Akuntansi Manajemen Sap 3
Akuntansi Manajemen Sap 3
Oleh:
Kelompok 2
0
PRODUCT COSTING & SUPPORT COST ALLOCATION
1
3. Sistem Job-Order Costing: Gambaran Umum
Job-order costing atau penghitungan biaya produksi berdasarkan pesanan merupakan
metode yang digunakan untuk menghitung biaya dengan cara mengakumulasi seluruh biaya
untuk setiap pesanan pelanggan. Dengan metode ini akan memberikan kesempatan untuk
mengendalikan biaya dan mengevaluasi profitabilitas dari suatu produk.
Metode ini biasanya digunakan untuk departemen yang menghasilkan produk
hetrogen.Untuk mendapatkan efektivitas penghitungan, maka pesanan harus diidentifikasi
terpisah kemudian rincian tersebut dimasukan ke dalam kartu yang disebut kartu biaya
pesanan yang digunakan untuk satu pesanan saja. JOC mengakumulasi biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang masing-masing dibebankan ke tiap
pesanan.
2
Rand Company adalah perusahaan yang memproduksi medali penghargaan emas dan
perak.Perusahaan ini memiliki dua buah pekerjaan untuk dikerjakan pada bulan Januari, di
mana bulan tersebut adalah bulan pertama dalam tahun fiskal perusahaan.Pekerjaan A berupa
cetakan khusus 1.000 medali emas untuk memenuhi keperluan dunia perfilman dan sudah
dimulai pada bulan Desember tahun sebelumnya.Pada akhir Januari, sebanyak $30.000 telah
dicatat sebagai biaya produksi.Pekerjaan B adalah pesanan 10.000 medali perak untuk
peringatan jatuhnya Tembok Berlin.Pekerjaan ini dimulai bulan Januari.
Pembahasan:
Akuntansi untuk Bahan Baku
Pada tanggal 1 Januari, perusahaan memiliki bahan baku $7.000. Selama bulan tersebut
perusahaan membeli bahan baku senilai $60.000. Jurnal yang dibuat:
Bahan baku 60.000
-Utang dagang 60.000
Selama bulan Januari dibutuhkan bahan baku sebanyak $52.000, terdiri dari $50.000 bahan
langsung dan $2.000 bahan tidak langsung. Bahan tersebut diperuntukkan bagi pekerjaan A
sebanyak $28.000 dan pekerjaan B sebanyak $22.000. Jurnal yang dibuat:
Barang dalam proses 50.000
Overhead pabrik 2.000
-Bahan baku 52.000
3
Selama Januari, Rand mengakui adanya pajak properti $13.000 dan asuransi gedung dibayar
di muka sebesar $7.000 telah habis dibebankan. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut:
Overhead pabrik 20.000
Utang pajak properti 13.000
-Asuransi dibayar di muka 7.000
Akhir Januari, Rand Company mengakui depresiasi peralatan pabrik sebesar $18.000. Jurnal
yang dibuat:
Overhead pabrik 18.000
-Akumulasi depresiasi 18.000
Pekerjaan A senilai $158.000 diselesaikan pada bulan Januari. Jurnal yang dibuat:
Barang Jadi 158.000
-Barang dalam Proses 158.000
4
dihilangkan. Ketika tarif ganda digunakan, suatu tarif terpisah dihitung untuk tiap jenis
sumber daya berdasarkan pada faktor penyebab. Kemudian, penggunaan aktual tiap jenis
faktor penyebab dikalikan dengan tarif yang sesuai untuk mendapatkan jumlah biaya
departemen pendukung yang dialokasikan
2. Harga Pokok Proses Tanpa Persediaan Barang Dalam Proses Awal Dan Akhir
Periode
Dengan tidak adanya persediaan BDP di awal dan di akhir periode, perhitungan untuk
harga pokok proses menjadi jauh lebih mudah, yaitu dengan menjumlahkan semua biaya
produksi yang dikeluarkan pada periode tersebut kemudian membaginya dengan unit
produksi yang dihasilkan. Misalnya untuk proses pembersihan gigi yang ada di klinik
perawatan gigi dan gusi dalam satu bulan adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsungnya adalah zat kimia yang digunakan untuk membersihkan gigi,
biaya tenaga kerja langsung adalah gaji asisten dokter, dan biaya overhead adalah semua
biaya yang terlibat dalam proses produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
contohnya seperti listrik di klinik, penggunaan air untuk berkumur di klinik, dan lainnya.
Mengacu pada data tersebut, maka biaya yang ditanggung oleh tiap pasien atau biaya perunit
dari jasa pembersihan gigi yang diberikan adalah Rp 4.000.
5
Secara teoritis biaya per unit satu periode harusnya hanya dibebankan pada unit yang
diproduksi di periode tersebut, hal ini sejalan dengan konsep akuntansi secara umum yang
menandingkan antara biaya yang terjadi pada satu periode dengan pendapatan yang dapat
dikumpulkan atau digeneralisir pada periode tersebut.
