Oleh :
VIVI FEBRIANI
NIM. 142.0105
Oleh :
VIVI FEBRIANI
NIM. 142.0105
i
ii
iii
iv
MOTTO & PERSEMBAHAN
“Hidup adalah sebuah nikmat Tuhan yang harus kau pertanggung jawabkan
dikemudian hari ”
“Hidup adalah plihan memilihlah lalu lakukan yang terbaik demi orang-
serta kasih sayang baik materi maupun moral hingga tidak pernah lelah
kehidupan.
2. Kakakku yang tercinta Fitri Aprlia Arista yang tidak pernah lelah dan
sedikit demi sedikit saya bisa belajar meelihat luasnya jendela dunia.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya tulis ini disusun sebagai salah
bukan hanya karena kemampuan penulis tetapi banyak ditentukan oleh bantuan
dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi
1. Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra DI, Sp. B., Sp. BTKV
memberikan ijin dan lahan praktik untuk penyusunan karya tulis dan
Surabaya.
vi
4. Ibu Dini Mei W , M.kep selaku pembimbing sekaligus penguji ketua,
yang dengan tulus ikhlas telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
5. Ibu Sri Reny Racmawati, S.kep., Ns selaku penguji, dengan tulus ikhlas
6. Bapak dan ibu Dosen Stikes Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan
bekal bagi penulis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan
makna dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada
yang telah memberikan dorongan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
membalas amal baik semua pihak yang telah membantu dalam proses
vii
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik
karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan umum ........................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan khusus ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................. 4
1.5 Metode penelitian ................................................................................. 5
1.6 Sistematika penulisan ........................................................................... 6
ix
2.5.1 Pengertian ............................................................................................. 23
2.5.2 Tujuan Pemberian ................................................................................ 24
2.5.3 Karakteristik Terkait Dengan Pemenuhan Kebutuhn Nutrisi............... 24
2.6 Asuhan Keperawatan ............................................................................ 25
2.7 Kerangka Masalah ................................................................................ 37
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ............................................................................................ 77
4.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 82
4.3 Perencanaan .......................................................................................... 84
4.4 Pelaksanaan .......................................................................................... 86
4.5 Evaluasi ................................................................................................ 87
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................... 89
5.2 Saran ..................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ..................................................................................................... 92
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Diagnosa Banding Bronkopneumonia ................................................ 13
Tabel 3.1 Terapi Obat An.K dengan diagnose Bronkopneumonia ..................... 51
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Parenteral...................................................................................................... 92
xiii
DAFTAR SINGKATAN
An : Anak
ASI : Air SusuIbu
BB : BeratBadan
BAK : Buang Air Kecil
BAB : Buang Air Besar
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
o
C : DerajatCelcius
cc : Centimeter Cubik
Cm : Centimeter
DO : Data objek
DS : Data subjek
DX : Diagnosa
ECG : Electrocardiogram
Cm : Centimeter
CRT : Capillary Refill Time
GCS : Glasgow Coma Scale
gr : Gram
HGB : Hemoglobin
HCC : Hepatocelluler carcinoma
HCT : Hematocrit
IV : Intra Vena
Kg : Kilogram
LED : LajuEndapDarah
KH : KriteriaHasil
MRS : MasukRumahSakit
mmHg : MilimeterMerkuriHydrargyrum
Mg : Miligram
xiv
N : Nadi
ROM : Range Of Motion
RR : Respiration Rate
R/ : Rasional
RSAL : RumahSakitAngkatanLaut
S : Suhu
S1 S2 : Suara 1 Suara 2
SMRS : SebelumMasukRumahSakit
TD : Tekanan Darah
TTV : Tanda Tanda Vital
WIB : Waktu Indonesia Barat
WOC : Web Of Caution
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
peradangan pada parenkim paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur,
ataupun benda asing yang di tandai dengan gejala panas tinggi gelisah dipsnea,
napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering dan produktif .(Hidayat,
adalah suatu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan
benda asing.(Ngastiyah, 2012 dalam Wulandari dewi & Meira hal : 267). Pada
pada bronkus ditandai adanya penumpukan secret, sehingga terjadi demam, batuk
produktif ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoi
membentuk suatu proses peradanan yang meliputi empat stadium stadium (1)
dapat ditandai dengan adanya peningktan aliran darah dan permeabilitas kapiler di
tempat yang terinfeksi. Dan jika terdapat penumpukan leukosit, eritrosit, dan
cairan,dapat mengakibatkn udara didalam alveoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan betambah sesak (2). Apabila eritrosit didalam alveoli
mengalami kepadatan karena terisi fibrin dan leukosit, akan menibulkan kapiler
1
2
penumpukan secret, sehingga terjadi demam, batuk produkif, ronchi positif dan
mual (4).
adalah sebesar (19-26%) anak usia dibawah 5 tahun jadi terdapat 156 juta
pertahun kasus pneumonia yang terjadi pada anak di seluruh dunia melebihi
kematian akibat AIDS, malaria dan tuberkulosis. Di Asia Tenggara terjadi 3,1 juta
pertahun kasus kematian anak dibawah 5 tahun akibat dari penyakit pernapasan
pelaporan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur tahun 2013, didapatkan penderita ISPA pneumonia balita di Jawa Timur
sebesar 31,81% dengan jumlah penderita yang di laporkan oleh kabupaten / kota
besar 97.735 orang balita. Di Surabaya tercatat sebanyak 4.665 (20,78%) balita
yang menderita ISPA peneumoni pada tahun 2013. Berdasarkan data yang diambil
oleh penulis diruang V Rumkital Dr.Ramelan Surabaya pada setiap tahun pasien
pada bulan januari hingga bulan mei tahun 2017 terdapat 7 pasien yang
pilek yang dialami oleh anaknya. Mereka beranggapan dengan hanya di beri obat
maka anaknya akan segera sembuh. Karena menurut para orang tua batuk pilek
atas yang disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam saluran pernapasan
dengan kesulitan dan sakit pada saat pernafasan, penumpukan secret, sesak nafas,
menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, anoreksia, batuk kental, produksi
sputum meningkat, pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan
mulut.
Proses keperawatan pada anak harus dilakukan dengan sabar karena anak
masih dalam proses tumbuh dan berkembang yang masih memiliki kecemasan
dan rasa trauma yang tinggi terhadap orang ataupun lingkungan yang baru, hal ini
dan foto rongten dada pasien. Pada hasil laburatorium jika terjadi leukositosis hal
mengalami sesak nafas berulang selama tiga hari dan tidak menimbulkan
komplikasi lain. Selain itu dengan melakukan vaksinasi juga dapat mengurangi
kemungkinanya terinfeksi.
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan anak
1.3 Tujuan
Surabaya.
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat :
5
Bronkopneumonia.
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah
Bronchopneumonia.
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
Bronkopneumonia
1. Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
a. Wawancara
b. Observasi
Data yang diambil melalui penelitian secara baik dengan pasien, reaksi,
respon pasien dan keluarga pasien sangat diterima kehadiran saya dengan
baik.
c. Pemeriksaan
3. Sumber data
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
4. Studi kepustakaan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam memahami dan mempelajari
studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
7
2. Bagian inti terdiri, dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan di uraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit,
dan cara penanganan secara medis. Konsep tumbuh kembang anak data diuraikan
oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang di tandai dengan gejala panas
tinggi gelisah dipsnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering
dan produktif .(Hidayat, 2009 dalam Wulandari dewi & Meira Wulandari hal :
266)
8
9
penyebaran bercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru.(Smeltzer, 2003 dalam Wulandari, Dewi &
(Riyadi, 2011 dalam Wulandari, Dewi & Meira Erawati 2016 hal : 268).
2. Kekurangan nutrisi
tinggi.
3. Anak sangat geliasah dan adanya nyeri dada yang terasa di tusuk-tusuk,
serius.
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan seperti : nyeri pleuritik, nafas
5. Diaforesis.
6. Anoreksia.
7. Malaise.
9. Gelisah.
(Wijayaningsih, 2013 dalam Wulandari, Dewi & Meira Erawati 2016 hal 268)
demam, batuk produktif ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba
di alveoi membentuk suatu proses peradanan yang meliputi empat stadium, yaitu:
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini di tandai dengan
Disebut hepatiasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pejamu (host) sebagai bagian dari
reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositostis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna menjadi pucat kelabu dan kapiler darah
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis diabsorbsi oleh magrofag
tandai adanya penumpukan secret, sehingga terjadi demam, batuk produkif, ronchi
positif dan mual. (Wijayaningsih, 2013 dalam Wulandari, Dewi & Meira Erawati
sebagai berikut :
2. Edema paru : tidak ada demam, bunyi jantung S3, dan lain-lain.
2.1.7 Komplikasi
1. Atelectasis
Adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru akibat
berkurangnya daya kembang paru-paru terus terjadi dan penumpukan secret ini
2. Empisema
3. Abses paru
4. Infeksi sistemik
5. Endocarditis
6. Meningitis
1. Foto thoraks
2. Laboratorium
kiri.
3. GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang
4. Analisa gas darah arteri bisa menunjukkan asidosis metabolik dengan atau
5. LED meningkat.
6. WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cells mm3.
2.1.9 Penatalaksanaan
3. Infus KDN 1 500 ml/24 jam. jumlah cairan sesuai dengan berat badan,
sampai pasien tidak mengalami sesak nafas lagi selama tiga hari dan tidak
mengeluh susah untuk bernafas. Jika keadaan ini tidak diperhatikan atau di atasi
maka anak akan mengalami hipoksia dan bisa saja meninggal karena kekurangan
oksigen.
pada daerah paru-paru. Walaupaun sudah diberikan obat penurun panas jika
infeksinya masih ada maka akan susah untuk menurukan suhu tubuh biasanya
sesak nafas yang dialami anak dan bakteri yang ada di dalam paru-paru pasien
4. Kurang pengetahuan
sel secara kuantitatif, dimana sel tersebut mensintesis protein baru yang nantinya
akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan, berat badan, dan
beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik, dimana pada tahun kedua anak
akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 -2,5 kg dan panjang badan 6-10
kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm, untuk pertumbuhan gigi terdapat tambahan 8
18
buah gigi susu termasuk gigi geraham pertama, dan gigi taring sehingga
berjalan dengan tegak, pada sekitar umur 2,5 tahun anak sudah mampu berlari
kecil, menendang bola dan mulai melompat menggunakan kedua kaki, berdiri
dengan satu kaki selama 1 atau 2 detik, dan melakukan beberapa langkahh dengan
menara kubus. Kemampuan bahasa pada anak sudah mulai di tunjukkan dengan
megenal serta responsive terhadap orang lain sangat tinggi, mampu menunjukkan
kegiatan rumah, menyuap boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai
2.3 Hospitalisasi
atau darurat sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani
tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut
penuh dengan stress. Perasaan yang sering muncul yaitu cemas, marah, sedih
19
takut dan rasa bersalah (Wong, 2000 dalam Wulandari, Dewi & Meira Erawati
Menurut (Nursalam, 2005 dalam buku ajar keperawatan anak 2016 hal :
90) stress yang terjadi pada bayi usia pertengahan sampai anak usia 6-30 bulan
menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang yang di kenal dan
lingkungannya sehingga akan menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.
Respon perilaku pada anak akibat pepisahan yang di alami dibagi menjadi 3 tahap
yaitu :
Pada tahap ini anak akan menangis kuat, menjerit, memanggil ibunya atau
mencubit, mencoba untuk membuat orangtua tetap tinggal dan menolak perhatian
orang lain. Secara verbal anak biasanya marah, seperti mengatak pergi. Hal
terebut akan terus berlangsung sampai beberapa jam dan jika merasa kelelahan
Pada tahap ini anak nampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif
kurang berminat untuk bermain, tidak nafsu makan, menarik diri, tidak mau
berkomunikasi, sedih, apatis, dan regresi (missal mengompol atau menghisap ibu
jari).
tertarik dengan apa yang ada di sekitarnya, dan membina hubungan dangkal
dengan orang lain. Anak mulai kelihatan gembira. Fase ini biasanya terjadi setelah
2.4 Imunisasi
2.4.1 Pengertian
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
Hepatitis B cara pemberian mealui intra muskuler, vaksin polio cara pemberian
melalui mulut, vaksin campak cara pemberian melalui subkutan di daerah lengan
supaya dapat menimbulkan respon imun. Secara teoritis, dapat berubah menjadi
patogenik seperti semula, yaitu vaksin polio hidup (oral). Imunitas aktif tidak
dapat berkembang karena pengaruh antibodi yang beredar. Contoh vaksin dari
virus hidup adalah campak, gondongan, rubella, polio, rotavirus, yellow fever.
Contoh vaksin dari bakteri hidup adalah BCG, tipoid oral. Vaksin inactivated
dihasilkan dengan membiakkan bakteri atau virus, kemudian dibuat tidak aktif.
Vaksin tidak hidup dan tidak dapat tumbuh sehingga seluruh dosis dimasukkan
dalam suntikan. Respon imun protektif timbul setelah dosis kedua atau ketiga.
Contoh vaksin yang berasal dari seluruh sel virus inactivated adalah influenza,
polio, rabies, dan hepatitis A. Contoh vaksin yang berasal dari seluruh bakteri
1. BCG
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah di
2. Hepatitis B
3. Polio
4. DPT
5. Campak
6. Hepatitis A
untuk usia diatas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan vaksin Havrix (berisi
2.5.1 Pengertian
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Nutrient adalah zat
gizi yang di butuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. ( Wulandari,
b. Kebutuhan kalori 102 kkal/ kgBB/ hari dan kebutuhan protein 1,2 gram/
kgBB/ hari.
c. Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter/ hari untuk membantu menjamin
d. Anak toddler dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup,
a. Pada uisa 2,5 tahun anak lebih suka memilih makanannya sendiri lebih
menyukai makanan dalam porsi kecil (makanan yang enak dan mengundang
selera).
b. Pada masa ini anak lebih menyukai jenis makanan dalam piring dari pada
c. Pada masa ini orang tua harus menganjurkan anak untuk menggunakan
alat makan tetapi menyadari bahwa todler lebih menyukai menggunakan tangan.
1. Pengkjian
1. Identitas
yang sering menyebabkan kematian pada anak usia < 5 tahun dan pada
bronkopneumonia
2. Keluhan Utama
Penderita biasanya mengeluh sesak nafas, batuk berdahak, flu dan badanya
pengetahuan.
(yang tinggal di dalam satu rumah atau beda rumah dengan jarak rumah
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keluhan umum sesak nafas, adanya peningkatan suhu tubuh, batuk pilek.
d. Persarafan (Brain/B3)
g. Integument (Bone/B6)
Warna kulit kemerahan, bibir kering, turgor kulit tidak elastis, terdapat
sianosis, akral panas kering merah CRT >2 detik, odema, panas batuk
berdahak, pilek.
1. Adaptasi social
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) mampu mentolelir perpisahan dari
2. Bahasa
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) mengatakan empat sampai enam kata
3. Motorik halus
Pada anak usia toddler (1-3 tahun) yang secara konstan menjatuhkan objek
ke lantai, membangun menara dari dua kotak, memegang dua kotak dalam
memutarkan sendok.
4. Pada anak todler (1-3 tahun) mampu berjalan tanpa bantuan (biasanya
b. Analisa data
data dan kemudian dilakukan analisa data. Setelah data adalah tahap mencari
2. Diagnosa keperawatan
terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual dan potensial yang
29
produksi sputum.
tentang penyakit.
3. Perencanaan
a. Diagnosa keperawatan 1
produksi sputum
Setelah dilakukn tndakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan jalan nafas
Intervensi:
cepat.
31
7. Pemberian antibiotic.
b. Diagnosa keperawatan 2
5. Sp02 95-100%
Intervensi:
jaringan.
2. Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan jaringan
sentral.
Sedangkan sianosis daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut
menghalangi jalan nafas sehingga udara masuk dan keluar tidak efektif
c. Diagnosa keperawatan 3
intervensi
4. Ajarkan pasien untuk latihan nafas dalam dan latihan batuk efektif
d. Diagnosa 4
parenkim paru.
1.akral hangat
Intervensi
Rasional: agar orang tua dapat memahami asupan cairan tubuh yang di
butukan klien
keringat
menurunkan panas
e. Diagnosa 5
Intervensi:
ini.
36
sering
4. Implementasi keperawatan
termasuk dalam kategori prilaku untuk mencapai sebuah tujuan dan hasil yang
5. Evaluasi
diberikan atau dilaksanakan dengan berpedoman pada tujuan yang ingin dicapai.
Pada bagian ini akan di ketahui apakah perencanaan sudah mencapai sebagian
Gangguan
petukaran
gas
38
Anoreksia diare
pergeseran Dinding paru
Gangguan
Intake kurang
keseimban
gan cairan Penurunan
dan compliance
elektrolit paru
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Suplai
tubuh O2Menurun
Hiperventilasi Hipoksia
Dispneu metabolism
Anaerob
meningkat
Hidung
Fatigue
Gangguan pola
Interaksi aktivitas
nafas
TINJAUAN KASUS
penulis amati muai tanggal 29 mei 2017 sampai 31 mei 2017, dengan data
pengkajian pada tanggal 29 mei 2017 jam 09.30 WIB. Anamnesa di peroleh dari
orang tua (ibu) klien dan No. Register 52.xx.xx sebagai berikut:
3.1 PENGKJIAN
3.1.1. Identitas
Klien adalah seorang anak Perempuan bernama “K” usia 2,5 tahun ,
klien adalah anak ke 2 dari Tn.C sia 32 tahun dan Ny.S usia 32 tahun.
Klien tinggal di Madura, orang tua klien beragama islam dan pekerjaan
ayah sebagai karyawan swasta dan ibu sebagai guru . Klien MRS hari
Sesak nafas
Klien mengalami panas dan sesak sejak tanggal 14 mei 2017 disertai
dengan batuk pilek, saat dirumah klien sudah diberi obat paracetamol
untuk penurun panasnya tetapi tidak ada perkembangan, panas pasien naik
39
40
turun sehingga pada tanggal 19 mei 2017 pukul 05.00 pasien dibawa
orang tuanya ke Rumah Sakit Islam sumenep untuk periksa, tetapi rumah
sakit islam dianjurkan untuk rujuk ke rumah sakit umum daerah sumenep
karena klien dicurigai terkena difteri. Klien datang dirumah sakit umum
daerah sumenep pada taggal 19 mei 2017 pukul08.12 dilakukan tes swab
diagnosadifteri faring sehingga pada tanggal 20 mei 2017 orang tuan klien
mei 2017 dan sampai di IGD pada pukul 08.15 menggunakan ambulance.
Pada saat pengkajian tanggal 29 mei 2017 ibu klien mengatakan anaknya
masih panas dan sesak nafas dan keadaan anaknya lemah, ibu klien juga
mengatakan kalau anaknya pada diagnose awal difteri faring tetapi pada
hasil lab negative .ibu pasien juga menanyakan kondisi anaknya demam
anak dapat timbul akibat infeksi klien terpasang KDN-1 di tangan kiri,
kesadaran klien composmentis GCS 4,5,6 TTV S/N : 37,8 /120 X/menit,
1. Prenatal Care: Selama ibu hamil trimester pertama ibu mengeluh mual
2. Natal Care : Ibu klien melahirkan pada usia kehamilan 38 bulan (9 bulan)
lahir spontan anak langsung menangis, berat badan lahir BB: 3000gram
3. Post Natal Care : placenta lengkap, setelah melahirkan ibu klien tidak
Ibu klien mengatakan klien pernah sakit panas hanya dibawa berobat ke
dokter.
3. Penggunaan obat-obatan
5. Alergi
7. Imunisasi
Klien sudah melakukan imunisasi lengkap (Hepaitis B, BCG, DPT (I, II,
III)polio (I, II, III, IV) hepatitis (I, II, III) campak (I, II)
1. Genogram An. K
2,5
Keterangan: : Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
2. Psikososial Keluarga
Ibu klien khawatir dan cemas karena anaknya panas dan sesak nafas.Ibu
Tinggal bersama orang tua, ibu klien mengatakan jika anaknya di tinggal
bekerja di asuh oleh neneknya .selama di rumah sakit klien di asuh oleh
orangtuanya.
4. Pembawaan Secara
1. Pola Nutrisi
adalah soto ayam, biasanya klien makan 3 kali sehari 1 porsi mangkuk
habis. Klien makan nasi biasa dengan lauk pauk serta sayur mayur. Minum
susu botol 6 kali sehari biasanya ± 900 cc. pada saat MRS klien
±900 cc . dirumah sakit klien mendapatkan diit nasi tim dan lauk sayur dan
buah.
44
2. Pola Tidur
SMRS klien tidur ±11 jam perhari dengan perincian tidur siang klien dari
jam 13.00-15.00 WIB, dan waktu tidur malam dari jam 20.00-05.00.
pasien tidak memiliki kebisaan saat tidur, dirumah sakit klien lebih sering
tidur waktu tidur klien ±12 jam perhari tidur siang klien ±3 jam dan tidur
SMRS klien senang bermain dengan orang tua dan neneknya. Klien jarang
bermain keluar rumah .dirumah sakit klien hanya berbaring di tempat tidur
4. Pola Eliminasi
jernih.Pada saat di rumah sakit pasien BAB 1x sehari dan klien BAK
norml 5x sehari.
Sebagai anak hubungan klien dengan keluarga teman dan orang lainbaik.
45
bersaudara, anak k bersifat mudah bergaul saat anak di dekati ole perawat
dan dokter anak K berespon dengan baik, an. K mengerti sekarang dirinya
sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, An.k sering bosan sehingga orang
Klien makanya agak susah tetapi orang tua merayu anak sehingga anak
mau makan. Ibu klien menginginkan anaknya agar cepat pulang karena
agama orang tunya dan orang tua klien menyakini bahwa anaknya akan
tidak rewel, tidak gelisah dan tidak menolak tindakan yang diberikanoleh
dokter atau perawat. Ketika anak dilakukan tindakan injeksi An. K tidak
menangis
46
1. Cara Masuk
Tanggal 20 mei 2017 datang ke IGD di antar oleh ayah dan ibunya klien di
2. Keadaan Umum
11,5 kg.
Kepala klien tidak terdapat benjolan atau bengkak, rambut warna hitam,
B. Mata
C. Hidung
D. Telinga
pada gusi, lidah bersih, lidah berwarna merah muda, tidak terdapat tonsil.
