Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang

terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau

organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak

oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimmune tidak memberikan dampak

peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru

terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk.

Jika tubuh dihadapkan sesuatu yang asing maka tubuh memerlukan

ketahanan berupa respon immun untuk melawan substansi tersebut dalam

upaya melindungi dirinya sendiri dari kondisi yang potensial menyebabkan

penyakit. Untuk melakukana hal tersebut secara efektif maka diperlukan

kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri sehingga dapat memberikan

respon pada kondisi asing atau bukan dirinya sendiri. Pada penyakit

autoimmune terjadi karena kegagalan untuk mengenali beberapa bagian dari

dirinya.

seliaka penyakit (dieja penyakit celiac di Amerika Utara) adalah

gangguan autoimun dari usus kecil yang terjadi pada orang genetik

cenderung dari segala usia dari bayi dan seterusnya tengah. Gejala

termasuk diare kronis, gagal tumbuh (pada anak), dan kelelahan, tetapi

mungkin tidak ada, dan gejala pada sistem organ lainnya telah dijelaskan.

1
Sebagian pertumbuhan diagnosis sedang dilakukan pada orang tanpa gejala

sebagai akibat dari skrining meningkat.

Seliaka Penyakit ini disebabkan oleh reaksi terhadap gliadin, sebuah

prolamin (protein gluten) ditemukan dalam gandum, dan protein serupa yang

ditemukan dalam tanaman dari suku Triticeae (yang termasuk kultivar lainnya

seperti barley dan gandum). Setelah paparan gliadin, dan prolamins tertentu

lainnya, yang transglutaminase jaringan enzim memodifikasi protein, dan

sistem kekebalan tubuh bereaksi silang dengan jaringan usus kecil,

menyebabkan reaksi inflamasi. Yang mengarah pada truncating dari vili usus

kecil lapisan (disebut atrofi vili). Hal ini mengganggu penyerapan nutrisi,

karena vili usus bertanggung jawab untuk penyerapan. Pengobatan yang

efektif hanya diketahui adalah diet bebas gluten seumur hidup. Sedangkan

penyakit yang disebabkan oleh reaksi terhadap protein gandum, itu tidak

sama dengan alergi gandum.

Sebenarnya apa terjadi, mengapa system imun yang terlalu aktif

menyebabkan imunitas tidak mengenali bagian dari dirinya, sehingga terjadi

penyerangan-penyerangan oleh system immune?

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan

masalah Penyakit Autoimun Seliaka antara lain :

1. Apa itu autoimmune?

2. Apa itu Seliaka?

2
3. Apa penyebab Seliaka?

4. Apa tanda-tanda Seliaka?

5. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit seliaka?

6. Bagaimana diagnosa Seliaka?

7. Apa itu komplikasi Seliaka?

8. Bagaimana pencegahan komplikasi Seliaka?

9. Bagaimana cara mendiagnosa dan mengobati autoimmune?

C. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Mengetahui arti dari autoimmune itu sendiri.

2. Mengetahui arti dari penyakit seliaka.

3. Menjelaskan penyebab dan mekanisme seliaka bisa terjadi.

4. Menjelaskan komplikasi dan pencegahan komplikasi seliaka.

5. Menjelaskan cara mendiagnosa dan mengobati autoimmune.

6. Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata ajar Imunologi serologi.

3
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN AUTOIMUNITAS

Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri

yang disebabkan oleh menkanisme normal yang gagal berperan untuk

mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Respon imun

terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh

tersebut dan merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang

membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas

menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing

atau berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti

cacing), sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan.

Setiap penyakit yang dihasilkan dari seperti respon imun yang

menyimpang, kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis yang

ditimbulkan oleh respon autoimun disebut penyakit autoimun.

Penyakit AutoImune adalah penyakit dimana sistem kekebalan

yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan

atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga

dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimmune tidak

memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan

suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan

yang terbentuk.

