OLEH :
P07120214019
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2015
A. Pengertian
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel
darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells
(hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu
diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Price & Wilson,2006).
2. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :
a. Anemia Mikrositik Hipokrom :
1) Anemia Defisiensi Besi.
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di
Indonesia paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing
tambang (ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada
seseorang dengan makanan yang baik tidak akan
menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan
terjadi anemia.
2) Anemia Penyakit Kronik.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit
infeksi, seperti infeksi ginjal, paru-paru (abses, empiema dll),
inflamasi kronik (artritis reumatoid) dan neoplasma.
b. Anemia Makrositik :
1) Defisiensi Vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena
gangguan absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter
autoimun, namun di Indonesia penyebab anemia ini adalah
karena kekurangan masukan vitamin B12 dengan gejala-gejala
yang tidak berat.
2) Defisiensi Asam Folat.
Anemia defisiensi asam folat jarang ditemukan karena
absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Gejalanya yaitu
perubahan megaloblastik pada mukosa, mungkin dapat
ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti gangguan
kepribadian.
c. Anemia karena perdarahan.
1) Perdarahan akut akan timbul renjatan bila pengeluaran darah
cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi
beberapa hari kemudian.
2) Perdarahan Kronik biasanya sedikit - sedikit sehingga tidak
diketahui pasien. Penyebab yang sering adalah ulkus peptikum
dan perdarahan saluran cerna karena pemakian analgesik.
d. Anemia Hemolitik.
Pada anemia hemolitik terjadi penurunn usia sel darah merah
(normal 120 hari). Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah
tidak mampu mengatasinya karena usia sel darah merah sangat
pendek.
e. Anemia Aplastik.
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk
sel-sel darah. Hal ini bisa karena kongenital namun jarang terjadi.
Manifestasi klinis
C. Pohon Masalah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan Nyeri akut
tubuh
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu
ukuran kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia
berkembang. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.
2. Penentuan Indeks Eritrosit
Penentuan indeks eritrosit secara tidak langsung dengan
flowcytometri atau menggunakan rumus:
a. Mean Corpusculer Volume (MCV)
MCV adalah volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun
apabila kekurangan zat besi semakin parah, dan pada saat
anemia mulai berkembang. MCV merupakan indikator
kekurangan zat besi yang spesiflk setelah thalasemia dan
anemia penyakit kronis disingkirkan. Dihitung dengan
membagi hematokrit dengan angka sel darah merah. Nilai
normal 70-100 fl, mikrositik < 70 fl dan makrositik > 100 fl.
b. Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
MCH adalah berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel
darah merah. Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan
angka sel darah merah. Nilai normal 27-31 pg, mikrositik
hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
c. Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)
MCHC adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata.
Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan hematokrit.
Nilai normal 30-35% dan hipokrom < 30%.
E. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan
perawatan karena penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau
penurunan produksi sel darah merah.pada pasien yang hipovelemik:
b. Terapi Kausal
c. Terapi Suportif-Simtomatik
F. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produtivitas,
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunjukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, mis; perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).
Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD ; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar; hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis;
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung ; murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna):
pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva, mulut, faring,
bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat tampak
sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan
vasokontriksi kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koikologikia) (DB). Rambut; kering, udah putus, menipis;
tumbuh uban secara premature (AP).
3. Integritas ego
Tanda : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
mis; penolakan transfuse darah. Gejala : depresi.
4. Eleminasi
Gejala : riwayat piclonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemasis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine
Tanda ; distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukkan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :
tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas. Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore
(DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan
dinding vagina pucat.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi Hb
dan darah, suplai oksigen berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang kurang, anoreksia
3. Nyeri akut
4. Deficit perawatan diri makan b.d kelemahan fisik
5. Resiko infeksi
6. Intoleransi aktfitas b.d proses metabolisme yang terganggu
H. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)
Keperawatan Hasil (NOC)
1 Ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan a. Circulation Status Peripheral Sensation
perifer b. Tissue Perfusion : Management
Cerebral a. Monitor adanya
daerah
Kriteria Hasil : b. tertentu yang
a. Mendemonstrasikan hanya peka
status sirkulasi yang c. terhadap
ditandai dengan : panas/dingin/
Tekanan sistol d. tajam/tumpul
dan diastol e. Monitor adanya
dalam rentang paratese
yang diharapkan f. Instruksikan keluarga
Tidak ada orto- untuk mengobservasi
statik hipertensi kulit jika ada lesi atau
peningkatan tangan
h. untuk proteksi
i. Batasi gerakan pada
kepala, leher, dan
punggung
j. Monitor kemampuan
BAB
k. Kolaborasi pemberian
analgetik
l. Monitor adanya
tromboplebitis
m. Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi
2. Ketidakseimbangan NOC Nutrition Management
Nutrisi : kurang dari 1. Nutritional Status : a. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Food and Fluid Intake makanan
Nutrition Management
1. Monitor BB pasien
dalam batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual, muntah
11. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb dan kadar Ht
12. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan
intake nutrisi
15. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan
cavitas oral
Feeding diresepkan
24 jam f. Menyediakan
I. Referensi
Bakta, I Made.2003.Hematologi Klinik Dasar.Jakarta:EGC
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
………………………………………
NIP.