Leaflet Defisit
Leaflet Defisit
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Defisit Perawatan Diri pasien serta
keluarga pasien mampu memahami dan menyadari bahaya defisit perawatan diri.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan pasien serta keluarga mengetahui
tentang:
1. Pengertian defisit perawatan diri
2. Penyebab defisit perawatan diri
3. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
4. Menyebutkan komponen kebersihan diri
5. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
6. Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
7. Mampu menjelaskan cara perawatan kebersihan diri
C. Strategi pelaksanaan
1. Metode : ceramah, diskusi
2. Media : Leaflet
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir):
a. Pengertian defisit perawatan diri
b. Penyebab defisit perwatan diri
c. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Komponen kebersihan diri
e. Pentingnya kebersihan diri
f. Cara perawatan kebersihan diri
D. Proses Pelaksanaan
Media
Kegiatan Kegiatan Estimasi
Tahap Metode dan
Penyuluhan Klien Waktu
Alat
Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah Leaflet 3 menit
salam salam
2. Memperkenalka
2. Mendengar
n diri kan dan
3. Menyampaikan
bertanya
tentang tujuan
mengenai
pokok materi
tujun pokok
4. Kontrak waktu
5. Membagikan materi
leaflet mengenai
defisit
perawatan
diri, jika
ada dan
kurang
mengerti
kurang jelas
3. memperhati
kan
E. METODE
1. Ceramah
1. Diskusi
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan diharapkan.
2. Evaluasi Proses
Diharapkan peserta penyuluhan tepat sasaran dan dapat mengikuti sampai
penyuluhan selesai dilaksanakan.
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh
penyaji dan mampu menjalankan proses pencegahan dan pengobtan yang telah
disediakan oleh penyaji.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil)
(Mukhripah, 2008).
Higiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien disebut higiene
perorangan (perry & poter, 2006). Personal hygiene berasal dari Bahasa Yunani yang
berarti Personal yang artinya perorangan dan Hygien berarti sehat kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006).
Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang terdiri dari
mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri secara mandiri (Nanda,
2006). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang
menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima
aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
B. Etiologi
Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan
seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai
stressor antara lain:
a. Body image
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus dia
harus menjaga kebersihan kakinya.Yang merupakan faktor presipitasi defisit
perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perseptual, hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu
sehingga Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut
Wartonah (2006) yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
F. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada psikis pada diri seseorang
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan sering diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit (badan gatal-gatal dan terkena penyakit kulit), rambut
dipenuhi kutu atau ketombe, gangguan membran mukosa mulut (karies gigi, gigi
berlubang, sakit gigi dan bau mulut), infeksi pada mata, gangguan pendengaran akibat
penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga, serta
ganggua fisik pada kuku yang dapat menjadi penyebab kuman penyakit (seperti,
penyakit saluran pencernaan, diare atau sakit perut).
b) Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan
interaksi sosial (dijauhi orang).