OlehKelompok IV:
Pada Abad ke-20 ilmu kesehatan mental sudah jauh berkembang dan maju
dengan pesat sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi modern. Ia merupakan
ilmu yang bersifat praktis dan banyak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya dulu pengertian orang tentang ilmu kesehatan mental sangat sempit
dan terbatas. Seperti ada yang membatasi pengertian kesehatan mental pada
absennya seorang dari gangguan jiwa. Pengertian semacam ini dikemukakan oleh
Sigmund Freud. William Glaser membatasi pengertian kesehatan mental pada “rasa
tanggung jawab” seseorang dalam memenuhi kebutuhan.
7. Pengawasan diri
Pengawasan terhadap diri merupakan hal pokok dari kehidupan oang
dewasa yang bermental sehat dan berkrepibadian normal karena dengan
pengawasan tersebut orang mampu membimbing segala tingkah lakunya.
2. ALIRAN BEHAVIORISTIK
Aliran ini dipelopori oleh Thorndike dan John B. Watson. Aliran ini menitik-
beratkan kepada tingkah laku manusia. Mereka memandang manusia
diibaratkan mesin. Tingkah lakunya merupakan respon dari setiap stimulus.
Aliran ini berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kesanggupan seseorang
untuk memperoleh kebiasaan yang sesuai dan dinamik yang dapat menolongnya
berintegrasi dengan lingkungan, dan menghadapi suasana-suasana yang
memerlukan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang mampu ber-adjusment secara baik dengan
lingkungan dimana ia berada.
3. ALIRAN HUMANISTIK
Aliran ini dipelopori oleh Abraham Maslow, seorang yang semula beraliran
behavioristik, merasa tidak puas dengan aliran tersebut. Ia meragukan keadaan
manusia yang dikondisikan seperti mesin yang mengatur stimulus-respon.
Dengan demikian maksud dan tujuan ibadah dalam Islam tidak hanya
menyangkut hubungan vertikal atau hablun min Allah, tetapi juga menyangkut
hubungan horizontal yang meliputi hablum min al-annas, hablun min al-nafs, dan
hablun minal-alam.
Kenyataan serupa itu juga akan dijumpai dalam banyak buku yang
mengungkapkan akan betapa eratnya hubungan antara agama dan kesehatan
mental. Di Indonesia sendiri ada dua buku yang diterbitkan dengan judul Peranan
Agama dan Kesehatan Mental oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan Agama dan
Kesehatan Mental disusun oleh Prof. Dr. Aulia, telah membahas secara luas
mengenai sejumlah kasus yang menunjukkan ada hubungan antara kesehatan jiwa
dan agama. Dan Prof. Dr. Muhammad Mahmud Abd Al-Qadir lebih jauh membahas
hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori biokimia.
Menurutnya, di dalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelenjar hormon yang
memproduksi persenyawaan-persenyawaan itu disebut hormon.
a. Potensi jasmani
Dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmaniah (potensi jasmani), Islam
memerintahkan untuk makan, minum, dan beberapa hal yang berkaitan
dengan jasmani, secara cukup, dalam arti tidak berlebihan atau kurang dan
sesuai dengan yang telah digariskan oleh syari’at.
b. Potensi rohani
Sedangkan untuk pengembangan rohaniah, khususnya akidah (potensi
akidah), pada prinsipnya Islam mengajarkan agar manusia menjauhi segenap
dosa dan kemaksiatan agar tidak mengotori akidah atau keimanannya.
b. Metode Islam
Seseorang yang mengaku Islam berarti ia melaksanakan, tunduk dan
patuh serta berserah diri sepenuh hati terhadap hukum-hukum dan aturan
Allah, yang dalam hidunya selalu berada dalam kondisi aman dan damai,
yang pada akhirnya dapat mendatangkan keselamatan hidup di dunia dan di
akhirat.
c. Metode Ihsan
Ihsan secara bahasa berarti baik. Orang yang baik atau mukhsin adalah
orang yang mengetahui hal-hal yang baik, dan dilakukan dengan niat yang
baik.
3. METODE TAKHALLI, TAHALLI, DAN TAJALLI
a. Takhalli
Pada umumnya berarti sebagai membersihkan diri dari sifat-sifat tercela,
dari maksiat lahir dan batin. Takhalli juga berarti mengosongkan diri dari
sifat ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi. Pada takhali,
seseorang berjuang keras untuk dapat mengosongkan jiwa mereka dari sifat
tercela yang mendatangkan kegelisahan pada jiwanya, sifat-sifat tercela itu
antara lain:
1) Hasad
Yaitu membenci nikmat Tuhan yang dianugerahkan kepada orang lain
agar nikmat itu terhapus atau hilang
2) Hiqd
Menurut al-ghazali hiqd adalah keadaan hati yang terus menerus berat,
marah dan iri terhadap orang lain yang menimbulkan dendam.
3) Takabbur
Yaitu memandang rendah orang lain dan menganggap tinggi atau mulia
diri sendiri atau membesarkan diri dihadapan orang lain.
4) Nifaq
Artinya bermuka dua atau berpura-pura, ia menjadi karakteristik orang
munafik.
5) Kikir
Adalah sifat yang terlalu mencintai harta benda yang dimilikinya dan hal
itu membuat ia terikat pada dunia dan ia tidak mau memberikan harta
kepada orang lain yang juga mempunyai hak didalamnya seperti fakir
miskin, kepentingan umum, kegiatan-kegiatan sosial dan agama.
6) Su’udzon
Yaitu buruk sangka. Buruk sangka terhadap siapapun sangat dicela oleh
agama baik kepada Allah maupun manusia.
7) Riya
Yaitu memperlihatkan amal kebajikan supaya dilihat dan dipuji orang
lain.
8) Ghabbah
Yaitu marah atau kemarahan dengan konotasi negatif dan kelebihan,
sedangkan secara umum diartikan al-nafsu al ammarah bi al su’ yang
selalu mendorong perbuatan jahat sehingga mendatangkan kerugian
pada diri sediri dan orang lain.
9) Ghibah
Menggunjing atau menceritakan segala sesuatu mengenai orang lain
yang orang lain itu tidak menyukainya apabila ia mengetahui.
11) Namimah
Adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain dengan
tujuan mengadu domba antara keduanya.
b. Tahalli
Yaitu mengisi jiwa dengan sifat-sifat yang terpuji. Dengan metode ini
jiwa seseorang tekah bersih dari sifat-sifat tercela dan maksiat, kemudian ia
berusaha secara sungguh-sungguh mengisi diri dengan tingkah laku yang
baik dan terpuji. Diantara sifat-sifat yang terpuji adalah: taubat, zuhud,
khauf, shabr, syukur, ikhlas, tawakkal, ridha, dan zikr al- maut
c. Tajalli
Setelah mengetahui fase takhalli dan tahalli, maka metode pembinaan
mental disempurnakan dengan fase tajalli. Tajalli adalah terungkapnya nur
ghaib untuk hati. Tajalli merupakan lenyap atau hilangnya hijab dari sifat-
sifat kemanusiaan, lenyapnya segala yang lain ketika nampak wajah Allah.
4. METODE MURABATHAH
Murabathah pada umumnya diartikan melakukakan ketekunan. Kalau
dihubungkan dengan ajaran Islam berarti tekun dalam melaksanakan perintah
Allah SWT. Menurut said hawwa untuk melaksanakan metode murabathah ada
beberapa yang harus dilakukan, yaitu:
a. Musyarathah
Yaitu memenuhi persyaratan agar seseorang ingin mencapai ketenangan
jiwa dan kesucian batin. Maka ia harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan agama, berupa melaksankan amal-amal shaleh yang ditetapkan
allah serta amal-amal lain yang dipandang baik oleh masyarakat.
b. Muraqabah
Yaitu memonitor perilaku sehari-hari. Apabila seseorang telah
mengrjakan persyratan-persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan Allah
SWT, maka tahap selanjutnya harus melakukan muraqabah atau
memonitoring diri dan jiwa dikala sudah melaksanakan amalan-amalan yang
sudah dilakukan.
c. Muhasabah
Yaitu melakukan perhitungan pada diri sendiri sesudah beramal.
d. Mu’aqabah
Berarti menghajar diri karena kurang berhati-hati. Bagaimanapun hati-
hatinya manusia dalam membuat perhitungan, tetapi ia tidak dapat
menjamin dirinya jauh dari perbuatan maksiat, atau setidak-tidaknya
berlaku seadanya dan kurang berhati-hati dalam melaksanakan hak Allah
SWT.
e. Mujahadah
Yaitu bersungguh-sungguh atau berjihad.
f. Mu’atabah
Yaitu mencela keburukan yang dikerjakan dam menghukum diri sendiri.
Kita diberi Allah SWT nafsu, kalau dorongan nafsu ini kuat maka ia dapat
menaklukkan akal dan hati, sehingga kekuatan akal dan hati menjadi lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah, 1983, Kesehatan Mental, cet. 1.Yogyakarta: Fakultas Psikologi Press
Sururin, 2004, Ilmu Jiwa Agama, cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada