Anda di halaman 1dari 14

Prof. DR. Kadirun Yahya, MSc.

Pengantar
Abad ke XXI telah di ambang pintu, dan para ilmuwan futurolog kaliber dunia telah
menggambarkan kecenderungan-kecenderungan yang bakal terjadi di abad itu dengan
karakteristik utama globalisasi yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia serta
perkembangan pesat di bidang ilmu pengertahuan dan teknologi.

Negara Indonesia tidak terlepas dari dampak globalisasi sehingga dapat ikut memetik
kemudahan-kemudahan serta manfaat bagi penduduknya. Akan terapi, globalisasi pun dapat
memberikan efek samping yang sangat mengkhawatirkan. Untuk mengantisipasi globalisasi
yang melanda dunia serta pengaruhnya terhadap manusia, maka dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara Republik Indonesia, khususnya dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun
(REPELITA) ke enam, pemerintah telah menetapkan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai prioritas pembangunan, sejalan dengan penataan industri.

Di dalam makalah ini akan diuraikan cara pelaksanaan teknis peningkatan kualitas sumber
daya manusia dengan pendekatan melalui teknologi Metafisika Islam serta dilatar-belakangi
analisa tentang sebab-sebab kekalahan, bencana, malapetaka, huru-hara yang menimpa kaum
muslimin di dunia pada dewasa ini. Makalah ini juga sekaligus berusaha menguraikan dan
membuktikan akan ke-Maha-Benar-an Firman-firman Ilahi dalam Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah SAW secara faktual, nyata dan realita, yang selama ini hanya baru sampai pada
kata-kata dan cerita-cerita belaka.

Kualitas Sumber Daya Manusia


Kita melihat di seluruh dunia bahwa berbagai negara di berbagai bagian benua dilanda
bermacam-macam bala/huru-hara, bencana, kelaparan, penyakit, gempa bumi, banjir,
narkotika dan sebagainya. Bahaya perang besar masih mengancam akan menyapu dan
membakar habis bangsa-bangsa seperti di Bosnia, di Teluk Parsi serta di Timur Tengah.
Sungguh, dunia ini seolah-olah sudah berada dalam pinggiran kiamat, paling tidak untuk
sebagian belahan bumi ini, tetapi tidak mustahil pula akan dapat menghimbas ke belahan
bumi lainnya. Kalau kita amat-amati, nampaknya sebagian besar penduduk negara-negara
yang dilanda kemelut itu adalah beragama Islam, agama yang diakui Allah sebagai satu-
satunya agama yang sangat ilmiah dan amaliah dan sangat tinggi, agung dan mulia! Tak ada
tolok bandingannya!

Kita melihat, bahwa dalam kejadian-kejadian dahsyat itu seolah-olah tidak berlaku lagi ayat-
ayat Tuhan atau Hadits-hadits Rasulullah SAW bagi kaum Muslimin, apalagi jika diingat
bahwa kaum Muslimin adalah kaum yang diistimewakan Allah SWT, dimuliakan Allah
SWT, selalu dimenangkan Allah SWT dalam segala perjuangannya karena agama Islam yang
dianut kaum Muslimin adalah agama yang terpilih, bahkan satu-satunya agama di akhir
zaman yang "innaddiina 'indallahil Islam", agama yang diakui Allah SWT adalah Islam,
agama yang tidak ada kamus kalahnya (Al Mujadila, ayat 21), agama yang tidak ada tolok
bandingnya!

Al Mujadilla, ayat 21:

"Allah telah menetapkan: Aku dan rasul-rasulKu pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa."

Sudah jelas Al Quran dan Al Hadits tidak mungkin berdusta, sudah jelas Tuhan bukan sia-sia
dan main-main mengeluarkan "NASKAHNYA" yang Maha Dahsyat, yang disampaikan oleh
Junjungan kita Rasullullah SAW, Nabi Paling Utama, Nabi Paling Pilihan, Penghulu daripada
sekalian Anbiyaa Allah. Sudah jelas segala kesalahan harus ditimpakan kepada umatnya,
yang sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran hakiki Allah SWT.

Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW bahwa (HR. Muslim dari Abi Hurairah) :
"Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang
yang dianggap asing."

Dari Ali b. Abi Thalib r.a. berkata: "Telah bersabda Rasulullah SAW (Riwayat Al Baihaqi):
"Sudah hampir sampai suatu masa dimana tidak tinggal lagi daripada Islam itu kecuali
hanya namanya dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya."

Salah satu kesalahan pokok ialah: biasanya kaum muslimin dewasa ini, selalu menganggap
dirinya telah memenuhi syarat taqwa dalam beragama, tanpa dicarinya cara untuk menguji-
coba akan ketaqwaannya itu, mereka selalu saja lekas berpuas diri. Lihat kaum muslimin di
Bosnia! Bukan mereka tidak shalat, bukan tidak berpuasa, bukan tidak mengeluarkan zakat,
bukan tidak naik haji, bukan tidak menyebut Dua Kalimah Syahadat sebagai pokok utama
daripada Al Islam, mereka bukan tidak beriman, bukan tidak Islam. Namun, mereka
sebenarnya tetap saja belum taqwa, walaupun mereka mengaku telah bertaqwa karena
katanya telah melaksanakan segala suruh dan telah menghentikan segala cegah; tetapi mereka
melupakan salah satu syarat pokok yang Maha Penting dari semua ibadat, dari semua Rukun
Islam, dari semua Rukun Iman, yaitu bahwa semua ibadat harus dilaksanakan atas dasar hati
yang benar-benar suci, khalis mukhlisin. Dan ini hanya dapat terwujud, jika seluruh unsur
fatal, seluruh gelombang setan, seluruh pengaruh angkara murka, hawa nafsu, dunia syaitan,
telah hilang lenyap sama sekali dari hati sanubari mereka! Bagaimana mungkin mereka
melaksanakan hal ini sedangkan as-syaitan itu tetap masih bercokol dan mendekam di dalam
hati sanubari mereka?

