. Lalu tutup mulut. Latihan mengejan seperti


50

buang air besar (defekasi) ke arah bawah dan depan.

Setelah lelah mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan

ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit

Gambar 8. Sikap posisi mengejan

3) Latihan Penenangan serta Relaksasi

a) Latihan Penenangan

Tujuan: latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan

(stres) pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan

ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi sempurna

menghadapi persalinan.

Sikap: berbaring miring kearah punggung janin, misalnya ke

kiri, maka lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri keduanya

ditekuk. Tangan kanan ditekuk di depan badan, sedangkan

tangan kiri dibelakang badan.

Latihan: tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan,

hilangkan semua suara yang mengganggu; atasi tekanan.

Lakukan latihan ini selama 5-10 menit.


51

Gambar 9. Posisi latihan penenangan

b) Latihan Relaksasi

Langkah-langkah latihan relaksasi adalah

(1) Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian

(2) Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka.

(3) Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan telinga.

(4) Pusatkan pikiran pada suatu titik, misalnya pada irama

pernafasan.

(5) Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi. Ada

empat posisi relaksasi yaitu posisi telentang kedua kaki

lurus; berbaring telentang, kedua lutut ditekuk; berbaring

miring atau posisi relaksasi sedang duduk, yaitu dengan

duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi

membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan diatas

sandaran

Gambar 10. Macam-macam posisi relaksasi


52

B. Kerangka Teori

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas maka penulis dapat

mengungkapnya kedalam teori berbentuk skema sebagai berikut:

Dukungan suami Kehamilan

Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan:
Faktor yang Perubahan fisik dan
a. Pendidikan
mempengaruhi psikologis saat kehamilan
b. Akomodasi
dukungan suami: c. Faktor lingkungan
a. Tingkat dan sosial
pendidikan d. Perubahan model
b. Pendapatan Ketidaknyamanan ibu terapi
c. Fasilitas hamil e. Meningkatkan
kesehatan interaksi professional
d. Budaya kesehatan dengan
e. Dukungan pasien
sosial Upaya-upaya mengatasi
f. Dukungan ketidaknyaman
psikologis kehamilan

Senam hamil Kepatuhan

Skema 1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Niven (2008); Pieter (2013);Huttahaean (2013); Mufdlilah (2009);


Romauli (2011); Suzzane (2007)
53

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah variabel

bebas (independen) yang ingin diketahui yaitu dukungan suami, sedangkan

variabel terikat (dependen) yang akan diteliti yaitu kepatuhan melaksanakan

senam hamil.

Variabel Bebas Variabel Terikat


Dukungan suami kepada ibu Kepatuhan ibu hamil
hamil yang mengikuti senam melaksanakan senam hamil
hamil di RSKIA Sadewa tahun di RSKIA Sadewa tahun
2016 2016
1. Baik 1. Patuh
2. Cukup 2. Tidak patuh
3. kurang

Faktor yang mempengaruhi


Faktor yang mempengaruhi kepatuhan:
dukungan suami: 1. Pendidikan
1. Tingkat pendidikan 2. Akomodasi
2. Pendapatan 3. Faktor lingkungan dan
3. Fasilitas kesehatan
sosial
4. Budaya 4. Perubahan model terapi
5. Dukungan sosial 5. Meningkatkan interaksi
6. Dukungan psikologis
professional kesehatan
1.

Skema 2 Kerangka konsep penelitian

Keterangan:

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti


54

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau

hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji

secara empiris (Notoatmodjo, 2012). Berikut hipotesis penelitian ini:

Ho: Tidak ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016

Hα: Ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016

E. Asumsi Penelitian

Peneliti berasumsi apabila dukungan suami dalam kategori baik maka

kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa tahun

2016 dalam kategori patuh, begitu pula sebaliknya apabila dukungan suami

dalam kategori kurang maka kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan senam

hamil di RSKIA Sadewa tahun 2016 dalam kategori tidak patuh.

F. Variabel Penelitian

1. Definisi konseptual

a. Dukungan suami

Dukungan suami adalah dukungan psikologis yang diberikan suami

terhadap istri baik secara fisik maupun psikis dimana suami ada pada

saat dibutuhkan dan dapat memberikan bantuan secara psikologis baik

berupa motivasi, perhatian, penerimaan atau dengan cara mencurahkan


55

segenap hati, perasaan dan pikiran dengan jujur sesuai harapan ibu

untuk lebih dicintai, diperhatikan dan dihargai (Widiantari, 2015).

b. Kepatuhan melaksanakan senam hamil

1) Kepatuhan

Kepatuhan pasien adalah sejauhmana perilaku pasien sesuai

dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan

(Niven, 2012).

2) Senam hamil

Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada

ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya secara fisik maupun

mental untuk mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan

spontan (Widianti dan Proverawati, 2014).


2. Definisi operasional

TABEL 2
Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala ukur


Dukungan Segala bentuk Diukur dengan menggunakan kuesioner Dukungan suami dari ibu hamil Ordinal
suami dukungan baik tertutup skala likert yang berisi 20 yang melaksanakan senam hamil
instrumental, pernyatan dengan pilihan jawaban di RSKIA Sadewa Yogyakarta
informasional, yaitu: pada bulan juli tahun 2016
penilaian, emosional 10 pernyataan positif dengan kategori:
yang diberikan suami Selalu: 4 Kurang: 16-32
kepada ibu hamil Sering: 3 Cukup: 32-48
dalam upaya Jarang: 2 Baik: 48-64
melaksanakan senam Tidak pernah: 1 Diperoleh dengan menggunakan
hamil di RSKIA 6 pernyataan negatif rumus sturges menurut Sugiyono
Sadewa Yogyakarta Selalu: 1 (2014):
tahun 2016 yang Sering: 2
diukur dengan Jarang: 3
kuesioner tertutup Tidak pernah: 4 Keterangan:
dukungan suami yang C = Perkiraan besarnya
terdiri dari 16 kelas/interval
pernyataan. = Nilai observasi tertinggi
= Nilai observasi terendah
k = Banyaknya kategori
Perhitungan interval kategori
dengan rumus sturges:
C =64-16 = 48 = 16
3 3

56
Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
Kepatuhan Kepatuhan ibu hamil Diukur dengan menggunakan lembar Kepatuhan dari ibu hamil dalam Nominal
ibu hamil dengan usia kehamilan observasi dengan cara memberikan melaksanakan senam hamil di
melaksanaka minimal 20 minggu tanda (√) setiap kali ibu mengikuti RSKIA Sadewa Yogyakarta pada
n senam untuk selalu mengikuti senam hamil kemudian dijumlahkan bulan Juli tahun 2016 dengan
hamil senam hamil di berapa kali ibu mengikuti senam hamil kategori:
RSKIA Sadewa dalam satu bulan, kemudian Patuh= 4 kali mengikuti senam
selama satu bulan dikategorikan menjadi patuh dan tidak hamil dalam satu bulan pada
yang diukur dengan patuh setiap minggu
menggunakan lembar Tidak patuh = < 4 kali mengikuti
observasi berdasarkan senam hamil dalam satu bulan
daftar kehadiran pada setiap minggu
maupun rekam medis
dengan kategori patuh
apabila ibu hamil
mengikuti senam
hamil satu kali dalam
seminggu selama satu
bulan atau 4 kali
dalam satu bulan dan
tidak patuh apabila ibu
hamil < 4 kali
mengikuti senam
hamil selama satu
bulan.

57
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian

(Setiadi, 2013). Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi

analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross

sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran

variabel pada saat bersamaan atau sekali waktu (Notoatmodjo, 2012). Data

yang terkumpul menggambarkan hubungan dua variabel yaitu “Dukungan

Keluarga dengan Kepatuhan Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta tahun 2016”.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSKIA Sadewa Yogyakarta diruang

senam hamil.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada tanggal 24

Juli – 14 Agustus 2016.

57
58

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2015). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua ibu hamil yang melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta pada 24 Juli – 14 Agustus 2016. Dalam hasil studi awal

terdapat 229 ibu yang melakukan senam hamil di RSKIA Sadewa pada

bulan Maret - Mei 2016. Peneliti menetapkan jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah rata-rata jumlah ibu yang mengikuti senam hamil

setiap bulan sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 76

responden.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2015). Dalam penentuan jumlah sampel, peneliti

menggunakan tabel Isaac Michael dalam Sugiyono (2015) dengan taraf

kesalahan 5% dan jumlah populasi 76 maka sampel yang diambil adalah

62 responden.

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016). Penelitian ini


59

menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih teknik ini karena peneliti

memiliki kriteria dan pertimbangan dalam memilih sampel termasuk

masalah biaya, waktu dan desain penelitian.

Kriteria dalam pengambilan sampel antara lain:

a. Kriteria inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Semua ibu hamil yang mengikuti senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta pada 24 Juli – 14 Agustus 2016

2) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

3) Ibu hamil dengan usia kehamilan > 20 minggu

4) Ibu hamil yang bukan pertama kali mengikuti senam hamil di

RSKIA Sadewa Yogyakarta

b. Kriteria eklusi

1) Ibu hamil yang baru pertama kali mengikuti senam hamil di

RSKIA Sadewa

D. Alat Ukur Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan

tujuan memudahkan pekerjaan dan hasilnya baik dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga memudahkan dalam pengolahan data

(Arikunto, 2013).
60

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Variabel bebas

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup tentang dukungan suami yang dibuat sendiri oleh

peneliti yang mengacu pada kerangka konsep dan dikembangkan

menurut variabel yang ada. Kuesioner dukungan suami ditujukan

kepada ibu hamil yang mengikuti senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta. Kuesioner tertutup ini terdiri dari 16 pernyataan yang

sudah disediakan 4 pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai

dengan memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban tersebut.

Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala likert.

Kuesioner ini terdiri 10 pernyataan positif, dengan scoring sebagai

berikut:

1) Selalu : 4

2) Sering : 3

3) Jarang : 2

4) Tidak pernah : 1

Pernyataan negatif berjumlah 6 item, dengan scoring sebagai berikut:

1) Selalu : 1

2) Sering : 2

3) Jarang : 3

4) Tidak pernah : 4
61

b. Variabel terikat

Kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil diukur dengan

lembar observasi pada ibu hamil yang melaksanakan senam hamil di

RSKIA Sadewa Yogyakarta selama satu bulan. Penilaian dilakukan

dengan memberikan tanda (√) pada lembar observasi apabila ibu

berangkat senam hamil selama satu bulan kemudian hasil pada lembar

observasi dijumlahkan dan dikategorikan menjadi dua yaitu patuh dan

tidak patuh. Kategori patuh yaitu apabila ibu hamil mengikuti senam

hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta satu kali dalam seminggu selama

satu bulan sesuai lembar observasi. Kategori tidak patuh apabila

kurang dari 4 kali mengikuti senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta selama bulan sesuai lembar observasi.

2. Kisi-kisi Instrumen

a. Kisi-kisi umum

Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan

semua variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua

kemungkinan sumber data, semua metode, dan instrumen yang dapat

dipakai (Arikunto, 2013).


62

Kisi-kisi umum dalam penelitian ini adalah:

TABEL 3
Kisi-kisi umum

Variabel Sumber data Metode Instrumen


penelitian
Dukungan suami Ibu hamil yang melakukan Tertulis Kuesioner
senam hamil di RSKIA
Sadewa Yogyakarta
Kepatuhan Rekam medis dan daftar Tertulis Lembar
melaksanakan hadir ibu hamil dalam observasi
senam hamil melaksanakan senam hamil
di RSKIA Sadewa
Yogyakarta
Sumber: Data primer terolah

b. Kisi-kisi khusus

Kisi-kisi khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan

rancangan butir-butir yang akan disusun untuk suatu instrument

(Arikunto, 2013). Kisi-kisi khusus dalam penelitian ini adalah:

TABEL 4
Kisi-kisi khusus

Pernyataan
No. Variabel peneliti Indikator ∑
positif negatif
1. Dukungan suami Informasional 1,2 3,4 16
Instrumenal 5,6,7 8
Emosional 9,10,11 12
Penilaian 13,14 15,16
2. Kepatuhan ibu Patuh 4 kali senam hamil
hamil Tidak patuh < 4 kali senam hamil
melaksanakan
senam hamil
Sumber: Data primer terolah
63

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

cukup baik (Arikunto, 2013). Instrumen kuesioner dukungan suami yang

disusun oleh peneliti telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena

kuesioner ini belum baku. Instrumen lembar observasi tidak memerlukan

uji validitas dan reliabilitas sehingga instrumen lembar observasi

kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil tidak dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.

Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner dukungan suami telah

dilakukan pada tanggal 20-23 Juli 2016 di RSKIA Bhakti Ibu dengan

jumlah responden 20 ibu hamil sesuai dengan pendapat Notoatmodjo

(2012) bahwa jumlah sampel pada uji validitas dan reliabilitas minimal 20

orang.

1. Uji validitas

Suatu Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Setiap pernyataan dalam kuesioner dukungan suami yang

telah dibuat peneliti akan dilakukan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-

tiap item (pernyataan) dengan skor total kuesioner.


64

Hasil dari kuesioner yang telah terisi diolah dengan menggunakan

rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013) yaitu:

∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy= koefisien korelasi antar skor butir (x) dan skor variabel (y)

N = jumlah responden yang diuji coba

X = pernyataan nomer (…) yang diuji korelasinya

∑x = jumlah skor butir (x)

∑y= jumlah skor butir (y)

∑x2 = jumlah skor butir (x) kuadrat

∑y2 = jumlah skor butir (y) kuadrat

Instrumen dikatakan valid apabila > r tabel. Diketahui r tabel untuk

sampel 20 dengan taraf signifikan 5 % adalah 0,444. Setelah dilakukan

pengolahan data dengan pearson product moment didapatkan bahwa

dari 20 pernyataan terdapat 16 pernyataan yang valid.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau

tetap bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
65

yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,

2012). Penelitian ini akan menggunakan uji reliabilitas dengan uji

alpha cronbach. Rumus alpha cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varians butir

= varians total

Instrumen dikatakan reliabel apabila > r tabel. Diketahui r tabel

untuk sampel 20 dengan taraf signifikan 5 % adalah 0,444 . Setelah

dilakukan pengolahan data dengan rumus alpha cronbach didapatkan

bahwa dari 20 pernyataan terdapat 16 pernyataan yang reliabel.

F. Etika penelitian

Etika berarti ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia, terkait

dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia. Penelitian

adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena kehidupan

manusia baik yang menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya,

pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik dan sebagainya (Notoatmodjo,

2012). Hubungan antara peneliti dengan yang diteliti adalah sebagai


66

hubungan antara mereka yang memerlukan informasi dan mereka yang

memberikan informasi.

