Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SELF-CONCEPT TERHADAP BODY IMAGE

PADA WANITA

Farhana Putri
Mahasiswi Psikologi UIN Negeri Raden Fatah Palembang
farhanarifatt@gmail.com

Abstrak

Pengelolaan body image atau citra tubuh yang baik dapat


mempengaruhi perasaan individu menjadi positif terhadap dirinya secara
keseluruhan. Konsep diri yang baik juga akan menghantarkan manusia
pada ke hidupan yang menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari tau hubungan antara Self-Concept terhadap Body Image
khususnya pada wanita. Bukan hanya pendapat-pendapat negatif tentang
penampilan fisik yang mempengaruhi tingkat kepuasan citra tubuh wanita,
tetapi juga konsep-diri. Konsep diri yang negatif berkorelasi dengan
ketidakpuasan citra tubuh pada wanita yang mengakibatkan wanita
bersikap rendah diri.

Kata kunci: Self Concept, Body Image, Wanita


Pendahuluan
Setiap manusia mempunyai cara tersendiri untuk meraih
kebahagiaannya, tidak sedikit dari mereka merasa bahagia dengan cara
menunjukkan eksistensi diri. Pada penampilan diri khususnya, sebagian
besar manusia berlomba-lomba untuk tetap menarik entah wajah yang
cantik, tubuh yang ideal, fashion yang menarik dsb. Faktanya, suka tidak
suka, siapapun itu dan termasuk Anda akan tidak sedikit yang menilai
berdasarkan penampilan Anda, bagaimana Anda berpakaian, dan
bagaimana Anda membawa diri Anda dan barulah jika Anda beruntung:
apa prestasi yang Anda miliki. Hal tersebut berkaitan dengan peran visual
manusia yang dominan dalam menentukan presepsi. Tidak heran lama
kelamaan penampilan fisik seolah menjadi tuntutan yang semakin besar
dari zaman ke zaman, contoh kecilnya hampir setiap perusahan
menjadikan “berpenampilan menarik” sebagai syarat untuk para calon
pekerjanya. Jika tidak menarik, setidak-tidaknya akan mempertimbangkan
good looking sebagai pilihan akhir.
Penelitian neurologis terbaru menjelaskan peran visual
menunjukkan hubungan paling dekat dengan sensoris manusia (Jan,
Heaven, dkk:2013). Oleh karena itu tidak heran peran visual sangatlah
berpengaruh, terlebih pada persepsi manusia terhadap apa yang dilihatnya.
Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Amsterdam menyimpulkan
bahwa persepsi sosial tidak hanya dapat dipengaruhi oleh pikiran dan
penilaian orang saja tetapi juga persepsi aktual mereka tentang
menariknya fisik seseorang (Stapel dan Koomen: 1997). Semakin banyak
riasan yang biasanya dikenakan oleh subjek, semakin besar perbedaan
citra tubuh dirasakan. Pada penelitian ini laki-laki juga lebih menyukai
wanita yang menggunakan makeup ketimbang tidak menggunakan sama
sekali (Cash , Dawson , Davis, dkk: 1988).
Sadar atau tidak penampilan memang begitu penting untuk
mempengaruhi persepsi individu terhadap individu yang lain. Karena pada
dasarnya peran visual manusia yang lebih dapat menguasai sistem
sensoris, menjadikan pembentukan persepsi akan lebih tertarik kepada
penampilan fisik seseorang. Penampilan fisik yang menarik, cantik, rapi
dan lain sebagainya akan lebih disukai visual manusia secara alamiah.
Tidak heran apabila produk-produk kosmetika digandrungi oleh wanita
demi menjaga penampilan agar tetap baik sesuai keinginan dan tujuannya.
Kosmetika membuat wanita menjadi lebih percaya diri dan memiliki citra
tubuh yang positif. Fenomena penggunaan makeup pada setiap wanita
sudah bukan hal yang jarang lagi bagi masyarakat kini, sudah menjadi
daily addict. Contohnya menggunakan makeup untuk pergi menghadap
wawancara kerja, mengajar, kuliah, sekedar jalan-jalan dan sebagainya.
perbandingan teori humanistic yang
Body Image atau citra tubuh sangatlah berperan penting dalam
kualitas hidup yang baik. Citra tubuh adalah bagaimana cara individu
berpikir dan bagaimana ia menggambarkan tentang dirinya sendiri. Citra
tubuh individu yang baik atau buruk dapat mempengaruhi perasaan
individu tentang dirinya secara keseluruhan dan berpengaruh pada
kehidupan sehari-harinya. Misalkan, jika seseorang tidak puas dengan
penampilannya, kemungkinan harga diri menurun akan sangat besar.
Terkadang, memiliki masalah citra tubuh atau rendah diri dapat
menyebabkan depresi, gangguan makan, atau obesitas. Citra tubuh wanita
