Bab 1 Bunda Acc ETIT TANPA KOVER
Bab 1 Bunda Acc ETIT TANPA KOVER
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan
Saifuddin, 2008)
jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target
1
Goal’s (MDGs) ke-5 yang berisikan meningkatkan kesehatan ibu dimana
target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi 3/5 resiko
Pada saat Indonesia masih diktegorikan salah satu Negara dengan AKI
(Angka Kematian Ibu dan AKB (Angka Kematian Bayi) tertinggi (Depkes
RI, 2012)
hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan singapura 6 per 100.000
menurunkan angka kematian ibu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (2012)
survey SDKI tahun 2016 mengatakan bahwa angka kematian ibu di Indonesia
2
mencapai 349 per 100.000 kelahiran hidup.Ini melonjak tinggi jika di
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016
kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian angka
kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2016 (Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 228 per 100
ribu kelahiran hidup. AKI melonjak tinggi pada tahun 2012 yaitu 359 per 100
ribu kelahiran hidup.Angka ini naik 57% dibandingkan pada tahun 2007.
11%, partus lama 5% dan abortus 5%. Partus lama atau partus macet dapat
disebabkan oleh kala 1 memanjang baik fase aktif maupun fase laten, kala II
memanjang baik karena disfungsi uterus ataupun distosia (Depkes RI, 2012).
adalah pendarahan, infeksi dan eklamsi, selain itu ada juga “4Terlalu “ terlalu
muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, faktor fisiologis
3
Persalinan tidak lancar dikarenakan tehnik mengejan yang salah yang
neonatorum sehingga beresiko terjadi kematian pada ibu dan bayi.Partus lama
merupakan salah satu dari beberapa penyebab angka kematian ibu dan bayi
baru lahir. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam
dapat terjadi perdarahan post partum yang menyebabkan kematian pada ibu,
pada janin akan terjadi infeksi, cedera, dan asfiksia yang dapat menyebabkan
dengan lahirnya bayi secara normal (dengan kekuatan ibu sendiri). Gejala dan
tanda kala dua juga merupakan Faktor penyebab terjadinya partus lama antara
lain karena kelainan letak janin, kelainan panggul, dan kesalahan saat
ibu hamil, pendidikan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan pada waktu
4
melakukan kunjungan rumah (Manuaba, 2008). Penelitian yang dilakukan
dasar panggul, rasa tertekan atau gerakan bayi jauh didalam panggul yang
mulut rahim, tenaga ibu tidak terbuang sia-sia, memberikan keleluasaan bagi
ibu pada saat mengejan dan juga dapat mengurangi terjadinya asfiksia pada
janin. Adapun hal-hal yang perlu dihindari pada saat mengejan seperti
yang biasanya dapat diukur dengan jari (1 jari sama dengan 1 cm). Dilatasi
diukur dari 1-10 cm, dan dilatasi dikatakan sudah lengkap apabila sudah
5
Penggunaan partograf dapat digunakan untuk memantau kondisi ibu
dan janin serta kemajuan proses persalinan dan mendeteksi apakah proses
komplikasi dini agar dapat memberikan tindakan yang paling tepat dan
Akibat bayi yang mengalami akfiksia (di partograf), odema pada jalan
angka kematian ibu dan anak. Hal tersebut sebenarnya bisa dihindari
seandainya ibu memahami atau mengerti teknik meneran yang benar maka
(Setyorini, 2013).
Kramat Kab. Tegal didapat 3 orang ibu bersalin di PMP Puskesmas Kramat
Kab. Tegal sudah mengerti sebagian tentang posisi meneran karena sudah
6
persalinan ibu mengikuti arahan dari penolong dan didapat 7 orang di
yang sangat penting agar ibu yang mengalami persalinan dapat meneran
dengan benar atau dengan kata lain apabila seseorang ibu mempunyai
kala II, oedema pada vagina dan kehabisan tenaga Sebelum waktu persalinan
tiba.
B. Rumusan Masalah
Tahun 2018?”.
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2018.
2. Tujuan Khusus
dan paritas.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Bagi penulis
3. Bagi Pendidikan
4. Bagi Puskesmas
pada ibu hamil agar dapat mengetahui tentang teknik meneran, karena
E. Keaslian Penelitian
9
1. Arunindya,Wilda Jenis penelitian ini Penelitian saya
(2011) adalah bersifat menggunakan Jenis
observasional penelitiansurveianaliti
“Pengetahuan Ibu dengan k adalah penelitian
Hamil Tentang menggunakan diarahkan untuk
Posisi Meneran Di rancangan penelitian menjelaskan suatu
BPS Wiji Suryanti case control. Hasil keadaan atau situasi.
Palur Sukoharjo” penelitian Pendekatan dengan
menunjukkan bahwa rancangan penelitian
Hasil penelitian cross
menunjukkan tingkat sectional.Teknik
pengetahuan ibu pengambilan sampel
hamil tentang posisi dalam penelitian saya
meneran di BPS Wiji dengan
Suryanti Palur Nonpropability yaitu
Sukoharjo sebanyak sampling accidental
34 responden 7 adalah teknik
responden (20,6%) penentuan sampel
dengan pengetahuan berdasarkan
baik tentang posisi kebetulan, yaitu siapa
meneran, saja yang secara
pengetahuan cukup kebetulan/incidental
tentang posisi bertemu dengan
meneran sebanyak peneliti dapat
23 responden digunakan sebagai
(67,6%) dan sampel, bila
pengetahuan kurang dipandang orang yang
tentang posisi kebetulan ditemui itu
meneran sebanyak 4 cocok sebagai sumber
responden (11,8%). data, sedangkan
Persamaan penelitian variabelnyamengguna
ini dengan penelitian kan varabel bebas
sebelumnya adalah adalah Pengetahuan
variabel penelitian. ibu hamiltentang
Sedangkan teknik meneran dan
perbedaan penelitian variabel terikat adalah
ini Kemajuan persalinan
denganpenelitianseb di PMP Puskesmas
elumnyaadalah jenis Kramat Kab. Tegal
penelitian, Tahun 2018 Tegal.
waktupenelitian, Uji statistik yang
populasi,jumlahresp digunakan adalah chi
onden,uji statistikdan square.
teknik sampling.
10
Pengetahuan Ibu dilakukan di BPS k adalah penelitian
Hamil Tentang Anik Soeroso diarahkan untuk
Posisi Meneran di Surakarta pada menjelaskan suatu
BPS Anik Soeroso tanggal 20 Januari keadaan atau situasi.
Surakarta Tahun sampai 20 Februari Pendekatan dengan
2013”. 2013. Jumlah sampel rancangan penelitian
dalam penelitian cross sectional.
sebanyak 50 ibu Teknik pengambilan
hamil dari populasi sampel dalam
sebanyak 68 ibu penelitian saya
hamil dengan teknik dengan
sampling Nonpropability yaitu
menggunakan sampling accidental
insidental sampling. adalah teknik
Instrumen dalam penentuan sampel
penelitian ini adalah berdasarkan
kuesioner tertutup. kebetulan, yaitu siapa
Variabel penelitian ini saja yang secara
merupakan variabel kebetulan/incidental
tunggal dan analisis bertemu dengan
data menggunakan peneliti dapat
analisis univariat. digunakan sebagai
Tingkat Pengetahuan sampel, bila
Ibu hamil tentang dipandang orang yang
posisi meneran di kebetulan ditemui itu
BPS Anik Soeroso cocok sebagai sumber
Surakarta mayoritas data, sedangkan
pada tingkat variabelnyamengguna
pengetahuan cukup kan varabel bebas
yaitu sebanyak 34 adalah Pengetahuan
responden(68%). ibu hamiltentang
Persamaan penelitian teknik meneran dan
ini dengan penelitian variabel terikat adalah
sebelumnya Kemajuan persalinan
adalahvariabel di PMP Puskesmas
penelitian. Kramat Kab. Tegal
Sedangkan Tahun 2018 Tegal.
perbedaan penelitian Uji statistik yang
ini digunakan adalah chi
denganpenelitianseb square.
elumnyaadalah jenis
penelitian,
waktupenelitian,
populasi
jumlahrespondenuji
statistikdanteknik
sampling.
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengetahuan
1. Pengertian
sengaja maupun tidak (Maufur, 2008). Pengetahuan adalah hasil dari tahu.
2010).
2. Jenis Pengetahuan
yaitu:
a. Tahu (Know)
12
kualitas pengetahuan ini adalah dengan menyebutkan, menguraikan,
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis
e. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu
hal baru dari hal-hal yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,
f. Evaluasi (evaluation)
13
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
a. Pendidikan
pengatahuan.
b. Informasi
peningkatan pengetahuan.
c. Sosial budaya
d. Ekonomi
e. Lingkungan
f. Pengalaman
14
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan cara untuk
g. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
membaik.
h. Pengukuran Pengetahuan
pendorong yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dengan objek penelitian atau responden. Data yang bersifat
15
3) Kategori kurang yaitu menjawab benar <56% dari yang diharapkan.
B. Meneran
1. Pengertian
merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman
teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah satu prinsip asuhan
sayang ibu yaitu mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses
Pada permulaan Kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang
panggul, ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri, bila belum
pecah, harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah
a. Letak berbaring merangkul kedua paha dengan kedua lengan sampai batas
siku, kepala diangkat sedikit hingga dadu mengenai dada, mulut dikatub.
b. Dengan sikap seperti tersebut, tetapi badan miring kearah punggung janin
berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah
atas(Mochtar, 2011)
3. Cara meneran
16
a. Anjurkan ibu untuk mengikuti dorongan alamiyahnya selama kontraksi
d. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah
meneran jika lutut ditarik kearah dada atau dagu ditempelkan ke dada
bayi. Dorongan pada pundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura
a. Meneran spontan
wanita dapat menahan nafas, meirintih atau berteriak selama kontraksi, dan
detik atau lebih pada satu waktu dengan hanya satu kali nafas pendek
17
diantara usaha meneran, teknik ini kadang kala dikatakan sebagai teknik
dengan panggul tetap menempel di atas tempat tidur, saat meneran dagu
b. Ikuti irama tubuh saat meneran, jangan menahan sesuatu seperti nafas, tubuh
(misalnya karena takut feses keluar dari anus) karena membuat proses
c. Bila perut sudah dalam keadaan rileks, anda akan diminta berhenti meneran
a. Menutup mata
menutup mata saat meneran akan membuat tekanan pada mata yang
menyebabkan mata menjadi meran dan baru hilang beberapa hari kemudian.
b. Mengangkat panggul
Hal ini bisa membuat robekan perineum lebih lebar sehingga anda
18
a. Berteriak
Berteriak untuk melepaskan rasa sakit yang begitu hebat pada proses
c. Menahan meneran
Terkadang menahan meneran karena takut feses ikut keluar dari anus
d. Bernafas serabutan
Tehnik bernafas yang benar, menjadi sumber tenaga saat meneran dan
7. Macam-Macam PosisiMeneran
19
Posisi duduk atau setengah duduk, sering kali nyaman bagi ibu dan ibu bisa
dari posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.Bagi bidan lebih
perineum.
b. Merangkak
20
Posisi jongkok atau berdiri dapat mempercepat kala I
persalinandanmengurangirasanyeriyanghebat.Selainitujuga dapat
Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava
baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah di
perineum.
21
e. Posisi terlentang(Supine)
gangguan untuk bernafas, buang air kecil terganggu, mobilisasi ibu kurang
bebas, ibu kurang semangat, risiko laserasi jalan lahir bertambah, dapat
C. Kemajuan persalinan
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
22
2 Manfaat Partograf:
bidan danlain-lain).
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama,
yaitu :
jam.
2016)
23
1) Informasi tentang ibu : nama, umur, gravida para abortus, nomor
ketuban
(molase).
4) Jam dan waktu : waktu mualinya fase aktif persalinan, waktu saat
pemeriksaan
D. Persalinan
1. Pengertian
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir dengan
yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
24
lahirnyabayi pada LBK (letak belakang kepala) dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
2. Sebab-sebab persalinan
lain :
b. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar ekstrogen dan
plasenter.
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
gejala :
25
3. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfuse.
3. Tanda-tanda inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar ledir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
4. Tahapan persalinan
a. Kala I
berlangsung 2 jam.
26
demikian, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau sudah
kira-kira 7 jam.
b. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali.Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
rectum dan hendak buang air besar.Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.Bila dasar panggul
sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan
27
bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum.Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada
primi gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5-2 jam dan pada multipara rata-
c. Kala III
Dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
tidak berubah maka placenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas (dengan gaya gravitasi) plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Biasanya plasenta lepas dalam 5
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan
d. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan
normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah
5. Faktor esensialpersalinan
28
1. Power
2. Passageway
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
3. Passanger
4. Psikologikal respon
perlukan.
5. Posisi ibu
1. Engagement
29
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.
2. Penurunan
diafragma serta otot- otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
lengkung pubis, dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot
panggul.
5. Ekstensi
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran
paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan
gerakan kepala.
30
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
31
E. Kerangka Teori
Pengetahuan 1. Pengertian
2. Jenis Pengetahuan
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
4. Pengukuran Pengetahuan
Kemajuan
Meneran Persalinan
Persalinan
Sumber :Modifikasi Notoatmodjo (2010), Sarwono (2009) dan JNPK-KR dkk (2016)
32
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesis
Menurut Riyanto (2011), hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis,
hupo artinya kebenarannya dan thesis artinya pernyataan jadi, hipotesis
merupakan pernyataan sementara yang kebenarannya perlu diuji.
Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan peneliti maka hipotesisya adalah :
Ho : Tidak ada Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang teknik
meneran dengan kemajuan persalinan di PMP Puskesmas Kramat
Kab. Tegal Tahun 2018
Ha : Ada Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang teknik meneran
dengan kemajuan persalinan di PMP Puskesmas Kramat Kab.
Tegal Tahun 2018
33
BAB III
METODEPENELITIAN
Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di PMP Puskesmas
Kramat Kab.Tegal
34
34
karakteristik responden dari (umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan).
1. Populasi
keseluruhan objek penelitian (ellya, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin normal diPMP Puskesmas Kramat Kab.Tegal. Pada bulan
januari ada 22 ibu bersalin, bulan februari ada 9 ibu bersalin dan bulan maret
ada 18 ibu bersalin. Rata-rata jumlah ibu bersalin yang di ruang KIA dan PMP
Puskesmas Kramat Kab. Tegal sesuai HPL April-Mei 2018 kurang lebih 45 ibu
bersalin.
2. Sampel
(Arikunto, 2013) yaitu apabila populasi kurang dari 100, maka sampel di ambil
dari keseluruhan populasi yang ada sehingga disebut penelitian populasi. Pada
penelitian ini jumlah populasi yang ada 45 (kurang dari 100) maka, sesuai
dengan pernyataan diatas semua populasi tersebut atau diatas dijadikan sampel.
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
35
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian, dalam
a. Kriteria Inklusi
Kab.Tegal
persalinan
b. Kriteria Eksklusi
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Eva &
partusspontan
maupun janin.
36
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
variabel yaitu :
1. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya suatu
variabel lain (Eva & Rismalinda, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel lain (Eva & Rismalinda, 2010). Dalam penelitian ini yang
37
teknik IIyang dapat 1 : Benar benar pertanyaan
meneran diketahui dari . (51-75%).
kemampuan 3. Kurang jika
menjawab benar pertanyaan
pertanyaan. (<50%).
Kemajuan Evaluasi Lembar Pengisian Ordinal
persalinan Pembukaan observasi lembar
serviks melalui observasi dapat
pemeriksaandala dengan mengisi
m yang dapat di :
observasi 0 : Lama
menggunakan 1 : Normal
lembar
partograf.
1. Alat Penelitian
38
jenis pertanyaan tertutup.Pengisian kuesioner dapat dengan mengisi 0
dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom
4) Jam dan waktu : waktu mualinya fase aktif persalinan, waktu saat
pemeriksaan
kontraksi
(Normal).
39
pecahnya ketuban. Jika proses ini berjalan terbalik (ketuban pecah
terlebih dahulu yang diikuti oleh bahu, dengan bantuan bidan atau
tidak lebih dari 30 menit. Jika plasenta tidak lahir selama 30 menit
2. Jenis Data
dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer
adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak
sekunder adalah data dikumpulkan oleh pihak lain dan data sudah ada
(Julianie, 2010)
primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui
bersalin.
40
G. Validitas dan Realibilitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Menurut (Arikunto, 2013) validitas adalah
suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
seharusnya diukur.
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
r=
√(𝑁 ∑ 𝑋² − (∑ 𝑋)²) ∙ (𝑁 ∑ 𝑌² − (∑ 𝑌²))
Keterangan :
r: Koefisien korelasi setiap item
N : Jumlah sampel
X : Skor butir soal
Y : Skor total
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan maka alat
ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka
41
yang terdapat dalam kuesioner penelitian, peneliti melakukan perhitungan
pertanyaan valid karena r tabel > 0,444 dan 2 pertanyaan tidak valid karena r
tabel < 0,444 yaitu pertanyaan nomor 15 dan 20, yang tidak dapat dipakai
untuk penelitian.
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik ini dapat
tidak. Untuk itu sebelum digunakan untuk penelitian harus dites (diuji coba)
𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏
1+𝑟𝑏
Keterangan :
42
Hasil uji reliabilitas variabel diperoleh alpha Chronbach sebesar
dan Saryono).
1. Pengolahan data
penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik.Menurut
data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan ulang,
untuk merekam data secara manual, lembaran atau kartu kode berisi nomor
c. Scoring
Memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi nilai atau skor.
43
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
2. Analisa data
persalinan akan dianalisis dengan frekuensi dan prosentase. Uji statistik yang
bersalin tentang teknik meneran dan kemajuan persalinan adalah chi square.
1) Analisa univariat
𝑓
masing-masing variabel, yaitu Ρ = 𝑛 × 100%
Keterangan :
P : Presentase
44
2) Analisis Bivariat
Kramat Kab.Tegal Tahun 2018. Dalam melakukan uji statistik chi square
Service Solution (SPSS). Teknik ini mempunyai kaitan yang erat dengan
rumus :
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑛)²
𝑥2 = ∑
𝑓𝑛
Keterangan :
𝑥 2 : Chi kuadrat
𝑓𝑜 : Frekuensiyang diobservasi
𝑓𝑛 :Frekuensi yang diharapkan
(sugiono, 2010)
berikut:
a. Ho ditolak jika Chi Square hitung >Chi Square tabel berarti ada hubungan
persalinan.
45
b. Ho diterima jika Chi Square hitung <Chi Square tabel berarti tidak ada
kemajuan persalinan.
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
I. Etika Penelitian
Hal ini meliputi pemberian informasi kepada responden tentang hak-hak dan
46
bersedia diteliti, namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti
2. Anonymity (Anonim)
suatu proyek penelitian. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan informasi yang
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
menyampaikan kepada orang lain tentang apapun yang diketahui oleh peneliti
47
BAB IV
Pada bab ini akan disajikan dan dijelaskan tentang hasil penelitian
A. Hasil penelitian
a. Geografi
Tahun 2018. Puskesmas Kramat Kab. Tegal berada di jl. Garuda No. 14
48
pelayanan kesehatan lainnya seperti Rumah sakit atau Klinik yang
Poli KB/KIA, Poli pelayanan Farmasi dan dilengkapi Ruang Tata Usaha.
2. Karakteristik Responden
a. Umur
tabel 4.1
25 - 40 tahun 20 66.7
Total 30 100.0
49
Sumber : data primer diolah
b. Pendidikan
tabel 4.2
SD 19 63.3
SMP 9 30.0
SMA 2 6.7
Total 30 100.0
responden (6.7%).
50
c. Pekerjaan
4.3
Buruh 14 46.7
Pedagang 4 13.3
Wirausaha 3 10.0
IRT 9 30.0
Total 30 100.0
d. Paritas
tabel 4.4
Primigravida 11 36.7
Multigravida 19 63.3
Total 30 100.0
51
Sumber : data primer diolah
3. Pengetahuan Responden
Baik 19 63.3
Cukup 7 23.3
Kurang 4 13.3
Total 30 100.0
52
4. Kemajuan Persalinan
Lama 6 20.0
Normal 24 80.0
Total 30 100.0
responden (20.0%) .
2018
53
Pengetahuan ibu Kemajuan persalinan X2 P
F % F % F %
Total 7 23 30 100
Tegal Tahun 2018 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengetahuan ibu
3 reponden (3.3%).
95%) diperoleh X2 hitung = 10.463 yang berarti lebih besar dari X2 tabel
2018menunjukkanp value = 0.02 yang berarti p value < 0.05. Hal ini
54
bahwa ada Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang teknik meneran dengan
B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Umur
35-65.
kehamilan dengan resiko tinggi, pada kehamilan di usia <20 tahun secara
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
ibu hamil. Teori mengatakan bahwa usia seorang ibu berkaitan dengan
55
organ reproduksi wanita. Usia reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35
tahun.
persalinan, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-
alat reproduksi dan jalan lahir tidak lentur dan bahaya yang dapat terjadi
pada kelompok ini adalah antara lain persalinan lama antara lain akibat
Ibu hamil yang berusia <20 tahun memiliki masalah yang sangat
umur terlalu muda dan terlalu tua termasuk dalam kriteria kehamilan resiko
pada ibu maupun janin serta erat kaitanya terhadap komplikasi medis dan
komplikasi obstetrik.
b. Pendidikan
responden (6.7%).
56
Penelitian dengan hasil yang berbeda ditunjukan oleh Marpaung
(Harsono, 2009).
yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal
pendidikan ibu yang rendah (≤ SMP) mempunyai resiko 6 kali lebih tinggi
57
pendidikan tinggi (>SMP).Penelitian Irsal & Hasibuan (2002) juga
2002).
c. Pekerjaan
58
responden(46.7%), sisanya menunjukan pedagangyaitu 4 responden(13.3%),
responden(30.3%).
(3,45%).
rendahnya aktivitas fisik pada ibu selama masa kehamilan. Aktivitas fisik
persalinan.
Ibu hamil yang tidak banyak bergerak dalam bekerja harus lebih
sering berjalan di sekitar tempat kerja dan berupaya untuk tidak duduk atau
59
mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori yaitu lebih banyak ibu hamil
yang melakukan aktivitas fisik yang cukup dan sesuai dengan porsinya
d. Paritas
paritas > 5 beresiko mengalami kematian neonatal 1,89 kali lebih besar dari
pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan paritas 2-5.Resiko kematian
kehamilan sebelumnya, selan itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin.
60
berulang.Jaringan parut ini yang menyebakan tidak adekuatnya persendian
obstetrik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah
rasa nyeri persalinan ibu multiparitas tidak sehebat ketika ibu melahirkan
61
tinggi angkaterjadi kematian pada ibu dan anak akibat kehamilan dan
persalinan.
Hasil penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Tri Wulandari
PKD Ngudi Waras Jabung Sragen, menunjukkan hasil bahwa pengetahuan ibu
dikarenakan cukupnya informasi yang didapat oleh responden baik dari tenaga
kesehatan atau atau media umum (koran, majalah, TV, buku, internet dll).
juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah
62
Semakin banyak aspek positifdari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan
maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Pengetahuan ini pula yang akan
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bahwa bukan
pengetahuan ibutentang cara meneran yang benar sudahcukup baik, hal ini
63
mengejan yangbenar, cara melakukan pernafasan, caramenentukan posisi yang
2. Kemajuan persalinan
serviks, fase ini berakhir jika servik telah membuka lengkap yaitu 10 cm.
kala I fase aktif yaitu saat servik membuka dari 4 cm hingga pembukaan
lengkap (10 cm). Pada kala I fase aktif normalnya serviks membuka dengan
kecepatan 1 cm atau lebih per jam, kala I fase aktif berlangsung selama ≤ 6 jam
dan proses persalinan tidak melewati garis waspada pada partograf, apabila
persalinan melewati gariswaspada maka hal ini dapat dikatakan bahwa proses
64
Kemajuan persalinan yang memanjang atau lama dapat dipengaruhi usia
ibu hamil, usia merupakan salah satu faktor penyebab lama persalinan. Pada
usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun berpotensi dapat mengalami persalinan kala
I yang memanjang karena pada usia < 20 tahun organ-organ reproduksi ibu
masih belum berfungsi sempurna sedangkan pada usia >35 tahun sudah
bagi wanita untuk melahirkan dan masih digolongkan dalam kehamilan dengan
risiko rendah, meskipun demikian, tetap ada faktor risiko yang menyebabkan
kematian atau kesakitan pada ibu dan bayi, misalnya pada wanita premigravida
menyimpulkan bahwa ibu hamil dengan paritas 1 atau lebih dari 5 memiliki
risiko untuk mengalami persalinan lebih lama 3,86 kali lebih besar
persalinan pada penelitian ini adalah sampel dengan paritas berisiko tinggi
65
grandemultigravida, selain itu paritas bukan satu-satunya faktor penyebab lama
kala satu persalinan, selaput ketuban dan bagian terbawah janin berperan untuk
oleh bagian terbawah janin sehingga kerja hidrostatik selaput ketuban janin
segmen bawah uterus berfungsi sama, hal ini akan mengakibatkan terjadinya
ibu yang mengalami ketuban pecah dini saat belum inpartu cenderung
hamil.
kemajuan persalinan lama sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta, ibu
rumah tangga dan sebagian kecil pada responden yang bekerja sebagai PNS.
lama, selain itu kelelahan dan stres dapat membahayakan kesehatan janin yang
akan dilahirkan.
66
Gangguan kemajuan persalinan merupakan alasan pada 68 persen
kelahiran secara Seksio Sesarea yang tidak direncanakan untuk janin dengan
kontraksi rahim paling banyak adalah kontraksi rahim yang lemah (Steer et al.,
1985).
kontraksi mereda, laktat dan metabolit anaerob lainnya dilepaskan dan darah
dengan kandungan oksigen tinggi dialirkan ke otot rahim. Proses ini akan
Hal ini diyakini membuat kekuatan kontraksi rahim berkurang dan kemajuan
2014)
2. Analisa Bivariat
67
a. Hubungan pengetahuan ibu hamiltentang teknik meneran dengan kemajuan
Kab. Tegal Tahun 2018 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengetahuan ibu
3 reponden (3.3%).
(72.6%).
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
68
prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih permanen dianut
2016).
rasa takut, nyeri, kecemasan selama proses peralinan. Apabila ibu bersalin
alamiah oleh tubuh yang bertujuan untuk merangsang kontraksi rahim). Jika
Ditinjau dari faktor psikologis, salah satu penyebab partus tidak maju
adalah keadaan psikis ibu. Salah satu respon tubuh manusia terhadap
memahami terkait teknik meneran yang baik dan benar sangat berpengaruh
69
terhadap tingkat ketakutan dan ketegangan sehingga dapat mengatasi
dengan kondisi demikian akan megalami proses persalinan yang lebih cepat
dan nyaman.
Puskesmas Kramat Kab. Tegal Tahun 2018 dengan p value 0,02 ≤ 0,05.
pengetahuan teknik meneran yang baik dan terlatih tentunya akan lebih
kenyamanan fisik dan emosional termasuk ukur suhu, nadi dan tekanan
darah, dalam batas normal. Setelah bayi lahir serta tanpa adanya komplikasi
kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang
mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan dapat terjaga pada
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
71
2) Sebagian besar berpendidikan SD yaitu 19 responden dengan kategori
72
ibu hamil tentang teknik meneran dengan kemajuan persalinan di
B. Saran
1. Bagi peneliti
telah dilakukannya dan untuk ke depannya, baik peneliti maupun peneliti lain
persalinan, juga dapat dilakukan kelas ibu hamil khususnya pada trimester 3.
dapat melanjutkan penelitian pada tempat yang lain atau faktor yang lain.
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
73
Abdul Bari, Saifuddin 2008.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta.
Manuaba, Ida Ayu Chandradinata. dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi &
Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
74
Sofyan, M. 2011. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PI IBI.
75
a. Benar
b. Salah
2. Faktor dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang dan
membantu kelancaran proses persalinan
a. Benar
b. Salah
3. Meneran merupakan suatu keadaan untuk membuat dorongan pada perut
menekan rahim.
a. Benar
b. Salah
4. Tujuan dilakukannya teknik meneran yaitu membantu mengeluarkan bayi
dengan spontan
a. Benar
b. Salah
5. Teknik meneran dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap (10 cm) dan
selaput ketuban sudah pecah
a. Benar
b. Salah
6. Pada saat melakukan teknik meneran usahakan bernapas dengan cara
inspirasi melalui hidung dan mulut
a. Benar
b. Salah
7. Menahan napas pada saat meneran sebaiknya dilakukan maksimal 3 sampai
7 detik
a. Benar
b. Salah
8. Teknik meneran akan lebih bermanfaat bagi ibu jika dilakukan di fasilitas
kesehatan seperti Rumah sakit, Klinik bersalin
a. Benar
b. Salah
9. Kesalahan yang sering dilakukan saat meneran adalah menutup mata,
mengangkat panggul dan berteriak
a. Benar
b. Salah
10. Teknik meneran akan lebih baik dilakukan jika didampingi oleh tenaga
kesehatan seperti Bidan dan Dokter dan keluarga (suami atau ibu)
a. Benar
b. Salah
11. Syarat utama dilakukannya teknik meneran adalah jika ibu melakukan
proses persalinan dengan cara spontan
a. Benar
b. Salah
12. Teknik meneran yang benar dan efektif adalah mendengarkan komando
penolong, penolong akan meminta menarik nafas dalam, lalu meneran
a. Benar
b. Salah
13. Pada saat meneran usahakan posisi mulut ibu tertutup
a. Benar
76
b. Salah
14. Meneran akan lebih baik jika dilakukan pada waktu rahim terasa mules atau
kenceng-kenceng
a. Benar
b. Salah
15. Jika posisi tubuh berbaring pada saat meneran maka tangan merangkul
kedua paha sampai batassiku dan kepala diangkat sampai dagu menyentuhn
dada
a. Benar
b. Salah
16. Posisi meneran dalam persalinan akan mempengaruhi lamanya persalinan
a. Benar
b. Salah
17. Pengaturan pernapasan saat melahirkan akan mempengaruhi janin dan ibu
a. Benar
b. Salah
18. Teknik meneran merupakan salah satu cara mengurangi rasa sakit pada saat
persalinan
a. Benar
b. Salah
19. Posisi meneran dalam persalinan mempengaruhi kondisi janin
a. Benar
b. Salah
20. Kegunaan pernapasan pada waktu meneran adalah untuk meneran pada saat
persalinan
a. Benar
b. Salah
21. Macam-macam posisi meneran yaitu duduk atau setengah duduk
merangkak, jongkok atau berdiri, berbaring miring kekiri dan terlentang
a. Benar
b. Salah
22. Posisi duduk atau setengah duduk, sering kali nyaman bagi ibu dan ibu bisa
istirahat dengan mudah diantara kontraksi atau kenceng-kenceng apabila
merasa lelah
a. Benar
b. Salah
23. Ibu hamil menahan meneran karena takut fases ikut keluar dari anus
a. Benar
b. Salah
24. Pada saat teknik meneran dilakukan ibu mengangkat panggulnya, hal ini
bisa membuat robekan perineum lebih lebar sehingga anda akan banyak
menerima jahitan
a. Benar
b. Salah
25. Teknik bernapas yang benar, menjadi sumber tenaga saat meneran dan
mengurangi rasa sakit
a. Benar
b. Salah
77
26. Teknik meneran untuk kala II adalah meneran spontan, meneran dengan
pengarahan sendiri dan dengan diarahkan
a. Benar
b. Salah
27. Pada posisi meneran jongkok atau berdiri dapat mempercepat kala I
persalinan dan mengurangi rasa nyeri
a. Benar
b. Salah
28. Istirahat, makan dan minum serta menyiapkan posisi yang nyaman yaitu jika
tidak ada kontraksi
a. Benar
b. Salah
29. Cara meneran yaitu anjurkan ibu untuk mengikuti dorongan alamiyahnya
selama kontraksi
a. Benar
b. Salah
30. Pada saat meneran sebelum ada instruksi dan tidak teratur akan
menyebabkan jalan lahir bengkak
a. Benar
b. Salah
78
Rekapitulasi Observasi Hasil Akhirdari catatan partograf
No Nama/ GPA Tgl/ Selaput Penyu Pembukaan Jam TTV Kontraksi Hasil
umur Waktu Ketuban/ supan / penurunan pemerik akhir
warna air saan TD Nadi Suhu Frekuensi Lama
ketuban
79
80