Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4

1.3 Tujuan................................................................................................................................... 4

1.4 Manfaat................................................................................................................................. 5

BAB II ............................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6

2.1 Definisi .................................................................................................................................. 6

2.2 Etiologi............................................................................................................................. 7

2.3 Manigestasi klinik ................................................................................................................ 8

2.4 Patiofisiologi.................................................................................................................... 8

Pathways ................................................................................................................................. 9

2.5 Pemeriksaan penunjang .................................................................................................... 10

Terapi diet ............................................................................................................................. 12

BAB III......................................................................................................................................... 15

KONSEP ASKEP ........................................................................................................................ 15

3.1 Pengkajian..................................................................................................................... 15

3.2 Diagnosis Keperawatan ............................................................................................... 18

3.3 Rencana Keperawatan ................................................................................................. 18

BAB IV ......................................................................................................................................... 26

PENUTUP .................................................................................................................................... 26

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 26


4.2 Saran.............................................................................................................................. 27

Saran Bagi Mahasiswa Keperawatan ................................................................................. 27

Saran Bagi Perawat .............................................................................................................. 27

Saran Bagi Institusi Pendidikan ......................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Leukimia dan Terapi
Diet Hematologi”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di semester 3 KMB1.
Akhirnya penulismenyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian terhadap makalah inidan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya bermanfaat
bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan
dari pembaca guna meningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu
mendatang.

Jombang, Oktober 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa (Reeves,2001).
Insiden leukemia di Amerika adalah 13 per 100.000 penduduk/tahun (Wilson.1991).
leukemia pada anal berkisar pada 3-4 kasus per 100.000 anak/tahun. Untuk insiden ANLL di
Amerika Serikat sekitar 3 per 200.000 penduduk pertahun . sedang di Inggris, jerman, dan
jepang berkisar 2-3 per 100.000 penduduk pertahun (Rahayu,1993,ct Nugroho,1998).
Pada sebuah penelitian tentang leukima di RSUD Dr. Soetomo/FK Unair selama bulan
Agustus-Desember 1996 tercatat adalah 25 kasus leukemia akut dari 33 penderita leukemia.
Dengan 10 orang menderita ALL (40%) dan 15 orang menderita AML (60%)
(Boediwarsono,1998). Berdasarkan dari beberapa pengertian mengenai leukemia maka
penulis berpendapat bahwa leukemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat
pembentuk darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari leukemia?
2. Apa etiologi dari leukemia?
3. Apa manifestasi klinik dari leukemia?
4. Bagaimana patofisiologi dari leukemia?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari leukemia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai penyakit leukemia.
2. Mengetahui tata laksana dan asuhan keperawatan pada klien leukemia.
3. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan yang
muncul pada asuhan keperawatan klien dengan penyakit leukemia
4. Mendeskripsikan rencana keperawatn yang dibuat pada asuhan keperawatan klien dengan
leukemia
5. Mendeskripsikan tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada asuhan keperawatan klien
dengan leukemia.

1.4 Manfaat
a. Agar mahasiswa dapat memahami leukemia.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami terapi diet yang harus dilakukan oleh
penderita leukemia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliperasi abnormal dari
sel-sel hemotopeltik ( Silvia, A. Price,2006 ).

Leukemia adalah proliperasi sel leukosit yang abnormal, ganas yang disertai bentuk
leukosit yang lain dari normal, jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan anemia,
trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian (Suparman,2005 ;549).

Leukemia adalah produksi sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan oleh
mutasi yang menjurus pada kanker sel mielogenosa atau sel limfogenosa (Guyton, 1997).

Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai adanya akumulasi leukosit


ganas dalam sum-sum tulang dan darah, (A.V.Hoffbrand,2005).

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-
sel hematopoetik (Virchow,1847).