sangat berpengaruh untuk mengikat perhatian lelaki maka tidak sedikit
wanita yang menaruh perhatian lebih terhadap citra diri mereka, dan
sebaliknya menjaga citra diri terlalu berlebihan juga tidak baik karena
akan mengalami gangguan dismorfik tubuh, atau BDD. Seseorang yang
mengalami BDD mempunyai fikiran terlihat selalu buruk baik ketika
mereka memiliki cacat kecil maupun tidak sama sekali.
Pengaruh sosial, lingkungan dan harga diri terbukti menjadi
indikator terkuat ketidakpuasan terhadap kondisi fisik (Vonderen,
Kinnally:2012). Kondisi fisik dengan kelebihan berat badan menunjukkan
peningkatan depresi dan penurunan harga diri (Ogden dan Evans:1996).
Kondisi seperti ini membuat maraknya operasi fisik sebagai jalan untuk
upaya merubah persepsi orang terhadap mereka. Penelitian yang
dilakukan pada 112 wanita yang telah melewati operasi breast size,
mereka mengaku operasi breast size dapat meningkatkan kepercayaan diri
mereka sebesar 88%, dan 95% merasa tubuhnya lebih baik setelah operasi
(Young dan Nemecek JR:1994). Gangguan dismorfik tubuh (BDD) adalah
gangguan pelemahan yang ditandai dengan pre-occupation yang
berlebihan dengan cacat yang dibayangkan sekalipun hal yang sangat
kecil dalam penampilan fisik seseorang (Taillon, Connor, dkk:2013).
Penelitian yang dilakukan pada 662 wanita mengungkapkan bahwa citra
tubuh adalah domain penting untuk menentukan kualitas hidup individu
dan individu yang mempunyai berat badan berlebih mempunyai cara
dimensi body image dengan rendah diri juga ketidakmampuan dalam
berbaur pada kelompok sosial yang merupakan kunci bagi kualitas
psikologis individu (Duarte, Ferreira, dkk:2015).
Peran Body Image atau citra tubuh yang baik dapat
mempengaruhi perasaan individu menjadi positif tentang dirinya secara
keseluruhan. Citra diri yang baik juga berpengaruh pada kinerja atau
keseharian individu yang lebih memungkinkan untuk lebih produktif.
Sedangkan individu yang memiliki citra tubuh yang tidak baik membawa
pengaruh buruk terhadap kondisi mental, sosial maupun fisiknya, individu
ini memiliki kepercayaan diri yang rendah dan ketidakmaksimalan dalam
berbaur pada kelompok sosial.
Kesempatan Sejati Self concept
Dalam perspektif humanistik, individu memiliki kesempatan
untuk mengubah asumsi dan perilaku mereka. Carl Rogers, mempunyai
teori kepribadian yang pada dasarnya berfokus pada self concept (konsep
diri). Self concept adalah konsep bagaimana seseorang berpikir,
mengevaluasi, atau berpresepsi tentang dirinya sendiri. Bagaimana kita
melihat diri kita sepenuhnya. Seperti menganggap dirinya sebagai orang
jelek atau rupawan, baik atau buruk dan hal ini adalah bentuk dari self
concept. Setiap manusia memiliki sisi sejati atau diri yang sebenar-
benarnya yang harus digali untuk kenyamanan atas diri sendiri. Self
Concept memiliki beberapa bagian yaitu pandangan yang dimiliki tentang
diri sendiri (self-image), nilai pada diri sendiri (self-esteem or self-worth),
apa yang diinginkan sesungguhnya (ideal-self).
Self image atau citra diri adalah gambaran mental seseorang, baik
penampilan fisik seseorang dan perasaan seseorang. Citra diri seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pengaruh orang tua, teman, media
sosial dan lain sebagainya. Self esteem atau harga diri adalah sejauh mana
kita suka menerima atau menyetujui diri kita sendiri, atau berapa banyak
kita menghargai diri kita sendiri. Self esteem atau harga diri selalu
melibatkan tingkat evaluasi dan memungkinkan kita memiliki pandangan
positif atau negatif tentang diri kita sendiri. Kebanyakan orang ketika
mereka menggunakan istilah harga diri yang tinggi maka dapat dinilai
sama halnya seseorang memiliki kerendahan hati dan (perbuatan baik)
seperti empati, kepuasan, kejujuran, keberanian dan sebuah rahmat
(Ryan:1983). Ketika seseorang memiliki harga diri yang tinggi berarti
mereka memiliki pandangan positif tentang diri mereka sendiri, contoh:
optimisme yaitu percaya diri dengan kemampuan diri sendiri. Sedangkan
seseorang memiliki harga diri yang rendah maka ia memiliki pandangan
negatif tentang dirinya, contoh: kurang percaya diri, pesimisme. Ideal self
adalah sebagaimana yang anda inginkan terhadap diri anda.

