Anda di halaman 1dari 2

PEMUSNAHAN

Puskesmas
Obat yang telah didistribusikan ke puskesmas pembantu (PusTu) dan Pondok Kesehatan
Desa (PonKesDes) yang mengalami kerusakan dan kadaluarsa dikembalikan ke Puskesmas
Sukodono. Selama kurun waktu ini belum melakukan pemusnahan obat, jika ada pemusnahan
maka pihak Puskesmas Sukodono akan mendata semua obat yang akan dimusnahkan dan
mengirim surat pengajuan pemusnahan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Surat pengajuan
pemusnahan tersebut berisi nama item, jumlah item, tanggal manufacturing obat, tanggal
kadaluarsa, alasan dimusnahkan, dan ditanda tangani oleh Apoteker Penanggung Jawab. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Puskesmas Sukodono akan
mengirimkan berkas, surat pengajuan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo, dan obat-obat yang akan dimusnahkan ke Instalasi Farmasi Kabupaten Sidoarjo.

Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi Kabupaten Sidoarjo selama ini tidak pernah melakukan pemusnahan obat
karena obat yang memiliki tanggal kadaluarsa 1 tahun sebelumnya ditawarkan ke puskesmas-
puskesmas yang ada di Sidoarjo jika mereka memerlukan, sehingga obat tersebut tidak sampai
kadaluarsa. Selain itu juga pemusnahan dapat disebabkan juga obat mengalami kerusakan dan
kadaluarsa dari puskesmas, obat-obat tersebut diserahkan ke tim pemusnah obat. Saat melakukan
pemusnahan obat disertai dengan berita acara sesuai dengan Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi serta Perka BPOM RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Obat-
Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan. Kegiatan pemusnahan ini akan melibatkan beberapa
saksi yaitu Kementerian Kesehatan, Badan POM, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Balai
Besar/Balai POM setempat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, petugas sarana selain itu juga
melibatkan Dinas Perizinan, Inspektorat karena obat publik ini merupakan aset daerah.
EVALUASI PUSKESMAS

Puskesmas Sukodono belum melakukan evaluasi penggunaan obat belum dilaksanakan


secara maksimal tetapi telah diusahakan satu bulan sekali melakukan evaluasi penggunaan obat
untuk mendapat berapa kebutuhan obat dalam satu bulan, melihat penggunaan obat rasional serta
untuk perencanaan obat. Evaluasi yang dilakukan juga terhadap petugas yang ada, pengelolaan
sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinik antar petugas dan profesi lain, dan evaluasi program
yang dilaksanakan di puskesmas.
Apoteker yang ada di Puskesmas Sukodono berjumlah satu orang dan telah mengikuti
seminar, workshop maupun pertemuan yang dilaksanakan oleh IAI maupun dinas kesehatan
berguna untuk menambah dan memperbarui wawasan farmasi klinik maupun pengelolaan sediaan
farmasi sehingga pelayanan kefarmasian dapat dilakukan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai