119 163 1 PB PDF
119 163 1 PB PDF
ABSTRAK
TINJAUAN PUSTAKA
Kolom merupakan bagian vertikal dari kurang dari nilai yang terkecil antara
suatu struktur rangka yang menerima 0.10 fc’Ag dan φPb rasio tulangan ρ
beban tekan dan lentur. Kolom yang ada tidak boleh melampaui 0.75
meneruskan beban-beban dari elevasi ρb yang merupakan rasio tulangan
atas ke elevasi yang lebih bawah hingga yang menghasilkan kondisi regangan
akhirnya sampai ke tanah melalui seimbang untuk penampang yang
pondasi,(Edward G.Nawy,1998: 306). mengalami lentur tanpa beban aksial.
Untuk komponen struktur dengan
Prinsip Perencanaan Kolom
tulangan tekan, bagian ρb yang
Dalam merencanakan komponen
disamai oleh tulangan tekan tidak
struktur yang dibebani lentur atau aksial
perlu direduksi dengan faktor 0.75.
atau kombinasi beban lentur dan aksial
4. Peningkatan kekuatan komponen
harus dipenuhi ketentuan sebagai
struktur lentur boleh dilakukan
berikut:( SNI 03-2847-2002,hal 70-71)
dengan menambahkan pasangan
1. Perencanaan penampang yang
tulangan tekan dan tulangan tarik
dibebani lentur atau aksial atau
secara bersamaan.
kombinasi beban lentur dan aksial
harus didasarkan atas kompatibilitas 5. Kuat tekan rencana φPn dari
regangan dan tegangan dengan komponen struktur tekan tidak boleh
menggunakan asumsi dalam ayat diambil lebih besar dari ketentuan
12.2 sebagai berikut :
2. Kondisi regangan seimbang terjadi untuk komponen struktur non-
pada penampang ketika tulangan prategang dengan tulangan spiral
tarik tepat mencapai regangan yang yang sesuai dengan 9.10.(4) atau
berhubungan dengan tegangan leleh komponen struktur komposit yang
fy pada saat yang bersamaan dengan sesuai dengan ayat 12.16 :
tercapainya regangan batas 0.003 φPn(max) = 0.85φ(0.85 fc’(Ag –Ast) +
pada bagian beton yang tertekan fy Ast)
3. Untuk komponen struktur lentur, dan untuk komponen struktur non-
untuk komponen struktur yang prategang dengan tulangan sengkang
dibebani kombinasi lentur dan aksial pengikat yang sesuai dengan 9.10.(5)
tekan dimana kuat rencana φPn
daerah yang menentukan dalam modifikasi faktor reduksi φ;; (a) 0.1f”c Ag < φ Pnb
Gambar 1. daerah-daerah
; (b) 0.1f”c Ag > φ Pnb ; (c) variasi φ untuk berbagai batang tekan bertulangan simetris.
Elemen Struktural Yang Mengalami digunakan prosedur coba- coba coba dan
Gaya Tekan Dan Momen Biaksial penyesuaian dimana keserasian tegangan
harus dipertahankan pada setiap taraf
Analisis dengan Metode Eksak tulangan. Prosesnya serupa dengan yang
Kolom-kolom
kolom pada pojok telah dibahas untuk kolom dengan
bangunan adalah suatu elemen struktur tulangan pada semua sisinya. Hanya saja
yang mengalami momen lentur biaksial, dalam lentur biaksial diperlukan
diperlu adanya
yaitu momen lentur terhadap x dan y perhitungan tambahan karena posisi
pada gambar 2.4. selain itu lentur biaksial sumbu netral yang miring, dan adanya
dapat terjadi apabila pada bentang yang empat kemungkinan beton daerah beton
bersebelahan di kepala jembatan tidak yang tertekan.
sama. Kolom yang mengalami momen Gambar 4 memperlihatkan
Mxx terhadap sumbu x menghasilkan distribusi regangan dan gaya-gaya
gaya pada
eksentrisitas ey , dan momen Myy penampang kolom segiempat, Gc adalah
terhadap sumbu y menghasilkan pusat berat daerah beton
be yang tertekan,
eksentrisitas ex. dengan demikian sumbu yang koordinatnya xc dan yc dari sumbu
netralnya membentuk sudut θ dengan netral berturut-turut
turut dalam arah x dan y.
garis horisontal. Gsc adalah posisi resultan pada tulangan
Besar sudut θ bergantung pada tarik yang koordinatnya xsc dan ysc dari
interaksi momen lentur terhadap kedua sumbu netral berturut-- turut dalam arah x
sumbu dan besarnya beban Pu. Daerah dan y. Gsc adalah posisi resultan pada
yang tertekan pada beton dapat tulangan tarik yang kordinatnya xst dan
mempunyai bentuk yang seperti yst dari sumbu netral berturut-
berturut turut
diperlihatkan pada gambar 3 (c). Karena dalam arah x dan y.
kolom demikian harus dirancang
terhadap prinsip awalnya, maka harus ha
Persamaan umum tak berdimensi kontur beban untuk Pn konstan dapat dinyatakan :
Mnx Mny α2
( Mox )α1 +( ) = 1.0
Moy
dimana Mnx = Pney dan Mny = Pnex
Mox = Mnx untuk Pn tertentu apabila Mny atau ex = 0
Moy = Mny untuk Pn tertentu
Gambar 6. plot kontur interaksi yang dimodifikasi pada Pn konstan untuk kolom yang mengalami
lentur biaksial.
Gambar 7. Diagram faktor kontur β untuk kolom persegi yang mengalami lentur biaksial.
PEMBAHASAN
Desain Kolom Biaksial tinggi kolom. Dalam desain, nilai dB dan
Program desain kolom persegi dH diambil sama, yaitu sebesar d. Hal ini
yang mengalami lentur biaksial dilakukan demi unsur kepraktisan dalam
sebenarnya terdiri dari dua pilihan, yaitu desain.
desain kolom persegi Biaksial simetris Petunjuk Tiap Menu
dan desain kolom persegi biaksial Analisis Kolom Persegi Biaksial
asimetris. Perbedaan keduanya hanya Tampilan submenu Analisis ini
terletak dalam hal jumlah tulangan searah digunakan untuk menganalisa kelayakan
lebar dan tinggi kolom (nB dan nH). Pada kolom persegi yang sudah ada.
desain kolom biaksial simetris, jumlah Kelayakan meliputi kekuatan kolom dan
tulangan searah lebar dan tinggi kolom terpenuhinya jarak sesuai dengan
disamakan. Sedangkan pada desain peraturan yang ada. Pada tampilan input
kolom persegi asimetris, pemakai diberi submenu Analisis Kolom Persegi
kesempatan untuk menentukan sendiri Biaksial (gambar 8.) terdapat beberapa
berapa jumlah tulangan yang diinginkan menu sebagai berikut :
masing-masing untuk searah lebar dan
Jika user telah setuju dengan sketsa Hubungan antara Pu dan Mu pada tempat
penampang yang telah ditampilkan, maka yang telah disediakan (gambar 10.). Pada
user dipersilahkan mengisikan data setiap proses memasukkan data, user
beban luar serta mutu beton dan baja diberi kesempatan untuk merevisi
yang digunakan. Setelah menekan tombol kembali data yang dimasukkan dengan
Analisis, maka muncullah Grafik menekan tombol Kembali.
Gambar 13. Form Data PuMu Desain simetris kolom Biaksial (sketsa penampang
rekomendasi)
Gambar 15. Form Data PuMu Desain Asimetris Kolom Biaxial (sketsa penampang)
Jika user telah setuju dengan sketsa menekan tombol Proses, akan muncul
penampang yang telah ditampilkan, maka jumlah dan diameter tulangan serta sketsa
user dipersilahkan mengisikan data mutu penampang yang direkomendasikan
beton dan baja yang digunakan.. untuk masing-masing arah B dan H
Kemudian masukkan nilai Pu, Mx dan My (gambar 16.). Nilai ini telah disesuaikan
dari beban luar yang bekerja. Setelah dengan dimensi tulangan di pasaran dan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 54
telah melalui seleksi optimasi. Pada kembali data yang dimasukkan dengan
setiap proses memasukkan data, user menekan tombol Kembali.
diberi kesempatan untuk merevisi
Gambar 16. Form Data PuMu Desain Asimetris Kolom Biaxial (sketsa penampang )
KESIMPULAN
Perhitungan perencanaan kolom Sedangkan persamaan-persamaan
biaksial secara manual memerlukan matematis yang secara eksak belum
ketelitian dan waktu yang relatif lama, tersedia untuk perencanaan secara
sehingga harus digunakan prosedur coba- langsung. Hal ini dikarenakan letak dari
coba dan penyesuaian untuk analisis dan sumbu netral penampang yang miring
desain kolom sehingga didapatkan hasil dan membentuk sudut θ akibat adanya
yang paling efisien. Adanya grafik-grafik interaksi antara momen lentur dua arah
untuk perencanaan kolom memang cukup dan beban aksial. Serta adanya empat
membantu, tapi faktor kesalahan manusia kemungkinan daerah beton yang tertekan.
tidak dapat dihindari karena nilai yang Sampai saat ini belum ada persamaan-
didapat dari grafik tergantung dari persamaan matematis yang dapat
ketelitian perencana dalam membaca digunakan untuk menghitung dua hal
grafik yang ada. Rumus-rumus tersebut.
pendekatan untuk perencanaan kolom Perencanaan kolom yang
biaxial seperti metode kontur beban dan dilakukan dengan bantuan grafik
metode beban berlawanan dari ( blesler – interaksi kolom yang dihasilkan oleh
parme) serta metode eksentrisitas program komputer pada skripsi ini sangat
uniaksial equivalent merupakan metode- membantu dalam mengatasi kesulitan-
metode empiris yang memakai bantuan kesulitan yang dihadapi dalam
grafik-grafik dalam perencanaan kolom perencanaan kolom biaksial. Analisis dan
biaksial. Jika diterapkan dalam desain kolom biaksial jadi lebih mudah
perencanaan, metode-metode tersebut praktis dan cepat. Hasil
memiliki hasil yang berbeda-beda karena perhitungannyapun lebih akurat karena
memang pada dasarnya rumus-rumus persamaan-persamaan yang dipakai
yang dipakai hanya berupa pendekatan. dalam program ini diturunkan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 1, No.1 – 2007 ISSN 1978 – 5658 55
berdasarkan persamaan matematis yang ada pada submenu analisis untuk kolom
eksak dan perhitungannya dilakukan biaksial sehingga kapasitas kolom dalam
secara iterasi oleh komputer serta menahan beban luar yang bekerja dapat
memperhitungkan tegangan yang terjadi diketahui dari laporan yang ada. Laporan
pada tiap tulangan. Letak dari sumbu ini didasarkan pada nilai ρ yang dicari
netral dari penampang kolom yang dan terpenuhi atau tidaknya jarak spasi
miring dapat diketahui lewat besarnya θ. antar tulangan sesuai dengan yang
Hasil desain pada program komputer ini disyaratkan dalam SNI 03-2847-2002.
juga menghasilkan pemilihan jumlah Hasil perhitungan program tidak
tulangan yang paling optimum banyak memiliki perbedaan jika
berdasarkan data-data beban luar yang dibandingkan dengan metode-metode
diberikan(Pu,Mx dan My) serta mutu yang ada . Namun perhitungan program
beton dan mutu baja yang diinputkan. cenderung lebih efisien, dari segi
Kondisi penampang berada di daerah pemilihan jumlah tulangan paling
tarik atau tekan dapat diketahui lewat mendekati luasan yang dibutuhkan oleh
grafik interaksi yang dibentuk. Jika ingin penampang.
mengetahui kecukupan dari hasil desain
dengan cara memasukkan data-data yang
DAFTAR PUSTAKA
G. Nawi, Edward.1998. Beton Bertulang Beton Bertulang. Jakarta:
Suatu Pendekatan Dasar. Pradnya Paramita.
Bandung: Refika Aditama. Salmon, Charles G dan Chu-Kia Wang.
Anonim. 2002. Standar Nasional 1993. Reinforced Concrete
Indonesia (SNI 03-2847-2002) Design. Edisi keempat,
Tata Cara Perhitungan Struktur terjemahan Binsar Hariandja.
Beton Bertulang Untuk Bandung: Erlangga
Bangunan Gedung. Macgregor, James G. 1998. Reinforced
Kadir, Abdul. 2001. Dasar Concrete Mechanics and
Pemrograman Delphi 5.0. Yogyakarta: Design. International Edition,
Andi. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Winter, George Dan H. Nilson, Arthur. Pranata, Anthony. 2000. Pemrograman
1993. Perencanaan Struktur Borland Delphi. Edisi 3,
Yogyakarta: Andi