Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN MAGANG

Analisis Pola Komunikasi

Analisis pola komunikasi yang dilihat oleh penulis disini adalah pola
komunikasi yang dilakukan di departemen communication and external affairs
khususnya divisi Social Development Program (SDP) dalam menjalankan
program sosial yang disebut Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM)/Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Divisi SDP ini menjalankan
program yang berhubungan dengan pengembangan social. Program dibuat
berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1
mengenai perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial
(CSR) dan lingkungannya.
CSR atau Corporate Social Responsibility yang merupakan suatu
tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Definisi CSR
menurut World Business Council on Suistainable Development adalah
komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas
hidup karyawan dan keluarganya, komunitas local dan masyarakat luas. PTPM
merupakan salah satu bentuk perwujudan CSR PT. Vale Indonesia Tbk.

Rencana Pengelolaan Sosial (RPS) PTPM PT. Vale Indonesia Tbk. Disusun
berdasarkan based line study di wilayah yang terkena dampak operasi
perusahaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat diwilayah terdampak operasi melalui pelaksanaan tanggung jawab
social perusahaan dalam jangka waktu lima tahun. RPS-PTPM ini menjadi
pedoman bagi PT. Vale Indonesia Tbk. dan para pemangku kepentingan dalam

38
39

mensinergikan PTPM dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan daerah


yaitu :

1. RPS-PTPM sebagai panduan proses bagi perusahaan, pemerintah


daerah dan masyarakat untuk menentukan tindakan bersama selama
lima tahun sesuai dengan visi dan misi perusahaan, melalui urutan
pilihan dengan memepertimbangkan ketersediaan sumber daya sebagai
satu kesatuan dan keberlanjutan.
2. RPS-PTPM menjadi bagian integral dari peran perusahaan dalam
mendukung pelaksanaan pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Luwu Timur.
3. RPS-PTPM menjadi dokumen penting dalam membangun kerjasama
kemitraan antara PT Vale, pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga
secara substansi dan metodologis selaras dengan rencana pembangunan
daerah.
4. Penjabaran dari visi, misi, dan program perusahaan dalam berperan
serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Luwu Timur khususnya di empat wilayah terdampak operasi PT. Vale
Indonesia Tbk. Dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penyusunan
rencana program dan kegiatan social perusahaan.

PTPM terbagi atas Strategic Partnership yang merupakan komponen


program PTPM yang bekerjasama dengan pemerintah daerah, Strategic
Contribution yang merupakan program yang berkontribusi dalam
penanggulangan bencana alam maupun donasi lainnya dan Program Mitra Desa
Mandiri (PMDM) merupakan program yang melibatkan masyarakat secara
langsung dalam perencanaan dan implementasi kegiatan setiap tahun.

Program Mitra Desa Mandiri merupakan salah satu kontribusi PT. Vale
Indonesia Tbk. dalam mendukung upaya yang dilakukan pemerintahdaerah
40

untuk menibgkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi keluarga


miskin dan rentan diwilayah terdampak operasi yaitu di kecamatan Malili,
Towuti, Wasuponda dan Nuha.

Secara khusus PMDM diarahkan untuk meningkatkan kapasitas


masyarakat, memperkuat kelembagaan local, mendorong pembangunan
partisipatif, memperkuat fungsi dan peran pemerintahan lokal, peningkatan
kualitas layanan kesehatan dasar dan ekonomi masyarakat, pengembangan
kemitraan antara PT Vale pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan
masyarakat.

PMDM dijadikan model pendampingan oleh PT. Vale untuk sector


lainnya disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas dan kemandirian
masyarakat. Ketentuan dasar PMDM diatur dalam bentuk Panduan teknis
Operasional (PTO) sebagai acuan pelaksanaan yang menjelaskan ketentuan
pokok yang digunakan oleh pemangku keoentingan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan serta
pengendalian.

Inti dari PMDM ini adalah program yang diusulkan kembali oleh
masyarakat sesuai dengan rencana pembangunan desa. Tidak semua kegiatan
yang diusulkan langsung diterima tetapi disaring terlebih dahulu menurut
criteria-kriteria berikut :

1. Keselarasan dengan arah kebijakan pemerintah


2. Keselarasan dengan program pembangunan daerah
3. Rencana pembangunan desa yang menjadi acuan masyarakat
4. Sinergi denga program yang telah ada didesa
5. Mendorong harmonisasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam
program
6. Penerapan prinsip akuntabilitas public
41

7. Kegiatan yang memberikan manfaat langsung dalam peningkatan


layanan kesehatan dan ekonomi masyarakat miskin (rumah tangga
miskin) diwilayah terdampak operasi PT. Vale
8. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kapasitas masyarakat
9. Ketersediaan sumber daya local
10. Kegiatan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan, termasuk
kegiatan pelatihan pengmbangan kader kesehatan masyarakat
11. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha
ekonomi produktif
12. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana-prasarana
pendukung ekonomi perdesaan yang dapat memberikan manfaat
langsung bai masyarakat miskin
13. Penambahan permodalan melalui unit simpan pinjam atau lembaga
keuangan mikro
14. Kegiatan yang memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan.

PMDM ini merupakan program yang diusulkan kembali oleh masyarakat dan
harus sesuai dengan rencana pembangunan desa tidak langsung diterima begitu saja
hanya program-program yang memenuhi criteria yang telah disebutkan sebelumnya.
Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dikategorikan dalam PMDM maka
PT.Vale bekerjasama dengan fasilitator agar dapat terjadi efektifitas komunikasi
antara PT.Vale dan Masyarakat.

Terdapat beberapa jenis pola komunikasi untuk dapat mewujudkan


keefekifitasan komunikasi. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola
hubungan dua orang atau lebih dlaam proses pengiriman dan penerimaan dengan cara
yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004)
42

Dalam sebuah pola komunikasi tentu terdapat adanya rangkaian proses


komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen yang terdapat didalamnya. Setiap elemen
komunikasi tersebut membentuk berjalannya rangkaian proses komunikasi, meliputi
komunikator, pesan, saluran/media, komunikan, efek,dan umpan balik/feedback.

Menurut Joseph A.Devito (Human Communication, 1994:259) pola-pola


komunikasi terdiri dari empat jenis yaitu :

1. Komunikasi antar pribadi


komunikasi antar pribadi terjadi antara sekelompok kecil orang dan biasanya
mendapatkan feedback secara langsung
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok terdiri dari beberapa orang (lebih dari tiga) yang
melakukan komunikasi dan memiliki susunan rencana tertentu untuk
mencapai tujuan kelompok
3. Komunikasi massa
Komunikasi massa lebih khusunya dilakukan melalui media massa seperti
televise, radio, surat kabar, majalah, film dan buku
4. Komunikasi public
Komunikasi public merupakan suatu komunikasi yang dilakukan didepan
banyak orang. Dalam komunikasi public pesan yang disampaikan dapat
berupa suatu informasi, ajakan gagasan.

Kolaborasi antar komunikasi kelompok dan komunikasi public merupakan


pola komunikasi yang digunakan oleh divisi SDP dalam menjalankan program
PTPM/PMDM. Divisi SDP memiliki fasilitator sebagai media bantuan penyalur
pendapat atntar PT.Vale dan masyarakat. Dalam mendampingi program-program
social yang telah dibuat, PT. Vale mengadakan pendampingan manajemen dan
monitoring untuk menjamin efektifitas dan efisiensi serta memastikan dukungan
manajemen teknis pelaksanaan PTPM di lapangan. Pendampingan manajemen dan
43

monitoring ini dilakukan dalam bentuk menempatkan sejumlah konsultan di lokasi


yang termasuk wilayah terdampak operasi dengan memeprtimbangkan jumlah dan
sebaran lokasi desa dampingan. PT. Vale melalui pihak ketiga membentuk fasilitator
kabupaten, kecamatan dan kemudian desa yang berkoordinasi dengan Tim
Koordinasi Kabupaten PTPM. FMC inilah yang kemudian akan mendampingi
kegiatan-kegiatan dan melaporkan secara berkala perkembangan program kegiatan
PTPM/PMDM setiap wilayah pengendalian termasuk keluhan, hambatan dan kendala
implementasi PTPM/PMDM di lapangan, serta data pencairan/pencairan dana yang
diperlukan, termasuk pemantauan dan melaporkan status pembayaran insentif dan
dana operasional.

Pola komunikasi public yang dilakukan oleh PT.Vale menurut penulis telah
efektif dikarenakan fasilitator yang bertugas sebagai media antara PT.Vale dan
masyarakat merupakan bagian dari masyarakat yang kemudian di hire oleh PT.Vale
sebagai perantaranya. Dampak positif dari cara ini, masyarakat telah mengenal baik
fasilitator yang mendampinginya sehingga konflik yang dapat terjadi dapat
diminimalisir.

Sesuai dengan perjanjian kerjasama Program Mitra Desa Mandiri PT.Vale


Indonesia Tbk Tahun 2017 pasal 3 yang berisi tugas dan tanggung jawab. Tugas dan
tanggung jawab pihak pertama (Senior Manager Program Pengembangan Sosial
PT.Vale Indonesia Tbk) poin d menegenai memberikan pelatihan, lokakarya,
bimbingan teknis dan atau workshop untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
PMDM. Poin e mengenai pihak pertama bersama-sama pihak ketiga(kepala desa yang
sah dan berwenang atas nama masyarakat yang beralamat didesa tempat memimpin)
melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan PMDM yang
dikelola oleh pihak kedua (Ketua Komite yang melaksanakan PMDM didesa
tertentu).
44

Sesuai dengan perjanjian diatas jenis pola komunikasi yang pertama


dilakukan oleh PT.Vale Indonesia merupakan komunikasi public dimana pada
tahapan-tahapan awal dilakukan sosialisasi program yang kemudian akan
dilaksanakan. Setelahnya PT.Vale menerapkan jenis pola komunikasi secara
berkelompok yang dibantu oleh fasilitator dalam mendampingi pelaksanaan tahapan-
tahapan PMDM. Setiap tahapan yang dilakukan akan didampingi oleh fasilitator
dalam pelaksanaannya. Ketika tahap-tahap PMDM mulai berjalan maka akan
dilakukan monitoring apakah tahapan tersebut berjalan sesuai apa yang direncanakan
kemudian pada akhir pertanggungjawaban akan dilakukan evaluasi apa saja yang
telah dilakukan dalam mencapai program-progream yang telah diusulkan
sebelumnya.

Pada saat magang di PT. Vale Indonesia Tbk Soroako ada beberapa yang
relevan dengan beberapa mata kuliah penulis dan ada juga yang baru penulis dapatkan
ketika melaksanakan magang. Pengetahuan baru yang penulis dapatkan yaitu
pengetahuan tentang jenis-jenis proyek yang dikerjakan perusahaan, beberapa
pengetahuan tentang pengurusan data masuk yang diinput kedalam system internal
sendiri. Hal ini belum penulis dapatkan di bangku kuliah. Penulis jadi tidak hanya
dapat melihat penerapan ilmu komunikasi dalam lingkungan pekerjaan tetapi juga
mendapatkan pengetahuan diluar keilmuan penulis.

Anda mungkin juga menyukai