Anda di halaman 1dari 8

PENYEBAB KEMATIAN

Sebab-sebab kematian pada luka tusuk dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan
tidak langsung. Pada kematian langsung biasanya terjadi perdarahan, kerusakan organ
tubuh yang penting (jantung,hepar,pembuluh darah besar, dsb), dan emboli udara.
Pada kematian tidak langsung biasanya terjadi karena sepsis atau infeksi.

Penyebab kematian paling sering pada kasus pembunuhan yang disebabkan


oleh luka tusuk adalah perdarahan hebat pada pembuluh darah besar. Cepat atau
tidaknya kematian tergantung pada jumlah pembuluh darah yang terluka, dan juga
jenis pembuluh darah apa saja yang terkena (arteri atau vena). Perdarahan arteri dari
pembuluh darah besar bisa mengakibatkan kematian yang relatif cepat. Kehilangan
darah lebih dari 1 liter dari pembuluh darah besar dapat berakibat fatal. Namun
beberapa liter darah mungkin juga dapat hilang dari pembuluh vena yang lebih kecil
sebelum kematian terjadi. Dalam luka tusuk pada bronkus, dapat terjadi perdarahan
kecil yang terakumulasi pada rongga dada dan rongga perut.
Ketika terjadi tusukan pada leher, juga harus dipertimbangkan penyebab
kematian seperti aspirasi darah dan emboli udara. Terpotongnya trakhea dapat
menyebabkan aspirasi darah ke dalam paru-paru. Kehilangan darah dari pembuluh
darah yang kecil(misalnya pada pembuluh darah pada kelenjar tiroid) mungkin cukup
untuk menyebabkan aspirasi. Dalam luka terbuka pada pembuluh darah vena
jugularis, udara dapat masuk ke pembuluh darah ketika tubuh berada dalam posisi
tegak. Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan emboli udara yang dapat
menyumbat arteria pulmonalis. Jika ada udara yang terangkut ke ventrikel kanan
melalui aliran darah, emboli udara dapat terjadi, yang dapat menyebabkan kematian.
Kematian karena tamponade jantung dan kegagalan proses regulasi sentral
jarang terjadi. Tamponade jantung terjadi setelah darah mengalir dari jantung atau
pembuluh darah besar yang berdekatan tidak dapat keluar dari perikardium.
Luka Tusuk Pada Abdomen Dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien,
gaster, pankreas, renal, vesika urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan
yang cukup banyak. Luka tusuk lebih sering terjadi pada kuadran atas dari abdomen
dibandingkan dengan kuadran bawah. Kematian tidak terjadi secara langsung pada
luka tusuk di abdomen. Faktanya baru beberapa hari bahkan sampai beberapa
minggu luka tusuk dapat menyebabkan kematian.

Penyebabkematianpadaperistiwaluka / trauma tikamdanluka/trauma tembakadalah :2


a. Kerusakanpada organ vital tubuh.
b. Perdarahandaripembuluhdarah yang mengalamicedera.
c. Infeksi.
Perlu di perhatikan dengan seksama organ-organ mana saja yang dilintasi oleh
benda yang menembus permukaan tubuh (baik pada luka tusuk, maupun pada luka
tembak) agar dapat dipastikan, faktor utama dari penyebab kematian dan luka tusuk
atau luka tembak (bila di jumpai beberapa luka tusuk atau/ dan luka tembak di
permukaan tubuh) yang mana yang paling beresiko dalam mengakibatkan kematian.
Sehingga dapat membantu penyidik dalam menentukan pelaku utama yang
menyebabkan kematian dan pelaku tambahan yang hanya mencederai korban meski
di tubuh korban dijumpai banyak luka tusuk atau luka tembak. Penyebab kematian
yang paling sering adalah cedera pada organ vital tubuh.2
1. Sumber: Nerchan E, dkk. 2013. Pola Luka
PadaKematianAkibatKekerasanTajamdi
BagianIlmuKedokteranForensikdanMedikolegal RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode 2013.Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2,
Mei-Agustus 2015
2. Ferdinan J, Ritonga M.
2012.PenilaianalurlukauntukmenentukanpenyebabkematianMajalahKedokter
an Nusantara Volume 45No.3Desember 2012
Anatomi Abdomen
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks
dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang terbentuk
dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium. Untuk membantu
menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling sering dipakai adalah pembagian
abdomen oleh dua buah bidang bayangan horizontal dan dua bidang bayangan
vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi dinding anterior abdomen menjadi
sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan horizontal melalui
setinggi tulang rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista iliaca
dan dua bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga
kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum inguinale. Regio abdomen tersebut
adalah: 1) hypocondriaca dextra, 2) epigastrica, 3) hypocondriaca sinistra, 4)
lumbalis dextra, 5) umbilical, 6) lumbalis sinistra, 7) inguinalis dextra, 8)
pubica/hipogastrica, 9) inguinalis sinistra (Gambar 1)
Gambar 1. Pembagian anatomi abdomen berdasarkan lokasi organ yang ada di
dalamnya (Griffith, 2003)
1. Hypocondriaca dextra meliputi organ : lobus kanan hati, kantung empedu,
sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar
suprarenal kanan.

2. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian dari
hepar.

3. Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, limpa, bagian kaudal pankreas,


fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.

4. Lumbalis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum dan jejenum.

5. Umbilical meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum,


jejenum dan ileum.

6. Lumbalis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.

7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter
kanan.

8. Pubica/Hipogastric meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada


kehamilan).

9. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.

Dengan mengetahui proyeksi organ intra-abdomen tersebut, dapat


memprediksi organ mana yang kemungkinan mengalami cedera jika dalam
pemeriksaan fisik ditemukan kelainan pada daerah atau regio tersebut (Griffith, 2003)
Untuk kepentingan klinis rongga abdomen dibagi menjadi tiga regio yaitu :
rongga peritoneum, rongga retroperitoneum dan rongga pelvis. rongga pelvis
sebenarnya terdiri dari bagian dari intraperitoneal dan sebagian retroperitoneal.
Rongga peritoneal dibagi menjadi dua yaitu bagian atas dan bawah. rongga peritoneal
atas, yang ditutupi tulang tulang toraks, termasuk diafragma, liver, lien, gaster dan
kolon transversum. Area ini juga dinamakan sebagai
komponen torako-abdominal dari abdomen. Sedangkan rongga peritoneal bawah
berisi usus halus, sebagian kolon ascenden dan descenden, kolon sigmoid, caecum,
dan organ reproduksi pada wanita (Trauma, 2012)
Rongga retroperitoneal terdapat di abdomen bagian belakang, berisi aorta
abdominalis, vena cava inferior, sebagian besar duodenum, pancreas, ginjal, dan
ureter, permukaan paskaerior kolon ascenden dan descenden serta komponen
retroperitoneal dari rongga pelvis. Sedangkan rongga pelvis dikelilingi oleh tulang
pelvis yang pada dasarnya adalah bagian bawah dari rongga peritoneal dan
retroperitoneal. Berisi rektum, kandung kencing, pembuluh darah iliaka, dan organ
reproduksi interna pada wanita (Griffith, 2003)

Anda mungkin juga menyukai