Body Image yang Baik


Body image atau citra diri diibaratkan sekumpulan keyakinan,
pikiran, dan perasaan (bersifat melekat) yang dimiliki oleh diri sendiri,
baik citra diri ideal maupun citra diri yang dirasakan individu terhadap
dirinya. Citra diri ideal adalah sebuah tujuan dan harapan seseorang untuk
apa yang seseorang inginkan. Citra diri yang dirasakan didasari oleh
observasi atau pengamatan diri sendiri tentang seperti apa dirinya yang
sebenarnya. Ketika seseorang selalu merasa ada yang kurang terhadap
dirinya, boleh jadi disebabkan oleh kesenjangan antara citra diri idealnya
dan citra diri yang dia rasakan antara pengharapan atas dirinya dan
persepsinya sendiri. Semakin besar sebuah ‘kesenjangan’ itu, semakin
banyak perasaan negative yang dirasakan seseorang. Untuk mengatasi
perasaan negative ini seseorang harus mengurangi kesenjangan tersebut,
antara ekspektasi yang ada dan persepsinya. Seseorang dapat mengatur
dirinya sendiri untuk menjadi seperti apa yang dia harapkan, seseorang
dapat mengubah harapan dirinya (sesuai self concept) agar sesuai dengan
kenyataan. Tidak dipungkiri dalam zona nyaman individu tidak dapat
langsung mengubah dirinya dalam ‘semalam’. Bagaimana seseorang dapat
berhenti merasa bersalah tentang sesuatu yang tidak bisa ia ubah?
Seseorang mungkin tidak pernah bisa mengubah beberapa aspek dari diri
mereka sendiri. Proses penerimaan diri adalah sebuah pilihan yang baik
untuk hal ini, perlahan selangkah demi selangkah untuk mengatasi rasa
bersalah yang terkait dengan physicly seseorang, masa lalunya, dan
beberapa hal yang mungkin dibenci oleh dirinya sendiri.
Belajar untuk mencintai atau setidaknya menerima setiap bagian
dari diri sendiri adalah suatu hal mendasar dari upaya pengembangan diri
yang baik. Salah satu langkah pertama ialah menerima kondisi tubuh dan
keterbatasan dari fisik. Sebagian besar dari kita dapat mengucapkan
"terima kasih" kepada seseorang yang telah memberi kita hadiah lantas
mengapa kita tidak berterimakasih kepada Tuhan atas semua karunianya
yang Ia diberikan? Kendatipun Tuhan menciptakannya menjadi sebuah
keterbatasan(menurut manusia). Citra diri individu tidak selalu buruk
seperti apa yang individu sering bayangkan. Individu harus mengatasi
pikiran-pikiran yang mengganggu citra diri mereka dengan self concept
yang tepat. Wanita dewasa menghadapi banyak faktor yang
mempengaruhi citra tubuh secara physicly pada remaja maupun wanita
dewasa muda (Kilpela,Becker,dkk:2015). Sebanyak 256 wanita menjadi
subjek penelitian, hasil menunjukkan ada hubungan antara citra tubuh
yang positif dengan apresiasi diri (Andrew, Tiggemann, dkk:2014). Bukan
hanya individu sedari natural memiliki fisik yang abnormal melainkan
pada sebuah penelitian, sebagian besar pra pasien bedah plastik
dipengaruhi oleh dysmorphopathy pada periode pra operasi dan
menemukan bahwa sebuah tes untuk membantu calon pasien bedah
plastik untuk meminimalisir ketidakrealistisan pasien atas dirinya
(Morselli:2007). Tingkat kecemasan lebih besar dialami oleh individu
yang pernah menjalanakan operasi plastik selepas melakukan operasi
(Moss, Harris:2009).
Seseorang yang mencintai diri sendiri tanpa syarat yaitu seseorang
yang menerima semua realitas dan mencintai dirinya sendiri. Menerima
bagian fisik yang tidak disukai tentu bukan hal yang mudah terkhususnya
bagi wanita. Namun hal baik untuk memulai mencintai diri adalah dengan
memeriksa setiap bagian dari tubuh kita dan masing-masing fungsi tubuh
secara detail dan memperbaiki persepsi agar lebih ‘sehat’. Mencintai diri
dan setiap fungsinya agar hidup tidak dihantui rasa bersalah dan lebih
bahagia.

Konsep Diri yang Positif dan Hubungannya pada Body Image


Manusia memiliki potensi tak terbatas. Namun bukan berarti
manusia benar-benar tidak memiliki batas, tetapi manusia dapat memilih
untuk mengembangkan konsep diri secara positif, berusaha percaya pada
kekuatan kemampuan diri sendirinya dan belajar memotivasi dirinya
untuk melakukan apa saja yang akan membuat individu bahagia.
Kepercayaan pada diri sendiri dapat menimbulkan energi positif,
fleksibilitas, dan keteguhan yang diperlukan dalam memaksimalkan
peluang individu untuk melewati tantangan kehidupan bahkan pada
tantangan yang sangat sulit sekalipun. Penelitian membuktikan ada
hubungan antara konsep diri yang positif dengan faktor-faktor lain, seperti
keterampilan sosial dan prestasi akademik (Simel: 2013). Ketika manusia
percaya dirinya bermasalah maka konsep diri dapat menghasilkan pikiran
dan kebiasaan disfungsional. Kepercayaan diri negatif ini menyebabkan
emosi negatif yang sebetulnya tidak diperlukan seperti rasa bersalah,
depresi, dan kemarahan. Konsep diri yang negatif juga menjadi indeks
kepribadian yang diskriminatif (Cowen:1954). Hal-hal negative seperti
terganggunya motivasi dan keyakinan terhadap diri sendiri dapat
menghambat kesuksesan seseorang dalam pendidikan (Kusurkar, Ten
Cate, dkk:2012).
Mengembangkan citra diri yang baik sebetulnya dapat kita
lakukan sendiri. Salah satu caranya ialah mencoba membela diri dari
kritik tajam (membuat kita tidak percaya pada citra diri sendiri) dan hal
yang cenderung menggurui citra diri ideal individu. Menerima atau
membiarkan orang lain ‘menguasai diri’ memang cara paling mudah bagi
seseorang yang mempunyai ‘kesenjangan besar’ antara citra diri asli dan
citra diri ideal mereka. Akibatnya, manusia banyak memilih berpura-pura
bahkan pada diri sendiri. Perlu digaris bawahi, antara diri sendiri yang
memang sedang berusaha memperbaiki diri dengan diri yang berusaha
berubah karena hasil prespektif citra diri ideal orang lain yang seakan-
akan harus diikuti. Cobalah untuk terbuka dan jujur dengan diri sendiri,
bahwa setiap orang memiliki tujuan masing-masing yang ingin dicapai
dan mengaku dapat menerima kegagalan apa pun untuk mencapai cita-cita
tersebut demi menuju aktualisasi diri yang baik.
Cara lain untuk mengatasi rasa kekurangan pada diri adalah
dengan berpegang teguh pada keyakinan bahwa kita adalah apa yang kita
inginkan dan mengabaikan pikiran negatif orang lain. Terkadang manusia
lebih memilih mengikuti prespektif ideal orang lain karena terlalu takut
dan berasumsi orang lain tidak akan menyukai diri mereka yang
sebenarnya. Menampilkan citra diri palsu kepada orang lain tidaklah
sesederhana mencoba menyembunyikan kebenaran dari diri sendiri.
Membohongi diri sendiri dapat menyebabkan rasa bersalah menimbulkan
kecemasan, motivasi terganggu yang merupakan kebiasaan sociopathic
(Lykken:1957). Cinta tanpa pamrih pada diri sendiri adalah obat terbaik
untuk kekerasan diri manusia.
Self concept yang positif sangat berpengaruh pada perkembangan
manusia, manusia bukan patung atau dapat berentitas tetap melainkan
terus belajar dan berkembang. Perubahan ada di mana-mana, manusia
menjalani banyak fase kehidupan dari masa kanak-kanak hingga dewasa
sampai usia lanjut. Karier, rumah tangga, kesehatan, dan roda ekonomi
dapat berubah secara dramatis. Hidup adalah sungai perubahan. Jika
manusia tidak belajar untuk "mengikuti arus" yang baik maka kita
berisiko hanyut dan tenggelam. Jika kita jelas menerima diri kita sebagai
makhluk yang sedang berkembang, perubahan negatif bisa lebih mudah
dimaklumi. Jika tuntutan terasa terlalu banyak dan seakan-akan memaksa
diri untuk berubah dan kita tidak memiliki ‘sesuatu’ untuk dipegang maka
manusia bisa menjadi sangat lemah.
Citra tubuh (body image) adalah gambaran yang dimiliki manusia
tentang sebagaimana ia melihat tubuhnya. Persepsi negatif terhadap diri
sendiri berkaitan dengan citra tubuh yang buruk. Bahkan, pikiran negatif
tentang penampilan fisik akan menghasilkan representasi citra tubuh
seseorang menjadi tidak baik. Sebaliknya, manusia yang memiliki konsep
diri yang positif akan fisiknya maka persepsi citra tubuhnya akan jauh
lebih baik. Dalam hal ini, bukan berarti manusia semata-mata boleh cepat
puas dengan tubuhnya, tetapi konsepnya disini memungkinan untuk
menerima dan merasa nyaman dengan fakta yang ada. Boleh jadi ketika
seseorang mengalami kelebihan berat badan masalah utamanya bukanlah
berat badan itu sendiri melainkan body image yang ia punya.
Bukan hanya pendapat-pendapat negatif tentang penampilan fisik
yang mempengaruhi tingkat kepuasan citra tubuh manusia, tetapi juga
konsep-diri. Konsep diri yang negatif berkorelasi dengan ketidakpuasan
citra tubuh pada wanita. Tidak sedikit wanita disebabkan stress akan hal
ini. Stres yang tidak terkontrol dapat memiliki efek negatif pada sistem
biologis dan berdampak pada kesehatan yang tidak baik (Chaoul, Milbury,
dkk:2014). Jadi, siapa yang dapat membantu self concept yang baik
sehingga wanita dapat memiliki citra tubuh yang positif? Yang pasti peran
orang tua, guru, teman dekat dan lingkungannya sangat dibutuhkan. Lalu
apa saja yang dapat membantu self concept yang baik sehingga wanita
dapat memiliki citra tubuh yang positif? Jadilah realistis, bersikap baiklah
kepada diri sendiri: Perlakukan diri sendiri seperti memperlakukan
seseorang yang dicintai saat mereka sedang berjuang; Luangkan waktu
untuk mempertimbangkan apa saja yang diri sukai. Anda akan merasa
buruk jika Anda selalu menyalahkan diri sendiri; Terapi pikiran
menghilangkan stress seperti mediasi, yoga memanfaatkan kekuatan
pikiran untuk mempengaruhi gejala fisik dan psikologis
(Woodyard:2011); Spot the airbrush: Sebagian besar gambar yang Anda
lihat di TV, dan media sosial telah dibuat sedemikian rupa untuk
menciptakan harapan yang tidak realistis tentang tubuh dan wajah yang
seakan dituntut sempurna, jangan biarkan ini memperngaruhi Anda;
Katakan tidak untuk diet yang tidak sehat: Diet dapat berpotensi
memengaruhi kesehatan dan kondisi mental. Apalagi maraknya diet yang
menjanjikan hasil instant dan berpotensi tidak aman atau tidak lulus
BPOM dan lain sebagainya. Sepatutnya wanita memilih untuk memenuhi
persyaratan gizi minimal, menjaga massa tubuh tanpa lemak untuk
memastikan kesehatan jangka panjang bukan malah memilih yang instant
dan membahayakan (Johnstone:2014). Jadikanlah pola hidup sehat dan
seimbang menjadi bagian dari gaya hidup; mengingat betapa luar biasanya
tubuh Anda diciptakan: perhatikan semua fungsi bagian-bagian tubuh
Anda, bersyukur atas apa yang dilakukan tubuh Anda untuk Anda dan
pastikan untuk merawatnya dengan baik; dan berhenti membandingkan
dirimu dengan orang lain. Setiap manusia unik dan istimewa.

Kesimpulan
Body image atau citra diri diibaratkan sekumpulan keyakinan,
pikiran, dan perasaan (bersifat melekat) yang dimiliki oleh diri sendiri,
baik citra diri ideal maupun citra diri yang dirasakan individu terhadap
dirinya. Citra diri ideal adalah sebuah tujuan dan harapan seseorang untuk
apa yang seseorang inginkan. Persepsi negatif terhadap diri sendiri
berkaitan dengan citra tubuh yang buruk. Sebaliknya, manusia yang
memiliki konsep diri yang positif akan fisiknya maka persepsi citra
tubuhnya akan jauh lebih baik. Dalam hal ini, bukan berarti manusia
semata-mata boleh cepat puas dengan tubuhnya, tetapi konsepnya disini
memungkinan untuk menerima dan merasa nyaman dengan fakta yang
ada.
perbandingan teori humanistik dan
DAFTAR PUSTAKA

Andrew, R., Tiggemann, M., & Clark, L. 2014. Positive body image and
young women’s health: Implications for sun protection, cancer
screening, weight loss and alcohol consumption behaviours. Journal
of Health Psychology, Volume 21(1): 28.
Cash, Thomas F., Dawson, Kathryn., dkk.1988. Effects of Cosmetics Use
on the Physical Attractiveness and Body Image of American
College Women. The Journal of Social Psychology. Volume
129(3):349.
Chaoul, A., Milbury, K., dkk. 2014. Mind-Body Practices in Cancer Care.
Journal of Health Psychology, Volume 16(12): 144
Cowen, E. L. 1954. The “Negative Self Concept” As A Personality
Measure. Journal of Consulting Psychology, Volume 18(2):138.
Duarte, Cristiana., Ferreira, Cláudia., dkk. 2015. Body image and college
women’s quality of life: The importance of being self-
compassionate. Journal of Health Psychology. Volume 20(6): 754.
J Ogden, C Evans. 1996. The problem with weighing: effects on mood,
self-esteem and body image. International Journal of Obesity and
Related Metabolic Disorders : Journal of the International
Association for the Study of Obesity. Volume 20(3)
Jan, James E., dkk. 2013. Windows into the Visual Brain: New
Discoveries About the Visual System, Its Functions, and
Implications for Practitioners. Journal of Visual Impairment &
Blindness. Volume 107(4):251.
Johnstone, A. 2014. Fasting for weight loss: an effective strategy or latest
dieting trend?. International Journal of Obesity. Volume 39(5):727.
Kilpela, L. S., Becker, C. B., dkk. 2015. Body image in adult women:
moving beyond the younger years. Advances in Eating Disorders
Research Volume 3(2):144.
Kusurkar, R. A., Ten Cate, T. J., dkk. 2012. How motivation affects
academic performance: a structural equation modelling analysis.
Advances in Health Sciences Education. Volume 18(1): 57–69.
L Young V, R Nemecek J. 1995. The efficacy of breast augmentation:
breast size increase, patient satisfaction, and psychological effects.
Plastic and Reconstructive Surgery, Washington University School
of Medicine, St. Louis, Mo. Volume 94(7)
Lykken, D. T. 1957. A study of anxiety in the sociopathic personality. The
Journal of Abnormal and Social Psychology, Volume 55(1): 6–10.
Morselli, Paolo G. 2007. Maxwell Maltz, Psychocybernetic Plastic
Surgeon, and Personal Reflections on Dysmorphopathology. Aesth
Plast Surg. Volume 32(3): 485.
Moss, T. P., Harris, D. L. 2009. Psychological change after aesthetic
plastic surgery: A prospective controlled outcome study. Journal
Psychology Health & Medicine, Volume 14(5):567–572.
Ryan, Dale S. 1983. Self-Esteem: An Operational Definition and Ethical
Analysis. Journal of Psychology and Theology. Volume 11(4): 295.
Simel, Sanja. 2013. Education For A Positive Self-Image In A
Contemporary School. Journal of Education Culture and Society.
Volume 4(2). 108.
Stapel, D. A., & Koomen, W. 1997. Social categorization and perceptual
judgment of size: When perception is social. Journal of Personality
and Social Psychology, Volume 73(6):1177-1190.
Taillon, Annie, Connor Kieron O’, dkk. 2013. Inference-Based Therapy
for Body Dysmorphic Disorder. Clinical Psychology and
Psychotherapy. Volume 20(1): 67.
Vonderen, Kristen E. 2012. Van M.S. William Kinnally, Ph.D. Media
Effects on Body Image: Examining Media Exposure in the Broader
Context of Internal and Other Social Factors. American
Communication Journal SPRING. Volume 14(2):41.
Woodyard, Catherine. 2011. Exploring the therapeutic effects of yoga and
its ability to increase quality of life. The Center for Health Behavior
Research. Volume 4(2): 49.

Anda mungkin juga menyukai