Hati sanubari adalah pokok pangkal dan tumpuan segala ibadat kita. Rasulullah SAW
bersabda:
"Di dalam Bani Adam itu ada segumpal darah, kalau ini suci, sucilah semua amalannya,
kalau ini kotor, maka kotorlah semua amalannya."

Jadi hati sanubari benar-benar harus disucikan secara sempurna lebih dahulu, syaitan benar-
benar harus dikeluarkan lebih dahulu secara realitas baru segala pengaruhnya yaitu
gelombang-gelombang angkara murka, hawa nafsu dan lain-lain, secara tuntas dan total dapat
dihapuskan!

Bagaimana mungkin syaitan akan mampu dikeluarkan? As-syaitan itu sangat dahsyatnya,
sangat tinggi dimensinya, sangat halus, umurnya telah berabad-abad lamanya, ilmunya sangat
tinggi sekali. Ia adalah mantan malaikat utama zaman dahulu. Dapatkah ia diusir begitu saja
dengan ucapan "Auzubillah himinash shaitaanirrajim", berasal dari "produksi" kita sendiri.

Kita yang masih bergelimang dosa, kita yang masih serba berkekurangan, sedangkan
Kalimah Allah yang kita ucapkan-pun belum tentu mampu mencapai sisi Allah, karena
gelombangnya tidak mudah mencapai gelombang pada sisi Allah SWT! Sedangkan iblis itu
bukan main tinggi dimensi ilmiahnya! Adam dan Hawa bukan ditipu di pasar malam, tetapi
di surga! Lawan yang mampu naik ke surga untuk menipu, begitulah bukan main dahsyatnya
lawan kita itu, sangat hebatnya dan sangat halusnya! Mana mungkin kita akan mampu
mengusirnya hanya dengan ucapan kalimat "Auzubillah himinash shaitaanirrajim" produksi
kita sendiri secara "biasa-biasa" saja! Jauh panggang dari api!

Kalau syaitan masih bercokol di dalam hati sanubari kita, makhluk yang sangat tinggi
dimensinya, dengan kelicikan dan kehalusan tipu dayanya, maka segala ibadat kita yang
masih disertai as-syaitan jelas akan tertolak, tidak akan sampai di sisi Allah SWT. Segala apa
sajapun yang kita amalkan, shalat kita, zakat kita, puasa kita, haji kita, doa-doa yang kita
panjatkan dengan cucuran air mata darah sekalipun, tidak akan sampai. Dan kalau tidak
sampai, tentu saja tidak akan pula dibalas. Seperti kacang yang ditanamkan tidak menyentuh
bumi yang subur, tetapi hanya sampai di lapisan pasir saja, walaupun ditaburkan 1001 biji
setiap hari, tidak akan tumbuh, dia akan hilang lenyap tidak sampai kepada tujuannya.
Pekerjaan kita tidak akan membuahkan hasil, tidak akan berpotensi sama sekali.

Di sinilah letaknya kesalahan pokok yang mendatangkan bencana bagi kita di dunia selama
ini!

Bahwa kita tidak mempunyai kekuatan, tidak mempunyai power, jangankan pula hendak
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas unggul, karena ibadat kita belum mampu
menjuluk turun rahmat Allah SWT Yang Maha Akbar, sehingga benteng dari Tuhan,
Kalimah Murni dari Allah SWT yang Maha Perkasa tidak berhasil kita raih, karena
tidak/belum memakai metodologi teknologinya yang tepat yang dapat memusnahkan iblis
dari hati sanubari kita sendiri secara tuntas dan total!

Sekarang kita kutip firman Allah dalam Surat Al Mu'minuun ayat 1 dan 2:

Sesungguhnya menanglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk


dalam shalatnya
Dunia Islam selama ini hanya baru sampai menseminarkan syariat Islam, kebudayaannya,
tarikh-tarikhnya, kemuliaan-kemuliannya, dan lain-lainnya, tetapi tidak pernah melaksanakan
suatu seminar, suatu diskusi ilmiah yang mendalam tentang bagaimana sebenarnya cara
pelaksanaan teknis agar supaya shalat itu benar-benar dapat berdiri khusuk secara realitas,
sehingga mampu menjuluk turun Benteng Ilahi Yang Maha Akbar!

Kembali kita kutip firman Allah, Surat Al Maa'uun, ayat 4 dan 5:

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.

Menurut kedua firman Allah SWT yang dikutip di atas, jelas bagi kita, bahwa kita harus
benar-benar menguasai, benar-benar mengetahui akan rahasia cara pelaksanaan teknis
mendirikan shalat khusuk! Kalau shalat khusuk telah dapat dilaksanakan, ini berarti bahwa
semua unsur, semua pengaruh negatif, semua gelombang-gelombang, semua getaran-getaran
angkara murka, hawa nafsu, dunia syaitan telah habis musnah dan hilang sama sekali. Ini
baru dapat terwujud, kalau Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang murni secara riil telah tetap
kokoh duduk dalam hati sanubari insan sebagai "Penjaga Gawang" Yang Maha Akbar, yaitu
nama Allah yang ditanamkan oleh Allah SWT Sendiri, yang dipatrikan Allah SWT Sendiri
akan nama Allah SWT Sendiri melalui saluran-Nya.

Nama Allah SWT yang tertanam dalam jiwa secara realitas sedemikian rupa, ini baru akan
dapat bermanifestasi dalam segala gerak-geriknya, dalam segala sepak-terjang dan
perjuangan hidupnya. Sudah jelas, manusia yang beginilah yang tetap akan sukses, yang tidak
akan pernah kenal akan gagal, karena ia dikendalikan oleh Kalimatullahi Hiyal Ulya Yang
Maha Sukses, dan ia akan selalu mendapat kemenangan dan sukses gilang-gemilang dalam
hidupnya di manapun ia berada, di dunia dan di akhirat! Karena jiwanya setiap detik
senantiasa beserta dengan nama Allah Yang Maha Akbar, Maha Sempurna dan Maha Sukses
itu! Baik sebagai insan pengendali, sebagai pemimpin, maupun sebagai anggota masyarakat
umum, sebagai penduduk Republik Indonesia, sebagai insan-insan pembangunan yang
beriman dan bertaqwa, ia akan selalu cemerlang, cerdas dan terampil, tangguh, jujur, dinamis,
bertanggung-jawab, mampu bekerjasama. Dia adalah sebagai sumber daya manusia yang
benar-benar berkualitas unggul yang diharapkan sangat oleh Nusa, Bangsa, Negara, Peri
Kemanusiaan dan Keluarga, karena ia adalah Penerus Pembawa Corong, Penerus Pembawa
Channel dan Frekuensi dari Tali Allah Yang Maha Akbar yang dibawa Rasulullah SAW.

Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Syuraih al Khuja'i:


“Bahwasanya Al Quran ini satu ujungnya di tangan Allah, dan satu lagi di tangan kamu
(Muhammad).”

Dan QS. Al Anbiyaa, ayat 107:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."

Teknologi Metafisika Islam


Sekarang kita sampai pada uraian mengenai cara pelaksanaan teknis, the how to do-nya, agar
Kalimatullahi Hiyal Ulya itu benar-benar tertanam secara eksak dan realistis, duduk mantap
di hati sanubari insan sejalan dengan derap kemajuan ilmu pengetahuian dan teknologi yang
tertanam dalam otaknya. Kita telah lama mendengar peribahasa dalam bahasa Inggris yang
berbunyi:
"It is not the gun, but it is the the man behind the gun."

Peribahasa tersebut sekarang kita tambahi dan kita rinci seperti berikut:

"It is not the gun and it is not the man behind the gun, but it is the spirit (of God) in the soul
of the man behind the gun."

Artinya, yang menentukan bukan sarana atau kejiwaan manusia, melainkan yang paling
menentukan adalah ruh manusia itu yang di dalamnya harus tertanam Kalimah Allah.
Masalahnya bagaimana kita mampu berhampir dengan Allah SWT melalui ibadat yang
mantap sesuai dengan akidah dan syariat agama Islam.

Dalam hal ini yang Maha Pokok adalah bagaimana mengetahui cara pelaksanaan teknis
mengamalkan Kalimah Allah yang dipraktekkan dengan metode Thariqatullah yang termasuk
dalam Ilmu Tasawuf. Metode Thariqatullah ini ialah metode untuk membentuk insan kamil
dengan mendudukkan Kalimatullahi HIyal Ulya yang tersalur dari sisi Allah, bukan ke dalam
dimensi manusiawi dan bukan ke dalam otaknya melainkan ke hati sanubari insan itu yang
merupakan sentral daripada keinsanan manusia itu sendiri, Kalimah Allah mana harus
disalurkan melalui channel-nya dan frekuensinya yaitu Nuurun 'Alaa Nuurin-Nya/Channel-
Nya yang diwarisi, diteruskan dari Rasulullah SAW!

Firman Allah SWT di dalam Hadits Qudsi:


"Laailaaha illallah itu adalah perkataan-Ku dan dia adalah Aku."

Memasukkan Kalimah Allah dalam hati sanubari insan melalui saluran teknisnya ialah secara
langsung tersalurnya Kalimah Akbar dari sisi Allah melalui salurannya, langsung masuk
tertanam ke dalam hati sanubari sang insan. Kalimah Allah yang sedemikian rupa yang
tertanam secara nyata ke dalam hati sanubari insan, hanya itulah yang mampu
menghancurkan segala unsur yang onar terutama unsur as-syaitan di mana saja syaitan itu
berada!

"Tidak dapat memuat bumi dan langit-Ku akan Asma-Ku melainkan hati hamba-Ku yang
suci, lunak dan tenang."

Inilah hakikat dan inti saripati dari makalah ini!

Bahwa umat Islam telah menerima dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW satu bundel
naskah suci Al Quranul Karim yang antara lain memberikan penunjuk tentang adanya energi
metafisika Ketuhanan Yang Maha Dahsyat yang terkandung tersembunyi dalam Al Quran itu
sendiri, untuk dimanfaatkan guna meraih kemenangan hidup dunia akhirat dalam setiap
perjuangannya.