4
Bahan yang bisa merangsang respon imunitas disebut antigen.

Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di atas

permukaan sel (seperti bakteri, virus, atau sel kanker). Beberapa antigen,

seperti molekul serbuk sari atau makanan, ada di mereka sendiri.

Sel sekalipun pada orang yang memiliki jaringan sendiri bisa

mempunyai antigen. Tetapi, biasanya, sistem imunitas bereaksi hanya

terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap

antigen dari orang yang memiliki jaringan sendirii. Tetapi, sistem imunitas

kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai

antibodi asing dan menghasilkan (disebut autoantibodi) atau sel imunitas

menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri.

Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan

radang dan kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan

gangguan autoimun, tetapi beberapa orang menghasilkan jumlah yang

begitu kecil autoantibodi sehingga gangguan autoimun tidak terjadi.

B. PENGERTIAN SELIAKA

Penyakit Seliaka adalah suatu kelainan dari sistem kekebalan

tubuh yang bereaksi terhadap gluten. Gluten adalah sejenis protein yang

umum ditemukan dalam sumber makanan vegetarian seperti gandum,

barley, dan gandum. Jika seseorang dengan kondisi ini akan

mengkonsumsi produk yang mengandung gluten, mereka dapat

menyebabkan kerusakan serius pada sistem pencernaan mereka.

5
Kondisi ini memiliki beberapa nama lain, termasuk: penyakit

seliaka (dengan''œ ligatur''), c (o) eliac sariawan, non-tropis sariawan,

sariawan endemik, enteropati gluten atau gluten-sensitif enteropati, dan

intoleransi gluten. Para''''celiac Istilah berasal dari bahasa Yunani

κοιλιακός (''''koiliakόs, "perut"), dan diperkenalkan pada abad ke-19

dalam terjemahan dari apa yang umumnya dianggap sebagai penjelasan

Yunani kuno penyakit dengan Aretaeus dari Cappadocia. penyakit

sariawan seliaka : reaksi terhadap gluten (ditemukan dalam gandum, rye,

dan barley) yang menyebabkan kerusakan pada lapisan usus kecil.

Jumlah orang Amerika yang menderita penyakit seliaka (celiac)

sekarang ini hampir lima kali lipat dibandingkan dengan tahun 1950-an,

menurut hasil temuan penelitian terbaru oleh Warren Air Force Base

terhadap 9.133 orang yang beranjak dewasa. Laporan terbaru lainnya

menemukan bahwa rata-rata penyakit seliaka naik dua kali lipat setiap 15

tahun semenjak 1974. Penyakit pencernaan yang melemahkan tubuh ini

sekarang diperkirakan menimpa 1 dari 100 orang Amerika.

C. PENYEBAB SELIAKA

Penyebab penyakit ini adalah karena usus halus tidak mampu

menyerap dan mencerna gluten. Gluten merupakan protein yang banyak

terdapat pada gandum, jelai (suku padi-padian), dan gandum hitam.

Pada beberapa orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung

gluten, terdapat suatu enzim yang bernama transglutaminase yang

6
mengubah gluten menjadi zat kimia yang menyebabkan peradangan

pada lapisan usus halus sehingga menjadi rusak dan mencegah

penyerapan secara normal terhadap nutrisi lain dari makanan.

Gangguan penyerapan nutrisi vitamin, mineral dan lainnya dapat

menyebabkan kerusakan organ lain pada tubuh seperti hati, tulang dan

otak atau organ lain yang membutuhkan suatu nutrisi untuk berfungsi

normal. Jika penyakit ini terjadi anak-anak, maka akan menyebabkan

pertumbuhannya terganggu.

Banyak ahli kesehatan berasumsi penyakit celiac banyak

disebabkan oleh faktor keturunan. Namun tidak semua anggota keluarga

mengalami penyakit ini dimanag salah satu anggotanya menderita

penyakit ini. Pada umumnya, penyakit ini diderita oleh orang yang

mengalami penyakit diabetes melitus tipe 1, radang usus besar (colitis),

sindrom Sjögren dan penyakit pada kelenjar tiroid.

