GAMBARAN UMUM
59
60
Warungpring yaitu seluas 26,31 Km2 (2,36%).1 Secara rinci pembagian luas
wilayah Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Pemalang
Berdasarkan Kecamatan dan Penggunaan Lahan (Km2)
(BT) dan 8º52’ 30’ – 7º20’ 11’ Lintang Selatan (LS). Peta administratif Kabupaten
Kabupaten Pemalang. Ketiga kecamatan tersebut terletak di daerah pusat kota dan
mencapai 484.711 jiwa, atau sebesar 37,62% dari total seluruh penduduk di
karakteristik bermukim di daerah sekitar pusat kota (daerah pantai); kondisi ini
terlihat dari jumlah penduduk yang berada di daerah pantai mencapai 57,77%
(739.252 jiwa) dari total seluruh penduduk yang ada, disusul dengan penduduk di
wilayah pegunungan sebesar 25,51% (326.387 jiwa), dan di wilayah dataran rendah
Kecamatan Comal, yaitu mencapai 3.336 jiwa per km2 sedangkan tingkat kepadatan
paling kecil berada di Kecamatan Watukumpul yang mencapai 500 jiwa per km2.
64
Pemalang pada tahun 2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.2 yang tersaji
dibawah ini.
Tabel 2.2
Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Pemalang
per Kecamatan Tahun 2015*) (jiwa/km2)
65
Gambar 2.4
perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat
dilihat sebagai proses upaya ke arah "perluasan pilihan" dan sekaligus sebagai taraf
yang dicapai dari upaya tersebut. Pada saat yang sama pembangunan manusia dapat
67
manusia. Hal ini terkait konsep pembangunan manusia UNDP yang mengandung
Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku atau sasaran yang
ingin dicapai. Dalam kaitan ini UNDP melihat pembangunan manusia sebagai suatu
direalisasikan jika penduduk paling tidak memiliki: peluang berumur panjang dan
kata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah dapat merefleksikan,
1990-1993).
suatu indeks komposit berdasarkan pada 4 (empat) indikator yaitu: Angka Harapan
Hidup (life expectancy at age 0: eo), Angka Melek Huruf penduduk dewasa (adult
literacy rate: AMH), Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling: MYS)
Angka harapan hidup mengukur dimensi "umur panjang dan sehat", angka
melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur dimensi "pengetahuan dan
mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Ketiga indikator inilah yang
Domestik Bruto (PDB). Nilai IPM suatu wilayah menunjukkan seberapa jauh
wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu usia harapan hidup 85
tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat
pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin
dekat nilai IPM suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat jalan yang harus
Gambar 2.5
Grafik Perkembangan IPM Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata jumlah tahun hidup yang akan
dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Angka Harapan Hidup
Kabupaten Pemalang menunjukkan kondisi perbaikan setiap tahunnya. Pada tahun
2010 angka harapan hidup saat lahir penduduk Kabupaten Pemalang mencapai
72,26 tahun, meningkat pada tahun 2011 dan 2012 menjadi 72,37 dan 72,48 tahun.
Pada tahun 2015 capaian usia harapan hidup kembali mengalami kenaikan menjadi
72,77 tahun.
sistem pendidikan di berbagai jenjang yang dihitung pada usia 7 tahun ke atas
karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk
mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk
mengakomodinir penduduk yang tidak tercakup dalam Susenas, HLS dikoreksi
dengan siswa yang bersekolah di pesantren. HLS merupakan indikator baru dalam
penghitungan IPM sebagai pengganti Angka Melek Huruf yang dinilai sudah tidak
tepat apabila digunakan untuk menghitung IPM.
Tabel 2.3
Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015
lebih luas pengertiannya, yakni kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan
merupakan proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki sehingga
Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) ditandai dengan tidak adanya diskriminasi
setara dan adil dari pembangunan. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
persoalan gender, maka diperlukan sebuah ukuran yang dapat menjelaskan bahwa
sesuai dengan kebijakan nasional yang ditetapkan melalui GBHN 1999, UU No. 25
Gender (PUG).
banyak pihak, meski ukuran tersebut masih bersifat tunggal (single variable).
komposit yang dimaksud adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG). Selain itu,
UNDP juga mengenalkan ukuran komposit lainnya terkait dengan gender, yakni
penjelasan tentang kesetaraan dan keadilan gender yang dicapai melalui berbagai
kuantitatif dapat dilihat dari besaran IPM. Tentu saja, besaran angka IPM semata
tidak dapat menjelaskan berapa besar perbedaan (gap) pencapaian kualitas hidup
pendidikan dan daya beli. Namun, melalui IPG perbedaan pencapaian yang
laki-laki dan perempuan yang diukur melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG).
antara perempuan dan laki-laki yang tidak hanya dijamin oleh perundang-
budaya yang patriarki (Parawansa, 2003). Nilai-nilai sosial budaya patriarki ini
perempuan pada kedudukan dan peran yang berbeda dan tidak setara. Belum lagi
kedudukan dan peranan perempuan di dalam keluarga dan masyarakat. Untuk itu,
persamaan status dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan melalui berbagai
Sumbangan Pendapatan
Angka Harapan Hidup (tahun) Harapan Lama Sekolah (tahun) Rata-Rata Lama Sekolah (tahun)
Tahun (persen) IPG
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
2012 70,51 74,33 11,23 10,51 6,09 4,97 68,6 31,39 83,13
2013 70,62 74,45 11,65 10,59 6,32 5,17 67,54 32,46 83,51
2014 70,69 74,51 11,89 10,66 6,6 5,46 67,19 32,81 83,85
2015 70,77 74,61 11,94 11,01 6,62 5,56 * * 84,46
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang
Secara umum pencapaian pembangunan gender di Kabupaten Pemalang dari waktu
ke waktu memperlihatkan perkembangan yang semakin membaik seperti terlihat
pada tabel 2.5 Pada tahun 2012 IPG sebesar 83,13 naik menjadi 83,51 pada tahun
2013, kemudian tahun 2014 naik menjadi 83,85 dan bergerak naik lagi secara
perlahan hingga menjadi 84,46 pada tahun 2015. Peningkatan IPG selama kurun
waktu empat tahun sejalan dengan peningkatan beberapa indikator dalam
komponen IPG. Artinya bahwa kapabilitas dasar perempuan yang terangkum dalam
dimensi kesehatan, pendidikan maupun hidup layak selama kurun waktu 2012-2015
terus mengalami peningkatan seiring dengan pelaksanaan program-program
pembangunan. Namun demikian, peningkatan IPG dalam kurun waktu 2012-2015
belum memberikan gambaran yang menggembirakan, apabila dilihat dari kerangka
pencapaian persamaan status dan kedudukan menuju kesetaraan dan keadilan
gender. Hal ini dikarenakan pencapaian IPG selama kurun waktu tersebut masih
belum mampu mengurangi jarak (gap) secara nyata dalam pencapaian kapabilitas
dasar antara laki-laki dan perempuan. Gap antara IPM dengan IPG selama kurun
waktu tersebut masih terlihat tetap dan cenderung tidak berubah dari besarannya.
TABEL 2.5
INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER (IDG) KABUPATEN PEMALANG
TAHUN 2012-2015
dan Perlindungan Anak Kabupaten Pemalang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut:
1. Tugas Pokok
anak.
kegiatannya di Daerah.
3) Sub urusan Rehabilitasi Sosial, yaitu rehabilitasi sosial bukan/ tidak termasuk
rehabilitasi pada panti dan rehabilitasi anak yang berhadapan dengan hukum.
yaitu pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik
a) bencana daerah;
82
bencana.
budaya lokal;
kesejahteraan keluarga.
tingkat Daerah;
lingkup daerah;
kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan Gender (KG) dan hak anak
4) Sub Urusan Sistem Data Gender dan Anak, yaitu Pengumpulan, Pengolahan,
analisis dan penyajian data gender dan anak dalam kelembagaan data
ditingkat daerah;
Daerah;
2. Selain mempunyai tugas sebagaimana dimaksud pada pint (1) diatas, Dinsos
3. Fungsi
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk,
1. Kepala Dinas;
86
7. UPKB;
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL KEPALA KEPALA
SUBBAGIAN BINA SUBBAGIAN
PROGRAM DAN UMUM DAN
KEUANGAN KEPEGAWAIAN
KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PENINGKATAN KUALITAS
PEMBERDAYAAN PENGENDALIAN
HIDUP DAN
SOSIAL DAN PENDUDUK,
PERLINDUNGAN
PENANGANAN PENYULUHAN
PEREMPUAN
FAKIR MISKIN DAN
PENGGERAKAN
UPTD
89
Menurut Peraturan Bupati Pemalang Nomor 81 tahun 2016 tentang uraian tugas
dan Perlindungan Anak sesuai dengan program dan kegiatan bidang Sosial,
90
(DPA) dan petunjuk teknis pelaksanaan program dan kegiatan bidang Sosial,
pelayanan publik;
publik;
telah ditentukan;
11. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
B. Sekretaris
anggaran;
Anak dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan
informasi publik;
internal kegiatan;
dengan rencana program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka
perbaikan kinerja;
11. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
sebagai berikut :
administrasi;
(LPE), Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), serta laporan
internal kegiatan;
dan Keuangan sesuai dengan rencana program dan kegiatan yang telah
tugas; dan
13) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
berikut :
informasi publik;
11) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
pelaksanaan tugas;
gender dan anak sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan
100
11. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
(PPEP), politik, ranah public dan teknologi, sesuai dengan rencana kerja
meningkat;
PUG agar peran media, dunia usaha dan ormas dalam PUG meningkat;
kinerja;
15) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tujuan;
sesuai dengan rencana program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
12) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
c. Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Data Gender dan Anak
Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Data Gender dan Anak
dan Data Gender dan Anak sesuai dengan program dan kegiatan sebagai
pengelolaan sistem data gender dan anak agar tersedia data gender dan
anak;
106
dan kegiatan Peningkatan Kualitas Keluarga dan Data Gender dan Anak
pelayanan publik;
Keluarga dan Data Gender dan Anak sesuai dengan rencana program dan
oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam rangka tertib
pelaksanaan tugas.
perempuan dan anak pada tahun 2013-2015 di Kabupaten Pemalang yang ditulis
kekerasan terhadap perempuan dan anak) kurun waktu 2013-2015 sebagai berikut:
108
Tabel 2.21 Data pelaku kekerasan pada anak berdasarkan jenis kelamin
No. Uraian 2013 2014 2015 Jumlah
1 Laki-laki 29 45 32 106
2 Perempuan 3 2 0 5
Jumlah 32 47 32 111
Sumber: Dinas Sosial, Pengendalian Penduduka, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) (2015)
10 Petarukan 4 1 10 15
11 Ampelgading 9 3 3 15
12 Comal 5 8 4 17
13 Bodeh 0 2 0 2
14 Ulujami 2 2 4 8
15 Luar Pemalang 0 2 2 4
Jumlah 61 62 59 182
Sumber: Dinas Sosial, Pengendalian Penduduka, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) (2015)
Kekerasan.
Berikut ini beberapa situasi dan kondisi yang muncul dan didefinisikan sebagai
1. Anak keluar atau ada diluar layanan pendidikan karena tidak mau atau tidak
penghasilan keluarga.
10. Lemahnya kepedulian antar warga di lingkungan sekitar anak sebagai keluarga
anak.
informasi.
14. Tingginya permitaan tenaga anak dalam bisnis hiburan dan layanan seksual.
17. Pendekatan yang belum berperspektif dak asasi anak dalam penyelenggaraan
kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mulai dari tingkat masyarakat
115
yang secara konsisten diterapkan dan dapat dilakukan atau diakses masyarakat,
19. Minimnya upaya deteksi dan intervensi dini terhadap resiko kemunculan
20. Kemiskinan keluarga dan faktor-faktir yang terkait dengan terbatasnya pilihan
21. Maraknya situs-situs porno yang sangat mudah diakses oleh masyarakat baik