Al Quranul Karim yang sejauh ini lebih banyak hanya dibaca-baca, ditafsirkan, dipuji dan
dihormati, ternyata cara pengeluaran dan pemanfaatan dari energi-Nya selama ini tidak diriset
dan tidak diketahui serta tidak dihayati sama sekali. Naskah tersebut lebih sering hanya
disimpan baik-baik di tempat terhormat, tanpa dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk
kemenangan hidup dunia dan akhirat. Betapa ruginya kaum Muslimin selama ini sebagai
pemilik Al Quran!

Al Quran yang begitu lengkap, luas dan dalam, yang mengandung segala unsur Maha
Bernilai serta dapat menghasilkan Energi Maha Dahsyat, benar-benar wajib kita selidiki
kembali, khusus dimensi teknologi metafisikanya. Dengan dimensinya yang Maha Tinggi dan
dengan getaran-getarannya Yang Maha Ultrasonoor dari Kalimah Allah Yang Maha Agung,
yang disalurkan dan dipancarkan langsung dari sisi Allah SWT melalui channel tunggal
mulia yang dihujamkan Allah dalam diri Rasulullah SAW (HR. Abu Syuraih al Khuja'i):

"Bahwasanya Al Quran ini satu ujungnya di tangan Allah, dan satu lagi di tangan kamu
(Muhammad)"

kita pasti mampu mengatasi segala macam energi dan kekuatan negatif yang terdapat di
dalam alam semesta ini, termasuk energi negatif dari atom dan nuklir serta bencana apa saja,
berupa peperangan, penyakit apa saja, huru-hara segala macam corak dan ragam serta
berbagai dampak globalisasi negatif yang dihadapkan kepada kita dalam masa apa saja, kita
dengan Kalimah Akbar itu selalu akan survive dunia akhirat!

Wahai kaum Muslimin sedunia!


Benar-benar sekarang ini sudah masanya kita wajib menyelidiki kembali dan mendalami
sekali, khususnya mereka yang beriman dan bertaqwa, serta lebih khusus lagi para ahli
teknologi, cendekiawan yang benar-benar muslim, agar kelak terungkap jelas kejayaan Al
Quran dan Al Hadits yang semuanya benar-benar akan merupakan dan menghasilkan
resultante Yang Maha Dahsyat demi kemenangan absolut bagi mereka yang benar-benar
beragama seara konkrit dan secara positif pula akan dapat meraih kemenangan gilang-
gemilang di mana saja mereka berada dalam segala dimensi dunia akhirat!

"Allah telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat lagi Maha Perkasa."

HR. Abu Daud dan Tirmidzi.


”Atas nama Allah yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di bumi dan di langit ialah
bagi orang yang beserta dengan nama-Nya.”

Sebagai illustrasi ala kadarnya marilah kita mengambil air untuk dijadikan contoh:

1. Selama dunia terkembang air adalah tetap air. Tetapi begitu kita terapkan metodologi
tertentu atau pelaksanaan khusus tentang teknologinya, umpamanya saja elektrolisa, maka air
itu akan mengeluarkan tenaga dahsyat. Ia akan terurai menjadi atom oksigen dan aton
hidrogen, yang kalau disatukan kembali dan disulut akan meledak dan menyemburkan api
yang panasnya dapat melebur besi (Knalgas Brander).

2. Air itu juga, jika diuapkan secara metodologis tertentu dengan papiniaansepot yang dahulu
diolah pertama kali oleh James Watt, akan mengeluarkan tenaga uap hebat, sehingga dapat
menjalankan kereta api dengan kecepatan tinggi.

3. Air itu juga, kalau diterjunkan dan ditampung oleh turbin yang digandengkan dengan
dinamo, akan mengeluarkan energi listrik yang kadang-kadang mampu mencapai kekuatan
sampai 170.000 KVA, yang dalam tahap selanjutnya dapat memproduksi energi atom dan
nuklir (Newton dan Edison).

4. Betapa hebatnya air biasa tadi jika diolah dengan metodologi khusus melalui teknologi
hidrolika (Pascal), sehingga mampu menghasilkan tenaga tekanan yang dahsyat yang pernah
dimanfaatkan untuk mengangkat serta meluruskan kembali menara Eifel yang begitu tinggi
sewaktu miring posisinya disebabkan karena gempa bumi.

5. Air laut jika diolah dengan prinsip elektrolisa atas dasar teori ion Arrhenius akan
menghasilkan dua macam racun dahsyat yaitu soda api dan gas khloros yang sangat
berbahaya.

Semua contoh-contoh ilustrasi tersebut di atas, menunjukkan kepada kita bahwa Kalimah
Allah dan seluruh ayat Al Quranul Karim, yang sehari-hari bagi kita selalu hanya merupakan
bacaan-bacaan saja yang dilagukan dengan suara merdu (memang inipun untuk syi'ar agama,
berpahala dan sangat baik!), tidak akan mampu mengeluarkan power atau tenaga dahsyat,
selama kita tidak berusaha mencari dan menemukan metodologinya dalam teknologinya yang
kami sebut Teknologi Metafisika Al Qur'an. Dengan teknologi inilah Kalimah Allah dan
semua ayat-ayat Al Quran benar-benar baru akan dapat berhasil mengeluarkan dengan sangat
gilang gemilang energi-energi metafisika Ketuhanan Yang Maha Dahsyat yang tidak dapat
diukur akan kehebatannya!

Energi adalah hasil olahan teknologi, dan setiap teknologi menuntut suatu metodologi: Ini
wajib! Tidak ada satu prosespun dalam teknologi yang tidak menggunakan metodologi.
Metodologi dalam Al Qur'an namanya Thariqat.

Kelak, insya Allah, barulah kita rasakan dan alami sendiri dengan nyata dan faktuil akan ke-
Maha Benar-an firman ilahi dan sabda-sabda Rasulullah SAW secara realita. Allahu Akbar!
Selama ini Thariqatullah selalu diabaikan, dikhilafiahkan, bahkan disyirikkan oleh sebagian
kaum Muslimin yang kurang paham tentang Tasauf dan Teknologi; padahal betapa tinggi
kedudukannya dalam Al Qur'an dan Al Hadist. Tasauf dan Metodologinya ini dapat
membawa kita pada dimensi Ihsan yakni salah satu dari tiga pilar pokok agama Islam: yaitu
Iman, Islam dan Ihsan, yang ketiganya harus diterima secara keseluruhan (QS. Al Baqarah
ayat 208):

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata
bagimu."

Kekhilafiahan terhadap metodologi cara membaca Kalimah Allah ini terjadi sebagai akibat
pengaruh sangat negatif, serta ditipu-daya kaum orientalis jahat yang licik, musuh bebuyutan
kamu Muslimin yang mengisukan bahwa Thariqatullah bersumber dari prinsip-prinsip non-
Islami dan syirik. Mereka dengan sengaja melemparkan isu-isu ini untuk menyesatkan dan
memecah belah umat Islam supaya lemah, karena mereka tahu benar bahwa Tasauf dan
Thariqatullah itulah yang merupakan benteng ketahanan mental spiritual umat Islam Maha
Dahsyat yang bersumber dari energi metafisis Ketuhanan yang murni dan Maha Akbar yang
disalurkan melalui suatu metodologi dahsyat dalam Teknologi Metafisika Al Quran

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran dan dikuatkan pula dalam Al Hadits,
bahwa dengan menyebut ayat-ayat Al Quran dan kalimah Allah (secara metodologi
teknologis) yang mengandung energi Maha Dahsyat, maka kita akan temukan bahwa kalimah
Allah dan ayat-ayat Al Quran antara lain:

1. Akan dapat menunda hancurnya dunia,


2. dapat memadamkan bahaya api peperangan,
3. dapat menghancurkan segala godaan jin, syaitan dan manusia,
4. dapat membentengi diri dari segala macam huru-hara,
5. dapat memenangkan segala macam perjuangan, karena bagi Kalimah Allah yang Haq tidak
ada kamus kalah,
6. menghindarkan diri dari bencana alam dunia dan alam akhirat,
7. juga Al Quranul Karim dan Kalimah Allah dapat menghancurkan segala macam penyakit
yang berat-berat termasuk kanker dan AIDS sesuai dengan QS. Al Israa' ayat 82:

"Dan Al Quran itu kami turunkan untuk obat bagi segala macam penyakit dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
lalim selain kerugian."

HR. Ibnu Majah:


"Ambillah/pergunakanlah olehmu sekalian akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-
Qur'an."

Tuhan berfirman dalam Surat Yusuf ayat 105:

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.

Sesungguhnya petunjuk-petunjuk Allah banyak sekali terdapat dalam Ilmu Alam, Kimia dan
lain-lain ilmu eksakta. Oleh sebab itu, kita jangan lupa mengolah Al Quran dari sudut
teknologinya, karena selama ini Al Quran lebih banyak diriset dari sudut ilmu sosial-budaya
saja. Coba kita renungkan betapa banyaknya ayat-ayat Al Quran yang mengandung tenaga
teknologi, antara lain Surat Al Hasyir ayat 21:

"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir."

Surat lain yang mengungkapkan kedahsyatan energi metafisika Ketuhanan yaitu Ar Ra'ad
ayat 31:
"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat
digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati
dapat berbicara, (tentulah Al-Qur'an itulah dia) [774]. Sebenarnya segala urusan itu adalah
kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa
seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk
kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana
disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman
mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. [774].
Dapat juga ayat ini diartikan: "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh
karenanya orang-orang yang sudah mati dapat bicara (namun mereka tidak juga akan
beriman)."

Apakah semua ayat di atas ini sudah diriset, sudah diujicoba? Kalau telah diriset dan
diujicoba bagaimana hasilnya? Pasti harus ada metodologi dalam pelaksanaan teknisnya,
barulah Kalimah Allah dan ayat-ayat tersebut akan mengeluarkan power sehingga menjadi
benteng Maha Dahsyat yang dimensinya tidak terhingga tingginya dan tidak dapat ditembus
oleh dimensi apa sajapun di dunia dan di akhirat.
Agar lebih jelas, marilah kita kupas serba sedikit tentang aspek ilmiah metodologi
Thariqatullah.

Kita ambil sebagai contoh. Banyak sekali manusia-manusia yang tersesat jalan dimasukkan
ke dalam Lembaga Pemasyarakatan selama beberapa waktu, untuk dibimbing kembali ke
jalan yang benar dan diberi kesadaran. Dengan jalan dikurung dan dibimbing itu diharapkan
mereka akan mendapat pelajaran dan keinsafan, namun ternyata kesadaran itu maksimal
hanya masuk ke dalam otak mereka, belum tembus tertanam dalam hati sanubari mereka.
Akibatnya, cukup banyak para napi sesudah keluar dari Lembaga Pemasyarakan, kembali
lagi kepada kejahatan-kejahatan semula karena semua pelajaran yang hanya masuk ke dalam
otak itu belum mampu menbendung desakan-desakan nafsu syaithaniah yang masih
mengakar kuat dalam hati sanubari mereka.