3. Harga Pokok Proses Dengan Persediaan Barang Dalam Proses (Bdp) Di Akhir
Periode
Biaya perunit diperlukan untuk menghitung harga pokok BDP yang di transfer ke unit
yang lain, dan kemudian berakhir pada nilai persediaan BDP. Persediaan BDP akan
mempengaruhi perhitungan biaya per unit dengan mempengaruhi pengukuran produksi pada
satu periode. Namun kendala yang dihadapi biasanya adalah nilai BDP tersebut, kita
misalkan di perusahaan yang memproduksi gula, ketika produk selesai maka nilai dari produk
tersebut akan lebih mudah dinilai, dibandingkan apabila terdapat produk yang belum selesai
atau BDP. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa nilai BDP tersebut? Jika dibandingkan
dengan nilai pasar, maka belum tentu ada BDP serupa di pasar, sementara jika dinilai sesuai
dengan produk jadi, BDP belum sepenuhnya menjadi produk jadi. Secara definisi, BDP
bukanlah merupakan produk jadi, BDP yang ada pada akhir periode tidak sama (ekuivalen)
dengan satu produk jadi, dan biaya-biaya yang terkandung dalam BDP sudah pasti berbeda
dengan biaya yang terkandung dalam produk jadi.
3.1 Pengukuran Unit Ekuivalen
Untuk mengilustrasikan permasalahan nilai BDP dan nilai persediaan produk jadi, bisa
dilihat dengan ilustrasi berikut. Kita asumsikan jika sebuah pabrik gula mempunyai BDP
awal nol, ketika akhir periode beberapa unit telah berwujud barang jadi, namun beberapa
masih dalam tahap produksi atau setengah jadi. Maka hal ini akan membingungkan, Ketika
dicatat unit keluaran sebesar 30.000 unit maka kita mengabaikan 5.000 unit setengah jadi
(BDP), sedangkan jika kita mengatakan unit keluaran sebesar 35.000 unit maka kita
mengabaikan informasi bahwa 5.000 dari unit keluaran masih berbentuk setengah jadi atau
barang dalam proses (BDP). Karena itu unit keluaran harus diukur secara tepat sehingga
dapat menunjukkan nilai yang sesungguhnya dari produk jadi ataupun BDP. Agar BDP bisa
disamakan dengan produk jadi biasanya dilakukan pengukuran dengan unit ekuivalen. Unit
ekuivalen adalah unit barang jadi yang telah diproduksi dibagi dengan proses produksi yang
telah dilewati dalam satu periode dengan pertimbangan tertentu.
6
Merujuk kembali pada permasalahan sebelumnya maka untuk laporan harga pokok
produksi setidaknya memiliki dua bagian yaitu bagian perhitungan dengan satuan unit, dan
bagian perhitungan dengan satuan moneter. Perlu dipahami bahwa laporan ini sifatnya lebih
pada pertanggungjawaban atas biaya yang sebelumnya dikeluarkan, biaya yang telah
dikeluarkan kembali ditelusur secara detil sehingga jika terjadi perubahan kebijakan
manajemen, akan lebih mudah menyesuaikan biaya-biaya yang terlibat jika biaya-biaya
tersebut telah dapat dikenali secara mendetil. Hansen, et al (2009) mengungkapkan untuk
mempersiapkan laporan harga pokok produksi setidaknya ada lima langkah yang harus
diperhatikan:
4. Metode FIFO
Metode FIFO memisahkan unit persediaan awal yang diproduksi selama periode
berjalan, dengan asumsi bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali dan
ditransfer keluar semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut.
7
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokokdari
periodesebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
8
a. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya.Harga
pokok tersebut terdiri dari: Harga pokok persediaan awal danharga pokok yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
b. Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalamdepartemen
yang bersangkutan.
c. Menghitung harga pokok rata-rata persatuan di departemen yang bersangkutan
dengan cara: harga pokok rata-rata dari departemen yang mendahului ditambah
harga pokok rata-rata di departemen yang bersangkutan.
9
copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga departemen produksi
adalah sebagai berikut;
Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya
sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak 270.000
yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.
Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah
lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah sebagai berikut ;
departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar. Total biaya
foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai
berikut;
Apakah departemen foto copy membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar?
Tidak, departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].
2.2 Tarif Pembebanan Berganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya.Biaya variabel departemen pendukung
naik sesuai tingkat kenaikan jasa.Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen
foto copy meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang d foto copy.
1) Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh
departemen produksi.Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya
dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi.
10
Pengalokasian Biaya Tetap mengikuti 3 langkah prosedur:
11
Prinsip umum dari evaluasi kerja adalah bahwa manajer tidak boleh dibebani tanggung
jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer
departemen produksi memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di
konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun,
pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi
oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.
Biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya variabel yang
dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit, pajak, dan MAS.
Mengestimasikan penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan
108.000 lembar. Berdasarkan data tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada
awal tahun. Bahwa metode tarif tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan
metode tarif berganda apabila angka yang dianggarkan digunakan.
13
Tarif overhead pengesahaan = $355.000
71.000 jam Mesin
= $ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi $12 [ (2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan
baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka
biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
DAFTAR PUSTAKA
14
Guan, L., Hansen, D. R., and Mowen, M. M. (2009). Cost Management Sixth Edition. South
Western.
15