Klafikasi

Leukemia dibagi menjadi 2 tipe umum :

a. Leukemia Mieloblastik
1. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80 % leukemia angkut pada orang dewasa. Permulaannya
atau progresif dalam masa 1-6 bulan, jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6
bulan. Insiden pada pria dan wanita 3:2
2. Leukimia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling seringterjadi pada usia pertengahan ( orang dewasa) umur 20-60 th
puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-anak.(
Sylvia,2006).
Leukemia mieloblastik dimulai dengan produksi sel mielogenosa muda
yang bersifat kanker disumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh,
sehingga sel darah putih diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama di
nodus limfe, limfa dan hati.
b. Leukemia Limfoblastik
1. Leukimia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumur dibawah 15 tahun, dengan punyak insidens antara 3-4 tahun, insiden
pada pria dan wanita → 5:4
2. Leukimia Limfoblastik kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompok umur tua (± 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian 2:1
Leukemia limfoblastik disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker,
biasanya dimulai dalam nodus linfe atau jaringan limfogenosa yang lain dan
selanjutnya menyebar kearah tubuh lainnya
2.2 Etiologi
Etiologi LLA saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar disebabkan oleh virus
(virus onkogenik). Namun factor lain yang turut berperan adalah :
a. Factor Eksogen
1. Efek dari penyinaran seperti : sinar X, sinar radioaktif
2. Hormone, bahan kimia( benzoal, arsen, preparat sulfat)
3. Infeksi (virus dan bakteri)
b. Factor Endogen
1. Factor Ras (orang Yahudi muda menderita LLK)
2. Factor konstitusi seperti kelainan kromosom (Aberasi kromosom) pada sindrom
Down
3. Herediter : kasus pada kakak beradik/kembar satu telur, angka kejadian pada anak
lebih tinggi sesuai dengan usia maternal
4. Genetic : virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T. cell leukemia-lymphoma
virus/HTLV)
2.3 Manigestasi klinik
a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan (perdarahan dan anemia adalah
manifestasi utama )
b. Limfadenopati dan hepatosplenomegalia
Hal ini disebabkan karena ekstramedular juga terlibat(sel kanker menyebar ke seluruh
sehingga limfe, hati dan limpa menaikkan produksi sel darah putih)
c. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalah tafsiran
sebagai penyakit reumatik.
d. Gangguan pada system syaraf pusat
Dapat terjadi sakit kepala, muntah , kejang dan gangguan penglihatan.
e. Gejala lain
Leukemia pada alat tubuh seperti Lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang
pada leukemia serebral.
Perdarahan pada leukemia dapat berupa ekimosis,petekie, perdarahan
gastrointesnital.
Manifestasi klinis yang dapat dilihat atau dilaporkan klien atau keluarga secara langsung :
1. Pilek tidak sembuh-sembuh
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
3. Demam, anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechie, memar tanpa sebab
6. Nyeri pada tulang/persediaan
7. Nyeri abdomen
(Brunner dan Suddarth,2005)
2.4 Patiofisiologi
Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai strukur
antigen tertentu), maka virus tersebut dengan mudah akan masuk kedalam tubuh manusia
jika strukur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia itu (hospes). Bila struktur
antigen virus tidak sesuai dengan struktur antigen individu, maka virus tersebut akan ditolak,
seperti pada penolakan terhadap benda asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh
struktur antigen dari berbagai alat, terutama kulit dan selaput lender yang terletak
dipermukaan tubuh ( kulit disebut juga antigen jaringan) atau HL-A (Human Leucocyte locus
A).
Normalnya tulang morrow diganti dengan tumor malignan, imaturnya sel blast.
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu akan menimbulkan
anemia dan trombositopenia. System retikuloendotelial akan terpengaruh dan menebabkan
gangguan system pertahanan tubuh sehingga mudah mengalami infeksi.
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,
SSP, Gangguan nutria dan metabolism. Depresi sumsung tulang dan berdampak pada
penurunan leukosit,eritrosit, factor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya
infiltrasi pada ekstra medular akan menyebabkan terjadinya pembesaran hati, limfe dan
nodur limfe dan nyeri persendiaan (Silvia, 2006)

Pathways
2.5 Pemeriksaan penunjang
a. Darah tepi : adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton tedapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
b. Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan system lain terdesak
(apabila sekunder). (Ilmu kesehatan Anak :145)
c. Pemeriksaan lain
1. Biopsi limpa
2. Kimia darah
3. Cairan cerebrospinal
4. Sitogenik

Penatalaksanaan (isselbacher,2000)

1. Kemoterapi
a. Kemoterapi pada penderita LLA
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang
digunakan untuk semua orang.
b. Kemoterapi pada penderita LMA
1. Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intesif, bertujuan
untuk mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai remisi
komplit.
2. Fase konsolidasi : fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase
induksi. Kemoterapi konsolidasi terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari dosis
yang digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan modern, angaka remisi 50-
70% tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup dari 5 tahun
hanya 10%.
c. Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena strategi tetapi dan prognosis. Salah
satu system penderajatan yang dipakai ialah klafikasi Rai :
1. Stadium 0 : limfositosis darah tepid an sumsung tulang
2. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati
3. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/hepatomegali
4. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb <11 gr/dl)
5. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm³ dengan/tanpa gejala
pembesaran hati,limpa,kelenjara.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi
bersifatkonvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan tidak
diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada
stadium I atau stadium II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa.
Pada stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif. Angka ketahanan hidup
rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun.
Pasien dengan stadium 0 atau I dapat bertahan hidup rata-rata 10 tahun.
Sedangkan pada pasien stadium III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang
dari 2 tahun.
d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
1. Fase kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang mampu
menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan
bermacam obat yang intesif merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak
diarahkan pada tindakan transplantasi tulang.
2. Fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.
2. Radioterapi
Radio terapi menggunakan sinar berenergi tinggi untukmembunuh sel-sel
leukemia.
3. Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang
rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsung
tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
4. Terapi Suportif
Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan
penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfuse darah untuk
penderita leukemia dengan keluhan anemia,transfuse trombosit untuk mengatasi
perdarahan dan atibiotik untuk mengatasi infeksi.

Masalah yang lazim

1. Ketidakseimbangan perfungsi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah keperifer


(anemia)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan proliferative
gastrointestinal dan efek toksik obat kemoterapi. (hal 390)
3. Resiko perdarahan (hal 396)
4. Resiko infeksi (hal 409)
5. Nyeri angkut b.d ifiltrasi leukosit jaringan sistemik (hal 401)
6. Kerusakan mobilitas fisik b.d kontraktur, kerusakan integrasi sruktur tulang,
penurunan kekuatan otot (depresi sumsum tulang) (hal 301)

Dischange planning

1. Kenali gejala yang ditimbulkan penyakit.


2. Dorong sering mengubaj posisi, napas dalam dan batuk.
3. Inspeksi kulit, myeri tekanan, area eritematosus, luka bakar. Bersihkan kulit dengan
larutan antibakteri.
4. Tingkat kebersihan perinal.
5. Istirahat yang cukup fan makan makanan tinggi protein dan cairan.

Terapi diet

Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa kanker darah pun bisa menyebabkan
berbagai gangguan lain, baik anemia hingga asam urat, sehingga pada intervensi gizi yang
hendak direncanakan bagi penderita kanker darah ini tidak semata – mata hanya mementingkan
kondisi kankernya saja, namun juga mempertimbangkan adanya kemungkinan efek lain yang
akan timbul terkait penyakit tersebut. Pada prinsipnya, penderita kanker harus menjalani diet
Tinggi Energi dan Tinggi Protein, hal ini guna mengimbangi kebutuhan energi dan protein yang
juga ikut meningkat seiring adanya perkembangan kanker dalam tubuh. Sel kanker ibarat suatu
parasit dalam tubuh, ia akan menyedot dan menggunakan zat – zat gizi yang seharusnya untuk
kebutuhan tubuh secara normal. Zat – zat gizi tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan sel
kanker itu sendiri, sehingga apabila asupan zat gizi penderita kanker kurang, sel – sel kanker
tersebut akan menggunakan cadangan energi dan protein dalam tubuh dan lambat laun
menyebabkan penurunan berat badan hingga kondisi kurang gizi atau disebut kaheksia.

Berbicara tentang leukimia, seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyakit yang satu ini bisa
membuat penderitanya mengalami peningkatan asam urat, meskipun belum tentu akan
berkembang dan menimbulkan gejala Gout. Meski demikian, kondisi tersebut tentunya tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Untuk mencegah peningkatan asam urat yang berlebihan, penderita
leukimia akan diberikan obat alupurinol guna menurunkan asam uratnya, namun ada baiknya hal
tersebut juga didukung dengan diet rendah purin guna mendukung efek obat. Diet rendah purin
mengharuskan penderita leukemia membatasi konsumsi makanan berpurin sedang hingga tinggi,
misalnya tahu tempe, sayuran berdaun hijau, makanan laut, kacang – kacangan, dan juga jeroan.

Ada satu lagi yang khas dari diet bagi penderita leukimia, yakni adanya pembatasan asam folat.
Penggunaan folat masih dipertentangkan dalam kasus leukimia, baik jenis lymphoblastik
maupun myeloid leukimia. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa defisiensi asam folat dapat
meningkatkan perkembangan kanker, sementara pada populasi lain, defisiensi asam folat justru
bisa menghambat perkembangan kanker. Penelitian yang dilakukan Koury et al. (1997)
menemukan bahwa defisiensi asam folat justru bisa mempercepat perkembangan menuju AML
(Acute Myeloid Leukimia) terutama pada pasien yang berisiko tinggi mengidap penyakit ini.
Namun, hal bertentang ditemukan oleh Sydney Farber pada tahun 1948. Beliau melihat bahwa
suplementasi asam folat pada anak – anak penderita Anemia Perniciousa karena kekurangan
vitamin B12 dapat diatasi dengan pemberian asam folat. Asam folat dapat membantu
mengurangi produksi blast pada penderita Anemia Perniciousa. Kemiripan gejala antara Anemia
Perniciousa dengan leukimia dalam hal produksi blast membuat Farber mencoba untuk
menggunakan terapi asam folat pada pasien anak pengidap ALL (Acute Lymphoblastic
Leukimia). Hasil mengejutkan ditemukan bahwa pasien anak tersebut justru semakin bertambah
parah dengan pemberian suplementasi asam folat. Hal tersebut kemudian membawa pengobatan
leukimia ke era baru dimana kemoterapi bagi penderita leukimia dilakukan dengan pemberian
antifolat, aminopterin.
Penelitian terkait asam folat dengan perkembangan kanker belum sepenuhnya jelas. Pada
penderita kanker kolorektal, suplementasi folat dapat menurunkan proliferasi adenoma dan
kemungkinan dapat mencegah munculnya adenoma di masa depan. Penelitian Young In Kim
pada tahun 2008 menyimpulkan bahwa pada jaringan normal asam folat dapat mencegah dan
menghambat timbulnya sel neoplastik, namun pada kondisi preneoplastik dan neoplastik, asam
folat akan mendorong proliferasi lesi kanker. Oleh karena itu, pemberian suplemen asam folat
tidak direkomendasikan sebagai kemopreventif.
Sumber bahan makanan yang mengandung sedikit sekali asam folat adalah daging (secara
umum), susu, telur, buah – buahan dan umbi. Bahan makanan yang mengandung folat dalam
jumlah tinggi adalah kacang – kacangan, daun – daunan berwarna hijau (folat berasal dari bahasa
latin “folium” berarti daun), seperti bayam, asparagus dan brokoli. Pemasakan dengan
temperatur tinggi dapat menurunkan kadar folat, misalnya susu bubuk memiliki kadar folat yang
lebih kecil dibandingkan dengan susu cair, karena pemanasan dapat merusak asam folat (Piliang
dan Soewondo 2006).
BAB III

KONSEP ASKEP
3.1 Pengkajian
A. DATA DASAR DAN FOKUS
Pengkajian tanggal : JAM :
Tanggal MRS : No.RM :
Ruang/ kelas : Dx Masuk :
S. Informasi :
A. Identitas
1) Identitas pasien
Nama : Tn.P
Umur :-
Jenis kelamin :L
Status perkawinan :-
Agama :-
Suku :-
B. Riwayat Sakit Dan Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala,
anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
b) Riwayat penyakit
Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat,
kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya
infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria,
hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.

1) Pemeriksaan Fisik ROS (review of system)


Keadaan : lemas
Kesadaran : composmentis
2) Tanda-tanda vital
TD : biasanya 130/90 mmHg
SB : 38,5 0C
N : 110 X/menit
R : 26X/ menit
3) Pernafasan
(B1 BREATH) : pola nafas : -
Jenis : -
Sesak nafas : -
Batuk berdahak : -
Masalah : -
4) Kardiovaskuler
(B2 BLOOD) : irama jantung : takikardi
Bunyi jantung : -
CRT : < dari 3 detik
Persyarafan :-

Masalah : ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh


5) Persyarafan
(B3 BRAIN) : Pengindraan
GCS :-
Gangguan Tidur : -
Masalah :-
Pengindraan
Skelera :-
Pendengaran :-
Penciuman
Bentuk normal :-
Gangguan penciuman :-
Masalah :-
6) Perkemihan
(B4 BLADER) :-
Masalah :-
7) Pencernaan
(B5 BOWEL) : nafsu makan menurun : +
porsi makan tidak habis :+
minum : 6 L / Hari
mulut dan tenggorokan
mulut : berbau
mukosa : kering
tenggorokan : sulit menelan

MASALAH : kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi

8) Muskuluskeletal/integumen : kemampuan pergerakan sendi terbats


Warna kulit pucat

MASALAH : keterbatasan aktivitas


9) Endoktrin :-
Masalah :-
10) Psikososial :-
/Spritual
Masalah :-
D. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF :
DATA OBJEKTIF :
3.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis yang bisa muncul diantaranya:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping
agen kemoterapi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas.
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
leukemia.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
3.3 Rencana Keperawatan

No diagnosa Tujuan & KH Intervensi


.
1 Resiko infeksi Tujuan: a. -Pantau suhu dengan teliti
berhubungan dengan Anak tidak mengalami
b. -Tempatkan anak dalam ruangan
menurunnya sistem gejala-gejala infeksi khusus
pertahanan tubuh Kriteria Hasil: c. -Anjurkan semua pengunjung dan staff
Infeksi tidak terjadi rumah sakit untuk menggunakan
teknik mencuci tangan dengan baik
d. -Gunakan teknik aseptik yang cermat
untuk semua prosedur invasive.
e. -Evaluasi keadaan anak terhadap
tempat-tempat munculnya infeksi
seperti tempat penusukan jarum,
ulserasi mukosa, dan masalah gigi
f. -Inspeksi membran mukosa mulut.
Bersihkan mulut dengan baik
g. -Berikan periode istirahat tanpa
gangguan
h. -Berikan diet lengkap nutrisi sesuai
usia
i. -Berikan antibiotik sesuai ketentuan
2 Intoleransi aktivitas Tujuan : a. -Evaluasi laporan kelemahan,
berhubungan dengan terjadi peningkatan perhatikan ketidakmampuan untuk
kelemahan akibat anemia toleransi aktifitas berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
Criteria Hasil: b. -Berikan lingkungan tenang dan perlu
- Peningkatan istirahat tanpa gangguan
toleransi aktivitas
c. -Kaji kemampuan untuk berpartisipasi
yang dapat diukur pada aktifitas yang diinginkan atau
- Berpartisipasi dalam dibutuhkan
aktivitas sehari-hari
d. -Berikan bantuan dalam aktifitas
sesuai tingkat sehari-hari dan ambulasi
kemampuan
- Menunjukkan
penurunan tanda
fisiologis tidak toleran
misal nadi, pernafasan
dan TD dalam batas
normal
3 Resiko terhadap cedera : Tujuan : a. -Gunakan semua tindakan untuk
perdarahan yang klien tidak mencegah perdarahan khususnya pada
berhubungan dengan menunjukkan bukti- daerah ekimosis
penurunan jumlah bukti perdarahan b. -Cegah ulserasi oral dan rectal
trombosit Criteria Hasil: c. Gunakan jarum yang kecil pada saat
- - TD 90/60mmHg melakukan injeksi
- - Nadi 100 x/mnt d. Menggunakan sikat gigi yang lunak
- - Ht 40-54% (laki- dan lembut
laki), 37-47% e.( Laporkan setiap tanda-tanda
permpuan) perdarahan (tekanan darah menurun,
- - Hb 14-18 gr% denyut nadi cepat, dan pucat)
f. Hindari obat-obat yang mengandung
aspirin
g. Ajarkan orang tua dan anak yang
lebih besar ntuk mengontrol
perdarahan hidung.
4 Resiko tinggi kekurangan Tujuan : a. Berikan antiemetik awal sebelum
volume cairan
- Tidak terjadi dimulainya kemoterapi
berhubungan dengan kekurangan volume
b. Berikan antiemetik secara teratur
mual dan muntah cairan pada waktu dan program kemoterapi
- Pasien tidak
c. Kaji respon anak terhadap anti
mengalami mual dan emetic
muntah d. Hindari memberikan makanan yang
Criteria Hasil: beraroma menyengat
- Volume cairan
e. Anjurkan makan dalam porsi kecil
tubuh adekuat, tapi sering
ditandai dengan TTV
f. Kolaborasi:
dbn, stabil, - Lakukan
nadi pemasangan IV line
teraba, haluaran urine,
dan PH urine, dbn. - Monitor laboratorium Platelet,
Hb/Ct, cloting.

- Pemberian anti muntah


- Pemberian Alluporinol

5 Perubahan membran Tujuan : pasien tidak


a. Inspeksi mulut setiap hari untuk
mukosa mulut : mengalami mukositis adanya ulkus oral
stomatitis yang oral b. Hindari mengukur suhu oral
berhubungan dengan Criteria Hasil: mukosa
c. Gunakan sikat gigi berbulu lembut,
efek samping agen mulut lembab, aplikator berujung kapas, atau jari
kemoterapi peradangan/infeksi yang dibalut kasa
oral tidak terjadi d. Berikan pencucian mulut yang
sering dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
e. Gunakan pelembab bibir
f. Hindari penggunaan larutan
lidokain pada anak kecil
g. Berikan diet cair, lembut dan lunak
h. Inspeksi mulut setiap hari
i. Dorong masukan cairan dengan
menggunakan sedotan
j. Hindari penggunaa swab gliserin,
hidrogen peroksida dan susu magnesia
k. Berikan obat-obat anti infeksi sesuai
ketentuan
l. Berikan analgetik
6 Perubahan nutrisi kurang Tujuan : pasien
a. Dorong orang tua untuk tetap rileks
dari kebutuhan tubuh mendapat nutrisi yang pada saat anak makan
yang berhubungan adekuat b. Izinkan anak memakan semua
dengan anoreksia, Criteria hasil: makanan yang dapat ditoleransi,
malaise, mual dan
- Klien menunjukan rencanakan unmtuk memperbaiki
muntah, efek samping peningkatan nafsu kualitas gizi pada saat selera makan
kemoterapi dan atau makan anak meningkat
stomatitis - Berat badan klien
c. Berikan makanan yang disertai
normal suplemen nutrisi gizi, seperti susu
bubuk atau suplemen yang dijual
bebas
d. Izinkan anak untuk terlibat dalam
persiapan dan pemilihan makanan
e. Dorong masukan nutrisi dengan
jumlah sedikit tapi sering
f. Dorong pasien untuk makan diet
tinggi kalori kaya nutrient

g. Timbang BB, ukur TB dan


ketebalan lipatan kulit trisep
7 Nyeri yang berhubungan Tujuan : a. Mengkaji tingkat nyeri dengan
dengan efek fisiologis pasien tidak skala 0 sampai 5
dari leukemia mengalami nyeri atau
b. Jika mungkin, gunakan prosedur-
nyeri menurun sampai prosedur (misal pemantauan suhu non
tingkat yang dapat invasif, alat akses vena
diterima anak c. Evaluasi efektifitas penghilang
Criteria Hasil: nyeri dengan derajat kesadaran dan
- Pasien menyatakan sedasi
nyeri hilang atau
d. Lakukan teknik pengurangan nyeri
terkontrol non farmakologis yang tepat
- Menunjukkan
e. Berikan obat-obat anti nyeri
perilaku penanganan secara teratur
nyeri
- Tampak rileks dan
mampu istirahat.
8 Kerusakan integritas Tujuan : pasien
a. Berikan perawatan kulit yang cemat,
kulit berhubungan mempertahankan terutama di dalam mulut dan daerah
dengan pemberian agens integritas kulit perianal
kemoterapi, radioterapi, Criteria Hasil: b. Ubah posisi dengan sering
imobilitas - Turgor kulit elasticc. Mandikan dengan air hangat dan
- Kelembaban kulit sabun ringan
terjaga d. Kaji kulit yang kering terhadap efek
samping terapi kanker
e. Anjurkan pasien untuk tidak
menggaruk dan menepuk kulit yang
kering
f. Dorong masukan kalori protein yang
adekua
g. Pilih pakaian yang longgar dan
lembut diatas area yang teradiasi:

9 Gangguan citra tubuh Tujuan : pasien atau


a. Dorong anak untuk memilih wig
berhubungan dengan keluarga (anak perempuan) yang serupa gaya
alopesia atau perubahan menunjukkan dan warna rambut anak sebelum
cepat pada penampilan perilaku koping rambut mulai rontok
positif b. Berikan penutup kepala yang
Criteria Hasil: adekuat selama pemajanan pada sinar
- Klien matahari, angin atau dingin
mendiskusikan c. Anjurkan untuk menjaga agar
masalah yang rambut yang tipis itu tetap bersih,
dirasakan pendek dan halus
- Klien merawat
d. Jelaskan bahwa rambut mulai
diri tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan
mungkin warna atau teksturnya agak
berbeda
e. Dorong hygiene, berdan, dan alat
alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,
misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan
pakaian yang menarik
10 Perubahan proses Tujuan : pasien atau
a. Jelaskan alasan setiap prosedur yang
keluarga berhubungan keluarga menunjukkan akan dilakukan pda anak
dengan mempunyai anak pengetahuan tentang
b. Jadwalkan waktu agar keluarga
yang menderita leukemia prosedur diagnostik dapat berkumpul tanpa gangguan dari
atau terapi staff
Criteria Hasil:
c. Bantu keluarga merencanakan masa
kekhawatiran keluarga depan, khususnya dalam membantu
berkurang anak menjalani kehidupan
d. Dorong keluarga untuk
mengespresikan perasaannya
mengenai kehidupan anak sebelum
diagnosa dan prospek anak untuk
bertahan hidup
e. Diskusikan bersama keluarga
bagaimana mereka memberitahu anak
tentang hasil tindakan dan kebutuhan
terhadap pengobatan dan
kemungkinan terapi tambahan
f. Hindari untuk menjelaskan hal-hal
yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada.
11 Antisipasi berduka Tujuan : pasien atau
a. Kaji tahapan berduka terhadap anak
berhubungan dengan keluarga menerima dan keluarga
perasaan potensial dan mengatasi
kehilangan anak kemungkinan
kematian anak
Criteria Hasil: b. Berikan kontak yang konsisten pada
- Keluarga siap keluarga
menerima segala
c. Bantu keluarga merencanakan
kondisi perawatan anak, terutama pada tahap
terminal
d. Fasilitasi anak untuk
mengespresikan perasaannya melalui
bermain
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang
dan limfa nadi (Reeves, 2001).

Penulis berpendapat bahwa leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi
abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari
perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol seluler
normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang
seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi.

Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses
pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat serta bertahan hidup lebih lama
dibandingkan sel normal.

Penyebab leukemia ada beberapa faktor, diantaranya: genetik, saudara kandung, faktor
lingkungan, virus, bahan kimia, dan obat-obatan.

Klasifikasi leukimia terdiri dari Leukimia Mielogenus Akut, Leukimia Mielogenus Kronis,
Leukemia Limfositik Akut, Leukemia Limfositik Kronik.

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut:

1. Pilek tidak sembuh-sembuh& sakit kepala.


2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, Merasa lemah atau letih.
3. Demam, keringat malam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa).

Pentalaksanan pada penyakin leukemia meliputi: kemoterapi, terapi biologi, terapi radiasi, dan
transplantasi sel induk.

Untuk menghindari leukimia harus dicegah sedini mungkin, dan ketika sudah ada gejala-gejala
segera periksakan ke dokter.

4.2 Saran

Saran Bagi Mahasiswa Keperawatan


Seluruh mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya terhadap penyakit
leukemia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.

Saran Bagi Perawat


Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti penyakit tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah
Sakit dalam seluruh tatanan layanan kesehatan

Saran Bagi Institusi Pendidikan


Bagi institusi pendidikan hendaknya menyediakan buku – buku yang ada kaitannya dengan
penyakit leukemia, sehingga menambah refrensi bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa
Agung

Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

Doenges, Marilynn E. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient
Care. Alih

Bahasa I Made Kariasa. Ed.Jakarta : EGC; 19994.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa
Peter

Anugrah. Ed.Jakarta : EGC; 19945

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-leukemia.html

http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/makalah-askep-leukimia.html

http://www.scribd.com/doc/9501526/ASKEP-LEUKIMIA

Anda mungkin juga menyukai