Untuk itu perlu metode menanamkan Kalimah Allah ke dalam hati sanubari insan, sehingga
Kalimah Allah yang telah tertanam dalam hati sanubari itu langsung mengendalikan segala
gerak-geriknya, tindak-tanduknya, pikirannya, keinginan-keinginannya, sesuai dengan Ridha
Ilahi. Ia akan menjadi orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya. Dan ia otomatis mampu membawa kebesaran-kebesaran Kalimah Allah pada
dirinya dan kelilingnya. His the rahmat carrier! Penerus dari tugas Rasulullah SAW untuk
Dunia-nya.

QS. Al Anbiyaa ayat 107:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Inilah dasar Thariqatullah atau Thariqatus-Sufiyah.
Allah SWT Yang Maha Segala dalam ukuran tidak terhingga sudah jelas mempunyai
frekuensi tak terhingga. Tidaklah mungkin frekuensi tak terhingga itu dimiliki oleh manusia
yang serba baharu dan serba kekurangan. Namun kalau manusia tidak memiliki frekuensi tak
terhingga, sudah jelas tidak mungkin ada hubungan antara manusia dengan Allah SWT Yang
Maha Akbar, Maha Tinggi, Maha Agung, karena frekuensinya tidak sama. Sudah jelas,
manusia yang serba berkekurangan itu tidak mungkin dapat memiliki frekuensi tak terhingga
kecuali jika frekuensi tak terhingga itu diberi oleh Allah SWT sendiri pada manusia itu sesuai
dengan firman Allah dalam surat An Nur ayat 35:

"Nuurun 'alaa nuurin yahdillahu linuurihi mayyasyaa-u."

Inilah dia yang dikatakan Wasilah, Channel dan frekuensi tak terhingga yang menyampaikan,
menghubungkan manusia langsung dengan Tuhan-nya.

Tentu saja Wasilah ini, yang mempunyai frekuensi tak terhingga, diberikan oleh Allah SWT
kepada insan-insan pilihan; sudah jelas Rasulullah SAW sebagai insan pilihan telah
menerima Wasilah Akbar, telah menerima Nuurun 'alaa nuurin yahdilahahu linuurihi may-
yasyaa-u yang menjadi kualifikasi seorang Rasul. Wasilah itu jelas bukan manusia atau
perantara, bukan pula Wali dan bukan pula Rasul. Siapa saja yang selama ini menduga bahwa
Wasilah itu adalah manusia atau perantara, benar-benar keliru besar! Wasilah adalah Nuurun
'alaa nuurin dan Rasul adalah si Pembawa Wasilah (The Wasilah Carrier)!

Tanpa Wasilah (Nuurin 'alaa nuurin) para Rasul tidak mungkin akan dapat berhubungan
dengan Allah SWT. Wasilah ini, Wasilah yang sama yang telah dimiliki Rasulullah SAW,
harus dan wajib pula kita miliki agar penyampaiannya sama, hubungannya sama, seperti
hubungan Rasulullah SAW dengan Allah SWT. Karena Wasilah ini, Nuurun 'alaa nuurin ini
ditanam oleh Allah dalam Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW maka tidak ada jalan lain
bagi kita untuk memiliki Wasilah yang sama, selain dengan menggabungkan 'arwah kita
(dimana Wasilah itu akan didudukkan Allah) dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW,
melalui Arwahul Muqaddasah dari Beliau-beliau yang telah lebih dahulu bergabung
arwahnya dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW, yaitu Arwahul Muqaddasah para
Akhli Silsilah, mulai dari Arwahul Muqaddasah Khulafaur-rasyiddin sampai kepada Guru-
guru kita, Aulia-aulia Allah, Ahli Silsilah sebagai kekasih-kekasih Allah yang
meneruskannya!

Kami ulangi sekali lagi bahwa Wasilah Akbar, bukan ditanamkan pada jasmani atau otak
Rasul, tetapi dalam Arwahul Muqaddasahnya yang telah sempurna disucikan dengan
Kalimah Allah Yang Maha Suci dan Maha Akbar. Oleh sebab itu, Wasilah yang mengandung
frekuensi, mengandung channel Allah SWT, wajib kita miliki, agar kontak dengan Allah
SWT dapat terwujud sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 35, yaitu:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah Wasilah dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."

Maka jika Wasilah ini, channel ini telah ditemui, barulah disitu kita mulai berdzikir, dan
ibadat kita dengan izin Allah akan langsung tersalur ke Hadirat Allah SWT. Maka dzikir
yang dilaksanakan dengan metode pelaksanaan teknis seperti di atas, barulah dapat
diharapkan akan dibalas oleh Allah SWT dengan menanamkan/memberikan Kalimatullahi
Hiyal Ulya ke dalam diri kita sendiri sesuai dengan Surat Al Baqarah ayat 152:

"Karena itu, dzikirlah kamu akan Daku, niscaya Aku dzikir akan kamu dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku."

Inilah yang sangat ditunggu-tunggu dan diharapkan oleh insan Ahli-ahli Tasauf, yaitu dzikir
(nama Allah) dari Allah sendiri, Kalimah Allah murni dan Maha Akbar sebagai balasan atas
dzikir yang kita laksanakan menurut teknis pelaksnaan (metode) yang tersebut di atas. Dzikir
dari Allah SWT berarti ia menanamkan Kalimah-Nya ke dalam hati sanubari kita, Kalimah
Allah murni yang dikawal oleh seluruh angkatan malaikat, bukan ke dalam otak, melainkan
ke dalam Arwahul Muqaddasah, hati sanubari kita. Hadits Qudsi R. Ahmad dari Wahab bin
Munabbih,

”Tak dapat memuat akan zat-Ku, bumi dan langit-Ku. Yang dapat memuat akan zat-Ku,
ialah hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang."

Barulah tercipta dalam hati sanubari insan itu Kalimatullahi Hiyal Ulya yang sejati, asli dan
murni dari Allah SWT sebagai dasar hidup yang gilang-gemilang pada Orde Ke-Tuhan-an
dalam diri insan. Inilah dia baru terciptanya Insan Kamil yaitu insan yang duduk dalam hati
sanubarinya Kalimatullahi Hiyal Ulya yang Maha Kamil yang disalurkan dari Allah SWT
sendiri melalui channel dan frekuensi tunggalNya, otaknya berisi dengan ilmu-ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat yang ditimba dari Guru-gurunya, dari Alma
Maternya, dari Kitab-kitabnya dan dari pengalaman-pengalaman hidupnya. Inilah Metodologi
Akbar yang sesuai dengan Surat Jin ayat 16:

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas Thariqat yang benar, Kami
akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)."

Dikuatkan pula dengan Surat Al Maidah ayat 35:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah Wasilah dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."

Kita lihat di sini bahwa orang yang mendapat kemenangan yang absolut ialah orang yang
beriman, orang yang taqwa, orang yang telah menemukan Wasilah dan orang yang telah
sungguh-sungguh beramal di jalan Allah itu (intensif beramal). Inilah pula orangnya yang
akan mampu meneruskan dan menyalurkan rahmat Allah pada sekelilingnya di mana ia
berada, pada kelilingnya dan pada negaranya! Qs. Al Anbiyaa, ayat 107.

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."

Dan Ia akan mampu menjadi insan pelaku pembangunan, sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas unggul dan dinamis yang dapat membangun dengan sempurna dengan hati yang
tulus ikhlas, khalis mukhlisin. Dan Ia pasti selalu akan berhasil dengan gilang-gemilang
karena ia adalah Si Penerus yang membawa kemenangan-kemenangan absolut yang
tersimpan dan tersalur daripada Kalimatullahi Hiyal Ulya yang Maha Akbar, Maha Sempurna
dan Maha Menang! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham.

Kesimpulan
Abad XXI sebagai kurun globalisasi dengan perkembangan pesat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi ciri khasnya, menuntut manusia-manusia yang
berkualitas unggul dan dinamis. Bermacam-macam yang dapat dijadikan tolok ukur
keunggulan itu, akan tetapi dalam makalah ini hakikiat manusia unggul adalah mereka yang
duduk tertanam dalam hati sanubarinya Kalimatullahi Hiyal Ulya, sehingga mereka
senantiasa beserta dengan Yang Maha Unggul, yaitu Allah SWT, melalui Teknologi
Metafisika Al Quran, karena:

1. Menganalisa sebab-sebab berbagai bencana yang menimpa kaum muslimin dewasa ini di
berbagai negara di dunia, tiba pada kesimpulan bahwa kesalahan pokok antara lain terletak
pada umatnya yang telalu cepat berpuas diri, mengganggap diri telah memenuhi syarat taqwa
dalam beragama, tanpa berusaha mencari cara untuk menguji-coba akan ketaqwaannya itu.

2. Metode pelaksanaan teknis Shalat Khusuk tidak pernah didiskusikan secara mendalam,
padahal Allah berfirman: "Menanglah orang yang khusuk dalam shalatnya." Firman Allah
yang lain: "Neraka wail, celaka bagi orang yang shalat (dan seluruh ibadatnya), karena
hatinya lalai daripada mengingat Allah." Bagaimana mungkin ibadat kita akan dapat khusuk,
suci dan murni, apabila masih selalu dikotori oleh pengaruh-pengaruh, gelombang-
gelombang angkara murka, hawa nafsu, dunia syaitan yang belum pernah dengan sungguh-
sungguh dan intensif dibasmi secara tuntas.

3. Hati sanubari kita adalah pokok pangkal dan tumpuan segala ibadat kita. Kalau asy-syaitan
masih mendekam dan bercokol di dalam hati sanubari, maka segala ibadat kita jelas akan
tetap tertolak.

4. As-yaitan itu sangat dahsyat, sangat halus, sangat tinggi dimensinya, umurnya telah
berabad-abad lamanya. Tidak mungkin dapat diusir dengan ucapan "Auzubillahi minas
syaitanir rajiim" "biasa-biasa" saja sebagai "produksi" kita sendiri.

5. Mengusir as-syaitan dari hati sanubari hanyalah dapat dilaksanakan dengan metode
menanamkan Kalimatullahi Hiyal Ulya yang cara teknis pelaksanaannya didapatkan melalui
Teknologi Metafisika Al Quran.

Analoginya, umpamanya: kalau kita harus mengeluarkan sejenis zat cair yang berbahaya dari
sebuah tabung tanpa mampu menumpahkannya, maka jika ke dalam tabung itu secara
perlahan-pahan, setetes demi setetes, kita masukkan sejenis zat cair lain yang mempunyai
Berat Jenis (BJ) yang lebih tinggi, air raksa umpamanya, maka lama kelamaan akhirnya air
raksa itu pasti akan mampu memenuhi tabung tersebut dengan menggantikan kedudukan dan
mengusir zat cair berbahaya tersebut yang semula berada dalam tabung itu, hingga ia lenyap
sama sekali.

6. Menanamkan Kalimatullahi Hiyal Ulya ke dalam hati sanubari insan metodologis


teknologis hanyalah dapat dilaksanakan melalui channelnya/ frekuensinya/Wasilahnya yaitu
nuurun 'alaa nuurin (QS. An Nuur ayat 35): saluran hak yang datang dari Allah dan
menyampaikan ibadat insan langsung ke hadiran-Nya dan sama sekali bukan perantara dan
bukan manusia seperti dipahami selama ini secara salah oleh sementara pihak. Wasilah ini
sangat dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah SWT untuk dicari dan ditemukan oleh
orang-orang beriman dan bertaqwa (QS. Al Maidah ayat 35).

7. Manusia yang dalam hati sanubarinya telah tersalur dan duduk tertanam Kalimatullahi
Hilya Ulya itulah orangnya yang mampu menjadi insan pelaku pembangunan yang sukses
dan sumber daya manusia yang berkualitas unggul dan dinamis serta menang dimana saja ia
berada!

Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian yang kami hormati, dalam makalah ini kiranya kita jangan
sampai khilaf.

Pertama, kami tidak pernah menguraikan akan dzat Allah. Dzat Allah tepat merupakan
rahasia selama-selamanya bagi kita manusia.

Kedua, kami tidak pernah membicarakan tentang surga dan neraka, karena itu adalah 100%
urusan Allah SWT. Umpamanya, kami sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa orang
yang melaksanakan amaliah dengan metode Thariqatullah, pasti masuk surga.
Semua tentang surga dan neraka itu bukanlah wewenang kita manusia, itu adalah Hak Allah
semata-mata. Dan orang yang tidak melaksanakan amalan dengan metode Thariqatullah
inipun kami tak pernah sebut bahwa ia tidak akan masuk surga, itupun sama sekali bukan
wewenang kita manusia, itu semata-mata adalah wewenang Allah SWT. Kami dalam
makalah ini hanya menganalisa dan menguraikan secara ilmiah teknologis, adanya energi
teknologi yang hebat dalam al Quran dan Al Hadits, yang semuanya guna:

Pertama: untuk peningkatan iman dan taqwa manusia terhadap Allah SWT dengan cara lebih
mendalami Al Quran dengan Metode Akbar yang tersimpan tersembunyi dalam firman-
firman Ilahi, sehingga insan itu akan mampu merealisir akan ke-Maha-Benar-an Firman
Allah dan Sabda Rasulullah SAW secara nyata, fakta dan realita, dan insya Allah ia akan
mampu melihat kelak, merasakan dan mempraktekkan sendiri akan hukum-hukum teknologi
dari dalam Al Quran dan Al Hadits, sehingga ia mampu mengeluarkan power dan energi
yang dahsyat; dan kaum muslimin akan mampu mempertahankan diri, secara fakta dan
realitas, dengan benteng Maha Akbar Kalimatullahi Hiyal Ulya dan Ayat-ayat Al Quranul
Karim yang dibacanya, sehingga tidak lagi mengalami penderitaan-penderitaan yang Maha
Pahit. seperti yang dialami kaum muslimin umpamanya di Bosnia, PLO, Myanmar dan lain-
lain tempat di dunia.

Kita harus sadar sedalam-dalamnya, bahwa dakwah Islam seluruh dunia sampai sekarang
hanya baru sampai pada cerita dan kata-kata belaka, jadi belum sampai ke finish, karena
Firman-firman dan Hadist-hadist belum dapat kita buktikan kebenarannya secara faktuil
sampai pada fakta, nyata dan realita yang sebenarnya; inilah yang kami usahakan untuk
menonjolkannya pada seluruh dunia Islam, agar apa-apa yang tertera dalam Al Quran harus
terbukti nyata akan ke-Maha-Benar-annya secara fakta yang akan dapat dialaminya sendiri
masing-masing, demi kemenangannya dalam segala aspek-aspek perjuangan hidup dunia
akhirat!

Kedua: menguraikan bagaimana cara pelaksanaan teknisnya agar dapat berdiri Shalatul
Khasiin, syarat mutlak untuk meraih Kemenangan Dunia Akhirat; cara menegakkan Shalatul
Khasiin belum pernah diseminarkan orang secara teknologis seluruh dunia karena itu
menyangkut perjuangan Maha Dahsyat umat terhadap As-syaithan yang sangat tinggi
dimensinya!

Demikianlah uraian ringkas kami mengenai "Prinsip dan Aplikasi Teknologi Metafisika
Islam" untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menyongsong abad ke XXI.
Semoga kita semua mendapat taufik dan hidayat dari Allah SWT. Amin. Lebih kurangnya
kami tak lupa menghaturkan maaf yang setinggi-tingginya pada seluruh hadirin.

Sekian. Terima kasih.

Assm. wr. wb.


Malang, 18 September 1993.

Anda mungkin juga menyukai