Anda di halaman 1dari 3

Alat ukur dan pengukuran besaran listrik merupakan bentuk dengan satu kesatuan yang utuh dalam

menilai besaran listrik. Salah satu pengukuran resistor yang sudah dikenal sejak lama yaitu memakai alat ukur
jembatan wheatstone baik pabrikasi maupun non pabrikasi. Pada alat ukur ini tersedia satu fasilitas utama yang
berfungsi sebagai detector dengans sensitivitas yang tinggi yang disebut galvanometer. Dalam hal penggunaan
jembatan wheatstone atau alat ukur baik pabrikasi maupun non pabrikasi seperti jembatan potensiometer, hasil
pengukuran besaran komponen resistor yaitu dengan cara membandingkan pada kondisi keseimbangan titik
nol galvanometer (Herlan,2014 :1).
Prinsip dari jembatan wheatstone yaitu sirkit listrik yang terdiri dari mepat tahanan, dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal, dan pada kedua titik diagonal yang lain galvanometer
ditempatkan. Mengenai syarat keseimbangan untuk jembatan adalah :
1) Keadaan seimbang tidak dipengaruhi oleh pergantian posisi dari sumber tegangan dan galvanometer.
2) Kondisi keseimbangan tidak dipengaruhi bila tegangan dari sumber tegangan berubah.
3) Galvanometer hanya diperlukan untuk melihat bahwa tidak ada arus yang mengalir melalui sirkitnya, jadi
tidak perlu membaca harga arus pada skala.
Untuk cabang-cabang rasio harga tahanan masing-masing tidak perlu teliti, tetapi hanya harga rasio antara
keduanya yang penting, dan harga rasio inilah yang harus didapatkan seteliti mungkin. Akan tetapi harga
tahanan dari cabang pengatur harus diketahui seteliti mungkin (Sappie,Nishino, 1974 :102).
Untuk mendeteksi sensor salinitas digunakan sel konduktasi, sel ini dapat dibuat dari dua plat logam
dengan luasan dan jarak kedua plat. Jika luasan dan jarak kedua plat konstan maka nilai resistansi sel hanya
ditentukan oleh nilai konsuktivitas. Perubahan sel hanya resistansi tersebut dapat diubah menjadi perubahan
tegangan dengan menggunakan rangkaian jembatan wheatstone (Sesa, Elisa, 2002 :11).
Sensor thermistor adalah sensor temperatur pasif yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan
temperatur. Sensor ini terbuat dari bahan semikonduktor yang memiliki resistansi menurun untuk tipe NTC
dan naik untuk tipe PTC. Pengujian dengan sensor thermistor dilakukan dengan sekaligus merealisasi system
linearisasi menggunakan jembatan wheatstone. Rangkaian yang digunakan ada yang tipe setengah penuh dan
ada yang rangkaian jembatan wheatstone secara penuh. Keluaran rangkaian tersebut langsung berupa tegangan
sehingga sekaligus dapat dihubungkan dengan pengkondisi sinyal berikutnya (Warsito, 2010 : 143-144).

Sebuah jembatan wheatstone portable (Self-contained), operasinya didasarkan


pada diagram dasar. Rangkaian jembatan mempunyai empat lengan resistif beserta sebuah sumber ggl dan
sebuah detector nol yang biasanya adalah galvanometer atau alat ukur sensitive lainnya. Jadi jembatan adalah
setimbang jika :

Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi
tidak setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan. Sensitivitas dapat ditentukan dengan
“memcahkan persoalan”. Pemecahan ini didekati dengan mengubah jembatan wheatstone ke penggantinya
Thevenin (Cooper, 1984 : 150-151).
4. Alat dan Bahan
1) Jembatan Wheatstone
2) Galvanometer
3) Multimeter digital
4) Power supplay
5) Resistor
6) Potensiometer
7) Kabel penghubung
8) Breadboard
5. Prosedur Kerja
1) Susun alat-alat seperti pada penuntun, dengan R adalah resistansi box, Rx hambatan tunggal, hambatan seri
atau hambtaan parallel yang akan diukur (r) adalah power supply DC, Rs adalah rheostat, G adalah
galvanometer dan A adalah ampermeter.
2) Periksalah rangkaian pada pembimbing praktikum.
3) Digeser perlahan-lahan ujung konektor k ke kiri atau ke kanan sehingga jarum galvanometer tepat menunjuk
nol.
4) Kemudian di catat panjang l1 dan l2 serta kuat arus pada amperemeter, catat juga nilai R yang digunakan.
5) Ulangi percobaan sebanyak 5 kali dengan kuat arus yang berbeda-beda.
6) Ulangi percobaan masing-masing 5 kali untuk Rx yang lainnya.

