Anda di halaman 1dari 42

KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Tujuan pelayanan farmasi


Memberikan pelayanan farmasi yang optimal dengan berorientasi
kepada keselamatan pasien dengan menggunakan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang terjamin
kualitasnya dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

2. Fungsi pelayanan farmasi


a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai
- Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
- Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai secara optimal sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit.
- Memproduksi skala kecil dan pengemasan ulang sediaan
farmasi
- Menerima sediaan farmasi , alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
- Menyimpan sediaan farmasi , alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian.
- Mendistribusikan sediaan farmasi , alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
- Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi , alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai.
- Melakukan pengendalian terhadap jenis, jumlah persediaan dan
penggunaan sediaan farmasi , alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
- Melakukan kegiatan administrasi termasuk pencatatan dan
pelaporan berkaitan dengan pengelolaan sediaan farmasi , alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai serta kegiatan IFRS
lainnya.

b. Pelayanan Farmasi Klinik


- Mengkaji instruksi pengobatan pasien dengan
mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang

1
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
berkaitan dengan penggunaan obat serta melakukan pelayanan
resep.
- Penelusuran riwayat penggunaan obat
- Rekonsiliasi obat
- Memberikan pelayanan informasi obat kepada petugas
kesehatan, pasien/keluarga
- Memberikan konseling obat kepada pasien/keluarga
- Visite
- Pemantauan terapi obat sitotoksik pada pasien kemoterapi di
Krakatau Medika Hospital
- Memantau efek samping dan keamanan penggunaan obat
- Evaluasi penggunaan obat sitotoksik (kemoterapi) dan
antibiotik.
- Penanganan dan pengoplosan obat sitotoksik
- Melakukan kegiatan administrasi baik pencatatan dan
pelaporan setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik

B. Tujuan Pedoman

Tujuan pembuatan Pedoman Pelayanan ini adalah untuk memberikan


gambaran kebijakan secara aplikatif mengenai pelaksanaan pelayanan
kefarmasian di Instalasi Farmasi agar tercapai pelayanan farmasi yang
memenuhi standar.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang Lingkup Pelayanan Farmasi Krakatau Medika Hospital antara lain


adalah pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat yang
berasal dari pasien perusahaan langganan, Asuransi (termasuk BPJS
kesehatan) dan pasien umum dengan menggunakan standar obat Krakatau
Medika Hospital.

D. Batasan Operasional

Batasan Operasional IFRS KMH mencakup 2 macam pelayanan yang


berkaitan langsung dengan pasien, yaitu :
1. Pelayanan farmasi rawat jalan
Pelayanan farmasi rawat jalan dilakukan selama 24 jam, dengan sistem
resep individual (resep manual dan E-prescribing/resep online)
2. Pelayanan farmasi rawat inap
Pelayanan farmasi rawat inap dilakukan dengan sistem Pemorsian
khusus, resep individual/perorangan, dan total floor stock.

2
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
E. Landasan Hukum
Landasan Hukum Pelayanan Farmasi merujuk pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
4. Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian
Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
9. Surat Keputusan Direktur RSKM No. 13.1/D-KMH/Kpts/IV/2015.

3
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM IFRS


diklasifikasikan menjadi :
1. Pekerjaan kefarmasian : Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
2. Pekerjaan penunjang : Tenaga Administrasi dan Tenaga Umum
Berikut kualifikasi ketenagaan di Instalasi Farmasi KMH berdasarkan Permenkes 1197 tahun 2004
dan Permenkes 73 tahun 2013:

N Jenis SDM SYARAT JABATAN/KUALIFIKASI


O
1. Apoteker - S1 Farmasi + Apoteker/ Apt Pasca Sarjana
penanggun Farmasi RS
g Jawab - Diutamakan yang memiliki pengalaman
bekerja minimal 3 tahun di IFRS
- Pengetahuan kerja mengenai universal
precaution dan SPO
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki skill untuk memimpin
- Mempunyai kemampuan dan kemauan
mengelola dan mengembangkan pelayanan
farmasi
- Mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan diri
- Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
dengan pihak lain
- Mempunyai kemampuan untuk melihat
masalah, menganalisa dan memecahkan
4
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
masalah
2. Apoteker - S1 Farmasi + Apoteker
Pendampin - Pengetahuan kerja mengenai universal
g precaution dan SPO
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki kemampuan belajar, memahami arti
kata-kata (komunikasi efektif)
- Mampu menyerap data verbal atau bentuk
tabel
- Kemampuan adaptasi dan membuat
keputusan/peraturan, kemampuan
menghadapi kondisi darurat/kritis
- Mampu menganalisa masalah secara kritis,
dan berpikir kreatif dan menggunakan
peralatan yang spesifik
3. Kepala Unit - S1 Farmasi + Apoteker/D3 Farmasi
Pelayanan - Diutamakan yang memiliki pengalaman
bekerja minimal 3 tahun di IFRS
- Pengetahuan kerja mengenai universal
precaution dan SPO
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki skill untuk memimpin
- Mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan diri
- Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
dengan pihak lain
- Mempunyai kemampuan untuk melihat
masalah, menganalisa dan memecahkan
masalah
4. Tenaga - D3 Asisten Apoteker
teknis - Pengetahuan kerja mengenai universal
kefarmasia precaution dan SPO
n - Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki kemampuan belajar, memahami arti
kata-kata (komunikasi efektif)
- Mampu menyerap data verbal atau bentuk
tabel
- Kemampuan adaptasi, membuat keputusan
dan melakukan pekerjaan yang berulang
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
- Melakukan pekerjaan yang spesifik dengan
tepat dan teliti
5. Tenaga - D3 Umum

5
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
administras - Pengetahuan kerja mengenai pengelolaan
i arsip, tata usaha, administrasi
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki kemampuan belajar, memahami arti
kata-kata (komunikasi efektif)
- Mampu menyerap data verbal atau bentuk
tabel
- Melakukan pekerjaan yang spesifik dengan
tepat dan teliti khususnya dalam pengelolaan
arsip.
6. Tenaga - SMA/ sederajat
umum - Pengetahuan kerja mengenai teknik
pergudangan
- Memiliki kemampuan belajar
- Kemampuan adaptasi, bekerja dalam keadaan
darurat atau kritis
- Melakukan pekerjaan yang berulang sesuai
dengan prosedur yang berlaku dengan tepat
dan teliti.

B.Distribusi Ketenagaan
Instalasi Farmasi KMH di pimpin oleh kepala instalasi yang merupakan
seorang Apoteker. Instalasi Farmasi terbagi menjadi 3 unit dan dipimpin
oleh, antara lain Kepala unit farmasi rawat jalan, Kepala unit depo farmasi
rawat inap dan Kepala unit gudang perbekalan farmasi. Dalam
melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan farmasi klinik, kepala
instalasi dibantu oleh apoteker fungsional. Dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan farmasi kepala unit membawahi tenaga teknis kefarmasian.

Distribusi ketenagaan Instalasi Farmasi KMH didapat dari hasil


perhitungan/work load yang dilakukan oleh bidang SDM sebagaimana
tercantum dalam ___________, dan didapatkan sebaran untuk tenaga di IFRS
sebagaimana yang tercantum di bawah ini :

NO SDM/UNIT JABATAN JUMLA

6
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
H
TENAG
A
1. Apoteker penanggung Jawab Kepala 1
Instalasi
2. Apoteker Pendamping Apoteker 5
Fungsional
3. Unit Farmasi Rawat Jalan Kepala unit 3
(Rajal langganan/umum dan
BPJS), Unit Farmasi Rawat
Inap, Unit Gudang
Perbekalan Farmasi
4. Unit Farmasi Rawat Jalan Tenaga 35
(Rajal langganan/umum dan teknis
BPJS), Unit Farmasi Rawat kefarmasia
Inap, Unit Gudang n
Perbekalan Farmasi
5. Unit Farmasi Rawat Jalan Tenaga 3
(Rajal langganan/umum dan administras
BPJS), Unit Gudang i
Perbekalan Farmasi
6. Unit Gudang Perbekalan Tenaga 2
Farmasi umum
TOTAL 49

C. Pengaturan Jaga

Untuk menjalankan pelayanan di Instalasi Farmasi, seluruh staff bertugas


dengan mengikuti jadwal berikut :
1) Level Struktural : Kepala Instalasi Farmasi dan ketiga Kepala Unit
Farmasi (Unit Farmasi Rawat Jalan, Depo Farmasi, dan Gudang
Perbekalan Farmasi) bertugas dalam rentang kerja Non-Shift (07.30-
16.00 WIB)
2) Level Fungsional : Apoteker Fungsional, Tenaga Teknis Kefarmasian,
Tenaga Administrasi dan Tenaga Umum bekerja dengan mengikuti
pengaturan :
- Apoteker Fungsional yang memiliki jam kerja dalam 1 pekan
sebanyak 40 jam, terbagi dalam jam kerja Non-shift (07.30-16.00

7
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
WIB) dan jam kerja fleksibel 07.30-15.00 WIB (Senin-Jumat)
dengan tugas jaga Sabtu 09.00-14.00 WIB.
- Tenaga Teknis Kefarmasian terbagi dalam 5 shift kerja : Non-shift
(07.30-16.00 WIB), Flexi Time (09.30-18.00 WIB), Shift-1 (S1,
22.00-06.00 WIB), Shift-2 (S2, 06.00-14.00 WIB), dan Shift-3 (S3,
14.00-22.00 WIB). Selain shift kerja ini, dikenal istilah lembur di
hari Sabtu yaitu dalam rentang 09.00-14.00 WIB dan 16.00-21.00
WIB.
- Tenaga Administrasi bertugas dalam rentang waktu Non-Shift
(07.30-16.00 WIB)
- Tenaga Umum bertugas dalam rentang waktu Non-Shift (07.30-
16.00 WIB)

8
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Instalasi Farmasi terbagi menjadi 4 bangunan yaitu bangunan unit farmasi
rawat jalan, farmasi rawat jalan BPJS, farmasi rawat inap dan gudang
perbekalan farmasi . Bangunan Instalasi farmasi KMH terdiri dari :
(Lampiran denah IFRS)

1. Ruang kepala Instalasi Farmasi


2. Ruang administrasi
3. Ruang pelayanan
4. Ruang Racikan
5. Ruang pelayanan informasi obat dan konsultasi/ konseling
6. Ruang penyimpanan dan distribusi obat
7. Ruang arsip
8. Fasilitas penunjang : ruang tunggu pasien, toilet, ruang loker,
pantry

B.Daftar Standar Fasilitas


1. Perlengkapan
1.1 Daftar Inventaris Peralatan Farmasi Rawat Jalan
Ruang Inventori dan Preparasi ( pertanggal 16 agustus 2011 )

No Nama barang Jumlah ( unit/ buah


)
1 CPU 4
2 File cabinet 1
3 Gunting 10
4 Keyboard 4
5 Kursi hidrolik 7
6 Kursi plastik 4
7 Lemari es 2

9
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
8 Lemari narkotika 1
9 Lemari psikotropika 1
10 Meja ukuran besar 4
11 Meja komputer 3
12 Monitor 4
13 Nampan plastik 140
14 Printer Epson LX-300 2
15 Rak obat besi 7
16 Rak obat besi ukuran kecil 1
17 Rak obat kayu 16
18 Tempat sampah ukuran besar 1
19 Tempat sampah ukuran kecil 4
20 Lemari es 2
21 Brangkas uang 1
22 Whiteboard 1
23 Gelas ukur plastik ukuran 50 2
ml
24 Botol semprot 3
25 Wadah plastik copy resep 2
26 Telepon+fax 1
27 Telepon wireless 1

Ruang Administrasi
No Nama barang Jumlah
1 CPU 1
2 File cabinet 1
3 Gunting 1
4 Keyboard 1
5 Kursi hidrolik 1
6 Pembolong kertas 1
7 Meja ukuran besar 2
8 Meja komputer 1
9 Monitor 1
10 Printer Epson LQ-2180 1
11 Rak kayu 1
12 Tempat sampah ukuran kecil 1
13 Tempat sampah ukuran besar 1
14 Lemari ATK 1
15 Telepon 1

Ruang Racikan
No Nama Barang Jumlah
1 Gunting 3
2 Kotak resep narkotika 1
3 Kotak resep rawat inap 1
4 Kursi hidrolik 2
10
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
5 Lemari penyimpanan bahan 1
baku
6 Meja racikan 1
7 Rak kayu 1
8 Tempat sampah ukuran kecil 2
9 Timbangan analitik digital 1
10 Kotak penyimpanan resep 3
11 Tablet crusher 2
12 Rak plastik 7
13 Toples 8
14 Mortir dan stamper 5
15 Saringan puyer 2
16 Alat filling kapsul no 0 1
17 Alat filling kapsul no 00 1

Ruang Ka. Instalasi Farmasi


No Nama Barang Jumlah
1 CPU 1
2 keyboard 1
3 Kursi hidrolik 1
4 Kursi tamu 2
5 Meja kerja ukuran besar 1
6 Meja komputer 1
7 Monitor 1
8 Rak buku 1
9 Lemari buku 1
10 Tempat sampah ukuran kecil 1
11 Telepon 1
12 Lemari pendingin 1

Ruang Loket Entry ( Loket A )


No Nama Barang Jumlah
1 Amplifire 1
2 Bel 1
3 Box plastik 2
4 CPU 3
5 Monitor 3
6 Printer EPSON LX- 300 1
7 Printer EPSON LQ- 300 1
8 Printer EPSON LQ-2180 1
9 Keyboard Extron 3
10 Kotak resep 2
11 Lemari etalase 1
12 Meja ukuran besar 1
13 Stempel 2

11
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
14 Microphone 1
15 Rak obat 3
16 Speaker 1
17 Kursi hidrolik 3
18 Pesawat telepon 1
19 Mesin EDC 1
20 Mesin ad-medika 1

Ruang Kasir
No Nama Barang Jumlah
1 Meja kerja 5
2 Meja komputer 1
3 Kursi tamu 2
4 Pesawat telepon 1
5 Pembolong kertas 1
6 Gunting 2
7 Komputer 4
8 Printer Epson 3
9 Printer LX-300 1
10 Bel kasir 1
11 Amplifier 1
12 Tempat sampah besar 1
13 Tempat sampah kecil 1
13 Lemari pendingin 1
14 Dispenser 2
15 Rak pantry 1
16 Rak sepatu 2
17 Perangkat pemadam api 1

Ruang Pelayanan Informasi Obat


No Nama Barang Jumlah
1 Meja kerja 1
2 Meja telepon kecil 1
3 Kursi tamu 2
4 Pesawat telepon 1
5 Pembolong kertas 1
6 Gunting 1

1.2. Daftar Inventaris Peralatan Depo Rawat Inap


Ruang Inventori
No Nama Barang Jumlah
1 Rak obat 9
2 Lemari narkotika 1
3 Lemari psikotropika 1
4 Lemari es 1
12
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
5 File cabinet 1
6 Meja kerja 2
7 Kursi 2
8 CPU 1
9 Monitor 3
10 Printer EPSON LX- 300 3
11 Meja komputer 3
12 Anak tangga 1

Ruang preparasi
No Nama Barang Jumlah
1 Rak dokumen 1
2 Meja kerja 3
3 Kursi 6
4 Loker 1
5 Perangkat komputer 3
6 dispenser 1
7 Pesawat telepon 1

Area Racikan
No Nama barang Jumlah
1 Meja racik 1
2 Rak bahan baku 3
3 Mortir besar + stamper 6
4 Mortir kecil + stamper 1
5 Blender obat 1
6 Mesin pulvis 1
7 Timbangan analitik 1
8 Timbangan digital 1
9 Anak timbangan 1
10 Gelas ukur 1
11 Botol semprot 1
12 Rak plastik kecil 2
13 Pesawat telepon 1

Ruang Penerimaan Barang


No Nama Barang Jumlah
1 Lemari rak kayu 3
2 Rak sepatu 1
3 Tempat sampah 1
4 Kursi hidrolik 2
5 Kursi tamu 1
6 Peralatan tulis 1

1.3. Daftar Inventaris Peralatan Gudang Perbekalan Farmasi


13
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

No Nama Barang Jumlah

1 Lemari narkotika 1

2 Lemari pendingin besar 2

3 Lemari pendingin kecil 2

4 Lemari psikotropika 1

5 Rak obat 41

6 Alat pemadam kebakaran 1

7 Tempat sampah 6

8 Troley 6

9 Perangkat komputer 5

10 Pesawat telepon 1

11 Filling Cabinet 1

12 Kursi Kerja 15

13 Lemari kaca 4

14 Loker karyawan 1

15 Meja Kerja 12

16 Pallet 25

17 Rak dokumen 4

18 TV 21” 1

19 Lemari barang umum 1

2.
3. Kelengkapan Bangunan
a. Sumber air bersih dari Krakatau Tirta Industri
b. Penerangan dari Krakatau Daya Listrik
c. Pendingin ruangan
d. Alarm/ penanda bahaya

14
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
e. Alat pemadam kebakaran
f.
4. Sarana Administrasi
a. Komputer
b. Blangko copy resep
c. Blangko kartu stok
d. Blangko karcis
e. Blangko pembelian tanpa resep
f. Blangko pertanggungjawaban dana petty cash
g. Blangko permintaan uang muka
h. Blangko laporan pertanggungjawaban pemakaian dana petty
cash
i. Blangko permintaan kas bon dana petty cash
j. Blangko kuitansi KMH
k. Konseling pasien post rawat inap
l. Konseling pasien post rawat jalan
m. Pemberian Informasi Obat
n. Buku pemesanan vaksin
o. Buku informasi dan tindak lanjut pelayanan antar shift
p. Buku notulen rapat
q. Buku aturan tak tertulis
r. Blangko Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
s. Form Permintaan Barang Umum
t. Kemasan meliputi klip kertas, pot plastik, botol kaca, kertas
perkamen, kertas pembungkus puyer, kapsul kosong berbagai
ukuran
u. Etiket putih dan biru.

5. Sarana Informasi
a. Buku Farmakope Indonesia
b. MIMS dan ISO
c. Daftar Obat Standar Krakatau Medika Hospital
d. Daftar Obat Standar perusahaan langganan
e. Undang- undang kefarmasian
f. Peraturan perundang-undangan/Permenkes
g. AHFS Drug Information
h. Farmakologi dan Terapi
i. ISO Farmakoterapi
j. E-Book kefarmasian
k. Buku- buku penunjang yang lain

6. Sarana Produksi dan Keamanan


a. Masker
b. Sarung tangan
c. Jas racik
d. Tabung pemadam kebakaran
15
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis


habis pakai

1. Pemilihan

Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
kebutuhan pelayanan rumah sakit. Proses pemilihan jenis sediaan farmasi ,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan dengan pembuatan
standar atau formularium KMH. Standarisasi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan oleh Tim Farmasi dan
Terapi bersama dengan instalasi farmasi KMH.
Standardisasi Obat Krakatau Medika Hospital
a. Daftar Obat Standar/Formularium adalah list nama obat yang berisi
nama brand dan generik, dimaksudkan untuk memberi panduan bagi
praktisi dalam memberikan pengobatan yang rasional kepada pasien.
b. Daftar Obat Standar wajib dipergunakan dalam praktek pengobatan
pasien di Krakatau Medika Hospital

16
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
c. Daftar Obat Standar disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi KMH,
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit, dan direvisi 2 tahun sekali dan
maksimal 3 tahun.
d. Pengusulan obat baru hanya diakomodir bagi obat khusus, yaitu obat
yang dibutuhkan dalam terapi pasien yang di resepkan oleh dokter
konsultan luar. Penyediaan obat ini disesuaikan kebutuhan. Form usulan
akan dilayangkan pada TFT untuk diusulkan pada Direksi setelah melalui
proses pengkajian.
e. Penyusunan Obat Standar dibuat dengan mencari brand name yang
bermutu dengan harga yang kompetitif sesuai SPO. Pro_KM.51.A001.
Kriteria obat yang masuk di Formularium obat berdasarkan
prosedur ini adalah :
1) Mempunyai sertifikat CPOB
2) Menyerahkan data produk (nama obat brand name & generik,
komposisi, dosis & bentuk sediaan serta daftar harga (HNA))
3) Mempunyai Surat Tanda Registrasi Obat dari BPOM
(mencantumkan masa kadaluarsa STRO obat ≥2tahun). Masa
kadaluarsa obat injeksi dan cairan >2tahun, sedangkan untuk obat
oral, obat luar & topikal >3tahun.
4) Diusulkan oleh minimal 1 orang dokter spesialis dan atau SMF
umum
5) Certificate of Analyse (CoA) produk
6) Literatur
7) Disk resistensi antibiotik (untuk produk antibiotik)
Penentuan brand dan jenis yang masuk akan ditentukan melalui
proses skoring dengan mengacu pada kriteria di atas. Untuk
selanjutnya TFT akan membuat usulan formularium yaitu berupa
maksimal 6 (enam) brand name dan 1 sediaan generiknya untuk
tiap obat.
f. Obat Standar/Formularium yang telah disusun untuk kemudian
dimonitor oleh TFT. Proses monitoring akan menjadi bahan evaluasi
Formularium. Evaluasi obat akan mengkategorikan obat-obatan menjadi
3 kelompok berdasarkan pengeluarannya. Dan didapat 2 kategori khusus
bagi obat-obatan yang akan dimonitor lebih intensif, yaitu :
1) Obat Stagnant : Obat yang selama 6 bulan berturut-turut tidak

17
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
ada pengeluaran
2) Obat Slow Moving : Obat yang selama 3 bulan berturut-turut
tidak ada pengeluaran
Untuk selanjutnya kedua obat dengan kriteria di atas akan
direkomendasikan oleh TFT sebagai obat-obatan yang dihapus dari
Formularium sebagaimana diatur dalam Pro_KM.50.A003 : Prosedur
Pengawasan dan Evaluasi Sistem Formularium Krakatau Medika
Hospital.