Hak-hak dan kewajiban peneliti dan yang diteliti menurut Setiadi (2013)

adalah sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban responden

Hak-hak responden:

a. Hak untuk dihargai privasinya

Semua orang memiliki hak untuk memperoleh privasi atau

kebebasan pribadinya, demikian responden sebagai objek

penelitian ketika penelitian akan mungkin diambil hak privasinya.

b. Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan

Informasi yang akan diberikan oleh responden adalah miliknya,

tetapi ketika diperlukan dan diberikan oleh peneliti maka

kerahasiaan informasi perlu dijamin oleh peneliti. Apabila

informasi yang diberikan kepada peneliti dan kemudian diolah

maka nama responden tidak perlu dicantumkan.

c. Hak memperoleh jaminan keamanan atau keselamatan akibat dari

informasi yang diberikan.

Apabila informasi yang diberikan membawa dampak terhadap

keamanan atau keselamatan bagi dirinya atau keluarganya maka

peneliti harus bertanggungjawab terhadap akibat tersebut.


67

d. Hak memperoleh imbalan atau kompensasi

Apabila semua kewajiban telah dilakukan oleh responden, maka

responden berhak menerima imbalan atau kompensasi dari pihak

pengambil data.

Kewajiban responden:

Setelah adanya inform consent dari responden artinya responden sudah

mempunyai keterikatan dengan peneliti berupa kewajiban responden

untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti. Tapi sebelum

ada inform consent, responden tidak ada kewajiban apapun terhadap

peneliti.

2. Hak dan kewajiban peneliti

Hak peneliti:

Bila responden bersedia diminta informasinya, peneliti mempunyai

hak memperoleh informasi yang diperlukan sejujur-jujurnya dan

selengkap-lengkapnya dari responden. Apabila hal ini tidak diterima

oleh responden, maka responden perlu diingatkan kembali mengenai

inform consent yang telah diberikan.

Kewajiban peneliti:

a. Menjaga privasi responden

Dalam melakukan pengambilan data, peneliti harus menjaga

privasi responden. Untuk itu peneliti perlu perlu menyesuaikan diri

dengan responden tentang waktu dan tempat dilakukannya


68

pengambilan data sehingga responden tidak merasa privasinya

terganggu.

b. Menjaga kerahasiaan responden

Informasi yang terkait dengan responden harus dijaga

kerahasiaanya. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan

kepada orang lain tentang apapun yang diketahui oleh peneliti

tentang responden diluar untuk kepentingan atau mencapai tujuan

penelitian.

c. Memberikan kompensasi

Kewajiaban peneliti bukan sekedar ucapan terimakasih kepada

responden tetapi diwujudkan dalam bentuk penghargaan lain

berupa kenang-kenangan sebagai apresiasi peneliti terhadap

responden yang telah mengorbankan waktu dan pikiran dalam

memberikan informasi yang diperlukan peneliti.

G. Prosedur pengumpulan data

1. Data primer

Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data mengenai dukungan

suami terhadap ibu hamil dalam kepatuhan melaksanakan senam hamil

di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 dan kepatuhan ibu hamil

dalam mengikuti senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun

2016. Kuesioner dukungan suami berisikan 16 pernyataan yang

ditujukan kepada ibu hamil yang mengikuti senam hamil di RSKIA


69

Sadewa Yogyakarta untuk menilai dukungan suami mereka. Dalam

pelaksanaannya kuesioner dibagikan kepada responden setelah

mengikuti senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta yang sebelum

pengisiannya peneliti menjelaskan petunjuk pengisiannya. Data

mengenai kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta diambil selama satu bulan dengan memberikan

tanda (√) pada lembar observasi setiap ibu datang mengikuti senam

hamil. Apabila responden tidak datang saat jadwal senam hamil maka

tidak diberikan tanda (√) pada lembar observasi.

2. Tahap penelitian

a. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan, mekanismenya adalah:

1) Pada tanggal 1 April 2016, Peneliti mengajukan surat ijin studi

awal ke STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

2) Pada tanggal 4 April 2016, Peneliti mengajukan surat ijin studi

awal ke RSKIA Sadewa Yogyakarta

3) Setelah mendapatkan ijin dari direksi RSKIA Sadewa

Yogyakarta, pada tanggal 21 Mei 2016 peneliti melakukan

studi awal dengan studi dokumentasi ke bagian rekam medis

dan petugas senam hamil untuk mendapatkan data jumlah ibu

yang mengikuti senam hamil serta melakukan wawancara

terhadap lima orang ibu peserta senam hamil.


70

4) Peneliti menyusun proposal penelitian berdasarkan hasil studi

awal maupun studi dokumentasi terkait penelitian dilakukan.

5) Pada tanggal 21 Juni 2016 peneliti mempresentasikan proposal

yang telah dibuat dihadapan penguji I, penguji II dan penguji

III serta audience.

6) Setelah dinyatakan lulus oleh penguji I, penguji II dan penguji

III, Peneliti mengajukan permohonan surat ijin uji validitas dan

reliabilitas pada STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta pada

tanggal 13 Juli 2016.

7) Peneliti mengajukan surat ijin uji validitas dan reliabilitas di

RSKIA Bhakti Ibu Yogyakarta pada tanggal 15 Juli 2016.

8) Pada tanggal 20-23 Juli 2016 peneliti menggandakan kuesioner

dukungan suami untuk 20 responden setelah mendapatkan ijin

untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas.

9) Peneliti mengolah hasil uji validitas dan reliabilitas untuk

kuesioner dukungan suami dengan hasil dari 20 pernyataan

terdapat 16 pernyataan valid dan dari 16 pernyataan yang

dinyatakan valid semuanya reliabel. 4 pernyataan yang tidak

valid dan reliabel dihilangkan dari kuesioner dukungan suami

dan tidak digunakan dalam penelitian.

10) Peneliti menggandakan kuesioner dukungan suami yang telah

dinyatakan valid dan reliabel serta mempersiapkan lembar

observasi kepatuhan melaksanakan senam hamil.


71

b. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, mekanismenya adalah:

1) Pada tanggal 29 Juni 2016 peneliti mengajukan surat ijin

penelitian ke STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

2) Pada tanggal 1 Juli 2016 peneliti telah mengajukan surat ijin

penelitian ke Direksi RSKIA Sadewa Yogyakarta.

3) Setelah mendapatkan ijin penelitian di RSKIA Sadewa

Yogyakarta, Pada tanggal 24 Juli 2016 peneliti mendatangi

RSKIA Sadewa Yogyakarta di ruang senam hamil pada jadwal

senam hamil.

4) Pada tanggal 24 Juli 2016 peneliti mendapatkan 26 responden.

Pada tanggal 27 Juli 2016 peneliti mendapatkan 18 responden.

Pada tanggal 31 Juli 2016 peneliti mendapatkan 12 responden.

Pada tanggal 3 Agustus 2016 peneliti mendapatkan 6

responden sehingga jumlah responden telah terpenuhi yaitu

sebanyak 62 responden.

5) Setelah senam hamil selesai, peneliti menjelaskan secara

singkat mengenai penelitian yang dilakukan kepada ibu peserta

senam hamil.

6) Ibu hamil yang setuju menjadi responden diminta

menandatangani surat kesediaan menjadi respoden.

7) Peneliti membagikan kuesioner kepada ibu hamil yang telah

bersedia menjadi responden.


72

8) Peneliti mengobservasi kepatuhan ibu hamil dalam

melaksanakan senam hamil 1 kali perminggu selama satu bulan

9) Peneliti menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian

kuesioner.

