Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI MANAJEMEN

Product Costing & Support Cost Alocation

Oleh:
Kelompok 2

Nama NIM No. Absen


Justina Laurena 1881621003 4
Putu Ayu Diah Widari Putri 1881621004 5
Dewa Ketut Wira Santana 1881621005 6

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

0
PRODUCT COSTING & SUPPORT COST ALLOCATION

A. PRODUCT AND SERVICE COSTING : JOB-ORDER SYSTEM


1. Karakteristik Proses Produksi
1.1 Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa
Perusahaan manufaktur melibatkan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik untuk menghasilkan produk. Barang yang dihasilkan adalah
berwujud, bisa disimpan sebagai persediaan, dan bisa disalurkan dari pabrik kepada
pelanggan. Sedangkan jasa memiliki karakteristik tidak berwujud, tidak terpisah dari
pelanggan dan tidak bisa disimpan sebagai persediaan.
1.2 Perbandingan Produk dan Layanan Standar dengan Produk dan Layanan Unik
Jika perusahaan memproduksi barang yang unik dalam batch kecil, dan jika produk
tersebut menyebabkan perbedaan biaya, maka perusahaan harus menelusuri biaya masing-
masing produk maupun batch. Keunikan produk (unit) menghasilkan perbedaan biaya untuk
jumlah yang berbeda. Ketika proses produksi menghasilkan produk yang sama yang pada
akhirnya memunculkan perbedaan biaya masing-masing produk, maka perusahaan harus
menelusuri biaya menggunakan job-order costing. Kedua jenis perusahaan, baik manufaktur
maupun jasa, menggunakan pendekatan job-order costing. Sebaliknya, perusahaan dalam
indutri massa memproduksi dalam jumlah banyak atau produk yang homogen. Masing-
masing produk pada dasarnya dibedakan dari produk pendampingnya.

2. Menyiapkan Sistem Akuntansi Biaya

1
3. Sistem Job-Order Costing: Gambaran Umum
Job-order costing atau penghitungan biaya produksi berdasarkan pesanan merupakan
metode yang digunakan untuk menghitung biaya dengan cara mengakumulasi seluruh biaya
untuk setiap pesanan pelanggan. Dengan metode ini akan memberikan kesempatan untuk
mengendalikan biaya dan mengevaluasi profitabilitas dari suatu produk.
Metode ini biasanya digunakan untuk departemen yang menghasilkan produk
hetrogen.Untuk mendapatkan efektivitas penghitungan, maka pesanan harus diidentifikasi
terpisah kemudian rincian tersebut dimasukan ke dalam kartu yang disebut kartu biaya
pesanan yang digunakan untuk satu pesanan saja. JOC mengakumulasi biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang masing-masing dibebankan ke tiap
pesanan.

4. Job-Order Costing: Gambaran Arus Biaya


Arus biaya dalam perusahaan tidak menambah siklus akuntansi dalam akuntansi
keuangan. Akuntansi biaya berkaitan dengan pencatatan dan pengukuran elemen pada saat
mengalir melalui proses produksi.
Contoh kasus:

2
Rand Company adalah perusahaan yang memproduksi medali penghargaan emas dan
perak.Perusahaan ini memiliki dua buah pekerjaan untuk dikerjakan pada bulan Januari, di
mana bulan tersebut adalah bulan pertama dalam tahun fiskal perusahaan.Pekerjaan A berupa
cetakan khusus 1.000 medali emas untuk memenuhi keperluan dunia perfilman dan sudah
dimulai pada bulan Desember tahun sebelumnya.Pada akhir Januari, sebanyak $30.000 telah
dicatat sebagai biaya produksi.Pekerjaan B adalah pesanan 10.000 medali perak untuk
peringatan jatuhnya Tembok Berlin.Pekerjaan ini dimulai bulan Januari.
Pembahasan:
Akuntansi untuk Bahan Baku
Pada tanggal 1 Januari, perusahaan memiliki bahan baku $7.000. Selama bulan tersebut
perusahaan membeli bahan baku senilai $60.000. Jurnal yang dibuat:
Bahan baku 60.000
-Utang dagang 60.000
Selama bulan Januari dibutuhkan bahan baku sebanyak $52.000, terdiri dari $50.000 bahan
langsung dan $2.000 bahan tidak langsung. Bahan tersebut diperuntukkan bagi pekerjaan A
sebanyak $28.000 dan pekerjaan B sebanyak $22.000. Jurnal yang dibuat:
Barang dalam proses 50.000
Overhead pabrik 2.000
-Bahan baku 52.000

Akuntansi untuk Tenaga Kerja


Selama Januari, perusahaan membayar tenaga kerja langsung $60.000, dengan rincian
$40.000 dibebankan ke pekerjaan A dan $20.000 dibebankan ke pekerjaan B. Sedangkan
biaya tenaga pemeliharaan dan pengamanan (tenaga kerja tidak langsung) sebesar $15.000.
Jurnal yang dibuat:
Barang dalam proses 60.000
Overhead pabrik 15.000
-Utang gaji dan upah 75.000

Akuntansi untuk Overhead Pabrik


Selama Januari, Rand membayar biaya overhead berupa utilitas (pemanas, air dan listrik)
$21.000, sewa alat $16.000 dan biaya lain-lain $3.000. Jurnal yang dibuat:
Overhead pabrik 40.000
-Utang usaha 40.000

3
Selama Januari, Rand mengakui adanya pajak properti $13.000 dan asuransi gedung dibayar
di muka sebesar $7.000 telah habis dibebankan. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut:
Overhead pabrik 20.000
Utang pajak properti 13.000
-Asuransi dibayar di muka 7.000
Akhir Januari, Rand Company mengakui depresiasi peralatan pabrik sebesar $18.000. Jurnal
yang dibuat:
Overhead pabrik 18.000
-Akumulasi depresiasi 18.000

Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi


Pada Januari, Rand harus membayar gaji tenaga pemasar $30.000. Jurnal yang dibuat:
Beban gaji 30.000
-Utang gaji dan upah 30.000
Depresiasi peralatan kantor selama Januari adalah $7.000. Jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut:
Beban depresiasi 7.000
-Akumulasi depresiasi 7.000
Iklan yang harus dibayar sebesar $42.000, beban administrasi dan penjualan sebesar $8.000.
Jurnal yang dibuat:
Beban iklan 42.000
Beban administrasi dan penjualan 8.000
-Utang usaha 50.000

Pekerjaan A senilai $158.000 diselesaikan pada bulan Januari. Jurnal yang dibuat:
Barang Jadi 158.000
-Barang dalam Proses 158.000

5. Tarif Tunggal Dan Tarif Ganda Biaya Overhead


Tarif pembebanan dapat dibedakan menjadi dua, tarif pembebanan tunggal dan tarif
pembebanan ganda. Suatu tarif tunggal mengkombinasikan biaya variabel dan tetap
departemen pendukung untuk menghasilkan tarif pembebanan. Namun, penggunaan tarif
tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya tersebut merupakan biaya
variabel.Jumlah tambahan yang dibebankan adalah akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap
yang seakan-akan menjadi biaya variabel. Dalam tarif perhitungan ganda, masalah ini akan

4
dihilangkan. Ketika tarif ganda digunakan, suatu tarif terpisah dihitung untuk tiap jenis
sumber daya berdasarkan pada faktor penyebab. Kemudian, penggunaan aktual tiap jenis
faktor penyebab dikalikan dengan tarif yang sesuai untuk mendapatkan jumlah biaya
departemen pendukung yang dialokasikan

B. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK DAN JASA: PENDEKATAN


SISTEM PROSES

1. Sistem Harga Pokok Proses: Dasar Operasi Dan Konsep Biaya


Untuk aliran biaya pada harga pokok proses tidak jauh berbeda dengan harga pokok
pesanan. Aliran biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan pekerjaan baik itu produk barang
ataupun jasa. Sementara untuk harga pokok proses mengakumulasi biaya berdasarkan
masing-masing proses yang dilalui oleh suatu produk ataupun jasa. Ketika suatu unit selesai
untuk satu proses maka akumulasi biaya produksi akan ditransfer ke proses produksi berikut
yang dialami unit tersebut, begitu seterusnya hingga proses produksi berakhir.

2. Harga Pokok Proses Tanpa Persediaan Barang Dalam Proses Awal Dan Akhir
Periode
Dengan tidak adanya persediaan BDP di awal dan di akhir periode, perhitungan untuk
harga pokok proses menjadi jauh lebih mudah, yaitu dengan menjumlahkan semua biaya
produksi yang dikeluarkan pada periode tersebut kemudian membaginya dengan unit
produksi yang dihasilkan. Misalnya untuk proses pembersihan gigi yang ada di klinik
perawatan gigi dan gusi dalam satu bulan adalah sebagai berikut:

Bahan baku langsung Rp 40.000


Gaji asisten dokter Rp 350.000
Biaya overhead Rp 210.000
Jumlah biaya produksi Rp 600.000
Jumlah pasien (orang) 150

Bahan baku langsungnya adalah zat kimia yang digunakan untuk membersihkan gigi,
biaya tenaga kerja langsung adalah gaji asisten dokter, dan biaya overhead adalah semua
biaya yang terlibat dalam proses produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
contohnya seperti listrik di klinik, penggunaan air untuk berkumur di klinik, dan lainnya.
Mengacu pada data tersebut, maka biaya yang ditanggung oleh tiap pasien atau biaya perunit
dari jasa pembersihan gigi yang diberikan adalah Rp 4.000.

5
Secara teoritis biaya per unit satu periode harusnya hanya dibebankan pada unit yang
diproduksi di periode tersebut, hal ini sejalan dengan konsep akuntansi secara umum yang
menandingkan antara biaya yang terjadi pada satu periode dengan pendapatan yang dapat
dikumpulkan atau digeneralisir pada periode tersebut.

3. Harga Pokok Proses Dengan Persediaan Barang Dalam Proses (Bdp) Di Akhir
Periode
Biaya perunit diperlukan untuk menghitung harga pokok BDP yang di transfer ke unit
yang lain, dan kemudian berakhir pada nilai persediaan BDP. Persediaan BDP akan
mempengaruhi perhitungan biaya per unit dengan mempengaruhi pengukuran produksi pada
satu periode. Namun kendala yang dihadapi biasanya adalah nilai BDP tersebut, kita
misalkan di perusahaan yang memproduksi gula, ketika produk selesai maka nilai dari produk
tersebut akan lebih mudah dinilai, dibandingkan apabila terdapat produk yang belum selesai
atau BDP. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa nilai BDP tersebut? Jika dibandingkan
dengan nilai pasar, maka belum tentu ada BDP serupa di pasar, sementara jika dinilai sesuai
dengan produk jadi, BDP belum sepenuhnya menjadi produk jadi. Secara definisi, BDP
bukanlah merupakan produk jadi, BDP yang ada pada akhir periode tidak sama (ekuivalen)
dengan satu produk jadi, dan biaya-biaya yang terkandung dalam BDP sudah pasti berbeda
dengan biaya yang terkandung dalam produk jadi.
3.1 Pengukuran Unit Ekuivalen
Untuk mengilustrasikan permasalahan nilai BDP dan nilai persediaan produk jadi, bisa
dilihat dengan ilustrasi berikut. Kita asumsikan jika sebuah pabrik gula mempunyai BDP
awal nol, ketika akhir periode beberapa unit telah berwujud barang jadi, namun beberapa
masih dalam tahap produksi atau setengah jadi. Maka hal ini akan membingungkan, Ketika
dicatat unit keluaran sebesar 30.000 unit maka kita mengabaikan 5.000 unit setengah jadi
(BDP), sedangkan jika kita mengatakan unit keluaran sebesar 35.000 unit maka kita
mengabaikan informasi bahwa 5.000 dari unit keluaran masih berbentuk setengah jadi atau
barang dalam proses (BDP). Karena itu unit keluaran harus diukur secara tepat sehingga
dapat menunjukkan nilai yang sesungguhnya dari produk jadi ataupun BDP. Agar BDP bisa
disamakan dengan produk jadi biasanya dilakukan pengukuran dengan unit ekuivalen. Unit
ekuivalen adalah unit barang jadi yang telah diproduksi dibagi dengan proses produksi yang
telah dilewati dalam satu periode dengan pertimbangan tertentu.