2. Perencanaan

a. Perencanaan yang dilakukan IFRS meliputi perencanaan obat/sediaan


farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai sesuai dengan kebutuhan
seluruh unit pelayanan di Krakatau Medika Hospital.
b. Ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai
tergantung pada min-max persediaan di Gudang Perbekalan Farmasi.
Min-max perbekalan farmasi dievaluasi oleh Kepala Instalasi Farmasi
setiap 6 bulan s.d 1 tahun sekali berdasarkan atas data pengeluaran
perbekalan farmasi selama 6 bulan sebelumnya (sesuai SPO no
Pro_KM.50.A001 : Prosedur Pengendalian Perbekalan Farmasi) .
c. Pemesanan dilakukan oleh Kepala Gudang Farmasi berdasarkan atas
data pemakaian obat dan alat kesehatan sesuai SPO nomor
Pro_KM.50.A002 : Prosedur Perencanaan Pengadaan Perbekalan
Farmasi.

3. Pengadaan

a. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai


dilakukan oleh Logistik PT. Krakatau Medika, teknis untuk pengadaan
perbekalan farmasi berada di bawah pengawasan Asisten Manager
Perdagangan Obat dan Alkes.
b. Pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai yang
dibuat oleh Kepala Gudang Perbekalan Farmasi diterima oleh Logistik

18
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
PT. KM untuk segera dibuat Surat Pemesanan Obat untuk pembelian ke
distributor obat dan alkes.
c. Pengadaan obat oleh Logistik PT. KM didasarkan atas kebutuhan yang
dipesan oleh Kepala Gudang Perbekalan Farmasi.
d. Acuan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai
juga harus mencakup persyaratan perbekalan berupa :
- Sertifikat Analisa untuk bahan baku Obat
- Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan berbahaya
- Nomor izin edar yang masih berlaku
e. Sumbangan/Dropping/Hibah
- Instalasi Farmasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan
terhadap penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sumbangan/dropping/ hibah.
- Seluruh kegiatan penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan cara sumbangan/dropping/hibah
harus disertai dokumen administrasi yang lengkap dan jelas.
- Yang termasuk dalam sumbangan/hibah adalah obat program yaitu
obat hibah dari Dinkes sesuai dengan program pemerintah dan atau
obat sumbangan dari pasien/kerabat pasien.
d. Agar penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dapat membantu pelayanan kesehatan, maka jenis Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai
dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit, maka disusunlah prosedur
atau langkah kerja hibah obat yang tercantum dalam SPO nomor
Pro_KM.50.A017 : Prosedur Pengelolaan Perbekalan Farmasi Hibah obat
program dan Pro_KM.A018 : Prosedur Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Hibah obat non-program.
e. Farmasi dapat memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit
untuk mengembalikan/menolak sumbangan/dropping/hibah Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
bermanfaat bagi kepentingan pasien Rumah Sakit.

4. Pengemasan Ulang dan Produksi Skala Kecil

a. Pengemasan ulang dilakukan untuk cairan formalin, rivanol dan cairan


H2O2.

19
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
b. Sediaan diproduksi dalam skala kecil dengan memperhatikan ketentuan
yang tertera di Farmakope Indonesia terbaru.
c. Pengemasan ulang pun harus memperhatikan proses pembuatan yang
aman dan yang dapat menjamin mutu dari produk.

5. Penerimaan

a. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai


dilakukan oleh petugas gudang perbekalan farmasi Krakatau Medika
Hospital. Penerimaan dilakukan secara teliti disesuaikan antara fisik
perbekalan Farmasi, Faktur, dengan SPO yang sudah dibuat. Hal ini
untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, dan mutu (kondisi
fisik, kadaluarsa).
b. Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai
memperhatikan nomor batch, dan masa kadaluarsa perbekalan Farmasi
(minimal 2 tahun) terkecuali untuk sediaan tertentu (vaksin, reagensia).
c. Dokumen yang terkait dengan proses penerimaan harus terdokumentasi
dengan baik.

6. Penyimpanan

a. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai yang diterima
oleh gudang perbekalan farmasi disimpan sesuai dengan ketentuan yang
sudah disepakati yang tercantum dalam SPO Pro_KM.50.A005 :
Prosedur Penerimaan, Penyimpanan dan Pemindahan Perbekalan
Farmasi.
b. Pengelompokkan perbekalan berdasarkan atas :
- Bentuk sediaan
- Ketentuan temperatur penyimpanan
- Golongan sediaan
- Pengurutan perbekalan berdasarkan Alfabetis
- Kelas terapi
- Obat-obat yang perlu diwaspadai (High alert)
c. Ketentuan penyimpanan Obat-obat yang perlu diwaspadai (High alert)
antara lain :
- Obat High Alert termasuk elektrolit konsentrat disimpan dalam lemari
terpisah dan tertutup
20
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
- Obat Lasa (Look Alike Sound Alike) di simpan secara terpisah,
diberikan penanda label “LASA” pada box obat
- Penyimpanan elektrolit konsentrat hanya diperkenankan di Instalasi
Farmasi KMH, PICU/NICU, ICU/ICCU, IGD dan Instalasi Bedah
Sentral. Untuk instalasi/unit di luar Farmasi, penyimpanan dilakukan
di Emergency Trolley.
- Ketentuan pengelolaan obat high alert di atur dalam SPO Pro_KM.
50.A007 Prosedur identifikasi obat yang perlu diwaspadai (High
alert), SPO Pro_KM.50.A008 Prosedur pemberian label obat yang
perlu diwaspadai (High alert), dan SPO Pro_KM. 50.A009 Prosedur
pengelolaan obat yang perlu diwaspadai (High alert).
- Sediaan obat narkotika harus mendapatkan penanganan khusus.
Proses penyimpanan dan pencatatannya dilakukan dengan disiplin
dan terpisah dari sediaan lainnya (dalam lemari khusus)
- Daftar obat yang termasuk dalam High Alert tercantum dalam
Lampiran.
d. Nutrisi parenteral yang tersedia di IFRS KMH merupakan produk jadi
yang telah ditempatkan dalam kemasan pabrikan dan disimpan dalam
kondisi yang sesuai dengan data stabilitas bahan (suhu kamar dalam
rentang 15⁰C-25⁰C sesuai dengan definisi suhu ruang terkendali di
Farmakope edisi ke-5). Penyimpanan dilakukan terpisah dari tempat
sediaan yang lainnya dan diberi penandaan khusus.
e. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan
dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
f. Penyimpanan obat menerapkan sistem First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO).
g. Obat emergency disimpan di tempat yang mudah di akses dan terhindar
dari penyalahgunaan dan pencurian
- Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan
- Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan
lain
- Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
- Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa
- Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain
21
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
h. Dalam penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis
pakai di atas, harus terpenuhi beberapa aspek keamanan di bawah ini :
- Ruangan/area penyimpanan harus memiliki pintu/batas pengaman
dari area lainnya
- Pintu/batas area harus dipastikan dapat dikunci/hanya dapat diakses
oleh petugas tertentu sesuai dengan kewenangan pekerjaannya.
- Kunci/akses khusus menuju tempat/lemari/area penyimpanan hanya
dapat didapatkan oleh petugas khusus. Penguncian dilakukakan
mempergunakan kunc disposable dengan nomer seri khusus.
- Untuk keperluan monitoring keamanan, dipasang CCTV khususnya di
tempat penyimpanan utama, yaitu Gudang Perbekalan Farmasi dan
dilakukan pengawasan secara kontinu oleh petugas keamanan KMH.
- Ketentuan pengamanan bagi penyimpanan sediaan farmasi ini berlaku
bagi seluruh unit di KMH yang melakukan penyimpanan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
i. Penyimpanan juga memperhitungkan proses administratif yaitu
pencatatan di kartu stock dan juga proses pemantauan suhu yang
dilakukan secara periodik.
j. Penyimpanan perbekalan farmasi di KMH dilakukan di area berikut ini :
- Instalasi Farmasi (Unit Farmasi Rawat Jalan, Unit Depo Rawat Inap,
Unit Gudang Perbekalan Farmasi)
- Unit Pelayanan Pasien (Poliklinik Rawat Jalan, IGD, Instalasi
Hemodialisa, MCU, Instalasi Bedah Sentral, CSSD, Fisioterapi,
Laboratorium, Radiologi dalam bentuk Floor Stock maupun
Emergency Trolley).
- Unit Keperawatan Pasien (Unit Flamboyan, Unit ICU/ICCU, Unit
PICU/NICU, Unit Asoka, Unit Wijayakusuma, Unit Anggrek, Unit
Cempaka, Unit Melati, Unit Mawar, Unit Seruni) dalam bentuk Floor
Stock maupun Emergency Trolley).
k. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) di KMH dilakukan di
Gudang Perbekalan Farmasi, Unit Farmasi Rawat Jalan, Unit Farmasi
Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Seluruh unit pelayanan, Poliklinik
Rawat Jalan, IGD, Hemodialisa dan CSSD dengan mengacu pada
Pro_KM.50.A026 “Prosedur Penyimpanan Bahan Berbahaya dan
Beracun”.

22
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
7. Pendistribusian

a. Sistem distribusi di unit pelayanan KMH dilakukan dengan cara :


1) Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
- Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan
dibawah pengawasan dan koordinasi dengan Instalasi Farmasi.
- Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dari gudang perbekalan farmasi dimaksudkan agar
unit-unit pelayanan di Krakatau Medika Hospital mendapatkan
perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
- Proses distribusi ke unit terkait melewati proses amprah (
Permintaan Unit ) dengan membuat FPO ( Formulir Permintaan
Obat ).
2) Sistem Resep Perorangan. Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep
perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi. Garis besar sistem resep perorangan ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
- Instruksi tertulis dapat berupa resep manual dan resep E-
prescribing (resep online) yang ditujukan dari dokter kepada
Instalasi Farmasi sebagai permintaan/perintah dispensing obat
untuk tujuan pengobatan pasien.
- Resep manual maupun resep online hanya dapat dibuat/ditulis
oleh dokter yang terdaftar sebagai tenaga medis di KMH sesuai
dengan panduan peresepan dan daftar tenaga medis yang dimiliki
oleh Komite Medis KMH
- Resep manual maupun online ditulis dengan mengacu pada
Formularium KMH dan list obat generik/e-catalogue untuk resep
jaminan BPJS.
- Resep dilayani oleh Instalasi Farmasi dengan menerapkan konsep
telaah resep untuk menjamin keamanan dan rasionalitas
peresepan.

23
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
- Salinan resep merupakan dokumen resmi KMH yang hanya dapat
ditulis oleh tenaga farmasi (TTK dan Apoteker) yang teregistrasi
sebagai tenaga farmasi di KMH.
3) Sistem Unit Dosis Dispensing. Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep
perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda,
untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini
digunakan untuk pasien rawat inap.
Redaksi Baru :
Sistem Pemorsian Obat untuk Pasien Rawat Inap.
Pada sistem ini, dilakukan penghantaran obat untuk pasien rawat inap
yang disiapkan dengan mengikuti ketentuan besar di bawah ini :
- Seluruh penyiapan obat dalam sistem ini dilakukan berdasarkan
pengecekan awal dalam Visit pagi oleh tenaga teknis farmasi .
- Pemorsian dilakukan dalam lembar Instruksi Pemesanan Obat
(IPO) yang dapat ditulis oleh perawat dan atau tenaga farmasi
(TTK dan Apoteker) yang teregistrasi sebagai tenaga kesehatan di
KMH. IPO dibuat berdasarkan atas perintah tertulis dari DPJP
yang terekam dalam dokumen rekam medis atau berdasarkan atas
perintah lisan dokter yang akan diverifikasi ulang oleh DPJP.
- Obat injeksi dipersiapkan dan diantarkan ke ruang perawatan oleh
tenaga farmasi dalam jumlah yang mencakup dosis sehari
pemakaian untuk tiap pasiennya.
- Obat oral dipersiapkan dalam jumlah mencakup dosis sehari
pemakaian namun dihantarkan ke ruang perawatan oleh tenaga
farmasi dalam jumlah 3x24 jam. Penyimpanan obat ini dilakukan
dalam area/lemari khusus yang berlokasi di perawatan, namun
akses untuk area ini terbatas hanya pada tenaga farmasi untuk
menjamin pengawasan terhadap obat tersebut (konsep depo kecil
farmasi).
- Dalam pemorsian obat pasien rawat inap ini dilakukan perlakukan
khusus untuk order/permintaan dari dokter anestesi. Dalam
penyiapannya, obat permintaan dokter anestesi hanya diberikan
dalam waktu 1x24 jam, dan untuk selanjutnya diberlakukan
konsep penghentian secara otomatis (automatic stop order/ASO).
24
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
Konsep ASO ini tidak berlaku apabila ada permintaan lain secara
tertulis dari dokter anestesi/DPJP lain yang menangani pasien
untuk melanjutkan terapi sesuai kebutuhan.
4) Dalam kondisi dimana permintaan/resep dokter tidak dapat dipenuhi
oleh IFRS dikarenakan kekosongan persediaan, maka petugas farmasi
akan melakukan proses konfirmasi kepada DPJP agar sedapat
mungkin dilakukan proses subtitusi dengan obat merk dagang lainnya
atau dengan golongan lain yang memiliki efek terapi yang serupa.
Apabila setelah upaya konfirmasi obat diputuskan bahwa terapi
pasien tidak dapat disubtitusi, maka obat untuk pasien rawat inap
dapat disediakan menurut Pro_KM.50.A004 “Prosedur Pengadaan
Perbekalan Farmasi Pasien Rawat Inap yang Tidak Tersedia”,
sementar untuk pasien rawat jalan dapat dibuat salinan resep dan
disampaikan informasi yang tepat pada pasien sesuai dengan
ketentuan kerjasama perusahaan masing-masing.