10) Responden mengisi kuesioner dalam waktu 20 menit.

11) Peneliti mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh

responden.

c. Tahap akhir

Pada tahap akhir peneliti mengecek kembali kuesioner. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah ada kuesioner yang belum

secara lengkap diisi oleh responden.

H. Analisis Data

Peneliti melakukan analisa data menggunakan program komputer.

Rencana analisis data menurut Notoatmodjo (2012) yang akan peneliti

gunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan data

a. Editing

Proses pengecekan kembali dari setiap jawaban kuesioner akan

dilakukan pada saat peneliti masih bersama responden, sesaat

setelah kuesioner selesai diisi oleh responden. Apabila terdapat

tulisan yang kurang jelas atau pernyataan yang belum diisi dengan

lengkap maka langsung ditanyakan kembali kepada responden.


73

b. Coding

Memberikan kode (coding) dalam hubungan pengolahan data jika

menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan

kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan

tempatnya didalam coding (coding form), dalam kolom berapa

baris keberapa. Kegiatan coding dengan pemberian kode numeric

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori berikut:

1) Usia : 1= < 20 tahun

2= 20-35 tahun

3= > 35 tahun

2) Tingkat pendidikan: 1= Dasar (lulus SD dan SMP)

2= Menengah ( lulus SMA/SMK/MA)

3= Tinggi (lulus D3 dan S1)

3) Pendapatan keluarga 1= Rendah ( <Rp 1.338.000,00)

2= Tinggi (≥ Rp 1.338.000,00)

4) Usia kehamilan 1= Trimester 1

2= Trimeseter 2

3= Trimester 3

5) Klasifikasi kehamilan 1= Primigravida

2= Multigravida

6) Dukungan suami 1= Baik

2= Cukup

3= Kurang
74

7) Kepatuhan 1= Patuh

2= Tidak patuh

c. Entry data

Memasukan kode kedalam komputer, peneliti memasukkan data

yang sudah berupa kode-kode kedalam program komputer untuk

diproses dalam pengolahan data.

d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisa data

a. Analisis univariat

Analisis univariat dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui

karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan,

pendapatan keluarga, usia kehamilan, klasifikasi kehamilan,

dukungan suami dan kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam

hamil sebagai variabel terikat.


75

Rumus yang digunakan dalam analisa univariat adalah:

Keterangan:

P = prosentase

= frekuensi

= jumlah seluruh observasi (skor maksimal)

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yaitu dukungan

suami dengan kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil

yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Hubungan antara

dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam

hamil dianalisa dengan rumus chi square (X2) dengan Yates

correction karena salah satu selnya kurang dari 5. Langkah-

langkah analisa menggunakan software komputer adalah:

1) Menentukan hipotesis

a) Hα: Ada hubungan antara dukungan suami dengan

kepatuhan ibu melaksanakan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakartatahun 2016.

b) Ho: tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan

kepatuhan ibu melaksanakan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

2) Menentukan tingkat kesalahan / kemaknaan (α)

a) Tingkat kemaknaan = 5% (0,05)


76

b) Tingkat kepercayaan = 95%

3) Menentukan degree of freedom dengan rumus

Menentukan degree of freedom ( Df/Db ) dengan rumus:

Rumus Db = (baris – 1) (kolom – 1)

= (3 – 1) (2 – 1)

= (2) (1) = 2 (pada tabel df 2 = 5,991)

4) Menentukan rumus dan perhitungan chi square (x2) Yates

correction:

| |

Keterangan:

= chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

5) Menarik kesimpulan menggunakan komputer dengan cara

membandingkan p value dengan α:

Hasil penelitian (p value < α = 0,001 < 0,05) menunjukan ada

hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta

tahun 2016.
77

6) Apabila hasilnya ada hubungan bermakna, maka dilanjutkan

dengan rumus coefisien (c) yaitu:

Keterangan:

C = coeifisien continensi (keeratan)

= x2 hitung

= jumlah sampel

TABEL 5
Kategori / Tingkat Keeratan Dua Variabel

Besarnya nilai c Interpretasi


Antara 0,800 sampai 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai 0,600 Agak Rendah
Antara 0,200 sampai 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai 0,200 Rendah sekali (tak berkorelasi)
Sumber: Arikunto (2013)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil dalam

melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta dilakukan pada

tanggal 24 Juli sampai 14 Agustus 2016. Bab ini menguraikan mengenai hasil

penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian hubungan dukungan suami

dengan kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta dengan jumlah responden 62 orang.

1. Analisis univariat

Analisis ini menguraikan mengenai karakteristik responden yang meliputi

usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, usia

kehamilan, klasifikasi kehamilan, dukungan suami dan kepatuhan senam

hamil yang ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi.

a. Usia Ibu hamil

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

ibu hamil adalah sebagai berikut:

TABEL 6
Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil yang Melaksanakan Senam
Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2016

NO Usia Frekuensi (%)


1 < 20 Tahun 0 0
2 20-35 Tahun 58 93,5
3 > 35 Tahun 4 6,5
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016

78
79

Tabel 6 menunjukkan bahwa frekuensi usia ibu hamil tertinggi adalah

usia 20-35 tahun sebanyak 58 orang (93,5 %), sedangkan terendah

berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 4 orang (6,5 %) dan tidak ada

responden yang berusia kurang dari 20 tahun.

b. Tingkat pendidikan

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan

tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

TABEL 7
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil yang
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)


1 Dasar 0 0
2 Menengah 14 22,6
3 Tinggi 48 77,4
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016

Tabel 7 menunjukkan bahwa fekuensi tingkat pendidikan ibu hamil

tertinggi adalah pendidikan tinggi sebanyak 48 responden (77,4%),

sedangkan terendah adalah pendidikan menengah sebanyak 14

responden (22,6%) dan tidak ada responden dengan tingkat pendidikan

dasar.
80

c. Pendapatan keluarga

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendapatan keluarga adalah sebagai berikut:

TABEL 8
Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Ibu Hamil yang
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

NO Pendapatan Keluarga Frekuensi (%)


1 > Rp.1.338.000 53 85,5
2 <Rp.1.338.000 9 14,5
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016

Tabel 8 menunjukkan bahwa frekuensi pendapatan keluarga terbanyak

adalah >Rp.1.338.000 sebanyak 53 responden (85,5%) dan frekuensi

paling sedikit adalah <Rp.1.338.000 yaitu sebanyak 9 responden

(14,5%).

d. Usia kehamilan

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

kehamilan adalah sebagai berikut:

TABEL 9
Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Hamil yang
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

No Usia Kehamilan Frekuensi (%)


1 Trimeseter I 0 0
2 Trimester II 17 27,4
3 Trimester III 45 62,6
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016
81

Tabel 9 menunjukkan bahwa frekuensi usia kehamilan terbesar adalah

trimester III sebanyak 45 responden (62,6 %) dan terendah trimester II

sebanyak 17 responden (27,4%) dan tidak ada responden trimester I.

e. Klasifikasi kehamilan

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan

klasifikasi kehamilan adalah sebagai berikut:

TABEL 10
Distribusi Frekuensi Klasifikasi Kehamilan Ibu Hamil yang
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

No Klasifikasi kehamilan Frekuensi (%)


1 Primigravida 46 74,2
2 Multigravida 16 25,8
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016

Tabel 10 menunjukkan frekuensi tertinggi klasifikasi kehamilan adalah

primigravida yaitu 46 responden (74,2%), sedangkan terendah adalah

multigravida sebanyak 16 responden (25,8%).