3.2 Laporan Harga Pokok Produksi

6
Merujuk kembali pada permasalahan sebelumnya maka untuk laporan harga pokok
produksi setidaknya memiliki dua bagian yaitu bagian perhitungan dengan satuan unit, dan
bagian perhitungan dengan satuan moneter. Perlu dipahami bahwa laporan ini sifatnya lebih
pada pertanggungjawaban atas biaya yang sebelumnya dikeluarkan, biaya yang telah
dikeluarkan kembali ditelusur secara detil sehingga jika terjadi perubahan kebijakan
manajemen, akan lebih mudah menyesuaikan biaya-biaya yang terlibat jika biaya-biaya
tersebut telah dapat dikenali secara mendetil. Hansen, et al (2009) mengungkapkan untuk
mempersiapkan laporan harga pokok produksi setidaknya ada lima langkah yang harus
diperhatikan:

4. Metode FIFO
Metode FIFO memisahkan unit persediaan awal yang diproduksi selama periode
berjalan, dengan asumsi bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali dan
ditransfer keluar semua biaya periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut.

7
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokokdari
periodesebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.

5. Metode Rata-Rata Tertimbang


Pada dasarnya metode rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal
dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per unit. Biaya akan dikumpulkan dan
hanya satu biaya rata-rata per unit yang dibebankan dan ditransfer keluar maupun yang
tersisa dalam persediaan akhir.

Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata


1) Di Departemen Pertama :
a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu: biaya
bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang
melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya periode
berjalan.
b. Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan. Barang jadi (barang yang ditransfer ke departemen berikutnya)
ditambah barang dalam proses akhir menurut ekuivalen. Harga pokok rata-rata
kemudian dihitung berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen.
2) Di Departemen Lanjutan :

8
a. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya.Harga
pokok tersebut terdiri dari: Harga pokok persediaan awal danharga pokok yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
b. Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalamdepartemen
yang bersangkutan.
c. Menghitung harga pokok rata-rata persatuan di departemen yang bersangkutan
dengan cara: harga pokok rata-rata dari departemen yang mendahului ditambah
harga pokok rata-rata di departemen yang bersangkutan.

C. ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG DAN BIAYA


BERSAMA
1. Gambaran Umum Alokasi Biaya
Biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama yang terjadi ketika sumber daya yang
sama digunakan dalam output dua, lebih jasa, atau produk disebut biaya bersama.

2. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen Ke Departemen Lain


2.1 Tarif Pembebanan Tunggal
Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk
melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau
MAS). Biaya departemen foto copy termasuk biaya tetap sebesar $0,023 per lembar foto

9
copy (kertas dan tinta). Estimasi penggunaan (dalam kertas) oleh ketiga departemen produksi
adalah sebagai berikut;

Departemen Audit 94.500


Departemen Pajak 67.500
Departemen MAS 108.000
Total 270.000

Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya
sebesar $32.400 dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang di foto copy sebanyak 270.000
yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.
Jumlah yang d bebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah
lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah sebagai berikut ;
departemen audit sejumlah 92.000 lembar; dan departemen MAS 115.000 lembar. Total biaya
foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai
berikut;

Jumlah x Pembebanan = Total


Lembar per Lembar Pembebanan
Audit 92.000 $0,12 $11.040
Pajak 65.000 0,12 7.800
MAS 115.000 0,12 13.800
Total 272.000 $32.640

Apakah departemen foto copy membutuhkan $32.640 untuk membutuhkan 272.000 lembar?
Tidak, departemen foto copy hanya membutuhkan $32.446 [$26.190 + 9272.000 x $0,023)].
2.2 Tarif Pembebanan Berganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya.Biaya variabel departemen pendukung
naik sesuai tingkat kenaikan jasa.Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen
foto copy meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang d foto copy.
1) Pengembangan Tarif Tetap
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna
menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh
departemen produksi.Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya
dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi.

10
Pengalokasian Biaya Tetap mengikuti 3 langkah prosedur:

Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut;

Jumlah Foto Copy Persentase yang x Biaya = Bagian Departemen


Awal yang di Foto copy Tetap atas Biaya Tetap
Dianggarkan
Audit 94.500 35% $26.190 $9.167
Pajak 67.500 25 26.190 6.548
MAS 108.000 40 26.190 $10.476
Total 270.000 100% $26.191

2) Pengembangan Tarif Variabel


Tarif variabel tergantung pada biaya yang berubah ketika penggerak biaya berubah.
Pada departemen foto copy, penggerak biaya adalah jumlah lembar yang di foto copy. Jika
jumlah lembar yang di foto copy meningkat, kertas dan tinta yang digunakan akan lebih
banyak. Karena biaya rata-rata adalah $0,023 per lembar, maka tarif variabel adalah $0,023.
Tarif variabel ini digunakan dalam hubungan dengan departeman audit dibebani 35 persen
dari biaya yang di tambah $0,023 per lembar yang difoto copy. Departeman pajak akan
dialokasikan 25 persen dari biaya tetap ditambah $0,023 perlembar. Sementara itu MAS akan
dialokasikan 40 persen dari biaya tetap ditambah $0,023 per lembar.