6. Analisis Data
1) Rx. L2 = R1. L1
2) Rs = R1 + R2
3) 1/Rp = 1/ R1 + 1/R2

4) Ketelitian

X 100%

7. Hasil dan Pembahasan

7.1 Hasil

No Rangkaian Rx

L1 (cm) L2 (cm)
1. Seri 7,5 7,5
2. Paralel 5 10
7.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukannya mengenai jembatan wheatstone. Dimana alat ini merupakan
alat ukur dalam menilai besaran listrik. Pada praktikum ini kami diharapkan untuk memahami prinsip kerja
dari jembatan wheatstone lalu kami diharapkan untuk bisa menghitung besarnya nilai suatu hambatan dari atau
dengan jembatan wheatstone.
Sebelum melakukan praktikum ini, adapun yang harus dipersiapkan pertama kali ialah kami menyiapkan
alat dan bahan yang akan di gunakan, karena supaya pada saat praktikum tidak ada lagi alat dan bahan yang
kurang. Lalu kami juga harus mengerti apa itu jembatan wheatstone dan bagaimana penggunaannya karena
apabila kita tidak mengerti hal itu, kemungkinan hasil yang didapat kurang maksimal. Pada praktikum ini kami
merangkai galvanometer, jembatan wheatstone , resistor serta kabel penghubung lainnya. Kemudian yang kami
lakukan ialah merangkai resistor R dalam bentuk seri dan parallel.
Pada percobaan ini kami juga menggunakan power supply sebagai sumber tegangan listrik. Pada
praktikum ini dapat di ketahui bahwa jembatan wheatstone tidak hanya untuk mengukur yang dalam menilai
besaran listrik saja namun juga untuk mengukur sesuatu hambatan listrik yang tidak diketahui dengan
mengembangkan dua kali dari rangkain jembatan , dan juga untuk memperoleh ketelitian dalam melakukan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil.
Pada pengukuran ini juga dilengkapi sebuah alat yakni galvanometer yang sangat sensitive yang
digunakan pada saat menghitung suatu sumber tegangan DC. Mengapa dapat dikatakan sangat sensitive ,
karena galvanometer ini ialah suatu alat yang dapat mengukur arus yang sangat kecil sekalipun.
Kemudian pada prinsip dasar pengukuran nilai hambatan dalam praktikum ini yaitu kami menggunakan
metode arus nol, dimana pada rangkaian ini diusahakan atau diaturkan agar tidak ada arus yang mengalir atau
arus pada sebuah galvanometer menunjukkan angak nol sehingga tercapai suatu keadaan setimbang. Untuk
mendapatkan suatu keadaan setimbang dengan ukuran skala pada galvanometer nya nol ialah, dengan
menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor yakni dengan rangkain jembatan wheatstone ini terlebih
dahulu agar mengatur kontak geser dari kabel hitam yang tidak terpakai lalu kemudian di geser-geserkan
hingga kemudian skala yang ditunjukkan oleh galvanometer ini adalah nol.
Karena jembatan wheatstone ini dikatakan setimbang jika beda potensial pada galvanometer ini sama
dengan nol sehingga tidak ada arus yang melalui galvanometer tersebut berdasarkan praktikum ini yang kami
gunakan ialah hukum Kirchoff I yang menyatakan pada rangkaian tertutup, jumlah ggl dan jumlah penurunan
potensial sama dengan nol. Sedangkan untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya maka
dapat di gunakan persamaan yang berkaitan dengan hukum ohm.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, maka kami mendapatkan hasilnya yaiti antara L1
dan L2 pada rangkaian seri ini sama sedangkan pada L1 dan L2 pada rangkaian parallel nya berbeda yakni :
*Pada rangkaian seri
L1 = 7,5 cm
L2 = 7,5 cm

* Pada rangkaian parallel


L1 = 5 cm
L2 = 10 cm

Anda mungkin juga menyukai