D. TANDA-TANDA SELIAKA

Penyakit seliaka ditandai dengan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Sakit perut,

2. Kembung (bloating)

3. Gassines

4. Diare

5. Sembelit

6. Intoleransi laktosa (lactose intolerance)

7
7. Mual (nausea)

8. Lesu (fatigue).

E. MEKANISME PENYAKIT SELIAKA

Seliaka Penyakit disebabkan oleh reaksi terhadap gliadin

(prolamin / protein gluten) pada gandum, dan pada tanaman dari suku

Triticeae (barley dan gandum).

Setelah paparan gliadin, dan prolamins, transglutaminase jaringan

enzim memodifikasi protein, dan sistem kekebalan tubuh sehingga

bereaksi silang dengan jaringan usus kecil, menyebabkan reaksi

inflamasi yang mengarah pada truncating dari vili usus kecil lapisan (atrofi

vili) sehingga mengganggu penyerapan nutrisi, karena vili usus

bertanggung jawab untuk penyerapan

8
Adapun mekanisme terjadinya seliaka adalah dengan adanya

gluten dan factor lain seperti stress, penggunaan

obat,enzyme,neurotrasmiter,neuropepide,flora normal, disregulasi imun

akan membentuk imunomodulator dan agen inflamasi. Hal ini akan

mengakibatkan terlepasnya ikatan protein dan protein tersebut akan

dikenali oleh APC sebagi suatu antigen.Kemudian akan mengakibatkan

terlepasnya TNF-alfa dan interferon gama.

Selain dikenali oleh APC,protein itu juga akan dikenali oleh

limfosit T yang selanjutnya sel tersebut akan langsung menginduksi sel T

killer untuk merusak lamia propria dari vili usus.Sel limfosit T juga akan

mengaktifkan sel B,sel ini akan memproduksi antibody yang sesuai

dengan protein yang masuk.Antibodi tersebut juga berfungsi sama

seperti TNF-alfa,interferon gama,dan sel T killer yakni akan merusak vili

usus dengan pelepasan sitokin sehingga akan menggakibatkan kematian

epilet vili usus dan mengganggu proses penyerapan nutrisi.

Sel limfosit B selain menproduksi antibody sesuai antigen yang

masuk juga memproduksi immunoglobulin M dan immunoglobulin G yang

akan mengakibatkan reaksi silang pada jaringan lain yang akan

mengakibatkan autoimun pada organ lain seperti pada tulang,

otot,ginjal,pancreas,otak.

9
F. DIAGNOSA PENYAKIT SELIAKA

Kadang dibutuhkan waktu yang lama sekitar beberapa bulan atau

tahun untuk mendiagnosa seseorang mengidap penyakit celiac karena

kadang pasien tidak merasakan gejala-gejala umum penyakit ini.

Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien akan memberikan arah

diagnosis walaupun dibutuhkan waktu dan pemeriksaan yang lama dan

berkali-kali. Jika pasien mengalami kram dan nyeri di bagian perut, sendi

dan terjadi anemia kronis karena kekurangan zat besi, maka pasien

mungkin mengidap penyakit celiac.

Ketika dokter menduga seseorang mengidap penyakit ini, maka

akan dilakukan 2 proses pemeriksaan atau screening, yaitu:

1. Tes darah (igA TTG) untuk mendeteksi enzim transglutaminase.

10
2. Jika tes darah menunjukkan hasil positif maka dilakukan pemeriksaan

biopsi dan endoskopi pada usus dua belas jari. Biasanya dilakukan

dengan memberikan pasien obat bius, tabung fiber optik akan

dimasukkan melewati mulut dan kerongkongan untuk memeriksa

usus 12 jari dimana sedikit jaringan akan diambil untuk dilakukan

pemeriksaan oleh mikroskop.

Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien akan disuruh

mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten secara teratur selama

beberapa minggu. Ketika diagnosis dilakukan oleh dokter, pemeriksaan

untuk mengetahui pasien mengidap osteoporosis mungkin dilakukan

termasuk melakukan pemeriksaan untuk anggota keluarga yang lain

sehingga dapat dilakukan pengobatan penyakit celiac sejak dini.

Menurut Asosiasi Sariawan Celiac , ada tiga langkah utama untuk

mendiagnosis penyakit Celiac .

1. Langkah pertama

Meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari

tanda-tanda Penyakit Celiac : seperti kelelahan dan penurunan berat

badan . Sebuah panel darah juga dilakukan , kadang-kadang disebut

sebagai Darah Panel Celiac , untuk melihat indictors lain Penyakit

Celiac , seperti antibodi

2. Langkah Kedua

Biopsi multi- sampel dari bagian duodenum dari usus dilakukan

untuk melihat kemungkinan kerusakan mikro vili dari gluten .Seperti

11
yang Anda lihat pada diagram ini , ada 3 daerah yang berbeda dari

usus . Duodenum adalah bagian dari usus yang segera mengikuti

lambung dan di mana sampel biopsi diambil .

3. Langkah ketiga mencakup penerapan diet bebas gluten .

Ketika kesehatan seseorang mulai membaik , gejala mulai

berkurang dan vili usus mulai memperbaiki diri.

Diagnose pendukung untuk penyakit seliaka :

1. Biopsy yeyunum menunjukkan permukaan mukosa yang datar

dengan atrofi vili hiperplastik. Biopsy yeyunum merupakan diagnosis

definitive dari penyakit seliaka. Karakteristiklesi ini berubah kembali

ke normal setelah adanya diet pembatasan gluten, yang membantu

memperkuat diagnosis.

2. Diagnosis diperkuat dengan adanya antigladin, antiretikulin, dan

antiendomisial antibody IgG dan IgA serta tidak adanya antigliadin ,

antiretikulin, dan antiendomisial antibody IgG dan IgA ketika konsumsi

gluten dihentikan.

3. Uji deteksi yang cepat untuk antibody antigladin IgG dan IgA serum

memungkinkan skrining penyakit dan pemantauan respon terhadap

terapi.

G. KOMPLIKASI SELIAKA

1. Osteoporosis

2. Anemia defisiensi besi

12
3. Kemandulan

4. Kanker

5. Penyakit auto -imun (penyakit tiroid, Diabetes tipe 1 dan Penyakit

Addison)

H. PENCEGAHAN KOMPLIKASI SELIAKA

1. Pantau dengan cermat untuk mencegah dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, dan asidosis metabolic (mis.

Kelemahan, iritabilitas, penurunan tingkat kesadaran, suara jantung

yang tidak teratur, dan kendali otot yang buruk

2. Berikan steroid untuk menurunkan inflamasi

3. Berikan cairan Intra Vena

4. Berikan hiperalimentasi jika perlu

5. Mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral.

Hal ini akan memungkinkan untuk menyembuhkan saluran

pencernaan lebih cepat. Karena sebagian besar makanan bebas

gluten rendah serat, pastikan bahwa Anda mendapat cukup serat dari

sumber lain seperti sayuran berserat segar. Jika Anda secara teratur

mengikuti diet bebas gluten dan makan makanan bergizi yang penuh

dengan vitamin dan mineral, gejala-gejala penyakit pada akhirnya

akan mereda sebagai sistem pencernaan menyembuhkan dirinya

sendiri. Namun, setelah gejalanya hilang, adalah penting untuk terus

pada diet bebas gluten.

13
6. Jika Anda makan di luar atau membeli makanan siap pakai dari pasar

swalayan, pastikan bahwa mereka ditandai sebagai bebas gluten.

Anda juga harus menghindari mengkonsumsi alkohol yang terbuat

dari biji-bijian yang mengandung gluten, seperti bir dan wiski.

I. MENDIAGNOSA PENYAKIT AUTOIMUN

Diagnosa penyakit autoimmune didasarkan pada gejala individu

yang didapatkan melalui pengamatan kondisi fisik dan hasil pemeriksaan

laboratorium. Diagnose dini penyakit autoimmune sangat sulit dilakukan.

Beberapa gejala dari penyakit autoimmune, seperti kecapaian, adalah

tidak spesifik. Test laboratorium mungkin sangat membantu, tetapi

seringkali tidak mencukupi didalam mengkonfirmasi suatu diagnostik. Jika

individu menderita gejala semacam sakit persendian dan hasil

laboratorium positif tetapi non spesifik, maka penderita tersebut akan

didignose dengan nama yang membingunggkan (undifferentiated)

sebagai awal atau tidak terbedakan sebagai penyakit jaringan ikat

(connective tissue disease) (NIH, 1998).

Pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya radang dapat

diduga sebagai gangguan autoimun. Misalnya, pengendapan laju eritrosit

(ESR) seringkali meningkat, karena protein yang dihasilkan dalam

merespon radang mengganggu kemampuan sel darah merah

(erythrocytes) untuk tetap ada di darah. Sering, jumlah sel darah merah

berkurang (anemia) karena radang mengurangi produksi mereka. Tetapi,

14
radang mempunyai banyak sebab, banyak diantaranya yang bukan

autoimun. Dengan begitu, dokter sering mendapatkan pemeriksaan

darah untuk mengetahui antibodi yang berbeda yang bisa terjadi pada

orang yang mempunyai gangguan autoimun khusus. Contoh antibodi ini

ialah antibodi antinuclear, yang biasanya ada di lupus erythematosus

sistemik, dan faktor rheumatoid atau anti-cyclic citrullinated peptide (anti-

CCP) antibodi, yang biasanya ada di radang sendi rheumatoid. Tetapi

antibodi ini pun kadang-kadang mungkin terjadi pada orang yang tidak

mempunyai gangguan autoimun, oleh sebab itu dokter biasanya

menggunakan kombinasi hasil tes dan tanda dan gejala orang untuk

mengambil keputusan apakah ada gangguan autoimun.

Pengobatan memerlukan kontrol reaksi autoimmune dengan

menekan sistem kekebalan tubuh. Tetapi, beberapa obat digunakan

reaksi autoimmune juga mengganggu kemampuan badan untuk

berjuang melawan penyakit, terutama infeksi.

Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan),

seperti azathioprine, chlorambucil, cyclophosphamide, cyclosporine,

mycophenolate, dan methotrexate, sering digunakan, biasanya secara

oral dan seringkali dengan jangka panjang. Tetapi, obat ini menekan

bukan hanya reaksi autoimun tetapi juga kemampuan badan untuk

membela diri terhadap senyawa asing, termasuk mikro-jasad penyebab

infeksi dan sel kanker. Kosekwensinya, risiko infeksi tertentu dan kanker

meningkat.

15
Sering, kortikosteroid, seperti prednison, diberikan, biasanya

secara oral. Obat ini mengurangi radang sebaik menekan sistem

kekebalan tubuh. KortiKosteroid yang digunakan dlama jangka panjang

memiliki banyak efek samping. Kalau mungkin, kortikosteroid dipakai

untuk waktu yang pendek sewaktu gangguan mulai atau sewaktu gejala

memburuk. Tetapi, kortikosteroid kadang-kadang harus dipakai untuk

jangka waktu tidak terbatas.

Ganggua autoimun tertentu (misalnya, multipel sklerosis dan

gangguan tiroid) juga diobati dengan obat lain daripada imunosupresan

dan kortikosteroid. Pengobatan untuk mengurangi gejala juga mungkin

diperlukan.