Jumlah X Tingkat = Jumlah + Jumlah Total


Foto copy Variabel Variabel Tetap Pembebanan
Audit 92.000 $ 0.023 $2.116 $9.167 $11.283
Pajak 65.000 0.023 1.495 6.548 8.043
MAS 115.000 0.023 2.645 10.476 13.121
Total 272.000 $6.256 $26.191 $32.447

2.3 Penganngaran Versus Penggunaan Aktual

11
Prinsip umum dari evaluasi kerja adalah bahwa manajer tidak boleh dibebani tanggung
jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer
departemen produksi memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di
konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun,
pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting; evaluasi departemen tidak boleh dipengaruhi
oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.
Biaya tetap tahunan yang dianggarkan adalah sebesar $26.190 dan biaya variabel yang
dianggarkan adalah $0,023. Ketiga departemen produksi ; audit, pajak, dan MAS.
Mengestimasikan penggunan masing-masing sebesar 94.500 lembar, 57.500 lembar, dan
108.000 lembar. Berdasarkan data tersebut biaya yang dialokasikan kesetiap departemen pada
awal tahun. Bahwa metode tarif tunggal menghasilakn pengalokasian yang sama dengan
metode tarif berganda apabila angka yang dianggarkan digunakan.

Metode Tarif Tunggal


Jumlah x Tarif = Alokasi
Foto copy Total Biaya
Audit 94.500 $0,12 $11.340
Pajak 67.500 0,12 8.100
MAS 108.000 0,12 12.960
Total 270.000 $32.400

Metode Tarif Berganda


Jumlah x Tarif + Alokasi = Biaya yang
Foto copy Variabel Tetap Dialokasikan
Audit 94.500 $0,023 $9.167 $11.340
Pajak 67.500 0,023 6.548 8.100
MAS 108.000 0,023 10.476 12.960
Total 270.000 $32.400

3. Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung


Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,
perusahaan harus menetapkan batasan interaksi departemen pendukung. Selain itu, mereka
harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian
biaya, yakni;
Metode langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen
pendukung.Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional
12
terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada
departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen
produksi.
Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi.Akan
tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen
pendukung.Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur
penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu.Biasanya urutannya ditentukan
dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang
diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya diukur dengan biaya
langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai
sebagai pemberi dana terbesar.

Metode Timbal balik


Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode ini
salahs atu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan
total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interksi iantara
departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung
dialokasikan ke departemen produksi.
Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya
langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

4. Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Harga Pokok Produk


Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen
produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja
langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead
departemen pengesahan adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar
untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin,
maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:

13
Tarif overhead pengesahaan = $355.000
71.000 jam Mesin
= $ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah

Tarif overhead perakitan = $215.000


107.500 jam tenaga kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi $12 [ (2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan
baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka
biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

5. Alokasi Biaya Patungan/Biaya Bersama


Produk patungan adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara simultan dengan
proses yang sama hingga pada titik pemisahan. Proses produksi patungan menghasilkan
output dua produk atau lebih, dimana produk patungan utama memiliki nilai penjualan yang
relatif signifikan. Produk sampingannya memiliki nilai penjualan yang relatif lebih sedikit.
Biaya patungan harus dialokasikan ke setiap produk untuk tujuan pelaporan keuangan.
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengalokasikan biaya patungan, termasuk
metode unit fisik, nilai-penjualan-saat-pemisahan, dan metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan. Produk sampingan umumnya tidak dialokasikan ke biaya produk patungan.
Penjualan produk sampingan dimasukkan dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba
rugi atau diperlakukan sebagai kredit untuk barang dalam proses produk utama.

DAFTAR PUSTAKA

14
Guan, L., Hansen, D. R., and Mowen, M. M. (2009). Cost Management Sixth Edition. South
Western.

15

Anda mungkin juga menyukai