Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION,

OBSERVATION AND EXPLANATION) DISERTAI MEDIA


AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN KERJA
ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP
1)
Rini Puspitasari, 2)Albertus Djoko Lesmono, 2)Trapsilo Prihandono
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
E-mail: rini_puspita715@yahoo.com

Abstract
This research focused on the application of POE learning model (Prediction,
Observation and Explanation) accompanied by audiovisual media. The purpose of
this research is to describe the scientific work skills of students by using POE
learning model (Prediction, Observation and Explanation) accompanied by
audiovisual media in science-physics learning in junior high school and assess the
effect of POE learning model (Prediction, Observation and Explanation)
accompanied by audiovisual media of student’s achievement science-physics
learning in junior high school. This type of research is experiment research at SMP
1 Jember. Data collection method used were observation, portfolios, documentation,
test and interview. Data analysis technique used is the independent sample t-test
with SPSS 16.The analysis results of scientific work skills using descriptive analysis
is 3,45 with the criteria is very good. The analysis result of student’s learning
achievement is 0,723> 0,05. Based on the analysis result,we can concluded that the
scientific work skills by POE learning model (Prediction, Observation and
Explanation) accompanied by audiovisual media is categorized as very good but has
no effect on student’s science achievement.

Key words :, achievement, audiovisual media, POE learning model, scientific work
skills.

PENDAHULUAN hidup, serta hubungan sebab akibat yang


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah menimbulkan masalah baru yang dapat
ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dipecahkan melalui prosedur yang benar;
yang dapat dirumuskan kebenarannya (2) proses: prosedur pemecahan masalah
secara empiris. IPA bukan hanya melalui metode ilmiah meliputi
penguasaan kumpulan pengetahuan yang penyusunan hipotesis, perancangan
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau eksperimen atau percobaan, evaluasi,
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
suatu proses penemuan. (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan
Secara umum, pembelajaran IPA hukum dan (4) aplikasi: penerapan metode
meliputi tiga mata pelajaran yaitu biologi, ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
fisika, dan kimia (Rahayu, 2012). Fisika sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini
merupakan bagian dari ilmu IPA yang seharusnya muncul dalam pembelajaran
pada hakikatnya meliputi empat unsur IPA. Dalam pembelajaran IPA, siswa
utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu diarahkan untuk membandingkan hasil
tentang benda, fenomena alam, makhluk prediksinya dengan teori melalui

211
212 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 211 - 218

eksperimen sehingga siswa akan Aspek kerja ilmiah yang dimaksud adalah
mendapatkan pengalaman secara langsung keterampilan merumuskan hipotesis,
dan memperoleh pemahaman yang lebih melakukan percobaan, melakukan
mendalam (Kementerian Pendidikan dan pengamatan, menganalisis hasil percobaan,
Kebudayaan : 2013). membuat kesimpulan dan keterampilan
Berdasarkan kurikulum 2013 menyampaikan hasil percobaan secara
pembelajaran IPA saat ini menggunakan lisan maupun tertulis.
pendekatan saintifik (sciencetific). Selain itu berdasarkan hasil penelitian
Pembelajaran saintifik merupakan Organisation for Economic Co-operation
pembelajaran уаng mengadopsi langkah- and Development (OECD) pada tahun
langkah saintis dalam membangun 2012 dengan program PISA, yaitu studi
pengetahuan melalui metode ilmiah. yang memfokuskan pada prestasi literasi,
Metode ilmiah mengacu pada proses yang matematika dan sains menyatakan bahwa
sistematis untuk menemukan atau Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65
memperoleh pengetahuan baru, untuk negara dengan skor literasi sains 382
menganalisis, mengoreksi dan memadukan sedangkan skor maksimum adalah 500.
dengan pengetahuan sebelumnya Hasil yang rendah ini dapat disebabkan
(Sujarwanta, 2012). oleh berbagai faktor. Salah satu faktor
Pelaksanaan metode ilmiah menuntut penting adalah model pembelajaran yang
siswa untuk melakukan suatu kerja ilmiah. diterapkan oleh guru. Berdasarkan hasil
Keterampilan kerja ilmiah merupakan wawancara terbatas terhadap beberapa
proses yang dilakukan oleh siswa melalui guru mata pelajaran IPA-Fisika SMP di
suatu metode ilmiah untuk mendapatkan Kabupaten Jember menunjukkan bahwa
pemecahan atau jawaban dari suatu secara umum pembelajaran dilaksanakan
permasalahan. Menurut Indriati (2012) dengan menggunakan pembelajaran
kerja ilmiah merupakan bagian dari mata konvensional (pembelajaran kooperatif).
pelajaran IPA yang mencakup: Pembelajaran lebih ditekankan pada
penyelidikan/penelitian, berkomunikasi kerjasama dalam kelompok dan pemberian
ilmiah, pengembangan kreativitas dan tugas-tugas. Namun, siswa masih belum
pemecahan seperti melakukan percobaan, diikutsertakan secara maksimal dalam
menganalisis hasil percobaan dan pembelajaran. Siswa masih belum
membuat kesimpulan serta mencakup ditekankan untuk dapat menemukan dan
pengembangan sikap dan nilai. membangun sendiri pengetahuannya
Namun pada kenyataannya menurut melalui kegiatan eksperimen.
Suastra pembelajaran IPA di sekolah Hal serupa juga diungkapkan oleh
memiliki kecenderungan antara lain: (1) Restami (2013) bahwa pada proses
pengulangan dan hafalan, (2) siswa belajar pembelajaran, guru kurang memberikan
akan ketakutan berbuat salah, (3) kurang kesempatan kepada siswa untuk terlibat
mendorong siswa untuk berpikir kreatif, dalam kegiatan memprediksi terhadap
dan (4) jarang melatihkan pemecahan pola-pola apa yang mungkin dapat diamati,
masalah (Marlinda, 2012). Selain itu kegiatan pengamatan atau observasi serta
menurut Suja menyatakan bahwa guru kegiatan yang dapat melatih siswa untuk
sangat jarang menerapkan kinerja dalam berkomunikasi atau menjelaskan
pembelajaran IPA, walaupun karakteristik keterkaitan antara prediksi dan hasil
materi yang diajarkan sangat cocok observasi pada orang lain sehingga
diterapkan kinerja ilmiah. Hal ini kegiatan pembelajaran akan lebih
menyebabkan timbulnya masalah yaitu bermakna bagi siswa. Hal ini
kekurangmampuan siswa dalam menyebabkan hasil belajar yang dicapai
melakukan kerja ilmiah (Marlinda, 2012). siswa menjadi rendah.
melakukan kerja ilmiah (Marlinda, 2012). siswa menjadi rendah.
Rini, Pengaruh Model Pembelajaran… 213

Berdasarkan uraian permasalahan di perpaduan model POE dengan media


atas maka diperlukan suatu model audiovisual diharapkan dapat lebih
pembelajaran yang dapat meningkatkan bermakna dan dapat meningkatkan suasana
keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar pembelajaran menjadi lebih
siswa dengan mengkonstruk atau menyenangkan.
membangun pengetahuan dalam diri Berdasarkan hasil penelitian Restami
mereka sendiri dengan peran aktifnya (2013) menunjukkan bahwa dengan
dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu menggunakan model pembelajaran POE
model pembelajaran yang bersifat pencapaian sikap ilmiah dan pemahaman
konstruktivisme (membentuk pengetahuan konsep siswa lebih baik dibandingkan
siswa) adalah model POE (Prediction, dengan menggunakan model pembelajaran
Observation and Explanation). Model konvensional. Selain itu, pada penelitian
POE menggunakan tiga langkah utama Khanifah (2014) menunjukkan bahwa
dari metode ilmiah yaitu (1) prediction dengan menggunakan media audiovisual
atau membuat prediksi tentang persoalan lebih efektif dalam meningkatkan
fisika; (2) observation yaitu melakukan kemampuan menganalisis dan
penelitian atau pengamatan apa yang memecahkan masalah fisika.
terjadi, membuktikan prediksinya terjadi Begitu pula pada penelitian Priandono
atau tidak; (3) explanation yaitu (2012) menyatakan bahwa media
memberikan penjelasan tentang kesesuaian audiovisual berbasis kontekstual dalam
antara dugaan dan yang sungguh terjadi pembelajaran fisika dapat meningkatkan
(Suparno, 2013:112-113). aktivitas belajar fisika siswa. Jika ditinjau
Model pembelajaran POE secara dari hasil belajar pada ranah kognitif
khusus melibatkan peserta didik dalam produk, terdapat 4 siswa yang memperoleh
suatu situasi/masalah, peserta didik harus nilai dibawah 75 dan sebanyak 19 siswa
memberikan dugaan tentang suatu memperoleh nilai diatas 75. Hal ini
peristiwa fisika sehingga konsepsi awal diperoleh karena siswa sangat antusias dan
peserta didik dapat diketahui. Kemudian rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang
peserta didik melakukan penyelidikan atas diberikan guru selain itu siswa tidak malu
dugaannya, jika dugaannya berbeda bertanya jika ada materi yang belum
dengan apa yang diamati, terjadi konflik dipahami.
antara prediksi dan observasi, maka Berdasarkan uraian di atas, maka
peserta didik mengalami perubahan konsep model pembelajaran POE disertai media
dari yang tidak benar menjadi benar (Tyas, audiovisual diperkirakan dapat menjadi
2013) alternatif dalam pembelajaran IPA-fisika
Implementasi model pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif dalam
POE ini akan dipadukan dengan media pembelajaran, sehingga dapat
audiovisual. Media audiovisual merupakan meningkatkan kerja ilmiah dan hasil
gabungan media visual (gambar) dan belajar siswa.
media audio (suara). Media audiovisual Penelitian ini bertujuan untuk
berperan dalam menyajikan fenomena- mendeskripsikan keterampilan kerja ilmiah
fenomena alam yang digunakan sebagai siswa dengan menggunakan model
permasalahan dalam topik pembelajaran. pembelajaran POE (Prediction,
Penggunaan media audiovisual dapat Observation and Explanation) disertai
mengatasi kelemahan model POE terutama media audiovisual dalam pembelajaran
pada tahap observasi atau pengamatan. IPA-Fisika di SMP dan mengkaji pengaruh
Dimana siswa dapat melakukan observasi model pembelajaran POE (Prediction,
melalui media audiovisual jika materi tidak Observation and Explanation) disertai
dapat dieksperimenkan. Selain itu dapat Observation and Explanation) disertai
dapat dieksperimenkan. Selain itu media audiovisual terhadap hasil belajar
214 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 211 - 218

siswa dalam pembelajaran IPA-Fisika di Untuk mengkaji pengaruh model


SMP. pembelajaran POE (Prediction,
Observation and Explanation) disertai
METODE media audiovisual terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA-Fisika di
Penentuan daerah penelitian ini SMP dilakukan dengan bantuan SPSS 16
menggunakan metode purposive sampling dengan uji independent sample t test, yang
area. Populasi dalam penelitian ini adalah sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk
seluruh siswa kelas VIII di SMPN 1 mengetahui data tersebut terdistribusi
Jember. Sampel ditentukan dengan normal atau tidak.
menggunakan teknik cluster random
sampling yang sebelumnya dilakukan uji HASIL DAN PEMBAHASAN
homogenitas dengan bantuan SPSS 16
terhadap populasi. Desain penelitian yang Penelitian ini dilaksanakan di SMPN
digunakan dalam penelitian ini adalah 1 Jember pada siswa kelas VIII semester
Posttest-Only Control Design. genap tahun 2014/2015 mulai tanggal 10
Teknik dan instrumen pengumpulan sampai dengan 23 April 2015 pada cahaya
data yang digunakan adalah observasi, dan cermin.dan cermin.
portofolio, dokumentasi, tes, dan Berdasarkan hasil analisis
wawancara. Untuk mendeskripsikan keterampilan kerja ilmiah pada siswa kelas
keterampilan kerja ilmiah siswa dengan eksperimen (VIII F) yang diperoleh
menggunakan model pembelajaran POE melalui observasi oleh observer
(Prediction, Observation and menggunakan lembar penilaian dan
Explanation) disertai media audiovisual melalui portofolio yaitu berupa penilaian
dalam pembelajaran IPA-Fisika di SMP hasil lembar kegiatan siswa (LKS) yang
digunakan penilaian keterampilan kerja dilakukan oleh peneliti maka nilai rata-rata
ilmiah siswa dengan persamaan sebagai tiap aspek keterampilan kerja ilmiah siswa
berikut: dapat dilihat pada Tabel 1.

