Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino

Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

BAB VI
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

6.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah negara agraris yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber
daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan menyimpan
potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana
940 jenis diantaranya telah dinyatakan berkhasiat sebagai obat. Dari sekian banyak jenis
tumbuhan obat, sekitar 78% masih diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan
(Nugroho, 2010).
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah
kesehatan. Pengetahuan mengenai tanaman obat memiliki karakteristik berbeda-beda pada
suatu wilayah. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat tersebut merupakan warisan
budaya bangsa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diwariskan secara turun-
temurun hingga ke generasi sekarang sehingga tercipta berbagai ramuan tumbuhan obat yang
merupakan ciri khas pengobatan tradisional Indonesia (Jhonherf, 2007). Pengetahuan
mengenai tumbuhan obat mulai dari jenis, bagian tanaman, cara pengobatan sampai dengan
penyakit yang dapat disembuhkan merupakan kekayaan pengetahuan yang perlu digali,
dikembangkan, dilestarikan, dan dioptimalkan (Harini, 2000).
Gerakan kembali ke alam atau istilah back to nature menjadi bahan pembicaraan yang
penting seiring dengan semakin dirasakannya manfaat penggunaan obat tradisional. Gerakan
tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola
penyakit. Penggunaan obat tradisional di Indonesia tidak hanya digunakan oleh masyarakat di
pedesaan, tetapi juga masyarakat yang berada di kota besar dimana sudah banyak tersedia
sarana kesehatan yang lebih modern. Obat tradisional digunakan sebagai obat alternative
karena mahal atau tidak tersedianya obat modern dan adanya kepercayaan bahwa obat
tradisional lebih aman (Hedi, 2007).
Perkembangan dunia farmasi yang semakin pesat, tidak membuat kepercayaan
asyarakat terhadap penggunaan obat tradisional luntur. Bahkan, kini obat tradisional menjadi
obat alternative yang telah dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan penyakit di beberapa
rumah sakit, contohnya poliklinik obat tradisional RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

TRESIA LEKAL (114217589)


387
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

tahun 2006. RS Jelet Jepara pada tahun 2007 yang terus dikembangkan sampai sekarang (Narti,
2009).
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi
sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini menepis
anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional
aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah keliru. Obat tradisional bila
dikonsumsi melampai batas yang dianjurkan justru akan membahayakan. Efek samping obat
tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi kebenaran bahan, ketepatan
dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi,
dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional (Oktora, 2006). Saat ini tercatat sekitar 40%
penduduk Indonesia menggunakan pengobatan tradisional, 70% berada di daerah pedesaan
(Harmanto dan Subroto, 2007).
Produksi obat tradisional dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Karena
banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan pengawsan dan perizinan,
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengelompokkan obat tradisional dalam
sediaan jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda, yaitu
untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan obat herbal
terstandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farrmakologi secara
eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern bahan bakunya harus
distandarisasi dan harus melalui uji klinik (Sukandar, 2006).
Obat tradisional yang beredar di Indonesia sangat banyak, diantara obat tradisional
yang beredar terdapat juga produk obat tradisional yang mengandung narkotika/psikotropika,
hewan/tumbuhan yang dilindungi, dan BKO, serta terdapat obat tradisional yang komposisinya
tidak sesuai dengan yang tertera pada label hal tersebut dapat memicu terjadinya kesalahan
dalam memilih produk obat tradisional/jamu.
Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi untuk memberikan informasi pada
masyarakat mengenai perbedaan jamu, obat herbal terbatas, dan fitofarmaka serta mengajarkan
tentang cara mencari informasi mengenai produk-produk obat yang terdaftar kepada
masyarakat. Selain itu kami memberikan langkah-langkah untuk dapat melakukan pencarian
apakah suatu produk obat terdaftar atau tidak melalui website dari BPOM
(https://cekbpom.pom.go.id/).

TRESIA LEKAL (114217589)


388
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

6.2 TUJUAN KEGIATAN


1. Membuat masyarakat memahami perbedaan jamu, OHT, dan Fitofarmaka
2. Memberitahukan cara mendapatkan informasi mengenai produk herbal yang terdaftar
di BPOM

6.3 MANFAAT KEGIATAN


1. Membuat masyarakat lebih paham dan berhati-hati dalam memilih suatu produk herbal
2. mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi obat herbal yang aman

6.4 MATERI PROMO KESEHATAN


Materi yang dibawakan berjudul “Konsumsi Obat Herbal yang Aman”

6.5 PELAKSANAAN KEGIATAN


6.5.1 Waktu dan Lokasi
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Kamis, 7 Juni 2018
Waktu : 10.35 – selesai
Tempat : Ruang Serbaguna Gereja Katolik Roh Kudus
Jl. Raya I Gusti Ngurah Rai No. 97, Purimas, Rungkut, Surabaya

6.5.2 Bentuk Kegiatan


Peserta yang mengikuti penyuluhan mengenai “Konsumsi Obat Herbal yang Aman”
adalah anggota kelompok KPI St. Theresia Lisieux Gereja Katolik Roh Kudus yang diberikan
oleh mahasiswa Program Profesi Apoteker Universitas Surabaya yang disertai dengan peraga.
Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab, kesempatan peserta untuk bertanya apabila masih belum
paham dan diadakan Kuis untuk mengukur kepahaman peserta.

TRESIA LEKAL (114217589)


389
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

WAKTU KEGIATAN PIC


08.30 – 10.35 Briefing Panitia dan persiapan Anton
Pembukaan : Mayke dan Willyam
10.35 – 10.37 - Sambutan Ketua Komunitas
10.37 – 10.40 - Sambutan Bu Lusiwati
Penyuluhan mengenai Jamu, OHT, dan Jonathan dan Linda
Fitofarmaka
10.40 – 10.55 - Penjelasan Materi
10.55 – 11.15 - Tanya Jawab
11.15 – 11.20 - Pengisian Kuesioner Wayan dan Tim
Tabel 6.1 Susunan Acara

6.6 PANITIA PELAKSANA


Nama Panitia NRP Jabatan
Dra. Lusiwati Tjakrawala, M.Farm-Klin., Apt - Pembina
Ika Mulyono Putri W., M.Farm-Klin., Apt - Pembina
Anton Kurniawan, S.Farm 114217514 Ketua
Tresia Lekal, S.Farm 114217589 PDD
Willyam Gunawan, S.Farm 114217518 Pembawa Acara
Mayke Tania Joestiono, S.Farm 114217587 Pembawa Acara
Jonathan Derian, S.Farm 114217574 Pembawa Materi
Linda Weni, S.Farm 114217619 Pembawa Materi
Wi’am Camelia, S.Farm 114217569 Registrasi
Natalia Sukiwun, S.Farm 114217595 Registrasi
I Wayan Gede Arie S., S.Farm 114217576 Perlengkapan
Aldyan Ekaputra L., S.Farm 114217524 Operator
Tabel 6.2 Susunan Panitia

TRESIA LEKAL (114217589)


390
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

6.7 EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan mengenai “Konsumsi Obat Herbal yang Aman” adalah anggota
kelompok KPI St. Theresia Lisieux Gereja Katolik Roh Kudus dilaksanakan di Ruang
Serbaguna Gereja Katolik Roh Kudus dengan jumlah peserta sebanyak 37 orang. Acara dimulai
pukul 08.30 WIB dibuka oleh Anton untuk briefing Panitia dan persiapan. Pembukaan oleh
pembawa acara dimulai pukul 10.35 dan diawali dengan sambutan dari Ketua Komunitas St.
Theresia Lisieux dan Ibu Lusiwati selaku pembimbing.
Materi mengenai “Konsumsi Obat Herbal yang Aman” disampaikan disertai dengan
batuan power point, peraga seperti kotak kemasan untuk memperjelas materi yang
disampaikan, selain itu memberikan langkah-langkah untuk dapat melakukan penggunaan
website dari BPOM (https://cekbpom.pom.go.id/). Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab bagi
peserta yang belum memahami materi. Selain itu diadakan Kuis untuk mengukur kepahaman
peserta.
Acara ditutup dengan pengisian kuisioner dan pemberian hadiah kepada peserta yang
sudah menjawab kuis yang diberikan. Seluruh rangkaian acara cukup berjalan dengan lancar,
ada kesalahan teknis mengenai LCD karena tiba-tiba tidak bisa tersambung dengan internet
sehingga penjelasan mengenai langkah-langkah penggunaan website dilanjutkan dengan
menggunakan brosur yang diberikan, selain itu kondisi peserta yang berpencar akibat luasnya
tempat penyuluhan sehingga sangat luasnya jangkauan panitia untuk membantu peserta
mengikuti arahan pembawa materi. Peserta yang hadir sangat antusia pada saat penyuluhan dan
dalam mengajukan pertanyaan sehingga acara penyuluhan ini menjadi ramai dan interaktif.
Mahasiswa pemapar materi juga dengan lancar menyampaikan materi.

6.7. 1 Peserta
Target Peserta : 30 orang
Peserta yang hadir : 37 orang
Kesimpulan : peserta yang hadir telah mencapai target yang diinginkan, hal ini
sebenarnya bisa dihadiri lebih banyak lagi, karena diadakan pada bulan puasa dan mendekati
liburan idul fitri sehingga banyak peserta yang berhalangan hadir

TRESIA LEKAL (114217589)


391
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

Gambar 6.1 Foto Peserta Promosi Kesehatan

Gambar 6.2 Pembawa Acara dan Pembawa materi

TRESIA LEKAL (114217589)


392
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

Gambar 6.3 Peserta Mencari Informasi Obat Herbal Sesuai dengan Arahan Panitia

Gambar 6.4 Tanya Jawab (1)

TRESIA LEKAL (114217589)


393
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

Gambar 6.5 Tanya Jawab (2)

Gambar 6.6 Panitia Membantu Peserta Mengikuti Arahan Pembawa Materi (1)

TRESIA LEKAL (114217589)


394
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

Gambar 6.7 Panitia Membantu Peserta Mengikuti Arahan Pembawa Materi (2)

Gambar 6.8 Pembimbing, Panitia, dan Pemenang Kuis

TRESIA LEKAL (114217589)


395
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

Gambar 6.9 Panitia Promosi Kesehatan

6.8 KUESIONER
Untuk mengetahui tingkat penerimaan materi dan kepuasan dari peserta promosi
kesehatan, kami membagikan kuisioner yang telah dirangkum hasilnya pada table di bawah ini.
Pertanyaan Jawaban Jumlah %
responden
1. Menurut anda, apakah acara ini berjalan dengan Ya 37 100 %
sukses Tidak 0
2. Materi yang disajikan dapat menambah wawasan Ya 37 100 %
saya tentang obat herbal Tidak 0
3. Sebagian besar materi dapat saya pahami Ya 37 100 %
Tidak 0
4. Penyajian materi tentang obat herbal cukup Ya 37 100 %
interaktif Tidak 0
5. Materi yang disampaikan bermanfaat untuk saya Ya 37 100 %
Tidak 0
6. Narasumber dapat menyampaikan materi dengan Ya 36 97,29%
baik Tidak 1

TRESIA LEKAL (114217589)


396
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Valentino
Program Studi Profesi Apoteker Angkatan LV Universitas Surabaya

7. Fasilitas penunjang acara tersedia dengan baik Ya 36 97,29%


Tidak 1
8. Setelah acara ini saya akan berusaha menggunakan Ya 37 100%
BPOM untuk mengecek obat herbal yang akan Tidak 0
saya beli
9. Untuk ke depannya apakah acara serupa perlu Ya 36 97,29 %
diadakan lagi Tidak 1
Tabel 6.3 Distribusi Hasil Pernyataan Kuesioner Promosi Kesehatan

6.9 KESIMPULAN
Acara promosi kesehatan berjalan dengan lancar selam 45 menit dan diikuti oleh 37
peserta dari awal hingga akhir acara. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar
responden menganggap acara berjalan dengan baik, interaktif, dan bermanfaat, ditandai dengan
hanya terdapat satu responden yang menjawab tidak pada pernyataan nomor 6, 7, dan 9.
Saran untuk acara selanjutnya adalah diadakan lebih lama, lebih khusus dengan bekerja
sama dengan kelompok kesehatan Gereja Katolik Roh Kudus sehingga lebih banyak materi
yang dapat disampaikan.

TRESIA LEKAL (114217589)


397

Anda mungkin juga menyukai