Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK


1. RIWAYAT KESEHATAN
A. Identitas Klien
1). Nama
2). Alamat
3). Nomor telepon
4). Tempat tanggal lahir / usia
5). Suku
6). Jenis Kelamin
7). Agama
8). Tanggal Pengkajian
B. Identitas Penanggung jawab
1). Nama
2). Alamat
3). Usia
4). Hubungan dengan klien
C. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien. Alasan utama klien untuk mencari
bantuan profesional kesehatan.
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang diderita klien saat ini, dimulai dari awal keluhan muncul
sampai saat pengkajian, disertai keluhan utama klien. Sajikan informasi dalam
urutan sesuai dengan kronologinya, diruntut satu persatu dari awitan sampai saat
pengkajian. Fokuskan pada alasan mencari bantuan sekarang terutama apabila
masalah telah ada untuk beberapa lama.
1). Awitan
a. Tanggal awitan
b. Sifat Awitan
c. Faktor pencetus dan faktor predisposisi yang berkaitan dengan awitan
2). Karakteristik
a. Karakter (Kualitas, kuantitas, konsistensi, dll)
b. Lokasi dan radiasi
c. Intensitas dan keparahan
d. Frekuensi
e. Faktor yang memperberat dan menurunkan

1
f. Gejala yang berhubungan
3). Perjalanan sejak awitan
a. Insiden (serangan akut tunggal, serangan akut berulang,
kejadian tiap hari, kejadian periodik, episode kronis)
b. Kemajuan (membaik atau memburuk)
c. Terapi yang sudah dilakukan dan Efek terapi

E. Riwayat Masa Lalu


Untuk mendapatkan profil penyakit, cedera, atau prosedur pembedahan yang
dialami klien sebelumnya.
1). Kehamilan (Ibu)
a. Jumlah (gravida)
b. Hasil (paritas)
c. Kesehatan selama kehamilan
d. Obat-obatan yang digunakan.
2). Persalinan
a. Durasi persalinan
b. Tipe melahirkan
c. Tempat melahirkan
d. Obat-obatan
3). Kelahiran
a. Berat dan panjang badan
b. Waktu peningkatan berat badan lahir
c. Kondisi kesehatan
d. Skor Apgar
e. Adanya anomali kongenital
f. Tanggal keluar dari perawatan
4). Penyakit, operasi, atau cedera sebelumnya
a. Awitan, gejala, perjalanan, terminasi
b. Kekambuhan komplikasi
c. Insiden penyakit pada anggota keluarga lain atau
dikomunitas
d. Respon emosi pada hospitalisasi sebelumnya
e. Kejadian dan sifat cedera.
5). Alergi
a. Hay fever, asma, dan eksema

2
b. Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang,
tanaman, atau produk rumah tangga.
6). Genogram
7). Obat-obatan
Nama, dosis, jadwal, durasi, dan alasan pemberian.
8). Imunisasi
a. Nama, Jumlah dosis, usia saat diberikan
b. Kekambuhan reaksi
9). Pertumbuhan dan perkembangan
a. Berat badan lahir, 6 bulan, 1 tahun, dan saat ini.
b. Gigi geligi (Usia pertumbuhan, tanggal gigi, jumlah, masalah
dengan gigi)
c. Usia kontrol kepala, duduk tanpa dukungan, berjalan, kata-
kata pertama
d. Tingkatan sekolah saat ini, prestasi di sekolah
e. Pemeriksaan perkembangan dengan Denver II
f. KPSP

2. PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)


A. Keadaan umum: kondisi klien secara umum, keletihan, penambahan atau
penurunan berat badan, menggigil, kemampuian umum menjalankan aktivitas, dll.
B. Antropometri
1). Tinggi badan/panjang badan
a. Panjang badan digunakan pada anak dibawah 36 bulan:
tempatkan anak telentang dengan kepala digaris tengah, pegang lutut dan
dorong dengan perlahan kearah meja agar kaki ekstensi penuh, ukur panjang
badan anak dari verteks (puncak) kepala sampai tumit kaki (jari kaki
mengarah keatas).
b. Tinggi badan digunakan untuk anak diatas 36 bulan:
pengukuran dilakukan dengan berdiri, lepaskan kaus kaki dan sepatu, minta
anak berdiri tegak, punggung tegak, kepala digaris tengah, mata melihat
lurus kedepan, ukur dari puncak kepala sampai permukaan berdiri.
2). Berat badan
a. Timbang bayi dan anak kecil telanjang diatas skala tipe
platform, lindung bayi dengan menempatkan tangan diatas tubuh untuk
mencegah jatuh.

3
b. Timbang anak yang lebih besar dengan memakai pakaian
dalam, tanpa sepatu pada timbangan tegak.
c. Periksa skala timbangan sebelum digunakan.
d. Beri alas kain pada timbangan tipe platform.
3). Lingkar kepala
a. Ukur dengan kertas atau pita tembaga dari puncak alis mata
dan pinna telinga ketonjolan oksipital tengkorak
b. Pada saat lahir lingkar kepala melebihi lingkar dada 2-3 cm
c. Pada 1-2 tahun, limgkar kepla sama dengan lingkar dada
d. Selama masa anak-anak, lingkar dada melebihi lingkar
kepala kira-kira 5-7 cm.
4). Lingkar dada
a. Lingkar dada diukur menggunakan midline melingkari dada
pada garis puting susu.
b. Lakukan pengukuran selama masa inspirasi dan ekspirasi.
5). Lingkar lengan
a. Pengukuran lingkar lengan pada lengan kanan fleksi 90 0 pada
siku, tandai titik tengahnya antara akromion dan olekranon.
b. Pegang kertas atau pita ukur tembaga melingkari lengan atas
pada titik tengah
C. Tanda-tanda Vital
Sebaiknya tanda-tandavital diukur saat kedaan anak tengan untuk memperoleh
hasil yang akura. Libatkan anak dan keluarga selama pemeriksaan.
1). Suhu
a. Suhu oral: Letakkan dibawah lidah didalam kantong
sublingual posterior kanan tau kiri, bukan didepan lidah, minta anak untuk
tetap mengatupkan mulutnya tanpa mengigit termometer.
b. Suhu aksila: tempatkan termometer dibawah lengan dengan
ujungnya dibagian tengan aksila dan dekatkan dengan kulit, tahan tangan
anak untuk mejepitnya
c. Suhu rektal: Masukkan ujung termometer yang telah diberi
pelumas tidak lebih dari 2,5 cm kedalam rektum, pegang termometer
dengan hati-hati didekat anus
2). Nadi
a. Ukur nadi apikal pada anak dibawah 2-3 tahun

4
b. Titik intensitas maksimum terletak di bagian lateral sampai
puting susu pada ruang intercosta keempatsampai kelima pada garis
midklavikula
c. Ukur nadi radialis pada anakusia lebih dari 2-3 tahun
d. Hitung nadi selam satu enit penuh
e. Tingkatan nadi:
 Tingkat 0 : tidak dapat diraba
 Tingkat +1 : sulit untuk diraba, lemah, halus,
mudah lenyap dengan tekanan
 Tingkat +2 : sulit diraba, dpat lenyap dengan
tekanan
 Tingkat +3 : mudah diraba, tidak mudah hilang
dengan tekanan (normal)
 Tingkat +4 : kuat, berdenyut, tidak hilang dengen
tekanan.
3). Pernapasan
Observasi frekuensi pernapasan selama satu menit penuh. Observasi adanya
gerakan abdomen pada bayi, dan obeservasi adanya gerakan thoraks pada anak
yang lebih besar
4). Tekanan darah
Gunakan ukuran manset dan stetoskop yang tepat. Ukuran manset mengacu pada
kantong bagian dalam yang dapat dikembungkan. Daerah yang dapat digunakan
untuk mengukur tekanan darah apda anak yaitu Lengan atas ( arteri brakhialis,
lengan bawah atau lengan depan ( arteri radialis), paha (arteri poplitea), tungkai
atau dorsalis pedis (arteri dorsalis pedis).
Tips Keperawatan:
Gunakan formula cepat berikut ini untuk menentukan tekanan siastolik rata-rata
dengan menggunakan asukultasi:
1-7 tahun: Usia dalam tahun+90
8-18 tahun: (2xusia dalam tahun)+83
Gunakan formula berikut ini untuk menentukan tekanan diastolik rata-rata
dengan menggunakan asukultasi:
1-5 tahun: 56
6-18 tahun: usia dalam tahun +52
D. Kulit
Observasi kulit pada cahaya matahari atau sinar buatan yang netral

5
1). Warna: sklera, konjungtiva, pungung kuku, lidah mukosa mulut, telapak tangan,
telapak kaki. Tentukan kulit terang (putih sampai kemerahan) dan kulit gelap.
2). Tekstur: kelembaban, kehalusan, integritas kulit, dan suhu.
3). Suhu: bandingkan di semua permukaan kulit (normalnya sama diseluruh
permukaan tubuh, pada bagian yang terpapar teraba lebih dingin).
4). Turgor: genggam kulit pada abdomen antara ibu jari dan jari telunjuk, tarik, da
lepaskan. Tentukan bentuk dengan segera tanpa lengkungan, keriput, atau depresi
berkepanjangan.
E. Struktur aksesori
1). Rambut: inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas, higiene
2). Kuku; inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas, higiene
3). Observasi lipatan fleksi pada telapak tangan.
F. Nodus Limfe
1). Palpasi nodus lemfe menggunakan bagian distal jari
2). Tekan dengan perlahan tapi tegas dengan gerakan melingkar
3). Perhatikan ukuran, mobilitas, suhu, kekerasan.
4). Submaksilaris: tundukkan kepala sedikit kebawah
5). Servikal: tengadahkan kepala sedikit keatas
6). Aksila: rilekskan lengan disamping tapi sedikit terabduksi
7). Inguinalis: tempatkan anak pada posisi terlentan
8). Normalnya nodus limfe tidak dapat dipalpasi atau sangat kecil, tidak ada nyeri
tekan, dapat digerakkan.
G. Kepala
1). Perhaikan bentuk dan kesimetrisan
2). Perhatikan kontrol kepala (terutama pada bayi) dan postur kepala
Wajah simetris, kepala pada garis tengah.
3). Evaluasi rentang gerak: gerakan kepala keatas, kebawah, kanan, dan kiri
4). Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau pembengkakan yang nyata.
Fontanel posterior menutup pada usia 2 bulan, fontanel anterior menutup pada
usia 12-18 bulan.
Periksa higiene kulit kepala akan adanya lesi, infestasi, trauma, kehilangan
rambut, perubahan warna.
H. Leher
1). Inspeksi ukuran leher
2). Trakhea: palpasi adanya deviasi, letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada setiap
sisi dan gerakkan jari kedepan dan kebelakang

6
3). Tiroid: palpasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, nyeri tekan. Tempatkan bantalan
jari telunjuk dan jari tengah dibawah kartilago krikoid, rasakan ismus (jaringan
penyambung lobus) naik ketika menelan.
4). Arteri karotis: palpasi di kedua sisi.
I. Mata
1). Inspeksi penempatan dan kesejajaran antar kedua mata
2). Bila abnormalitas dicurigasi, ukur jarak kedua kantus bagian dalam (+ 3 cm)
3). Observasi adanya kelebihan lipatan epikantus dari atap hidung sampai terminasi
dalam alis mata (sering apda anak asia)
4). Observasi penempatan, gerakan dan warna kelopak mata
5). Inspeksi konjungtiva palpebra.
J. Telinga
1). Pinna : inspeksi penempatan dan kesejajaran
2). Ukur tinggi pinna dengn menarik garis imajiner dari orbit luar mata ke oksipital
tengkorak
3). Ukur sudut pinna dengan menarik garis horisontal imajiner dan sejajarkan pinna
setelah tanda ini ( berada dalam sudut 100 dari garis vertikal.
4). Perhatikan adanya lubang abnormal, penebalan kulit, atau sinus.
5). Inspeksi higiene telinga (bau, rabas, warna)
K. Hidung
1). Vestibula Anterior: tengadahkan kepala kebelakang, dorong ujung hidung keatas,
dan sinari lubang didung dengan sinar kilat untuk mendeteksi perforasi septum
2). Inspeksi struktur eksternal dan internal hidung
3). Inspeksi adanya discharge (sekret, warna)

L. Mulut
1). Bibir: perhatikan warna, tekstur dan lesi sebelumnya
2). Minta anak untuk membuka mulut, dengan tangan diangkat keatas disamping
kepala, minta keliarga menjaga tangan anak dan immobilisasi kepala
3). Dapat dilakuakn didepancermin, dan libatkan anak dalam pemeriksaan
4). Hindarkan penggunaan spatel lidah bila tidak diperlukan.
5). Gunakan lampu senter untuk mendapatkan penyinaran yang baik
6). Observasi membran mukosa: merah muda terang, berkulaiu, halus, sama, dan
lembab
7). Ginggiva: kuat, merah muda, kekuningan, berbintik-bintik.
8). Gigi: jumlah sesuai dengan usia, putih, oklusi rahang atas dan bawah baik

7
9). Lidah: tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung dapat mencapai bibir, tidak ada
lesi atau massa dibawah lidah.
M. Dada
1). Inspeksi ukuran, bentuk,kesimetrisan, gerakan dan perkembangan payudara
2). Puting biasanya pada intercosta ke-4
3). Ujung iga ke-11 teraba pada lateral
4). Ujung iga ke-12 teraba pada posterior
5). Ujung skapula pada iga atau intercosta ke-8
N. Paru
1). Kaji gerakan pernapasan: frekuesi, irama, kedalaman, kualitas, dan karakter
pernafasan
2). Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua tangan datar pada punggung
dan dada dengan ibu jari digaris tengah sepanjang tepi kostal bawah
3). Taktil fremitus: palpasi pada rongga torak dan minta anak untuk emngatakan
“777” atau “eee”.
4). Perkusi kedua sisi dada pada ruang intercosta
a. Pekak pada garis midklavikular kanan intercosta kelima
(hepar)
b. Pekak dari intercosta kedua-kelima diatas batas strernum kiri
sampai garis midklavikular (jantung)
c. Timpani pada intercosta kelia kiri bawah (lambung)
5). Auskultasi pernapasan dan bunyi suara: intensitas, nada, kualitas, durasi relatis
dari inspirasi dan ekspirasi. Anjurkan anak untuk napas dalam dengan meminta
anak meniup bola kapas yang berada di telapak tangan
a. Bunyi napas vesikuler: dengarkan seluruh permukaan paru
kecuali area intraskapular atas dan manubrium bawah, inspirasi lebih keras,
lebih panjang, dan bernada lebih tinggi dari ekspirasi
b. Bunyi napas Bronkovesikuler: twerdengar pada area
intraskapular atas dan manubrium, inspirasi dan ekspirasi hampir sama.
c. Bunyi napas Bronkhial: terdengar hanya diarea atas trakhea
dekat takik suprasternal, ekspirasi lebih panjang, lebih keras, dan nada lebih
tinggi dari pada inspirasi.
O. Jantung
1). Mulai dengan inspeksi, diikuti dengan palpasi, kemudian auskultasi
2). Perkusi tidak dilakuakan karena nilainya yang terbatas dalam menggambarkan
ukuran jantung

8
3). Inspeksi jantung dengan anak pada posisi semi fowler, observasi dinding dada
dari sebuah sudut. Hasil normal: dinding dada simetris.
4). Palpasi untuk menentukan lokasi impuls apikal (ictus kordis) yaitu impuls
jantung paling lateral. Ictus cordis berada di lateral midklavikula sinistra dan
intercosta ke-4 pada anak < 7 tahun. Pada anak . 7 tahun ictus cordis teraba pada
garis midklavikula sinistra intercosta ke-5.
5). Palpasi kulit untuk waktu pengisian kapiler
6). Auskultasi bunyi jantung
a. Dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan bersandar
b. Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel dada
c. Kaji kualitas (jelas dan jernih), intensitas (kuat tetapi tidak
mantap), frekuensi (sama dengan nadi radialis), irama (teratur dan datar).
d. Area aortik: ruang intercosta ke-2 dekstra para sternal. S2
terdengar lebih keras daripada S1
e. Area pulmonik: ruang intercosta ke-2 sinistra parasternal.
Pemecahan dari S2 yang terdengar paling baik (normalnya melebar pada
inspirasi)
f. Titik Erb: ruang intercosta ke-3 dan ke-2 sinistra para sternal.
Daerah murmur fungsional yang paling sering
g. Area apikal atau mitral: ruang intercosta ke-5, garis
midklavikula sinistra 9ruang itercosta ke-3 sampaike-4 dan lateral pada
garis midklavikula sinistra pada bayi). S 1 terdengar paling keras, pemecahan
S1 dapat didengarkan.
P. Abdomen
1). Inspeksi diikuti dengan auskultasi, perkusi, dan palpasi yang dapat merubah
bunyi abnormal normal.
2). Bentuk silinder dan menonjol pada posisi tegak dan datar bila terlentang pada
bayi.
3). Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak. Tempatkan anak pada posisi
terlentang dengan kaki fleksi pada panggul dan lutut. Alihkan perhatian anak
dengan pernyataan seperti “saya akan menebak apa yang kamu makan dengan
memegang perutmu”. Minta anak mempalpasi dengan menempatkan tangannya
sendiri diatas tangan perawat yang memeriksa.
4). Minta anak menempatkan tangannya pada abdomen dengan jari meregang dan
palpasi diantara jari-jari.
5). Inspeksi kontur, ukuran, dan tonus (tonus kuat, muskular pada pria remaja).
6). Kaji kondisi kulit (halus dan rapi)

9
7). Kaji gerakan abdomen. Pada anak dibawah 7-8 tahun meningkat pada inspirasi
dan selaras dengan gerakan dada. Pada anak yang lebih besar gerakan pernapasan
kurang.
8).Inspeksi umbilikus akan adanya herniasi, fistula, dan higiene.
9). Kaji adanya hernia; inguinalis (urutkan jari kelingking ke cincin inguinalis
eksternal didasar skrotum, minta anak untuk batuk), femoralis (tempatkan jari
diatas kanalis femoralis, cari dengan meletakkan jari telunjuk diatas nadi
femoralis dan jari tengah di kulit menghadap garis tengah).
10).Auskultasi bising usus pulsasi aortik
a. Bising usus: bunyi gemerincing logam pendek seperti kumur-kumur, klik,
atau terdengar menggeram setiap 10-30 detik
b. Pulsasi aortik: terdengar pada epigastrium, sedikit kekiri ke
garis tengah.
11).Perkusi abdomen
a.Timpani pada lambung pada sisi kiri dan seluruh abdomen, kecuali untuk
pekak atau datar tepat dibawah marjin kostal kanan (hepar)
12).Palpasi organ abdomen
a.Hepar: 1-2 jari dibawah marjin kostal kanan pada bayi dan anak kesil
b.Limpa : 1-2 cm dibawah maerjin kostal kiri pada bayi dan anak kecil
13).Palpasi nadi femoralis: tempatkan ujung 2-3 jari ditengah antara puncak iliaka
dan simpisis pubis
14).Timbulkan reflek abdomen: regangkan kulit dari samping ke garis tengah pada
setiap kuadran. Umbilikus bergerak kearah kuadran yang ditekan.
Q. Genitalia
1). Pemeriksaan genitalia sama seperti pemeriksaan organ sebelumnya, jelaskan
prosedur dan maknanya
2). Hargai privasi klien.
3). Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung tangan.
4). Penis: inspeksi ukuran
a.Glans dan batang: inspeksi adanya tanda-tanda pembengkakan, lesi, inflamasi
b.Prepsium: inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
c.Meatus uretra: inspeksi lokasi dan perhatikan adanya rabas
d.Skrotum: inspeksi ukuran, lokasi, kulit, dan distribusi rambut. Mungkin
tampak besar apda bayi, tergantung bebas dari peinium dibelakang penis,
satu kantung tergantung lebih rendah dari yang lain, kulit kendur keriput,
biasanya merah dan kasar apda remaja.

10
e.Testis: palpasi kantung skrotum dengan menggunakan ibu jari dan ajri
telunjuk. Badan ovoid kecil panjangnya kira2 1,5-2 cm, berukuran ganda
selama pubertas.
5). Genitalia eksterna: inspeksi struktur, tempatkan anak pada posisi setengah
bersandar pada orang tua dengan lutut fleksi dan telapak kaki saling bersebelahan
a.Mons pubis: bantalan lemak diatas simpisis pubis, pada remaja tertutup
rambut, distribusi rambut biasanya adalah triangular
b.Klitoris: terletak pada ujung anterior labia minora tertutup oleh lipatan kecil
kulit (prepusium)
6). Labia: palpasi adanya massa
a.Labia mayora: dua lipatan tebal kulit membentuk mons pada komisura
posterior, permukaan dalam merah muda dan lembab
b.Labia minora: dua lipatan kulit interior pada labia mayora, biasanya dapat
dilihat sampai pubertas, menonjol apda bayi baru lahir.S
7). Metus uretra: inspeksi terhadap lokasi, seperti bentuk V dengan meregangkan
kearah bawah dari litoris ke perinium
8). Orifisium vaginalis: pemeriksaan interna biasanya tidak dilakukan, inspeksi
terhadap lubang sebelumnya. Terletak apada posterior meatus uretra, dapat
tertutup oleh memran berbentuk sabit atau sirkuler (himen), rabas biasanya jernih
atau sirkuler.
9). Anus
a.Inspeksi penampilan umum, kondisi kulit
b.Bokong: lipatan padat, lipatan gluteal simetris
c.Reflek anal: munculkan dengan mengerutkan atau meregangkan area perianal
dengan perlahan. Kontraksi cepat sfingter anal eksterna, tidak ada protusi
rektum.

R. Punggung dan Ekstremitas


1). Inspeksi kurvatura dan kesimetrisan tulang belakang. Pada bayi baru lahir
berbentuk C atau bulat. Kurva sekunder servikal terbentuk kira-kira pada usia 3
bulan. Lordosis merupakan hal yang normal apda anak kecil tapi berkurang
sesuai usia.
2). Uji adanya skoliosis. Bahu, skapula, dan puncak iliaka simetris
3). Observasi mobilitas tulang belakang. Fleksibel, rentang gerak penuuh, tidak ada
nyeri atau kekakuan.
4). Inspeksi setiap sendi ekstremitas untuk kesimetrisan, ukuran (sama), suhu,
warna, nyeri tekan, mobilitas, jumlah jari tepat, kuku merah muda.

11
5). Inspeksi posisi telapak kaki, uji apakah ada deformitas kaki apd saat lahir
merupakan akibat dari posisi fetal atau perkembangan leh peegangan keluar
6). Inspeksi cara berjalan. Minta anak berjalan apda garis lurus
7). Kaji reflek plantar: usap telapak kai lateral dari tumit kedepan ke ibu jari kaki
melewati haluks. Fleksi ibu jari kaki pada anak diatas usia 1 tahun.
8). Kaji kekuatan otot:
a.Lengan: minta anak mengangkat tangan sambil melawan tekanan dari tangan
anda
b.Kaki: minta anak duduk dengan kaki menggantung, lanjutkan seperti pada
tangan.
c.Telapak tangan: Minta anak meremas jari anda sekencang mungkin
d.Telapak kaki: minta anak memfleksikan plantar, dorong telapak kai kearah
lantai sambil menekan telapak kaki.

3. PENGKAJIAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON


a. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan
Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan
menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan
b. Pola Nurtisi –Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit
Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan
kulit,Makanan kesukaan.
c. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri
dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan
feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi
berlebih, dll
d. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain
Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1:
dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 :
tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat

12
penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat
penyakit paru,
e. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama
terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap
waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain).
Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk
mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu
dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran,
orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori
(nyeri),penciuman dll.
f. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau
mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih
g. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas
dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan
bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai
system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural
spriritual dan dalam pandangan secara holistic
Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit
terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi
wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks
h. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan,tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah
keuangan dll
i. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitas

13
Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital
j. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system
pendukung
Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit
terhadap tingkat stress
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual.
Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang
dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi
denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan
spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

B. ANALISA DATA
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Sumber Pustaka:
Christensen, Paula J. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konseptual. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Wong, Dona L. 2009. Keperawatan Pediatrik. Vol.1. Edisi 6. Jakarta: EGC

14
wise.ning@gmail.com

7 4 2017
11 -3 -2014

---------------------------------
26 0 5

15

Anda mungkin juga menyukai