1) Kerja Ilmiah Melalui Observasi (KIO) : Tabel 1. Nilai rata-rata tiap aspek keterampilan
kerja ilmiah siswa
........... pers. (1) Nilai
Aspek Rata-rata
Krite
2) Kerja Ilmiah Melalui Portofolio (KIP) : No. Keterampilan Keteramp
ria
Kerja Ilmiah ilan Kerja
........... pers. (2) Ilmiah
Merumuskan
3) Nilai Akhir kerja ilmiah : 1 3,44 SB
hipotesis
Melakukan
.......... pers. (3) 2 3,55 SB
eksperimen
Melakukan
Keterangan : 3 3,52 SB
observasi
Menganalisa
= nilai kerja ilmiah siswa melalui 4 hasil 3,51 SB
observasi eksperimen
= nilai kerja ilmiah siswa melalui Mengkomuni
5 3,17 B
portofolio kasikan
R = jumlah skor yang diperoleh siswa Membuat
6 3,49 SB
SM = skor maksimum kesimpulan
NA = nilai akhir kerja ilmiah siswa Rata-rata 3,45 SB
Rini, Pengaruh Model Pembelajaran… 215

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa media audiovisual cocok diterapkan pada


aspek yang terendah adalah aspek pembelajaran IPA-Fisika di SMP,
mengkomunikasikan dengan nilai rata-rata khususnya dalam meningkatkan
3,17. Jika dianalisis melalui video kemampuan keterampilan kerja ilmiah
pembelajaran dapat terlihat bahwa di kelas siswa.
eksperimen siswa lebih aktif terutama saat Data hasil belajar yang dianalisis
melakukan eksperimen dan melakukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
observasi. Namun, saat fase explanasi dalam ranah kognitif produk yang
terutama pada aspek mengkomunikasikan diperoleh melalui nilai post test. Nilai rata-
hasil eksperimen, siswa membutuhkan rata post test IPA-Fisika siswa kelas
bimbingan guru karena siswa masih belum eksperimen dan kelas kontrol dapat
terbiasa untuk mengungkapkan diinterpretasikan pada Tabel 2.
pendapatnya. Serta masih adanya rasa
takut dan kurang rasa percaya diri ketika Tabel 2. Nilai rata-rata post test IPA-Fisika
pendapatnya berbeda dengan kelompok siswa
lain. Hal ini yang menyebabkan aspek Nilai
Rata-
mengkomunikasikan memiliki nilai yang No Kelas Terti Teren rata
paling rendah daripada aspek lainnya. nggi dah
Aspek keterampilan kerja ilmiah yang Eksperi
paling tinggi adalah keterampilan 1 98 56 80,46
men
melakukan eksperimen dengan perolehan
2 Kontrol 98 34 79,22
nilai 3,55. Hal ini disebabkan karena rasa
antusias siswa saat melakukan dan
menemukan hal baru yang berbeda dari Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata post test IPA fisika
pembelajaran sebelumnya. Selain itu siswa
siswa kelas eksperimen lebih tinggi
akan dapat membentuk pengetahuannya
daripada kelas kontrol. Untuk
sendiri dan mencocokkannya dengan teori
yang sudah ada. Sedangkan nilai rata-rata menunjukkan adanya perbedaan hasil
semua aspek keterampilan kerja ilmiah belajar IPA-Fisika siswa antara kelas yang
menggunakan model pembelajaran POE
adalah 3,45 dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas, penerapan disertai media audiovisual dengan kelas
yang menggunakan model pembelajaran
model POE (Prediction, Observation and
Explanation) disertai media audiovisual yang biasa digunakan di sekolah maka
dapat meningkatkan keterampilan kerja dapat dilakukan dengan uji independent
ilmiah siswa selama kegiatan pembelajaran sample t-test berbantuan aplikasi SPSS 16.
berlangsung. Namun, sebelum menggunakan
Independent-Sample T-test perlu dilakukan
Keterampilan kerja ilmiah siswa juga
uji normalitas. Uji normalitas bertujuan
diuraikan berdasarkan kriteria yang
diperoleh siswa. Hasil analis dapat untuk mengetahui data yang akan di uji
terdistribusi normal atau tidak.
dijelaskan bahwa jumlah siswa yang
memiliki keterampilan kerja ilmiah dengan Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh
nilai sig kelas eksperimen sebesar 0,196
kriteria “sangat baik” sejumlah 24 siswa,
sedangkan siswa yang memiliki dan kelas kontrol sebesar 0,134, dimana
keterampilan kerja ilmiah dengan kriteria kedua nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
“baik” sejumlah 11 siswa dan tidak ada
yang dihasilkan terdistribusi normal,
siswa yang memiliki keterampilan kerja
kemudian dapat di uji dengan
ilmiah dengan kriteria “cukup” atau
“kurang”. Hasil ini menunjukan bahwa menggunakan independent sample t-test.
penerapan model POE (Prediction, Berdasarkan hasil uji t pada group
Observation and Explanation) disertai statistics menunjukkan nilai rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen adalah 80,46 dan
216 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 211 - 218

nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol siswa menjadi lebih aktif dalam proses
adalah 79,22. Berdasarkan hasil analisis pembelajaran. Hal ini juga dapat
Independent-Sample T-test, didapatkan meningkatkan keterampilan kerja ilmiah
nilai t pada equal variances assumed serta kerjasama dalam kelompok. Namun
adalah 0,355 dengan signifikansi (2-tailed) tidak semua materi dapat dilakukan dengan
0,723 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 eksperimen sehingga dengan adanya media
ditolak. Dengan demikian dapat audiovisual cukup membantu dalam proses
disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil pembelajaran. Hal lain yang perlu
belajar siswa kelas eksperimen tidak diperhatikan adalah manajemen waktu
berbeda dengan kelas kontrol. yang harus ditingkatkan agar tujuan
Tidak adanya perbedaan hasil belajar pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan
ini sesuai dengan kelemahan yang dimiliki wawancara yang dilakukan terhadap
model POE yaitu membutuhkan alokasi beberapa siswa, tanggapan mereka
waktu yang relatif lama dalam proses terhadap model POE disertai media
pembelajarannya sehingga sulit untuk audiovisual adalah menyenangkan karena
mencapai target yang ditentukan serta menggunakan video dalam sarana
membutuhkan persiapan yang lebih pembelajaran dan tidak membosankan
matang seperti mempersiapkan alat dan karena terdapat kegiatan eksperimen
bahan untuk ekperimen. Materi yang sehingga termotivasi untuk lebih aktif
diajarkan juga cukup banyak sehingga dalam pembelajaran IPA-Fisika. Hasil ini
pembelajaran menjadi kurang fokus. sesuai dengan penelitian Yuliono (2014)
Kemudian pada saat pelaksanaan post-test menyatakan bahwa penggunaan media
baik di kelas kontrol maupun kelas audiovisual dapat menampilkan
eksperimen juga terjadi kecurangan yang permasalahan fisika yang akan mengajak
dilakukan oleh siswa seperti melakukan siswa untuk berdiskusi dengan
kerja sama dengan teman sebangku. Selain kelompoknya. Selain itu media audiovisual
itu, penerapan model juga berpengaruh ini mampu menarik perhatian siswa dan
terhadap hasil belajar siswa dimana model juga sangat cocok dijadikan sebagai alat
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti bantu untuk siswa belajar. Karena dengan
tidak jauh berbeda dengan model adanya suara dan gerak yang diambil dari
pembelajaran yang digunakan di sekolah. kejadian kehidupan sehari-hari, media ini
Model pembelajaran POE memiliki lebih membuat siswa mengerti tentang
karakteristik yang hampir sama dengan konsep fisika yang disampaikan
model pembelajaran kooperatif yang biasa Penerapan model POE disertai media
digunakan guru di sekolah. Sehingga hal audiovisual terdapat kendala yaitu karakter
inilah yang menyebabkan tidak adanya siswa yang berbeda membuat beberapa
perbedaan hasil belajar antara kelas kelompok cenderung ramai ketika
eksperimen dan kelas kontrol. melakukan eksperimen sehingga
Berdasarkan hasil wawancara dengan mengganggu proses pembelajaran dan
guru bidang studi IPA dan beberapa siswa solusi yang diambil oleh peneliti adalah
diperoleh tanggapan terhadap model POE memberikan perhatian lebih pada
disertai media audiovisual. Tanggapan kelompok yang ramai tersebut. Selain itu,
guru bidang studi IPA menyatakan bahwa kurangnya kemampuan dalam mengatur
dengan POE disertai media audiovisual waktu hal ini terjadi saat siswa melakukan
adalah baik karena dengan menggunakan eksperimen. Terkadang siswa
media audiovisual dapat menarik minat membutuhkan waktu yang lebih lama dari
dan perhatian siswa untuk belajar IPA- waktu yang telah disediakan sehingga
Fisika. Selain itu dengan menggunakan siswa tidak sempat untuk melakukan
model POE ini terutama pada tahap presentasi dan dilanjutkan pada pertemuan
observasi melalui eksperimen membuat selanjutnya. Namun, jika semua faktor
Rini, Pengaruh Model Pembelajaran… 217

yang ada dalam model pembelajaran ini Indriati, D. 2012. Meningkatkan Hasil
dapat dikelola dengan baik maka akan Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui
sangat dimungkinkan tercapainya tujuan Pembelajaran Science-Edutainment
pembelajaran secara maksimal. Berbantuan Media Animasi. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 1, No.
KESIMPULAN DAN SARAN 2, hal. 192-197.
Berdasarkan hasil analisis data dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan 2013. Ilmu Pengetahuan Alam : buku
bahwa keterampilan kerja ilmiah siswa guru. Jakarta: Kementerian
selama menggunakan model POE Pendidikan dan Kebudayaan. Tersedia
(Prediction, Observation and Explanation) pada http://layananptk.wordpress.com
disertai media audiovisual dalam /2013/07/05/unduh-buku-pegangan-
pembelajaran IPA-Fisika siswa kelas VIII guru-smp-kurikulum-2013/. [Diakses
SMPN 1 Jember tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 22 Agustus 2014]
tergolong dalam kriteria sangat baik Khanifah dan Susanto, H. 2014.
dengan nilai rata-rata keterampilan kerja Efektivitas Model Pembelajaran
ilmiah adalah 3,45 dan model Problem Based Instruction
pembelajaran POE disertai media Berbantuan Media Audiovisual dalam
audiovisual tidak berpengaruh terhadap Meningkatkan Kemampuan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Menganalisis dan Memecahkan
IPA-Fisika di SMP. Masalah Fisika. Unnes Physics
Berdasarkan kesimpulan di atas maka Education Journal. Vol. 3, No. 2, hal.
saran yang diberikan adalah dibutuhkan 48-55.
persiapan yang matang terutama dalam Marlinda, N. L. P. 2012. Pengaruh Model
mempersiapkan alat dan bahan untuk Pembelajaran Berbasis Proyek
kegiatan eksperimen supaya pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir
dapat berjalan dengan optimal serta perlu Kreatif dan Kerja Ilmiah Siswa.
mempersiapkan media pembelajaran Jurnal Penelitian Pascasarjana
seperti audiovisual untuk menarik minat Universitas Pendidikan Ganesha Vol.
dan perhatian siswa dalam belajar, dalam 2, No. 2, hal. 1-23.
menerapkan model POE ini guru harus Priandono, F. E. 2012. Pengembangan
mempertimbangkan waktu di setiap Media Audio-Visual Berbasis
tahapan pembelajaran dengan sebaik- Kontekstual Dalam Pembelajaran
baiknya agar proses pembelajaran dapat Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran
berjalan dengan efektif, pada penelitian ini Fisika, Vol. 1, No. 3, hal. 247-253.
terutama untuk aspek mengkomunikasikan Rahayu, P., Mulyani dan Muswadi. 2012.
hasil penelitian merupakan aspek terendah Pengembangan Pembelajaran IPA
sehingga diharapkan guru dapat Terpadu dengan Menggunakan Model
membimbing siswa supaya siswa lebih Pembelajaran Problem Base Melalui
percaya diri dan tidak merasa takut ketika Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA
diminta untuk berpendapat dan bagi Indonesia. Vol. 1, No. 1, hal. 63-70.
peneliti selanjutnya, karena pembelajaran Restami, M. P., Suma, K., dan Pujani, M.
IPA-Fisika menggunakan model POE 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
disertai media audiovisual ini kurang POE (Predict – Observe – Explain)
efektif dilaksanakan pada pokok bahasan Terhadap Pemahaman Konsep Fisika
cahaya dan alat optik di SMP, maka perlu dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Gaya
dikembangkan dan diuji cobakan untuk Belajar Siswa. Jurnal Program
pokok bahasan IPA-Fisika yang lain. Pascasarjana Universitas Pendidikan
Pascasarjana Universitas Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
218 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.3, Desember 2015, hal 211 - 218

Ganesha Program Studi IPA. Vol.3


No.3, hal. 1-11
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan
Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Saintifik. Jurnal Nuansa
Kependidikan. Vol. 16, No. 1, hal. 75-
80
Suparno, P. 2013. Metodologi
Pembelajaran Fisika Konstruktivisme
& Menyenangkan Edisi Revisi.
Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Tyas, R. N., Sukisno dan Mosik. 2013.
Penggunaan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) untuk Memperbaiki
Miskonsepsi Fisika. Jurnal
Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang. Vol. 1,
No. 1, hal. 37-41.
Yuliono, S. N., Sarwanto dan
Wahyuningsih, D. 2014. Video
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Materi Kalor Untuk Siswa Kelas VII.
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2, No.
1,hal.21-25

Anda mungkin juga menyukai