Leher simetris terpusat pada posisi kepala, tidak ada pembesaran kelenjar
H. Paru
Pada inspeksi ada batuk, ada lendir, didapatkan bentuk dada normochest
pola nafas cepat dan dangkal, pada palpasi di dapatkan respires 28x/menit,
tidak ada nyeri tekan, palpasi di dapatkan suara sonor, pada auskultasi di
I. Jantung
Pada inspeksi klien tidak terdapat sianosis, tidak ada pembengakan pada
jari tangan dan kaki, pada palpasi ictus cordis tidak teraba, tidak terdapat
J. punggung
K. Pemeriksaan abdomen
Pada inspeksi bentuk perut datar, tidak di dapatkan adanya benjolan yang
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak ada benjolan anus normal tidak
ada hemoroid.
5555 5555
5555 5555
N. Pemeriksaan Neurologi
O. Pemeriksaan integument
Rambut klien hitam, kulit kepala bersih tidak ada lesi dan benjolan, warna
kulit kuning kemerahan, turgor kulit elastis, tidak ada sianosis, kuku
bersih, akral panas kering merah CRT <2 detik, tidak ada odema.
49
A. Adaptasi Social
Adaptasi sosial klien di rumah mudah akrab dengan orang yang baru di
B. Bahasa
C. Motorik Halus
menggambar garis.
D. Motorik Kasar
E. Kesimpulan
B. Rontagen
27 mei 2016
Foto torak:
Kesimpulan : Bronkopnemonia
C. Terapi
vivi
(Vivi Febriani)
52
Ditemukan Teratasi
1. Ketidak efektifan Setelah dilakukan 1. Observasi ttv dan tanda 1. Untuk membiasakan dan mendeteksi
bersihan jalan b/d tindakan keperawatan hipoksia awal gangguan
jumlah secret yang selama 2 x 24 jam
berlebih diiharapkan pola nafas 2. Berikan posisi semi folwer 2. Untuk meningkatkan inspirasi
anak efektif. maksimal
KH 3. Jelaskan kepada orang tua 3. Sejak terjadi karena penyempitan
1. Pasien tidak sesak penyebab sesak dalam nafas hal ini menyebabkan
nafas oksigen masuk menjadi berkuang.
2. Frekwensi nafas
normal 4. Kolaborasikan dengan dokter 4. Oksigen dapat membantu pasien
untuk pemberian oksigen untuk pernafasan secara epelifir
3. Tidak terdapat
cuping hidung 5. Kolaborasikan dengan dokter 5. Bronkodiglator dapat membantu
untuk pemberian obat membuka jalan nafas
4. Jalan nafas paten nebulizer.
54
2. Hpertermi b/d Setelah dilakukan 1. Observasi suhu tubuh pasien 1. Untuk mendeteksi awal gangguan
proses penyakit tindakan keperawatan dan mrencanakan pengobatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan panas 2. Berikan kompres air biasa 2. Untuk menurunkan suhu tubuh ke
pasien berkurang. keadaan normal
KH 3. Ajarkan kepada orang tua 3. Agar orang tua dapat memenuhi
pasien untuk mempertahankan asupan cairan tubuh
1. Suhu dalam batas
asupan cairan untuk anak
normal
4. Anjurkan orang tua pasien 4. Memfasilitasi hidrasi yang kuat
2. Kulit tidak
memberikan minum sebanyak
kemerahan
mungkin jika tidak dikontra
indikasira
3. Akral hangat
5. Berikan obat sesuai resep 5. Agar panas berkurang karena minum
4. Mukosa bibir
dokter (antrain 150 mg) obat
lembab
55
3. Anesietas b/d Setelah dilakukan 1. Observasi tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui sampai sejauh
kurangnya tindakan keperawatan orang tua. mana tingkat kecemasan pasien.
3
pengetahuan orang selama 1 x 24 jam
.
tua terhadap diharapkan orang tua 2. Berikan kenyamanan dan 2. Agar tidak terlalu mencemaskan
penyakit anaknya tidak cemas dengan ketentraman hati. dan memikirkan kondisi anak
keadaan anaknya. yang bias membuat kondisi
kesehatan membruk.
KH :
3. Beri penjelasan kepada orang 3. Meningkatkan pengetahuan dan
1. Orang tua nampak
tua tentang anak. pemahaman terhadap penyakit
tenang, tidak
anak.
gelisah
4. Jelaskan pentingnya 4. Untuk menambah pengetahuan
pengobatan.
2. Orang tua
mengetahui tentang 5. Informasikan tanda dan gejala 5. Untuk meminimalisi resiko yang
penyakit klien yang harus di laporkan dan tidak diinginkan.
kontrol ulang.
3. Orang tua
mengetaahui tanda
dan gejala kondisi
klien
56
Tabel 3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
57
1,2 11.26 Hasil An. K posisi tidur semifowle - Nadi : 118x/menit
dan dikompres diketiak sebelah kanan - RR : 27x/menit.
- Suhu : 37,5ºC
1,2,3 12.40 Memberikan edukasi kepada orangtua - Akral hangat, kering,
klien tentang menjaga kondisi klien merah
dan cara peularan penyakit klien - Pasien tampak minum
Hasil: orang tua masih belum mengerti susu dan air putih
tanda gejala penyakit
A: masalah belum teratasi
1 12.40 memberikan obat oral puyer batuk P: intervensi no 1,2,3,4,5
pilek 1 bungkus Dilanjutkan
58
21.10 WIB A : masalah belum teratasi
1,2,3 13.38 Mengukur tanda – tanda vital P: intervensi dilanjutkan
Hasil nadi 118x/ menit, RR:
27x/menit , suhu tubuh : 37,5oC Dx 1 Ketidakefektifan bersihan
jalan napas b.d jumlah mucus
1,3 16.00 Memberikan edukasi kepada orang tua yang berlebih
dan Menganjurkan ibu untuk S : Ibu mengatakan An. K
memberikan minum sedikit tapi sering masih sesak nafas
untuk mencegah dehidrasi O: RR : 26x/menit.
- An. K tampak posisi
1,2,3 16.30 Mengobservasi tanda – tanda vital fowler
Hasil : suhu tubuh 36,7OC, RR 25 - klien sesak nafas
x/menit , nadi 118x/menit - pernafasan cuping
hidung
1,2 17.05 Menganjurkan ibu memberikan air - pernafasan pasien cepat
minum putih atau susu sedikit- sedikit dan dangkal
tapi sering A : Masalah belum teratasi
Hasil : pasien minum susu 100cc P : Lanjutkan intervensi
no.1,2,3,4 & 5
1,2 20.00 Memberkan injeksi obat ceftriaxone
500mg Dx 2Hipertermi b.d proses
penyakit
1,2,3 20.00 Mengobservasi tanda – tanda vital S : Ibu mengatakan An. K
Hasil : suhu tubuh 37,0OC, RR 26 demamnya sudah turun.
x/menit , nadi 110x/menit O:
- Nadi : 118x/menit
- RR : 27x/menit.
1,2,3 00.00 Mengobservasi tanda – tanda vital - Suhu : 37ºC
59
Hasil : suhu tubuh 37,3OC, RR 26 - Akral hangat, kering,
x/menit , nadi 112x/menit merah
- Pasien tampak minum
susu dan air putih
1 05.05 Melakukan observasi ttv klien
Hasil: suhu tubuh 37,5OC, RR: 27 A: masalah belum teratasi
x/menit , nadi 110x/menit P: intervensi no 1,2,3,4,5
dilanjutkan
1,2,3 06.05 Memantau keadaan umum pasien Dx 3
Hasil: keadaan umum pasien lemah, Anaietas b.d kurangnya
sesak nafas,akral hangat. pengetahuan orang tua tentang
penyakit klien
2 06.07 Memberikan terapi nebul ventolin ½ S : Ibu mengatakan cemas
respule dengn kondsi anaknya
O: - Orang tua nampak
2,3 06.10 Memberikan edukasi kepada orang tua gelisah
klien untuk membeikan anaknya - Orang tua belum tau
minum sedikit-sedikit tapi sering dan cara penularan
selalu memantau ondisi perkembangan bronkopneumonia
anak - Sering bertanya tentang
kondisi anaknya
- Orang tua belum
mengaetahui tanda dan
gejala penyakit anaknya
A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
60
30 Mei 2017 Dx 1 Ketidakefektifan bersihan
07.00 WIB jalan napas b.d jumlah mucus
yang berlebih
S : Ibu mengatakan An. K
masih sesak nafas
O: RR : 27x/menit.
- An. K tampak posisi
fowler
- klien sesak nafas
- pernafasan cuping
hidung
- pernafasan pasien cepat
dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
no.1,2,3,4 & 5
61
- Pasien tampak minum
susu dan air putih
Dx 3
Anaietas b.d kurangnya
pengetahuan orang tua tentang
penyakit klien
S : Ibu mengatakan cemas
dengn kondsi anaknya
O: - Orang tua nampak
gelisah
- Orang tua belum tau
cara penularan
bronkopneumonia
- Sering bertanya tentang
kondisi anaknya
- Orang tua belum
mengaetahui tanda dan
gejala penyakit anaknya
A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
1,2,3 30-05- 2017 Menanyakan keluhan pasien 30-5-2017 Dx 1 Ketidakefektifan bersihan
07.15 Hasil : Ibu mengatakan An. K masih 14.00 jalan napas b.d jumlah mucus
62
lemas, demam sesak nafas, batuk yang berlebih
S : Ibu mengatakan An. K
1,2 07.30 Memberikan obat ceftriaxone 500mg masih sesak nafas
O: RR : 26x/menit.
1,2,3 08.00 Mengobservasi TTV dan pantau - An. K tampak posisi
Nadi : 100x/menit fowler
RR : 26x/menit. - klien sesak nafas
Suhu : 38,3ºC - pernafasan cuping
Akral hangat , kering , merah hidung
- pernafasan pasien cepat
2,3 09.15 Memberikan posisi semifowler kepada dan dangkal
klien dan selalu memantau - SPo2 : 98%
perkembangan anak A : Masalah belum teratasi
Menganjurjan ibu untuk memberikan P : Lanjutkan intervensi
kompres air biasa di bagian ketiak no.1,2,3,4 & 5
Hasil An. K posisi tidur semifowle DX 2 Hipertermi b.d proses
dan dikompres diketiak sebelah kanan penyakit
S : Ibu mengatakan An. K
1,2 10.20 Memberikan injeksi obat antrain masih demam
150mg untuk penurun panas klien O:
- Nadi : 100x/menit
- RR : 27x/menit.
1 11.20 Memberikan edukasi kepada orangtua - Suhu : 37,9ºC
klien tentang kondisi klien Hasil: - Akral hangat, kering,
orang tua masih cemas masi serin merah
bertanya kondisi pasien dan - Pasien tampak minum
menginginkan pasien segera pulang susu dan air putih
A: masalah teratasi sebagian
63
1,2 11.26 Mengobservasi TTV dan pantau P: intervensi no 1,4,5
Nadi : 100x/menit dilanjutkan
RR : 26x/menit. Dx 3
Suhu : 37,9ºC Anaietas b.d kurangnya
Akral hangat , kering , merah pengetahuan orang tua tentang
Spo2 : 98% penyakit kien
S : Ibu mengatakan cemas
1,2 12.40 memberikan obat oral puyer batuk dengan kondsi anaknya
pilek 1 bungkus O: - Orang tua nampak
gelisah
- Sering betanya tentang
kondisi anaknya
1,2 12.45 Menganjurkan orang tua klien untuk A : masalah teratasi sebagian
memberikan anaknya minum sedikit- P: intervensi 3,4 dan 5
sedikit tapi sering dilanjutkan
Hasil : An K meminum susu sedikit
tapi sering
21.00 Dx 1 Ketidakefektifan bersihan
jalan napas b.d jumlah mucus
1,2, 13.35 Memberikan kesempatan orangtua yang berlebih
pasien untuk mendiskusikan keluhan S : Ibu mengatakan An. K
klien masih sesak nafas
O: RR : 26x/menit.
1,2 13.38 Hasil : Ibu mengatakan pasien an. K - An. K tampak posisi
masih batuk sekak nafas dan badanya fowler
panas naik turun - klien sesak nafas
- pernafasan cuping
1 16.00 Memberikan nebul ventolin ½ respul hidung
64
1,2,3 16.30 Mengukur tanda – tanda vital - pernafasan pasien cepat
Hasil nadi 118x/ menit, RR: dan dangkal
28x/menit , suhu tubuh : 37,5oC - SPo2 : 98%
- Klien terpasang nasal
2 17.05 Menganjurkan ibu untuk memberikan kanul 4lpm
minum sedikit tapi sering untuk A : Masalah belum teratasi
mencegah dehidrasi P : Lanjutkan intervensi
no.1,2,3,4 & 5
1,2 20.00 Memberikan injeksi obat ceftriaxone
500mg DX 2 Hipertermi b.d proses
penyakit
1,2,3 20.45 Mengobservasi tanda – tanda vital S : Ibu mengatakan An. K
Hasil : suhu tubuh 37,9OC, RR 27 masih demam
x/menit , nadi 118x/menit spo2 : 95% O:
Nadi : 100x/menit
- RR : 27x/menit.
1 21.20 Mengobservasi tanda – tanda vital - Suhu : 37,9ºC
Hasil : suhu tubuh 38,5OC, RR 28 - Akral hangat, kering,
x/menit , nadi 112x/menit spo2 : 93% merah
- Pasien tampak minum
susu dan air putih
1, 21.25 Melakukan pemberian oksigen nasal A: masalah teratasi sebagian
kanul 4 lpm P: intervensi no 1,4,5
Dilanjutkan
65
1,2 05.55 Mengobservasi tanda – tanda vital penyakit kien
Hasil : suhu tubuh 37,3OC, RR 27 S : Ibu mengatakan cemas
x/menit , nadi 110x/menit spo2:98% dengan kondsi anaknya
O: - Orang tua nampak
gelisah
1 06.05 Memberikan terapi nebul ventolin ½ - Sering betanya tentang
respule kondisi anaknya
A : masalah teratasi sebagian
P: intervensi 3,4 dan 5
dilanjutkan
66
P : Lanjutkan intervensi
no.1,2,3,4 & 5
DX 2 Hipertermi b.d proses
penyakit
S : Ibu mengatakan An. K
demam sudah turun
O:
- Nadi : 100x/menit
- RR : 27x/menit.
- Suhu : 37,3ºC
- Akral hangat, kering,
merah
- Pasien tampak minum
susu dan air putih
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi no 1,4,5
Dilanjutkan
Dx 3
Anaietas b.d kurangnya
pengetahuan orang tua tentang
penyakit kien
S : Ibu mengatakan cemas
dengan kondsi anaknya
O: - Orang tua sudah mulai
tidak cemas
- Masih sering bertanya
tentang kondisi anaknya
67
1,2,3 31-5-2017 Menanyakan keluhan pasien A : masalah teratasi sebagian
07.00 Hasil : Ibu mengatakan An. K masih P: intervensi 3,4 dan 5
sesak nafas, batuk 31-5-2017 dilanjutkan
68
1 12.30 memberikan obat oral puyer batuk - Suhu : 37,2ºC
pilek 1 bungkus - Akral hangat, kering,
merah
- Pasien tampak minum
1,2,3 12.30 Menganjurkan orang tua klien untuk susu dan air putih
memberikan anaknya minum sedikit- A: masalah teratasi
sedikit tapi sering untuk menjaga P: intervensi dilanjutkan jika
dehidrasi suhu tubuh anak mngalami
Hasil : An K meminum susu sedikit peningkatan kembali
tapi sering
Dx 3
Anaietas b.d kurangnya
3 13.45 Memberikan kesempatan orangtua pengetahuan orang tua tentang
pasien untuk mendiskusikan keluhan penyakit kien
klien S : Ibu mengatakan sudah
Hasil : Ibu mengatakan pasien an. K mengetahui bagaimana
masih batuk sekak nafas dan badanya cara menangani anaknya
panas naik turun O: - Orang tua nampak
tenang saat anak di
Memberikan nebul ventolin ½ respul periksa oleh perawat
1 15.30 Mengukur tanda – tanda vital - Sudah lebih aktif
Hasil nadi 118x/ menit, RR: bertanya tentang kondisi
1,2 16.45 28x/menit , suhu tubuh : 37,1o anaknya
Menganjurkan ibu untuk memberikan A : masalah teratasi
1,2 17.00 posisi yang nyaman unuk pasien posisi P: intervensi di lanjutkan jika
semifowler mencegah dehidrasi 31-5-2017 terjadi kecemasan terhadap
orang tua.
Membrikan injeksi obat ceftriaxone 21.10
69
1,2 20.00 500mg Dx 1 Ketidakefektifan bersihan
jalan napas b.d jumlah mucus
1,2,3 21.00 Mengukur tanda – tanda vital yang berlebih
Hasil nadi 118x/ menit, RR: S : Ibu mengatakan An. K
28x/menit , suhu tubuh : 36,8oC masih sesak nafas
O: RR : 27x/menit.
1 00.00 Mengobservasi tanda – tanda vital - An. K tampak posisi
Hasil : suhu tubuh 37,3OC, RR 27 fowler
x/menit , nadi 118x/menit spo2 : 95% - klien sesak nafas
- pernafasan pasien cepat
dan dangkal
1,2 05.00 Memberikan cairan infus KDN 1 1000 - terpasang nasal kanul
cc /24 jam 4lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1,2 06.00 Mengobservasi tanda – tanda vital no.1,2,3,4 & 5
Hasil : suhu tubuh 37,3OC, RR 27
x/menit , nadi 110x/menit spo2:98% DX 2 Hipertermi b.d proses
penyakit
1 06.15 Memberikan terapi nebul ventolin ½ S : Ibu mengatakan An. K
respule sudah tidak demam
O:
- Nadi : 110x/menit
- RR : 27x/menit.
- Suhu : 37ºC
- Akral hangat, kering,
merah
- Pasien tampak minum
70
susu dan air putih
A: masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan jika
suhu tubuh anak mengalami
peningkatan kembali
Dx 3
Anaietas b.d kurangnya
pengetahuan orang tua tentang
penyakit kien
S : Ibu mengatakan sudah
mengetahui bagaimana
cara menangani anaknya
O: - Orang tua nampak
tenang saat anak di
periksa oleh perawat
- Sudah lebih aktif
bertanya tentang kondisi
anaknya
A : masalah teratasi
P: intervensi di lanjutkan jika
terjadi kecemasan terhadap
orang tua.
71
masih sesak nafas
O: RR : 27x/menit.
- An. K tampak posisi
fowler
- klien sesak nafas
- pernafasan pasien cepat
dan dangkal
- terpasang nasal kanul
4lpm
- spo2 : 98%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
no.1,2,3,4 & 5
72
suhu tubuh anak mengalami
peningkatan kembali
Dx 3
Anaietas b.d kurangnya
pengetahuan orang tua tentang
penyakit kien
S : Ibu mengatakan sudah
mengetahui bagaimana
cara menangani anaknya
O: - Orang tua nampak
tenang saat anak di
periksa oleh perawat
- Sudah lebih aktif
bertanya tentang kondisi
anaknya
A : masalah teratasi
P: intervensi di lanjutkan jika
terjadi kecemasan terhadap
orang tua.
73
74
EVALUASI
Anak masih terlihat sesak nafas dan lemah dengan posisi anak semifowler,
pasien cepat dan dangkal, anak masih batuk anak sudah di berikan obat puyer
batuk pilek, ceftriaxone, dan nebul ventolin. Masalah pasien belum teratasi
Anak masih terlihat lemah, mukosa bibir kering akral hangat, panas pasien naik
turun dan sudah di berikan obat antrain untuk menurunkan suhu badan pasien, dan
ibu mengopres anak didaerah lipatan ketiak anak. Didapatkan observasi TTV Nadi
: 118x/menit, RR : 27x/menit, Suhu : 37ºC, pasien minum susu dan air putih
Dx 3
Ibu nampak masih gelisah dan cemas, orangtua sudah di berikan health education
tentang penyakit anak, tanda dan gejala, cara penyebaran bronkopneumonia dan
Anak masih sesak nafas, lemah dengan posisi anak semifowler, observasi TTV
cepat dan dangkal, terpasang O2 nasal 4 lpm, anak masih batuk anak sudah di
75
berikan obat puyer batuk pilek, ceftriaxone, dan nebul ventolin. Masalah pasien
Anak masih terlihat lemah, mukosa bibir kering akral hangat, panas pasien naik
turun dan sudah di berikan obat antrain untuk menurunkan suhu badan pasien, dan
ibu mengopres anak didaerah lipatan ketiak anak. Didapatkan observasi TTV Nadi
: 100x/menit, RR : 27x/menit, Suhu : 37,3ºC, pasien minum susu dan air putih
Ibu sudah tidak nampak cemas, tetapi masih sering bertanya tentang kondisi
anaknya orangtua sudah di berikan health education tentang penyakit anak, orang
tua sudah mengetahui cara penanganan klien dan cara mengasuh anak. Masalah
Tanggal 01-6-2017
Anak masih sesak nafas, lemah dengan posisi anak semifowler, observasi TTV
cepat dan dangkal, terpasang O2 nasal 4 lpm, anak masih batuk anak sudah di
berikan obat puyer batuk pilek, ceftriaxone, dan nebul ventolin. Masalah pasien
Anak sudah tidak panas, mukosa bibir kering akral hangat. Didapatkan observasi
TTV Nadi : 100x/menit, RR : 27x/menit, Suhu : 36,8ºC, pasien minum susu dan
76
air putih masalah teratasi. Intervensi dilanjutkan jika suu anak mengalami
kenaikan.
Ibu sudah tidak nampak cemas, aktif bertanya tentang kondisi anaknya orang tua
sudah mengetahui cara penanganan klien dan cara mengasuh anak. Masalah
Pada bab ini akan diuraikan tentang intepretasi dari hasil studi kasus.
pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada pasien
4.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
biasanya banyak terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun (jenis kelamin, alamat,
diagnosa medis (Sari, 2011). Pada tinjauan kasus pasien berusia 2,5 tahun, pasien
seorang anak perempuan. Pada tinjauan teori dan kasus terdapat beberapa
persamaan yaitu pada usia pasien yang di sebutkan di tinjauan kasus yaitu terjadi
pada usia anak-anak dibawah 5 tahun, pada tinjauan kasus didapatkan pasien
77
78
berusia 2,5 tahun yang merupakan usia anak masih dalam proses untuktumbuh
dan berkembang hal ini sering terjadi karena system imun tubuh yang masih
sebabkan oleh virus atau bakteri yang menyerang pada anak, selain itu dapat juga
di karenakan adanya penularan dari orang lain yang menderita penyakit yang
sama dan bisa juga terjadi karena lingkungan yang kumuh dan kotor sehingga
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pada tinjauan pustaka. Kejadian awal mula keluhan yang dirasakan pasien
biasanya adalah adanya gejala panas tinggi gelisah dipsnea, napas cepat dan
dangkal, muntah, diare serta batuk kering dan produktif (Hidayat, 2009). Keluhan
yang paling dirasakan oleh pasien adalah biasanya pasien mengeluh sesak nafas
dan disertai dengan demam berhari-hari, tidak selera makan, mual-mual, muntah,
badan terasa lemas, pasien biasanya tampak sesak. Pada tinjauan kasus keluhan
utama yang dirasakan pasien adalah panas, sesak nafas dan batuk berdahak jadi
tidak semua keluhan utama yang terdapat pada tinjauan teori terdapat pada tnjauan
kasus pasien, dari pembahasan ini dapat di simpulkan bahwa pada tinjauan teori
dan tinjauan kasus memiliki persamaan dan perbedaan yang terdapat pada
keluhan utama yang dirasakan pasien. Pada tinjauan kasus awal gejala yang
dirasakan pasien yaitu panas,sesak nafas dan batuk berdahak tidak terdapat mual
dan muntah , jadi tidak semua tinjauan pustaka terdapat pada tinjauan kasus
79
dirasakan pasien biasanya adalah adanya gejala panas tinggi gelisah dipsnea,
napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering dan produktif (Hidayat,
2009). Pada beberapa pasien juga mengeluh demam berhari-hari, batuk berdahak
dan sesak nafas. Pengkajian awal ibu klien mengatakan klien mengalami panas,
sesak nafas, badanya lemas disertai dengan batuk pilek sejak tanggal 14 mei
2017, saat dirumah klien sudah diberi obat paracetamol untuk penurun panasnya
tetapi tidak ada perkembangan panas pasien naik turun dan anak semakin sesak
nafas akibat batuk pileknya sehingga anak dibawa ke rumah sakit. Sesak nafas
pesamaan dan perbedaan pada kasus ini terdapat perbedaan mual, muntah, diare
pada tinjauan kasus tidak di temukan mual, muntah dan diare pada keluhan pasien
oleh karena itu faktor dari penyebab setiap individu sangatlah berbeda.
Pasien didapatkan adanya riwayat menderita sakit panas dan batuk pilek
dokter. Pada tinjauan kasus ini di uraikan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit seperti pasien, jadi dapat disimpulkan pada penyakit ini tidak
diwariskan tetapi di sebabkan oleh virus bakteri dan jamur seperti yang di
parenkim paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing
80
yang di tandai dengan gejala panas tinggi gelisah dipsnea, napas cepat dan
a. Genogram
Keadaan umum anak masih panas dan sesak nafas, lemah dan kesadaran
klien komposmentis. Tanda-tanda vital observasi klien adalah GCS 4,5,6, suhu:
37,80C, nadi : 120 X/menit, RR: 28x/ menit, tinggi badan pasien 98 cm, BB
sebelum masuk rumah sakit:12 kg dan setelah masuk rumah sakit : 11,5 kg.
pada seluruh organ tubuh. Dalam perbandingan ini tidak ada perbedaan dinantara
tinjauan kasus pustaka dan tinjauan kasus melainkan terjadi hal yang sama.
pergerakan dada simetris, tidak terdapat otot bantu nafas tambahan ,irama nafas
sputum. Pada pemeriksaan palpasi tidak ada nyeri tekan pada dada.Pada
suara nafas tambahan ronkhi, , irama cepat dan dangkal/dipsnea, RR: 28x/menit
gejala : panas tinggi, dipsnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk
kering dan produktif Tanda : Demam terdapat adanya peradangan pada paru-paru
sesuai keadaan pasien An. K yang di ungkapkan oleh orangtuanya sekarang tidak
terdapat sianosis. Pada pemeriksaan palpasi, , tidak terdapat nyeri dada, irama
jantung reguler, CRT <2detik , akral teraba hangat,dan kering. Pada pemeriksaan
sistem krdiovasklar.
tangan dan kaki normal, tidak terdapat fraktur.Pasien dapat memegang bulpoin
dengan benar dan pasien mampu mengungkapkan satu kata seperti “tidak, ayah,
ibu”.
pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan, eliminasi urin SMRS BAB normal 1x
sehari dengan konsistensi lunak warna kuning klien di rumah BAK frekuensi 5x
sehari jumlah 800cc/hari warna kuning jernih. Pada saat di rumah sakit pasien
BAB 1x sehari dan klien BAK normal 5x sehari.tidak didapatkan kelainan dalam
sisemtem perkemihan.
Pada kasus nyata yang diambil data pada anak K didapatkan hasil
inspeksi bentuk perut datar, tidak di dapatkan adanya benjolan yang abnormal,
82
pada palpasi tidak ada nyeri tekan abdomen, pada perkusi didapatkan bunyi
thympani, pada auskultasi bising usus 4x/menit.Tidak mual dan tidak muntah,
pasien makan hanya menghabiskan ½ porsi atau . Menurut tinjauan pustaka yang
tercantum oleh (Wijayaningsih. 2013) adalah gejala muntah dan diare pada
tinjauan pustaka terdapat gambaran yang berbeda dan persamaan dengan tinjauan
Pada data yang kami ambil yaitu An.K sebagai berikut : pemeriksaan
inspeksi, pemeriksaan rambut berwarna hitam dan, kulit kepala bersih, kulit
berwarna kuning ,pada pemeriksaan palpasi turgor kulit elastis, kekuatan ROM
(Nanda,2012 dan Cynthia M. Taylor, 2010, Muttaqin 2011, Nanda 2015 -2017)
1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d jumlah mukus yang berlebih
Taylor, 2010, Muttaqin 2011, Nanda 2015 -2017) ada enam, yaitu :
produksi sputum.
83
pada saat dilakukan pengkajian an.k tidak dilakukan cek lab GDA,
anak K mengalami sesak nafas yang diakibatkan karena jalan nafas yang
sebanyak 5-6 kali perhari. Berat badan anak SMRS: 12 kg dan MRS: 11,5
4.3 Perencanaan
2015 -2017).Pada perencanaan terdapat tujuan dan kriteria hasil diharapkan dapat
Pada tinjauan pustaka bahwa untuk mengatasi sesak dan jalan nafas yang
dilakukan untuk membantu pasien agar dapat batuk secara efetif dan
mengencerkan sputum yang ada di dalam jalan nafas pasien agar mudah
untuk di keluarkan.
hangat. Hal ini disebabkan karena adanya peradangan yang terdapat pada
parenkim paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda
informasi terlebih dahulu kepada orang tua tentang tindakan ataupun obat
kecemasan orang tua terhadap kondisi anak. Pada kondisi ini banyak orang
tua yang cemas marahdan menolak ketika melihat anak menngis saat
4.4 Pelaksanaan
hasil ditentukan dari intervesi yang di pilih, berfokus pada tindakan yang paling
memberikan obat dan diberikan posisi yang nyaman (semi fowler), puyer
batuk pilek untuk mengatasi batuk dan untuk membersihkan jalan nafas
06.00 WIB, 15.00 WIB dan 17.00 WIB dan juga di berikan antibiotic
dokter.
Pelaksanaan yang dilakukan pada pasien ini yaitu pada kasus ini pasien
jika anak menglami kenaikan suhu. Selain itu anak diberikan kompres air
biasa ada darah lipatan yaitu daerah lipatan ketiak atau lipatan paha karena
87
sedikit tapi sering untuk mengganit cairan pasien yang hilang saat suhu
health education kepada orang tua pasein tentang penyakit yang sedang di
4.5 Evaluasi
normal. Sedangkan SOAP pada evaluasi pasien tampak sesak nafas karena
Kriteria hasil pada perencanaan adalah orang tua pasien melaporkan suhu
37,50C). Pada SOAP evaluasi orng tua pasien mengatakan suhu tubuh
anaknya menurun sudah tidak panas.Tidak ada keluhan kembali dan tidak
ada kesenjangan antara kriteria dan perencanaan dan SOAP yang terdapat
Hasil pada perencanaan adalah orang tua tidak nampak gelisah cemas
PENUTUP
5.1 Simpulan
berikut :
perubahan pada pernafasan pasien. Pasien yang semula tidak sesak nafas
bersihan jalan nafas yaitu dengan pemberian posisi semi fowler, oksigenasi
89
90
(nasal kanul 4 lpm) dan nebulizer dengan obat ventolin 3x sehari dengan
pasien untuk mengompres daerah lipatan ketiak atau lipatan paha pasien
dan memebrikan obat antrain 150 mg jika suhu badan meningkat dan
untuk memberikan pasien kompres biasa pada daerah lipatan (ketiak atau
jalan nafas belum teratasi selama 3 hari, anak masih terlihat menggunakan
oksigen nasal kanul dan anak masih terlihat sesak nafas. Pada hipertermi
dapat teratasi dalam waktu 2 hari sedangkan ansietas dapat teratasi 2 hari
91
setelah dilakukan secara bertahap untuk pemahaman dari orang tua pasien
5.2 Saran
sebagai berikut :
tentang bronkopneumnia.
baik.
Nurarif, huda & hardi kusuma, 2013. Asuhan keperawatan paraktis : berdasarkan
dignos NANDA,NIC, NOC dalam berbagai kasus (jilid 1). Jogjakarta :
Medication.
Riyadi, Sujono & Sukarmin (2009). Asuhan keperawatan ada anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Safitri, Amalia (2008) at glance Sistem respiratori. Jeremy, P.T Ward, Jane,
Ricard M Leach, Charles M. Wiener (eds). The respiratory system at a
glance.(hal 79). Jakarta: Erlangga.
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Wulandari, Dewi & Meira Erawati (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak :
Yogjakarta : Pustaka Pelajar.
92
LAMPIRAN 1
A. Pengertian
menggunakan spuit
Tujuan
Persiapan alat:
5. Kapas lkohol
6. Kasa streil
7. Baki obat
9. Label obat
11. Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai dengan prinsip
“lima benar”
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara
menjentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali atau dengan cara
6. Letakkan kasa steril diantara ibu jari tangan anda dengan ampul kemudian
7. atau usapkan kapas alcohol d sekitar leher ampul kemudian patakan leher
ampul kearah menjauhi anda dan orang sekitar anda. Jika ampul sulit di
9. Buka penutup jarum spuit kemudian masukkan jarum kedalam ampul tepat
10. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
11. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum spuit dengan teknik
yang benar
c. Dorong punger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara tetapi jaga agar
13. Periksa kembali jumlah larutan yagada pada spuit, bandngkan dengan
15. Jika perlu ganti jarum spuit yang baru jika obat dapat mengiritasi kulit
17. Tempatkan spuit (dlam bak spui), kapas alcohol, dan kartu obat di atas
baki
LAMPIRAN 2
PEMBERIAN OKSIGENASI
A. Pengertian
B. Tujuan
2. Untuk metabolism
4. Pengobatan
5. Mencgah hipoksia
C. Prosedur
1. Persiapan alat
b) Flowmeter
c) Humidifier yang sudah diisi dengan aqua steril smpai batas yang sudah di
d) Selang Udara
e) Masker oksigen
2. Persiapan Pasien
3. Prosedur Pelakasanaan
d) Masker dipasang atau ditutupkan pada muut atau hidn, tali maske
f) Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam dan catat kcepatan aliran oksigen
selang seling
i) Bila sudah tidak diperlukan lagi masker oksigen diangkat dan selang
oksigen di tutup
k) Cuci tangan
mudah tebakar
97
LAMPIRAN 3
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
A. Pengertian
menilai proses pengambilan udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh
(inspirasi) serta pengeluaran udara yang mengandung CO2 sebagai sisa dari
B. Tujuan
teratur
Usia Frekuensi/menit
Bayi baru lahir 34-40
Bayi (usia 6 bulan) 30-50
Toddler (2 tahun) 25-32
Anak-anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20
C. Prosedur Kerja
Persiapan Alat
- Alat tulis
Langkah-langkah :
1. Mencuci Tangan
LAMPIRAN 4
A. Pengertian
didaerah aksila/ketiak
B. Tujuan
dikeluarkan
C. Prosedur
1) Persiapan Pasien
2) Persiapan Alat
b) Air mengalir
c) Bengkok
d) Tissue
e) Buku catatan
f) Jam tangan
g) Kapas alkohol
3) Prosedur Pelaksanaan
keringkan
LAMPIRAN 5
1. MENGUKUR NADI
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Prosedur
1) Persiapan Alat
b) Buku catatan
c) Sarung tangan
2) Persiapan Pasien
3) Pelaksanaan
pasien tertentu)
d) Bila terjadi perubahan pada denyut nadi harus segera melapor pada
LAMPIRAN 6
TENTANG BRONKOPNEUMONIA
Topik : Bronkopneumonia
III. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Peserta
IV. SASARAN
V. METODE
1. Ceramah/health education
2. Diskusi
VI. MATERI
1. Pengertian bronkopneumonia
2. Penyebab bronkopneumonia
5. Pencegahan bronkopneumonia
106
VIII. PENGORGANISASIAN
IX. MATERI
1. Pengertian Bronkopneumonia
jamur, ataupun benda asing yang di tandai dengan gejala panas tinggi
gelisah dipsnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering
2. Penyebab Bronkopneumonia
dengan gejala panas yang tinggi, gelisa, dispnu, napas cepat dan dangkal,
4. Pengobatan Bronkopneumonia
1) Terapi
gentamisin
diketahui penyebabnya.
stafilokokus.
4) Pemeriksaan mikrobiologi
5) Pencegahan Bronkopneumonia
anak – anak, akan lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan seperti,
hidup sehat dan asupan nutrisi yang baik dengan mengonsumsi makanan yang
tidak hanya bergizi, tetapi juga sehat. Selain hal tersebut hal lain yang bisa
pneomokokus atau singkatan IPD, imunisasi IPD dilakukan pada usia anak
sebanyak 4 kali, yaitu usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan (Suryo Joko,
2010)
Tanda dan gejala bronkopneu- Bronkopneumonia adalah
monia adalah sebagai berikut :
peradangan parenkim paru
1. ISPA yang di sebabkan oleh bakteri, Bronkopneumonia
2. Demam (390C-400C) virus, jamur, ataupun benda
3. Batuk berdahak asing yang di tandai dengan
4. sesak nafas gejala panas tinggi gelisah
5. mual muntah dipsnea, napas cepat dan
dangkal, muntah, diare serta
batuk kering dan produktif
Pernyebab terjadinya broncho- Komplikasi bronkupneumonia Cara pencegahan
pneumonia antara lain: adalah sebagai berikut:
3. jamur/fungi : Histoplasma,
Adalah penumpukan pus dalam
paru yang meradang.
capsutu, koksidiodes.
4. nfeksi sistemik
4. Protozoa : penumokistis
5. Endocarditis
katini
6. Meningitis
5. Bahan kimia