b. Pendistribusian di internal IFRS dilakukan ke farmasi rawat jalan dan


farmasi rawat inap. Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Farmasi di
Unit Farmasi Rawat Jalan dan Unit Farmasi Rawat Inap dilakukan dgn
cara :
1) Perencanaan dan pengadaan obat di Unit Farmasi Rawat Jalan dan
Farmasi Rawat Inap disesuaikan dengan kebutuhan obat untuk
pelayanan dan disesuaikan dengan perjalanan obat di masing-masing
unit.
2) Kebutuhan Unit tergantung pada min-max Unit yang dibuat oleh
masing-masing kepala unit yang mengacu pada evaluasi historikal
pemakaian unit.
c. Kebutuhan unit dilayani oleh gudang perbekalan farmasi lewat proses
amprah unit.
8. Pemusnahan dan Penarikan

a. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan


Medis Habis Pakai dilaksanakan untuk produk yang tidak memenuhi
persyaratan mutu (rusak), telah kadaluwarsa, tidak memenuhi syarat

25
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan, ditarik oleh distributor.
b. Prosedur berkaitan dengan pemusnahan tercantum dalam SPO
Pro_KM.50.A013 dan SPO Pro_KM.50.A025. Prosedur pemusnahan
perbekalan farmasi infeksius dan non infeksius, serta yang berkaitan
dengan recall tercantum pada Pro_KM.50.A019 Prosedur Penarikan
Kembali (recall)RECALL) Perbekalan Farmasi.
9. Pengendalian

a. Pengendalian jenis dan jumlah persediaan perbekalan farmasi dilakukan


dengan penerapan formularium rumah sakit, sehingga penggunaan obat
sesuai dengan formularium.
b. Dalam memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat maka jumlah
ketersediaannya di batasi dengan menetapkan jumlah kebutuhan
minimal dan maximal (min-max) yang secara periodik direvisi.
c. Pengendalian juga dilakukan untuk obat-obatan yang slow moving atau
stagnan dengan dilakukan pemantauan secara periodik.
d. Pengendalian sediaan farmasi kadaluarsa dimaksudkan untuk menjamin
obat yang digunakan di Krakatau Medika Hospital tidak melebihi batas
kadaluarsanya. Pengecekan obat jelang kadaluarsa dilakukan untuk
seluruh perbekalan farmasi, pelaporan persediaan dilakukan untuk
perbekalan farmasi dengan masa 6 bulan jelang kadaluarsa.
e. Pelaporan di atas bermanfaat untuk proses penukaran barang yang
hampir kadaluarsa atau barang yang akan dipotong tagihan (koordinasi
dengan Logistik PT. KM).
f. Selain untuk obat dan alkes bahan habis pakai, pengendalian pun
dilakukan terhadap proses kerja dan gas medis yang dikelola oleh CSSD.
Pengendalian meliputi beberapa hal di bawah ini :
- Komunikasi dan koordinasi dengan CSSD mengenai proses
pengadaan, distribusi (keamanan proses transfer gas ke ruang
perawatan), dan kontroling terhadap tabung gas yang beredar di
KMH.
- Komunikasi dan koordinasi dengan CSSD maupun review bersama
proses kerja atau konsep sterilisasi yang berjalan di CSSD sehingga
26
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
proses yang terjadi dapat dipertanggungjawabkan dalam sisi
keilmuan farmasi.
10.Administrasi

a. Proses administrasi resep dilakukan untuk keperluan penagihan agar


proses tagihan dapat dilakukan secara tertib dan tepat waktu.
b. Petugas administrasi melakukan verifikasi akhir terhadap resep, lalu
melakukan pencetakan harga berikut resep copy (tembusan) untuk
selanjutnya diserahkan pada bagian keuangan berikut rekap tagihan
resep.
c. Lembar resep asli akan disimpan di Instalasi Farmasi selama 3 bulan,
dan seterusnya akan disimpan di ruang arsip KMH selama 3 tahun
mendatang.
d. Pemusnahan resep dilakukan terhadap dokumen resep yang telah
disimpan selama 3 tahun di ruang arsip Krakatau Medika Hospital
e. Pemusnahan dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi bersama-sama
dengan Kabid PPSP disaksikan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) dan
dibuat berita acaranya.
f. Pelaporan pelayanan farmasi dibuat secara periodik.
g. Penghapusan secara administratif dilakukan dengan penghapusan sistem
untuk sediaan yang kadaluarsa, rusak, atau ditarik oleh distributor.

B.Pelayanan Farmasi Klinik


1. Pengkajian dan pelayanan

a. Pengkajian resep dilakukan agar pasien mendapatkan obat yang sesuai


dengan indikasi medis.
b. Pengkajian resep meliputi pemeriksaan terhadap kelengkapan resep
(skrining administratif) dan tahap analisa resep (farmasetik dan klinis).
c. Pengkajian resep dilakukan terhadap resep individual maupun unit dose
baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
d. Persyaratan farmasetik meliputi nama Obat, bentuk dan kekuatan
sediaan, dosis dan Jumlah Obat, stabilitas, aturan dan cara
penggunaan.

27
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
e. Persyaratan klinis meliputi ketepatan indikasi, dosis dan waktu
penggunaan Obat, duplikasi pengobatan, alergi dan Reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki (ROTD), kontraindikasi, dan interaksi Obat .
f. Pelayanan baru dapat dilakukan apabila kelengkapan administratif resep
sudah terpenuhi serta pengkajian resep dalam rangka upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error).
g. Pengkajian dan penelaahn resep di KMH dapat dilakukan oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK yang telah dilatih dan Apoteker).
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat

a. Proses penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan untuk pasien-


pasien yang dirawat di ruang perawatan Flamboyan dengan diagnosa
DM atau CHF (congestive heart failure) di KMH melalui pembuatan
Profil Pengobatan Pasien (P3)
b. Profil Pengobatan Pasien (P-3) yang dimaksud di point a. dibuat dengan
menyertakan dan memilah data penggunaan obat sebelum dan saat
terapi, keluhan pasien, kondisi dan data klinis, dan pembandingan
dengan data literatur yang valid. Data P-3 yang dibuat juga menyertakan
analisa ringan kemungkinan terjadinya interaksi obat.

3. Rekonsiliasi Obat
a. Proses rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan Obat (medication
error).
b. Proses ini dilakukan melalui tahapan komunikasi berkesinambungan
antara tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien yaitu
dokter, perawat dan tenaga farmasi.
c. Data pengobatan pasien akan didokumentasikan dan diverifikasi saat
proses admission baik di Poliklinik Rawat Jalan maupun pelayanan
Instalasi Gawat Darurat, lalu akan dilakukan komparasi dengan terapi
yang didapat sehingga discrepancy/ketidakcocokan dapat dihindarkan.

28
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
Konfirmasi kepada dokter yang menangani dapat segera dilakukan bila
discrepancy terdeteksi dan kemungkinan medication error dapat
ditekan.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

a. Pelayanan Informasi Obat dilakukan untuk mendukung upaya


penggunaan obat yang rasional di Krakatau Medika Hospital.
b. Pelayanan Informasi Obat dilakukan oleh tenaga farmasi, sasaran
Informasi adalah pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Informasi yang diberikan dapat bersifat dasar (informasi umum data
pasien & catatan rekam medik) maupun bersifat spesifik (reaksi obat
yang tidak diinginkan, keracunan, overdosis, dll ).
5. Pelayanan Konseling

a. Konseling dilakukan oleh Apoteker kepada pasien, dengan harapan


bahwa tingkat kepatuhan pasien terhadap regimen terapi obat
mengalami peningkatan.
b. Konseling dilakukan untuk pasien post rawat inap dan rawat jalan
dengan riwayat, Diabetes Mellitus atau pada pasien dengan diagnosa
CHF (Heart Failure). Konseling juga dilakukan untuk pasien untuk
kondisi khusus (polifarmasi, pediatri, geriatri, pasien diagnosa HIV-AIDS
atau pada pasien klinik TB-DOTS) dan secara bertahap cakupan akan
ditambah sesuai skala prioritas area utama program PMKP KMH dan
sesuai dengan kemampuan SDM.
c. Apoteker mengumpulkan data pasien lalu melakukan konseling dengan
mengembangkan pertanyaan agar pasien mengalami peningkatan
pengetahuan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat.
6. Visite Apoteker

a. Visite Apoteker KMH merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat


inap sasaran konseling yang dilakukan Apoteker secara mandiri.
b. Tujuan dari Visite Mandiri ini adalah untuk memotivasi pasien dalam
terapi pengobatannya sekaligus untuk melakukan deteksi dini
kemungkinan terjadinya ROTD (Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki).

29
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
c. Data Administratif pelaksanaan Visite akan didokumentasikan secara
baik.
7. Monitoring Efek Samping Obat

a. Monitoring Efek Samping Obat dilakukan terhadap obat-obat yang


digunakan di Unit Rawat Inap maupun laporan dari pasien rawat jalan
untuk dilaporkan ke Badan MESO Nasional untuk dievaluasi.
b. MESO dilakukan terhadap obat lama/obat yang telah standar maupun
terhadap obat baru masuk sebagai obat khusus/sisipan.
c. Obat baru yang dimaksud dalam point b adalah obat original tanpa me-too
produknya yang masuk ke standar obat sebagai obat khusus/sisipan.
d. MESO dilakukan melalui langkah kerja sebagai berikut :
- Sosialisasi ke perawatan mengenai pemantauan ESO (cara pelaporan
dan panduan identifikasi)
- Melakukan pengumpulan data secara periodik ke perawatan
(pengumpulan formulir yang sudah tersedia di perawatan)
- Melakukan analisa awal insiden
- Melakukan verifikasi dan klarifikasi ulang mengenai kejadian ESO
kepada unit keperawatan
- Pendokumentasian tahapan dan administratif program dan
melaporkan kejadian kepada Badan MESO Nasional
e. ESO yang terjadi di KMH merupakan salah satu bentuk dari insiden
yang terkait pengobatan dan tergolong dalam KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan). Untuk pelaporan KTD ini mengikuti ketentuan yang
diberlakukan oleh Bidang Patient Safety, yaitu pelaporan insiden
maksimal 2x24 jam kepada atasan langsung. Terjadinya ESO juga harus
tercantum dalam dokumen Rekam Medis sebagai record/sejarah
pengobatan pasien, dapat berupa catatan di Asessment awal pasien IGD,
dokumen Rekonsiliasi Obat, maupun di CPPT tenaga pemberi asuhan
apabila ESO terjadi di pertengahan masa rawat.

8. Evaluasi penggunaan obat


a. Evaluasi penggunaan obat antibiotika yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk mendapatkan gambaran pola penggunaan
antibiotik untuk dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga
30
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
dapat digunakan sebagai dasar penetapan penggunaan AB yang rasional
oleh tim PPRA
9. Pengisian CPPT dalam Rekam Medis Pasien

a. CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintergrasi adalah suatu lembar


khusus yang tersedia di dokumen Rekam Medis pasien yang disediakan
khusus untuk pencatatan perkembangan pasien oleh tenaga kesehatan
yang terlibat dalam perawatan pasien.
b. Apoteker di KMH melakukan pencatatan dalam CPPT dengan
mencantumkan kondisi pasien dan rencana terapi dalam metode SOAP
(Subjektif-Objektif-Assesment-Plan).
c. Penulisan CPPT tersebut harus mengikuti ketentuan :
1) Tulisan harus jelas terbaca dan acountable

2) Tidak lebih dari 1 halaman


3) Menggunakan frase
4) Menggunakan singkatan standar (bila diperlukan)
5) Tidak menggunakan singkatan dalam menuliskan nama obat
6) Menuliskan hanya data yang mendukung Assessment dan Plan
7) Gunakan nomor yang berbeda untuk tiap masalah yang
ditemui
8) Coret dengan 1 garis lurus dan berilah paraf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan

31
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB V

LOGISTIK

BAB VI

PENGENDALIAN MUTU &

KESELAMATAN PASIEN

32
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
A. Pengertian
Pengendalian Mutu adalah mekanisme kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan sistematis, sehingga
dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan mutu serta menyediakan
mekanisme tindakan yang diambil. Tujuan dari kegiatan pengendalian mutu di
Instalasi Farmasi adalah untuk menjamin keselamatan pasien.

Langkah Pengendalian Mutu di Instalasi Farmasi secara garis besar dilakukan


lewat proses monitoring dan evaluasi proses pelayanan agar keselamatan pasien
tercapai. Dalam mengendalikan mutu, harus terdapat target/sasaran mutu yang
1
dapat dipantau dan terukur/dapat dievaluasi. Sasaran Mutu yang ditentukan
sebagai bentuk kualitas pelayanan di Instalasi Farmasi Krakatau Medika
Hospital, yaitu :

1. Waktu tunggu pelayanan obat jadi di Unit Farmasi Rawat Jalan

2. Waktu tunggu pelayanan obat racikan di Unit Farmasi Rawat Jalan

3. Jumlah salinan resep item obat standar RS

4. Penanganan komplain

5. Pelaporan Incident Report

6. Kecepatan layanan resep pasien pulang di Unit Depo Farmasi Ranap

7. Prosentase pembelian item obat pada salinan resep Ranap

8. Pemenuhan alkes dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat inap
dengan diagnosa : MCI, CHF, DM, Stroke Non Hemorhagik, Appendicitis
Kronik

9. Implementasi Asuhan Kefarmasian dengan visite mandiri

10. Kecepatan waktu pembuatan & pendistribusian dokumen RIR 2 hari


kerja

1
Pedoman PMKP KM-Hospital
33
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
11. Pemenuhan obat dan alkes rutin unit

12. Nilai obat ED yang tidak bisa diretur/diganti ED panjang

B.Tata laksana peningkatan mutu dan keselamatan


pasien
Dalam pelaksanaannya, pengendalian mutu dilakukan dengan monitoting
sasaran mutu yang terdapat di bab A, dan dievaluasi secara berkala menurut
target yang diuraikan di bawah ini :

N
Sasaran Mutu Target
o

Waktu tunggu pelayanan obat


≤ 20 menit (85%
1 jadi di Unit Farmasi Rawat
resep)
Jalan

Waktu tunggu pelayanan obat ≤ 45 menit (85 %


2 racikan di Unit Farmasi Rawat
Jalan resep)

Jumlah salinan resep item


3 ≤ 1%
obat standar RS

Pelaporan Incident Report


4 100%
2x24 jam

≤ 3 hari kerja
5 Penanganan komplain
(100%)

Kecepatan layanan resep ≤ 15 menit (85%


6 pasien pulang di Unit Depo
Farmasi Ranap pasien)

Prosentase pembelian item


7 ≤ 1%
obat pada salinan resep Ranap

8 Pemenuhan alkes dan obat 100%


untuk memenuhi kebutuhan
34
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
pasien rawat inap dengan
diagnosa : MCI, CHF, DM,
Stroke Non Hemorhagik,
Appendicitis Kronik

Implementasi Asuhan
Kefarmasian dengan visite
9 ≥ 85%
mandiri untuk diagnosa CHF
dan DM u/pasien Flamboyan

Kecepatan waktu pembuatan


10 & pendistribusian dokumen ≥ 95%
RIR 2 hari kerja

Pemenuhan obat dan alkes


11 ≥ 85%
rutin unit

Nilai obat ED yang tidak bisa


12 0%
diretur/diganti ED panjang

Pencapaian terhadap sasaran mutu ini dimonitor setiap bulannya dan


dibandingkan terhadap target yang telah ditetapkan. Evaluasi yang
dilakukan dapat berupa program yang bersifat prosprektif, konkuren, dan
retrospektif dan dilakukan oleh pihak internal Instalasi Farmasi maupun
pihak luar. Hasil evaluasi akan menghasilkan umpan balik berupa
perbaikan baik proses pelayanan yang dapat dituangkan berupa kebijakan
atau prosedur kerja yang bertujuan memperbaiki mutu pelayanan.

35
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Aspek keselamatan kerja di lingkungan pelayanan farmasi mencakup pada


beberapa hal di bawah ini :

1. Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) untuk pelayanan kefarmasian, secara


spesifik dalam proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
korosif/sitotoksik, pengenceran bahan baku yang korosif, penyiapan dan
dispensing sediaan sitotoksik, proses peracikan sediaan farmasi yang masing-
masing akan diperinci dalam SPO kegiatan.

2. Pemasangan APAR berikut pelatihan mengenai usaha pemadaman api


mempergunakan APAR yang telah ada.

3. Pengetahuan staf farmasi mengenai ketentuan komunikasi massa di internal


unit rumah sakit (kode emergensi rumah sakit) 2

4. Pengamanan bahan B2 (bahan berbahaya) dan bahan B3 (bahan beracun dan


berbahaya) dengan melakukan penyimpanan di lemari khusus dalam area
terpisah dengan sirkulasi udara yang baik. Ketentuan penyimpanan dan
pengamanan ini mengacu pada SPO penyimpanan bahan B3.

36
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
5. Pemantauan suhu dan kelembaban ruangan khususnya tempat penyimpanan
obat. Proses pantau dilakukan rutin setiap hari dan pemantauan
didokumentasikan dalam lembar ceklis suhu.

BAB VIII

PENUTUP

Pelayanan farmasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses


pengobatan/terapi pasien terus mengalami perubahan paradigma. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan maka sasaran pelayanan farmasi pun semakin
mengkerucut menuju arah patient oriented. Hal ini pun yang menjadikan arah
pelayanan semakin mengutamakan aspek keselamatan pasien.

Pedoman ini disusun sebagai bahan acuan bagi seluruh tenaga kesehatan agar
pelayanan farmasi di Krakatau Medika Hospital berjalan optimal dengan
berorientasi kepada keselamatan pasien dengan menggunakan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang terjamin kualitasnya dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

37
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA

1. Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high-alert


medications. ISMP; 2012.
2. Charles, J.P. Siregar. Farmasi Klinik Teori dan Penerapan. Bandung; 2005
3. Alberta Health Services. Automatic Stop/Review Orders/Hold Orders.
Dalam : Formulary Policies and Procedures. Alberta : 2013.
4. Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Bab Manajemen Penggunaan Obat
(MPO). Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta : 2011.
5. Department of Health Northern Territory Government of Australia. Remote
Health Atlas Resuscitation Trolley. Australia : 2013.
6. Menteri Kesehatan RI. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit,
dalam Permenkes RI No. 58 tahun 2014. Jakarta : 2014
7. Menteri Kesehatan RI. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, dalam
Permenkes RI No. 56 tahun 2014. Jakarta : 2014
8. Menteri Kesehatan RI. Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian
Kesehatan, dalam Permenkes RI No. 73 tahun 2013. Jakarta : 2013
9. Direktur Krakatau Medika Hospital. Kebijakan Pelayanan IFRS dalam SK
No.13.1/D-KMH/Kpts/IV/2015. Cilegon : 2015
10.P2K3RS-KMH. Pedoman K3RS. Rev.1. Cilegon : 2015
11.Direktur Krakatau Medika Hospital. Pedoman PMKP. Rev.1. Cilegon : 2015

38
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________

39
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………


….. i

BAB I................................................................................................... 1

PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Tujuan Pedoman.................................................................................................. 2

C. Ruang Lingkup Pelayanan...................................................................................2

D. Batasan Operasional............................................................................................ 2

E. Landasan Hukum................................................................................................. 3

BAB II.................................................................................................. 4

STANDAR KETENAGAAN.....................................................................4

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.......................................................................4

B. Distribusi Ketenagaan.........................................................................................5

C. Pengaturan Jaga.................................................................................................. 6

BAB III................................................................................................. 8

STANDAR FASILITAS...........................................................................8

A. Denah Ruang....................................................................................................... 8

B. Daftar Fasilitas.................................................................................................... 8

BAB IV............................................................................................... 17

TATA LAKSANA PELAYANAN.............................................................17


40
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
A. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai....17
1. Pemilihan................................................................................................................... 17
2. Perencanaan.............................................................................................................. 18
3. Pengadaan................................................................................................................. 19
4. Pengemasan Ulang dan Produksi Skala Kecil............................................................20
5. Penerimaan................................................................................................................ 20
6. Penyimpanan............................................................................................................. 20
7. Pendistribusian.......................................................................................................... 22
8. Pemusnahan dan Penarikan.......................................................................................24
9. Pengendalian............................................................................................................. 24
10. Administrasi.............................................................................................................. 25

B. Pelayanan Farmasi Klinik..................................................................................25


1. Pengkajian dan pelayanan......................................................................................... 25
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat....................................................................26
3. Rekonsiliasi Obat....................................................................................................... 26
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)................................................................................27
5. Pelayanan Konseling .................................................................................................27
6. Visite Apoteker.......................................................................................................... 27
7. Monitoring Efek Samping Obat.................................................................................28
8. Evaluasi penggunaan obat ........................................................................................ 28
9 Pengisian CPPT ......................................................................................................... 28

BAB V................................................................................................. 30

PENGENDALIAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN.........................30

A. Pengertian......................................................................................................... 30

B. Tata laksana peningkatan mutu dan keselamatan pasien................................31

BAB VI............................................................................................... 32

KESELAMATAN KERJA.....................................................................32

BAB VII.............................................................................................. 33

PENUTUP...........................................................................................33

BAB VIII

41
Revisi 1, 2 November 2015
KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL

Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi


____________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………….............34

LAMPIRAN
…………………………………………………………………………...........................35

42
Revisi 1, 2 November 2015

Anda mungkin juga menyukai