Etanercept, infliximab, dan adalimumab menghalangi aksi faktor

tumor necrosis (TNF), bahan yang bisa menyebabkan radang di badan.

Obat ini sangat efektif dalam mengobati radang sendi rheumatoid, tetapi

mereka mungkin berbahaya jika digunakan untuk mengobati gangguan

autoimun tertentu lainnya, seperti multipel sklerosis. Obat ini juga bisa

menambah risiko infeksi dan kanker tertentu.

Obat baru tertentu secara khusua membidik sel darah putih. Sel

darah putih menolong pertahanan tubuh melawan infeksi tetapi juga

berpartisipasi pada reaksi autoimun. Abatacept menghalangi pengaktifan

salah satu sel darah putih (sel T) dan dipakai pada radang sendi

rheumatoid. Rituximab, terlebih dulu dipakai melawan kanker sel darah

putih tertentu, bekerja dengan menghabiskan sel darah putih tertentu (B

16
lymphocytes) dari tubuh. Efektif pada radang sendi rheumatoid dan

dalam penelitain untuk berbagai gangguan autoimun lainnya. Obat lain

yang ditujukan melawan sel darah putih sedang dikembangkan.

Plasmapheresis digunakan untuk mengobati sedikit gangguan

autoimun. Darah dialirkan dan disaring untuk menyingkirkan antibodi

abnormal. Lalu darah yang disaring dikembalikan kepada pasien.

Beberapa gangguan autoimun terjadi tak dapat dipahami sewaktu

mereka mulai. Tetapi, kebanyakan gangguan autoimun kronis. Obat

sering diperlukan sepanjang hidup untuk mengontrol gejala. Prognosis

bervariasi bergantung pada gangguan.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri

yang disebabkan oleh menkanisme normal yang gagal berperan untuk

mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Respon imun

terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun, menyerang bagian dari tubuh

tersebut dan merupakan kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang

membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga

tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau

berbahaya. Bahan seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing),

sel kanker, dan malah pencangkokkan organ dan jaringan.

Penyakit Seliaka adalah suatu kelainan dari sistem kekebalan tubuh

yang bereaksi terhadap gluten. Gluten adalah sejenis protein yang umum

ditemukan dalam sumber makanan vegetarian seperti gandum, barley, dan

gandum. Jika seseorang dengan kondisi ini akan mengkonsumsi produk

yang mengandung gluten, mereka dapat menyebabkan kerusakan serius

pada sistem pencernaan mereka.

Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan),

seperti azathioprine, chlorambucil, cyclophosphamide, cyclosporine,

mycophenolate, dan methotrexate, sering digunakan, biasanya secara oral

dan seringkali dengan jangka panjang. Tetapi, obat ini menekan bukan

18
hanya reaksi autoimun tetapi juga kemampuan badan untuk membela diri

terhadap senyawa asing, termasuk mikro-jasad penyebab infeksi dan sel

kanker. Kosekwensinya, risiko infeksi tertentu dan kanker meningkat.

B. SARAN

Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sebagai ilmu pengetahuan atau wawasan umum. Kami menyadari bahwa

dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, karena keterbatasan

pengetahuan dan sarana yang kami miliki. Untuk itu saran dan kritik yang

bersifat membangun sesalu kami harapkan sehinga dimasa mendatang

makalah ini dapat menjadi lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/index.php

http://beritanda.com/gaya-hidup/berita-gaya-hidup/kesehatan/5605-kenali-3-

penyakit-autoimun.html

http://sandurezu.files.wordpress.com/2011/03/blood-cells.jpg?w=300

http://allergyclinic.wordpress.com/

http://sehat-enak.blogspot.com/

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=109252:

gangguan-sistem-imun-akibatkan-autoimun&catid=28:kesehatan&Itemid=48

http://majalahkesehatan.com/penyebab-gejala-dan-penanganan-sirosis-hati/

20

Anda mungkin juga menyukai