f. Dukungan suami

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan

dukungan suami adalah sebagai berikut:

TABEL 11
Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Ibu Hamil yang
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

No Dukungan suami Frekuensi (%)


1 Baik 41 66,1
2 Cukup 19 30,6
3 Kurang 2 3,2
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016
82

Tabel 11 menunjukkan sebagian besar dukungan suami dalam kategori

baik yaitu sebanyak 41 responden (66,1%), kategori cukup sebanyak 19

responden (30,6%) serta yang paling sedikit adalah kategori kurang

sebanyak 2 responden (3,2%).

g. Kepatuhan senam hamil

Hasil analisis univariat distribusi frekuensi responden berdasarkan

kepatuhan senam hamil adalah sebagai berikut:

TABEL 12
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Ibu Hamil Melaksanakan Senam
Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016

No Kepatuhan Frekuensi (%)


1 Patuh 22 35,5
2 Tidak Patuh 40 64,5
Jumlah 62 100
Sumber: primer terolah, Agustus 2016

Tabel 12 menunjukkan frekuensi kepatuhan senam hamil sebagian

besar dalam kategori tidak patuh yaitu 40 responden (64,5%) dan

paling sedikit kategori patuh sebanyak 22 responden (35,5%).


83

2. Analisis bivariat

Analisis ini menguraikan hubungan dukungan suami dengan kepatuhan

ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta tahun 2016. Analisis bivariat diolah dengan chi square yates

correction:

TABEL 13
Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Kepatuhan
Melaksanakan Senam Hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta
Tahun 2016

Kepatuhan
Tidak
Patuh Total X2 C
Dukungan Patuh
suami
Kurang 0 2 2
Cukup 1 18 19
0,001 0,418
Baik 21 20 41
jumlah 40 22 62
Sumber: data primer terolah Agustus 2016

a. Berdasarkan tabel 13 didapatkan dukungan suami paling banyak

kategori baik sebanyak 41 responden (66,1%) sedangkan kepatuhan

senam hamil paling banyak dalam kategori tidak patuh yaitu 40

responden (64,5%)

b. Dari 62 responden, 41 ibu hamil yang memiliki dukungan suami baik

21 diantaranya patuh mengikuti senam hamil dan 20 lainnya tidak

patuh mengikuti senam hamil. Dari 19 ibu hamil yang memiliki

dukungan suami cukup, 18 diantaranya patuh dan 1 responden tidak

patuh. Dari 2 responden yang memiliki dukungan suami kurang,

seluruhnya tidak patuh mengikuti senam hamil.


84

c. Berdasarkan hasil analisis bivariat chi square Yates correction

menggunakan software komputer didapatkan p value 0,001> 0,05

maka diartikan H0 ditolak dan Hα diterima yang berarti ada hubungan

antara dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melaksanakan

senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 dengan tingkat

keeratan cukup (0,418) (perhitungan komputer dilampirkan pada

lampiran 10).

B. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden

berusia usia 20-35 tahun sebanyak 58 orang (93,5 %), dan paling

sedikit responden berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 4 orang (6,5

%). Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar responden berusia 20-

35 tahun karena usia 20-35 tahun tergolong usia produktif sehingga ibu

hamil akan secara aktif mencari informasi dalam menjaga kehamilan

salah satunya dengan mengikuti senam hamil. Hal ini sesuai dengan

pernyataan BKKBN (2012) bahwa usia ideal wanita untuk hamil

adalah pada rentang umur 20-35 tahun yang merupakan usia aman

untuk melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam kondisi puncak.

Wanita yang usianya kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
85

beresiko mengalami komplikasi kehamilan sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Widiantari (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa sebagian

besar responden masuk dalam kategori umur reproduksi sehat (20-35

tahun) yaitu sebanyak 103 orang (84,4%). Sebagian besar responden

berusia antara 20-35 tahun yang termasuk dalam usia produktif tetapi

tidak patuh melakukan senam hamil mungkin disebabkan ibu hamil

masih bekerja sehingga sulit untuk meluangkan waktu agar patuh

mengikuti senam hamil.

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan sebagian responden

memiliki tingkat pendidikan lulusan D3/S1 sebanyak 48 responden

(77,4%), sedangkan frekuensi terendah adalah pendidikan menengah

atau lulusan SMA/SMK sebanyak 14 responden (22,6%). Peneliti

berasumsi bahwa ibu hamil dengan pendidikan tinggi memiliki

wawasan yang luas sehingga ibu hamil akan mencari informasi untuk

menjaga kehamilan dengan mengikuti senam hamil. Asumsi peneliti

didukung oleh teori yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2012) bahwa

pendidikan menjadi referensi belajar seseorang dan juga merupakan

faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar

belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar untuk


86

memotivasi berperilaku kesehatan termasuk perilaku untuk petuh

mengikuti senam hamil. Niven (2012) menambahkan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pendidikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliati (2014)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil trimester III

tidak mengikuti senam hamil di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

Tahun 2014 bahwa frekuensi responden paling banyak adalah

pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (55.6%) karena tingkat

pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat

memperoleh dan mencerna informasi untuk kemudian menentukan

pilihan dalam pelayanan kesehatan dan menerapkan hidup sehat.

c. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan keluarga

Hasil analisis univariat menunjukan bahwa frekuensi pendapatan

keluarga terbesar adalah pendapatan tinggi (>Rp.1.338.000) sebanyak

53 responden (85,5%) dan pendapatan terkecil adalah rendah

(<Rp.1.338.000) yaitu sebanyak 9 responden (14,5%). Peneliti

menetapkan pendapatan tinggi yaitu lebih besar dari UMK kabupaten

Sleman sebesar Rp.1.338.000 (SK Gubernur DIY yang bernomor

252/Kep/2014). Asumsi peneliti ibu hamil yang memiliki pendapatan

keluarga tinggi akan lebih patuh mengikuti senam hamil karena untuk

mengikuti senam hamil memerlukan biaya. Dalam Riskesdas (2007)


87

disebutkan bahwa tingkat ekonomi seseorang akan mempengaruhi

kondisi kesehatan fisik maupun psikologi ibu hamil. Ibu hamil yang

memiliki tingkat ekonomi baik, otomatis akan memperoleh

kesejahteraan dalam pelayanan kesehatan. Sehingga semakin tinggi

penghasilan maka semakin tinggi pula cakupan pelayanan kesehatan

termasuk mengikuti senam hamil.

Hal ini sesuai dengan penelitian Muliati (2014) bahwa ibu hamil yang

memiliki tingkat ekonomi tinggi sebanyak 37 orang (82.2%)

sedangkan ibu hamil yang memiliki tingkat ekonomi rendah sebanyak

8 orang (17.8%). Seorang ibu hamil akan melakukan perawatan

antenatal care seperti mengikuti senam hamil apabila mempunyai

cukup uang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ibu hamil yang

memiliki pendapatan keluarga yang rendah akan lebih mementingkan

memenuhi kebutuhan keluarga yang lain daripada untuk patuh

mengikuti senam hamil.

Sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan keluarga yang

tinggi namun tidak patuh melakukan senam hamil, hal tersebut

mungkin dikarenakan ibu dengan pendapatan keluarga tinggi memiliki

sumber dari penghasilan suami dan penghasilan ibu. Sehingga status

ibu yang masih bekerja membuat ibu kurang memiliki waktu luang

untuk terus patuh mengikuti senam hamil. Hal ini didukung oleh
88

penelitian Wahyuni dan Nida (2011) menyatakan 50% responden

berstatus sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) yang memiliki

kesempatan dan waktu yang lebih untuk mengikuti senam hamil.

d. Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan

Berdasarkan hasil analisis univariat, sebagian besar responden

memiliki usia kehamilan dalam kategori trimester III sebanyak 45

responden (62,6 %) dan paling sedikit trimester II sebanyak 17

responden (27,4%). Penulis berasumsi bahwa ibu hamil trimester III

akan mengikuti senam hamil karena merasa semakin tidak nyaman

dengan perubahan fisik yang semakin membesar serta merasa cemas

akan waktu persalinan yang semakin dekat sehingga akan lebih patuh

mengikuti senam hamil untuk mengatasi keluhannya. Asumsi peneliti

didukung oleh teori yang disampaikan Huttahaean (2013) ibu hamil

mengalami ketidaknyamanan-ketidaknyamanan fisik seiring

bertambahnya usia kehamilan. Wulandari (2015) mendukung dalam

penelitiannya bahwa pada trimester III ibu hamil akan mengalami

peningkatan kecemasan seiring semakin dekatnya waktu persalinan

sehingga akan mengikuti senam hamil yang didalamnya terdapat

gerakan relaksasi untuk mengurangi kecemasan.


89

e. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi kehamilan

Hasil analisis univariat menunjukan frekuensi tertinggi klasifikasi

kehamilan adalah primigravida yaitu 46 responden (74,2%), sedangkan

terendah adalah multigravida sebanyak 16 responden (25,8%). Peneliti

berasumsi bahwa pada ibu primigravida belum memiliki pengalaman

kehamilan sebelumnya sehingga akan memiliki kecemasan yang tinggi

dalam menjalani kehamilan. Oleh karena itu ibu primigravida

cenderung akan lebih termotivasi untuk mencari informasi dan

melakukan upaya-upaya dalam menjaga kehamilannya salah satunya

dengan patuh mengikuti senam hamil. Nursalam (2011) menjelaskan

bahwa pengalaman hidup akan mempengaruhi minat dan motivasi

seseorang untuk belajar baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Widiantari (2015)

terdapat hubungan antara paritas dengan partisipasi mengikuti kelas

ibu hamil dimana senam hamil merupakan bagian dari kelas ibu hamil.

Penelitian yang dilakukan Widiantari menunjukkan sebanyak 40,4 %

responden adalah primigravida. Hal tersebut disebabkan partisipasi

pada ibu primigravida merupakan hal yang baru sehingga mereka lebih

termotivasi dalam peningkatan kesehatan dibandingkan dengan ibu

yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai


90

anggapan sudah berpengalaman dalam menghadapi masa kehamilan,

persalinan dan perawatan bayi.

Penulis berasumsi ibu multigravida telah memiliki pengalaman

kehamilan maupun melahirkan sebelumnya sehingga lebih siap dalam

menjalani kehamilan. Ibu multigravida lebih mengandalkan

pengalaman kehamilan sebelumnya tanpa mengikuti senam hamil

dikehamilan berikutnya. Fatimah (2014) mendukung melalui

penelitiannya yang menyatakan selama periode kehamilan hampir

setiap ibu hamil mengalami kecemasan terutama primigravida berbeda

dengan multigravida yang memiliki pengalaman sebelumnya.

Sehingga ibu hamil yang memiliki pengalaman akan lebih siap dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan.

f. Karakteristik responden berdasarkan dukungan suami

Hasil analisis univariat menunjukkan frekuensi dukungan suami

sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 41 responden

(66,1%) serta yang paling sedikit adalah kategori kurang sebanyak 2

responden (3,2%). Peneliti berasumsi bahwa dukungan suami yang

baik mengindikasikan semakin tingginya kesadaran dan pengetahuan

suami mengenai pentingnya kehadiran maupun dukungan suami

selama kehamilan istri khususnya dalam melaksanakan senam hamil

sehingga semakin baik dukungan suami maka ibu hamil akan semakin
91

patuh melaksanakan senam hamil. Kusmiyati (2009) mengungkapkan

bahwa orang yang paling penting bagi wanita hamil adalah ayah sang

anak. Wanita hamil yang mendapatkan perhatian dan dukungan

pasangan selama kehamilan menunjukan lebih sedikit gejala fisik dan

emosi, lebih sedikit mengalami komplikasi persalinan dan lebih mudah

melakukan penyesuaian selama masa nifas. Dukungan suami membuat

ibu hamil merasa nyaman, tenang dan memiliki motivasi yang tinggi

dalam menghadapi kehamilannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Widiantari (2015) mendukung dengan

menyatakan ibu hamil yang memiliki dukungan suami tinggi maka

partisipasi mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 91,7% sehingga

terdapat hubungan antara dukungan suami dengan partisipasi ibu hamil

mengikuti senam hamil. Widiantari menambahkan bahwa dukungan

suami merupakan dukungan yang diberikan suami terhadap istri secara

fisik dan psikis dimana suami ada pada saat dibutuhkan dan

memberikan bantuan secara psikologis berupa motivasi, perhatian,

penerimaan sesuai dengan harapan ibu untuk lebih dicintai,

diperhatikan dan dihargai. Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh

Ambarwati (2014) sebagian besar responden memiliki dukungan

suami dalam kategori baik yaitu 37 responden atau sekitar 86,0%.

Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik,

sosial dan spiritual bagi ibu hamil.


92

Dalam hasil analisis univariat terdapat 2 responden (3,2%) dengan

dukungan suami kurang kemungkinan disebabkan oleh kesibukan

suami dalam pekerjaan sehingga kurang memperhatikan kehamilan

istri. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan suami

diantaranya adalah budaya, pendidikan, pendapatan, fasilitas

kesehatan, dukungan sosial dan dukungan psikologis (Romauli, 2011).

Hal ini didukung oleh penelitian Hayu (2014) didapatkan 50%

dukungan suami dalam kategori kurang yang disebabkan suami lebih

mementingkan pekerjaan sehingga kurang memberikan informasi

pentingnya menjaga kehamilan kepada istrinya.

g. Karakteristik responden berdasarkan kepatuhan

Hasil analisis univariat menunjukkan frekuensi kepatuhan senam

hamil sebagian besar dalam kategori tidak patuh yaitu 40 responden

(64,5%) dan paling sedikit kategori patuh sebanyak 22 responden

(35,5%). Penulis berasumsi bahwa kepatuhan senam hamil sangat

penting agar dapat merasakan manfaat senam hamil maksimal. Senam

hamil yang hanya dilakukan sesekali kurang memiliki manfaat karena

setiap gerakan harus dilatih secara rutin agar saat persalinan otot tubuh

yang digunakan saat persalinan sudah lentur dan tidak kaku sehingga

persalinan dapat berjalan lancar.


93

Hal itu didukung dengan teori Manuaba (2010) yang menjelaskan

senam hamil memiliki manfaat melatih dan mempertahankan kekuatan

otot dinding perut, otot dasar panggul serta jaringan penyangganya

untuk berfungsi saat persalinan berlangsung, melemaskan persendian

yang berhubungan dengan pesalinan. Oleh karena itu senam hamil

seharusnya dilakukan secara patuh satu minggu sekali sesuai dengan

teori Manuaba (2007) yang menjelaskan bahwa senam hamil dapat

mempengaruhi proses persalinan apabila dilaksanakan secara teratur

yaitu minimal satu kali dalam seminggu dimulai saat umur kehamilan

20 minggu. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Susilowati (2013) didapatkan hasil bahwa 55 ibu hamil (82%) yang

teratur melakukan senam hamil melewati lama persalinan kala 2

dengan normal.

Angka kepatuhan senam hamil berdasarkan analisis univariat masih

rendah yaitu 35,5 %. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, Niven

(2012) menjelaskan faktor yang mendukung kepatuhan antara lain

pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial,

perubahan model terapi dan meningkatkan interaksi professional

kesehatan dengan pasien. Kepatuhan senam hamil berarti sejauhmana

ibu hamil melakukan senam sesuai dengan program penyedia layanan

kesehatan. Ahmad (2008) menambahkan bahwa latihan senam hamil

yang dilakukan secara teratur mempunyai manfaat untuk latihan


94

pernafasan, latihan penguatan otot-otot panggul yang mempercepat

persalinan.

Ketidakpatuhan ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil masih

tinggi, berdasarkan analisis univariat angka ketidakpatuhan sebesar

65,5%. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya kesadaran ibu yang

merupakan bagian kepribadian ibu untuk patuh melaksanakan senam

hamil serta kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya patuh

melaksanakan senam hamil. Hal ini didukung teori Niven (2012)

menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan yaitu

pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, isolasi sosial dan

keluarga serta keyakinan, sikap dan kepribadian. Indiarti (2008) juga

menambahkan bahwa ibu yang tidak patuh mengikuti senam hamil,

otot-otot panggul akan menjadi kaku sehingga akan mengakibatkan

proses persalinan menjadi lama.

2. Analisis bivariat

Hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melaksanakan

senam hamil di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016.

Hasil analisis bivariat dari 62 responden, ibu hamil yang memiliki

dukungan suami baik sebanyak 41 responden dengan frekuensi kepatuhan

senam hamil kategori patuh sebanyak 21 responden dan 20 responden

dalam kategori tidak patuh. Dari 19 responden yang memiliki dukungan


95

suami cukup, 18 responden diantaranya patuh melaksanakan senam hamil

dan 1 responden tidak patuh melaksanakan senam hamil. Dari 2 responden

yang memiliki dukungan suami kurang, seluruhnya tidak patuh mengikuti

senam hamil.

Setelah dilakukan analisis bivariat chi square Yates correction

menggunakan software komputer didapatkan p value 0,001> 0,05 maka

diartikan H0 ditolak dan Hα diterima yang berarti ada hubungan antara

dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil

di RSKIA Sadewa Yogyakarta tahun 2016 dengan tingkat keeratan cukup

0,418. Dukungan suami yang baik akan memotivasi ibu untuk patuh

mengikuti senam hamil. Niven (2012) menjelaskan bahawa salah satu

faktor yang mendukung kepatuhan adalah modifikasi faktor lingkungan

dan sosial. Bentuk modifikasi lingkungan dan sosial yang dapat diberikan

kepada ibu hamil adalah dukungan suami. Suami merupakan lingkungan

keluarga terdekat yang dimiliki oleh ibu hamil.

Kemenkes (2013) menambahkan suami merupakan partner yang potensial

untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik. Peningkatan kehadiran

ibu dapat dilakukan dengan meningkatkan dukungan suami terhadap ibu

dengan mengikutsertakan mereka dalam setiap program pemerintah bagi

ibu hamil. Hal ini berarti dengan memberikan dukungan suami yang baik
96

merupakan upaya untuk mendukung ibu hamil dalam meningkatkan

kepatuhan senam hamil.

Sebagian besar responden dengan dukungan suami baik, patuh dalam

melaksanakan senam hamil. Hal tersebut menunjukan hubungan positif

antara dukungan suami dengan kepatuhan senam hamil sehingga

dukungan suami dapat dijadikan cara untuk mengurangi ketidakpatuhan

senam hamil. Imelda (2012) dalam Astami (2014) mendukung asumsi

peneliti dengan menjelaskan bahwa dukungan keluarga termasuk dari

suami dapat meyakinkan dan menunjang peningkatan kesehatan sehingga

dapat mengurangi ketidakpatuhan. Hal ini didukung penelitian yang

dilakukan Widiantari (2015) menunjukkan ibu hamil yang dukungan

suami tinggi tingkat partisipasi kelas ibu hamil 91,7% dibandingkan

dengan ibu hamil yang dukungan suami rendah hanya 3,5%.

Muliati (2014) menambahkan bahwa lingkungan keluarga dan masyarakat

sangat berperan penting dalam mendorong ibu hamil untuk melakukan

senam hamil. Oleh karena itu ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan

perhatian agar merasa aman dan nyaman dalam melewati kehamilannya

yaitu dukungan suami. Sejalan dengan pendapat Mullany et al., (2007);

Redshaw & Henderson, (2013) dalam Muliati (2014) salah satu peran serta

suami dalam kehadiran ibu melakukan kelas ibu hamil yaitu dengan

memberikan motivasi kepada ibu berupa dukungan secara psikologis dan


97

dukungan nyata terhadap ibu agar dapat berpartisipasi dalam program

kelas ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian masih terdapat 20 responden yang tidak patuh

melakukan senam hamil meskipun memiliki dukungan suami dalam

kategori baik. Ini bertolak belakang dengan asumsi peneliti bahwa apabila

dukungan suami dalam kategori baik maka kepatuhan senam hamil dalam

kategori patuh. Disebutkan dalam Niven (2012) bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi ketidakpatuhan adalah sikap, keyakinan serta

kepribadian. Dukungan dari lingkungan keluarga untuk ibu hamil

melakukan senam hamil sangat besar tetapi kurangnya kesadaran ibu

hamil sehingga mengabaikan dukungan dari keluarga.

Muliati (2014) menjelaskan bahwa keterlibatan anggota keluarga atau

orang terdekat terutama pasangan/suami dapat membantu terjadinya

perubahan untuk berperilaku dan juga meningkatkan kesadaran untuk

berubah ke arah hidup sehat. Muliati menambahkan dalam pelitiannya

bahwa ibu yang tidak mengikuti senam hamil tetapi mendapat dukungan

keluarga/suami sebanyak 36 orang (80.0%) sedangkan yang tidak

medukung sebanyak 9 orang (20.0%) Hal ini menunjukkan bahwa rata-

rata suami dan keluarga mendukung untuk melakukan senam hamil tapi

hanya sekedar mendukung saja selebihnya diserahkan kepada ibu

hamilnya sendiri untuk menentukan pilihannya.


98

Menurut Niven (2012) selain karena faktor sikap, keyakinan dan

kepribadian, ketidakpatuhan juga dipengaruhi pendidikan, paritas, dan

penghasilan keluarga. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Widiantari (2015) mengenai hubungan karakteristik ibu dan dukungan

suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Denpasar Bali,

pada analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pendidikan ibu, paritas

dan penghasilan keluarga terlihat ada hubungan dengan partisipasi kelas

ibu hamil. Sehingga peneliti berasumsi ketidakpatuhan ibu hamil yang

memiliki dukungan suami baik dalam melaksanakan senam hamil

disebabkan oleh berbagai faktor karakteristik ibu seperti pendidikan,

penghasilan keluarga dan paritas maupun kepribadian.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu: Variabel pengganggu dalam

penelitian ini tidak dapat dikendalikan sehingga masih banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kepatuhan senam hamil diantaranya interaksi

professional kesehatan maupun dari lingkungan sekitar


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan untuk penelitian ini adalah:

1. Karakteristik usia paling banyak pada responden adalah 20-35 tahun yaitu

sebanyak 8 responden (93,5 %). Karakteristik tingkat pendidikan, sebagian

besar responden berpendidikan tinggi (D3/S1) sebanyak 48 responden

(77,4%). Karakteristik pendapatan keluarga sebagian responden memiliki

pendapatan >1.338.00 yaitu sebanyak 53 responden (85,5%). Sebagian

besar responden memiliki karakteristik usia kehamilan yang termasuk

pada Trimester III yaitu sebanyak 45 responden (62,6 %). Serta

karakteristik klasifikasi kehamilan pada sebagian besar responden adalah

primigravida sebanyak 46 responden (74,2%).

2. Dukungan suami pada ibu hamil yang melakukan senam hamil di RSKIA

Sadewa Yogyakarta tahun 2016 sebagian besar memiliki dukungan suami

yang baik yaitu sebesar 41 responden (66,1%).

3. Kepatuhan ibu hamil dalam melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta tahun 2016, sebagian besar memiliki kepatuhan dalam

kategori tidak patuh yaitu sebesar 40 responden(64,5%).

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan

kepatuhan ibu hamil melaksanakan senam hamil di RSKIA Sadewa

Yogyakarta tahun 2016. Uji analisis chi square dengan menggunakan

99
100

software komputer menunjukan p value (0,001) < 0,05 dengan coefisien

contingency sebesar 0,418 berarti memiliki keeratan cukup.

B. Saran

1. Bagi RSKIA Sadewa Yogyakarta

Kiranya petugas medis dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya

dukungan suami dalam kepatuhan ibu melaksanakan senam hamil

sehingga kepatuhan ibu hamil dalam melaksakan senam hamil akan

meningkat.

2. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Kiranya penelitian dapat menjadi kajian dalam perkuliahan maternitas

khususnya mengenai pentingnya dukungan suami dalam meningkatkan

kepatuhan senam hamil pada waktu selanjutnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Kiranya peneliti selanjutnya mengembangkan penelitian dibidang

keperawatan Maternitas mengenai kepatuhan senam hamil khususnya

tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan senam hamil

yang belum pernah diteliti.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2008). Asuhan Ilmu Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.

Ambarwati, Baiq Ayu. (2014) Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan


Kunjungan Antenatal Care (Anc) Pada Ibu Hamil Trimester III di
Rumah Bersalin Pemerintah Kota Malang.
Diakses pada 4 April 2016 dari
http://jurnal.stikeskendedes.ac.id/index.php/maternity/article/view/5

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Astami, Vina Febri. (2014). Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan Ibu
Trimester III dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Poliklinik
Kusuma Persada Patuk Gunungkidul.

BKKBN. (2012). Angka Kematian Ibu. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2016
dari www.bkkbn.go.id

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi . Jakarta: Kartini Kartono, Trans.

DEPKES RI. (2009). Senam ibu hamil : dilakukan setiap hari untuk
memperlancar proses kelahiran dilakukan setiap hari untuk
memperlancar proses kelahiran. Jakarta: Departemen Kesehatan
2009.

DINKES DIY. (2013). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013.


Diakses pada 4 April 2016 dari
www.depkes.go.id/.../profil/PROFIL.../14_Profil_Kes.Prov.DIYogyak
arta_2012.pdf

DINKES Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Diakses pada 4 april 2016 dari
http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2014/Document/profil2013/index
.html#p=17

Fatimah. (2014). Hubungan Dukungan Suami Dan Keluarga Dengan Kecemasan


Persalinan Pada Ibu Bersalin di RSB Amanda Yogyakarta tahun 2014
Fithriany. (2011). Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Dukungan Suami Terhadap
Pemeriksaan Kehamilan Di Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten
Aceh Besar. tesis fkm universitas sumatera utara.
Diakses pada 20 April 2016 dari
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31701/6/Cover
.pdf

Hayu, Mahilda. (2014). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Tingkat


Kepatuhan Pemeriksaan Kehamilan Primigravida Di Puskesmas
Simo Mulyo Surabaya

Huttahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Indiarti, M. (2008). Senam Hamil dan Balita. Yogyakarta: Cemerlang Publishing

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Diakses pada 6
April 2016 dari http://www.academia.edu/10401574/Pedoman-
Pelaksanaan-Kelas-Ibu-Hamil

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Katalog
Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2015). Sustainable Development Goals. Jakarta: DIRJEN BINA


GIZI DAN KIA.

Kozier, B, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep Proses dan Praktik Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC.

Kusmiyati, Y Wahyuningsih. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:


Fitramaya

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Manuaba, I. B. (2007). Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan & Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. A. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk


Pendidikan Bidan Ed 2. Jakarta: EGC.
Maryunani, A., & Sukaryati, Y. (2011). Senam Hamil, Senam Nifas, dan Terapi
Musik. Jakarta: TIM.

Mufdlillah. (2009). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:


NuhaMedika.

Muliati. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil


Trimester III Tidak Mengikuti Senam Hamil di RSKIA Sitti Khadijah
Makasar tahun 2014. Makasar: FK Hasanuddin

Nida, Qothrun dan Wahyuni. (2011). Pengaruh Senam Hamil Terhadap


Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III.

Niven, N. (2012). Psikologi kesehatan: pengantar untuk perawat & profesional


kesehatan lain /edisi 2. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta:


Rineka cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka


Cipta.

Nuraini, A. (2011). Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Senam Hamil Oleh Ibu.


dinamika kebidanan. Diakses pada 4 April 2016 dari
http://jurnal.abdihusada.ac.id/index.php/jurabdi/article/view/2

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2013). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan.


Jakarta: Kencana.

Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Riskedas. (2013). Riset Kesehatan Dasar (p.178). Jakarta


Romauli, S. (2011). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan cetakan ke 1. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Septaningtia, Y. D. (2015). Hubungan Senam Hamil Dengan Lama Proses


Persalinan. Diakses pada 4 April 2016 dari
http://opac.say.ac.id/835/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:


Grha Ilmu.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Grha


ilmu.

SK Gubernur DIY yang bernomor 252/Kep/2014 tentang kenaikan upah minimum


kabupaten/kota 2015 di DIY. diakses dari
www.nakertrans.jogjaprov.go.id pada 14 agustus 2016.

Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulastri. (2012). Senam Hamil Bantu Melahirkan tanpa Kecemasan.


profesi:volume 08

Susilowati, D. (2013). keteraturan senam hamil terhadap lama kala 2 persalinan.


jurnal kebidanan vol 1 , 147.

Suzzane, E. (2007). Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reoroduksi.


Jakarta: EGC.

Widiantari, N. K. (2015). Hubungan Karakteristik Ibu Dan Dukungan Sosial


Suami Dengan Partisipasi Ibu. Diakses pada 20 April 2016 dari
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1523-778676753-
tesis%20%20nopi%20%20fix.pdf

Widianti, A. T., & Proverawati, A. (2014). senam kesehatan. In g. h. priambodo,


korelasi antara senam hamil trimester III dengan keberhasilan partus
pervaginam di rumah sakit ibu dan anak kasih ibu kabupaten
purworejo provinsi jawa tengah tahun 2014. Yogyakarta.
Wulandari, Primatia Yogi. (2015). Efektivitas Senam Hamil sebagai Pelayanan
Prenatal dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan
Pertama. Insan: Volume 8 no 2

Yuliarti, Nurheti. (2010). Panduan Lengkap Olahraga Bagi Wanita Hamil dam
Menyusui. Jakarta: Andi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai