Anda di halaman 1dari 38

MEASUREMENT

PADA TULANG
Oleh: dr. R. Risa Marissa
Pengampu: dr. Amelia Tjandra, M. Kes Sp. Rad, (K) MSK

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
WRIST AND
HAND
Radial inclination atau
radial angle diukur pada
dorsopalmar wrist AP pada
posisi netral.
Nilai normal: 23°(15-35°)
Hilangnya kemiringan
pada radial angle akan
meningkatkan beban pada
os lunatum
PALMAR TILT
Mengukur dorsopalmar pada
gambaran wrist lateral
Nilai normal: 11° (0-20°)
Indeks Radioulnar
Pengukuran panjang radius dan
ulna relative yang diukur pada
dorsopalmar pada foto x-ray wrist
Posisi tangan harus netral karena
posisi supinasi atau pronasi
antebrachia dapat menyebabkan
kesalahan pengukuran
Metode Gelberman:
Mengukur jarak antara dua garis yang
sejajar pada radius
Nilai normal: Jarak < 2mm
Nilai variasi positif (bila ulna lebih
panjang dari radius): > 2mm
Nilai variasi negative (bila ulna lebih
pendek dari radius): < 2 mm
Ukuran yang abnormal berhubungan
dengan gangguan patologis wrist
(penyakit Kienbock, variasi ulna negatif,
sindrom impaksi ulnolunatum dan
robekan fibrokartilago triangular, variasi
ulna positif).
Menentukan variasi ulna membantu
menentukan derajat intabilitas sendi
radioulnar distal post trauma disertai
fraktur radius bagian distal
CARPAL ANGLES
Sudut karpal dibentuk dari aksis
longitudinal radius, lunatum,
scaphoid dan capitatum.

Evaluasi ada tidaknya


malalignment pada tulang karpal

Metode yang dapat digunakan:


1. Metode tangesial
2. Metode axial
Tinggi Carpal
Kelainan pada pegelangan tangan berhubungan
dengan berkurangnya tinggi baris proksimal
tulang karpal

Rasio ini didapat dengan membagi tinggi carpal


dengan tinggi metacarpal III

Nilai normal: 0,54 ± 0,03


Carpal Height Ratio of Natrass
Rasio of Natrass:
Tinggi karpal ÷
tinggi kapitatum

Nilai normal:
1,57 ± 0,05
ULNAR TRANSLATION INDEX OF
CHAMAY
Pergeseran ulna terhadap
karpal dapat terjadi karena
degeneratif, post trauma atau
penyakit infalamasi yang
mendestruksi
Nilai normal:
0,28 ± 0,03
Nilai abnormal bila > 0,31
Classification of Finger Pulley Injuries
Diukur pada posisi istirahat dan
forced flexion menggunakan
transduser diletakan secara
longitudinal pada sisi volar jari yang
terkena cedera
Jarak antara tendon fleksi dan
phalang diukur pada A2/A3 dan A4.
Saat terjadi cedera, sarung tendon
akan “bowstring” menjauhi tulang
saat fleksi secara aktif.
Evaluasi Finger Pulley Injuries dengan
USG
Jarak tendon-phalang > 1mm pada
posisi istirahat dan pada posisi
forced flexion  complete ruptur
pada ligament annular.
Bila jarak abnormal didapatkan
pada pulley A2, maka A3 harus
diukur untuk menilai kemungkinan
kombinasi ruptur.
Bila jarak abnormal > 5mm pada
salah satu pulley (A2/A3), maka
dapat disimpulkan terjadi ruptur
pada keduanya. Image source: http://thomasbondphysio.blogspot.com/2012/12/pulley-injuries.html
Evaluasi Finger Pulley Injuries dengan
MRI
Meskipun menggunakan MRI
resolusi tinggi, MRI tidak dapat
secara konsisten menentukan
pulley pada jari karena dimensinya
yang kecil dan sulit dibedakan
dengan tendon fleksor dimana
sama-sama memiliki sinyal
intensitas yang rendah

Image Source: Hauger O et al. Pulley system in the fingers: normal anatomy and simulated lesions in cadavers at MR
imaging, CT, and US with and without contrast material distention of the tendon sheath. Radiology. 2000;217:201–212.
doi: 10.1148/radiology.217.1.r00oc40201.
SPINE
CERVICAL LORDOSIS
Derajat lordosis pada servikal dapat diukur
pada foto servikal lateral
Pengukuran dilakukan dengan mengukur
sudut pada garis yang ditarik pada atlas dan
garis paralel yang ditarik sejajar pada VC7
Nilai normal: 35-45°
Nilai mean: 40°
THORASIC KYPHOSIS
Evaluasi dilakukan pada foto lateral
dengan mengukur sudut antara
superior endplate pada VTh 4 dan
inferior endplate pada VTh 12
Nilai normal: 30-50°
Nilai mean: 37°

Image source: Katzmanet al. (2017). Sex differences in response to targeted kyphosis
specific exercise and posture training in community-dwelling older adults: A randomized
controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders. 18. 10.1186/s12891-017-1862-0.
LUMBAR LORDOSIS
Dapat diukur pada foto lateral dengan
mengukur sudut yang dibentuk oleh superior
endplate VL1 dan superior endplate VS1 atau
inferior endplate VL5.
Nilai normal: 14-69°
Nilai mean: 43°
SCOLIOSIS
Metode Cobb merupakan teknik pengukuran
standar untuk menilai kurvatura spinal
Pengukuran pada foto full spine posisi AP
Cobb angle terbentuk diantara corpus vertebra
yang paling miring ke arah konkavitas kurva
Ferguson angle dapat digunakan sebagai
alternatif dari cobb angle
Image source: https://radiologykey.com/scoliosis-and-anomalies-with-general-affliction-of-the-skeleton-2/
Risser Sign
Digunakan untuk mengukur maturitas
skeletal pada foto full spine dengan
menilai apofisis pada crista iliaca
Apofisis pada crista iliaca mulai
tampak pada usia 4 bulan di puncak
usia growth spurt remaja (usia 12-15
tahun)
Fusi apofisis crista iliaca
membutuhkan waktu berkisar 2 tahun
dan berakhir di usia 21-25 tahun.
Metode Nash-Moe
Untuk menilai rotasi corpus vertebra
yang paling apical dari kurva
scoliosis.
Rotasi dinilai dengan membagi
corpus vertebra menjadi 6 bagian
pada foto AP kemudian dievaluasi
apakah ada pergeseran pedikel.
Perdriolle Method of
Measuring Vertebral Rotation
Pengukuran menggunakan perdriolle
torsion meter pada foto spine AP
Klasifikasi Lenke untuk Adolesecent Idiopathic Scoliosis

Lebih membantu untuk menentukan


teknik operasi korektif modern.
Identifikasi dengan 3 langkah:
Menentukan jenis kurva
Evaluasi perubahan lumbal
Evaluasi profil lateral

Image source: https://ai2-s2-public.s3.amazonaws.com/figures/2017-08-08/95f98aed997a57cf74bd531111ccb54fa3ff9f0f/3-


Figure1-1.png
Menentukan tipe kurva
Tipe kurva ditentukan berdasarkan lokasi kurva (level apical dari vertebra)
dan fleksibilitas kurva.
Kurva terbesar ditetapkan sebagai kurva mayor.
Kurva minor dibagi menjadi structural dan non structural
Struktural: residual curve pada side-bending >25° atau kifosis angle > 20
°
Hitung cobb angle pada tiap level berikut:
Proximal thorasic curve : Apical vertebra diantara T2-T6
Main thorasic curve : Apical vertebra diantara T6-T11/diskus T12
Thoracolumbar curve : Apical vertebra diantara T12-L1
Lumbar curve : Apical vertebra diantara L1/ diskus L2 dan L4
Menilai perubahan lumbal

Subtype Vertical line (CSVL) Lumbar curve

Runs between the lumbar


No to minimal
A pedicles to the stable
curve
vertebra
Falls between medial
border of lumbar concave
pedicle and lateral margin
B Moderate curve
of apical vertebral body or
bodies
(if apex is a disc)

Runs completely medial to


the concave aspect of the Large curve
C
apical vertebral body or
bodies (if apex is a disc)
Menilai profil lateral
Evaluasi derajat kifosis yang diukur diantara VTh 5 dan VTh
12

Image source: https://link.springer.com/article/10.1186/s13013-018-0156-0


INTERVERTEBRAL DISC
HEIGHT
Normal: lebar discus intervertebral pada servikal dan lumbal secara
harmonis meningkat ke arah craniocaudal, kecuali segmen terminal
setiap bagian (C7/Th1 dan L5/S1) memiliki jarak yang hampir sama
dengan segmen di atasnya.

Pemendekan diskus dapat menjadi tanda peradangan atau proses


peradangan

Pemanjangan jarak diskus dapat merupakan gambaran spondilodiscitis.

Dapat dievaluasi pada foto lateral spine

Nilai normal:
Cervical spine:
C2/C3 < C3/C4 < C4/C5 < CS/C6 < C6/C7 ≥ C7/T1

Lumbar spine:
L1/L2< L2/L3 < L3/L4 < L4/L5≥LS/S1
Ferguson angle

Pengukuran angulasi antara lumbal dan sacrum

Nilai normal 34°

Sacrum Acutum  kondisi dimana terjadi


spondylolisthesis yang menyebabkan
hiperlordosis dan penyempitan sudut ferguson

Sacrum arcuatum  sudut ferguson melebar


CRANIOCERVICA
L JUNCTION AND
CERVICAL SPINE
Ranawat Method

Untuk menilai adanya impresi basilar dan


adanya pergeseran pada dens.
Diukur pada foto cervical lateral.
Panjabi Instability Criteria

Kriteria untuk menilai VC3 – C7 pada foto lateral


Yang dinilai:
1. Relative sagittal-plane displacement of adjacent
vertebrae:
Batas posterior corpus vertebra berjarak lebih dari 3,5
mm
2. Segmental kyphosis
Angulasi pada potongan sagittal inferior dan superior
endplate vertebra yang berdekatan.
3. Facet joint subluxation
Facet joints overlap kurang dari 50%
DAFTAR PUSTAKA

1. Simone Waldt and Klaus Woertler (Eds): Measurements and Classifications in Musculoskeletal Radiology, Georg Thieme Verlag, Stuttgart,
2014; ISBN 978-3-13169271-9
2. https://www.codexanatomy.com/
3. http://thomasbondphysio.blogspot.com/2012/12/pulley-injuries.html
4. Hauger O et al. Pulley system in the fingers: normal anatomy and simulated lesions in cadavers at MR imaging, CT, and US with and without contrast
material distention of the tendon sheath. Radiology. 2000;217:201–212. doi: 10.1148/radiology.217.1.r00oc40201.
5. Katzmanet al. (2017). Sex differences in response to targeted kyphosis specific exercise and posture training in community-dwelling older
adults: A randomized controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders. 18. 10.1186/s12891-017-1862-0
6. https://radiologykey.com/scoliosis-and-anomalies-with-general-affliction-of-the-skeleton-2/
7. https://link.springer.com/article/10.1186/s13013-018-0156-0
8. https://ai2-s2-public.s3.amazonaws.com/figures/2017-08-08/95f98aed997a57cf74bd531111ccb54fa3ff9f0f/3-Figure1-1.png
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai