VOL. 1
i
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers
ROUNDTABLE for INDONESIAN ENTREPRENEURSHIP EDUCATORS (RIEE-2016)
Editor
Heri Pratikto
Sudarmiatin
Sutrisno
F.X. Danardana Murwani
Nurika Restuningdyah
Editor Pelaksana
Madziatul Churiyah
Afwan Hariri A.P
Ely Siswanto
Lulu Nurul Istanti
Cover Design
Danny Ajar Baskoro
Andik Setiawan
Layout
Yuli Agustina
Danny Ajar Baskoro
Penerbit
CV AMPUH MULTI REJEKI
Anggota IKAPI Jatim
Perum Bumi Mondoroko Blok AG 73
Malang
Email : ampuh_books@yahoo.com
Mei 2016
ISBN : 978-602-73722-7-6
Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi” ini merupakan acara yang diselenggarakan
oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga
Surabaya dan Universitas Prasetya Mulya Jakarta. Acara ini merupakan forum pertemuan pengajar atau
pendidik dalam bidang kewirausahaan yang diwujudkan dalam ROUNDTABLE for INDONESIAN
ENTREPRENEURSHIP EDUCATORS (RIEE-2016).
Seminar Nasional dan Call for Papers ini terkumpul 61 makalah yang terbagi menjadi 2 Jilid, baik
telaah toeritis maupun penelitian empiris yang dilakukan peneliti maupun praktisi. Melalui seminar
nasional ini diharapkan terhimpun berbagai pemikiran dan gagasan dari para peserta dengan sub-sub tema:
1. Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
2. Strategi pembelajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
3. Strategi Assesment Mata kuliah Kewirausahaan
4. Pengembangan laboratorium Kewirausahaan
5. Pembelajaran Kewirausahaan berbasis Karakter
6. Membentuk WirausahaPancasila melalui jalur Pendidikan
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada pemakalah yang telah hadir untuk mempresentasikan
makalahnya di Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Malang. Ucapan terima kasih juga kami haturkan
kepada semua panitia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan penyelenggaraan Seminar Nasional
dan Call for Papers ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan atau keterbatasan
selama penyelenggaraan Seminar Nasional dan call for papers ini, oleh karena itu ijinkan kami
mengucapkan mohon maaf jika hal tersebut kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian.
iii
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR ISI
Kajian Peran Perguruan Tinggi Terhadap Komitmen Pengembangan Usaha Mikro Studi Kasus
Program Pemberdayaan Kepada Masyarakat (PPKM) Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia
Ambara Purusottama1 ,Agus W. Soehadi2 , Muliadi Palesangi3 .............................................. 1
Entrepreneur Laboratory SEC-USU (From Lab To Market) Sebagai Model Sistem Pemasaran
Produk Wirausaha Mahasiswa
Buchari1, Ismayadi2 , Rosdanelli3 , Arif Qaedi Hutagalung4 ..................................................... 18
Analisis manfaat mentoring Pada start up business (studi pada proyek bisnis mahasiswa
universitas ciputra)
Uki Yonda Asepta1, Krismi Budi Sienatra2 ............................................................................... 72
Dampak Strategi Pembelajaran pada Karakteristik Kewirausahaan Studi Kasus pada Mahasiswa
Manajemen di Universitas Kristen Maranatha
Boedi Hartadi Kuslina ................................................................................................................... 104
Antara Karakter Dan Kewirausahaan Sosial (Menggali Hubungan Kewirausahaan Sosial Berbasis
Karakter)
Diah Ayu Septi Fauji1, Ema Nurzainul Hakimah2 .................................................................... 180
Dukungan Sosial Peer Group, Kontrol Diri Dan Komitmen Mahasiswa Pada Tugas Perkuliahan
Kewirausahaan
Tri Siwi Agustina ........................................................................................................................... 208
Penerapan Siklus Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Kelurahan Karangbesuki
Kecamatan Sukun Kota Malang
Lulu Nurul Istanti ........................................................................................................................... 229
Model Kewirausahaan Berbasis Karakter Bagi Guru Sekolah Binaan Persit Kartika Candra Kirana
Di Wilayah Malang
Heny Kusdiyanti............................................................................................................................. 244
Pengaruh Efikasi Diri, Locus Of Control, Dan Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Akuntansi
Esti Patria2 , Nugraheni Rintasari2 ............................................................................................... 265
v
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Experential learning untuk pendidikan Entrepreneurship di Universitas Ciputra
Cliff Kohardinata ........................................................................................................................... 280
The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student Personal Relationships Taking Part
A Village Vocational Programme Concerned With Starfruit Farming In Depok (A District Of
West Java)
Saiful Anwar1, Soffi Soffiatun2 .................................................................................................... 322
SEC USU sebagai Model Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Zurni Zahara1 , Frida Ramadhini2,Imam Bagus Sumantri3 ....................................................... 401
vi
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Kajian Peran Perguruan Tinggi Terhadap Komitmen
Pengembangan Usaha Mikro
(Studi Kasus Program Pemberdayaan Masyarakat
Desa Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia)
Ambara Purusottama
Agus W. Soehadi
Muliadi Palesangi
Peni Zulandari Suroto
Sekolah Bisnis dan Ekonomi – Universitas Prasetya Mulya
Email : ambara.purusottama@pmbs.ac.id
Abstrak : Pemerintah saat ini aktif menumbuh kembangkan perekonomian berbasis ekonomi
kerakyatan dalam rangka memperkuat perekonomian nasional. Program unggulan pemerintah tersebut
akhirnya terwujud melalui program dana desa. Guna mewujudkan penyaluran dan penyerapan
anggaran dana desa yang efektif dan efisien dibutuhkan pendekatan yang sesuai. Program
pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu pemecah masalah yang mengemuka. Universitas
Prasetiya Mulya sebagai bagian dari institusi akademik di Indonesia menggunakan PPKM (Program
Pemberdayaan Kepada Masyarakat) dalam menjalankan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penelitian ini ditujukan pada seluruh mitra komunitas usaha mikro yang pernah dan sedang terlibat
PPKM Universitas Prasetiya Mulya. Mitra yang dimaksud merupakan usaha mikro yang telah
diseleksi dan berkomitmen untuk menjalani program bersama. Penelitian menunjukkan bahwa PPKM
memberikan pengaruh positif bagi mitra untuk berkomitmen mengembangkan usaha mikro yang
sedang berjalan. Hampir seluruh varibel mempunyai keterkaitan yang kuat namun hanya terkendala
pada keterkaitan variabel norma terhadap niat. Keterkaitan hubungan antara variabel niat dan perilaku
dan juga sikap dan niat memiliki hubungan paling kuat dibandingkan lainnya. Penelitian ini akan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Model PPKM dapat dijadikan model program serupa
karena hasilnya dinilai cukup baik dalam kontribusinya terhadap pengembangan usaha mikro.
Meskipun hasilnya cukup baik namun namun perbaikan model PPKM harus tetap dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Model ini dapat dijadikan acuan untuk merealisasikan dana
desa yang sedianya untuk menggerakkan ekonomi masyarakat desa agar lebih efektif dan efisien.
Hasil penelitian ini masih bersifat sementara karena proses pendampingan mahasiswa dengan mitra
belum selesai. Kedepan, penelitian ini akan dikembangkan pada penelitian serupa dengan variasi
daerah tujuan program, responden yang lebih banyak, dan proses pendampingan mitra yang sudah
selesai. Harapannya akan didapatkan hasil yang lebih baik.
Pemerintah saat ini aktif menumbuh hingga saat ini masih terpusat di ibu kota saja.
kembangkan perekonomian berbasis ekonomi Ketimpangan pembangunan menjadi
kerakyatan dalam rangka memperkuat permasalahan Indonesia saat ini dimana
perekonomian nasional. Program unggulan ketimpangan pendapatan antar daerah yang
pemerintah tersebut akhirnya terwujud melalui stagnan pada angka 0,41 dalam kurun waktu 4
program dana desa. Hal ini dilakukan karena tahun (Haryanto, 2014). Padahal potensi
adanya permasalahan pembangunan yang pedesaan sangat menjanjikan. Program tersebut
1
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
diatur pemerintah melalui UU. No. 6 Tahun Dalam mengembangkan bisnis, pebisnis
2014 yang bersumber dari APBN (BPN, 2014). membutuhkan perencanaan dan pertimbangan
Namun permasalahan yang harus dihadapi yang matang dan bukan sesuatu yang tiba-tiba.
pemerintah adalah penyaluran dan penyerapan Artinya, perilaku pebisnis bukan atas tindakan
dana yang ada mengingat keterbatasan sumber spontan. Perilaku pebisnis menjadi sangat
daya yang dimiliki. relevan dikaitkan dengan theory of planned
Guna mewujudkan penyaluran dan behavior, yang dikembangkan oleh Ajzen
penyerapan anggaran dana desa yang efektif (Krueger & Carsrud, 1993). Ajzen (1991)
dan efisien dibutuhkan pendekatan yang sesuai. mengungkapkan bahwa untuk menjelaskan
Program pemberdayaan masyarakat menjadi perilaku manusia termasuk perilaku berbisnis
salah satu pemecah masalah yang mengemuka. dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sikap, norma
Pratama (2012) menyebutkan pemberdayaan subjektif, dan kontrol perilaku. Theory of
masyarakat berbasis empowerment adalah lanned behavior digunakan untuk memoderasi
pendekatan bekerja bersama masyarakat program pemberdayaan masyarakat terhadap
sehingga mereka dapat mendefinisikan dan keinginan dan perilaku berbisnis mitra dari
menangani masalah, serta terbuka untuk Universitas Prasetiya Mulya.
menyatakan kepentingan-kepentingannya Dalam perilaku mengembangkan bisnis
sendiri dalam proses pengambilan keputusan. dibutuhkan adanya komitmen dari seorang
Pada dasarnya kegiatan tersebut sudah pebisnis. (Meyer & Herscovitch, 2001)
terangkum dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengungkapkan bahwa komitmen merupakan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan kekuatan yang mengikat individu dalam suatu
dari perguruan tinggi. KKN dapat mendukung tindakan yang relevan sesuai dengan target
penyelesaian masalah bangsa, yaitu kemiskinan yang ingin dicapai. Komitmen pebisnis juga
dan pengangguran, pembangunan daerah 3T menjadi sangat relevan untuk dibahas dalam
(tertinggal, terdepan, terluar), daerah rawan kaitannya dalam proses dan perilaku
bencana dan konflik, serta meminimalisir masyarakat desa dalam mengembangkan
kesenjangan kemajuan wilayah (UGM, 2015). bisnis.
Universitas Prasetiya Mulya sebagai Pembahasan di atas merumuskan secara
bagian dari institusi akademik di Indonesia khusus tujuan penelitian, antara lain:
menggunakan program community 1. Menentukan seberapa jauh peran
development dalam menjalankan amanat Tri program pemberdayaan masyarakat
Dharma Perguruan Tinggi. Program tersebut terhadap komitmen pebisnis.
tentunya disesuaikan dengan kompetensi 2. Mengetahui efektivitas program
Prasetiya Mulya yang dikombinasikan dengan permberdayaan masyarakat terhadap
kebutuhan masyarakat desa. Prasetiya Mulya perilaku pebisnis.
terus berinovasi mengembangkan model yang 3. Mengetahui faktor-faktor yang
dimiliki demi mencapai tujuannya yaitu menentukan perilaku pebisnis dalam
meningkatkan kesejaheraan masyarakat desa konteks theory of planned behavior.
melalui pembinaan usaha mikro. Tidak hanya Selain itu, peneliti menggunakan latar
itu, Universitas Prasetiya Mulya juga belakang pendidikan dan keluarga untuk
mengharapkan terciptanya kesejahteraan memperkuat penelitian yang dilakukan. Faktor-
masyarakat desa yang berkelanjutan. faktor tersebut diharapkan akan dapat
Mengembangkan bisnis yang memberikan gambaran yang lebih spesifik
berkelanjutan merupakan salah satu tujuan terhadap komitmen mengembangkan bisnis.
utama dalam berbisnis (Damodaran, 2000). Lebih lanjut, faktor-faktor tersebut dapat
2
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
berfungsi sebagai variabel pengendali dalam Harapannya akan didapatkan hasil yang lebih
penelitan ini. baik.
Kontribusi penelitian yang kami Model Program Pengembangan
lakukan secara umum adalah untuk Pemberdayaan Masyarakat
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi Universitas Prasetiya Mulya menyadari
perilaku pebisnis dalam kaitannya dengan bahwa untuk Program Pemberdayaan Kepada
komitmen mengembangkan bisnis dari sudut Masyarakat (PPKM) sangat penting dalam
pandang theory of planned behavior. Hasilnya mendukung perkembangan pihak yang
diharapkan dapat menjadi model rujukan berkepentingan. Bagi pihak akademik, akan
program pemberdayaan masyarakat bagi membantu terutama bagi mahasiswa untuk bisa
perguruan tinggi lainnya dan pemerintah. menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan
Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi untuk diimplementasi kepada mitra bisnisnya,
gambaran perilaku pebisnis masyarakat dalam hal ini masyarakat desa yang berminat
pedesaan dalam rangka peningkatan peran bergabung bersama Universitas Prasetiya
program pemberdayaan masyarakat serupa Mulya.
untuk meningkatkan perekonomian nasional. Program pemberdayaan masyarakat
Penelitian ini masih bersifat sementara yang mengerucutkan pada revitalisasi KKN
karena proses pendampingan mahasiswa yang saat ini dianggap kurang efektif.
dengan mitra belum selesai. Kedepan, Revitalisasi KKN mengerucutkan pada
penelitian ini akan dikembangkan pada pengambangan tiga dimensi utama yaitu
penelitian serupa dengan variasi daerah tujuan kelembagaan, ekonomi, dan kapasitas.
program, responden yang lebih banyak, dan Ketiganya dapat berjalan selaras sehingga
proses pendampingan mitra yang sudah selesai. program ini mampu dirasakan dampak
positifnya bagi mitra.
3
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 2. Tahapan PPKM Universitas Prasetiya Mulya
4
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 2. Model PPKM Universitas Prasetiya Mulya
5
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Sumber: Ajzen (2006)
Gambar 4. Perkembangan Model Theory of Planned Behavior
Banyak kasus seringkali muncul Norma subjektif (Subjective norm)
ketidaksesuaian antara keinginan dan perilaku. Norma subjektif merupakan persepsi
Dengan kata lain, adanya hambatan seseorang individu atau opini dari individu lain yang
dalam mengeksekusi keinginannya. Peran dianggap penting ketika melakukan tindakan
kontrol perilaku tidak lagi hanya yang diinginkan (Ajzen, 1991). Opini tersebut
mempengaruhi keinginan seseorang saja namun dapat menjadi merubah pandangan sehingga
juga mampu mempengaruhi perilaku yang mampu memotivasi individu tersebut. Dengan
selanjutnya disebut actual behavioral control. kata lain, norma subjektif merupakan tekanan
Teori ini dikembangkan pada sosial dari orang yang dianggap penting dalam
dasarnya untuk mengamati perilaku manusia berperilaku. Pendapat orang yang dianggap
dan organisasi. Namun dalam penting akan mempengaruhi individu dalam
perkembangannya, teori ini mempunyai fungsi berbisnis.
memahami dan memprediksi pengaruh
motivasi pada perilaku yang bukan dibawah Kontrol perilaku (Perceived behavioral
kendali kehendak individu. Teori ini juga control)
mampu mengidentifikasi latar belakang Kontrol perilaku merupakan persepsi
seseorang dalam merancang strategi untuk mengenai kemudahan atau kesulitan dalam
mengubah perilaku. Secara umum teori ini melakukan perilaku dan diasumsikan
mampu menjelaskan hampir semua perilaku merefleksian pengalaman di masa lalu dan
dalam kehidupan manusia antisipasi mengenai halangan. Fungsi dari
kontrol perilaku adalah fungsi dari control
Sikap (Attitude toward behavior) beliefs, yaitu kepercayaan mengenai adanya
Sikap merupakan suatu faktor dalam faktor-faktor yang yang mempermudah atau
diri seseorang yang dipelajari untuk mempersulit dalam melakukan suatu tindakan.
mendapatkan respon positif atau negatif Dalam konteks aktivitas berbisnis, berkaitan
terhadap sesuatu yang diberikan. Perasaan dengan ketersediaan dukungan dan sumber
tersebut ditentukan oleh kepercayaan seseorang daya atau hambatan memulai atau
berdasarkan konsekuensi yang timbul sebagai mengembangkan bisnis. Semakin banyaknya
akibat dari suatu tindakannya. Dalam konteks dukungan sumber daya dan minimnya
berbisnis, apabila pebisnis menganggap hambatan akan lebih meningkatkan keinginan
aktivitas mengembangkan bisnis memberikan individu untuk berbisnis.
manfaat bagi dirinya maka individu tersebut
akan memberikan respon positif dan begitu Relevansi Theory of Planned Behavior dalam
juga sebaliknya. Kewirausahaan
6
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Teori yang dikembangkan Ajzen rasional dan sudah direncanakan sebelumnya.
mampu menembus batas antar bidang studi. Lerchundi et al (2014); Rasli et al (2013); dan
Awalnya pengembangan teori tersebut memang Ghazali et al (2013) menggunakan latar
hanya pada perilaku individu dari sudut belakang personal dalam mengkaji keinginan
pandang psikologi saja. Namun sejalan dengan berwirausaha. Faktor lamanya studi juga
waktu teori ini mampu digunakan dan menarik untuk dibahas seperti pada penelitian
berkembang ke segala bidang. Krueger & Njeje (2015) yang menyebutkan lamanya studi
Carsrud (1993) menuturkan bahwa penciptaan pendidikan kewirausahaan, dalam hal ini
usaha merupakan suatu tindakan yang intervensi program pendidikan kepada
direncanakan sebelumnya. Hal senada masyarakat, akan meningkatkan keinginan
diungkapkan Fayolle et al (2006) dalam yang memulai berwirausaha. Latar belakang
melakukan kajian teori tersebut terhadap personal dan lamanya durasi intervensi PPKM
program pendidikan kewirausahaan. Selain itu, menjadi faktor yang menarik untuk dikaji lebih
teori tersebut juga berperan penting dalam lanjut.
pengambilan keputusan untuk memulai atau Perilaku dan Komitmen Pebisnis
mengembangkan bisnis ( (Bird, 1988); (Katz & Delmar (1996) dalam modelnya
Gartner, 1988)). terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kierja
Keputusan berwirausaha tidak hanya bisnis, yaitu individu, lingkungan, dan kinerja
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat pebisnisnya.
Individual
Entrepreneurial Business
Behavior Performance
Environment
7
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
tergantung dari individu yang menjalankan. kemampuan sosial dan persepsi. Kesuksesan
Perilaku organisasi turut dipengaruhi oleh akan didapatkan ketika kombinasi tersebut
keadaan lingkungan dan kapasitas individu berjalan selaras.
yang dimiliki. Kapasitas individu yang besar
dan keadaan lingkungan yang mendukung Motivasi dan Kinerja
biasanya akan mampu mendorong kinerja Teori motivasi berfokus pada proses
bisnis ke arah yang lebih baik. penentuan memilih ketika dihadapkan pada
sebuah pilihan, aktivitas berkehendak, dan
Kondisi Lingkungan keinginan. Sedangkan teori prestasi mengacu
Organisasi internal dan pendukungnya pada evaluasi individu dalam dari berperilaku.
merupakan perangkat pendukung kondisi Menurut (Kanfer, 1991) yang membedakan
lingkungan. Organisasi menjadi sangat penting antara teori motivasi dan prestasi bahwa teori
kontribusinya dalam meningkatkan performa prestasi lebih banyak faktor yang
bisnis perusahaan. Selain itu, perancangan mempengaruhi seperti hambatan yang dihadapi
sistem organisasi yang dibangun juga sangat dan jumlah pekerjaan.
menentukan.
Kebutuhan
Kemampuan Individu Dasar dari konsep motivasi datang dari
Kemampuan individu yang dimaksud kebutuhan. Hal ini mengasumsikan bahwa
adalah keahlian dan motivasi yang dimiliki kebutuhan merupakan proses awal terjadinya
seorang pebisnis. Langkah dalam berbisnis atau yang mempengaruhi individu dalam
dipengaruhi oleh kondisi individu dan melakukan tindakan. Dengan kata lain,
lingkungan. Kemampuan individu terdiri dari kebutuhan merupakan pemicu dari perilaku
kemampuan berpikir dan kemampuan individu. Teori kebutuhan Maslow merupakan
manajerial. Kemampuan berpikir (kognitif) teori kebutuhan yang paling dikenal saat ini.
yang dimaksud meliputi fakta-fakta, nilai-nilai, Ketika individu telah terpenuhi kebutuhan
tujuan, dan kemampuan diri. Sedangkan dasarnya maka akan bergerak ke kebutuhan
kemampuan manajerial dan keahlian meliputi yang lebih tinggi atau ekspansi kebutuhan.
10
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
METODE skala likert. Dengan rentang 1 – 5 dari sangat
tidak setuju hingga sangat setuju.
Penelitian ini secara umum menggunakan Target responden merupakan
pendekatan kuantitatif. Pengolahan data hasil masyarakat yang menjadi mitra di Kecamatan
penelitian menggunakan statistik dengan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa
pendekatan statistik inferensial sesuai dengan Barat dengan jumlah responden 87 mitra.
tujuan, rancangan, dan sifat penelitian yang Penelitian akan fokus pada desa-desa yang
akan dilakukan. Peneliti menggunakan menjadi tempat tinggal para mitra. Secara
kuesioner untuk mendukung penelitian ini. umum kriteria responden adalah sebagai
Kuesioner tersebut akan didesain berdasarkan berikut.
11
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 8. Diagram Analisis Keluaran PLS
Dari Tabel 2 juga dapat diketahui adanya memberikan penekanan pada aspek sikap dan
perbandingan tarik menarik antar satu variabel kontrol perilaku secara positif. PPKM
dengan variabel lainnya. Hubungan antara niat membantu memperkaya wawasan kepada mitra
dengan perilaku menjadi hubungan yang paling bahwa menjadi mengembangkan usaha yang
kuat dibandingkan dengan keterkaitan antar ada saat ini akan memberikan manfaat baik saat
variable lainnya. Artinya, PPKM yang ini dan masa yang akan datang. Lebih jauh,
dikembangkan mampu menjadi penggerak para program tersebut juga mampu mereduksi
pengusaha mikro untuk merealisasikan persepsi kesulitan dalam mengembangkan
pengembangan usaha tidak hanya sebatas usaha dan mengembangkan tindakan antisipatif
keinginan. Selain itu, PPKM mampu halangan yang muncul.
12
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 3. Tabel Analisis Keluaran PLS – Total Effect
Koefisien Sample Koefisien Sample t-statistics
p-values
(O) (M) (IO/STERRI)
sikap -> perilaku 0.290 0.057 5.056 0.000
sikap -> niat 0.485 0.074 6.567 0.000
norma -> perilaku 0.180 0.117 1.538 0.125
norma -> niat 0.300 0.185 1.622 0.105
niat -> perilaku 0.598 0.060 9.976 0.000
kontrol -> perilaku 0.164 0.056 2.909 0.004
kontrol -> niat 0.274 0.089 3.087 0.002
13
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
.
14
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
koefisien t-statistic p-values
Jenis Kelamin
Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita
kontrol --> niat 0.250 0.270 0.900 2.440 0.370 0.010
niat --> perilaku 0.610 0.620 5.450 8.310 0.000 0.000
norma --> niat 0.260 0.270 1.080 1.200 0.280 0.230
sikap --> niat 0.500 0.470 3.340 4.520 0.000 0.000
an-Perundangan/Undang-
DAFTAR RUJUKAN Undang/undang-undang-nomor-6-
tahun-2014-4723.
Ajzen, I. (1991). The theory of planned
behavior. Organizational Behavior and
Damodaran, A. (2000). The Objective in
Human Decision Processes, 179-211.
Corporate Finance. New York: Stern
School of Business.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980).
Understanding attitude and predicting
Delmar, F. (1996). Entrepreneurial Behavior
social behavior. Englewood Cliffs, NJ:
and Business Performance. Stockholm:
Prentice-Hall.
Stockholm School of Economics.
17
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Entrepreneur Laboratory SEC USU (From Lab To Market)
Sebagai Model Sistem Pemasaran Produk
Wirausaha Mahasiswa
Buchari
Ismayadi
Rosdanelli Hasibuan
Arif Qaedi Hutagalung
Universitas Sumatra Utara
Email :ibossanti@yahoo.com, ismay75@yahoo.com, rosdanelli@yahoo.com,
Arifqd24@yahoo.com
Kata Kunci: E-Lab SEC USU, from lab to market, produk mahasiswa
19
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dapat juga mengembangkan konsep-konsep kemampuan untuk membawa sesuatu yang
pemarasan ataupun inovasi wirausaha baru ke dalam kehidupan yang merupakan
lainnya. sumber yang penting dari kekuatan
Wirausaha persaingan, karena lingkungan cepat sekali
Menurut Hisrich & Peter (1998), berubah. Sementara itu Edward De Bono
kewirausahaan merupakan proses (dalam Mutis, 1995 dalam Muladi Wibowo,
menciptakan sesuatu yang baru dan 2011), antara lain mengatakan bahwa salah
mengambil segala risiko dan imbalannya satu faktor yang menentukan suksesnya
sedangkan wirausaha adalah seorang perusahaan adalah kemampuannya
innovator yaitu seseorang yang mengelola asset utamanya. Asset utama
mengembangkan sesuatu yang unik dan tersebut dapat berupa posisi pasar, orang-
berbeda. orang yang berkualitas, sistem distribusi,
Salim Siagian (1999) mendefinisikan kemampuan teknis (hak paten), merk, dan
kewirausahaan adalah semangat, perilaku, sebagainya (Siswadi Y, 2013).
dan kemampuan untuk memberikan Pemasaran
tanggapan yang positif terhadap peluang Marketing mix biasa disebut juga sebagai
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri creation tactic dari perusahaan. Karena
dan atau pelayanan yang lebih baik pada marketing mix merupakan perwujudan
pelanggan/masyarakat; dengan selalu langsung dari differensiasi konten-konteks
berusaha mencari dan melayani langganan infrastruktur.Menurut Kartajaya (2006) ada
lebih banyak dan lebih baik, serta tiga macam penerapan marketing mix,
menciptakan dan menyediakan produk yang pertama, marketing mix yang bukannya
lebih bermanfaat dan menerapkan cara mendukung strategi pemasaran lain,tetapi
kerja yang lebih efisien, melalui keberanian malah merusaknya. Marketing mix jenis ini
mengambil resiko, kreativitas dan inovasi atau destructivemarketing mix selain tidak
serta kemampuan manajemen. membangun value, juga tidak
Jorillo-Mosi (dalam Mutis, 1995 dalam meningkatkan merk perusahaan sama
Muladi Wibowo, 2011) mendefinisikan sekali. Kedua, marketing mix yang
kewirausahaan sebagai seorang yang cenderung meniru taktik yang sudah
merasakan adanya peluang, mengejar digunakan oleh pesaing anda, marketing
peluang-peluang yang sesuai dengan situasi mix ini biasa disebut sebagai mee-too
dirinya, dan yang percaya bahwa marketing mix. Dan yang ketiga, marketing
kesuksesan merupakan suatu hal yang bisa mix yang mendukung strategi pemasaran
dicapai. Sedangkan Geoffrey G. Meredith lainnya. Marketing mix ini atau creative
et. Al (1992) mengatakan bahwa para marketing mix dapat menguatkan nilai
wirausaha adalah orang-orang yang perusahaan anda. Tentu marketing mix
mempunyai kemampuan melihat dan ketigalah yang harus diterapkan. Jika yang
menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan diterapkan adalah marketing mix kedua atau
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna malah marketing mix pertama value yang
mengambil keuntungan daripadanya dan ada pada produk atau jasa anda bisa tidak
mengambil tindakan yang tepat guna sustainable. Jadi, marketing mix dapat
memastikan sukses. mengintegrasikan kekuatan produk,
Kesuksesan dari seorang wirausaha keunggulan harga, kemampuan saluran
selalu tidak terpisahkan dari kreativitas dan distribusi, dan dapat mengimplementasikan
inovasi. Inovasi tercipta karena adanya daya strategi promosi dalam memenangi
kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah persaingan.
20
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Strategi marketing mix dipakai oleh dari berbagai aspek seperti bidang produksi
semua orang/perusahaan maka perusahaan dan pengolahan, pemasaran,
harus creative dalam membuat taktik agar SDM,teknologi dan lain-lain (Anoraga,
produk/pesan yang ingin disampaikan oleh 2007).
perusahaan sampai dibenak konsumen, Pengembangan Pemasaran
tanpa adanya diferensiasi yang jelas, atau Pengembangan pasar adalah
jika hanya memikirkan 4P, produk anda memperkenalkan produk atau jasa saat ini
akan dianggap sama dengan produk ke wilayah geografis baru (David, 2009).
pesaing. Kalau hal itu terjadi, satu-satunya Strategipengembangan pasar dipilih untuk
senjata yang bisa dipakai bersaing adalah dijalankan denganpertimbangan dapat
harga (situmorang, 2015) dilakukannyapengkoordinasian, sehingga
Kim dan Mouborgne (2005) dalam akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang
bukunya Blue Ocean Strategi menjelaskan lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih
untuk menghindari persaingan (kompetisi) kecil. Penekanan dari strategi ini adalah
yang akan berakibat merugikan dibutuhkan pada pemasaran produk yang sekarang
strategi samudra biru (blue ocean strategy) dijalankan, dengan pertimbangan telah
samudra biru ditandai oleh ruang pasar dimilikinya keahlian dan keterampilan
yang belum terjelajahi, penciptaan dalam pengoperasian baik untuk pelanggan
permintaan, dan peluang pertumbuhan yang yang ada, maupun untukpelanggan baru.
sangat menguntungkan. ketimbang dengan Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan
cara memperluas batasan-batasan pasar adalah penambahan saluran distribusi dan
yang sudah ada, Dalam samudra biru, cabang perusahaan, serta mengubah dan
kompetisi tidak relevan karena aturan- meningkatkan program advertensi dan
aturan baru akan dibentuk. promosi. Pengembangan pasar adalah suatu
Pengembangan usaha keputusan stratejik dari suatu perusahaan
Pengembangan suatu usaha adalah atau korporasi ( Assauri, 2013). Keputusan
tanggung jawab darisetiap pengusaha atau stratejik itu diarahkan untuk dapat
wirausaha yang membutuhkan pandangan memanfaatkan peluang pasar bagi
kedepan,motivasi dan kreativitas. Jika hal pertumbuhan perusahaan secara
ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, berkelanjutan.
maka besarlah harapan untuk dapat Konsep Retail Modern
menjadikan usaha yang semula kecil Menurut Ahyani, Andriawan, Ari (2010)
menjadi skala menengah bahkan menjadi menyatakan bahwa toko modern adalah
sebuah usaha besar. sebuah toko yang menjual macam-macam
Kegiatan bisnis dapat dimulai dari barang kebutuhan pokok yang lengkap.
merintis usaha (starting), membangun Toko modern ini menawarkan berbagai
kerjasama ataupun dengan membeli usaha produk yang terjamin kualitas dan
orang lain atau yang lebih dikenal dengan kuantitasnya. Tidak hanya itu, toko
franchising. modern ini juga menawarkan promosi-
Namun yang perlu diperhatikan adalah promosi harga barang baru dan diskon-
kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. diskon yang menarik minat konsumen
Maka dari itu, dibutuhkan suatu untuk berbelanja di toko tersebut. Suasana
pengembangan dalam memperluaskan dan penataan toko modern ini tergolong sangat
mempertahankan bisnis tersebut agar dapat baik yang tersusun rapi dan bersih. Toko
berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan modern ini memiliki tingkat pelayanan
pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan lebih baik dari pada toko-toko lainnya.
21
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Disamping itu toko modern inimempunyai berhasil dikembangkan Student
fasilitas-fasilitas yang membuat nyaman Entrepreneurship Center (SEC) yang
konsumen seperti AC dan Musik yang mulai dirintis sejak April 2008.
membuat konsumen betah berbelanja di Pembentukan unit dan pengangkatan TIM
toko tersebut. SEC pada Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan Keputusan Rektor USU
HASIL & PEMBAHASAN Nomor:1196/H5.1.R/SK/KMS/SDM/2009.
Entrepreneur Laboratory Student
Student Entrepreneurship Center Entrepreneurship Centre Universitas
Universitas Sumatera Utara (SEC-USU) Sumatera Utara ( E-Lab SEC USU)
Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran Entrepreneur Laboratory (E-Lab)
dikembangkannya Student merupakan sarana pengembangan dari
Entrepreneurship Center (SEC) adalah Student Entrepreneur Center Universitas
bahwa Universitas Sumatera Utara (USU) Sumatera Utara (SEC-USU) sebagai tempat
secara nyata ingin mewujudkan bahwa mahasiswa binaan melakukan uji
lulusan yang dihasilkannya dengan pemasaran produk dan lokasi promosi
keilmuan yang dimiliki dapat mampu produk usaha. Konsep pengembangan
berwirausaha, sehingga dapat membuat pemasaran mahasiswa binaan SEC-USU
dirinya mandiri dan membantu membuka dilakukan dengan berbasiskan keilmuan
lapangan pekerjaan pada masyarakat di yang dapat dikembangkan menjadi produk
sekitarnya. USU sebagai Perguruan Tinggi wirausaha (Knowledge base Entrepreneur)
yang memiliki 14 (empat belas) Fakultas atau dari laboratorium ke pasar (from lab to
dengan berbagai disiplin kelimuan dan market). E-Lab SEC-USU dikembangkan
berbagai kompetensi yang dimilikinya sebagai Laboratorium Uji Pemasaran
sudah tentu ingin menghasilkan lulusan Produk Mahasiswa (Market Test),
dengan jiwa Entrepreneurship, maka SEC Laboratorium Uji Pemasaran Produk hasil
sudah mulai mengembangkan kerjasama laboratorium (from lab to market), tempat
antara multi disiplin keilmuan tersebut. interaksi dan pengembangan sistem
Universitas Sumatera Utara (USU), pemasaran produk, dan tempat sharing
dengan semangat Tri Dharma Perguruan informasi produk.
Tinggi dengan visi University for Industry Kegiatan E-Lab SEC USU
untuk mewujudkan lulusan sarjana yang Entrepreneur Laboratory Student
berwawasan wirausaha dan memiliki Entrepreneurship Center Universitas
keselarasan dengan dunia kerja. Bentuk Sumatera Utara (E-Lab SEC-USU)
kesungguhan ini dapat dilihat pada awal memiliki berbagai program yaitu:
tahun 2008, Pembantu Rektor Bidang 1. Program Pendampingan Bisnis,
Kemahasiswaan dan Kealumnian dan BKK Mentoring dan Pelatihan di Training
USU telah mengirim 5 (lima) orang staf Center yang terintegrasi dengan E-
pengajar yang bernaung di Unit Bina Lab.
Kokurikuler saHIVa (UBK saHIVa) USU 2. Laboratorium Uji Pemasaran
untuk melakukan studi banding ke 5 Produk Mahasiswa (Market Test)
universitas di Malaysia. Secara khusus, Binaan SEC-USU
penekanan studi banding/benchmarking 3. Laboratorium Uji Pemasaran
tersebut adalah dalam hal pembinaan Produk hasil laboratorium (from lab
kewirausahaan pada mahasiswa. to market)
Berdasarkan hasil kunjungan tersebut maka
22
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
4. Tempat interaksi dan
pengembangan sistem pemasaran
produk
5. Tempat sharing informasi produk
23
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 8. Perkembangan Usaha di E-Lab
SEC USU
24
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
6. Genset.
7. Kamar mandi/wc yang berada di
samping E-Lab.
26
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Dari E-Lab SEC-USU sejak tahun 2013- Bank Mandiri (Persero) Tbk di tahun
2015 telah menghasilkan beberapa 2015.
entrepreneur muda mahasiswa dan alumni 2. Juara Pertama Lomba Kewirausahaan
yang telah sukses dan berhasil di Indonesia Tingkat Nasional Dikti 2015.
masyarakat. Beberapa jenis usaha yang ada 3. Juara Pertama Pemuda Pelopor
di E-Lab SEC-USU: Nasional kategori Mahasiswa.
1. Produk Kreatif Selain meraih prestasi, produk-produk
2. Produk Inovasi hasil Penelitian inovasi hasil dari Entrepreneur Laboratory
3. Produk Boga ini juga telah di pamerkan pada Asean
4. Produk Industri Student Entrepreneurship Net work
Produk-produk tersebut sebelum (ASENet) di University Sains Malaysia
dilakukan pemasaran langsung ke (USM) Penang yang diikuti oleh
masyarakat dilakukan di Entrepreneur mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi se
LaboratoryStudent Entrepreneurship Asean dimana Student Entreprenurship
Center Universitas Sumatera Utara (E-Lab Center (SEC) USU adalah sebagai salah
SEC-USU) selama lebih kurang 1 tahun. satu Deklarator berdirinya ASENet
Setelah memiliki mental usaha yang baik, mewakili Indonesia.
para wirasuaha tersebut langsung dapat Inovasi dari produk kreatif yang masih
bersaing di masyarakat. terus berkembang adalah Usaha Mahasiswa
Dari keseluruhan produk yang telah DIGIPRO yang memiliki usaha digital
dibentuk dan dikembangkan dengan system printing dan desain kreatif. PT. Evindo
Entrepreneur Laboratory Student yang memproduksi Alat penghemat BBM
Entrepreneurship Center Universitas untuk sepeda motor dan mobil. Produk
Sumatera Utara (E-Lab SEC-USU) usaha makanan yang masih eksis seperti
ditambah dengan Program Training, Dorayaki Chan, Molen Arab, Raja Risol,
Mentoring, Coaching (Pendampingan dan lain lain.
Bisnis) yang efektif di Training Centre
SEC USU, saat ini sudah ada
wirausahawan mahaiswa yang telah SIMPULAN & SARAN
memiliki omset puluhan juta rupiah sampai
ratusan juta rupiah per tahun dan bahkan Konsep pemasaran dengan memanfaatkan
ada yang sudah mencapai omset milyaran Entrepreneur Laboratory ini dapat menjadi
rupiah dan memiliki Badan Hukum dan salah satu pilihan model pemasaran untuk
Pabrik/Industri. Salah satu produk inovasi produk-produk yang masih baru dan
laboratorium unggulan yang terbaru dari menjadi sarana penelitian produk-produk
proses Entrepreneur Laboratory Student inovasi, khususnya yang dihasilkan oleh
Entrepreneurship Center Universitas mahasiswa di Perguruan Tinggi sebelum
Sumatera Utara (E-Lab SEC-USU) ini memasuki pasar produk yang lebih luas.
adalah Kopi Gula Gita (KOLAGIT) yang Untuk itu disarankan agar pihak
telah menjadi suplemen pasien diabetes dan Perguruan TInggi untuk lebih proaktif dan
sudah melakukan uji pre klinis (saat ini mensuport kegiatan-kegiatan
sedang dalam proses perizinan dari kewirausahaan di kalangan mahasiswa
BPOM), telah memperoleh 3 (tiga) prestasi dengan memberikan sarana dan prasarana
nasional pada tahun 2015 yaitu: untuk pengembangan Program
1. Juara Pertama Kategori Industri Kewirausahaan Mahasiswa.
Program Wirausaha Muda Mandiri PT.
27
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Fred R. David, 2009,Manajemen Strategis.
Salemba Empat Jakarta .
Anoraga, Pandji, 2007. Pengantar bisnis.
Pengelolaan Bisnis Dalam Era Kotler dan Keller, 2007.
Globalisasi.Jakarta: Rieneka Cipta. ManajemenPemasaran,Edisi 12, Jilid 1,
PT.Indeks, Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen
Pemasaran. Jakarta:Rajawali Pers. Siswadi Yudi (2013), Analisis Faktor
Badan Pusat Statistik (2015), Agustus 2015: Internal, Faktor Eksternal Dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Pembelajaran Kewirausahaan Yang
Sebesar 6,18 Persen, diupload tahun Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam
2015. Berwirausaha, Jurnal Manajemen &
https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1196 Bisnis Vol 13 No. 01 April 2013 ISSN
1693-7619.
28
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Membangun Kewirausahaan Lokal Madura Dalam Menghadapi Globalisasi
Muhammad Tambrin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Trunojoyo Madura
Email : pribanus@gmail.com
Ahli manajemen, Peter Drucker dalam bukunya ada di Indonesia sudah mencapai 48,258 juta,
Innovation and Entrepreneurship (1985), atau 99,99% unit usaha dengan menyerap
menyatakan bahwa berdasar pengamatannya di tenaga kerja lebih kurang 96,3% dari jumlah
Amerika, disimpulkan bahwa telah terjadi tenaga kerja produktif yang tersedia.
pergeseran yang tidak dapat dielakkan dari Sedangkan sumbangannya terhadap PDB
masa ekonomi berbasis manajemen kepada mencapai 53,4%. Data tersebut
ekonomi kewirausahaan. Misalnya, dalam hal mengindikasikan bahwa pada dasarnya UKM
penyediaan lapangan kerja pencipta lapangan merupakan kelompok usaha yang memiliki
kerja yang lama, yaitu organisasi besar bahkan potensi besar untuk mengatasi masalah
mengurangi tenaga kerjanya. Sebaliknya, kemiskinan dan pengangguran.
organisasi baru berskala kecil dan menengah Sementara itu, pasca realisasi pembangunan
yang diwarnai oleh kewirausahaan ini menjadi Jembatan Suramadu (JS) maka diharapkan
penyedia lapangan kerja baru. tidak hanya sekadar menjadi jembatan manusia,
Jika bicara mengenai topik kewirausahaan pasti tetapi juga merupakan jembatan ekonomi.
tidak akan terlepas dengan peran sektor usaha Nantinya, eksistensi JS harus bisa berdampak
kecil dan mikro (UKM). Dalam kaitannya positif bagi pembangunan ekonomi Madura,
dengan UKM, sejarah telah menunjukkan termasuk bagi sektor UKM. Hal ini cukup
bahwa UKM di Indonesia tetap eksis dan justru beralasan karena sektor UKM telah menjadi
berkembang dengan adanya krisis ekonomi salah satu pilar penting dalam perekonomian
yang telah melanda negeri ini sejak tahun 1997, regional Madura dalam konteks industrialisasi.
bahkan telah menjadi katup penyelamat bagi Seyogyanya, gelombang industrialiasi yang
pemulihan ekonomi bangsa karena akan terjadi di Madura harus dijadikan sebagai
kemampuannya memberikan sumbangan yang peluang strategis sekaligus tantangan positif
cukup signifikan pada PDB maupun untuk meningkatkan kualitas dan
penyerapan tenaga kerja. Data BPS tahun 2006 pemberdayaan diri agar mampu memainkan
menginformasikan bahwa jumlah UKM yang peranan yang strategis di dalamnya. Akan
29
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
tetapi, tentu saja industrialisi menurut HAR Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi
Tilaar (1998) dalam Winarningsih (2006) wirausaha, dan entrepreneurship diterjemahkan
menuntut adanya masyarakat yang mempunyai menjadi kewirausahaan. (Kamus Manajemen).
keunggulan kompetitif dengan SDM mumpuni, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang
dan kekuatan investasi modal intelektual serta mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
penguasaan masyarakat terhadap sarana melembagakan perusahaan miliknya sendiri.
informasi yang serba superhigh technology. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
Industrialisasi di Madura akan ditandai dengan orang yang mempunyai kemampuan normal,
maraknya kehidupan bisnis yang menjanjikan bisa menjadi wirausaha asal mau dan
di masa depan, sehingga dituntut adanya mempunyai kesempatan untuk belajar dan
kemampuan entrepreneurship yang baik. berusaha.
Untuk itu, masyarakat Madura harus menyadari Istilah kewirausahaan juga dipahami sebagai
kemampuannya untuk bersaing karena aktivitas proses mengerjakan sesuatu yang baru
dan pekerjaan dalam industrialiasi menuntut (creative), dan sesuatu yang berbeda
kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (innovative) dan bermanfaat untuk memberikan
serta keterampilan (skill) khusus yang nilai lebih. Dari beberapa konsep yang ada
didukung jiwa kewirausahaan yang baik. terdapat 6 hakekat penting kewirausahaan
Tentunya, hal itu hanya dapat diraih dengan (Suryana, 2003 : 13), yaitu : Kewirausahaan
belajar keras dan menuntut ilmu pengetahuan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku
(berpendidikan) setinggi mungkin. (Ustman, yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
2009) penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil
Kewirausahaan merupakan salah satu indikator bisnis. (Ahmad Sanusi,1994), Kewirausahaan
dalam mendongkrak suatu pertumbuhan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang
ekonomi pada masyarakat Madura, baik sektor baru dan berbeda (ability to create the new and
mikro maupun makro. Membangun budaya different) (Drucker, 1959), Kewirausahaan
kewirausahaan harus terus dilakukan karena JS adalah proses penerapan kreativitas dan
sudah dioperasikan supaya masyarakat Madura keinovasian dalam memecahkan persoalan dan
tidak hanya menjadi penonton, namun ikut menemukan peluang untuk memperbaiki
menjadi pelaku sektor kewirausahaan. kehidupan usaha (Zimmerer 1996),
Terkait dengan upaya membangun Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan
kewirausahaan lokal maka eksistensi JS untuk memulai usaha (start up phase) dan
diharapkan juga bisa memberikan kontribusi perkembangan usaha (venture growth)
positif bagi sektor UKM di Madura. Untuk itu, (Soeharto Prawiro,1997), Kewirausahaan
kewirausahaan lokal harus diidentifikasi adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang
potensi dan kecenderungannya sebagai aset baru (creative), dan sesuatu yang berbeda
pembangun ekonomi Madura. Melalui kegiatan (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
identifikasi diharapkan dapat dipetakan lebih, Kewirausahaan adalah usaha
keragaan potensi kewirausahaan dan kesiapan menciptakan nilai tambah dengan jalan
masyarakat sebagai pelaku dalam merespon mengkombinasikan sumber-sumber melalui
pengembangan industrialisasi di Madura. cara-cara baru dan berbeda untuk
Wirausaha diterjemahkan dari kata memenangkan persaingan.
entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia , pada Berdasarkan keenam konsep tersebut, secara
awalnya dikenal istilah wiraswasta yang ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan
mempunyai arti berdiri di atas kekuatan sendiri. sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan
30
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
inovatif (create new and different) yang berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang
barang dan jasa yang dilakukan dengan yang terampil memanfaatkan peluang dalam
keberanian untuk menghadapi risiko. mengembangkan usahanya untuk
Hakekat kewirausahaan menurut Peter F meningkatkan taraf kehidupannya.
Drucker (1994) adalah bahwa terminologi Pada hakekatnya semua orang adalah
kewirausahaan yang sama tentang wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri
kewirausahaan sampai sekarang belum ada. dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya
Umumnya memiliki hakikat yang hampir sama, guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya,
yaitu merujuk sifat, watak dan ciri-ciri yang masyarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi
melekat pada seseorang. Ciri yang melekat banyak diantara kita yang tidak berkarya dan
adalah : (a) Mempunyai kemauan keras; (b) berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih
Memiliki keinginan mewujudkan gagasan baik untuk masa depannya, dan seseorang
inovasi dalam usaha nyata; dan (c) Dapat menjadi tergantung pada orang lain, kelompok
mengembangkan usaha dengan jiwa tangguh. lain atau bahkan negara lain.
Pengertian kewirausahaan sebenarnya telah Prinsip dalam kewirausahaan adalah tangguh,
melekat pada ciri-cirinya di atas, dengan kreatif, inovatif, cerdas, mandiri, produktif,
contoh lainnya adalah setiap orang yang pandai berani menerima resiko, mampu memanfaatkan
meraih dan menciptakan peluang. Peluang- peluang, disiplin, mudah beradaptasi dengan
peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan teknologi baru, terbuka, dan lainnya. Pada
nilai tambah barang atau jasa (usaha untuk prinsipnya seorang Wirausaha ialah seorang
hidup) dengan cara menerapkan ciri-ciri yang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif
melekat padanya. Wirausaha adalah seseorang dan melaksanakan kegiatan memiliki
yang bebas dan memiliki kemampuan untuk perencanaan dan dimulai dengan ide sendiri
hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan kemudian mengembangkan kegiatannya
usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia dengan menggunakan tenaga orang lain serta
bebas merancang, menentukan mengelola, selalu berpegang pada nilai-nilai disiplin dan
mengendalikan semua usahanya. kejujuran tinggi.
Kewirausahaan mengandung suatu sikap, jiwa
dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu Keterkaitan UKM dan Kewirausahaan
yang baru yang sangat bernilai dan berguna
bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu pada pertengahan tahun 1997, sektor UKM
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa telah menunjukkan peran yang sangat penting
dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka dalam menggerakkan ekonomi baik dalam
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan lingkup nasional maupun daerah. Sejalan
usahanya atau kiprahnya. dengan itu, perhatian pemerintah baik
Seorang yang memiliki jiwa dan sikap pemerintah pusat maupun daerah terhadap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang sektor UKM pun dari waktu ke waktu semakin
telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari besar.
demi hari, minggu demi minggu selalu mencari Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari
peluang untuk meningkatkan usaha dan negara berkembang belakangan ini memandang
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan penting keberadaan UKM (Berry, dkk, 2001).
31
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Alasan pertama adalah karena kinerja UKM besar memanfaatkan sumber daya lokal,
cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan Sumber pendanaan kegiatan UKM tidak hanya
tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai mengandalkan pendanaan dari perbankan.
bagian dari dinamikanya, UKM sering
mencapai peningkatan produktivitasnya HASIL & PEMBAHASAN
melalui investasi dan perubahan teknologi.
Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa Profil Madura
UKM memiliki keunggulan dalam hal
fleksibilitas ketimbang usaha besar. Kuncoro Keadaan ekonomi menunjukkan bahwa kendati
(2000) juga menyebutkan bahwa usaha kecil tanah tak subur, penduduk Madura paling
dan usaha rumah tangga di Indonesia telah banyak bekerja di sektor pertanian (63,60%).
memainkan peran penting dalam menyerap Setelah itu disusul sektor perdagangan
tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha (11,10%), industri (9,40%), dan jasa
dan mendukung pendapatan rumah tangga. kemasyarakatan (7,60%). Rendahnya
UKM memiliki peran penting lainnya bagi partisipasi angkatan kerja di sektor industri
masyarakat di tengah krisis ekonomi. Dengan adalah akibat terbatasnya industri di Madura.
memupuk UKM diyakini pula akan dapat Untuk pertanian, sebagian besar adalah
dicapai pemulihan ekonomi (Kompas. pertanian lahan kering yang sangat bergantung
14/12/2001). Hal serupa juga berlaku bagi musim. Berhubung tidak ada alternatif lain,
sektor informal. Usaha kecil sendiri pada mereka yang ingin bekerja terpaksa memilih
dasarnya sebagian besar bersifat informal dan sektor ini.
karena itu relatif mudah untuk dimasuki oleh Pembangunan fisik di Madura masih sangat
pelaku-pelaku usaha yang baru. Pendapat terbatas. Sedangkan sektor pengangkutan dan
mengenai peran UKM atau sektor informal perhubungan, hanya sekitar 2,60% yang
tersebut ada benarnya setidaknya bila dikaitkan bekerja di sektor ini. Karena faktor
dengan perannya dalam meminimalkan keterbatasan alam dan kesempatan tersebut
dampak sosial dari krisis ekonomi khususnya tenaga kerja yang tidak tertampung di Madura
persoalan pengangguran dan hilangnya bermigrasi ke luar pulau. Itulah sebabnya
penghasilan masyarakat. tingkat mobilitas orang-orang Madura cukup
Pengembangan UKM merupakan upaya yang tinggi.
sangat penting dan strategis dalam upaya Sedangkan, kondisi sosial menunjukkan bahwa
pemulihan ekonomi, mengingat jumlah UKM masyarakat Madura yang bermigrasi umumnya
yang mencapai 40 juta serta penyerapan tenaga tidak punya ketrampilan untuk berkompetisi di
kerja yang mencapai 88 % dari jumlah tenaga perkotaan. Mereka memilih sektor informal
kerja di Indonesia. Terlebih lagi dalam kondisi yang tidak memerlukan persyaratan, seperti
krisis bangsa Indonesia yang masih berjualan sebagai pedagang kaki lima (PKL).
berkepanjangan sampai saat ini, justru UKM Untungnya, orang Madura mempnyai etos kerja
lebih resisten. yang bagus. Asal mendapat pekerjaan yang
Keandalan UKM dalam menghadapi krisis cocok maka orang Madura akan memanfaatkan
ekonomi saat ini disebabkan oleh beberapa tiap peluangnya. Sayangnya, mereka tidak
faktor antara lain : Karakteristik usaha UKM punya pengetahuan dan ketrampilan yang
cenderung pada spesialisasi produk (hal ini cukup melakukan aktivitas ekonomi. Jadi,
merupakan kebalikan dari prinsip dalam memilih kegiatan, masih belum banyak
konglomerasi), Faktor produksi UKM sebagian dibekali pertimbangan-pertimbangan
32
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
ekonomis. Pilihan wirausaha yang seperti ini akses mendapatkan proyek dan bahan-baku
berpendirian bahwa asal bisa mendapatkan untuk dibisniskan.
uang halal dengan usaha tanpa tergantung Campur tangan pemerintah memang signifikan
kepada siapa pun maka hal tersebut sudah dibutuhkan oleh UKM. Hasil penelitian
bagus. Karena itu, mereka tidak mau terikat Rachmat Hidayat,dkk (2009) terkait dengan
dengan aturan-aturan kepegawaian. Mereka kinerja tata kelola pembinaan industri kecil
lebih suka bekerja sendiri tanpa bekerja dengan menengah (IKM) yang dilakukan melalui
upah mingguan. bantuan BUMN dan pemberian kredit kepada
Solidaritas di kalangan orang Madura sangat IKM menunjukkan bahwa Bantuan BUMN
tinggi. Mereka yang berhasil di Jawa atau berpengaruh terhadap kinerja IKM sehingga
tempat lainnya selalu mengajak saudara dan peran BUMN sebagai salah satu agent of
teman-temannya melakukan aktivitas bersama- development yang ditugaskan pemerintah pada
sama. Mereka yang dibesarkan di pulau hakekatnya mempunyai peran strategis.
Madura sebagian besar pernah mendapatkan Bantuan BUMN yang telah diberikan kepada
sentuhan kyai, baik di pondok-pondok IKM benar-benar telah dimanfaatkan dan
pesantren ataupun di tempat pengajian. Karena digunakan untuk meningkatkan kemampuan
itu, umumnya mereka tidak dapat dipisahkan usaha.
dengan kewajiban-kewajiban ritual dalam Bantuan BUMN sangat bermanfaat dalam
hidupnya. Sosok kyai dianggap penting karena rangka peningkatan kewirausahaan guna
Kyai telah memberikan bekal untuk kehidupan menunjang kinerja IKM di Madura. Kredit
mereka saat ini dan kelak di kemudian hari, perbankan yang telah diberikan atau disalurkan
bukan hanya semasa hidup di dunia, tetapi juga oleh perbankan dan telah diterima oleh IKM
kehidupan akhirat. kurang membawa perubahan kinerja yang lebih
Terkait dengan pendidikan kewirausahaan baik dan signifikan bagi IKM atau bahkan
belum ditangani secara serius, mengingat memperburuk kinerja IKM. Bantuan kredit
mayoritas rakyat Madura masih lemah dalam perbankan yang selama ini disalurkan hanya
berbisnis. Petani tak ditempatkan sebagai mampu memberikan pembelajaran bisnis
pengusaha, tapi ditempatkan sebagai buruh kepada IKM dalam meningkatkan kemampuan
yang berbuat sesuatu untuk pengusaha. kewirausahaan. Pelatihan dan pendidikan
Paradigma inilah yang harus segera diubah. kewirausahaan yang diberikan dan dilakukan
Petani harus menjadi pengusaha pertanian, oleh pemerintah melalui beberapa instansi
sehingga dapat duduk sejajar dengan para pemerintah tidak berhasil atau mengalami
tengkulak dan calon pembeli.Lingkupnya kegagalan. Pendidikan formal dan
adalah melakukan bisnis dengan petani, tersentralistik dalam pendidikan kewirausahaan
menyediakan kebutuhan pertanian dan membeli terbukti tidak dapat meningkatkan kinerja IKM
hasilnya secara proporsional. di Madura.
Bagi kalangan pedagang, pengusaha kecil dan Skenario pengembangan IKM di Madura
pengrajin disediakan informasi perdagangan dilakukan secara terintegrasi dan sinergi
dan kerangka penjaminan dengan pihak dengan pengembangan industri berskala
perbankan. Sehingga para pengusaha dengan menengah dan besar, karena kebijakan
mudah dapat berhubungan dengan perbankan. pengembangan sektoral tidak bisa mengkotak-
Hal itu dimaksudkan sebagai akses permodalan kotakkan kebijakan menurut skala usaha.
maupun fasilitas transaksi perdagangan Perumusan tentang beberapa kebijakan
antarpulau serta informasi lintas daerah sebagai operasional yang perlu mendapatkan perhatian
33
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pihak pemerintah daerah terhadap IKM potensi lokal berdaya saing global. Sasaran
terutama dalam penguatan di bidang usaha pengembangan meliputi: (1) peningkatan
spesifik dan keberlangsungan operasional PDRB; (2) penurunan tingkat pengangguran;
usaha IKM sesuai dengan karakteristik (3) penurunan tingkat kemiskinan; (4)
kekhasan budaya lokal. Pola kerja sama dengan peningkatan ketaqwaan, dan lainnya. Prinsip
BUMN dengan pola bisnis murni mungkin bisa pengembangan kewirausahaan adalah : (1)
menjadi alternatif pembinaan pemerintah membangun wirausaha dengan karakteristik
kepada IKM di Madura dengan berpegang pribadi yang tangguh, kreatif, inovatif, cerdas,
teguh pada budaya masyarakat Madura. mandiri, produktif, mampu memanfaatkan
Tentunya, perekonomian di Madura akan peluang, disiplin, teknologi, terbuka, dan
meningkat kalau pemerintah bisa menarik lainnya; (2) nilai atau etika sesuai Al-Quran
investor untuk membuka lahan usaha yang dan Hadist; (3) Nilai sesuai dengan Jati diri dan
sesuai karakteristik masyarakat lokal. Untuk Budaya Masyarakat Madura. Sedangkan, target
jangka pendek, yang paling cocok adalah akhir pencapaian adalah kesuksesan dunia dan
menggarap sektor pertanian, peternakan dan akhirat.
perikanan.
Membangun Kewirausahaan Lokal di Kendala dan Upaya Pemberdayaan
Madura
Kendala yang dihadapi dalam membangun
Membangun kewirausahaan lokal di Madura budaya kewirausahaan juga terjadi di
sangat dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan kampus. Keengganan lulusan
pendukung dan penghambat. Faktor pendukung perguruan tinggi memilih menjadi entrepreneur
dalam membangun kewirausahaan lokal di salah satunya karena terjebak dalam mitos.
Madura, meliputi : (1). Kebijakan Pemerintah Misalnya, mahasiswa teknik hanya dibekali
yang Pro Kewirausahaan, (2) dengan kemampuan kognisi, tetapi tidak
Pendidik/ilmuwan/profesional yang konsen dibangkitkan daya afeksinya sehingga tidak
pada masalah kewirausahaan; (3) Wirausaha terbangun orientasi sikap yang menjurus ke
yang semakin banyak; (4) Masyarakat yang opportunity oriented. Lulusan pendidikan
berbudaya wirausaha. Sedangkan, faktor teknik lebih banyak ingin bekerja pada
penghambat, meliputi : (1) Rendahnya perusahaan ketimbang membangun usaha
persepsi masyarakat tentang kewirausahaan; (2) sendiri. Inilah tantangan ke depan yang harus
rendahnya produktivitas, SDM, dan lainnya; dihadapi. Para lulusan perguruan tinggi sampai
(3) Minimnya akses dan aset (Gambar 1) saat ini masih gamang memasuki dunia
Selanjutnya, arah kerangka pengembangan kewirausahaan karena adanya mitos yang
adalah mengelola kewirausahaan berbasis seolah tidak terbantahkan.
34
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Mitos 2: Entrepreneur itu dilahirkan, bukan
Faktor KENDALA : SASARAN : diciptakan
- Rendahnya 1. Peningkatan
PDRB Mitos 3: Entrepreneur selalu merupakan
persepsi
masyarakat 2. Penurunan penemu (Inventors)
Pengangguran
tentang
3. Penurunan
Mitos 4: Entrepreneur adalah orang yang
kewirausahaan canggung baik di dunia akademis atau di
- Rendahnya angka miskin,
produktivitas, SDM, 4. Peningkatan masyarakat.
ketaqwaan, dll
dll Mitos 5: Entrepreneur harus sesuai dengan
- Minim akses dan profil
aset
Mitos 6: Untuk menjadi entrepreneur anda
perlu memiliki uang
Mitos 7: Anda perlu nasib baik untuk menjadi
ARAH : entrepreneur
Kewirausaha SUKS
Membangun ES
Mitos 8: Entrepreneur mengabaikan
an Berbasis
Kewirausahaa Potensi DUNI kesenangan
n Lokal di Lokal A- Mitos 9: Entrepreneur mencari sukses tapi
Madura Berdaya AKHI
RAT
pengalaman menunjukkan tingginya tingkat
Saing Global
kegagalan.
Mitos 10: Entrepreneur adalah risk taker yang
ekstrim.
38
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Analisis Kemampuan Mengidentifikasi Peluang oleh Mahasiswa
dalam Pengembangan Usaha Mikro di Pedesaan
Abstrak : Kemampuan identifikasi peluang menjadi salah satu determinan penting dalam
menentukan keberhasilan sebuah usaha. Kemampuan identifikasi peluang yang baik dapat menjadi
kunci keunggulan sebuah usaha dalam memanfaatkan celah di pasar. Melalui sebuah penelitian
dalam program pengembangan usaha mikro pedesaan di program pengembangan masyarakat yang
dilaksanakan di Universitas Prasetiya Mulya, peneliti mencoba menganalisis pengaruh pengetahuan
pendahulu dan kepekaan terhadap kemampuan mengidentifikasi peluang yang dimiliki oleh
mahasiswa
Identifikasi peluang merupakan salah satu keputusan mahasiswa dalam merumuskan ide bisnis
determinan penting untuk memulai sebuah langkah yang dikembangkan bersama mitra usaha dalam
usaha (Chang, 2014 dan Hsieh, dkk, 2009). Ketika sebuah program pengembangan usaha mikro
orang lain menganggap suatu fenomena adalah masyarakat di pedesaan. Program ini merupakan
sebuah masalah, maka seorang wirausaha akan program yang digagas oleh Universitas Prasetiya
menangkap hal terssebut sebagai sebuah peluang. Mulya untuk meningkatkan kapasitas berwirausaha
Namun, tidak semua wirausaha memiliki cara yang masyarakat desa melalui aktivitas kewirausahaan.
sama dalam mengidentifikasi dan mengelola Program ini bernama Community Development dan
peluang tersebut. Shane (2000) dalam penelitiannya dijalankan secara rutin setiap tahun oleh Universitas
menyatakan bahwa orang-orang cenderung akan Prasetiya Mulya.
lebih mudah mengenali adanya peluang usaha pada
sektor yang dipahaminya, dibandingkan sektor- Peluang Usaha dan Kemunculannya
sektor yang sedang mengalami popularitas.
Tidak hanya pemahaman atas sektor usaha, Awal mula hadirnya sebuah usaha ditentukan dari
pemahaman dan penguasaan atas pengetahuan kemampuan mengidentifikasi adanya peluang untuk
pendahulu meningkatkan kemungkinan usaha tersebut. Peluang usaha merupakan sebuah
teridentifikasinya suatu peluang usaha, sekaligus situasi dimana barang-barang, layanan, bahan baku,
dapat menentukan tingkat inovasi yang dapat dan metode pengelolaannya diperkenalkan dan
dihasilkan dari peluang tersebut (Shepherd dan dijual dengan nilai yang lebih tinggi dari biaya
DeTienne, 2005). Dalam perumusan yang lebih untuk memproduksinya (Shane S dan
mendalam, faktor-faktor yang menentukan dalam Venkataraman, 2000). Peluang dapat juga dianggap
proses identifikasi peluang antara lain kepekaan sebagai ide atau mimpi yang ditemukan atau
(alertness), kognisi, kreativitas, motivasi ekstrinsik dikreasikan oleh sebuah entitas wirausaha yang
dan insentif finansial, modal manusia, diungkapkan melalui analisis sepanjang waktu
pembelajaran, jejaring, pengetahuan pendahulu hingga memperoleh potensi hasil yang
(Shepherd dan DeTienne, 2005). menguntungkan (Short, dkk 2010).
Merujuk kepada elemen-elemen penyusun Kata kunci berikutnya yang penting dikaji adalah
identifikasi peluang tersebut, peneliti ingin melihat sumber-sumber yang dapat memicu kehadiran
faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap sebuah peluang dalam pemikiran seorang calon
39
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
wirausaha. Salah satu kajian muncul didasarkan Ketersembunyian peluang usaha tersebut
pada heterogenitas definisi dari munculnya sebuah membutuhkan suatu pemikiran mendalam untuk
peluang usaha. Kajian tersebut adalah sudut dapat mengeksploitasi peluang usaha tersebut
pandang temuan (discovery view) dan sudut (Smith dkk, 2009). Kemampuan pemikiran sangat
pandang kreasi (creation view) (Alvarez dan dibutuhkan untuk menganalisisi dan
Barney, 2007). Munculnya peluang usaha pada menginterpretasikan perubahan di lingkungan luar
sudut pandang temuan didasarkan pada asumsi dengan tujuan mengidentifikasi peluang baru yang
bahwa peluang adalah objek realitas yang nyata dan terabaikan dan belum ditemukan oleh orang lain
eksis secara independen, namun menunggu (Chang, 2014). Chang (2004), menegaskan bahwa
kepekaan, keterampilan, dan keberuntungan orang-orang dengan pemikiran yang terasah akan
seorang calon wirausaha untuk menemukannya lebih sensitif terhadap informasi pasar dan
(Alvarez dan Barney, 2007). Pada sudut pandang mendeterminasikan dimana peluang usaha tersebut
kreasi, peluang usaha terbentuk dari suatu tekanan ada dan kemudian secara cepat mengkonversinya.
luar yang disebabkan ketidaksempurnaan pasar atau
industri (Alvarez dan Barney, 2007). Sudut Pengetahuan Pendahulu
pandang kreasi menuntut aktivitas nyata wirausaha
untuk mengeksploitasi harta tersembunyi ini untuk Salah satu cara untuk memiliki pemikiran yang
menjadi sebuah usaha yang bernilai (Guo dan sensitif dan terasah adalah adanya pengetahuan
Bielefeld, 2014). pendahulu (prior knowledge). Berikut adalah
definisi dari pengetahuan pendahulu.
Tabel 1
Aspek Pengetahuan Pendahulu
Aspek Pengetahuan Pengertian Sumber
Pendahulu
Pengetahuan tentang cara Pengetahuan tentang bagaimana Shane (2000)
melayani pasar teknologi baru dipergunakan
untuk menciptakan produk atau
layanan
Pengetahuan tentang masalah Individu mengetahui bagaimana Shane (2000), Marvel &
pelanggan cara untuk memenuhi kebutuhan Lumpkin (2007)
pelanggan
Pengetahuan tentang pasar Individu memiliki pengalaman Shane (2000), Marvel &
sebagai pekerja profesional Lumpkin (2007)
dalam sebuah industri
Pengetahuan tentang teknologi Individual memahmi teknologi Shane (2000), Ardichvili dkk
yang dipergunakan untuk (2003)
industri tertentu
40
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dengan sinyal yang muncul dari informasi diluar yang dilaksanakan di perguruan tinggi lain.
lingkungan. Program Comdev sendiri wajib diambil oleh
Orang dengan kepekaan tinggi membuat orang- mahasiswa tingkat 3 yang telah menempuh 5
orang tersebut lebih peka terhadap level ekonomi semester dan menjadi mata kuliah wajib di dalam
yang tidak seimbang (Chang, 2014). Gaglio dan Program Studi S1 Manajemen.
Katz (2001) memiliki argumen bahwa kepekaan Program Comdev dijalankan dengan sistem
berwirausaha terdiri dari 2 jenis keterampila, yaitu kemitraan dimana kelompok mahasiswa akan terjun
persepsi (upaya untuk mempersepsikan lingkungan langsung ke desa untuk membina mitra usaha yang
dengan baik) dan interpretasi (mengidentifikasi telah diseleksi sebelumnya oleh manajemen
dorongan yang paling benar dan faktor paling program studi. 1 kelompok mahasiswa terdiri dari 7
kritikal serta menyimpulkan dinamika relasi yang – 8 mahasiswa dengan latar belakan jurusan yang
paling nyata). berbeda-beda. Hal ini tentunya akan menciptakan
dinamika positif dalam diskusi maupun aktivasi
Kemampuan Mengidentifikasi Peluang Usaha kegiatan.
Program Comdev menekankan pendekatan berbeda
Kemampuan mengidentifikasi peluang merupakan sehingga mahasiswa dapat belajar langsung
salah satu keterampilan penting untuk dapat mengenai penciptaan dan pengembangan bisnis
mewujudkan suatu usaha yang sukses. Park (2005) mikro dan kecil di tingkat desa. Tentunya,
melakukan observasi yang menunjukkan adanya pengalaman ini dapat memberikan kontribusi positif
hubungan erat antar kesuksesan sebuah usaha bagi kemampuan mereka untuk pengembangan
dengan kemampuan wirausaha tersebut untuk dirinya di masa depan.
mengidentifikasi peluang usaha di tahap awal Tantangan yang dihadapi oleh Program Comdev
perjalanan bisnisnya. Hal ini juga menunjukkan tentunya cukup beragam. Salah satunya mengenai
hubungan antara kapabilitas berwirausaha untuk kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi peluang dengan memproduksi peluang usaha di desa. Hal ini tentunya memberi
produk inovatif. tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang terbiasa
Pentingnya kemampuan identifikasi usaha untuk hidup di kota, kemudian diminta untuk membangun
wirausaha menjadi fokus penting, terutama sebuah bisnis bersama mitra di desa. Oleh karena
bagaimana untuk dapat fokus mengembangkan itu, di dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat
kemampuan tersebut untuk jangka yag lebih faktor-faktor apa saja yang memberi kontribusi
panjang (Chang, 2014). Menurut Chang (2014), terhadap kemampuan identifikasi peluang usaha
sebagai bagian dari hasil penelitiannya, oleh mahasiswa ketika mengembangkan bisnis di
menunjukkan bahwa intensi seseorang untuk desa.
mengikuti suatu pelatihan merupakan salah satu
cara orang tersebut untuk mengenali kelemahannya METODE
dalam pengetahuan dan keterampilan berwirausaha.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Studi ini menerapkan metode kuantitatif untuk
mengidentifikasi peluang usaha dapat muncul memperoleh temuan dan kesimpulan secara
setelah seseoranng mengikuti suatu kegiatan keseluruhan. Penelitian ini dirancang untuk sebagai
pengembangan kapasitas kewirausahaan. sebuah penelitian kuantitatif terhadap mahasiswa
Program Community Development Semester VI seluruh jurusan, mulai dari S1
Program Community Development (selanjutnya Accounting, S1 Business, S1 Finance, dan S1
disebut Program Comdev) adalah sebuah program Marketing di Sekolah Bisnis dan Ekonomi
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Universitas Prasetiya Mulya.
mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Sekolah Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik
Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya. survey dengan kuesioner yang mengacu pada
Program Comdev ini memiliki karakteristik yang kuesioner yang telah dikembangkan oleh Chang,
hampir sama dengan program kuliah kerja nyata Wen-Long., Liu, Wen Guu Huang., dan Chiang,
41
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Shio-Mei. (2014) untuk menguji hubungan antara Sebelum menuju kesimpulan dan analisis terhadap
identifikasi peluang usaha dengan proses variabel yang diuji, setiap pertanyaan di dalam
pembelajaran kewirausahaan. Penelitian dilakukan variabel kuesioner yang diujikan terlebih dahulu
untuk mengetahui variabel apa yang paling diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil dari uji
mendominasi kemampuan mahasiswa dalam validitas dan reliabilitas menghasilkan variabel
mengidentifikasi peluang usaha di saat melakukan yang relevan untuk diuji dengan menggunakan
Program Community Development yang analisis regresi. Desain kuesioner dilampirkan di
diselenggarakan di Universitas Prasetiya Mulya. bagian akhir penelitian ini.
Tabel 2
Profil Responden
Jurusan Jumlah Jumlah Persentase terhadap Persentase dalam
Mahasiswa Responden jumlah mahasiswa di Perhitungan
angkatannya Penelitian
S1 Accounting 58 51 87,93 % 23,60 %
S1 Business 395 108 27,34 % 50,00 %
S1 Finance 68 27 39,70 % 12,50 %
S1 Marketing 112 30 26,78 % 13,90 %
JUMLAH 633 216 100,00 % 100,00 %
HASIL & PEMBAHASAN masalah bobot yang setara tidak diperhatikan. Hal
ini menjadi salah satu indikasi kelemahan riset yang
Hasil dilakukan.
Argumentasi dilibatkannya seluruh jurusan sebagai
Profil Responden sampel adalah karena dalam pelaksanaan Program
Comdev di Prasetiya Mulya, kelompok yang
Angka antar jurusan yang dijadikan sebagai objek dibentuk untuk mengembangkan usaha mitra terdiri
penelitian tidak merata karena pendekatan yang dari multi jurusan sehingga aktivitas identifikasi
dilakukan dalam mengambil sampel adalah peluang usaha dapat muncul dari setiap mahasiswa
pendekatan kenyamanan (convenience sampling), di dalam kelompok tanpa mempedulikan
sehingga hal yang tetap dijaga adalah adanya mahasiswa tersebut harus berasal dari jurusan
keterwakilan dari setiap jurusan, namun untuk tertentu.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Tabel 3
Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
No Variabel Muatan Cronbach
Faktor Alpha
Pengetahuan Pendahulu 0,680
PP 1 Sebelum memulai Comdev, saya telah memiliki kedekatan 0,502
(engaged) dengan produk dan pengalaman mengelola layanan
PP 6 Sebelum memulai Comdev, saya mengetahui cara membuat 0,606
pelanggan ingin menggunakan produk yang saya buat.
PP 9 Sebelum memulai Comdev, saya mengetahui peran penting 0,672
teknologi dalam industri ini
PP 10 Sebelum memulai Comdev, saya memiliki akses kepada 0,796
teknologi utama yang akan digunakan dalam industri ini.
PP 11 Sebelum memulai Comdev, saya memiliki akses terhadap 0,725
42
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Variabel Muatan Cronbach
Faktor Alpha
teknologi yang belum diketahui oleh publik.
Kepekaan 0,867
KP 1 Bahkan dalam waktu luang saya, saya masih sering memikirkan 0,744
tentang bisnis baru
KP 3 Saya membaca publikasi terkait perdagangan setiap pekan 0,512
KP 5 Saya menaruh perhatian yang serius terhadap pembicaraan 0,729
dengan orang lain yang menyangkut tentang pengembangan
peluang usaha baru
KP 6 Jika saya dapat merencanakan waktu luang, saya akan 0,763
mempergunakan waktu tersebut untuk mengeksplorasi ide bisnis
baru
KP 7 Saya mempergunakan waktu luang saya untuk memikirkan 0,721
segala masalah yang dapat terjadi di kemudian hari jika saya
menjadi wirausaha
KP 8 Saya sering berpikir tentang ide bisnis baru 0,823
KP 9 Saya selalu membayangkan diri saya adalah seorang manajer 0,650
bisnis dan mencoba berpikir tentang hal-hal yang berkaitan
dengan manajemen.
KP 10 Saya akan mempergunakan waktu luang saya memikirkan 0,813
tentang peningkatan bisnis.
Mengacu kepada tabel uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner. Namun, setelah melalui uji
di atas terdapat beberapa informasi yang juga validitas, pertanyaan yang valid untuk diuji hanya
menjadi salah satu kelemahan dalam penelitian sebanyak 5 pertanyaan. Pada variabel kepekaan,
yang dilakukan ini. Pada awalnya, untuk variabel setelah melalui uji validitas, jumlah pertanyaan
pengetahuan pendahulu, disiapkan sebanyak 11 valid hanya sebanyak 8 dari 10 pertanyaan yang
43
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
ditanyakan dalam kuesioner. Kemudian, pada kelas, sehingga ada kemungkinan faktor terburu-
variabel kemampuan identifikasi peluang usaha, buru maupun ketidaknyamanan pada saat mengisi
jumlah pertanyaan valid adalah sebanyak 9 kuesioner yang diberikan.
pertanyaan dari 14 pertanyaan yang ditanyakan Pada sisi uji reliabilitas, ketiga variabel yang diuji
kepada responden. Adapun, daftar pertanyaan memenuhi syarat dasar reliabilitas yaitu nilai
lengkap terdapat pada bagian paling akhir Cronbach Alpha berada di atas 0,6, dimana variabel
penelitian ini. pengetahuan pendahulu memiliki nilai Cronbach
Tidak validnya beberapa pertanyaan yang diajukan Alpha sebesar 0,680, kepekaan memiliki nilai
dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh 0,867, dan kemampuan mengidentifikasi peluang
beberapa kesalahan mendasar yang dilakukan oleh usaha memiliki nilai 0,858.
peneliti, antara lain tidak melakukan pengecekan Analisis Data
silang dan berbalik terhadap hasil terjemahan dari Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini
pedoman kuesioner yang diambil. Hal ini dapat adalah analisis regresi. Dalam analisis ini, variabel
dimungkinkan menjadi salah satu sumber tidak pengetahuan pendahulu dan kepekaan dianggap
validnya beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sebagai sebagai variabel independen dengan
peneliti. Selain itu, kenyamanan dalam mengisi penamaan Xi dan X2, sedangkan variabel
kuesioner menjadi hal yang cukup berperan karena kemampuan mengidentifikasi usaha merupakan
dalam proses pengambilan data ini, kondisi yang variabel dependen dengan penamaan Y1.
ditemui adalah setelah mahasiswa menyelesaikan
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi
Hubungan Antar Variabel Beta t-value Tolerance VIF
Pengetahuan Pendahulu 0,117 2,076 0,917 1,090
Kemampuan Mengidentifikasi
Peluang Usaha
Kepekaan Kemampuan 0,569 10,058 0,917 1,090
Mengidentifikasi Peluang Usaha
R 0,613
R2 0,375
Sig 0,000
Adjusted R2 0,370
keyakinan 95%. Hal ini dapat dibuktikan karena
Tabel model regresi diatas menunjukkan hasil nilai signifikansi (0,000) lebih kecil daripada nilai
analisis regresi variabel pengetahuan pendahulu dan alpha (0,005).
kepekaan terhadap variabel kemampuan Nilai t di dalam hasil analisis, baik dari nilai
mengidentifikasi peluang usaha. Mengacu pada variabel pengetahun pendahulu (2,076) dan variabel
nilai koefisien determinasi ganda (R2) sebesar kepekaan (10,058) menunjukkan bahwa hasil
0,375, hal ini menunjukkan bahwa variabel analisis dapat diterima karena area hasil lebih besar
kemampuan mengidentifikasi peluang usaha yang daripada nilai statistik, yaitu sebesar 1,96 (dengan
dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan tingkat signifikansi 95%). Hasil analisis regresi ini
pendahulu dan kepekaan hanya sebesar 37,5%, juga memberikan bukti bahwa variabel pengetahuan
sedangkan sisanya sebesar 62,5% dijelaskan oleh pendahulu berkontribusi sekitar 0,117 kali dan
variabel lain. variabel kepekaan berkontribusi sebesar 0,569 kali
Nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan terhadap kemampuan mengidentifikasi peluang
bahwa pengetahuan pendahulu dan atau kepekaan usaha.
secara bersama-sama mempengaruhi kemampuan
mengidentifikasi peluang usaha dengan tingkat
44
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pembahasan Salah satu hal yang menjadi limitasi dalam
penelitian ini adalah bahwa dalam kelompok
Penelitian ini dirancang untuk melihat kemampuan mahasiswa yang menjalankan Program Comdev,
mengidentifikasi peluang usaha oleh mahasiswa kelompok tersebut terdiri dari multi jurusan,
saat melaksanakan Program Comdev. Penelitian ini sehingga makna pembelajaran yang diterima oleh
bermanfaat untuk mengetahui faktor apa yang masing-masing jurusan terhadap konsep
paling mempengaruhi kemampuan mahasiswa kewirausahaan masih berbeda. Namun, dalam
tersebut ketika mengidentifikasi peluang usaha kenyataan lapangan, perbedaan disiplin ini juga
yang berada di wilayah pedesaan, dimana wilayah banyak memberi kontribusi dalam peneluran ide-ide
pedesaan merupakan wilayah asing bagi para kreatif mahasiswa untuk mengembangkan usaha
mahasiswa. Oleh karena itu, dalam hal upaya yang dirintis bersama mitra usaha.
pengembangan pendidikan kewirausahaan, maka
peneliti mengambil dua variabel, yaitu pengetahuan SIMPULAN
pendahulu dan kepekaan sebagai variabel yang
memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah
kemampuan mengidentifikasi peluang usaha dilakukan, maka beberapa hal yang dapat
mahasiswa. disimpulkan antara lain:
Hasil dari analisis ternyata menunjukkan bahwa 1. Pengetahuan pendahulu dan kepekaan
kedua variabel ini memiliki pengaruh terhadap memiliki pengaruh terhadap kemampuan
kemampuan mengidentifikasi peluang usaha oleh mahasiswa dalam mengidentifikasi peluang
mahasiswa, namun persentasenya belum mencapai usaha di Program Comdev.
50%, baru pada angka 37,5%. Hal ini tentunya 2. Kepekaan memiliki kontribusi lebih besar
mengindikasikan bahwa masih terdapat beberapa dalam mendukung kemampuan
variabel lain yang perlu diidentifikasi yang mengidentifikasi peluang usaha mahasiswa di
memiliki pengaruh terhadap kemampuan Program Comdev.
mengidentifikasi peluang usaha di desa oleh 3. Program Comdev perlu mempertimbangkan
mahasiswa. memberikan pembekalan yang lebih bersifat
Tidak hanya itu, jika berfokus kepada dua variabel pengetahuan umum kepada mahasiswa
ini saja, maka hal yang diluar dugaan peneliti sekaligus mewajibkan mahasiswa untuk rajin
adalah kontribusi yang cukup signifikan dari dan aktif membaca informasi yang tersedia di
variabel kepekaan dibandingkan dengan variabel berbagai media.
pengetahuan pendahulu. Secara sederhana, hal ini 4. Pihak pengelola program studi perlu
mengindikasikan bahwa pengalaman pembelajaran mempertimbangkan untuk mengidentifikasi
dalam sistem studi belum memberikan dampak kepekaan sebagai bagian dari tugas yang
signifikan terhadap kemampuan mengidentifikasi diberikan kepada mahasiswa diluar
peluang mahasiswa ketika terjun ke lapangan untuk pembelajaran interaktif di dalam kelas dengan
melakukan Program Comdev. tujuan memperkaya kemampuan identifikasi
peluang usaha bagi mahasiswa.
45
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Identification: An Empirical Survey. Asia Park, J.S. 2005. Opportunity recognition and
Pacific Management Review. 19 (1). 1-24. product innovation in entrepreneurial hi-tech
startups: A new perspective and supporting
Gaglio, C.M., Katz, J.A. 2001. The psychological case study. Technovation. 25(7). 739-752.
basis of opportunity identification:
Entrepreneurial alertness. Small Business Shane, S. 2000. Prior Knowledge and The
Economics. 16(2). 95-111. Discovery of Entrepreneurial Opportunities.
Organizations Science. 11 (4). 448-469.
Guo, C. dan Bielefeld, W. 2014. Social
Entrepreneurship : An Evidence-Based Shane, S. dan Venkataraman, S. 2000. The Promise
Approach to Creating Social Value. Edisi. of Entrepreneurship as a Field of Research.
Jossey-Bass Wiley Board. California-USA Academy of Management Review. 25. 217-
226.
Hsieh, Ru-Mei; Kelley, Donna J.; And Liu, Chang-
Yung. 2009. "The Roles Of Entrepreneurial Shepherd, D.A dan DeTienne, D.R. 2005. Prior
Alertness, Prior Knowledge And Social Knowledge, Potential Financial Reward, and
Networks In The Process Of Opportunity Opportunity Identification. Entrepreneurship
Recognition (Summary)," Frontiers Of Theory and Practice. 29 (1), 91-112.
Entrepreneurship Research: Vol. 29: Iss. 6,
Article 12. Short,J.C., Ketchen, D.J., Jr., Shook, C.L., dan
Ireland, R.D. 2010. The Concept of
Kirzner, I.M. 1979. Perception, opportunity and Opportunity in Entrepreneurship Research:
profit: Studies in the theory of Past Accomplishment and Future Challenges.
entrepreneurship. University of Chicago Journal of Management. 36 (1). 40-65.
Press, Chicago, IL.
Smith, B.R., Matthers, C.H., Schenkel, M.T. 2009.
Marvel, M.R., Lumpkin, G.T. 2007. Technology Differences in entreprenerial opportunities:
entrepreneur’s human capital and its effects The Role of Tacitness and Codification in
on innovation radicalness. Entrepreneurship Opportunity Identification. Journal of Small
Theory and Practice. 31(6). 807-828. Business Management. 47 (1). 38-57.
46
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Model Creative Intelligence Studi Kasus PMW SEC USU
Tahun 2014-2015
Syafrizal Helmi Situmorang
Doli Muhammad Jafar Dalimunthe
Alby Ridha Saputra
Universitas Sumatra Utara
Email : shelmi09@gmail.com, dolidalimunthe@yahoo.com, albyridha07@gmail.com.
Abstrak : Perkembangan dunia global saat ini menuntut sumber daya manusia harus memiliki kompetensi yang
baik untuk bersaing. Banyaknya pengangguran menjadi suatu masalah yang serius bagi negara, sehingga
perguruan tinggi harus memiliki sikap untuk menghadapi masalah tersebut dengan menciptakan SDM yang
mampu berkompetensi . Agar mampu berkompetensi dengan baik seseorang harus memiliki Creative Intelligence
agar mampu memaksimalkan potensi diri yang dimiliki. Creative intelligence merupakan kecerdasan yang
menjelaskan aspek-aspek kepribadian berdasarkan sifat keterbukaan, inovatif, imajinatif, revolusioner dan
berjiwa bebas. Penelitian ini dilakukan kepada member Program Mahasiswa Wirausaha SEC USU tahun 2014
dan 2015 yang berjumlah 104 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan
inteligensi mahasiswa pemenang. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan
inspiratif. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode Profil Potensi Kreatif yang
digunakan Alan J.Rowe. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan kuesioner. Hasil dari
penelitian ini adalah karakter yang paling banyak mendominasi peserta adalah karakter intuitif dan inovatif.
Perekonomian memang memiliki peranan penting baru dalam perekonomian.. (2) Kedua, menyediakan
dalam pembangunan suatu Negara. Joseph lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja. Ketika
Schumpeter menekankan pentingnya peranan entrepreneur membuka usaha, berarti membuka
wirausahawan dalam kegiatan ekonomi suatu negara, langkah untuk mengurangi proporsi pengangguran
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. dan pelamar kerja. (3) Ketiga, meningkatkan output
semakin banyak jumlah entrepreneur dalam suatu perkapita nasional. Dengan kata
negara akan membawa banyak manfaat bagi negara lain Entrepreneur memiliki peran vital dalam
tersebut Entrepreneur adalah orang yang berani pembangunan ekonomi suatu negara karena
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam entrepreneur merupakan motor penggerak roda
berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil perekonomian. Penciptaan jiwa berwirausaha
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai tentunya harus didukung dengan kreatifitas dan
usaha. Peter F. Drucker mengatakan bahwa intelektual yang baik sehingga memiliki kompetensi
Entrepreneur merupakan kemampuan dalam yang baik untuk dapat bersaing dalam memenuhi
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. kebutuhan konsumen.
Entrepreneur akan membawa banyak manfaat
misalnya (1) Entrepreneur membuka jenis usaha
47
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 1
Data Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran
Angkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka
Bekerja Pengangguran
Kerja - TPAK - TPT
Tahun
(Juta
(Juta Orang) (Juta Orang) (%) (%)
Orang)
50
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 2
Potensi Kreatif
Tabel 3
Model Ciri Kreativitas
Ciri-Ciri Pokok Ciri-ciri yang Memungkinkan Ciri-Ciri Sampingan
1. Berpikir dari segala arah. 1. Kemampuan untuk bekerja 1. Tidak ambil pusing terhadap
2. Berpikir ke segala arah. keras. apa yang dipikirkan orang
3. Fleksibilitas konseptual 2. Berpikir mandiri. lain.
(kemampuan secara spontan 3. Pantang menyerah. 2. Kekacauan psikologis.
mengganti cara memandang, 4. Mampu berkomunikasi
pendekatan, kerja yang tak dengan baik.
jalan). 5. Lebih tertarik pada konsep
4. Orisinalitas (kemampuan dari pada detail.
memberikan ide asli dan 6. Keinginan tahu intelektual.
mengejutkan). 7. Kaya humor dan fantasi.
5. Lebih menyukai kompleksitas. 8. Tidak segera menolak ide
6. Latar belakang yang atau gagasan.
merangsang (dapat menjadi 9. Arah hidup yang mantap
contoh).
7. Multiple skils.
Sumber : Rowe (2004)
51
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Kecerdasan kreatif selalu memberikan dorongan diperoleh secara langsung berdasarkan apa yang ada
dalam diri seseorang untuk mempengaruhi dalam diri responden tersebut. Data sekunder
kemampuan dalam mencapai hasil yang diinginkan. merupakan data yang berisikan informasi dan teori-
Nilai dari kecerdasan kreatif adalah bahwasanya itu teori yang digunakan untuk mendukung penelitian
akan bisa membantu seseorang dalam mengatasi yang dilakukan. Data ini didapat dari buku, majalah,
perubahan dunia tempat orang tersebut hidup. Proses journal, hasil lapangan, dan internet. Teknik
kreatif akan bergantung pada pengetahuan dan pengumpulan data yang akan dilakukan adalah
pengalaman yang akan membawa pada pengetahuan dengan kuesioner yaitu menilai karakter berdasarkan
baru. Meski demikian, pengetahuan hanyalah sebuah inovasi, intuisi, inspirasi, dan imajinasi mahasiswa.
sarana untuk mencapai tujuan akhir. Tetapi ada Kuesioner yang diberikan memiliki 25
saatnya pengetahuan akan menjadi pembatas dalam pertanyaan dengan setiap pertanyaan memiliki 4
menemukan suatu hal yang baru sehingga tidak jawaban yang masing-masing jawabannya mewakili
memungkinkan kebebasan untuk melampaui suatu hal setiap karakter dari creative intelligence. Dari
yang telah diketahui. Kecerdasan kreatif jawaban yang dimiliki setiap pertanyaan, responden
mendeskripsikan bagaimana pikiran seseorang diminta untuk memberikan rangking dari setiap
menggunakan kode-kode mental yang tidak dapat jawaban tersebut yang dimulai dari nilai 1 sebagai
dikontrol. Dalam artian setiap orang memiliki caranya jawaban yang jauh dari karakter yang responden
masing-masing dalam meilihat dan memahami suatu miliki sampai dengan nilai 4 sebagai jawaban yang
hal yang sama. yang sangat dekat dengan karakter responden. Pada
akhirnya semua nilai dari setiap karakter ditambahkan
Profil Potensi Kreatif sehingga dapat diketahui karakter yang memiliki nilai
Kreatifitas tidak dapat dilihat dan diamati sebelum yang tertinggi merupakan karakter dominan yang
adanya hasil yang dapat menyimpulkan apakah dimiliki responden. Dalam penelitian ini tidak
seseorang kreatif atau tidak. Namun ada satu cara menutup kemungkinan seorang responden memiliki 1
yang dapat membuktikan apakah seseorang bisa sampai 3 karakter yang dominan dalam dirinya.
dikatakan kreatif atau tidak sebelum adanya hasil Penelitian ini dilakukan kepada pemenang Program
dengan menggunakan model instrumen profil potensi Mahasiswa Wirausaha Student Entrepreneurship
kreatif. Model ini dapat membantu menilai kreatifitas Center Universitas Sumatera Utara tahun 2014 dan
seseorang. Namun mengetahui potensi saja tidaklah 2015 yang berjumlah 103 orang.
cukup untuk menilai kreatifitas. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang
Untuk meyakinkan penilaian kreatifitas itu akurat telah dilakukan pada mahasiswa peserta Program
desainnya dibuat berdasarkan pendekatan yang sama Mahasiswa Wirausaha SEC USU (2010) angkatan
dengan instrumen yang dibuat oleh Alan J. Rowe atau pertama dengan jumlah responden sebanyak 61 orang.
dari penelitian pendahulu. Instrumen ini disebut Hasil dari penelitian tersebut adalah peserta yang
dengan Decision Style Inventory yang digunakan memiliki karakter inovatif berjumlah 28 orang
untuk menilai kepribadian seseorang dan memprediksi (45,90%), peserta yang memiliki karakter intuitif
jenis pekerjaan yang cocok untuk orang tersebut. berjumlah 8 orang (13,11%), peserta yang memiliki
Menurut Rowe (2004), tes ini memiliki validitas karakter imajinatif berjumlah 11 orang (18,03%), dan
prediksi sebesar 95%. Model ini instrumen tes yang peserta yang memiliki karakter inspiratif berjumlah 12
digunakan untuk mengidentifikasi keempat tipe dasar orang (19,67%). Penelitian ini juga pernah juga
creative intelligence. Model ini dapat mengukur dilakukan kepada mahasiswa di Fakultas Ekonomi
kreatifitas lebih realitas dibanding menilai apakah USU (2014) yang berjumlah 100 orang responden
seseorang tersebut kreatif atau tidak. dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada
mahasiswa tingkat akhir dalam memilih pekerjaan
METODE yang sesuai dengan karakter mereka. Hasil dari
penelitian tersebut adalah, mahasiswa yang memiliki
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah karakter inovatif berjumlah 64 orang, mahasiswa yang
penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan memiliki karakter intuitif berjumlah 17 orang,
dalam penelitian ini adalah data primer dan data mahasiswa yang memiliki karakter imajinatif
sekunder. Data primer merupakan data yang berjumlah 10 orang, dan mahasiswa yang memiliki
54
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
karakter inspiratif berjumlah 15 orang. Berdasarkan peserta dari Fakultas Matematika dan Ilmu
tabel 4 dapat dilihat, yang menjadi responden pada Pengetahuan Alam berjumlah 4 orang, peserta dari
penilitian ini adalah mahasiswa peserta Program Fakultas Hukum berjumlah 2 orang, peserta dari
Mahasiswa Wirausaha yang dilakukan oleh SEC USU Fakultas Kedokteran berjumlah 1 orang, peserta dari
yang berjumlah 104 orang. Berdasarkan fakultas, Fakultas Keperawatan berjumlah 1 orang, peserta dari
peserta dari Fakultas Ilmu Komputer berjumlah 16 Fakultas Pertanian berjumlah 25 orang, dan peserta
orang, peserta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Fakultas Teknik berjumlah 2 orang. Sedangkan
berjumlah 39 orang, peserta dari Fakultas Ilmu berdasarkan jenis kelamin, peserta yang berjenis
Budaya berjumlah 3 orang, peserta dari Fakultas Ilmu kelamin laki-laki berjumlah 46 orang dan yang
Sosial dan Politik berjumlah 8 orang, peserta dari berjenins kelamin perempuan berjumlah 58 orang.
Fakultas Kesehatan Masyarakat berjumlah 3 orang,
Tabel 4
Data Karakteristik Responden
Count
Jenis_Kelamin
Laki-Laki Perempuan Total
Fakultas Fakultas Ilmu Komputer 11 5 16
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 15 24 39
Fakultas Ilmu Budaya 1 2 3
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 0 8 8
Fakultas Kesehatan Masyarakat 1 2 3
Fakultas Matematika dan Ilmu 1 3 4
Pengetahuan Alam
Fakultas Hukum 2 0 2
Fakultas Kedokteran 0 1 1
Fakultas Keperawatan 0 1 1
Fakultas Pertanian 14 11 25
Fakultas Teknik 1 1 2
Total 46 58 104
55
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 1 Hasil Pengukuran Creative Intelligence
58
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN
Sayoga, Tut. 2011. Sukses Berbasis Talenta Alami.
Buzan, Tony 2002, The Power Of Creative Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Intelligence, Perfect Bound Harpercollins
Publisher, New York. --------------. 2008. Creative Mind. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Dahlan, Dedy. 2011. Passion! Ubah Hoby jadi Duit.
Jakarta. PT. Elex Media Komputindo. Soripada, R. A. 2013. Kecerdasan Menjual. Jakarta :
PT. Elex Media Komputindo.
Gardner, Howard. 2013. Mutiple Intelligence
Memaksimalkan Potensi dan Kecerdasan Sugiarto, Iwan. 2011. Mengoptimalkan Daya Kerja
Individu dari Masa Kanak-Kanak hingga Otak dengan Berpikir Holistik dan Kreatif.
Dewasa. Jakarta: Daras Books. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rowe, A.J. 2004. Creative Intelligence: Situmorang, Syafrizal Helmi, 2015, Bisnis : Konsep
Membangkitkan Inovasi Dalam Diri dan dan Kasus, USU Pers, Medan.
Organisasi Anda. Bandung: Kaifa.
59
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
“Entrepreneurship Award” Sebagai Strategi Perguruan Tinggi
Dalam Meningkatkan Minat Wirausaha Mahasiswa
Abstrak: Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu negara telah dibuktikan oleh
beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, plus tetangga terdekat kita yaitu singapura dan
malaysia. Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari 12 persen penduduknya menjadi entrepreneur,
dalam setiap 11 detik lahir entrepreneur baru dan data menunjukkan 1 dari 12 orang Amerika terlibat
langsung dalam kegiatan entrepreneur. Itulah yang menjadikan amerika sebagai negara adi kuasa
dan super power. Berkaca pada kesuksesan negara maju seperti amerika dan eropa yang hampir
seluruh perguruan tingginya menyisipkan materi entrepreneurship dihampir setiap mata kuliahnya,
negara-negara di asia seperti jepang, singapura dan malaysia juga menerapkan materi
materi entrepreneurship minimal di dua semester. Itulah yang menjadikan negara-negara tetangga kita
tersebut menjadi negara maju dan melakukan lompatan panjang dalam meningkatkan pembangunan
negaranya. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan jumlah
wirausahawan Indonesia hanya 1,9 persen dari 250 juta penduduk. Fenomena di negara Indonesia
Orang lebih bangga bekerja di swasta dari pada menjadi pegawai negeri. Orang lebih suka pensiun
dini dari pada menunggu sampai tua renta. Orang lebih bangga menjadi pengusaha daripada menjadi
orang pekerja kantoran atau buruh pabrikan. Fenomena itu semua sekarang mulai terjadi di sebagian
warga negara berkembang. Di negara kita menjadi wirausaha (pengusaha) menjadi suatu alternatif
yang mulai dilirik oleh sebagian sarjana lulusan perguruan tinggi. Di Indonesia, usaha-usaha untuk
menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan diperguruan tinggi terus digalakan dan ditingkatkan,
tentunya dengan berbagai metode dan strategi yang membuat mahasiswa tertarik untuk berwirausaha.
Salah satu strateginya adalah “Entreprenuership Award” Salah satu pemicu meningkatnya semangat
kewirusahaan dari mahasiswa adalah dilaksanakannya secara rutin perlombaan/kejuaraan
kewirausahaan. Perlombaan kewirausahaan mahasiswa dengan memberikan award bagi mahasiswa
juga dapat menjadi salah satu langkah perguruan tinggi dalam meningkatkan minat wirausaha
mahasiswa. Perlombaan ini dapat berupa bussiness plan atau entrepreneurship expo.
Kata Kunci: Entrepreneurship Award, Strategi Perguruan Tinggi dan Minat Wirausaha.
67
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
STRATEGI dan UPAYA PT MISI
INPUT
Entrepreneurship Center.
SMU
Membentuk
Membentuk Unit Usaha
Strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih dan dicirikan oleh kualitas yang tinggi, pelayanan
mempertahankan pasar pada segmen sempit dari yang prima, maupun rancangan produk yang
seluruh pasar potensial yang ada. Strategi bisnis inovatif, Fokus, strategi bisnis yang diarahkan
yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar dalam segmen pasar yang sempit yang dijalankan
seluas-luasnya melalui inovasi produkproduk melalui fokus dalam kepemimpinan biaya atau
baru., Strategi bisnis yang dijalankan melalui fokus dalam diferensiasi.
imitasi, yaitu meniru apa yang dilakukan
prospektor. Strategi bisnis seperti ini bertujuan “Enterpreunership Award” untuk
meraih keuntungan dengan meminimalkan resiko, Meninggkatkan Minat Wirausaha Mahasiswa
Kepemimpinan dalam biaya, strategi bisnis yang Salah satu tantangan yang dihadapi dunia
diarahkan untuk meraih pasar seluas-luasnya pendidikan di Indonesia pada masa yang akan
melalui harga produk yang semurah-murahnya, datang adalah banyaknya lulusan perguruan
Diferensiasi, strategi bisnis yang diarahkan untuk tinggi (PT) yang tidak mampu menerapkan
meraih pasar seluas-luasnya melalui keunikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
produk yang dihasilkan. Keunikan tersebut bisa Sementara dengan adanya globalisasi, tenaga
68
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kerja asing akan segera masuk ke Indonesia. muda, yang pada akhirnya mampu menjadi
Untuk itu, bangsa Indonesia harus mampu bangsa mandiri, yang tidak banyak tergantung
bersaing. Bangsa Indonesia harus mempersiapkan pada negara asing.
dunia pendidikan yang mampu mempersiapkan Adapu indikator yang perlu diperhatikan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam mentargetkan entrepreneurship award di
yang memiliki kemandirian, kemampuan kerja, lingkup mahasiswa dan global:
mampu beradaptasi, berkompetisi, memiliki a. Quality of product
kecakapan hidup (life skill) dan mampu membuka b. Social Network
usaha/lapangan kerja sendiri. Permasalahan yang c. Selling well/in good demand
dihadapi adalah bagaimana mempersiapkan agar d. Advertising
dunia pendidikan mampu menghasilkan lulusan
yang mampu beradaptasi, berkompetisi, dan Dari skema perjalanan terlahirnya
memiliki kecakapan hidup (life skill) sehingga entrepreneur muda dan sukses mahasiswa dari
mampu membuka usaha sendiri dan mampu input berbagai lembaga pendidikan SMU
menghadapi kompetisi global. Untuk menghadapi sederajat. Strategi yang paling dihandalkan dalam
kompetisi global, pendidikan harus melakukan skema ini lebih menekankan dalam
pembenahan agar mampu mengikuti kemajuan entrepreneurship award yang lebih mudah dalam
dan perkembangan transformasi yang semakin membentuk dan menumbuhkan semangat
canggih. Dengan demikian upaya pembenahan kewirausahaan dalam jiwa mahasiswa agar bisa
dalam bidang pendidikan perlu dilakukan. terlahir entrepreneur muda dan sukses.
Pembenahan atau perubahan ini dimulai dengan Dari sedikit usulan yang cukup sederhana
inovasi dunia pendidikan, yaitu pendidikan dan gagasan yang mungkin tidak baru ini, jika
kewirausahaan. Untuk meningkatkan semangat diimplementasikan oleh perguruan tinggi dengan
dan jiwa kewirausahaan perlu penanaman dan serius dan sungguh-sungguh maka tidak mustahil
pengembangan di dunia pendidikan agar akan banyak lahir entrepreneur-
perguruan tinggi mampu memberikan kontribusi entrepreneur sukses negeri ini yang mampu
lulusan pencipta lapangan pekerjaan. meningkatkan ekonomi kerakyatan dan
Salah satu pemicu meningkatnya semangat pergerakan pasar lokal sehingga tercipta peluang
kewirausahaan dari mahasiswa adalah pekerjaan bagi generasi bangsa ini yang pada
dilaksanakannya secara rutin perlombaan/ akhirnya mampu menjadi bangsa mandiri yang
kejuaraan kewirausahaan. Perlombaan tidak banyak tergantung pada negara asing.
kewirausahaan mahasiswa, dengan memberikan Untuk meningkatkan minat wirausaha muda
award bagi mahasiswa, juga dapat menjadi salah dari kalangan mahasiswa dengan mengadakan
satu langkah Perguruan Tinggi dalam entrepreneur expo dan memberikan penghargaan
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa. bagi mahasiswa yang mampu bersaing di dunia
Perlombaan ini dapat berupa bussines plan atau usaha. Selain itu perlu mengadakan berbagai
entrepreneurship expo. kompetisi-kompetisi dibidang kewirausahaan
Beberapa strategi Perguruan Tinggi dalam untuk meningkatkan semangat bagi calon
mewujudkan entrepreneurial kampus di atas, entrepreneur-entrepreneur muda. Hal itu sangat
apabila diimplementasikan dengan serius dan perlu dilakukan bagi lembaga pendidikan demi
sungguh-sungguh, maka akan banyak lahir terciptanya lulusan yang bisa bersaing dan dalam
entrepreneur-entrepreneur sukses di negara jangka panjang mampu menumbuhkan
Indonesia ini, yang mampu meningkatkan perekonomian negara Indonesia kedepan.
ekonomi kerakyatan dan pergerakan pasar lokal,
sehingga tercipta peluang pekerjaan bagi generasi
69
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
SIMPULAN Untuk melahirkan entrepreneur-entrepreneur
muda sukses tersebut diperlukan kesungguhan
Perguruan Tinggi, sebagai salah satu mediator dan keseriusan dari Perguruan Tinggi dalam
dan fasilitator terdepan dalam membangun mengemban misi entrepreneurial campus.
generasi muda bangsa, mempunyai kewajiban Program-program kewirausahaan perlu
dalam mengajarkan, mendidik, melatih, dan dijalankan oleh berbagai Perguruan Tinggi,
memotivasi mahasiswanya sehingga lahir khususnya di Indonesia, dan patut kiranya
generasi cerdas yang mandiri, kreatif, inovatif, dijadikan sebagai teladan dalam memulai
dan mampu menciptakan berbagai peluang memfokuskan Perguruan Tinggi dalam
pekerjaan (usaha). Untuk itu, sebuah keharusan melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda
bagi setiap Perguruan Tinggi untuk segera sukses. Pembinaan dan pengembangan sikap
mengubah arah kebijakannya dari High Learning mental kewirausahaan di lingkungan masyarakat
University and Research University menjadi kampus dapat melalui program pengembangan
Entrepreneurial University atau kewirausahaan untuk menumbuh-kembangkan
menyeimbangkan kedua arah kebijakan tersebut jiwa kewirausahaan pada para mahasiswa dan
sehingga arah kebijakan keduanya tercapai, baik juga staf pengajar, yang diharapkan menjadi
yang bersifat High Learning University and wahana pengintegrasian secara sinergi antara
Research University maupun yang bersifat penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa
Entreprineurial University. Dengan paradigm kewirausahaan. Selain itu, diharapkan pula hasil-
change tersebut, pada akhirnya, akan melahirkan hasil penelitian dan pengembangan tidak hanya
entrepreneur-entrepreneur muda sukses, bernilai akademis saja, namun mempunyai nilai
layaknya “pahlawan-pahlawan muda” yang tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa.
mampu membangkitkan bangsa Indonesia ini dari
berbagai keterpurukan.
Hopson, B. & M. Scaly. (1990). Life-Skills McClelland, David. (1998). The Achievement
Teaching. New York: McGraw-Hill. Motive. New York, McGraw-Hill
Publishing House.
Komara, Endang. 2014. Strategi Perguruan
Tinggi dalam Mewujudkan Nirmala. 2013. Perkembangan Kewirausahaan
Entrepreneurial Campus. Minda Masagi Di Indonesia Dengan Negara Lain.
Press Bandung, UNSUR Cianjur, and https://nirmalla.wordpress.com/2013/10/
UPI Bandung, Indonesia. ISSN 2088- 07/perkembangan-kewirausahaan-di-
1290 and website: www.atikan- indonesia-dengan-negara-lain/ ( di akses
jurnal.com 22 Pebruari 2016)
70
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pratama. 2013. Jumlah Wirausahawan Hanya 1,9
Persen di Indonesia. Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman
http://www.tribunnews.com. ( di akses Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
22 Pebruari 2016) Jakarta : Saleba IV.
Rosmiati, dkk. 2015. Sikap, Motivasi, Dan Minat Wahyono, Budi. 2013. Niat Berwirausaha.
Berwirausaha Mahasiswa. Akuntansi http://www.pkwu.web.id. Dan
Politeknik Negeri Kupang : Penfui – http://www.pendidikanekonomi.com/201
Kupang, Nusa Tenggara Timur. ISSN 3/08/negara-maju-vs-negara-
1411-1438 print / ISSN 2338-8234 berkembang.html ( di akses 22 Pebruari
online 2016).
Setyorini. M.Si., Ak, Dhyah. Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Yuliana, Lia. (2012). “Peranan Perguruan Tinggi
Pengembangan Model Pembelajaran dalam Mengembangkan Sikap Mental
Kewirausahaan. Jurnal pdf online. Kewirausahaan Mahasiswa”. Tersedia
[online] juga di: www.uny.ac.id ( di
Siswoyo, H. Bambang Banu. 2009. akses 22 Pebruari 2016).
Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di https://suzieitaco.wordpress.com/2013/09/17/pera
Kalangan Dosen dan Mahasiswa. n-wirausaha-dalam-suatu-negara/ ( di
Fakultas Ekonomi: Uni1versitas Negeri akses 22 Pebruari 2016).
Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun
14 Nomor 2. ISSN: 0853-7283.
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/18/0904
62035/Minim-Jiwa-Kewirausahaan-di-
Indonesia. ( di akses 22 Pebruari 2016).
71
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Analisis Manfaat Mentoring Pada Start Up Business
(Studi Pada Proyek Bisnis Mahasiswa Universitas Ciputra)
Abstrak : Ketidak sesuaian pencari kerja dengan lowongan pekerjaan yang tersedia
mengakibatkan banyaknya angkatan kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Salah satu
alternatif mengatasi peningkatan angkatan kerja adalah bagaimana dapat menciptakan
lapangan kerja baru dengan menumbuhkan jiwa entrepreneurship. Sebagai negara
berkembang pelaku bisnis di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan usaha mikro.
Universitas Ciputra sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi mengedepankan
pendidikan entrepreneurship. Program pendidikan entrepreneurship mewajibkan
mahasiswanya untuk menjalankan proyek bisnis yang mereka buat dalam tahapan-
tahapan pencapaian tertentu pada setiap semesternya. Mentoring kewirausahaan
dilakukan dalam membimbing proyek bisnis mahasiswa dalam menjalankan bisnisnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dimana obyek
penelitian adalah proyek bisnis mahasiswa Universitas Ciputra yang mengikuti mata
kuliah entrepreneurship dan menerima tahapan mentoring. Tujuan penelitian ini adalah
melihat efektifitas penerapan mentoring pada start up business mahasiswa Universitas
Ciputra. Hasil penelitian menunjukkan mentoring berdampak positif dalam
perkembangan proyek bisnis mahasiswa.
72
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
ini melibatkan dosen dan praktisi pengembangan start-up business pada
profesional pelaku bisnis mulai dari start- proyek bisnis mahasiswa Universitas
up sampai bisnis dengan sekala besar. Ciputra. Mentoring diberikan dalam waktu
Pembelajaran dengan sistem mentoring tujuh semester kepada mahasiswa
bertujuan untuk: Universitas Ciputra. Teknik mentoring
1. Memberikan pembelajaran tentang menggunakan kolaborasi diantara kegiatan
pengetahuan dan pengalaman tentang pengajaran.
bisnis.
2. Mendampingi mahasiswa membangun Start Up Business
sebuah start-up business. Start up business merupakan istilah
yang digunakan untuk perusahan yang baru
Tabel 1. Keadaan Angkatan Kerja di memulai usahanya. Definisi untuk start up
Indonesia business belum didefinisikan secara formal.
Ries (2011) mendefinisikan start up
Jumlah Angkatan Kerja (juta orang) sebagai institusi memproduksi barang atau
Feb Feb Feb jasa baru yang dibentuk dalam
2013 2014 ketidakpastian yang tinggi. Start-up bisnis
2015 merupakan tahapan awal dari
perkembangan sebuah bisnis dimana ada
Angkatan Kerja 123,6 125,3 128,3 beberapa komponen yang memiliki
Bekerja 116,4 118,2 120,8 keterkaitan dengan start-up bisnis
Tidak bekerja 7,2 7,2 7,5 diantaranya: entrepreneur dan
entrepreneurship.
Sumber: BPS (2015)
Karakteristik dari small business/ start-
Tabel 2. Rasio Pekerjaan up berdasarkan pendapat Susanto et al.
(2008) adalah perusahaan yang memenuhi
Prosentase Indikator Tenaga Kerja kriteria diantara lain: umur/ masa
Feb Feb Feb oprasional perusahaan selama 0 – 5 tahun,
2013 2014 karakter organisasinya kecil dan dinamis/
2015 berubah-ubah, tujuannya membuat bisnis
awal ini sukses. Selain dari sisi usia modal
Rasio Jumlah Pekerjaan 65,2 65,2 65,5 awal oprasional dari start-up business juga
relatif kecil tanpa ada batasan minimum
Tingkat Partisipasi 69,2 69,2 69,5 tergantung jenis start-up yang dijalankan.
Ketidakaktifan AK 30,8 30,8 30,5 Kriteria start-up bisnis berdasarkan studi
literatur dinilai sesuai dengan fakta start-up
Sumber: BPS (2015)
business yang dijalankan oleh mahasiswa
Universitas Ciputra.
Mahasiswa Fakultas Manajemen dan
Bisnis Universitas Ciputra Entrepreneurship
mengembangkan start-up business dengan
berbagai bisnis sesuai dengan minat Franky Slamet dkk. (2014) mengutip
mereka. Pembelajaran entrepreneurship pendapat Hisrich et al. (2008)
yang diberikan dalam bentuk perkuliahan mendefinisikan entrepreneur sebagai
dan mentoring entrepreneurship dan bidang ilmu yang telah berkembang selama
73
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
bertahun-tahun dimana memiliki keinginan akan tujuan yang ingin dicapainya.
tiga atau empat kali lebih besar dalam Sebaiknya seorang fasilitator mengawali
memulai usahanya sendiri. Franky Slamet kegiatan mentoring dengan menanyakan
(2014) menyatakan empat fase
potensi yang dimiliki bukan menetapkan
entrepreneurial yaitu:
- Identivikasi dan evaluasi peluang target yang harus dicapai. Mentor
- Pengembangan rencana bisnis merupakan orang yang melakukan kegiatan
- Penentuan sumber daya yang mentoring kepada mentee, dalam hal ini
diperlukan mentor adalah dosen. Mentee adalah pihak
- Pengelolaan usaha yang telah yang menerima nasihat dan target
terbentuk. mentoring.
Beberapa definisi entrepreneur
diutarakan oleh Nugroho (2009) dalam Menurut Flaherty (2011) mentoring
Christian (2013) yang menyatakan adalah sebuah kegiatan untuk mendukung
pendapat seseorang dalam mencapai tujuan atau
a. Peter F. Drucker dimana mengubah seseorang untuk melakukan
entrepreneur adalah kemampuan tindakan tertentu. Kegiatan mentoring
untuk menciptakan sesuatu yang dilakukan untuk menjaga motivasi
baru dan berbeda.
seseorang yang dimentor. Menurut
b. Ciputra mendefinisikan
entrepreneur sebagai mereka yang Sumpeno (2009) motivasi adalah sebuah
mengubah sampah menjadi emas. kondisi yang menggerakkan manusia untuk
c. Zimmerer mendefinisikan mencapai tujuan. Menurut Thompson dan
entrepreneur sebagai penerapan Vance (2001), terdapat dua tipe mentoring,
kreativitas dan keinovasian untuk yaitu mentoring yang natural dan
memecahkan permasalah dan upaya
mentoring yang direncanakan. Mentoring
memanfaatkan peluang-peluang
yang dihadapi orang setiap hari. yang natural disebut pula mentoring
d. Robbin dan Coulter informa) biasanya terjadi melalui proses
entrepreneurship is the process pertemanan, pengajaran, dan konseling.
whereby an individual or a group of Thompson dan Vance (2001) menyatakan
individuals uses organized efforts interaksi secara informal sangat penting
and means to pursue opportunities untuk mempengaruhi etika mahasiswa
to create value and grow by fulfiling
dalam berperilaku, meningkatkan motivasi,
wants and need through innovation
and uniqueness, no matter what mengikat, dan menularkan nilai fakultas.
resources are curently controlled Mentoring yang direncanakan biasanya
lebih sistematis karena secara sengaja
Mentoring
dibuat untuk tujuan tertentu dalam proses
Sumpeno (2009) berpendapat formal (Thompson dan Vance, 2001).
mengenai mentoring dilakukan untuk
membuka potensi yang tersembunyi, Karakteristik mentor yang baik
menelisuri kemampuan dasar seseorang, menurut Cook dan Poole (2011) adalah
dan mengingatkan sesorang untuk sadar positive, enthusiastic, trusting, focused,
74
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sees the big picture, observant, respectful, kepercayaan mahasiswa berkaitan dengan
patient, clear, curious, dan objective. akademik mereka.
Seorang mentor dapat menjadi mentor yang “Mentoring was described by several
efektif bila mampu mengelola waktu, of the respondents as a series of
energi, tujuan, informasi yang akurat dan focused or “strategic” interactions
perhatian. with various individuals about specific
professional issues, rather than a
Thompson dan Vance (2001) formal, longitudinal relationship. We
propose the term “strategic
menyatakan Evaluasi program mentoring
mentorship” for this new variant”
sangat penting untuk menentukan (Taylor, et al, 2009).
efektivitas dari solusi yang ditawarkan. Crips dan Cruz (2009) juga menyatakan
Mentoring yang efektif dapat diukur pula dukungan untuk pengetahuan akademik
melalui laporan individu pihak yang mahasiswa identik dengan hubungan
dimentor (mentee). Menurut Crips dan Cruz mahasiswa dalam kelas secara formal untuk
(2009) evaluasi mentoring dapat dilihat dari peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
tiga perspektif yaitu bisnis, psikologis, dan
pendidikan. Fungsi mentoring menurut Fungsi role model ini dirasakan mentee
Crips dan Cruz (2009) yaitu dukungan untuk belajar pengalaman mentor dalam
mencapai keberhasilan dan kegagalan
psikologi dan emosional, bantuan untuk
secara personal untuk memotivasi mentee
perencanaan tujuan, dukungan pengetahuan sehingga mentor dijadikan panutan/ role
akademik mahasiswa dan role model. Yang model oleh mentee (Crips dan Cruz, 2009).
tergambarkan dalam fungsi mentoring Role model adalah metode yang efektif
psikologis dan emosional adalah seni untuk menginspirasi seseorang membangun
mendengarkan, memberikan dukungan ketrampilan dan kemampuan mentee
moral, identifikasi masalah dan (Taylor, et al, 2009).
“A “role model” has been defined as a
memberikan dorongan, dan memberikan
“person whose behavior in a
hubungan yang suportif (Crips dan Cruz, particular role is imitated by others”.
2009). Role models can have a powerful effect
on students and residents in training”
Menurut Crips dan Cruz (2009) selama (Taylor, et al, 2009).
memberikan dukungan untuk pilihan
akademik mahasiswa, mentor mampu Menurut St-Jean (2011) fungsi dari
mentor terdiri dari tiga kategori, yaitu
mempresentasikan pada mahasiswa
fungsi psikologis, fungsi keterkaitan
mengenai kekuatan, kelemahan, dengan karir, dan fungsi teladan Beberapa
kemampuan mereka serta mendukung peran mentor yang termasuk dari fungsi
pembuatan perencanaan tujuan pencapaian psikologis:
akademik masing-masing mahasiswa. • Reflektor: Mentee bercerita tentang
Mentor melakukan fungsi ini dengan dirinya, ide, kemajuan proyeknya dan
eksplorasi ketertarikan, kemampuan, dan mentor memberinya umpan balik sebagai
kaca yang bisa mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan.
75
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
• Penghibur: ketika mentee mengalami METODE
masa yang sulit, mentor siap membantu
Penelitian ini menggunakan metode
untuk menghilangkan stress dan
deskriptif kualitatif dimana penelitian ini
memberikan perspektif positif untuk
tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
menghadapi permasalahan.
berdasarkan variable penelitian tetapi
• Motivasi: Setelah masalah terselesaikan,
berdasarkan situasi sosial yang diteliti
mentor memotivasi mentee untuk lebih
meliputi aspek tempat, pelaku dan
percaya diri dan lebih persisten.
aktivitasyang berinteraksi secara sinergis
• Percaya diri: seiring berjalannya waktu,
(Sugiono, 2007). Penelitian ini
kepercayaan akan tumbuh, hubungan antara
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif
mentor dan mentee menjadi lebih erat,
karena objek penelitian harus dijabarkan
layaknya teman.
secara detail dan membutuhkan waktu yang
Beberapa peran mentor yang berkaitan relatif lama sehingga dapat menemukan
dengan karir: solusi untuk mengatasi masalah penelitian.
• Integrasi: Mentor membuka peluang bagi Pemahan tentang pengertian kualitatif
mentee untuk memperluas jaringan, deskriptif lebih banyak dipengaruhi oleh
komunitas dan para ahli. Dengan pandangan deduktif-deskriptif (Bungin,
meningkatkan hubungan itu, mentor 2013). Validasi hasil penelitian
membantu mentee untuk mempersiapkan menggunakan teknik trianggulasi dimana,
masa depan ketika hubungan tersebut bisa pengumpulan data yang bersifat
sangat membantu. menggabungkan dari berbagai teknik
• Dukungan informasi: Peran ini dapat penggumpulan data dan sumber data yang
didefinisikan sebagai peralihan ilmu ada (Sugiyono, 2007). Teknik trianggulasi
pengetahuan dari mentor kepada mentee, menggunkan observasi partisipatif,
seperti hukum bisnis, bagaimana cara wawancara dengan teknik mentoring dan
mengatasi stress, bagaimana cara dokumentasi. Populasi penelitian adalah
mendapatkan sumber informasi, dan proyek bisnis mahasiswa Universitas
sebagainya. Ciputra dimana setiap proyek bisnis yang
• Konfrontasi: Mentor dapat menghadapi terpilih sebagai sudah mendapatkan
keyakinan, nilai, dan ide mentee yang mentoring dari fasilitator. Sampel yang
menghalangi untuk menemukan solusi. digunakan adala proyek bisnis mahasiswa
• Pemandu: Memberikan saran dan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas
masukan untuk membantu mentee Ciputra angkatan 2013.
menemukan solusi. Konteks pembelajaran dan pembahasan
Mentor dapat juga menjadi role model adalah menciptakan sebuah start-up bisnis
ketika mentor membagikan pengalaman dengan tujuan mengarahkan mahasiswa
pribadinya sebagai sumber inspirasi dan menwujudkan bisnis secara mandiri
perbandingan bagi para mentee. Dengan sehingga mahasiswa memperoleh
menteladani mentor, mentee dapat belajar pendapatan sendiri dan menciptakan
untuk mengembangkan perilaku, sikap dan peluang usaha dengan metode mentoring.
kebiasaan mereka. Melalui peran dari Teknis pelaksanaan pembelajaran dan
mentor di atas, mentoring dapat membantu mentoring dilakukan secara lisan,
pengusaha potensial untuk melalui menggunakan tatap muka, media
perjalanan menuju kewirausahaan yang komunikasi berupa email, telephone, dan
sukses. sosial media. Topik yang berkaitan dengan
76
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
start-up bisnis (kendala dan mereka. Tahapan kedua adalah mahasiswa
perkemabangan bisnis) yang sedang diharapkan membentuk kelompok bisnis
dijalankan. yang dikelola secara profesional dan
Mahasiswa membentuk kelompok – menggunakan modal mandiri untuk
kelompok bisnis atau proyek bisnis dan memulai sebuah start up business.
mendapatkan mentoring dari fasilitator. Pembentukan kelompok ini juga memiliki
Durasi mentoring dilakukan minimal satu harapan mahasiswa dapat saling
kali dalam seminggu. dan ketika fasilitator berinteraksi dan melatih kerjasama dalam
melakukan mentoring mahasiswa membuat tim. Tahapan ketiga adalah tahapan
laporan perkembangan dari start-up eksekusi ide yang telah dirancang.
bisnisnya yang berisi tentang: Diharapkan mahasiswa memiliki proyek
perkembangan bisnis/ laba, perkembangan bisnis yang mampu sustain. Mulai
akan di rekap sehingga dapat dijadikan pengurusan legalitas dan mulai tahap
evaluasi keberhasilan pelaksaan bisnis dan memasarkan proyek bisnis mereka. Tahap
juga mentoring. keempat diharapkan setiap proyek bisnis
melakukan inovasi pada bisnisnya. Inovasi
yang dilakukan tidak hanya pada
HASIL & PEMBAHASAN
produknya melainkan pada jalannya bisnis
secara umum bisa pada aktifitas
pemasarannya atau produksinya. Tahapan
Pembelajaran entrepreneurship yang
kelima diharapkan bisnis mahasiswa
dilakukan pada Universitas Ciputra
mampu menembus pasar internasional.
dilakukan pada tujuh tahapan. Setiap
Pameran-pameran di luar negeri dan
tahapan dilakukan dalam waktu satu
penjualan diharapkan mampu menembus
semester. Setiap semester yang dilalui
pasar luar negeri. Tahap keenam dan
mahasiswa yang menempuh mata kuliah
ketujuh diharapkan proyek bisnis
entrepreneurship memiliki target capaian
mahasiswa lebih merencanakan rencana ke
tertentu. Setiap pergantian semester
depan. Evaluasi akan pencapaian-
memungkinkan business project mahasiswa
pencapaian yang telah dilalui dan apa yang
mendapatkan fasilitator yang berbeda.
harus diperbaiki guna mencapai apa yang
Fasilitator yang memberikan mentoring
menjadi tujuan perusahaan. Semua
kepada proyek bisnis mahasiswa adalah
tahapan-tahapan ini diharapkan dilalui
dosen dan beberapa entrepreneurial
mahasiswa dengan baik dan mampu
residence yang merupakan pelaku bisnis
memberikan pengalaman bisnis dan bahkan
yang membantu memberikan
melanjutkan bisnisnya.
bimbingannya terhadap mahasiswa.
Pendidikan entrepreneurship ini
Selama menjalankan proses-proses
dilakukan mulai semester satu sampai
yang harus dijalani mahasiswa menerima
semester tujuh. Pada semester satu
pembelajaran dalam bentuk perkuliahan
merupakan tahapan ground breaking
dan bimbingan dari fasilitator. Beberapa
dimana mahasiswa diberiikan wadah untuk
peran fasilitator diantaranya fungsi
membuat event dan melakukan penjualan.
psikologis yaitu sebagai:
Pada tahapan ini diharapkan mahasiswa
• Reflektor: mahasiswa bercerita tentang
mencoba mengenal karakter lingkungan
karakter dirinya dan mulai menyampaikan
sehingga mereka dapat menentukan siapa-
ide bisnis yang akan dilakukan. Pada fungsi
siapa yang kan menjadi partner bisnis
ini mahasiswa juga menyampaikan
77
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kemajuan proyeknya. Fasilitator mengalami hambatan dalam jalannya
memberikan umpan balik dan berusaha bisnis.
membantu mahasiswa mengidentifikasi “...beberapa kali perkuliahan tamu yang
kekuatan dan kelemahan baik dari internal menghadirkan pelaku bisnis memberikan
maupun eksternal. inspirasi dalam kita menjalankan bisnis..”
• Dukungan informasi: Fasilitator
“...selama proses mentoring kita memberikan transformasi ilmu
melakukan diskusi dengan fasilitator dan pengetahuan baik dalam perkuliahan
menentukan faktor-faktor apa yang harus maupun diskusi yang dilakukan.
diperhatikan serta apa yang harus kita Penyampaian informasi mengenai legalitas,
lakukan...” isu-isu bisnis cara mengahadapi
permasalahan dapat terjadi melalui fungsi
• Penghibur: ketika mahasiswa mengalami ini.
permasalahan dalam menjalankan bisnisnya • Konfrontasi dan pemandu: fasilitator
fasilitator berusaha untuk memberikan dapat memberikan interupsi pada
semangat dan menunjukkan perspektif yang mahasiswa ketika mahasiswa mulai
positif dengan harapan dapat memberikan menghadapi masalah dan berhenti pada
bantuan kepada mahasiswa ketika pertimbangan saja. Fasilitator terkaddang
menghadapi permasalahan. memerankan fungsi mengarahkan pada
• Motivasi: Fasilitator berusahan eksekusi dan berpikir ke arah solusi.
mendorong mahasiswa untuk persisten. Fasilitator dapat juga menjadi role
model ketika membagikan pengalaman
“...kita pernah mengalami penurunan
pribadi dan pengetahuan yang dimiliki
penjualan, ada masukan dari fasilitator
sebagai sumber inspirasi dan perbandingan
untuk melakukan strategi penjualan yang
bagi para mahasiswa. Pembelajaran yang
berbeda bisa meningkatkan penjualan
dilakukan juga beberapa kali menghadirkan
lagi..”
pembicara dari para praktisi bisnis yang
• Percaya diri: komunikasi yang sering menyampaikan pengalaman mereka
dijalankan menjadikan hubungan antara menjalankan bisnis sebagai referensi dan
fasilitator dan mahasiswa menjadi lebih motivasi mahasiswa dalam menjalankan
dekat. Diskusi yang terjadi mengenai bisnisnya. Memberikan teladan dari
permasalahan dan perkembangan proyek fasilitator dan para pelaku bisnis
bisnis menjadi semakin leluasa dan detil. diharapkan mahasiswa mampu menteladani
dan mengembangkan perilaku, sikap dan
“...fasilitator memberikan informasi kebiasaan mereka. Fasilitator diharapkan
dan bantuan relasi ketika kita mencoba membantu mahasiswa menjadi pengusaha
mengurus perijinan...” potensial untuk melalui perjalanan menuju
kewirausahaan yang sukses.
Beberapa peran fasilitator yang
berkaitan dengan karir:
• Integrasi: jalinan relasi dimiliki oleh
fasilitator, baik dari sesama start up
business para ahli, legal dan profesional.
Semakin banyaknya networking yang
terjadi mampu membantu mahasiswa ketika
78
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 3. Jumlah Proyek Bisnis Peran fasilitator juga membimbing
Mahasiswa mahasiswa untuk dapat menghadapi konflik
saat proses start up business yang
Semester Jumlah Bertahan dilakukan mahasiswa. Tingkat bisnis yang
bertahan untuk melanjutkan bisnis dilihat
Ganjil 2014 117 96 juga dari faktor perkembangan bisnis, baik
Genap 2015 136 136 dari perkembangan omset dan bagaimana
Ganjil 2015 136 136 mengatasi permasalah yang terjadi antar
personil dalam proyek bisnisnya.
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Setiap proyek bisnis menjalani
Jumlah proyek bisnis mahasiswa mentoring dan bisnis yang mereka jalankan
Fakultas Manajemen angkatan 2013 semakin berkembang seiring perubahan
Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas pola pikir, motivasi, dan pemahaman
Ciputra pada semester ganjil 2014 adalah mahasiswa seputar bisnis. Pengaruh positip
sejumlah 117 business project. Bisnis ini ini memberikan pengalaman bagi
bergerak pada berbagai bidang mulai dari mahasiswa dalam menghadapi tangtangan
food and beverage, jasa dan fashion. bisnis.
Jumlah bisnis yang bertahan setelah
melalui tahap mentoring pada fase start up
business lebih dari 80% yakni sebesar 96 SIMPULAN
proyek bisnis. Sebanyak 20% dari proyek
bisnis ini mampu meberikan keuntungan Mentoring sangat bermanfaat dalam
sebesar UMR Kota Surabaya bagi setiap mensukseskan program pembelajaran
anggotanya. Pada Semester genap 2015 bisnis dan pengembangan start-up bisnis
jumlah bisnis bertambah dikarenakan bagi mahasiswa Universitas Ciputra
anggota bisnis yang tidak melanjutkan Surabaya. Mahasiswa yang pada awalnya
bisnisnya membentuk bisnis baru dan mengalami kesulitan dalam menjalankan
beberapa juga menjalankan family bisnis. start-up business, setelah mendapatkan
Tidak lanjutnya beberapa proyek bisnis mentoring dari fasilitator menjadi memiliki
dikarenakan berbagai hal seperti arah menjalankan bisnisnya. Implikasi
permasalahan dengan anggota tim, merasa positipnya mahasiswa semakin memahami
bisnisnya tidak memberikan keuntungan permasalahan dalam menjalankan bisnis
untuk dijalankan, ketidak cocokan dengan dan memiliki pengalaman memanfaatkan
bidang bisnis yang dijalani, dan juga ada peluang bisnis.
yang ingin melanjutkan bisnis keluarganya.
80
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk
Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi
Antara Harapan Dan Kenyataan
Wardoyo
Universitas Gunadarma, Jakarta
Liana Mangifera
2 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah pasti Krueger dan Brazeal (1994)
mempunyai harapan dapat mengamalkan merekomendasikan bahwa pendidikan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kewirausahaan dapat meningkatkan persepsi
telah didapat selama studi sebagai salah satu kelayakan untuk bisnis kewirausahaan
pilihan untuk berprofesi. Secara realistis ada melalui peningkatan pengetahuan dasar
tiga pilihan yang kemungkinan akan dialami mahasiswa, membangun rasa percaya diri
lulusan Perguruan Tinggi setelah dan mempromosikan efikasi diri.Program
menyelesaikan studinya. Pertama, menjadi pendidikan kewirausahaan merupakan
sebagai pegawai atau karyawan swasta, sumber sikap kewirausahaan dan intensi
Badan Usaha Milik Negara atau Pegawai keseluruhan untuk menjadi wirausaha masa
negeri. Kedua, kemungkinan akan menjadi depan (Souitaris et al., 2007).
pengangguran karena sulitnya mendapatkan Tantangan terbesar bagi dunia
pekerjaan dan lapangan pekerjaan pun yang akademisi dalam hubungannya dengan
semakin sedikit, karena banyak perusahaan pendidikan kewirausahaan adalah kelayakan
yang bangkrut akibat krisis moneter yang kurikulum dan program pelatihan (Garavan
pernah melanda Negara Indonesia. Ketiga, dan O’Cinneide, 1994). Menurut Scharg,
menjadi wirausaha yaitu membuka usaha Adele, dan Poland (1987) wirausahawan
sendiri sesuai dengan bidang usaha ilmu merupakan hasil belajar. Menurut jiwa
pengetahuan dan teknologi yang dipelajari wirausahawan mungkin juga diperoleh sejak
selama di Perguruan Tinggi.Atau membuka lahir sebagai bakat , namun juka tidak diasah
usaha sesuai kemampuan dan keinginan melalui belajar dan dimotivasi dalam proses
berwirausaha. pembelajaran, mungkin laksana pisau yang
Pentingnya pendidikan dikemukakan tumpul.
oleh Holt (Rahmawati, 2000) yang Pendidikan kewirausahaan dapat
mengatakan bahwa paket pendidikan membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku
kewirausahaan akan membentuk siswa pada mahasiswa menjadi seorang
untuk mengejar karir kewirausahaan. wirausahawan (entrepreneur) sejati sehingga
Pendidikan formal memberikan pemahaman mengarahkan mereka untuk memilih
yang lebih baik tentang proses berwirausaha sebagai pilihan karir.
kewirausahaan, tentang yang dihadapi para Pendidikan kewirausahaan pada umumnya
pendiri usaha baru dan masalah-masalah mengacu pada program-program yang
yang harus diatasi agar berhasil.Kurangnya mempromosikan kesadaran kewirausahaan
pendidikan kewirausahaan menyebabkan untuk tujuan karir dan memberikan
rendahnya tingkat intensi berwirausaha pelatihan keterampilan untuk penciptaan dan
mahasiswa (Franke dan Luthje, 2004). pengembangan bisnis (Vesper,1990;Bechard
dan Toulouse,1998). Hal ini dibedakan dari
81
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
bentuk-bentuk lain dari pendidikan bisnis berbeda yang selalu termasuk kegiatan pada
yang tujuannya menciptakan produk atau sistem pendidikan secara
jasa baru yang menghasilkan nilai ekonomi keseluruhan.Kesepakatan mereka,
yang lebih tinggi (Hansemark, 1998). pendidikan kewirausahaan harus
Menurut penelitian Ahmad (2003) pada dipertimbangkan sebagai sebuah model
lulusan manajemen sebuah Perguruan pembelajaran sepanjang hidup.
Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta Selatan Alberti, Sciascia, dan Poli (2004)
terdapat 19 persen responden yang mendefinisikan pendidikan kewirausahaan
menyatakan berminat untuk menjadi sebagai struktur formal dari kompetensi
wirausahawan. Penelitian yang dilakukan kewirausahaan, yangmana dalam gilirannya
Wardoyo (2012) terhadap 500 mahasiswa di menghubungkan konsep, keterampilan dan
Jakarta yang berminat menjadi wirausaha kesadaran mental yang digunakan oleh
setelah lulus sebesar 40 persen. Berdasarkan individu selama proses memulai dan
penelitian Paulina dan Wardoyo (2012) membangun usaha yang berorientasi
terhadap 200 mahasiswa tingkat akhir pertumbuhan yang digunakan. Referensi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma untuk membuat usaha yang berorientasi
diperoleh hasil 30 persen mahasiswa pertumbuhan pada definisi ini adalah
berminat menjadi wirausaha. penting untuk diperhatikan bagi manfaat
Tujuan penelitian ini adalah untuk pendidikan dan pelatihan sebagai perbedaan
menganalisis antara harapan dan kenyataan dari bekerja sendiri dari kewirausahaan.
pada pendidikan kewirausahaan yang Seperti yang dimaksud oleh Garavan dan
diselenggarakan Perguruan Tinggi. O’Cinneide (1994) semua wirausahawan
adalah bekerja sendiri, namun tidak semua
Pendidikan Kewirausahaan yang bekerja sendiri adalah wirausahawan.
Komponen kritis dari pendidikan
Ketertarikan pada kewirausahaan telah kewirausahaan menurut Alberti et al. (2004)
berkembang sejak tahun 1970an, baik pada dapat dilihat pada Gambar 1.
putaran akademik maupun politik,
pendidikan kewirausahaan juga telah Tujuan Peserta
berpengalaman mengalami peningkatan
yang cepat di seluruh dunia (Loucks, 1988).
Teori-teori terbaru pada pembangunan
ekonomi dan penyesuaian struktural dari
perekonomian termasuk promosi
kewirausahaan merupakan instrumen krusial
mereka (Liñán dan Rodríguez, 2004). Pada
Penilaian Materi/Isi Pedagogi
pengertian ini, pendidikan kewirausahaan
dapat dimaksudkan sebagai sebuah strategi
yang secara potensial sangat efektif. Akan
tetapi ini akan menjadi penting untuk
memperkenalkan sebuah batas tertentu dari
keberadaan jenis-jenis yang berbeda dari
pendidikan kewirausahaan.
Bentuk pendidikan kewirausahaan yang
paling sederhana adalah dengan pelatihan
bagi penciptaan perusahaan. Sebagai contoh,
McIntyre dan Roche (1999) menegaskan Gambar 1 Hubungan diantara lima isu dalam
bahwa proses dari konsep dan keterampilan pendidikan kewirausahaan (Alberti et al.,
yang menyediakan individu-individu untuk 2004).
mengenal peluang-peluang sedangkan yang
lain mengabaikan, dan untuk mempunyai Konsep berikut ini akan menjadi cukup
wawasan dan penghargaan diri untuk luas untuk cakupan yang dimaksud diatas:
melakukan sementara yang lain ragu-ragu. seperangkat kegiatan pendidikan dan
Ini meliputi instruksi-instruksi dalam pelatihan yang mencoba untuk membangun
pengenalan peluang, penyusunan sumber- intensi peserta untuk melakukan perilaku-
sumber dalam keberanian menanggung perilaku kewirausahaan, atau beberapa
risiko, dan memulai sebuah usaha elemen yang memengaruhi intensi tersebut,
bisnis.Konsepsi yang lebih luas meliputi seperti pengetahuan kewirausahaan,
sejumlah tujuan dan langkah-langkah yang
82
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kesenangan akan aktivitas kewirausahaan, aktivitas khusus bagi peserta untuk memulai
atau kelayakannya. Ini termasuk usaha mereka.
pengembangan pengetahuan, kapasitas, Alberti et al. (2004) menegaskan bahwa
sikap dan kualitas pribadi yang diidentifikasi tujuan pendidikan tergantung pada peserta
sebagai kewirausahaan. Khususnya untuk belajar (1); penilaian dapat dikerjakan hanya
usia kerja, pendidikan kewirausahaan akan jika tujuan ditetapkan (2); isi dapat
mencari ciptaan yang mengesankan dari didefinisikan hanya setelah tujuan
perusahaan dan tenaga dinamis mereka yang ditetapkan (3); dan tergantung pada peserta
berikut. (4); pedagogi dapat dipilih tergatung pada isi
Definisi ini memperkenalkan sejumlah (5) dan peserta (6); penilaian tergantung
ciri-ciri karakteristik yang membuat ini pada isi (7); dan pedagogi (8). Alberti et al.
berguna sebagai sebuah kerangka kerja (2004) mengakhiri lima inti dasar isu
untuk analisis dan klasifikasi dari penelitiannya pada pendidikan
keberadaan inisiatif yang berbeda.Pada kewirausahaan dan hubungan mereka
tempat pertama, definisi ini mencoba untuk mempunyai implikasi penting bagi
memasukkan semua aktivitas-aktivitas pengembangan sebuah proses pembelajaran
pendidikan dan tidak hanya pengembangan yang efektif.
dalam sistem pendidikan.Kedua, meliputi Rerangka kerja penelitian pendidikan
tujuan yang besar daripada penyebaran dari kewirausahaan ini meminjam dari isu utama
sebuah iklim kewirausahaan atau dari Niyonkuru(2004) pada pendidikan
pembentukan perusahaan.Ini juga mencoba kewirausahaan yang meliputi isu-isu yang
untuk meningkatkan derajat kedinamisan berhubungan dengan tujuan, isi atau materi
para wirausahawan; yang dikatakan sebagai dari pengajaran kewirausahaan, dan metode
kualitas kewirausahaan (Guzmán dan pengajaran.
Santos, 2001).Ketiga, peran pendidik akan
menjadi diperkenalkan secara jelas. Para Tujuan Pendidikan Kewirausahaan
instruktur harus berkonsentrasi pada Kepustakaan kewirausahaan
penciptaan dan penguatan intensi memberikan bukti kebingungan yang ada
kewirausahaan para peserta (Fayolle, antara kursus-kursus kewirausahaan dan
2003).Apakah intensi ini berubah menjadi kursus-kursus manajemen tradisional (Hills,
aksi atau tidak tergantung pada banyak 1998). Kemudian, banyak orang sebagai
faktor (lingkungan, kesempatan, pemula telah menerima pendidikan
sumberdaya, dan sebagainya) yang manajemen bisnis dengan nama pendidikan
merupakan faktor-faktor diluar jangkauan kewirausahaan. Melalui identifikasi dari
pendidik. tujuan yang beragam dari kursus-kursus
Disamping itu, definisi ini menjelaskan kewirausahaan, kebingungan ini mungkin
sebuah perbedaan yang jelas antara dihindari.Garavan dan O’Cinneide (1994)
pendidikan kewirausahaan dan pelatihan menyarankan hal umum dalam menyebutkan
manajemen.Pelatihan manajemen biasanya pendidikan kewirauasahaan adalah sebagai
tidak berhubungan dengan karakteristik, berikut.
keterampilan, sikap atau intensi dari peserta, a. Memperoleh pengetahuan yang
tetapi sebagian besar dengan pengetahuan berhubungan dengan kewirausahaan;
teknik yang diperlukan untuk adminsistrasi b. Memperoleh keterampilan dalam
bisnis. Pelatihan manajemen tidak akan teknik, dalam menganalisis situasi
tertarik pada proses pembuatan sebuah bisnis dan dalam sintesis rencana
proyek kewirausahaan independen, atau aksi;
secara dinamis tetapi sebagian besar pada c. Mengenali dan menstimulasi
operasi organisasi perusahaan. pendorong kewirausahaan, bakat dan
Pada prisipnya, inisiatif pendidikan keterampilan
kewirausahaan harus sesuai dengan definisi d. Membuka bias risiko antagonis dari
ini, jadi ini menjadi diperlukan untuk beberapa teknik analisis;
membuat beberapa jenis klasifikasi. e. Mengembangkan empati dan
McMullan dan Gillin (1998), menetapkan dukungan untuk aspek-aspek khusus
enam elemen yang berbeda dari proyek dari kewirausahaan;
pendidikan kewirausahaan: a) tujuan yang f. Merancang perubahan sikap ke
diikuti; b) fakultas atau tim guru yang akan depan;
menanamkan pendidikan kewirausahaan; c) g. Mendorong terbentuknya usaha baru;
mahasiswa peserta; d) isi dari kursus; e) dan
metode pengajaran; dan f) dukungan
83
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
h. Menstimulasi elemen sosialisasi penting untuk memahami arti melampirkan
afektif (Alberti et al ., 2004). setiap komponen.
Brown (2000) menegaskan bahwa
Materi Pengajaran Kewirausahaan pengenalan peluang meliputi identifikasi
Menurut Brown (2000) pendidikan dari keinginan yang tidak ditepati dari pasar
kewirausahaan harus “ditinjau pada dan kreasi dari ide untuk jasa atau produk
terminologi keterampilan yang dapat yang sesuai antara kebutuhan dengan harga
ditimbulkan oleh mahasiswa” agar supaya yang dapat diterima. Pengenalan peluang
membantu mereka membangun rencana- mensyaratkan observasi pasar, mengerti
rencana baru dan inovatif. Dalam hal ini keinginan dan kebutuhan konsumen, dan
Brown menyebut bahwa kurikulum harus hasil penemuan dan adaptasi.
fokus pada ciri-ciri yang dibutuhkan untuk
memikirkan dan memulai bisnis baru. Metode Pengajaran Kewirausahaan
Alberti et al. (2004) menyebut empat jenis Berbagai peneliti telah menekankan isu-
pengetahuan yang bermanfat bagi isu yang berhubungan dengan pedagogi
wirausaha: (1) pengetahuan umum tentang untuk pendidikan kewirausahaan. Sexton
bisnis, (2) pengetahuan umum tentang dan Upton (1988) menyarankan agar
usaha, (3) pengetahuan khusus tentang program-program kewirausahaan dirancang
peluang, dan (4) pengetahuan khusus seperti sebuah cara untuk membuat
tentang usaha. wirausahawan potensial menyadari tentang
Mereka mengklaim bahwa pengetahuan hambatan masuk pada aktivitas
khusus tentang peluang dan usaha kewirausahaan dan juga pada kenyataan
merupakan hal paling penting untuk hidup mereka dapat mampu untuk
keberhasilan wirausaha.Oleh karena itu, merencanakan strategi-strategi untuk
program-program pada kewirausahaan harus menguasainya. Intinya adalah bahwa
membantu perkembangan dua kategori pendidik tidak hanya harus menaikkan
pengetahuan terakhir. kesadaran mahasiswa tentang
Kourilsky (1995) mendiskusikan isi apa kewirausahaan tetapi mereka juga harus
yang harus menjadi inti dari pendidikan melibatkan pemula untuk mengalami
kewirausahaan dan dia menyebut tiga atribut frustasi yang dihubungkan dengan aktivitas
yang harus merupakan isi dari apa yang ia kewirausahaan. Untuk menyempurnakan ini,
sebut sebagai pendidikan kewirausahaan Sexton dan Upton (1984) mengajukan
yaitu: sebuah struktur, dalam mana kursus-kursus
a. persepsi dan evaluasi peluang; menekankan aktivitas individu diatas tugas
b. menyusun dan tanggungjawab dari kelompok, secara relatif tidak terstruktur,
sumber-sumber untuk mengejar dan menampilkan masalah-masalah yang
peluang; mensyaratkan sebuah solusi cerita dibawah
c. menciptakan dan mengoperasikan kondisi ambiguitas dan risiko.
bisnis untuk mengimplementasikan Garavan dan O’Cinneide (1994)
motivasi peluang ide bisnis. mendiskusikan proses pengajaran yang
Gorman et al. (1997) mendukung tiga paling tepat dan pedagogi untuk mentransfer
komponen dari pendidikan kewirausahaan keterampilan dan pengetahuan
yang efektif dengan ditunjukkan oleh: kewirausahaan. Mereka maksudkan bahwa
a. kemampuan untuk mendeteksi dan wirausaha, adalah orang yang baru mulai
mengekploitasi peluang bisnis lebih usaha yang membutuhkan gaya pengajaran
cepat; yang berbeda – pengalaman kongkrit,
b. kemampuan untuk merencanakan merefleksikan observasi, konseptualisasi
lebih rinci; dan abstrak dan eksperimen aktif.
c. proyek lebih jauh pada masa depan
dengan membedakan program METODE
kewirausahaan dari program
manajemen tradisional. Sampel dan Data Penelitian
Implikasinya adalah isi dari pendidikan Teknik pengambilan sampel yang digunakan
kewirausahaan harus menekankan dalam penelitian ini adalah simple random
kemampuan mengidentikasi peluang, sampling. Jumlah sampel untuk penelitian
mengejar peluang dan ini diperkirakan sebesar kurang lebih 300
mentransformsikannya ke dalam bisnis yang responden dengan alasan penentuan jumlah
berorientasi pertumbuhan. Oleh karena itu berdasarkan pendapat Sugiyono (2009),
bahwa dalam pengambilan sampel untuk
84
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
populasi yang tidak terhingga dan tidak Untuk menumbuhkembangkan jiwa
diketahui dapat diambil sampel sebanyak kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas
100 orang dengan asumsi populasi tersebut kewirausahaan agar para lulusan perguruan
berdistribusi normal. Jumlah sampel 300 tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja
diperkuat oleh pendapat Roscoe dari pada pencari kerja, maka diperlukan
(Sekaran,2006) yang menyatakan bahwa suatu usaha nyata.Departemen Pendidikan
jumlah sampel lebih besar dari 30 dan Nasional telah mengembangkan berbagai
kurang dari 500 pada kebanyakan penelitian kebijakan dan program untuk mendukung
sudah terwakili. terciptanya lulusan perguruan tinggi yang
Sumber data dalam penelitian ini adalah lebih siap bekerja dan menciptakan
data primer yang diperoleh dari jawaban pekerjaan.Program Kreativitas Mahasiswa
atau tanggapan atas pertanyaan yang (PKM) dan Cooperative Education (Co-op)
diajukan dalam kuesioner,sehingga peneliti telah banyak menghasilkan alumni yang
tidak mempengaruhi jawaban responden terbukti lebih kompetitif di dunia kerja, dan
terhadap kuesioner tersebut. Penelitian hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui
difokuskan pada penyelenggaraan PKM potensial untuk ditindaklanjuti secara
Pendidikan Kewirausahaan. Penelitian ini komersial menjadi sebuah embrio bisnis
tidak menggunakan benchmarking agar berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
tidak memperluas permasalahan yang Seni (Ipteks).Kebijakan dan program
sedang diteliti, sehingga penelitian lebih penguatan kelembagaan yang mendorong
terfokus kepada intern obyek yang diteliti peningkatan aktivitas berwirausaha dan
yaitu penyelenggaraan Pendidikan percepatan pertumbuhan wirausaha–
Kewirausahaan. wirausaha baru dengan basis IPTEKS sangat
Pengambilan sampel dilakukan diperlukan.
menggunakan kuesioner yang disebarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kepada 300 responden yang terdiri dari mengembangkan sebuah Program
mahasiswa yang sedang menempuh kuliah Mahasiswa Wirausaha yang merupakan
di wilayah Jakarta, Bandung, Bogor, kelanjutan dari program-program
Depokdan Surakarta. Dari 300 kuesioner sebelumnya untuk menjembatani para
yang disebarkan yang kembali semua, mahasiswa memasuki dunia bisnis riil
sedangkan data yang lengkap dan diolah ada melalui fasilitasi start-up bussines.Program
293. Mahasiswa Wirausaha (PMW), sebagai
Alat analisis yang digunakan dalam bagian dari strategi pendidikan di Perguruan
penelitian ini adalah metode deskriptif Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi
kualitatif, yaitu metode penelitian yang para mahasiswa yang mempunyai minat dan
berusaha menggambarkan obyek atau bakat kewirausahaan untuk memulai
subyek yang diteliti sesuai dengan apa berwirausaha dengan basis ilmu
adanya, dengan tujuan menggambarkan pengetahuan, teknologi dan seni yang
secara sistematis, fakta dan karakteristik sedang dipelajarinya.Fasilitas yang
obyek yang diteliti secara tepat. Metode diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan
deskriptif menurut Sugiyono (2009) adalah kewirausahaan, magang, penyusunan
metode yang digunakan untuk rencana bisnis, dukungan permodalan dan
menggambarkan atau menganalisis suatu pendampingan usaha.Program ini
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk diharapkan mampu mendukung visi-misi
membuat kesimpulan yang lebih luas. pemerintah dalam mewujudkan kemandirian
Menurut Nasir (2003), metode deskriptif bangsa melalui penciptaan lapangan kerja
adalah suatu metode dalam meneliti status dan pemberdayaan UKM.
kelompok manusia, suatu obyek, suatu set Pada penelitian ini responden terdiri
kondisi, suatu system pemikiran, ataupun atas laki-laki dan perempuan yang
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. kesemuanya adalah mahasiswa yang sudah
Jadi metode penelitian deskriptif adalah mendapatkan matakuliah Kewirausahaan.
suatu penelitian yang menggunakan satu Responden berasal dari mahasiswa yang
variable tanpa menggunakan variabel lain sedang menempuh kuliah di Jakarta,
sebagai pembanding. Bandung, Bogor, dan Surakarta. Tempat
tinggal responden ada di Jakarta, Bandung,
HASIL & PEMBAHASAN Bogor, Depok, Tangerang, dan Surakarta.
Mahasiswa yang menjadi responden
Kewirausahaan Sebagai Sebuah Harapan adalah mahasiswa jurusan atau program
studi Manajemen, Akuntansi, dan
85
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Administrasi Keuangan. Etnografi Gambar 3 menunjukkan jumlah
responden terdiri dari Padang, Jawa, responden yang memilih pekerjaan sebagai
Tionghoa, Sunda, Betawi, dan lainnya. wirausaha adalah 124 (42%) responden yang
Pekerjaan orangtua responden terdiri dari terdiri dari 71 orang jurusan Manajemen, 51
wirausaha atau pengusaha, Pengawai Negeri orang jurusan Akuntansi, dan 2 orang
Sipil, pegawai swasta, dan lainnya. jurusan Administrasi Keuangan. Responden
Pekerjaan yang akan dipilih setelah lulus yang memilih bekerja sebagai PNS
dan dalam jangka panjang meliputi sebanyak 99 (34%) yang terdiri dari 46
wirausaha atau pengusaha, Pengawai Negeri orang jurusan Manajemen, 44 orang jurusan
Sipil (PNS), pegawai swasta, dan pekerjaan Akuntansi, dan 9 orang jurusan Administrasi
lainnya. Keuangan. Reponden yang memilih menjadi
pegawai swasta sebanyak 59 (20%) terdiri
dari 29 orang jurusan Manajemen, 23 orang
Pegawai Lainnya
Swasta 4% Wi rausa jurusan Akuntansi, dan 7 orang jurusan
20% ha Administrasi Keuangan. Sisanya 11 (4%)
42% responden memilih pekerjaan lainnya terdiri
dari 5 orang jurusan Manajemen, 5 orang
PNS jurusan Akuntansi, dan 1 orang jurusan
34% Administrasi Keuangan.
Perbandingan responden yang memilih
pekerjaan sebagai wirausaha atau pengusaha
setelah lulus kuliah berdasarkan jurusan atau
program studi lebih banyak jurusan
Manajemen, yaitu 20 responden atau 28
Gambar 2 Pilihan Pekerjaan Responden
persen. Perbedaan ini dapat dijelaskan
Setelah Lulus
karena jurusan atau program studi
Manajemen lebih banyak mendapatkan
Gambar 2 menunjukkan pekerjaan yang
matakuliah yang mendukung kompetensi
dipilih oleh responden setelah lulus kuliah.
kewirausahaan dibandingkan jurusan
Pekerjaan yang paling banyak dipilih oleh
Akuntansi. Matakuliah pendukung
responden adalah wirausaha sebanyak 124
kompetensi kewirausahaan yang ditawarkan
(42%), disusul Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada jurusan Manajemen tetapi tidak
99 (34%), pegawai swasta 59 (20%), dan
ditawarkan pada jurusan Akuntansi antara
sisanya 11 (4%) memilih pekerjaan lainnya.
lain: Perilaku Konsumen, Riset Pasar, dan
Berdasarkan pekerjaan yang dipilih
Komunikasi Pemasaran.
mahasiswa setelah lulus paling banyak
Gambar 4 menunjukkan jumlah
adalah wirausaha atau pengusaha. Hal ini
responden yang memilih pekerjaan sebagai
berarti ada harapan bagi bangsa Indonesia ke
wirausaha adalah 124 (42%) responden yang
depan untuk menjadi negara maju karena
terdiri dari 77 orang laki-laki dan 57 orang
generasi mudanya paling banyak memilih
perempuan. Responden memilih menjadi
bekerja mandiri sebagai wirausaha daripada
PNS sebanyak 99 (34%) terdiri dari 37
pekerjaan yang lain.
orang laki-laki dan 62 orang perempuan.
Responden yang memilih bekerja sebagai
pegawai swasta sebanyak 59 (20%) terdiri
dari 17 orang laki-laki dan 42 orang
perempuan. Sisanya 11 (4%) responden
memilih pekerjaan lainnya.
86
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
diantaranya berintensi menjadi wirausaha.
Sebanyak 19 (6%) responden tinggal di
Bekasi 6 (42%) diantaranya memilih
menjadi wirausaha. Sisanya 90 (31%)
responden tinggal di Surakarta 49 (54%)
diantaranya memilih menjadi wirausaha.
Berdasarkan pilihan pekerjaan sebagai
wirausaha responden yang berdomisili di
Surakarta menempati peringkat pertama.
Surakarta sebagai kota menengah yang
merupakan pusat bisnis dan budaya menarik
Gambar 4 Pilihan Pekerjaan Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin minat reponden untuk berwirausaha.
Kondisi seperti ini merupakan pasar
potensial untuk berbagai macam produk
Pilihan pekerjaan sebagai wirausaha
atau pengusaha lebih banyak dipilih oleh mulai dari makanan atau kuliner sampai
dengan produk-produk yang mencerminkan
laki-laki daripada perempuan. Laki-laki
gaya hidup seperti butik, aksesoris, barang-
lebih suka mengambil risiko dibandingkan
dengan perempuan. Pengalaman peneliti barang elektronik dan lain-lain. Bagi orang-
orang yang mempunyai intensi berwirausaha
dalam mengampu matakuliah
maka orang tersebut akan menangkap
Kewirausahaan laki-laki lebih memiliki
intensi berwirausaha. Hal ini dibuktikan peluang untuk dijadikan bisnis.
laki-laki lebih banyak yang sudah memiliki
usaha kecil disamping kegiatan perkuliahan.
Perempuan lebih banyak memilih pekerjaan
sebagai PNS. Perempuan lebih senang
kenyamanan dan kepastian dalam pekerjaan
karena menjadi PNS mendapatkan
penghasilan tetap dan relatif aman dari
pemutusan hubungan kerja.
90
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Snack
2 Online Shop 10 13 Jersey 1
Jual Beli
3 Perdagangan 9 14 1
Motor
4 Kuliner 6 15 Kerudung 1
5 Makanan 6 16 Koperasi 1
6 Handphone 2 17 Laundry 1
7 Konveksi 2 18 Les 1
8 Percetakan 2 19 Mebel 1
9 Agrobisnis 1 20 Modiste 1
Bengkel
10 1 21 Salon 1
Motor
Game
11 1 Total 61
Online
93
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Peran Guru Dalam Menanamkan Sikap Kewirausahaan
Peserta Didik
Bakti Widyaningrum
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Email : baktiwidyaningrum@gmail.com
Abstrak : Pengangguran saat ini masih dijadikan isu Nasional oleh pemegang polizy di Indonesia.
Pengangguran terjadi karena jumlah angkatan kerja yang tidak mampu terserap seluruhnya dalam
dunia kerja. Tingginya tingkat pengangguran bukan disebabkan oleh penduduk yang tidak
menamatkan pendidikan, karena faktanya sebagian besar pengangguran justru telah menyelesaikan
minimal pendidikan dasarnya. Hal ini menjadi masalah yang harus segera mungkin diatasi oleh
pemerintah maupun lembaga pendidikan apabila tidak ingin jumlah pengangguran semakin
bertambah. Salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah menciptakan
wirausahawan baru sebanyak mungkin. Negara maju di Eropa bahkan telah lama menjadikan
pendidikan kewirausahaan sebagai mata pelajaran wajib bagi seluruh jenjang pendidikan. Di
Indonesia dengan adanya kebijakan baru tentang standar proses kurikulum 2013 juga memungkinkan
guru menanamkan sikap kewirausahaan pada peserta didik melalui pengintegrasian sikap wirausaha di
seluruh mata pelajaran. Pendidikan erat kaitannya dengan sosok guru, guru dalam pendidikan
merupakan figur utama karena dengan kompetensi yang dimilikinya diharapkan mampu membentuk
dan menanamkan sikap kewirausahaan pada peserta didik. Penanaman sikap kewirausahaan dapat
dilakukan dengan cara pengembangan materi atau teori tentang kewirausahaan oleh guru dan
diajarkan kepada peserta didik melalui pendekatan leaarning by doing. Teori dalam pendidikan
kewirausahaan masih relevan untuk diajarkan, karena pemahaman peserta didik yang bersumber dari
teori dapat dikonstruksikan sehingga mampu membentuk dan merubah sikap peserta didik. Apabila
dikaitkan dengan pembelajaran kewirausahaan, teori kewirausahaan yang di kembangkan dengan baik
oleh guru mampu membentuk sikap dan karakter kewirausahaan peserta didik.
Pengangguran sampai saat ini masih dijadikan isu Pendidikan merupakan sebuah standar dasar
Nasional oleh pemangku kebijakan di Indonesia. dalam menciptakan human capital unggul bagi
Pada bulan Agustus tahun 2013 BPS (Badan sebuah Bangsa. Hal ini terdapat dalam undang-
Pusat Statistik) mencatat presentase tingkat undang No 20 Tahun 2003 yang menyebutkan
pengangguran di Indonesia sebesar 6,25% dari beberapa tujuan akhir dari pendidikan diantaranya
total angkatan kerja, atau lebih dari tujuh juta adalah membentuk individu yang cakap, kreatif
penduduk di Indonesia belum memiliki lapangan dan mandiri. Apabila proses pendidikan berjalan
pekerjaan. Jumlah pengangguran di atas dengan baik maka tujuan pendidikan di atas bisa
menunjukkan nominal yang cukup besar, dan tercapai dengan maksimal. Output pendidikan
mungkin masih akan bertambah apabila tidak yang cakap, kreatif dan mandiri diharapkan
segara ditangani dengan baik. Pengangguran mampu menolong dirinya sendiri apabila
hampir selalu dikaitkan dengan dunia pendidikan, dihadapkan pada sebuah relita yaitu sulitnya
karena pada faktanya banyak pengagguran yang memperoleh pekerjaan yang layak.
justru telah menamatkan pendidikan dasar Dalam dunia pendidikan, guru merupakan
sembilan tahunnya. figur sentral yang tidak dapat tergantikan. Guru
sendiri merupakan sosok yang digugu dan ditiru
94
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sehingga seorang guru sangat berperan dalam itu, artikel ini dibatasi pada peran guru dalam
membentuk karakter dan sikap peserta didik menanamkan karakter dan sikap kewirausahaan
menjadi individu yang cakap, kreatif dan mandiri. peserta didik.
Hal ini dijelaskan dalam UUGD nomor 14 pasal 1
desebutkan bahwa guru adalah pendidik Pengertian Kewirausahaan
profesional dengan tugas utama mendidik, Kewirausahaan memiliki arti khusus dalam
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan industri
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada di sebuah Negara. Kewirausahaan juga mampu
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan merubah iklim sosial ekonomi dan budaya di
formal, pendidikan dasar dan pendidikan sebuah Negara dengan cepat. Bahkan telah
menengah. banyak Negara maju yang menyebutkan bahwa
Entrepreneur mempunyai peran yang kewirausahaan merupakan faktor utama
dominan dalam mengentaskan pengangguraan di terciptanya kemajuan di bidang Ekonomi.
banyak Negara. Banyak Negara maju di Eropa (Hannon, 2006; Murphy, 2006; Leino, 2010;
telah menanamkan kewirausahaan kepada peserta Hosseini, 2011; O’Connor, 2015). Kewirausahaan
didik bahkan sejak di bangku sekolah dasar. sendiri merupakan “Proses penciptaan sesuatu
Mereka menanamkan sikap dan karakter yang baru pada nilai menggunakan waktu dan
kewirausahaan melalui entrepreneur education upaya yang diperlukan, menanggung resiko
atau pendidikan kewirausahaan. Pelaksanaan keuangan, fisik serta resiko sosial yang
pendidikan kewirausahaan bukan diajarkan secara mengiringi, menerima imbalan moneter yang
parsial menjadi sebuah mata pelajaran melainkan dihasilkan serta kepuasan pribadi” (Hisrich,
diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran, Peters, dan Shepherd, 2008:10). Mamman (2009)
pendidikan kewirausahaan juga ditanamkan menjelaskan bahwa “ Kewirausahaan sebagai
melalui school’s operational culture atau pendekatan organisasi dan manajemen yang
pembudayaan pendidikan kewirausahaan dalam memungkinkan seseorang merespon suatu
kegiatan di sekolah (Leino, 2010: 118). masalah dan memecahkannya dengan inisiatif
Berdasarkan latar belakang di atas jelas sendiri dalam situasi apa pun” (Ememe,
bahwa kewirausahaan merupakan salah satu 2013:242). Lebih lanjut Kasmir (2006)
kunci dalam menekan presentase pengangguran menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan
sebuah Negara. Pembentukan karakter dan sikap sebuah kemampuan dalam menciptakan suatu
kewirausahaan dapat dilakukan pada jenjang usaha. Dalam penciptaan usaha ini terdapat
pendidikan, hal ini dikarenakan tujuan pendidikan sebuah proses kreativitas dan inovasi agar suatu
di Indonesia sejalan dengan pembentukan yang dihasilkan berbeda dengan yang sudah ada
karakter dan sikap kewirausahaan, yaitu sebelumnya.
membentuk pribadi yang cakap, kreatif dan Berdasarkan pengertian kewirausahaan di
mandiri. Dalam proses pendidikan Guru atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
mempunyai peran strategis dalam upaya merupakan sebuah proses penciptaan sesuatu
menanamkan sikap kewirausahaan peserta didik, yang baru, menggunakan inovasi dan kreatifitas
karena dengan kompetensi dan kualifikasi yang untuk memecahkan dan merespon suatu masalah
dimiliki guru seperti tercantum dalam UUGD dengan berbagai resiko yang amengiringi agar
guru mampu menjadikan pembelajaran yang memperoleh imbalan, baik keuntungan moneter
berlangsung memiliki makna bagi siswa dalam maupun kepuasan pribadi.
mengkonstruksi dan mempraktekkan
pengetahuan yang telah di dapatkan. Oleh karena Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
95
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
UNESCO (2008) secara garis mendefinisikan memanfaatkan peluang beserta resiko yang
tiga konsep pendidikan kewirausahaan yaitu: mengiringi sehingga peserta didik dapat dengan
1. Pendidikan kewirausahaan memberikan cepat mengatasi masalah sosial yang ada.
pengalaman, kemampuan dan pandangan Masalah sosial di sini dapat diasumsikan dengan
ke depan kepada peserta didik tentang tingginya tingkat pengangguran.
bagaimana mengakses dan mengubah
sebuah peluang, hal ini tidak hanya Pengertian Sikap Kewirausahaan
sebatas menghasilkan ide bisnis tetapi Karakter dan sikap sering disandingkan
yang lebih penting membuat peserta didik dalam pembahasan tentang kewirausahaan
mampu mengatasi dan merespon maupun pendidikan kewirausahaan. Pada
perubahan sosial. kenyataannya karakter memiliki kaitan erat
2. Pendidikan kewirausahaan merupakan dengan sikap. Sikap merupakan output yang
pendidikan dan pelatihan yang terbentuk dari berkembangnya karakter peserta
memungkinkan peserta didik didik melalui proses learning experience,
mengembangkan kreativitas, berinisiatif, knowledge reproduction, skills dan peran dari
serta bertanggungjawab pada resiko yang guru (teachers competence dan teachers
ada. performance) (Westera, 2010 dan Cheng, 1996).
3. It should be called entrepreneurship Ada tiga dimensi yang harus dimiliki oleh
education (not enterprise education) so seorang wirausaha yaitu attitudes, skills dan
that it does not sound as if it is focusing creativity (Hosseini, 2011). Indikator sikap
on business. seorang wirausahawan menurut Stimpson,
Sejalan dengan konsep pendidikan Robinson dan Hunt (1991) terdiri dari 4 dimensi
kewirausahaan dari UNESCO, Ememe (2013) utama yang disebut dengan Entrepreneurial
menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan Attitude Orientation (EAO) yaitu need for
fokus pada pembentukan karakter peserta didik achievement, personal control over behavior,
agar mereka lebih bertanggungjawab pada diri innovation, dan self esteem. (Tamizharasi, 2010;
sendiri, fokus tujuan hidup, menjadi lebih kreatif Pihie, 2011; Gibson, 2010). Need for achievement
dalam menemukan peluang serta dapat mengatasi (keinginan untuk berprestasi) dapat direfleksikan
masalah yang kompleks dalam kehidupan sosial. dari merasa mampu untuk menghasilkan hal yang
Buchari (2010) menjelaskan bahwa keberanian baru walaupun keinginan untuk mencoba tersebut
membentuk kewirausahaan didorong oleh guru di belum tentu akan memberikan hasil yang
sekolah, guru harus memberikan tema pendidikan maksimal (berspekulasi). Personal control over
kewirausahaan yang praktis dan menarik, behavior (mengontrol diri) merasa bahwa dirinya
sehingga peserta didik dapat tertarik untuk mampu mengontrol dari hal baru yang telah
menjadi seorang wirausaha. dihasilkan. Innovation (inovasi) yaitu berfikir
Sampai di sini dapat ditarik kesimpulan tentang ide, produk dan metode yang baru serta
tentang pendidikan kewirausahaan, bahwa mengembangkannya agar lebih efektif ketika
pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh guru sudah berjalan, dan Self esteem (penghargaan
melalui pembelajaran di kelas maupun luar kelas terhadap diri sendiri) diindikasikan dari merasa
yang bertujuan untuk membentuk karakter percaya diri terhadap kompetensi kewirausahaan
peserta didik agar mereka lebih yang dimilikinya.
bertanggungjawab, fokus, memiliki daya Buchari (2011) menjelaskan enam sikap yang
kreatifitas, inovasi dan inisiatif yang tinggi serta harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu
mampu mengambil, menciptakan dan percaya diri, mempunyai inisiatif, memiliki motif
96
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
untuk berprestasi, memiliki jiwa kepemimpinan, Fiet (2000) mengungkapkan bahwa masih banyak
berani dalam mengambil resiko, penuh ahli yang mempuyai pendapat bahwa peserta
perhitungan dan yang terakhir orisinalitas. Pihie didik tidak perlu diajari banyak tentang teori
(2011) membagi Sikap wirausaha kewirausahaan, mereka akan lebih memahami
(entrepreneurial attitude) menjadi tiga dimensi esensi kewirausahaan dengan praktek secara
atau komponen untama, yakni dimensi afektif langsung serta belajar dari mengamati
yang menyangkut perasaan dan emosi, dimensi autobiografi pengusaha sukses. Namun demikian
kognitif yang mencakup pikiran dan keyakinan menurut Fiet (2000:1) “Theory is an essential
dan yang terakhir adalah dimensi conation yang part of what we teach because we do not know
mencakup tindakan dan perilaku. Dan kombinasi any other way to help students anticipate the
dari ketiga dimensi di atas, dapat membentuk future, which is a key to entrepreneurial success.
sebuah bangunan sikap kewirausahaan yang Despite the current limitations of our theorizing,
sangat kuat. theory still offers the most promise as course
Berdasarkan pengertian di atas, dapat content for students”.
disimpulkan bahwa sikap kewirausahaan Meskipun masih banyak keterbatasan pada
seseorang dapat terbentuk dengan memproses teori kewirausahaan saat ini, teori kewirausahaan
learning experience, knowledge reproduction, masih menjanjikan sebagai isi dari materi
serta skills yang telah diperoleh selama proses kewirausahaan yang akan diajarkan kepada
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran
seorang guru berperan dengan kompetensi dan akan efektif apabila peserta didik dapat
kinerja yang dimiliki. menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh selama proses pembelajaran
Hubungan Antara Pendidikan Kewirausahaan menjadi sebuah struktur kognitif yang dapat
dengan Sikap Kewirausahaan. merubah frame berfikir peserta didik. (Fiet, 2000;
Proses pendidikan di Indonesia tidak dapat Mclnerney, 2006).
dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar di Kesimpulan yang dapat di tarik dari pendapat
dalam sebuah institusi yang disebut dengan diatas yaitu materi kewirausahaan yang telah di
sekolah. Faktor penting dalam kegiatan kembangkan oleh guru dari teori yang telah ada
pembelajaran adalah materi pelajaran serta tetap memiliki peran yang penting, karena dengan
pengalaman yang diperoleh melalui proses menyampaikan dan mengembangkan materi
tersebut. Fiet (2000) menjelaskan bahwa dalam kewirausahaan dapat membuat pembelajaran
proses pembelajaran seorang guru harus menjadi lebih bermakna atau effective learning.
mengembangkan teori tentang kewirausahaan, Substansi materi pembelajaran kewirausahaan
teori yang disampaikan kepada peserta didik yang telah di kembangkan, akan memacu
bukan sembarang teori, melainkan teori yang perkembangan struktur kognitif peserta didik,
sarat akan kegiatan learning by doing. perkembangan kognitif dapat terjadi apabila
Pembelajaran yang menekankan pada learning by peserta didik menggabungkan semua
doing dapat mempercepat pemahaman dan pengetahuan yang telah diperoleh, pengetahuan di
penguasaan materi kewirausahaan oleh peserta peroleh dari materi yang telah disampaikan oleh
didik. guru dan dari pengalaman pribadi peserta didik
Seorang guru dituntut mampu (learning by doing).
mengembangkan standar isi dalam teori Perkembangan struktur kognitif dalam
kewirausahaan jika menginginkan perkembangan pembelajaran kewirausahaan erat kaitannya
pengetahuan peserta didik menjadi lebih baik. dengan penanaman sikap kewirausahaan peserta
97
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
didik. Hanson (1999:6) mengemukakan bahwa tinggi tentang peran profesinya dan menjadi
proses pembelajaran merupakan pengembangan warga Negara yang baik.
pengetahuan baru, ketrampilan dan sikap yang Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor
disebabkan interaksi individu dengan informasi 74 tahun 2008 dijelaskan bahwa kompetensi
yang telah didapat oleh peserta didik. Dengan pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
kata lain, sikap peserta didik dapat tumbuh dan pengelolaan pembelajaran sekurang-kurangnya
terbentuk karena mendapatkan pengetahuan baru meliputi pemahaman wawasan atau landasan
yang berasal dari informasi (baik yang kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
disampaikan oleh guru maupun yang diperoleh pengembangan kurikulum atau silabus,
sendiri). perancangan pembelajaran, pelaksanaan
Pembelajaran yang efektif (effective pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
learning) yang dikembangkan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi
diselenggarakan oleh guru dalam proses hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk
pembelajaran dapat membentuk sikap mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kewirausahaan dan ketrampilan peserta didik. dimilikinya.
Menurut Calvin (2011) kompetensi
Peran Guru dalam Membentuk Sikap pedagogik merupakan kemampuan dan sikap
Kewirausahaan Peserta Didik guru dalam mengatur dan menghidupkan situasi
Guru erat kaitannya dengan proses pembelajaran, melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran, selama proses pembelajaran pembelajaran dan mampu mengatur kelompok
banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang dalam belajar kompetensi pedagogik guru dapat
guru. Guru dalam hal ini dipandang mampu dan ditingkatkan apabila serta secara periodik dan
berkompetensi untuk menanamkan karakter dan berkesinambungan mengikuti kepelatihan
sikap kewirausahaan kepada peserta didik. Dalam pengajaran (teacher pedagogical training).
Undang-undang Guru dan Dosen jelas Berdasarkan pengertian di atas bisa
dicantumkan bahwa guru dapat menjalankan disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik
perannya dengan baik apabila memiliki empat merupakan kompetensi yanng mencakup
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, ketrampilan guru dalam mengajar (teaching
kompetensi profesional, kompetensi sosial dan skills) dari persiapan, pembelajaran sampai
kompetensi kepribadian. dengan eveluasi (assesment).
Alnoor (2011:587) menjelaskan bahwa Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 74
kompetensi guru mempunyai empat indikator tahun 2008 tentang guru, yang dimaksud dengan
utama, yakni Knowledge yang mencakup content kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh
knowledge, professional knowledge, emerging guru adalah kemampuan kepribadian yang
dan contemporary knowledge; Teaching skills mantap, stabil, dewasa, arif, dan wibawa menjadi
yang mencakup proses pembelajaran, strategi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
pembelajara dan (tehnik mengatur kelas; Kepribadian guru ini penting mengingat dalam
Assessment and evaluation mencakup proses masyarakat Indonesia melekat budaya yang
pengambilan nilai, menganalisis, menafsirkan menempatkan guru sebagai tokoh sentral dalam
hasil analisis nilai, dan mengkomunikasikan masyarakat. Hal ini tercermin dalam pemahaman
informasi tentang nilai peserta didik dengan baik; masyarakat Indonesia yang melihat guru sebagai
dan yang terakhir adalah Professional value and sosok yang “digugu” dan ditiru.
behavior mencakup menjunjung tinggi kode etik Sementara Nanang (2009:105) menjelaskan
guru, memiliki etika, memiliki komitmen yang kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru
98
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
adalah bertindak sesuai dengan norma agama, utama guru harus mampu menyelesaikan konflik
hukum, sosial, dan kebudayaann nasional yang seringkali terjadi di dalam kelas selama
Indonesia; menampilkann diri sebagai pribadi proses pembelajaran. Lebih lanjut diungkapkan
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi bahwa kompetensi sosial guru juga tercermin
peserta didik dan masyarakat; menampilkan diri dalam tingkah lakunya sehari-hari (Jennings dan
sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif Greenberg, 2009)
dan berwibawa; menunjukkan etos kerja, Kompetensi sosial guru penting untuk
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi mengembangkan dan mendukung hubungan
guru, dan rasa percaya diri; menjunjung tinggi antara guru dan murid selama proses belajar
kode etik profesi guru. mengajar berlangsung. Dengan adanya
Berdasarkan pernyatan diatas, maka dapat kompetensi sosial, guru dapat proaktif dalam
disimpulkan kompetensi kepribadian merupakan menunjukkan skill mengajarnya, sehingga siswa
kompetensi guru dalam berperilaku dan bertindak akan antusias dan menikmati proses belajar
serta bertutur sesuai dengan aturan dan noma- mengajar. Selain itu guru dengan kompetensi
norma yang berlaku guru harus mencerminkan sosial yang tinggi, akan dijadikan role model oleh
kepribadian yang baik agar dapat menjadi siswanya sehingga guru dan siswa dapat
panutan bagi peserta didik. menjalankan proses belajar mengajar dengan
Kompetensi sosial Menurut Eccless dan sangat nyaman dan alami. Hal ini sejalan dengan
Roeser (1999) tidak hanya diaplikasikan guru saat pendapat yang dikemukakan oleh Goddard
berada pada lingkungan sosial saja. Dalam proses (2004) “When teachers experience mastery over
belajar mengajarpun seorang guru harus these social challenges, teaching becomes more
mempunyai kompetensi sosial, kompetensi sosial enjoyable, and they feel more efficacious”.
digunakan guru untuk menjaga dan memberikan Dengan kata lain kompetensi sosial guru akan
tempo selama proses belajar. Selain itu selama membuat iklim belajar menjadi lebih sehat,
proses pembelajaran guru juga harus menjaga sedangkan iklim belajar yang sehat akan
hubungan baik dengan peserta didik, memberikan kontribusi pada keadaan sosial siswa
mengembangkan kemampuan siswapun dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
memerlukan kemampuan sosial, dan yang paling academic outcomes.
99
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Kompetensi professional yang tercantum dalam berpengaruh terhadap pembentukan sikap siswa
PP RI Nomor 74 tahun 2008 merupakan melalui proses belajar mengajar sehingga
kemampuan guru dalam menguasai terciptalah student learning outcomes yang sesuai
pengetahuan yaitu bidang ilmu pengetahuan, dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan
teknologi, dan atau seni dan budaya yang sebelumnya.
diampunya. Berdasarkan pengertian diatas, guru Ikavalko (2014) dalam gambar 1
yang mengajar kewirausahaan harus mampu menjelaskan bahwa outcomes dari
menguasai bidang ilmu kewirausahaan dengan penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan
baik. Guru yang profesional tidak hanya adalah terbentuknya sikap kewirausahaan peserta
mngetahui, tetapi juga melaksanakan apa yang didik, sedangkan proses pembelajaran
menjadi tugas dan perannya. Guru profesional diselenggarakan oleh seorang guru
diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan kewirausahaan yang berkompetensi di bidangnya.
mata pelajaran yang diajarkannya. Guru yang berkualitas disebut sebagai
Kompetensi yang dimiliki oleh guru ini effective teacher atau successful teacher
sering diidentikkan juga dengan keefektifan guru (Westera, 2001; Cheng, 1996; Zuzovsky, 2003).
dalam proses belajar mengajar, seperti yang Dijelaskan lebih lanjut oleh Zuzovsky (2003)
dikemukakan oleh Westera (2001: 81)“When bahwa guru yang berkualitas bukan sekedar
thinking about competences, concepts such as menjadi “a good teacher” dengan menjunjung
performance and effectiveness are involved tinggi standar dan norma guru saja, tetapi juga
because competence is directly linked with harus berkualitas dalam pembelajaran di kelas
effective performance ” saat membahas tentang bersama peserta didik sehingga terciptalah
kompetensi, konsep tentang kinerja dan meaningfull learning.
keefektivan selalu dikaitkan karena kompetensi Dalam gambar 2 Zheng (1996)
berhubungan langsung dengan efektifitas kinerja menggambarkan konsep teacher effectiveness
guru. yang menjelaskan bahwa student learning
Berdasarkan pendapat di atas dapat outcomes yang sesuai dengan tujuan didapat dari
disimpulkan bahwa seorang guru dikatakan hubungan yang erat antara pengalaman belajar
berkualitas apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu dan karakter individual peserta didik. Student
guru yang berkompetensi, guru yang berprestasi learning experience merupakan efek dari
dan guru yang efektif. Sedangkan menurut Cheng perpaduan antara kinerja guru dan faktor internal
dan Tsui (1996) kompetensi guru sangat dalam pembelajaran.
100
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Teacher performance ditentukan oleh interaksi menekankan pada learning by doing bukan
antara kompetensi guru dan faktor eksternal berarti mengesampingkan pemahaman tentang
dalam pembelajaran. Teacher training and pre- materi dan teori kewirausahaan itu sendiri, oleh
existing teacher characteristics atau disebut juga karena itu dalam mengajarkan kewirausahaan
sebagai kualifikasi guru, dapat menentukan agar tercipta pembelajaran yang bermakna,
bagaimana kompetensi guru. Teacher evaluation seorang guru dalam Undang undang Guru dan
dapat dijadikan sebagai informasi bahkan Dosen di Indonesia wajib memiliki setidaknya
parameter kinerja guru dan hasil belajar siswa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai kompetensi sosial serta kompetensi profesional.
fasilitas mengembangkan kompetensi. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mempersiapkan
SIMPULAN pembelajaran, mengatur dan menyelenggarakan
proses belajar, serta melakukan evaluasi untuk
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di menganalisis kemampuan peserta didik dan
atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan keberhasilan dalam pembelajaran. Kompetensi
merupakan salah satu cara untuk memecahkan kepribadian berkaitan dengan sejauh mana
masalah pengangguran di suatu Negara. seorang guru mampu menjadi contoh dan sauri
Pendidikan kewirauahaan dapat dipergunakan tauladan yang baik untuk peserta didik sehingga
sebagai sarana dalam membentuk karakter serta representasi sikap guru yang baik dalam perilaku
sikap kewirausahaan individu. Pembentukan sehari-hari dapat memberi motivasi dan dorongan
sikap kewirausahaan melalui pendidikan peserta didik untuk mecontoh apa yang dilakukan
kewirausahaan dapat ditanamkan kepada peserta oleh gurunya.
didik jenjang dasar melalui pengintegrasian nilai Kompetensi sosial berkaitan dengan
dasar, konsep, serta teori tentang kewirausahaan kemampuan guru dalam berkomunikasi,
yang telah dikembangkan oleh guru sesuai bersosialisasi dan menyampaikan pembelajaran
dengan tingkat perkembangan siswa. Sedangkan yang baik sehingga dapat diterima oleh seluruh
kewirausahaan pada jenjang pendidikan peserta didik. Sedangkan kompetensi profesional
menengah dapat diajarkan menjadi mata pelajaran berkaitan dengan kemampuan guru dalam
kewirausahaan yang di ajarkan oleh guru yang memahami dan menyampaikan materi pelajaran
berkompetensi di bidang kewirausahaan. yang sedang diampu.
Pendidikan erat kaitannya dengan proses kompetensi guru melalui proses belajar
belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru mengajar dan berbagai faktor yang mendukung
dalam sebuah institusi sekolah. Guru pembelajaran akan menghasilkan peahaman
kewirausahaan berperan membentuk sikap
terhadap materi pemebelajaran, dan secara
kewirausahaan peserta didik melalui proses
tersebut. Proses belajar mengajar merupakan cara berkesinambungan, learning experiences dan
guru dalam mentransfer ilmu kepada peserta student learning outcomes ini akan membentuk
didik dengan menekankan pada proses learning individual student characteristic yang tercermin
by doing. Walaupun proses belajar tersebut dalam student attitude.
101
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Fiet, James. O. 2000. The Pedagogical Side Of
Entrepreneurship Theory. Journal of
Alnoor, Abdulghani. M. & Hongyu, Ma. 2011. Business Venturing. 16: 101 –117
Instrument of Primary School Teacher
Competency. Journal of Social Sciences 7 Goddard, R. D., Hoy, W. K., Woolfolk Hoy, A.
(4): 586-589 (2004). Collective Efficacy Beliefs:
Theoretical Developments, Empirical
Buchari Alma. 2011. Kewirausahaan untuk Evidence, and Future Directions.
Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta. Educational Researcher. 33: 3-13
Calvin, J. B dan Chumba, E. N. 2011. Teacher’s Hannon, P. D. 2006 . Teaching pigeons to dance:
Pedagogic Competence And Pupils’ sense and meaning in entrepreneurship
Academic Performance In English In Education. Education + Training. 48 (5):
Francophone Schools. International 296-308.
Research Journals Educational Research 2
(4): 1094-1105. Henson, K. T., dan Ben, F. E. 1999. Educational
Psychology for Effective Teaching.
Cheng , Yin C. and Tsui , Kwok T. (1996). Belmont, CA: Wadsworth Publishing
Total teacher effectiveness: new Company
conception and improvement. International
Journal of Educational Management 10(6): Hisrich, R. D., Peters, M. P, Sheperd, A. D. 2008.
7-17. Entrepreneurship. Jakarta: Salemba Empat.
Ememe, O. N., Ezeh, S. C., Ekemezia, C. A. Hosseini, S. J. F,. Ahmadi, Heidar. 2011.
2013. The Role of Head Teacher in the Affective Factors Contributing to
Development of Entrepreneurship Entrepreneurial Attitudes of University
Education in Primari School. Journal of Students in Iran. Annals of Biological
Social Sciences and Humanities. 2 (01): Research. 2 (2): 366-371.
242 – 249
Ikävalko, M., Ruskovaara, E., Leino, J.S. 2014.
Fiet, James. O. 2000. The Theoritical Side of Rediscovering Teacher’s Role In
Teaching Entrepreneurship. Journal of Entrepreneurship Education. Academy of
Business Venturing. 16: 1 –24 Management Review. 25 (1): 217-226.
Jennings, P. A dan Greenberg, M. T. 1996. The
Prosocial Classroom: Teacher Social and of Educational Research Spring. 79 (1):
Emotional Competence in Relation to 491-525.
Student and Classroom Outcomes. Review
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Edisi 1. Jakarta: teacher?. Education + Training. 52 (2):
Raja Grafindo Persada. 117-127
Leino, J.S., Ruskovaara, E., Ikavalko, M., Mclnerney, D.M., dan Valentina Mclnerney.
Mattila, J., Rytkola, T. 2010. Promoting 2006. Educational Psychology
entrepreneurship education: the role of the (Constructing Learning). New South
Walles: Pearson Educatian Australia.
102
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Motivation, Attitude, Learning Styles, and
Murphy, P. J., Liao, J., Welsch, H. P. 2006. A Achivement. Journal of Agricultural
Conceptual History of Entrepreneurial Education. 42 (04): 12-20
Thought. Journal of Management History.
12 (01): 12-35. Tamizharasi, G., Panchanatham, N. 2010.
Entrepreneurial Attitudes among
Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Entrepreneurs in Small and Medium
Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Enterprises. International Journal of
Innovation, Management and Technology.
O’Connor, A., Stam, A., Acs, Z. J., Audretsch, D. 1(4): 354-356.
B. 2015. Entrepreneurial Ecosystems.
Proceeding on Special Issue of Small Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Business Economics: An Entrepreneurship Guru dan Dosen
Journal30 September 2015.
UNESCO (2008). Inter-Regional Seminar on
Pihie, Z. A. L., Bagheri, A. 2011. Are Teachers Promoting Entrepreneurship Education in
Qualified to Teach Entrepreneurship? Secondary School. Bangkok: UNESCO.
Analysis of Entrepreneurial Attitude and
Self Eficacy. Journal of Aplied Sciences. 11 Westera, Wim. 2001. Competences in Education:
(18): 3308-3314 A Confusion of Tongues. Journal of
Curriculum Studies. 33 (1): 75-88.
Ruskovaara, E., Pihkala, T. 2013. Teachers
Implementing Entrepreneurship Education:
Classroom Practices. Education + Training. Zuzovsky, Ruth. 2003. Teacher’s Qualifications
55 (02): 204 -216 and Their Impact on Student Achievement.
IERI Monograph Series: Issues and
Shih, C. C., Gamon, J. 2001. Web-Based Methodology in Large-scales assessment. 2
Learning: Relationships Among Student (02): 37-62.
103
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Dampak Strategi Pembelajaran pada Spiritualitas Kewirausahaan
Studi Kasus pada Mahasiswa Manajemen di Universitas Kristen Maranatha
109
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Data yang telah diuji validitas dan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah, dan
reliabilitasnya kemudian diolah dengan uji Bisnis Keluarga; dan terakhir pada semester
beda rata-rata t dengan sampel bebas akhir mahasiswa mengambil mata kuliah
(independent sample t-test compare means), Seminar Kewirausahaan.
sesuai dengan tujuan dari peneitian untuk Metoda pembelajaran untuk mata kuliah
mengetahui adanya perbedaan yang signifikan dalam koordinasi KBK Kewirausahaan yaitu
antara kelompok mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan Inovasi,
konsentrasi Kewirausahaan dengan mahasiswa Perencanaan Bisnis dan mata kuliah-mata
yang tidak/belum mengambil konsentrasi kuliah konsentrasi Kewirausahaan diarahkan
Kewirausahaan. untuk mencapai tujuan pembelajaran
Kewirausahaan di Jurusan Manajemen yaitu
HASIL & PEMBAHASAN fokus pada pembangunan cara berpikir,
karakter kewirausahaan, dan memberikan
Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi pengetahuan dan keterampilan dalam berbisnis
Universitas Kristen Maranatha dalam visinya dalam skala kecil dan menengah. Sehingga
ingin mengembangkan kompetensi dan dalam metoda pembelajaran dilakukan dengan
karakteristik kewirausahaan pada peserta metoda yang bervariasi. Konten pembelajaran
didiknya. Untuk mencapai visi tersebut memiliki tidak kurang dari lima puluh persen
dibentuk Kelompok Bidang Keahlian (KBK) berupa tugas dalam bentuk proyek aplikatif
Kewirausahaan yang terdiri dari para dosen dalam kelompok yang tujuannya memberikan
yang mengembangkan kurikulum, silabus dan pengalaman pada penerapan pengetahuan
metoda pengajaran untuk konsentrasi kewirausahaan yang diajarkan dalam kelas.
Kewirausahaan. KBK Kewirausahaan Aspek ini diharapkan dapat memberikan
menetapkan fokus dari tujuan pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan cara berpikir
pada pembangunan cara berpikir dan karakter yang lebih efektif dibandingkan hanya dengan
kewirausahaan, selain menambahkan pembelajaran secara tradisional dalam tatap
keterampilan dalam berbisnis terutama dalam muka. Misalkan dalam mata kuliah
bisnis skala kecil menengah. Kewirausahaan dan Inovasi, tugas proyek
Kurikulum Jurusan Manajemen secara kelompok adalah menghasilkan sebuah inovasi
umum memasukkan beberapa mata kuliah yang produk yang harus dijual dalam waktu 1 bulan
terkait dengan konsentrasi Kewirausahaan yaitu yang kemudian akan dipresentasikan.
Kewirausahaan dan Inovasi dan Perencanaan Kemudian unutk mata kuliah Tantangan Utama
Bisnis pada semester empat dan lima. Dalam Kewirausahaan dibuat tugas kelompok untuk
kurikulum juga diajarkan berbagai softskill menjual barang-barang yang umum seperti
seperti mata kuliah Kepemimpinan, Negosiasi, beras, kosmetik, sikat gigi, tiket seminar, buku
dan Keterampilan Komunikasi dan Teknik dan lain sebagainya dalam waktu tertentu
Presentasi dan mata kuliah fungsional dengan mencari cara yang inovatif untuk
manajemen seperti Manajemen Pemasaran, menjual produk-produk tersebut dan
Keuangan, Operasional, dan Sumber Daya menginterview seorang wirausaha yang
Insani untuk semua mahasiswa. Khsus untuk berhasil kemudian diakhiri dengan out-bond
mahasiswa yang mengambil konsentrasi untuk menantang karakter pribadi dan karakter
Kewirausahaan (konsentrasi dapat diambil pada kelompok. Contoh lain untuk mata kuliah
semester lima) terdapat mata kuliah wajib Manajemen Usaha Kecil dan Menengah, tugas
yaitu Pengembangan Bisnis, Tantangan Utama kelompok diarahkan untuk mencari usaha kecil
Kewirausahaan, dan Bisnis Terpadu, dan melakukan pemecahan masalah yang
110
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dihadapi oleh usaha kecil yang menjadi obyek Kewirausahaan. Tujuan dari pembelajaran
mereka. Selain tugas kelompok dalam bentuk diharapkan mahasiswa memiliki pengalaman
proyek aplikatif, mahasiswa juga diberikan (experience) yang dirasa lebih memiliki
berbagai pengetahuan dalam bentuk tatap muka penyerapan dan tersimpan lebih lama dalam
secara tradisionil, diskusi kasus, memanggil ingatan para mahasiswa.
dosen tamu, mendiskusikan film, games dan Hasil pengolahan data pada dua kelompok
lain sebagainya. Strategi pembelajaran yang mahasiswa yaitu mahasiwa tingkat akhir
diterapkan oleh KBK Kewirausahaan untuk dengan konsentrasi kewirausahaan dan
konsentrasi Kewirausahaan memang dibedakan mahasiswa pada semester lima (non
dengan pembelajaran yang diterima oleh konsentrasi kewirausahaan) diperoleh nilai
mahasiswa untuk konsentrasi non- mean dan standar deviasi sebagai berikut:
Dari tabel 2 terlihat bahwa pada kemampuan belajar. Hal ini memperlihatkan
mahasiswa yang mengambil konsentrasi bahwa strategi pembelajaran kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki nilai mean yang lebih yang diterapkan memberikan dampak yang
besar secara umum pada setiap variabel lebih besar pada kelompok mahasiswa yang
dibandingkan dengan mahasiswa yang mengambil konsentrasi kewirausahaan pada
tidak/belum mengambil konsentrasi semester akhir dibandingkan dengan kelompok
Kewirausahaan terkecuali pada pertanyaan rasa non-konsenterasi Kewirausahaan yang berada
suka pada teknologi yang baru dalam variabel pada semester lima.
112
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengujian beda rata-rata pada dua sisi (two
perbedaan dampak yang dihasilkan pada dua tail), tabel 3 menunjukkan hasil pengujian dari
kelompok mahasiswa tersebut dilakukan dua kelompok tersebut:
Dari hasil pengujian terlihat bahwa menentukan tinggi rendahnya spiritualitas dari
perbedaan dari dua kelompok mahasiswa masing-masing individu; (3) masih belum
tersebut secara umum tidak memperlihatkan efektifnya strategi pembelajaran yang
perbedaan pada variabel spiritualitas dilakukan selama ini.
kewirausahaan, hanya pada kemampuan Namun terdapat satu hasil yang menarik
penanganan stress memiliki perbedaan yang yaitu bahwa kemampuan dalam penanganan
signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. stress para mahasiswa menunjukkan perbedaan
Sedangkan pada variabel pendidikan, hasil yang signifikan.Hal ini memberikan
secara umum menunjukkan adanya perbedaan kemungkinan bahwa komposisi tugas yang
dari mahasiswa dari konsentrasi cukup tinggi dalam waktu pembelajaran
Kewirausahaan dibandingkan dengan non- menghasilkan cara berpikir ataupun manajemen
konsentrasi Kewirausahaan, hanya pada item stress yang cukup baik ataupun memberikan
pertanyaan pengetahuan pengembangan ide satu kebiasaan menghadapi tekanan.
bisnis, menulis perencanaan bisnis, dan Dalam sisi pengetahuan dan insight
kepemimpinan yang tidak memiliki perbedaan menunjukkan perbedaaan yang signifikan,
yang signifikan. namun hal ini dapat dikatakan wajar karena
Tidak adanya perbedaan yang signifikan perbedaan mata kuliah yang diajarkan pada
dalam variabel spiritualitas kewirausahaan mahasiswa non-konsentrasi Kewirausahaan
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran memiliki perbedaan. Namun, di sini
yang dilakukan belum memberikan pengaruh memperlihatkan bahwa strategi pembelajaran
yang cukup untuk membuat mahasiwa dengan komposisi lima puluh persen bobot
konsentrasi Kewirausahaan memiliki waktu perkuliahan dalam tugas yang harus
karakteristik kewirausahaan yang lebih superior dipraktikkan memberikan tingkat penyerapan
dibandingkan dengan mahasiswa lainnya. Hal pengetahuan yang cukup efektif yang terlihat
ini terjadi karena berbagai kemungkinan, antara dari nilai mean yang cenderung tinggi dan
lain: (1) lingkungan mahasiswa di Jurusan standar deviasi yang rendah yang menunjukkan
Manajemen secara umum berasal dari keluarga tingkat kepercayaan mahasiswa yang cukup
yang berwirausaha sehingga spriritualiats tinggi dengan pengetahuan yang diperolehnya.
kewirausahaan sudah ada karena didikan dari Diharapkan efek dari pemberian porsi
keluarga; (2) faktor internal mahasiswa pengalaman (experience) dalam pembelajaran
114
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
memberikan pengetahuan yang lebih baik Evaluasi pada strategi pembelajaran
penyerapannya dan memberikan wawasan Kewirausahaan sebaiknya dilakukan dengan
mengenai kewirausahaan pada mahasiswa. melihat kembali sasaran yang ingin dicapai
Walaupun untuk menguji pengetahuan tersebut dalam pembelajaran. Kendala kurikulum yang
harus dibuktikan dengan pengujian materi- ada pada program studi Manajemen yaitu
materi yang diperoleh dengan melihat nilai hanya terdapatnya kurang lebih tujuh mata
hasil ujian yang diperoleh seperti yang kuliah yang terkait dengan pembelajaran
diungkapkan oleh Mwasalwiba (2010). Kewirausahaan harus dipikirkan. Selain pilihan
mata kuliah yang tepat, dibutuhkan juga
metoda pembelajaran yang lebih aktif dan
SIMPULAN penyusunan materi kuliah yang tepat yang
mendorong pada tingginya spiritualitas
Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan kewirausahaan pada mahasiswa, sehingga
dari strategi pembelajaran yang diterapkan muncul model pembelajaran yang paling tepat.
empat tahun terakhir secara umum masih Keterbatasan penelitian adalah terdapat
belum menunjukkan hasil yang signifikan pada perbedaan semester antara dua kelompok
tingginya spiritualitas kewirausahaan dari mahasiswa yang menjadi sampel. Walaupun
konsentrasi Kewirausahaan dibandingkan metoda pembelajaran yang diterapkan memiliki
dengan mahasiswa yang belum/tidak perbedaan dengan metoda pembelajaran pada
mengambil konsentrasi tersebut, hanya pada semester awal, kedewasaan dari mahasiswa
kemampuan penanganan terhadap stress terjadi dapat mempengaruhi hasil dari penelitian.
perbedaan yang signifikan, walaupun Sehingga, penelitian pada mahasiswa dengan
pengetahuan dan insight/wawasan yang semester yang sama yaitu pada tingkat akhir
diberikan secara signifikan menunjukkan dari beberapa konsentrasi akan mencerminkan
perbedaan di antara kedua kelompok tingkat keberhasilan dari metoda pembelajaran
mahasiswa tersebut. Beberapa hal yang yang dilakukan selama ini. Hal lain yang dapat
mungkin menjadi penyebab adalah faktor dilakukan juga dengan melakukan riset pada
lingkungan keluarga dari mahasiswa secara alumni apakah pembelajaran yang dilakukan
umum yang berlatar belakang wirausaha, faktor telah cukup dapat diterapkan dalam pekerjaan
internal mahasiswa, atau pun memang belum ataupun bisnis yang dikelola oleh para alumni.
efektifnya strategi pembelajaran yang
dilakukan.
DAFTAR RUJUKAN failures. Journal of Business Venturing. 9:
179 – 187.
Douglas, E.J. & Shepherd, D.A. 1999.
Entrepreneurship as a utility maximizing Henry, C, Hill, F & Leitch, C. 2005.
response, Journal of Business Venturing. Entrepreneurship education and training -
15: 231 -251. can entrepreneurship be taught?
Education and Training. 47 (2):98-111.
ECENT. 2005. Leonardo da Vinci pilot Project:
Your future your profit- user guide, Graz. Hills, G. 1998. Variations in university
entrepreneurship education: an empirical
Gartner, W.B. and Vesper, K.H. 1994. study of an
Executive fórum: Experiments in evolving field. Journal of Business
entrepreneurship education: success and Venturing .3:109-22.
116
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
OH; South-Western Publishers.
Karali, S. 2013. The impact of entrepreneurship
education programs on entrepreneurial McClelland, D.C. 1961. The Achieving Society.
intentions: An application of the theory of Princeton, NJ: D. Van Nostrand
planned behaviour.Thesis. Erasmus School Company,Inc.
of Economics. Rotterdam.
Mwasalwiba, E.S. 2010. Entrepreneurship
Kuratko, D. F. 2005. The emergence of education: A reivew of its objectives,
entrepreneurship education: teaching methods, and impact indicators.
Development, trends, and challenges. Education+Training. 52 (1): 20 – 47.
Entrepreneurship Theory and Practice.
29: 577–598. Solomon, G. 2007. An examination of
entrepreneurship education in the United
Kuratko, D.F. & Hodgetts, R.M. 2004. States. Journal of Small Business and
Entrepreneurship: Theory, Process, Enterprise Development. 14 (2): 168 - 182
Practice Mason,
117
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Kewirausahaan Dengan
Pendekatan Experiential Learning Di Perguruan Tinggi
Dumiyati
Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP Unirow Tuban
Email : dumiyatis@yahoo.co.id
Dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat akan dialami lulusan Perguruan Tinggi setelah
ekonomi Asean) maka persaingan mencari menyelesaikan studinya antara lain menjadi:
kerja semakin kompetitif, harus mampu pegawai, pengangguran intelektual, atau
bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri. berwirausaha.
Sementara itu jumlah lulusan perguruan tinggi Berdasarkan alternatif pilihan diatas,
terus bertambah, sedangkan lapangan pekerjaan alternatif ketiga yaitu berwirausaha merupakan
yang ditawarkan terbatas. Dalam menghadapi pilihan yang memungkinkan dan terbuka bagi
tantangan tersebut pendidikan wirausaha secara lulusan Perguruan Tinggi khususnya. Profesi
formal maupun non formal memiliki peranan wirausaha memiliki peluang yang tidak terbatas
yang signifikan. Pendidikan wirausaha siapapun, kapanpun, dan berapapun manusia
mempersiapkan sumberdaya manusia untuk yang membutuhkan pekerjaan dapat memilih
mandiri, melatih keberanian bersaing, dan profesi wirausaha.
mempersiapkan keunggulan-keunggulan diri Hal ini disebabkan menjadi pegawai
dan produk. Semangat entrepreneurship ini pemerintah atau perusahaan swasta semakin
sudah menjadi tuntutan zaman. Pekerjaan sulit dan kecil peluangnya karena lapangan
wirausaha dapat dijadikan alternatif pilihan kerja tidak sebanding dengan jumlah pencari
profesi saat ini. Hal ini sejalan dengan kerja. Berdasarkan data BPS (2011), jumlah
penelitian Indarti dan Rostiani (2008), secara penduduk Indonesia mencapai 175 juta jiwa.
realitas ada tiga pilihan yang kemungkinan Dari jumlah tersebut yang bekerja pada
118
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Februari 2011 mencapai 111,3 juta orang, wirausaha, kurangnya sarana dan prasarana
bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding untuk melatih keterampilan wirausaha seperti
keadaan pada Agustus 2010 sebesar 108,2 juta inkubator bisnis. Di sisi lain minat
orang atau bertambah 3,9 juta orang dibanding berwirausana lulusan masih rendah. Oleh
dengan keadaan pada bulan Februari 2010 karena pihak perguruan tinggi perlu
sebesar 107,4 jura orang. Hingga Februari 2011 menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan
jumlah pengangguran di Indonesia mencapai yang kongkrit berdasarkan masukan empiris
8,12 juta orang. Jumlah ini menurun 470 ribu untuk membekali mahasiswa dengan
orang dibandingkan Februari 2010 yang pengetahuan yang bermakna agar dapat
sebanyak 8,59 juta orang. Berdasarkan data mendorong semangat mahasiswa untuk
tersebut jelas bahwa jumlah pengangguran di berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu,
negeri ini masih sangat besar. Dampak yang 2008). Diperlukan model pembelajaran yang
terjadi akibat tingginya jumlah pengangguran menekankan pada aktivitas dan pengalaman
salah satunya adalah tingginya angka belajar mahasiswa secara kontekstual,
kriminalitas. Solusi yang paling tepat untuk menekankan pada keaktifan mahasiswa
keluar dari masalah tersebut adalah dengan (student center) dengan mengurangi dominasi
berwirausaha. Oleh karena itu, pilihan untuk peran dosen.
berwirausaha merupakan pilihan yang tepat dan Permasalahannya adalah bagaimana
logis. Pilihan profesi berwirausaha juga sesuai mendesain model pembelajaran bersifat student
dengan program pemerintah dalam percepatan centered, proses pembelajaran yang lebih
penciptaan pengusaha kecil dan menengah menekankan pada kemampuan penalaran,
yang kuat dan bertumpu pada ilmu memberikan mengalaman langsung pada
pengetahuan dan teknologi sedang digalakkan mahasiswa yang bersifat experiential learning.
(Indarti dan Rostiani, 2008). Experiential Learning adalah suatu model
Perguruan tinggi memegang peranan pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa
penting dalam mencetak lulusan yang memiliki dalam proses belajar mengajar untuk
kemampuan bersaing dan memiliki jiwa membangun pengetahuan dan ketrampilan
wirausaha. Hal ini ditegaskan oleh Zimmerer berwirausaha melalui pengalamannya secara
(2009:12), bahwa faktor pendorong langsung. Dalam model ini menggunakan
pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara pengalaman katalisator untuk menolong
terletak pada peranan universitas melalui mahasiswa mengembangkan kapasitas dan
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. kemampuannya dalam proses pembelajaran.
Pihak universitas bertanggung jawab dalam Tujuan utama penelitian adalah
mendidik dan memberikan kemampuan mengembangkan model pembelajaran
wirausaha kepada para lulusannya dan kewirausahaan dengan pendekatan experiential
memberikan motivasi untuk berani memilih learning untuk meningkatkan pemahaman
berwirausaha sebagai karir mereka. materi dan keterampilan bewirausaha, yang
Pada kenyataannya masih banyak kritik berkualitas (valid, praktis, dan efektif) yang
yang diberikan pada perkuliahan diselesaikan selama dua tahun.
kewirausahaan di perguruan tinggi, antara lain:
penyajian materi yang cenderung teoritis dan
menekankan pada aspek kognitif, belum
kontekstual, kurangnya kegiatan praktek
119
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
METODE pembelajaran kewirausahaan, (2) silabus,
rencana pembelajaran (RP) sebagai
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pedoman dalam mengajarkan materi dan
rancangan pengembangan menurut Plomp pelatihan praktek wirausaha, dan (3)
(1997). Kegiatan penelitian yang akan lembar kerja mahasiswa (LKM) untuk
dilakukan adalah metode penelitian dan memantapkan pemahaman mahasiswa
pengembangan (Research and development) terhadap bahan ajar dan sekaligus melatih
atau R&D. Langkah-langkah umum metode aplikasinya dalam praktek wirausaha, dan
R&D disajikan pada gambar 1 (4) lembar penilaian.
c)TahapRealisasi/Konstruksi
Pada tahap ini disusun Prototipe I1
perangkat pembelajaran yang meliputi: (a)
Silabus, (b) rencana pembelajaran (RPP),
(c) bahan ajar dan (d) instrument/ Lembar
Penilaian. Prototipe I1 meliputi,
perangkat pembelajaran untuk Prodi Pend.
Ekonomi. Prototipe I ini selanjutnya diuji,
dievaluasi, dan direvisi pada tahap
Gambar 1. Langkah-langkah umum
pengembangan selanjutnya.
metode R&D
Pada tahap ini dilakukan uji pakar
Pada tahun pertama dilakukan
terhadap draf perangkat pembelajaran
pengembangan perangkat pembelajaran
kewirausahaan dengan pendekatan experiential
pendukung model pembelajaran dengan
learning. Analisis hasil uji pakar dan revisi draf
pendekatan experiential learning mengacu
terus dilakukan sampat menghasilkan
pada tahap-tahap pengembangan “model
perangkat pembelajaran dengan pendekatan
Plomp”sebagai berikut:
experiential learning yang baik/valid dan dapat
a)Tahap Pengkajian Awal
diimplementasikan. Uji kevalidan dilakukan
Pada tahap ini dilakukan kajian
dengan menentukan kategori validitas setiap
tentang: (1) format perangkat pembelajaran
kriteria atau aspek atau keseluruhan aspek
yang akan dikembangkan, yakni: Rencana
Pembelajaran (RP), Lembar Kegiatan dengan mencocokan rerata kriteria ( K i ) atau
Mahasiswa (LKM), BukuMahasiswa/Dosen, rerata aspek ( A i ) atau rerata total ( X ) dengan
menggunakan kategori sebagai berikut:
3,5 M ≤ 4
dan Lembar Penilaian, (2) sintaks model
sangat valid
2,5 M < 3,5
pembelajaran dengan pendekatan experiential
valid
1,5 M< 2,5
learning sebagai acuan mengembangkan
RP, LKM, Buku Mahasiswa/Dosen, dan cukup valid
Lembar Penilaian, (3) teori-teori M 0,5 tidak valid
pembelajaran kewirausahaan dengan Keterangan:
pendekatan experiential learning. M = X untuk mencari validitas keseluruhan
b)Tahap Perancangan aspek.
Perincian kegiatan pokok pada Pengembangan perangkat Model
tahap ini merancang: (1) buku mahasiswa pembelajaran kewirausahaan dengan
dan buku Dosen tentang pelaksanaan pendekatan experiential learning memiliki
120
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
derajat validitas yang memadai jika (i) nilai X langsung. Alasan inilah yang memperkuat
untuk keseluruhan aspek minimal berada dalam pentingnya model experiential learning dalam
kategori “cukup valid”, dan (ii) nilai A i untuk perkuliahan kewirausahaan. Hal ini diperkuat
setiap aspek minimal berada dalam kategori dengan hasil penelitian Riyanti (2007)
“valid”. Jika nilainya kurang, maka perlu menunjukan bahwa pemberian praktek
dilakukan revisi berdasarkan saran para langsung yang disesuaikan dengan bidang
validator atau dengan melihat kembali aspek- keahlian mahasiswa memudahkan mahasiswa
aspek yang nilainya kurang. Selanjutnya melakukan transferof knowledge, oleh
dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali karenanya praktek langsung perlu diberikan
sampai memenuhi nilai M minimal berada di porsi yang lebih banyak dalam proses
dalam kategori valid. pendidikan kewirausahaan. Transfer of
3. Pengembangan Instrumen knowledge, menurut Kellet (2006) adalah
Instrumen-instrumen yang pengembangan latihan-latihan intuitif yang
dikembangkan adalah sebagai berikut: a) dapat berlangsung dalam situasi yang
Lembar Penilaian Silabus b) Lembar ditetapkan, yang dapat memberikan
Penilaian RPP, c) Lembar penilaian bahan ketrampilan-ketrampilan dan dapat digunakan
ajar, d) Lembar Pengamatan keterlaksanaan berkreasi dalam usahanya sendiri.
model, e) Angket Respons Mahasiswa Berdasarkan pendapat-pendapat di atas,
tentang Penerapan Model, LKM Buku ajar, f) menunjukkan bahwa penekanan-penekanan
Tes Penguasaan Bahan Ajar, dan g) pada pentingnya fasilitasi dalam proses
Instrumen penilaian praktek keterampilan pendidikan kewirausahaan yang melibatkan
wirausaha. kegiatan praktek langsung yang realistis,
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa direkomendasikan oleh beberapa peneliti. Di
program studi Pendidikan Ekonomi angkatan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban mata
2011 yang menempuh mata Kuliah kuliah kewirausahaan telah menjadi mata
Kewirausahaan. Teknik pengumpulan data kuliah wajib pada seluruh program studi.
dilakukan dengan menggunakan angket, Dalam penelitian ini penerapan model
observasi, dan dokumentasi. Data di analisis pembelajaran kewirausahaan dengan
secara diskriptif dengan menggunakan analisis pendekatan experiential learning dilakukan
distribusi frekuensi, rerata, dan presentase. pada mahasiswa program Studi pendidikan
Ekonomi angkatan 2011 yang menempuh mata
HASIL & PEMBAHASAN kuliah Kewirausahaan. Mata kuliah ini
disajikan pada semester 8, dimana sebelumnya
Materi kuliah kewirausahaan menekankan pada mahasiswa telah menempuh beberapa mata
Knowledge (pengetahuan), Skills (ketrampilan), kuliah pendukung keterampilan berwirausaha
dan Attitude (sikap). Peningkatan minat dan antara lain manajemen sumberdaya manusia,
keterampilan berwirausaha dapat tercapai manajemen pemasaran, manajemen keuangan,
apabila ke tiga aspek tersebut dapat dikuasi manajemen produksi, manajemen
oleh mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi. pembelanjaan dan pengantar bisnis.
Menurut Albornoz (2008) keterampilan Pada tahun pertama penelitian Ada tiga
wirausaha dapat diajarkan pelalui proses komponen yang dikembangkan, yakni: (a)
pendidikan melalui teori-teori dan pengalaman Model pembelajaran kewirausahaan dengan
pendekatan experiential learning, (b)
121
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
perangkat pembelajaran untuk mendukung pertama penelitian telah berhasil dikembangkan
model pembelajaran dan (c) instrumen hingga tahap uji coba pakar.
yang akan dipergunakan untuk menilai Untuk mengetahui kevalidan perangkat
kualitas model pembelajaran. pembelajaran, kemudian perangkat
Konsep pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dirancang
model pembelajaran kewirausahaan dengan divalidasikan kepada 2 orang dosen/pakar
pendekatan experiential learning pembelajaran, yaitu Dr. Yudi Supiyanto, M.Pd,
diimplementasikan kedalam seperangkat model dan Drs. Suwarno, M.Pd. Hasil validasi
yakni terdiri dari silabus, RPP, materi yang kemudian dianalisis, dan selanjutnya direvisi
berbentuk buku ajar, dan instrument penilaian sesuai masukan dari validator sebagai berikut:
model. Beberapa perangkat tersebut pada tahun Hasil validasi instrumen disajikan dalam tabel
1.
Silabus
Silabus yang dikembangkan dalam learning. Hasil penilaian silabus nampak pada
penelitian ini adalah mata kuliah Tabel 2.
kewirausahaan dengan pendekatan experiential
Dari hasil penilaian pakar tentang revisi, maka silabus ini dapat digunakan
silabus pada tabel di atas, secara umum dapat sebagai dasar untuk menyusun RPP.
dikatakan termasuk dalam kategori baik dengan RPP
sedikit revisi. Revisi terletak pada aspek Hasil Analisis Uji Pakar RPP yang
perumusan indikator keberhasilan dan penilaian dikembangkan dalam penelitian ini adalah RPP
hasil belajar. Revisi perumusan indikator matakuliah kewirausahaan dengan pendekatan
keberhasilan belajar lebih diperluas bukan experiential learning yang diarahkan
hanya mengedepankan aspek diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan,
pengetahuan/kognitif saja tetapi juga kreativitas dan keterampilan berwirausaha
pengembangan pada ranah afektif dan mahasiswa melalui pengalaman-pengalaman
psikomotor yang mengarah pada peningkatan yang dialami dalam perkuliahan.
minat dan keterampilan berwirausaha. Revisi RPP ini divalidasi oleh dua orang
terkait dengan penilaian bahan ajar, yakni validator. Hasil penilaian RPP nampak pada
dengan menambahkan rubrik penilaian tentang Tabel 3 sebagai berikut.
nilai sikap. Setelah divalidasi dan dilakukan
124
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 Sedangkan penilaian dari mahasiswa
menunjukan tidak ada perbedaan signifikan pada aspek penyajian materi dan aspek
antara penilaian pakar dan mahasiswa. tampilan memperoleh skor paling tinggi yaitu
Penilaian setiap aspek bahan ajar meliputi sebesar 85% dari skor ideal termasuk kategori
aspek isi/materi, aspek Sangat Baik. Sedangkan aspek materi dan
penyajian/pengorganisasian materi, aspek aspek penggunaan bahasa sebesar 75%
tampilan dan aspek penggunaan bahasa layak tergolong baik.
digunakan karena lebih dari kategori Baik. Setelah Silabus dan RPP dinilai pakar
Untuk analisis lebih lanjut maka dapat dan bahan ajar dan instrumen dinyatakan dapat
dilakukan perbandingan rerata skor penilaian digunakan, selanjutnya perangkat tersebut
antara ke empat aspek tersebut. Berdasarkan digunakan untuk mengumpulkan data tentang
tabel di atas, menunjukan bahwa penilaian dari keterlaksanaan model perkuliahan
pakar pada aspek materi/isi memperoleh skor kewirausahaan dengan pendekatan experiential
paling tinggi sebesar 88% sangat baik/sangat learning oleh dua orang observer. Observer
valid, ketiga aspek lainnya dalam kategori adalah dosen mata kuliah kewirausahaan. Data
baik. hasil uji coba pada tabel 6 berikut.
Uji coba terbatas telah dilakukan lembar penilaian RPP (3,1/valid), lembar
sebanyak tiga kali pertemuan di kelas A penilaian bahan ajar (3,3/valid), lembar
angkatan 2011, program studi Pendidikan penilaian kegiatan mahasiswa (3,3/valid),
Ekonomi. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat lembar penilaian keterlaksanaan model
bahwa nilai rata-rata keterlaksanaan model (3,0/valid), angket respon siswa (3,6/sangat
diperoleh skor 3,2, berarti termasuk dalam valid), tes penguasaan bahan ajar (3,7/valid),
kategori baik (dapat dilaksanakan). lembar penilaian kegiatan praktek wirausaha
Berdasarkan hasil analsis validasi (3,4/valid) Artinya perangkat pembelajaran
perangkat pembelajaran yang telah dirancang di yang telah dirancang memiliki validasi adalah
peroleh sebagai berikut: silabus (baik), RPP yang baik. Merujuk pada hasil analisis
(baik), bahan ajar kategori baik. Intrumen yang keterlaksanaan model serta analisis validasi
terdiri dari: lembar penilaian silabus (3,0/valid), perangkat pembelajaran dapat disimpulkan
125
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
bahwa pengembangan perangkat model lain silabus, RPP, dan Bahan ajar
pembelajaran kewirausahaan dengan kewirausahaan dengan pendekatan experiential
pendekatan experiential learning sudah learning. Berdasarkan uji pakar, seperangkat
memenuhi kevalidan model. model yang telah dikembangkan tersebut
termasuk dalam kategori baik dan dapat
SIMPULAN digunakan dengan sedikit revisi.
Seperangkat instrumen penilaian yang
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan dikembangkan meliputi instrumen lembar
bahwa pengembangan model pembelajaran penilaian: silabus, RPP, Bahan Ajar, kegiatan
kewirausahaan dengan pendekatan experiential mahasiswa, tes penguasaan bahan ajar, kegiatan
learning dilakukan dengan terlebih dahulu praktek wirausaha. Berdasarkan hasil penilaian
mengembangkan model secara konseptual, dan pakar, instrumen penilaian model sebagian
kemudian model tersebut digunakan sebagai besar berkategori Baik/valid sehingga dapat
kerangka acuan dalam mengembangkan disimpulkan bahwa perangkat instrument dapat
perangkat untuk mengimplementasikan model dimplementasikan pada uji coba berikutnya di
dan instrumen untuk menilai model. Perangkat tahun ke dua penelitian untuk menguji
model pembelajaran yang dikembangkan antara kepraktisan dan keefektifan model.
DAFTAR RUJUKAN
Kellet, S. 2006. A Picture of Creative
Albornoz, C. A. 2008. Toward A Set of Entrepreneurship: Visual Narrative in
Trainable Content on Entrepreneurship Creative Entreprise Education. (online)
Education: A Review of (http://www.ncge.com/files/biblio
Entrepreneurship Research From 1002.pdf), diakses tanggal 4 April 2013.
Educational Prespective. J. Technol.
Manag. Innov. 2008. Volume 3, Special Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and
Issue 1: 86-98. Training System Design. Enschede,
(online)(www.jotmi.org/index.php/GT/a The Netherlands:Univercity of
rticle/viewFile/rev5/131-),diakses Twente.
tanggal 6 April 2014.
Riyanti, BPD. (2007).Metode Experiential
BPS. 2011. Keadaan Ketenagakerjaan Learning Dengan pendekatan Pada
Februari 2011 dalam Berita Resmi Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif
Statistik, Badan Pusat Statistik No. & Berani Beresiko dalam
33/05/Th. XIV, 5 Mei 2011. pembelajaranan Kewirausahaan untuk
SMK (Online)
Indriati, N & Rostiani. 2008. Intensi (www.unesco.or.id/images/pub/89_listo
Kewirausahaan Mahasiswa, Studi funescointhenewsoneducation.doc),
Perbandingan antara Indonesia, diakses 16 maret 2012.
Jepang dan Norwegia dalam Jurnal
Ekonomika dan Bisnis Indonesia Wu, S. & Wu, L. 2008. The Impact of Higher
Volume 23 no 4 Oktober 2008. Education on Entrepreneurial Intentions
126
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
of University Students in China. Entrepreneurs. Jurnal Manajemen dan
Journal of Small Business and Kewirausahaan, 5(2): 97-111.
Enterprise Development, 15(4): 752–
774. Zimmerer, T.W., & Scarborough, N.M., 2008.
Essential of Entrepreneurship and
Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam Small Business Management, Edition 5.
Memo-tivasi Sarjana Menjadi Young New Jersey: Pearson Prentice Hall.
127
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Karakter
Abstrak : Pengaruh budaya konsumtif pada kebanyakan masyarakat Indonesia harus mendorong
tumbuh dan berkembangnya kegiatan wirausaha pada berbagai jenjang pendidikan. Hal ini tidak
menutup kemungkinan untuk meningkatkan model, strategi, metode dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran kewirausahaan. Wirausaha dalam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa kebanyakan
hanya berprinsip asal jual dan yang penting laku, dan sering dilakukan tanpa menggunakan etika dan
pelayanan yang baik. Oleh sebab itu perlu adanya pembenahan etika maupun pelayanan yang akan
dilakukan dan hal ini dimulai dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran karakter, yaitu mulai dari proses pembuatan, pengemasan, hingga
proses pelayanan terhadap produk yang terjual.
Kata Kunci : Pembelajaran, Karakter, Kewirausahaan, Pelayanan
Pengaruh budaya konsumtif pada kebanyakan Sehingga proses pembelajaran dalam mata
masyarakat Indonesia harus mendorong kuliah ataupun mata pelajaran kewirausahaan
tumbuh dan berkembangnya kegiatan akan memiliki keterpaduan dan kesatuan, dan
wirausaha pada berbagai jenjang pendidikan. nilai-nilai pokok kewirausahaan yang
Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk diharapkan dapat diinternaslisasi dalam diri
meningkatkan model, strategi, metode dalam peserta didik. Adapun nilai-nilai pokok yang
pembelajaran, khususnya pembelajaran dapat ditemukan ada 6 (enam) yaitu:
kewirausahaan. Permasalahan dalam mandiri, kreatif pengambil resiko,
pembelajaran kewirausahaan baik model, kepemimpinan, orientasi pada tindakan, dan
strategi, maupun metode yang akan digunakan kerja keras (Akhmad Sudrajat, 2011).
apakah dapat merubah sikap, pribadi yang akan Untuk mencapai 6 (enam) nilai pokok
mencerminkan ciri-ciri sebenarnya pada pribadi tersebut tentunya tidaklah mudah yang
wirausaha. tentunya diharapkan adanya langkah-langkah
Pembelajaran wirausaha harus proses pembelajaran yang tepat dan benar
mewujudkan semua kegiatan wirausaha dimana dalam semua kegiatan operasional
ciri-ciri wirausaha tersebut dicontohkan, kewirausahaan sehingga membutuhkan adanya
dengan demikian wirausaha baik secara teoritis pemahaman terhadap (1) ciri-ciri wirausaha, (2)
maupun praktik harus menjadi satu kesatuan. pembelajaran kewirausahaan, (3) penerapan
Untuk itu bagaimana pembelajaran karakter dalam kewirausahaan, (3) manfaat
kewirausahaan yang berbasis karakter dapat nilai karakter dalam kewirausahaan,
terlaksana, hal ini mungkin dapat dilakukan
oleh wirausaha tersebut sejak proses
pembuatan, pengemasan, hingga proses
pelayanan terhadap produk yang terjual.
128
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
HASIL & PEMBAHASAN bukan wirausaha. Adapun menurut Soeparman
Soemahamidjaja (dalam Ahmad
Arti Pentingnya Kewirausahaan Dan Ciri- Sudrajad,2011) bahwa kegiatan wirausaha
Ciri Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha karyawan swasta maupun pemerintahan.
selalu tidak puas dengan apa yang telah Demikian pula menurut Prawirokusumo (dalam
dicapainya. Wirausaha adalah orang yang Ahmad Sudrajad,2011) bahwa wirausaha
terampil memanfaatkan peluang dalam adalah mereka yang melakukan upaya-upaya
mengembangkan usahanya dengan tujuan kreatif dan inovatif dengan jalan
untuk meningkatkan kehidupannya. Menurut mengembangkan ide, dan meramu sumber daya
Norman M. Scarborough dan Thomas W. untuk menemukan peluang (opportunity) dan
Zimmerer (dalam Ahmad Sudrajad, 2011) perbaikan (preparation) hidup.
kewirausahaan adalah, “An entrepreneur is one Kewirausahaan (entrepreneurship)
who creates a new business in the face of risk muncul apabila seseorang individu berani
and uncertainty for the purpose of achieving mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
profit and growth by identifying opportunities barunya. Suryana (dalam Ahmad
and asembling the necessary resources to Sudrajad,2011) bahwa proses kewirausahaan
capitalze on those opportunities”. meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan
Wirausahawan adalah orang-orang yang yang berhubungan dengan perolehan peluang
memiliki kemampuan melihat dan menilai dan penciptaan organisasi usaha. Esensi dari
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan kewirausahaan adalah menciptakan nilai
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan tambah di pasar melalui proses
untuk mengambil tindakan yang tepat, pengkombinasian sumber daya dengan cara-
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
watak dan kemauan untuk mewujudkan Menurut Zimmerer (dalam Ahmad
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara Sudrajad,2011), nilai tambah tersebut dapat
kreatif dalam rangka meraih diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, 1. Pengembangan teknologi baru
seorang wirausaha adalah orang-orang yang (developing new technology),
memiliki karakter wirausaha dan 2. Penemuan pengetahuan baru
mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam (discovering new knowledge),
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah 3. Perbaikan produk (barang dan jasa)
orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan yang sudah ada (improving existing
inovatif yang tinggi dalam hidupnya. products or services),
Dari beberapa konsep di atas 4. Penemuan cara-cara yang berbeda
menunjukkan seolah-olah kewirausahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
identik dengan kemampuan para wirausaha yang lebih banyak dengan sumber daya
dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam yang lebih sedikit (finding different
kenyataannya, kewirausahaan tidak ways of providing more goods and
selalu identik dengan karakter wirausaha services with fewer resources).
semata, karena karakter wirausaha Walaupun di antara para ahli ada yang
kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
129
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pengusaha kecil, namun sebenarnya pendapatan dalam kegiatan usahanya.
karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang- Sedangkan Meredith (dalam Ahmad
orang yang berprofesi di luar wirausaha. Sudrajad,2011), memberikan ciri-ciri
Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang seseorang yang memiliki karakter wirausaha
yang menyukai perubahan, pembaharuan, sebagai orang yang (1) percaya diri, (2)
kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. berorientasi tugas dan hasil, (3) berani
Dengan demikian, ada enam hakikat mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan,
pentingnya kewirausahaan, yaitu: (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinalan.
1. Menurut Ahmad Sanusi (dalam Ahmad Jadi, untuk menjadi wirausaha yang
Sudrajad,2011), kewirausahaan adalah suatu berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang adalah memiliki jiwa dan watak
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan
tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis. tersebut dipengaruhi oleh keterampilan,
2. Menurut Soeharto Prawiro (dalam Ahmad kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu
Sudrajad,2011), Kewirausahaan adalah sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai pengalaman usaha. Dan seperti telah
sebuah usaha dan mengembangkan usaha. dikemukakan di atas, bahwa seseorang
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa
mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki
memberikan nilai lebih. kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
4. Menurut Drucker (dalam Ahmad baru dan berbeda (ability to create the new and
Sudrajad,2011), kewirausahaan adalah different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.
kemampuan untuk menciptakan sesuatu Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut
yang baru dan berbeda. secara riil tercermin dalam kemampuan dan
5. Menurut Zimmerer (dalam Ahmad kemauan untuk memulai usaha (start up),
Sudrajad,2011), kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang
proses penerapan kreatifitas dan keinovasian baru (creative), kemauan dan kemampuan
dalam memecahkan persoalan dan untuk mencari peluang (opportunity),
menemukan peluang untuk memperbaiki kemampuan dan keberanian untuk menanggung
kehidupan usaha risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui Pembelajaran kewirausahaan
cara-cara baru dan berbeda untuk Seperti penjelasan sebelumnya bahwa
memenangkan persaingan. jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
Berdasarkan keenam pendapat di atas, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan,
dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan atau kompetensi. Sedang kompetensi itu sendiri
adalah nilai-nilai yang membentuk karakter ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman,
dan perilaku seseorang yang selalu kreatif dan untuk memperoleh pengetahuan dapat
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan dilakukan dalam proses pembelajaran.
berusaha dalam rangka meningkatkan
130
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Adapun proses pembelajaran dalam baik dan bukan pula teori yang tidak bisa apa-
tahapan operasional secara formal, menurut apa, akan tetapi teori dan praktik harus selalu
Piaget (dalam Kemendiknas, 2010) memiliki dipadukan agar terjadi keseimbangan dan
ciri-ciri: mencapai titik temu yang ideal (Edy Zaqeus,
a. Kemampuan berpikir secara abstrak, 2009)
menalar secara logis, dan menarik Penerapan karakter dalam proses
kesimpulan dari informasi yang tersedia. pembelajaran dimulai dari pengetahuan tentang
b. Memahami hal-hal seperti bukti logis, dan nilai-nilai yang akan dikembangkan, dan
nilai. menurut Badan Pengembangan dan Pusat
c. Tidak melihat segala sesuatu hanya dalam Kurikulum dalam Bahan Pelatihan
bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi Pengembangan Pendidikan Budaya dan
abu-abu" di antaranya. Karakter Bangsa diidentifikasi dari sumber-
d. Penalaran moral, dan perkembangan sosial. sumber berikut ini (Kemendiknas, 2010: 7-10):
Dengan demikian sesuai dalam tahapan a. Agama: masyarakat Indonesia adalah
ini sebenarnya pembelajaran kewirausahaan masyarakat beragama. Oleh karena itu,
telah memiliki tahapan operasional secara kehidupan individu, masyarakat, dan
formal dan telah memiliki karakter. bangsa selalu didasari pada ajaran agama
dan kepercayaannya. Secara politis,
Penerapan karakter dalam proses kehidupan kenegaraan pun didasari pada
pembelajaran nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas
Menurut Wynne dalam Darmiyati dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
Zuchdi (2009), istilah karakter diambil dari pendidikan budaya dan karakter bangsa
bahasa Yunani yang berarti ‘to mark” harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
(menandai). Istilah ini lebih difokuskan pada yang berasal dari agama.
bagaimana upaya pengaplikasikan nilai b. Pancasila: negara kesatuan Republik
kebaikan dalam bentuk tindakan atau Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
tingkah laku. Berbagai langkah mulai kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
dilakukan untuk membangun nilai karakter, yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat
salah satunya dengan pengembangan karakter pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan
yang terintegrasi dengan mata kuliah ataupun lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat
mata pelajaran misalnya pada kewirausahaan. dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
Kewirausahaan (entrepreneurship) pada terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-
hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak nilai yang mengatur kehidupan politik,
seseorang yang memiliki kemauan dalam hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,
mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia dan seni. Pendidikan budaya dan karakter
nyata secara kreatif (Suryana, 2006). bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
Pembelajaran kewirausahaan bertujuan untuk didik menjadi warga negara yang lebih
membentuk manusia secara utuh (holistik), baik, yaitu warga negara yang memiliki
sebagai insan yang memiliki karakter, kemampuan, kemauan, dan menerapkan
pemahaman dan ketrampilan sebagai nilai- nilai Pancasila dalam kehidupannya
wirausaha. Sedangkan menurut pandangan Bob sebagai warga negara.
Sadino, praktik bukanlah sesuatu yang paling c. Budaya: sebagai suatu kebenaran
131
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
bahwa tidak ada manusia yang hidup warga negara Indonesia, dikembangkan
bermasyarakat yang tidak didasari oleh oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai
nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan
itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar nasional memuat berbagai nilai
dalam pemberian makna terhadap suatu kemanusiaan yang harus dimiliki warga
konsep dan arti dalam komunikasi negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan
antaranggota masyarakat itu. Posisi pendidikan nasional adalah sumber yang
budaya yang demikian penting dalam paling operasional dalam pengembangan
kehidupan masyarakat mengharuskan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
budaya menjadi sumber nilai dalam Berdasarkan keempat sumber nilai itu,
pendidikan budaya dan karakter bangsa. teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan
d. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini:
rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap
No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9 Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
Tahu mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
Kebangsaan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11 Cinta Tanah Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
132
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nilai Deskripsi
Air kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
Prestasi sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
komunikatif bekerja sama dengan orang lain.
14 Cinta Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
Damai senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
membaca memberikan kebajikan bagi dirinya.
16 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
Lingkungan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17 Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain
Sosial dan masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung Sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
jawab kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha esa.
Sumber: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010.
No Nilai Deskripsi
1 Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
Mandiri
menyelesaikan tugas
2 Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil berbeda
Kreatif
dari produk/jasa yang telah ada
3 Berani
Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang menantang berani
mengambil
dan mampu mengambil resiko kerja
resiko
133
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
4 Berorientasi Mengambil inisiatif untuk bertindak ,dan bukan menunggu ,sebelum sebuah
pada tindakan kejadian yang tidak dikehendaki terjadi
5 Kepemimpina Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan
n kritik,mudah bergaul,bekerjasama dan mengarahkan oranglain
6 Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
Kerja keras
tugas dan mengatasi berbagai hambatan
7 Perilaku yang didasarkan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
Jujur
selalu dapat dip[ercaya dalam perkataan dan tindakan.
8 Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
Disiplin
ketentuan dan peraturan
9 Kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan
Inovatif persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan
10 Tanggung Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu melaksanakan tugas
jawab dan kewajibannya
11 Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampiu menjalin
Kerjasama
hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan dan pekerjaan
12 Pantang
Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah untuk mencapai
menyerah
suatu tujuan dengan berbagai alternatif
(ulet)
13 Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat seseorang ,baik terhadap
Komitmen
dirinya maupun orang lain
14 Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
Realistis
rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatan
15 Rasa ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui secara
tahu mendalam dan luas dari apa yang dipelajari,dilihat,dan didengar
16 Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul,dan
Komunikatif
bekerjasama dengan orang lain
17 Motivasi kuat
Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
untuk sukses
Sumber: Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010
Jika disesajarkan antara nilai karakter dan nilai mengayomi semua karakter yang ada dalam
yang terjadi dalam kegiatan kewirausahaan kewirausahaan dan akan tumbuh dan
akan terlihat sebagai berikut dalam tabel berkembang dalam pribadi wirausaha.
berikunya. Sedangkan nilai karakter Religius
134
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 3 Nilai Karakter dan Kewirausahaan
136
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Bentuk Proses Yang dimunculkan
kegiatan kewirausahaan Karakter Tindakan Dokumen
Gemar membaca
Tanggung jawab
Pelayanan Religius
penjualan Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja keras
Kreatif
Pelayanan
Mandiri
prima yang
Demokratis diawali
Rasa ingin tahu dengan Produk sesuai
Pantang menyerah (ulet) senyum, dengan
sapa, dan proposal,
salam dan Instrumen
Berani mengambil resiko proses penilaian
Komitmen pembuatan
instrumen
Menghargai Prestasi penilaian
Bersahabat/ komunikatif
Inovatif
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung jawab
140
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Inovasi Pembelajaran Interaktif Kewirausahaan
Dengan Model Patriot di Universitas Nusantara Pgri Kediri
Rr.FORIJATI
Universitas Nusantara Pgri Kediri
Email: rr.fori@gmail.com
Abstrak : Pendidikan kewirausahaan yang diberikan di perguruan tinggi diharapkan akan mampu
mencetak jiwa wirausaha. Dalam pembelajaran Kewirausahaan di perguruan tinggi sebagian besar
yang didominasi dengan preaching method diduga merupakan salah satu faktor ketidak tertarikan
mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan Model Pembelajaran PATRIOT yang
digunakan dengan membekali mahasiswa dengan aspek pengetahuan dan teoritik (PAT) dan
pengenalan pada lingkungan usaha nyata (RIO) diperlukan agar mahasiswa mampu memahami dan
dapat memecahkan permasalahan dalam dunia usaha. Kompetensi akhir yang diharapkan adalah
terbentuknya kompetensi kewirausahaan mahasiswa (T Usaha) yang sesuai dengan bidang ilmu yang
dipelajari. Ujicoba dilakukan pada 36 mahasiswa yang terbagi menjadi 6 kelompok dan diberikan
kasus usaha. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dengan Model Pembelajaran PATRIOT dan
pelaksanaan pembelajaran interaktif dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa
akan pengelolaan usaha.
141
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
perguruan tinggi tidak siap untuk menciptakan tentang ide ide usaha. 4) menempatkan
lapangan kerja. pembelajaran berpusat pada diri mahasiswa dan
Perguruan tinggi dapat mengembangkan penilaian yang mampu mencerminkan berfikir
strategi yang paling sesuai dengan kondisinya divergen mahasiswa. Terkait dengan desain
agar program kewirausahaan dapat dilaksanakan pembelajaran, peran dosen adalah mengkreasi
dan memiliki dampak positif terhadap dan memahami model model pembelajaran
peningkatan daya saing lulusannya yang inovatif dan kreatif
diindikasikan dengan kemampuan lulusan sebagai Keberhasilan penanaman jiwa kewirausahaan
job creator dan bukan sebagai job seeker. Atau dalam menciptakan mahasiswa dan lulusan
jika lulusan sebagai job seeker, maka diharapkan perguruan tinggi yang memiliki jiwa wirausaha
mereka memiliki sikap intrapreneur yang tinggi yang mandiri, kreatif dan inovatif salah satunya
sehingga mereka akan menjadi karyawan yang dengan menggunakan model pembelajaran yang
invatif dan kompetitif. (Wiratno, 2012) Semua mengadopsi dari model PATRIOT. Model
mahasiswa harus membuat program bagaimana tersebut di formulasikan dengan struktur
menjadi mahasiswa yang sukses bila selesai matematis untuk menjelaskan bahwa penguasaan
kuliah, dan sejumlah peluang dapat diraih bila suatu pengetahuan didapat dengan teoritis dan
mahasiswa tersebut menjadi seorang pengusaha. dikenalkan dengan kenyataan di lapangan
Pemerintah mendorong mahasiswa untuk menjadi (Suharso, 2004), sehingga timbul pertanyaan
wirausaha pemula atau strat up, jumlah wirausaha bagaimana inovasi pembelajaran interaktif
Indonesia melonjak tajam dari 0,24% menjadi dengan model PATRIOT pada mata kuliah
1,56% (Kompasiana, 2012). Keberhasilan dalam kewirausahaan?
menanamkan jiwa kewirausahaan akan Pembelajaran Kewirausahaan yang di
menciptakan mahasiswa dan lulusan perguruan berikan di perguruan tinggi memberikan
tinggi yang memiliki spirit entrepreneurical pengalaman langsung pada mahasiswa tentang
tampaknya memerlukan strategi pembelajaran seluk beluk pengembangan usaha, yang
dengan menggunakan suatu model pembelajaran diharapkan menjadi stimulus dalam upaya
yang inovatif dan interaktif, sehingga mahasiswa mengembangkan prilaku kemandirian mahasiswa
tertarik untuk lebih mempelajari secara mendalam yang mengarah pada jiwa kewirausahaan.
bagaimana menjadi seorang entrepreneur. Disamping itu untuk menjembatani dan juga
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran mengintegrasikan perguruan tinggi dengan dunia
yang bersifat student centered dan mendasarkan kerja sehingga menumbuhkan dan meningkatkan
diri pada paradigma konstruktivistik yaitu jiwa wirausaha yang mandiri, tangguh, kreatif
membantu mahasiswa menginternalisasi, serta inovatif. Dalam pendidikan Kewirausahaan
membentuk kembali atau mentransformasi di perguruan tinggi, permasalahan yang utama
informasi baru (Gradner, 1991). Dalam adalah bagaima mahasiswa mempunyai
pembelajaran kewirausahaan, setting dari kompetensi berwirausaha setelah mereka
pengajaran konstruktuvistik adalah 1) mengikuti dan menempuh mata kuliah
menyediakan peluang bagi mahasiswa untuk kewirausahaan. Hal tersebut diasumsikan ada
mengembangkan ide bisnis 2) mendukung beberapa faktor yang mempengaruhinya antara
kemandirian mahasiswa dalam berdiskusi, lain kompetensi keahlian dari lulusan mahasiswa
merumuskan kembali ide ide dan menarik yang sesuai dengan pangsa pasar (Hendraman,
kesimpulan sendiri setelah mereka praktek 2011)
kewirausahaan 3) sharing antar mahasiswa
sehingga diperoleh pemahaman mendalam
142
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Karakteristik Kewirausahaan di Perguruan proses penerapan kreatifitas dan keinovasian
Tinggi dalam memecahkan persoalan dan menemuakan
Pendidikan kewirausahaan di perguruan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha 6)
tinggi mempunyai relevansi dengan bidang ilmu kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai
yang dipelajari mahasiswa, dengan demikian tambah adengan jalan mengkombinasikan
dalam perspektif ini yang menjadi fokus sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
kewirausahaan adalah upaya menemukan berbeda untuk memenangkan persaingan.
peluang, melakukan kajian dan Pendidikan menyiapkan generasi yang
mengimplementasikan dalam usaha. Hal inilah mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
yang dikenal sebagai inovasi. Kewirausahaan mampu mengatasi permasalahan permasalahan
muncul apabila seseorang individu berani yang baru. Pengembangan pendidikan
mengembangkan usaha usaha dan ide ide kewirausahaan menjadi alternatif yang sesuai
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua dengan hal tersebut. Selama ini pendidikan di
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan Indonesia mencetak mindset generasi pencari
dengan perolehan peluang dan penciptaan kerja, bahkan semua lulusan dari beberapa
organisasi usaha (Suryana, 2001). Menurut jenjang pendidikan berlomba lomba untuk
Zimmerer penciptaan inovasi dapat melalui: mencari kerja, sedangkan lapangan kerja terbatas.
1)pengembangan teknologi baru (developing new Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data
technology), 2) penemuan pengetahuan baru Young Biz Indonesia menyebutkan hampir 10%
(discovering new knowledge), 3) perbaikan dari 110 juta tenaga kerja (angkatan kerja) di
produk (barang dan jasa) yang sudah ada Indonesia adalah pengangguran ( Hendro, 2011).
(improving existing productd or services), 4) Lebih lanjut setiap tahun lulusan perguruan tinggi
penemuan cara cara yang berbeda untuk yang berjumlah jutaan, hampir sebagian besar
menghasilan barang dan jasa yang lebih banyak dari lulusan itu berpotensi mencari kerja dan
dengan sumber daya yang lebih sedikit ( finding itupun belum ditambah dengan lulusan
different ways of providing more goods and sebelumnya. Oleh sebab itu, pendidikan
services with fewer resources). kewirausahaan mempunyai peran yang penting
Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang untuk mendorong generasi mandiri di bidang
yang menyukai perubahan, pembaharuan, ekonomi dan merupakan pilihan yang dianggap
kemajuan dan tantangan apapun profesinya. potensial untuk dikembangkan.
Dengan demikian ada enam hakekat pentingnya Entrepreneurship mempunyai spirit dan jiwa
pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi yang terus berkembang dan ingin maju, karena
yaitu : 1) kewirausahaan adalah suatu nilai yang banyak hal yang akan dipelajari dari karakter dan
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan skill seorang entrepreneur seperti strategi
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, mengatasi masalah, keberanian mengambil
kiat, proses dan hasil bisnis. 2) kewirausahaan resiko, kemampuan berkomunikasi dan
merupakan suatu nilai yang dibutuhkan untuk menciptakan ide ide usaha yang kreatif dan
memulai sebuah usaha dan mengembangkan inovatif. Karakter dan skill seperti itu sangat
usaha 3) kewirausahaan merupakan suatu proses penting untuk dipelajari dan diaplikasikan dalam
dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) semua bidang. Awal dari penumbuhan jiwa
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam entrepreneur tidak bisa dibangun dalam waktu
memberikan nilai lebih. 4) kewirausahaan adalah yang singkat, tapi melalui sebuat proses. Dan
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan proses pembelajaran di perguruan tinggi
berbeda 5) kewirausahaan merupakan suatu diharapkan mampu untuk melahirkan lulusan
143
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
yang memiliki perilaku wirausaha, oleh sebab itu Perguruan Tinggi di Singapura, Malaysia,
pembelajaran yang inovatif dan interaktif dengan Australia, Amerika dan Inggris memiliki
model PATRIOT diharapkan mampu kecenderungan yang cukup signifikan untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha. menuju era baru, yaitu menjadikan
entrepreneurship sebagai mata kuliah wajib. Hal
Kewirausahaan dan Pendidikan inilah yang menyebabkan pertumbuhan sektor
Permasalahan yang di hadapi oleh bangsa usaha kecil menengah berkembang pesat,
Indonesia di dunia pendidikan, salah satunya sehingga tingkat pengangguran dapat di tekan.
adalah banyaknya lulusan dari perguruan tinggi Pertumbuhan UKM tersebut mencapai 100 -20%
yang tidak mampu menerapkan pengetahuan dari para lulusan dari perguruan tinggi.
dalam kehidupan sehari hari, oleh sebab itu perlu Kenyataaan ini tentu saja sangat membantu
kesiapan sumberdaya manusia yng berkualitas, program pemerintah dalam rangka menciptakan
mandiri, memiliki kemampuan kerja, mampu lapangan kerja di sector swasta ( Hendro, 2011).
beradaptasi dan berkompetisi juga memiliki Pertumbuhan semangat berwirausaha yang
kecapakapan hidup (life skill) dan mampu cukup tinggi di negara maju berbanding terbalik
menciptakan kerja. Pengetahuan kewirausahaan dengan di Indonesia. Oleh sebab itu, bila
bertransformasi baik di Indonesia maupun di perguruan tinggi di Indonesia ingin maju harus
negara negara lain, di Indonesia, pengetahuan mengubah visinya yang konvensional menjadi
kewirausahaan diajarkan di sekolah dasar, lebih antisipatif. Artinya perguruan tinggi itu
sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. tidak sekedar mengantar para lulusanannya
Wirausaha dapat diajarkan, dengan menanankan mendapatkan nilai yang tinggi untuk mata kuliah
sikap sikap perilaku entrepreneur untuk membuka yang ditempuhnya (parameter keberhasilan studi
bisnis, sehingga akan membuat mereka menjadi pada perguruan tinggi di Indonesia). Akan tetapi
wirausaha yang berbakat (Buchari Alma 2010) yang lebih penting adalah menyiapkan para
Kewirausahaan diakui sebagai elemen kunci lulusan untuk mandiri dan mampu menghadapi
dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan perubahan perubahan globalisasi ekonomi dunia.
lapangan kerja. Selain itu, sebagai satu set yang Namun, iklim di Indonesia yang saat ini sedang
lebih luas dari sikap dan pendekatan untuk mengalami krisis moneter berkepanjangan telah
mengatasi masalah. dan hal itu dianggap penting memaksa perguruan tinggi untuk berubah arah,
untuk inovasi di luar bisnis dan dalam mau tidak mau para pengelola perguruan tinggi
pemerintahan, sektor sosial, juga seluruh harus mencari solusi dan strategi yang tepat untuk
masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah semakin mereposisi merek dan posisinya di pasar. Mereka
rajin mencari cara untuk mempromosikan mulai mencetak lulusan yang tidak sekedar
kewirausahaan, termasuk melalui sistem menjadi job seeker, tetapi mencetak para
pendidikan. Hubungan antara pendidikan dan entrepreneur muda yang berbekal skill,
kewirausahaan bagaimanapun juga adalah jauh knowledge, concept dan strategy yang baik untuk
lebih kompleks. Di satu sisi, pendidikan dapat membuat mereka sukses dikemudian hari.
membantu para pengusaha untuk tidak menyerah
dalam menghadapi tantangan masa depan yang Model Patriot dalam pembelajaran
selalu berubah. Dan disisi lain kewirausahaan kewirausahaan yang inovatif
yang di ajarkan di perguruan tinggi belum Pemberian materi perkuliahan pada
menyentuh akar permasalahan yaitu perubahan mahasiswa dengan menggunakan berbagai model
mindset dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. pembelajaran, sehingga tujuan perkuliahan dapat
tercapai secara optimal. Model Pembelajaran
144
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan manajemen keuangan, manajemen pemasaran,
pengajar dalam proses belajar mengajar. Model manajemen produksi. Teori, konsep dan strategi,
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh pengembangan materi materi kewirausahaan
maupun pola yang mempunyai tujuan menyajikan tersebut dilaksanakan dengan diimplementasikan
pesan kepada mahasiswa apa yang harus di luar kelas (lapangan) sehingga realitas,
diketahui, dimengerti dan dipahami. Menurut informasi bisnis dan obyek yang akan di pelajari
Suprijono (2009: 45) “Model adalah bentuk oleh mahasiswa dapat terlihat nyata. Dengan
representasi akurat sebagai proses aktual yang demikian, pada akhirnya belajar lebih
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang difokuskan pada pengembangan kompetensi dan
mencoba bertindak berdasarkan model itu”. latihan latihan studi kasus. RIO (Realitas,
Model merupakan interpretasi terhadap hasil Informasi Bisnis dan Obyek kewirausahaan)
observasi dan pengukuran yang diperoleh dari yang dipelajari mahasiswa dilapangan (luar
beberapa sistem. kelas) dipadukan dengan pembelajaran yang
Dalam Penelitian terdahulu, model teoretik inovatif, sehingga mahasiswa mempunyai
yang sudah diimplementasikan dalam kegiatan kompetensi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran Ekonomi adalah model pembelajaran. Pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran PATRIOT yang digunakan sebagai pembelajaran yang bersifat student centerd dan
dasar penstrukturan kegiatan belajar dan mendasarkan diri pada paradigma
pengorganisasian materi kuliah secara terpadu. konstruktivistik yaitu membantu mahasiswa
Model PATRIOT merupakan model menginternalisasi, membentuk kembali atau
pembelajaran yang menggabungkan kegiatan mentransformasi informasi baru (Gradner,
belajar mahasiswa di ruang kuliah dan 1991).
diimplementasikan dengan pembelajaran yang Setting pengajaran kewirausahaan adalah 1)
dilaksanakan di luar kelas (Suharsono, 2004). menyediakan peluang bagi mahasiswa untuk
Pengembangan model pembelajaran PATRIOT mengembangkan ide bisnis 2) mendukuing
untuk mata kuliah kewirausahaan mensyaratkan kemandirian mahasiswa dalam berdiskusi,
mahasiswa harus menguasai seperangkat Prinsip merumuskan kembali ide ide dan menarik
(P), Aturan (A) dan Teori (T) dalam materi- kesimpulan sendiri setelah mereka praktek
materi kewirausahaan dan nantinya akan kewirausahaan 3) sharing antar mahasiswa
dikembangkan dan diimplementasikan di luar sehingga diperoleh pemahaman mendalam
kelas dengan memperhatikan Realitas (R), tentang ide ide usaha. 4) menempatkan
Informasi bisnis yang berkenaan dengan bidang pembelajaran berpusat pada diri mahasiswa dan
yang dipelajari di lapangan (I) dan Obyek (O) penilaian yang mampu mencerminkan berfikir
sehingga kombinasi antara kuliah di ruang kuliah divergen mahasiswa. Terkait dengan desain
dan dilapangan (luar kelas) menghasilkan pembelajaran, peran dosen adalah mengkreasi
kemampuan akademik (kompetensi) mahasiswa dan memahami model model pembelajaran
akan materi perkuliahan tersebut (T). inovatif dan kreatif. Gunter et al (1990:67)
Materi yang dipelajari dalam kewirausahaan mendefinisikan an instructional model is a step-
berupa bahan ajar yang dikembangkan, dan by-step procedure that leads to specific learning
dapat meningkatkan kompetensi dasar tentang outcomes. Joyce & Weil (2011) mendefinisikan
prinsip-prinsip kewirausahaan, kaidah dan model pembelajaran sebagai kerangka
aturan bagaimana seorang wirausaha dapat konseptual yang digunakan sebagai pedoman
mempunyai kompetensi dalam mengelola dalam melakukan pembelajaran. Dengan
usahanya dan teori teori baik mengenai demikian, model pembelajaran merupakan
145
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur ke 6 mahasiswa mempelajari berbagai macam
yang sistematis dalam mengorganisasikan Prinsip, Aturan dan Teori (PAT) kewirausahaan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dan pertemuan selanjutnya menerapkan di luar
belajar. Jadi model pembelajaran cenderung kelas dengan mengaplikasikan (RIO).
preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan Teknis analisis data yang digunakan adalah
strategi pembelajaran. 1) Pengembangan skenario pembelajaran
interaktif mata kuliah Kewirausahaan 2) Uji
Perbedaan yang dilakukan dengan pre test dan
post tes. Data pre test (tes awal) yaitu ketika
METODE mahasiswa selesai dalam mempelajari
kewirausahaan (PAT) yang dilakukan di dalam
Dalam penelitian ini menggunakan metode kelas. Dan data skor test akhir (post test) setelah
pengembangan. Penelitian pengembangan adalah mereka melaksanakan pembelajaran yang
suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk interaktif dengan membentuk kelompok
yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan kelompok untuk melakukan pengelolaan bisnis
untuk menguji teori (Gay, 1991). Subyek kecil. Uji statistik dengan menggunakan Paired
penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan sample t-test (uji t-test) untuk uji beda, Sebelum
ekonomi akuntansi yang menempuh mata kuliah menggunakan uji t-test terlebih dahulu di analisis
kewirausahaan sebanyak 36 mahasiswa, kenormalan distribusi dan bentuk data dengan
penelitian ini berlangsung selama 1 (satu) menggunakan Kolmogorov-Smirnov sehingga
semester. Dalam 1 (satu) semester terdapat 16 syarat statistik parametik terpenuhi.
pertemuan, dimana pertemuan 1 Sampai dengan
PAT RIO T
Prinsip + Realitas
Aturan Informasi
= Hasil
Usaha/Tindakan
Teori Bisnis
Objek
146
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Metode 4) alat bantu pembelajaran 5) Soal di uji kenormalan distribusi dan bentuk data
soal Essay. dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
sehingga syarat statistik parametik terpenuhi.
2) Analisis Data Hasil Skor Tes Awal Dan Tes Dan hasil dari uji normalitas adalah sebagai
Akhir Pada Uji Coba Lapangan berikut :
Sebelum di uji dengan menggunakan
Paired sample t-test (uji t-test), terlebih dahulu
Tabel 1. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PAT RIO
(SEBELU (SETELA
M) H)
N 36 36
Normal Parametersa,,b Mean 57.08 77.64
Std. Deviation 12.973 7.255
Most Extreme Absolute .092 .114
Differences Positive .056 .114
Negative -.092 -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .552 .685
Asymp. Sig. (2-tailed) .921 .736
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas dengan Asymp.sig sebesar 0,921 (sebelum) dan 0,736
Kolmogorov-Smirnov test diperoleh bahwa KSZ (setelah) lebih besar daripada 0,05, maka dapat
sebesar 0,552 (sebelum) dan 0,685 (setelah) dan disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviatio Error Difference Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
Pair PAT - - 13.405 2.234 -25.091 -16.020 - 35 .000
1 RIO 20.55 9.201
6
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sehingga mahasiswa lebih memahami materi
hasil tes awal dan akhir uji lapangan materi pengelolaan usaha. Tahap selanjutnya
menunjukkan rerata nilai tes awal 57,08 dan nilai adalah Tahap pengenalan terhadap realitas, tahap
rerata tes akhir sebesar 77,64. Hal ini menunjukan ini dinamakan dengan (RIO) Realitas, Informasi
bahwa hasil tes akhir setelah mahasiswa bisnis dan Obyek. Mahasiswa secara
melakukan pembelajaran dengan PAT (Prinsip, berkelompok mendiskusikan ide bisnis dengan
Aturan, Teori) dalam mata kuliah Kewirausahaan mempelajari realitas dan informasi bisnis
dan dilanjutkan dengan implementasi dilapangan baikmelalui majalah, web ataupun buku buku
(RIO) Realitas, Informasi Bisnis dan Obyek mini bisnis. Ide bisnis tersebut dituangkan dalam
usaha yang dilakukan secara berkelompok, tindakan nyata yaitu dengan mempelajari
terdapat pemahaman yang lebih baik bagaimana pengelolaan bisnis kecil secara nyata. Dan tahap
mengelola bisnis dengan mengeksploitasi selanjutnya adalah (T) Tindakan atau hasil.
kemampuan, kemandirian, kerjasama dan ide Ketiga tahapan tersebut merupakan suatu
bisnis yang dibangun dengan kelompok. rangkaian proses sistematis yang tingkat
Mahasiswa tidak hanya mempelajarai materi keberhasilan implementasinya diukur dari
materi kewirausahaan di dalam kelas, tetapi juga seberapa banyak kompetensi yang dikuasai dan
mempraktekan ide bisnis yang mereka bangun sebarapa tinggi kualitas tindakan yang berhasil
dengan tindakan nyata. ditampilkan oleh setiap subyek belajar
Dan dari analisis diatas dapat disimpulkan (Suharsono, 2005). Dan dari sig = 0,00 (sig <
sebagai berikut : a) Dari Tabel paired samples 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
correlations didapatkan bahwa nilai selisih rata- perbedaan peningkataan pengetahuan dan
rata dari pre test dan post test adalah : 57,08 - pemahaman materi materi kewirausahaan dengan
77,64 = - 20,56, sehingga dapat disimpulkan menggunakan model PATRIOT.
bahwa terdapat peningkatan hasil pembelajaran
sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan
dengan menerapkan model PATRIOT b)Dari SIMPULAN
Tabel Paired Samples Test, didapatkan nilai t-
value diatas nilai kritis 1,96 dan didapatkan nilai t Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
= -9,201 lebih besar dari 1,96 maka dapat sebuah realitas sosial yang harus diakui, bangsa
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara Indonesia dipenuhi oleh banyak pengangguran
sebelum dan setelah mengiktui perkuliahan terdidik, oleh sebab itu pembelajaran
dengan model PATRIOT, karena dengan model kewirausahaan sebagai solusi praktis yang
PATRIOT mahasiswa mempelajari materi materi dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Pendidikan
kewirausahaan dengan tahap tahap: Tahap Kewirausahaan yang dikemas dengan pemberian
pengenalan secara teoritis PAT (Prinsip, Aturan perkuliahan dengan model PATRIOT yang
dan Teori) yang dikemas dengan pembelajaran inovatif dan interaktif akan meningkatkan
yang inovatif dan interaktif dengan menerapkan pemahaman mahasiswa akan pentingnya
skenario pembelajaran tiap tiap pertemuan, kewirausahaan setelah mereka lulus dari
148
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
peguruan tinggi. Kewirausahaan bisa diterapkan pengenalan aspek teoritis (PAT), tahap
di semua bidang pekerjaan dan kehidupan, pengenalan terahadap realitas bisnis yang
dengan demikian kewirausahaan sangat berguna didukung dengan informasi bisnis dan obyek
sebagai bekal mahasiswa dalam berkarir di yang akan ditekuni/ aspek realisitis (RIO), tahap
bidang manapun. Dari analsis data dikembangkan terakhir adalah (T) tindakan atau hasil, yaitu
skenario pembelajaran kewirausahaan tiap materi kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa setelah
sehingga terdapat peningkatan pengetahuan, mengikuti tahapan PAT dan RIO. Dari hasil
ketrampilan dan pemahaman mahasiswa tentang analisis data disimpulkan bahwa terdapat
bagaimana mengelola Usaha. Model PATRIOT perbedaan peningkataan pengetahuan dan
merupakan model pembelajaran yang dapat pemahaman materi materi kewirausahaan dengan
diterapkan pada matakuliah kewirausahaan menggunakan model PATRIOT.
dengan menggunakan tiga tahap yaitu tahap
Gardner, H, 1991, The Unschooled Mind: How Kompasiana, 2012, Pelatihan Wirausaha Industri
Children Think And How School Shoulds Inovatif, di unduh 10 April 2016.
Teach, Basic Books, New York.
Marnoko, 2011, Perbedaan Model Pembelajaran
Gay, L.R., 1991, Educational Evaluation and Kooperatif Tipe TEAMS Games
Measurement: Competencies for Analysis Tournament dan Model Pembelajaran
and Aplplication, Second Edition, New Konvensional pada Hasil Belajar Ekonomi
York: Macmillan Publishing Company. Mahasiswa FE UNPAB, Jurnal Ilmiah Abdi
Ilmu Vol 4 No.2 Desember 2011, ISSN
Gunter, M. A., T. H Estes, J. H Schwab, 1990. 1979-5408.
Instruction: A Models Approach, Allyn and
Bacon, Boston. Suharsono, 2005, Model Pembelajaran PATRIOT
dan implementasinya dalam proses
Hendraman, 2011, Kajian Kebijakan PMW pengembangan kompetensi guru ekonomi
(Program Mahasiswa Wirausaha), Jurnal di sekolah, Jurnal Pendidikan dan
Pendidikan dan Kebudayaan Vol 17 No. 8 Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi
Edisi November 2011, Balitbang, khusus th XXXVIII Desember 2005.
Kemendiknas, Jakarta. Suprijono, Agus, 2009, Cooperative Learning
Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar,
Hendro, 2011, Dasar-Dasar Kewirausahaan Surabaya.
Panduan bagi Mahasiswa Mengenal,
Memahami dan Memasuki Dunia Bisnis, Suryana, 2003, Kewirausahaan: Pedoman
Penerbit Erlangga, Jakarta. Praktis, Kitat dan Proses Menuju sukses,
edisi revisi, Salemba Empat, Jakarta
149
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Wiratno Siswo, 2012, Pelaksanaan Pendidikan Zimmeree Thomas w, Scarborough , 2005,
Kewirausahaan di Perguruan tinggi, Jurnal Pengantar Kewirausahaan Dan
Pendidikan dan Kebudayaan Vol 18 No. 4, Manajemen Bisnis Kecil, Second Edition,
Desember 2012. Prenhalindo, Jakarta.
150
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pembelajaran pada Mata Kuliah Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
dalam Perspektif Teori Rekonstruksi Sosial
Sukardi
Program Studi Pend. IPS FKIP Universitas Mataram
Email: kardi_unram@yahoo.co.id
Badan Pusat Statistik (BPS, 2016) mencatat adanya kewirausahaan untuk mengembangkan peluang
kecenderungan peningkatan jumlah pengangguran usaha yang ada (Sukidjo, 2002) tidak terkecuali
terbuka dikalangan lulusan Pendidikan Tinggi (PT). untuk lulusan SMA/Sederajat (Sukardi dkk., 2012;
Dalam tiga tahun terakhir misalnya telah Sukardi, 2014). Lulusan yang dihasilkan kurang
mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada memiliki keterampilan untuk menciptakan
periode Agustus 2013 mencapai 619.288 orang pekerjaan sendiri dalam mengelola sumber daya di
(8.35%), maka pada periode Agustus 2015 sudah sekitarnya. Kurangnya keterampilan ini menjadi
meningkat menjadi 905.127 orang (11.97%). salah satu penyebab kesenjangan antara kebutuhan
Membengkaknya lulusan PT yang menganggur dengan ketersediaan lapangan kerja.
mencerminkan semakin terbatasnya lapangan kerja Mencermati kondisi tersebut, maka menjadi
(Rosana dkk., 2012). Fakta ini belum termasuk tugas PT untuk meningkatkan mutu dan relevansi
lulusan yang setengah menganggur. Kondisi inilah pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang
disinyalir menjadi pemicu munculnya permasalahan berdaya saing. Salah satunya melalui
sosial yang mengikutinya, seperti kemiskinan, pengembangan pendidikan kewirausahaan di PT.
konflik sosial, menjadi Tenaga Kerja Indonesia Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan
(TKI) yang terkadang sering merendahkan martabat (termasuk pendidikan kewirausahaan) merupakan
bangsa. faktor penting dalam menguak kemajuan bangsa.
Menjadi pertanyaan adalah mengapa Pendidikan (kewirausahaan) sebagai suatu sistem
lulusan PT menganggur atau lebih banyak memberikan pengaruh dalam membentuk sikap
tergantung pada pada kesempatan kerja yang ada? karena pendidikan meletakkan dasar pengertian dan
Mengapa belum semua lulusan mau dan mampu konsep moral dalam diri individu (Azwar, 2009).
menciptakan lapangan kerja sendiri? Kondisi ini Banyak ahli bidang kewirausahaan
disinyalir disebabkan oleh lemahnya kompetensi berdasarkan hasil penelitian juga sepakat bahwa
151
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
wirausahawan dapat dibentuk melalui pendidikan kewirausahaan di PT, rekonstruksi sosial dalam
(Birdthistle dkk., 2007; Packham dkk., 2010; Frank perspektif teoritis, dan aktualisasi teori rekonstruksi
dkk., 2005; Taatila, 2010; Jones dkk., 2008; sosial dalam pembelajaran kewirausahaan di PT.
Sowmya dkk., 2010). Seperti halnya dengan hasil
penelitian, banyak ahli juga sepakat bahwa HASIL & PEMBAHASAN
wirausahawan dapat dibentuk melalui pendidikan
(Hisrich & Peters, 2000; Drucker, 1996; Zimmerer Refleksi Pembelajaran Kewirausahaan
dkk., 2008; Ciputra, 2009). Drucker (1996) Pendidikan Tinggi
misalnya secara eksplisit menyatakan “the Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang
entrepreneurial mystique? It’s not magic, it’s not Pendidikan Tinggi (Pasal 4) menyebutkan fungsi
mysterious, and it has nothing to do with the genes. Pendidikan Tinggi, yaitu: a) mengembangkan
It’s adiscipline. And, like any discipline, it can be kemampuan dan membentuk watak serta
learned”. peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Meskipun demikian, tidak semua hasil rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; b)
penelitian mendukung terhadap pembentukan mengembangkan Sivitas Akademika yang
kompetensi wirausaha (Cheng dkk., 2009). Oleh inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya
Cheng dkk. (2009), disebabkan karena adanya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan
perbedaan konten, strategi, media, dan lainnya. Tridharma; dan c) mengembangkan Ilmu
Temuan hasil penelitian jenjang SMA/sederajat Pengetahuan dan Teknologi dengan
juga menemukan hal yang sama bahwa memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.
pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan Mencermati fungsi tersebut, maka sesungguhnya
cenderung teoritis dengan menggunakan ceramah sangat relevan dengan sifat atau watak wirausaha.
sebagai metode utama (Sukardi dkk., 2012). Meredith (Suryana, 2003) memberikan ciri-ciri
Hampir semua sekolah belum mampu seseorang yang memiliki karakter wirausaha
mengembangkan program pendidikan sebagai orang yang percaya diri, berorientasi tugas
kewirausahaan baik melalui mata pelajaran muatan dan hasil, berani mengambil risiko, berjiwa
lokal maupun program lainnya, seperti integrasi kepemimpinan, berorientasi ke depan, dan
pada mata pelajaran, pengembangan diri, keorisinalan. Lebih lengkap David (Dirjen
ekstrakurikuler, terintegrasi pada buku ajar (Sukardi Belmawa Dikti Kemdikbud, 2013) mengidentifiksi
dkk., 2012). beberapa watak wirausahaan, antara lain: inovatif,
Berangkat dari permasalahan tersebut, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan
maka menjadi sangat penting dilakukan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas
rekonstruksi mata kuliah pendidikan kewirausahaan keputusan yang dibuat, integritas, daya juang, dan
di PT untuk menyiapkan lulusan berjiwa wirausaha. kode etik. Dari pemikiran-pemikiran di atas,
Dalam konteks tersebut, maka pemikiran teori nampaknya kemampuan berfikir kreatif dan
rekonstruksi sosial relevan diaplikasikan dalam bertindak inovatif menjadi karakter utama
pendidikan kewirausahaan di PT. Teori ini wirausahawan. Muara ini juga sejalan dengan
menempatkan kompetensi sebagai hasil konstruksi gelombang peradaban ekonomi kreatif, yang
sosial terhadap permasalahan sosial. Dalam proses menempatkan kreativitas manusia sebagai faktor
pembelajaran juga ditempatkan sebagai kegiatan produksi utama dalam kegiatan ekonomi (Howkins,
bersama, interaksi, dan kerjasama (McNeil, 2006), 2001). Untuk mencapai karakteristik tersebut, maka
disamping dipadukan dengan kegiatan praktik calon wirausahawan setidaknya harus memiliki
langsung di luar kelas (Sukardi, 2014; Sukardi dkk., kompetensi kewirausahaan, mencakup kemampuan
2014). strategic, conceptual, opportunity, relationship,
Tulisan ini memberikan pencerahaan learning, personal, ethical, and familism (Ahmad
tentang aktualisasi teori rekonstruksi sosial dalam dkk., 2010).
pendidikan kewirausahaan di PT. Tulisan ini Pertanyaannya adalah apakah fungsi
diawali dengan refleksi pembelajaran Pendidikan Tinggi (watak wirausaha) tersebut
152
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sudah mampu diwujudkan? Terhadap pertanyaan pembelajaran yang digunakan tergantung pada
ini, Sukidjo (2002) sudah mensinyalir bahwa keinginan dari setiap dosen pengampu.
sebagian besar PT belum mampu mencapai atau Mengacu pada temuan-temuan tersebut,
membentuk karakter tersebut. Lebih lanjut maka dalam upaya pembentukan karakter seorang
disebutkan bahwa Pendidikan Tinggi lebih banyak wirausaha/enterpreneur, PT sudah seharusnya
mengutamakan peningkatan intelektual dan menciptakan atmosfer yang dapat mendorong
penguasaan ilmu pengetahuan yang umumnya sikap mandiri bagi sivitas akademika. Dirjen
merupakan hasil pemikiran dan aplikasi dari Barat Belmawa Dikti Kemdikbud (2013) menyarankan
yang kondisinya berbeda dengan Indonesia. beberapa strategi berikut, yaitu: a) mengembangkan
Pendidikan semacam ini kurang memperhatikan dan membiasakan unjuk kerja yang mengedepakan
pengembangan kreativitas melainkan hanya ide kreatif dalam berpikir dan sikap mandiri
menyiapkan lulusan menjadai pegawai (Sukidjo, bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran
2002). (menekankan model latihan, tugas mandiri,
Ciputra dalam harian Kompas (2012) problem solving, cara mengambil keputusan,
menyatakan "sekolah (PT) di Indonesia itu menemukan peluang); b) menanamkan sikap dan
kebanyakan teori, kebanyakan menghafal, padahal perilaku jujur dalam komunikasi dan bertindak
Indonesia butuh orang kreatif sehingga tidak dalam setiap kegiatan pengembangan,
diperlukan kebanyakan teori, tapi langsung pendidikan, dan pembelajaran sebagai modal
praktik". Godsell (Dirjen Belmawa Dikti dasar dalam membangun mental entrepreneur
Kemdikbud, 2013) jauh sebelumnya mengingatkan pada diri mahasiswa; dan c) para praktisi
bahwa salah satu orientasi pendidikan adalah pendidikan juga perlu sharing dan memberi
menjadikan peserta didik (mahasiswa) mandiri support atas komitmen pendidikan mental
dalam arti memiliki mental yang kuat untuk entrepreneurship ini kepada lembaga-lembaga
melakukan usaha sendiri, tidak lebih sebagai terkait dengan pelayanan bidang usaha yang
pencari kerja (job seeker) akan tetapi sebagai muncul di masyarakat agar benar-benar berfungsi
pencipta lapangan pekerjaan (job creator). dan benar-benar menyiapkan kebijakan untuk
Kajian yang dilakukan oleh Wahyuningsing mempermudah dan melayani masyarakat.
dan Qamari (2011) menemukan kondisi Praktisi pendidikan penting juga menjalin
pembelajaran kewirausahaan PT dalam perspektif hubungan erat dengan dunia usaha agar benar-
responden. Hasil surveinya menemukan bahwa benar terjadi proses learning by doing.
4,76% responden menyampaikan pendidikan
kewirausahaan bermuatan soft skills (motivasi, Rekonstruksi Sosial dalam Perspektif Teoritis
pengembangan diri, pengembangan kepribadian) Teori rekonstruksi sosial ini menjadi
dan hard skills (rencana bisnis, analisis resiko sandaran sekaligus pisau analisis hasil kajian
bisnis), dan sisanya lebih mengarah pada aspek tentang pendidikan kewirausahaan yang pernah
kognitif. Hasil survei menunjukkan bahwa penulis lakukan sebelumnya (Sukardi, 2014;
kurikulum yang saat ini diberlakukan di program Sukardi dkk., 2014; & Sukardi, 2016). Teori
studi masih lebih berorientasi pada kemampuan pedagogis sosial reconstructionism bersandar pada
kognisi, yang belum memberikan bekal gagasan bahwa sekolah (PT) harus membentuk atau
keterampilan, soft skills, dan penguatan jiwa merekonstruksi masyarakat. Rekonstruksi sosial
kewirausahaan kepada mahasiswa. Hasil kajian merupakan filosofi yang sangat menekankan
lain (Murtini dkk., 2014) menunjukkan bahwa pertanyaan sosial tentang masyarakat itu sendiri
pelaksanaan pembelajaran mata kuliah dalam upaya yang lebih baik untuk menciptakan
kewirausahaan pada Prodi pendidikan ekonomi masyarakat yang lebih sukses di masa depan
belum terintegrasi dalam satu program (Wright, 2012).
pembelajaran praktik. Silabus, strategi Sebagaimana tulisan-tulisan sebelumnya,
pembelajaran, model, media, dan perangkat maka mengupas teori rekonstruksi sosial tidak
lepas dari pemikir utamanya, yaitu Berger dan
153
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Luckmann (1966). Teori ini menempatkan realitas kurikulum di sekolah/PT (pengetahuan dan konsep-
sebagai konstruksi sosial yang diciptakan oleh konsep baru yang diperolehnya) harus dapat
individu terhadap dunia sosial di sekelilingnya mengidentifikasi dan memecahkan masalah-
(Berger & Luckmann, 1996). “Pengetahuan dalam masalah sosial. Selain itu, isi pembelajaran
pandangan rekonstruksi sosial merupakan hasil (kurikulum) adalah ke arah peningkatan kualitas
penemuan sosial dan sekaligus juga merupakan hidup, pelestarian sumber daya alam, pemahaman
faktor dalam perubahan sosial” (Berger & terhadap isu-isu sosial, dan lainnya (Wright, 2012).
Luckmann, 1966). “Konstruksi sosial merupakan Hal ini yang ditegaskan oleh Theodore Brameld
suatu proses pemaknaan yang dilakukan oleh (Oliva, 1992; McNeil, 2006) bahwa pendidikan
setiap individu terhadap lingkungan dan aspek diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
diluar dirinya, yaitu makna subjektif dari mahasiswa. Sesuai dengan potensi yang ada dalam
realitas objektif di dalam kesadaran orang yang masyarakat, sekolah (PT) mempelajari potensi
menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari” tersebut dan kemudian mengembangkannya
(Muta’afi & Handoyo, 2015). Dalam karyanya menjadi konten pembelajaran. Sekolah (PT) harus
bersama Luckmann, Berger (Muta’afi & Handoyo, dapat membantu peserta didik untuk mengenali dan
2015) memaparkan bahwa “bagi analisis sosiolog memecahkan permasalahan sosialnya. Tujuannya
hal yang terpenting adalah realitas kehidupan adalah “to teach students and the public not to
sehari-hari, yakni realitas yang dialami atau settle for "what is" but rather to dream about what
dihadapi oleh individu dalam kehidupannya sehari- might be and prepare students to become agents
hari”. Teori konstruksi sosial Berger dan for change” (Wright, 2012).
Luckmann (Muta’afi & Handoyo, 2015) menaruh Pemikiran teori rekonstruksi sosial sangat
perhatian pada kajian mengenai hubungan antara relevan dengan terjadinya permasalahan dan
pemikiran manusia dan konteks sosial tempat perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat
pemikiran itu timbul dan berkembang. dewasa ini, seperti terjadinya pengangguran
Proses konstruksinya menurut Berger dan terdidik. Perubahan dalam masyarakat,
Luckman (1966) berlangsung melalui tiga bentuk mengharuskan sekolah (PT) untuk meninjau mata
realitas, yakni subjective reality, symbolic reality kuliahnya agar lebih relevan dengan permasalahan
dan objective reality. a) objective reality, sebagai sosial, perkembangan, dan kebutuhan masyarakat
pemaknaan terhadap realitas tindakan/tingkah laku termasuk melalui pendidikan kewirausahaan. Oleh
yang telah mapan yang dihayati secara umum karenanya, teori rekonstruksi sosial sangat relevan
sebagai fakta; b) symblolic reality, sebagai ekspresi diterapkan pada mata kuliah pendidikan
simbolik dari apa yang dihayati pada objective kewirausahaan.
reality; dan c) subjective reality, sebagai konstruksi Aplikasi pada aspek materi misalnya,
definisi realitas manusia yang dikonstruksi melalui pendidikan kewirausahaan diarahkan pada
proses internalisasi yang kemudian melibatkan kemampuan berfikir inovatif dan kreatif mahasiswa
proses eksternalisasi. (Wennekers & Thurik, 1999), khususnya dalam
Pemikiran Berger dan Luckmann (1966) memanfaatkan dan mengembangkan potensi
menjalar dibidang pendidikan. Rekonstruksi sosial sumber daya ada. Dalam pelaksanaannya, setiap
bidang pendidikan lahir karena berangkat dari PT mempunyai kebebasan untuk menentukan isi
kondisi dimana kewirausahaan yang akan diberikan kepada
sekolah (PT) dan masyarakat terjebak dalam mahasiswa. Substansi pendidikan kewirausahaan
hubungan dualistik yang memisahkan sekolah (PT) seperti ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan,
dari masyarakat (Wright, 2012). Para pemikir perkembangan daerah, serta kemampuan PT.
rekonstruksi sosial ini percaya bahwa apa yang
terjadi di bawah naungan sekolah (PT) tidak
merefleksikan permasalahan sosial di masyarakat,
seperti pengangguran. Oleh karenanya, dalam
pandangan Harold Rugg (McNeil, 2006) bahwa
154
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Aktualisasi Rekonstruksi Sosial dalam dari solusi sosial dalam masyarakat (McNeil, 2006;
Pembelajaran Kewirausahaan Sukardi, 2014).
Berbicara pembelajaran, maka akan terkait Hasil belajar kewirausahaan diarahkan
dengan tiga hal utama, yaitu apa yang mau untuk membangun kesadaran mahasiswa akan
diajarkan, bagaimana mengajarkan, dan bagaimana problematika sosial dan mendorong mereka secara
mengetahui bahwa apa yang diajarkan sudah aktif menjadi bagian dalam solusi permasalahannya
sampai pada mahasiswa? Oleh karenanya, (Sukardi, 2014). Kesadaran sosial (social
aktualisasi pemikiran rekonstruksi sosial dalam consciousness) dapat ditumbuhkan dengan
pendidikan kewirausahaan di PT juga dapat menanamkan keterampilan, sikap, dan daya kritis
ditelusuri dari tiga pertanyaan tersebut. terhadap isu sosial tersebut. Dengan demikian, hasil
belajar ini relevan dengan pandangan rekonstruksi
Kompetensi Pembelajaran Kewirausahaan PT sosial, karena diarahkan pada upaya bagaimana
Jika mencermati pemikiran rekonstruksi mahasiswa belajar mengenali permasalahan sosial
sosial, maka tampak jelas bahwa kompetensi (isi) dan melakukan praktik kewirausahaan sebagai alat
pendidikan rekonstruksi sosial merupakan hasil menjawab permasalahan tersebut. Hasil kajian
rekonstruksi manusia terhadap realitas sosial. penulis sebelumnya (Sukardi, 2014; Sukardi dkk.,
Berger dan Luckmann (1966) menyebutkan bahwa 2014; Sukardi dkk., 2016) meneguhkan pemikiran
“lingkungan, masyarakat, dan dinamika sosial ini, disamping melakukan pembaharuan dengan
adalah pembentuk pengetahuan”. Dengan demikian, menempatkan kompetensi kewirausahaan sebagai
permasalahan sosial, seperti pengangguran terdidik, hasil konstruksi sosial dan sekaligus hasil
kemiskinan, krisis moral, dan lainnya menjadi konstruksi individu.
pembentuk pengetahuan melalui interaksi manusia Implikasinya utamanya dalam pendidikan
dengan realitas tersebut. Harold Rugg dalam kajian kewirausahaan di PT adalah materi kewirausahaan
yang dilakukan Bagenstos (1977) juga bersumber dari sekitar mahasiswa (masyarakat) dan
menyarankan pentingnya kurikulum rekonstruksi kontekstual untuk mengatasi permasalahan sosial
sosial yang menempatkan mahasiswa belajar yang dihadapi, seperti rendahnya skill yang
berfikir dan berinteraksi dengan realitas sosial berdampak pada terjadinya pengangguran. Jha
untuk membangun masyarakat baru. (2012) juga pernah menyebutkan bahwa
Dalam konteks pendidikan kewirausahaan kompetensi diciptakan oleh interaksi dengan
di PT, maka kompetensi kewirausahaan yang individu lain dan lingkungan dalam komunitas
dibentuk adalah dalam rangka membantu sosialnya.
mahasiswa mengenali permasalahan sosialnya dan
selanjutnya menjadi solusi di dalamnya. Proses Pembelajaran Kewirausahaan PT
Penyadaran akan permasalahan sosial seperti Aplikasi teori rekonstruksi sosial dalam
pencari kerja, pengangguran terdidik, rentan putus proses pembelajaran adalah menempatkan
sekolah, dan lainnya harus menjadi bagian tidak pembelajaran sebagai kegiatan bersama, interaksi,
terpisah dalam pembelajaran termasuk solusi dan kerjasama (McNeil, 2006). Dengan demikian,
pemecahannya, seperti pembentukan kemampuan teori ini menekankan pada pembelajaran yang
berfikir kreatif dan bertindak inovatif dalam terfokus pada keaktifan belajar mahasiswa dan di
mengelola potensi sumber daya yang ada di lakukan di luar kampus/kelas. Hal itu dilakukan
sekitarnya. Dengan demikian, belajar dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengkaji,
kewirausahaan bukan berbicara teori, sekedar memahami, dan menempatkan permasalahan sosial
pengenalan karakter wirausaha, dan sejenisnya, dalam konteks masyarakat yang lebih luas (Wright,
melainkan dalam rangka melatih mahasiswa 2012). Dari pemahaman tersebut, maka mahasiswa
mengenali dan menyelesaikan masalah sosialnya. dapat mengambil tindakan atau tanggung jawab
Oleh karenanya, kompetensi kewirausahaan untuk menyelesaikan permasalahannya. Beberapa
berdasarkan pemikiran teori rekonstruksi sosial ini model pembelajaran yang disarankan, antara lain:
ditempatkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan cooperative learning, problem solving, critical
155
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
thinking, project based learning, dan sejenisnya selalu melakukan perubahan dan inovasi
(Wright, 2012). Dalam implementasinya, tercermin pembelajaran, tidak status quo dalam proses
dari pembelajaran kewirausahaan yang di setting pembelajaran, dan terlibat membentuk aliansi
secara kooperatif, sehingga mahasiswa saling dengan masyarakat dan orang tua untuk membantu
berinteraksi dengan sesama, pengajar, dan lainnya. pemecahan permasalahan sosial.
Hasil penelitian Breithorde dan Swiniarski (1999)
menegaskan bahwa “pembelajaran kooperatif atau Evaluasi Pembelajaran Kewirausahaan PT
berkelompok memungkinkan mahasiswa untuk Dalam rekonstruksi sosial, kemampuan
saling berbagi, berinteraksi, dan bekerjasama peserta didik (mahasiswa) dicerminkan dari
sehingga berdampak terhadap perolehan hasil kemampuan berpikir kritis dan dan kemampuan
belajar”. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran dalam praktik (memproduksi barang atau jasa
berorientasi rekonstruksi sosial, mahasiswa saling tertentu). Implikasinya adalah rekonstruksi sosial
berinteraksi dan bekerjasama, baik dengan sesama menentang evaluasi menggunakan tes standar/tes
maupun dengan lingkungan sekitarnya. tertulis (Wright, 2012). Dengan demikian, penilaian
Kajian yang dilakukan Sukardi (2014) dan otentik menjadi relevan digunakan dalam
Sukardi dkk. (2014) juga telah mempertegas bahwa pembelajaran kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan rekonstruksi sosial. Puskur Balitbang Depdiknas
melalui proses kegiatan bersama, interaksi, dan (2006) menegaskan bahwa penilaian otentik
kerjasama teruji efektif mempengaruhi hasil belajar merupakan “proses yang dilakukan melalui langkah-
kewirausahaan (khususnya kecakapan vokasional). langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
Lebih lanjut, hasil kajian Sukardi (2014) dan pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
Sukardi dkk. (2014) menemukan pembaharuan menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
dengan menempatkan praktik langsung sebagai pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
penciri pembelajaran berorientasi rekonstruksi belajar peserta didik”.
sosial. Temuan ini mendukung kajian Hung (2002) Mengutip pendapat Mardapi (2005),
yang menyebutkan bahwa hasil belajar bukan hanya penilaian otentik bertujuan, antara lain: menuntut
karena pembelajaran dibangun melalui interaksi peserta didik mengembangkan tanggapan (respon);
melainkan kemampuan anak dalam memaknai mendatangkan pemikiran tingkat tinggi; menilai
realita tersebut dalam bentuk praktik sosial. Praktik kemampuan proyek secara langsung dan
di luar kelas dalam pembelajaran kewirausahaan menyeluruh; memadukan penilaian dengan kegiatan
dapat menjadi alat atau solusi terhadap pembelajaran; menggunakan sampel hasil pekerjaan
permasalahan sosial, seperti lemahnya skill yang peserta didik; menggunakan kriteria penilaian yang
berdampak pada pengangguran. Proses ini terbukti diketahui oleh peserta didik; memberikan peluang
dengan perolehan hasil belajar berupa kecakapan mengakomodasikan pemikiran yang berbeda;
vokasional yang tinggi, di samping mendapatkan mengaitkan dengan kegiatan kelas; dan
respon yang positif (Sukardi, 2014; Sukardi dkk., membelajarkan peserta didik untuk dapat menilai
2014). Kontruksi awal berdasarkan tulisan Sukardi pekerjaannya sendiri. Dalam implementasinya,
(2016) juga memperkuat temuan-temuan penilaian otentik memiliki empat strategi utama
sebelumnya yang menempatkan pembelajaran yang dikenal dengan “Empat P” (Four P’s) yaitu:
kewirausahaan pada jenjang SMA dilakukan secara Performasi, Proses, Produk, dan Portofolio (Puckett
interaktif dan praktik dengan melibatkan peserta & Black, 1994). Strategi performasi ialah menilai
didik secara aktif. peserta didik dari segi kemampuannya melakukan
Dengan demikian, praktik menjadi penting sesuatu, misalnya kemampuan presentasi, praktik
untuk memastikan tercapainya kompetensi membuat produk kerajinan, dan lainnya. Strategi
kewirausahaan mahasiswa. Implikasinya bagi proses ialah menilai selama proses belajar,
pengajar (dosen), yaitu mengkritik dan misalnya ketekunannya, rasa ingintahunya,
mengevaluasi kondisi kerja dan memperluas peran antusiasme belajarnya. Strategi produk ialah menilai
pendidikan kewirausahaan di luar kelas, harus dari produk belajar, misalnya produk kerajinan,
156
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
produk ekonomi kreatif, karya ilmiah, desain SIMPULAN
teknologi, dan lainnya. Strategi portofolio ialah
menggunakan portofolio untuk menilai , terutama Berdasarkan pemaparan di atas, beberapa simpulan
dari karya atau prestasi terseleksi yang yang dapat dijadikan bahan refleksi dalam
menggambarkan kemampuannya. Sebagian dari penguatan pembelajaran kewirausahaan PT, yaitu:
tugas penilaian di atas dapat disusun dalam bentuk (1) pembelajaran kewirausahaan PT bagi
portofolio untuk penilaian. pembentukan kompetensi kewirausahaan (termasuk
Hasil kajian yang dilakukan sebelumnya jiwa wirausaha) belum konsisten dan cenderung
juga membuktikan bahwa penggunaan penilaian belum membuahkan hasil yang optimal; (2) kondisi
berbasis otentik efektif dalam mengukur kompetensi tersebut disinyalir akibat beragamnya pemahaman
wirausaha peserta didik (Sukardi, 2014; Sukardi dan perbedaan, baik menyangkut isi, proses
dkk., 2014; & Sukardi, 2016). Penilaian otentik maupun evaluasi pembelajarannya; (3) karena
dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran kewirausahaan menempatkan
dan penilaian proses untuk mengetahui ketercapaian kemampuan kretifitas dan inovatif sebagai muara
efisiensi dan daya tarik pembelajaran. Penilaian utama, maka aktualisasi teori rekonstruksi sosial
otentik menuntut respons berupa keterampilan menjadi relevan (keharusan), karena dalam
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai perspektif teoritis maupun empiris menunjukkan
dengan tuntutan kompetensi. Pada penilaian bahwa rekonstruksi sosial membantu maha
berorientasi otentik menuntut peserta didik untuk mengenali sekaligus memberikan solusi terhadap
melakukan suatu tugas pada situasi yang permasalahan sosialnya; (4) aktualisasinya dapat
sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan diwujudkan dalam bentuk pembaharuan kompetensi
dan keterampilan yang dibutuhkan. (isi) pembelajaran kewirausahaan sebagai
konstruksi sosial dan individu, proses
pembelajarannya menekankan pada kegiatan
bersama, interaksi, kerjasama, dan praktik luar
kelas; dan penggunaan evaluasi berbasis otentik.
157
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Cheng, M.Y., Chan, W.S. & Mahmood, A. 2009. Impact”. Education+Training, 50 (7): 597-
“The Effectiveness of Entrepreneurship 614.
Education in Malaysia”. Education +
Training, 51 (7): 555-566. Mardapi, D. 2005. “Pengembangan sistem penilaian
Ciputra. 2009. Entrepreneurship: Mengubah Masa berbasis kompetensi” dalam Rekayasa
Depan Bangsa dan Masa Depan Anda. Sistem Penilaian dalam Rangka
Jakarta: PT Gramedia. Meningkatkan Kualitas Pendidika.
Yogyakarta: HEPI.
Ciputra. 2012. Ciputra: Indonesia Butuh Orang
Kreatif. (Online). McNeil, J.D. 2006. Contemporary Curriculum: In
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/20 Thought and Action. NJ: John Wiley and
12/09/03/11580773/ciputra.indonesia.butuh Sons, Inc.
.orang.kreatif). Diakses 2 April 2016.
Murtini, W., Sumaryati, S. & Noviani, L. 2014.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan “Pengembangan Laboratorium
Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kewirausahaan Terpadu Prodi Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Ekonomi”. Cakrawala Pendidikan, 33 (2):
Kebudayaan/Dirjen Belmawa Dikti 296-306.
Kemdikbud. 2013. Modul Pembelajaran
Kewirausahaan. Jakarta: Dirjen Belmawa Muta’afi, F. & Handoyo, P. 2015. “Konstruksi
Dikti Kemdikbud. Sosial Masyarakat Terhadap Penderita
Kusta”. Paradigma, 3 (3): 1-7.
Drucker, P.F. Inovasi dan Kewiraswastaan:
Praktek dan Dasar-dasar. Terjemahan Oliva, P.F. 1992. Developing the Curriculum (3rd
Rusjdi Naib. 1996. Jakarta: Erlangga. ed.). New York: Harper Collins Publishers
Inc.
Frank, H, Korunka, C., Lueger, M. & Mugler, J.
2005. “Entrepreneurial Orientation and Packham, G., Jones, P., Miller, C., Pickernell, D. &
Education in Austrian Secondary Schools: Thomas, B. 2010. “Attitudes Towards
Status Quo and Recommendations”. Entrepreneurship Education: a Comparative
Journal of Small Business and Enterprise Analysis”. Education +Training, 52 (8):
Development, 12 (2): 259-273. 568-586.
Hisrich, R & Peters, M. 2000. Entrepreneurship (4th Puckett, M.B. & Black, J.K. 1994. Authentic
ed.). Singapore: McGraw-Hill Companies, Assessment of The Young Childc &
Inc. Celebrating Development and Learning.
New York: Macmillan Publishing College
Howkins, J. 2001. The Creative Economy: How Company.
People Make Money from Ideas. New
York: Penguin. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan
Jha, A. K. 2012. “Epistemological and Pedagogical Nasional/Puskur Balitbang Depdiknas.
Concerns of Constructionism: Relating to 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta;
the Educational Practices”. Creative Puskur Balitbang Depdiknas.
Education, 3 (2): 171-178.
Jones, P., Jones, A., Packham, G. & Miller, C. Rosana, D., Suwarna, & Tiarani, V.A. 2012. “Five
2008. “Student Attitudes Towards Strategies of Entrepreuneurship Learning
Enterprise Education in Poland: a Positive untuk Menghasilkan Real Entrepeuneur
158
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
(Model Pendidikan Entrepreuneurship)”.
Cakrawala Pendidikan, 31 (1): 82-96. Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis,
Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Sowmya, D.V., Majumdar, S. & Gallant, M. 2010. Salemba Empat
“Relevance of Education for Potential
Entrepreneurs: an International Taatila, V.P. 2010. “Learning Entrepreneurship in
Investigation”. Journal of Small Business Higher Education”. Education + Training,
and Enterprise Development, 17 (4): 626- 52 (1): 48-61.
640.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Sukardi, Ismail, M., & Suryanti, N.M. 2014. Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
“Model Pendidikan Kewirausahaan Wahyuningsih, S.H & Qamari, I.N. 2011.
Berbasis Keterampilan Lokal Bagi Anak “Eksplorasi Urgensi Pembelajaran
Putus Sekolah pada Masyarakat Marginal”. Kewirausahaan di Perguruan Tinggi.
Cakrawala Pendidikan, 33 (3): 402-412. Prosiding dalam Seminar Internasional
dan Call for Papers “Towards Excellent
Sukardi, Syafruddin, & Burhanuddin. 2012. Small Business” tanggal 27 April.
“Penelusuran Permasalahan dan Potensi Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Pendidikan Menengah Umum untuk Yogyakarta.
Mengukur Peluang Pengembangan
Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Wennekers & Thurik, R. 1999. “Linking
Keterampilan Daerah di Kota Mataram Entrepreneurship and Economic Growth”.
NTB”. Jurnal Penelitian Kependidikan, 22 Journal Small Business Economics, 13 (2),
(1): 74-89. hml 27-55.
159
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
The Implementation of Student Center Learning on the Subject of
Entrepreneurship for Developing Student Business Owner at Management
Department
Titiek Ambarwati
Uci Yuliati
Triningsih S.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Muhammadiyah Malang
Email : Ambarwati.titiek@gmail.com; uci.yuliati@yahoo.cpm; triningsih57@gmail.com
Abstract : The aim of this research is to implement one of the teaching and learning
model, that is “student Center Learning Model-Project Based Learning”. This model
will be carried out in the class of Management Department, at the subject of
Entrepreneurship. This model is very important to be implement because the program
of Economics and Business Faculty want to motivated all the students more creative.
By using SCL-PBL model at the subject of Entrepreneurship, the student should follow
and do all the process of teaching and learning. First, all student follow their class
meeting, second making business plan, third doing/ practice their business, forth
presentation, fifth making business report. This mechanism is explained at silaby and
in detail is explained at the entrepreneurship subject planning program (RPPS).
Finally, after joining the class as whole in one semester all the students are expected
to continue their business individually or collectively as long as their study or after
graduating from their study. They can be business owner or business-man.
161
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sangat sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 lebih mendalam kepada mahasiswa,
A Tahun 2013 yang memuat 5M, yaitu: (1) Menciptakan mahaiswa wirausaha yang
mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan berkompetensi kewirausahaan.
informasi; (4) mengasosiasi; dan (5)
mengkomunikasikan. 1. Project Based Learning
Implikasi pendekatan pembelajaran Model pembelajaran berbasis proyek (project
Project Based Learning dengan melibatkan based learning) adalah sebuah model
mahasiswa peserta mata kuliah kewirausahaan pembelajaran yang menggunakan proyek
secara maksimal diharapkan dapat menciptakan (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam
pembelajaran yang efektif serta dapat kegiatan ini, mahasiswa melakukan eksplorasi,
meningkatkan kompetensi kognitif, kompetensi penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi
afektif dan kompetensi psikomotorik Apakah untuk memperoleh berbagai hasil belajar
Penerapan Metode Project Based Learning akan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Model
meningkatkan kompetensi kewirausahaanp pada pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai
mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar
Apakah Peningkatan Kompetensi untuk memberikan tugas proyek bagi
Kewirausahaan Berbasis Project BaseLearning mahasiswa untuk melakukan aktivitas.
pada Mahasiswa akan mampu menciptakan Selanjutnya dengan dibantu dosen, kelompok-
mahasiswa wirausaha pada mahasiswia Prodi kelompok mahasiswa akan merancang aktivitas
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang akan dilakukan pada proyek mereka
Universitas Muhammadiyah Malang. masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan
Sedangkan tujuan penelitian ini Untuk ide-ide kelompok mahasiswa yang digunakan
menerapkan model pembelajaran student center dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa
learning-Project Based Learning dalam upaya memiliki mereka terhadap proyek tersebut.
meningkatkan kompetensi kewirausahaan pada Selanjutnya, dosen dan mahasiswa menentukan
mahasiswa Prodi manajemen Fakultas Ekonomi batasan waktu yang diberikan dalam
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
Malang, Untuk mempelajari hubungan Dalam berjalannya waktu, mahasiswa
peningkatan kompetensi kewirausahaan melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari
BerbasisProject Based Learning pada persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga
mahasiswa dengan jumlah mahasiswa melaporkannya sementara dosen memoni-tor
wirausaha pada Prodi Manajemen Fakultas dan memantau perkembangan proyek
Ekonomi dan Bisnis Universitas kelompok-kelompok mahasiswa dan memberi-
Muhammadiyah Malang. Adapun manfaat yang kan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada
dapat diraih melalui penelitian penerapan model tahap berikutnya, setelah mahasiswa
pembelajaran berbasis proyek (Project Based melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan,
Learning) adalah : Mahasiswa menjadi dosen menilai pencapaian yang mahasiswa
pembelajar aktif, Pembelajaran menjadi lebih peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge
interaktif dan student centred, Dosen berperan terkait konsep yang relevan dengan topik),
sebagai fasilitator, emberikan kesempatan hingga keterampilan dan sikap yang
mahasiswa mengelolasendiri kegiatan atau mengiringinya. Terkahir, dosen memberikan
aktivitaspenyelesaian tugas sehingga melatih kesempatan kepada mahasiswa untuk
mereka menjadi lebih mandiri, Memberikan merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam
pemahaman konsep atau pengetahuan secara pembelajaran berbasis proyek yang telah
162
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
mereka lakukan agar di lain kesempatan dan kerja sama antar anggota kelompok.
pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek Peserta
menjadi lebih baik lagi. didik di bawah pendampingan guru melakukan
penjadwalan semua kegiatan yang telah
2. Penilaian Dalam Model dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus
Pembelajaran Project Based Learning diselesaikan tahap demi tahap. Penyelesaian
Pembelajaran berbasis proyek dapat proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
memberikan hasil belajar dalam bentuk Langkah ini merupakan langkah
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill pengimplementasian rancangan proyek yang
atau psikomotor), dan sikap (attitude atau telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan
afektif), maka penilaiannyapun dilakukan untuk dalam kegiatan proyek di antaranya adalah
ketiga ranah ini. Bentuk penilaian dapat berupa dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi, d)
tes atau nontes. Sebaiknya penilaian yang interview, e) merekam, f) berkarya seni, g)
dilakukan untuk model pembelajaran berbasis mengunjungi objek proyek, atau h) akses
proyek ini lebih mengutamakan aspek internet. Guru bertanggung jawab memonitor
kemampuan mahasiswa dalam mengelola aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas
aktivitas-aktivitas mereka dalam penyelesaian proyek mulai proses hingga penyelesaian
proyek yang dipilih dan dirancangnya, relevansi proyek. Pada kegiatan monitoring, guru
atau kesesuaian proyek dengan topik membuat rubrik yang akan dapat merekam
pembelajaran yang sedang dipelajari hingga aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan
keaslian (orisinalitas) proyek yang mereka tugas proyek.
garap. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi
hasil proyek Hasil proyek dalam bentuk produk,
2. Langkah Langkah Pembelajaran baik itu berupa produk karya tulis, karya seni,
Berbasis Proyek atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan
Adapun langkah-langkah Pembelajaran
berbasis proyek (PBP) dapat dijelaskan sebagai dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik
berikut : Penentuan proyek Pada langkah ini, yang lain dan guru atau masyarakat dalam
peserta didik menentukan tema/topik proyek bentuk pameran produk pembelajaran. Evaluasi
berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh proses dan hasil proyek Guru dan peserta didik
guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk pada akhir proses pembelajaran melakukan
memilih/menentukan proyek yang akan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas
dikerjakannya baik secara kelompok ataupun
proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat
mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari
tugas yang diberikan guru. Perancangan dilakukan secara individu maupun kelompok.
langkah-langkah penyelesaian proyek Peserta Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi
didik merancang langkah-langkah kegiatan kesempatan mengemukakan pengalamannya
penyelesaian proyek dari awal sampai akhir selama menyelesaikan tugas proyek yang
beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki
proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan kinerja selama menyelesaikan tugas proyek.
tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat
Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik
mendukung tugas proyek, pengintegrasian
berbagai kemungkinan penyelesaian tugas terhadap proses dan produk yang telah
proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dihasilkan.
dapat mendukung penyelesaian tugas proyek,
163
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
3. Kompetensi bagaimana peserta didik mampu
mengaplikasikan pemahamannya dalam
Kompetensi yang akan dicapai meliputi tiga kehidupan sehari-hari melalui perbuatan atau
aspek yaitu Aspek Kognitif, Afektif dan tindakan.Ketiga domain di atas yang lebih
Psikomotorik. Domain kognitif, afektif dan dikenal dengan istilah domain head,
psikomotorik merupakan pengklasifikasian heart, dan hand merupakan kriteria yang dapat
hasil belajar yang berupa perubahan perilaku digunakan oleh pendidik untuk mengetahui serta
individu. Kawasan kognitif merupakan kawasan mengevaluasi tingkat keberhasilan proses
yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual pembelajaran.
atau berpikir/nalar. Di dalamnya mencakup
pengetahuan (knowledge), pemahaman 4. Pengukuran Aspek Kognitif, Afektif, dan
(comprehension), penerapan (application), Psikomotorik
penguraian (analyze), pemaduan (synthesis),
dan penilaian (evaluation). Dalam aspek 1) Pengukuran Aspek Kognitif
kognitif, sejauh mana peserta didik mampu Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980)
memahami materi yang telah diajarkan oleh sebagaimana dikutip Mimin Haryati,
pendidik, dan pada level yang lebih atas seorang kemampuan kognitif adalah kemampuan
peserta didik mampu menguraikan kembali berfikir secara hirarkis yang terdiri dari
kemudian memadukannya dengan pemahaman pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
yang sudah ia peroleh untuk kemudian diberi sintesis dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan,
penilaian/pertimbangan. peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
Sedangkan kawasan afektif yaitu hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek didik dituntut untuk menyatakan masalah
emosional seperti perasaan, minat, sikap, dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh
kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Di suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat
dalamnya mencakup penerimaan aplikasi, peserta didik dituntut untuk
(receiving/attending), sambutan (responding), menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi
tata nilai (valuing), pengorganisasian yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik
(organization), dan karakterisasi diminta untuk menguraikan informasi ke dalam
(characterization). Dalam aspek ini peserta didik beberapa bagian, menemukan asumsi,
dinilai sejauh mana ia mampu membedakan fakta dan pendapat serta
menginternalisasikan nilai-nilai pembelajaran menemukan hubungan sebab akibat. Pada
ke dalam dirinya. Aspek afektif ini erat tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk
kaitannya dengan tata nilai dan konsep diri. menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis
Kawasan psikomotorik yaitu kawasan atau teorinya sendiri dan mensintesiskan
yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta
keterampilan yang melibatkann fungsi sistem didik mengevaluasi informasi seperti bukti,
syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan sejarah, editorial, teori yang termasuk di
berfungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari dalamnya judgement terhadap hasil analisis
kesiapan (set), peniruan (imitation), untuk membuat kebijakan.
membiasakan (habitual), menyesuaikan Untuk mengukur keberhasilan aspek
(adaptation), dan menciptakan (origination). kognitif ini, maka pengajar harus membuat alat
Ketika peserta didik telah memahami dan penilaian (soal) dengan formulasi perbandingan
menginternalisasikan nilai-nilai mata pelajaran sebagai berikut:
dalam dirinya, maka tahap selanjutnya ialah
164
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
40% untuk soal yang menguji tingkat Dengan menggunakan formulasi perbandingan
pengetahuan peserta didik. soal di atas, mempermudah seorang
20% untuk soal yang menguji tingkat pengajar/guru untuk memperjelas cara
pemahaman peserta didik. berfikirnya dan untuk memilih soal-soal yang
20% untuk soal yang menguji tingkat akan diujikan, selain itu juga dapat membantu
kemampuan dalam penerapan seorang guru agar terhindar dari kekeliruan
pengetahuan. dalam membuat soal. Adapun bentuk tes
10% untuk soal yang menguji tingkat kognitif diantaranya; tes lisan di kelas, pilihan
kemampuan dalam analisis peserta ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau
didik. uraian bebas, jawaban atau isian singkat,
5% untuk soal yang menguji tingkat menjodohkan, portopolio, dan performans.
kemampuan sintesis peserta didik.
5% untuk soal yang menguji tingkat
kemampuan petatar dalam mengevaluasi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Siklus 1
Refleksi 167
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Pelaksanaan
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 2. Hasil Pre-Test pada Matakuliah Kewirausahaan – Aspek Kognitif (X11 s/d X16)
No Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat
Item Pertanyaan/ Pernyataan Tidak Setuju Setuju
Setuju
1 Pada awal perkuliahan saya sudah mengetahui 4 (1,3%) 47 245 21
tentang kewirausahaan (14,8%) (77,3%) (6.6%)
168
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
2 Pada awal perkuliahan saya sudah memahami 4 (1,3%) 159 148 6
tentang kewirausahaan (50,2%) (46,7%) (1,9%)
3 Pada awal perkuliahan saya sudah mampu 2 (0,6%) 85 216 14
menyebutkan contoh tentang kewirausahaan (26,8%) (68,1%) (4,4%)
4 Pada awal perkuliahan saya sduah mampu 12 229 73 3
menguraikan pengetahuan tentang (3,8%) (72,2%) (23,0%) (0,9%)
kewirausahaan
5 Pada awal perkuliahan saya sudah mampu 29 240 48 0
memadukan materi-materi kewirausahaan (9,1%) (75,7%) (15,1%)
6 Pada awal perkuliahan saya sudah mampu 28 243 44 1
menerangkan konsep-konsep kewirausahaan (8,8%) (76,7%) (13,9%) (0,3%)
Tabel 3. Hasil Pre-Test pada Matakuliah Kewirausahaan – Aspek Afektif (X21 s/d X26)
No Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat
Item Pertanyaan/ Pernyataan Tidak Setuju Setuju
Setuju
169
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
1 Pada awal perkuliahan saya memilih materi 3 55 227 32
kuliah kewirausahaan (0,9%) (17,4%) (71,6%) (10,1%)
2 Pada awal perkuliahan saya memiliki minat 4 39 226 48
terhadap materi kewirausahaan (1,3%) (12,3%) (71,3%) (15,1%)
3 Pada awal perkuliahan saya termotivasi 3 56 213 45
terhadap materi kuliah kewirausahaan (0,9%) (17,7%) (67,2%) (14,2%)
4 Pada awal perkuliahan saya senang terhadap 1 35 214 67
dosen matakuliah kewirausahaan (0,3%) (11,0%) (67,5%) (21,1%)
5 Pada awal perkuliahan saya mendukung proses 2 35 229 51
pembelajaran mata kuliah kewirausahaan (0,6%) (11,0%) (72,2%) (16,1%)
6 Pada awal perkuliahan saya menyetujui aturan/ 2 37 226 52
norma yang berlaku pada mata kuliah (0,6%) (11,7%) (71,3) (16,4%)
kewirausahaan
Tabel 4. Hasil Pre-Test pada Matakuliah Kewirausahaan – Aspek Motorik (X31 s/d X36)
No Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat
Item Pertanyaan/ Pernyataan Tidak Setuju Setuju
Setuju
1 Pada awal perkuliahan saya mulai merancang 34 210 70 3 (0,9%)
proposal bisnis (10,7% (66,2% (22,1%
) ) )
170
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
2 Pada awal perkuliahan saya mulai menyusun 29 218 66 4 (1,3%)
kerangka/ desain proposal bisnis (9,1%) (68,8% (20,8%
) )
3 Pada awal perkuliahan saya sudah memilah 34 217 62 4 (1,3%)
jadwal pembuatan proposal bisnis (10,7% (68,5% (19,6%
) ) )
4 Pada awal perkuliahan saya sudah melengkapi/ 39 248 27 3 (0,9%)
memperbaiki penyusunan proposal bisnis (12,3% (78,2% (8,5%)
) )
5 Pada awal perkuliahan saya mebuat draft 36 238 39 4 (1,3%)
proposal bisnis (11,4% (75,1% (12,3%
) ) )
6 Pada awal perkuliahan saya mendiskusikan 35 204 74 4 (1,.3)
draft proposal bisnis (11,0% (64,4% (23,3%
) ) )
Ternyata pada awal perkuliahan sebagian besar banyak mahasiswa yang belum memperbaiki
mahasiswa peserta matakuliah Kewirausahaan penyusunan proposal bisnis (90,5%), dan belum
masih banyak yang belum merancang proposal membuat draf proposal bisnis (86,4%) sehingga
bianis 244 orang (77,0%) dan sisanya 73 mereka juga belum bendiskusikan draf proposal
mahasiswa (23%) menyatakan setuju (22,1%) bisnis (75,4%). Namun demikian sudah ada
dan sangat setuju (0,9%) merancang proposal mahasiswa yang sudah memiliki jadwal
bisnis. Seiring dengan merancang proposal membuat proposal bisnis sehingga mereka juga
bisnis ternyata pada awal perkuliahan masih mulai memperbaiki penyusunan proposal
banyak mahasisiwa (77,9%) yang belum bisnisnya (9,5%) dan mulai membuat draft
memulai menyusun desain proposal bisnis. proposalbisnis (13,6%) dan mendiskusikannya
Namun sebanyak 70 mahasiswa (21,9%) dengan teman kelompok (24,6%).
menyatakan sudah mulai menyusun desain Setelah mahasila diberi perlakuan pre-
proposal bisnis. Hal ini nampak dari adanya test kemudian dinilai hasil ujiannya. Setelah
beberapa mahasisiwa yang sudah berjualan ujian pertama (Ujian Tengah Semester)
seiring dengan perkuliahannya. mahasiswa diminta mempertanggungjawabkan
Pada awal perkuliahan juga masih tugasnya dengan melaporkan sejauh mana
banyak mahasiswa yang belum memiliki jadwal proposal yang sudah dirancang sampai
membuat proposal bisnis (79,2%) dan sisanya didiskusikan dengan anggota kelompok untuk
20,8% sudah mulai memiliki jadwal membuat disepakati dijalankan bersama.
proposal bisnis. Dengan demikian juga masih Hasil ujiann tengah semester sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Ujian Tengah Semester Mahasiswa Kewirausahaan Smester genap 2015/2016
Nilai Ujian Tengah Semester Jumlah Mahasiswa Persentase
Lebih Rendah dari 40 (E)
Nilai 40,9 s/d 50,9 ( D )
Nilai 51 s/d 60,9 ( C )
Nilai 61 s/d 70,9 ( C+ )
Nilai 71 s/d 74,9 ( B )
Nilai 75 s/d 79,9 ( B+ )
171
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Nilai 80 s/d 100 ( A )
DAFTAR RUJUKAN
Masmur Muslich, 2011 : Melaksanakan PTK itu
Daryanto, 2011 : Penelitian Tindakan Kelas dan Mudah (Classroom Action Research)
Penelitian Tindakan Sekolah Jakarta, Bumi Aksara.
Yogyakarta,Gava Media.
Triningsih, 2015: Model Wirausaha Mahasiswa
M. Hosnan,2013: Pendekatan Saintifik Dan dalam Membangun Budaya
Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad Enterpreneur.
21, Ghalia Indonesia
172
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Prestasi Belajar Dan Praktik Kewirausahaan
Di Sekolah Mempengaruhi Minat Berwirausaha Siswa Setelah Lulus SMK
Suwarni
Program Studi Manajemen – Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No 5. Hp. 085855987775
Abstrak Untuk membentuk siswa yang memiliki semangat wirausaha, terlebih dahulu perlu
ditanamkan minat berwirausaha dalam diri mereka. Minat juga memegang peranan penting dalam
menentukan arah dan pemikiran seseorang dalam segala tindakannya termasuk juga dalam belajar dan
berprestasi. Siswa SMK diharapkan meningkatkan belajar dan meningkatkan prestasi pada mata
pelajaran kewirausahaan dan bersungguh-sungguh melaksanakan praktik kewirausahaan, bagi guru
SMK senantiasa lebih berinovasi dalam melakukan pengajaran kewirausahaan untuk merangsang
minat berwirausaha siswa. Tujuan dibelajarkannya pendidikan kewirausahaan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya,.sedangkan tujuan pendidikan
kewirausahaan melalui beberapa mata pelajaran di SMK. Prestasi belajar dan praktik kewirausahaan
berpengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Sehingga siswa harus (a). Meningkatkan
belajar dan prestasi pada mata pelajaran kewirausahaan dengan cara memperhatikan penjelasan guru
di kelas, mengerjakan tugas , dan rajin belajar serta disiplin sesuai tata tertib yang ada. (b)
Mengikuti praktik kewirausahaan dan membawa alat-alat praktik kewirausahaan sesuai yang
diperintahkan guru untuk memudahkan siswa dalam melaksanakan praktik kewirausahaan agar dapat
pengalaman yang maksimal. (c) Lebih aktif mengikuti seminar dan pelatihan kewirausahaan, praktik-
praktik kewirausahaan untuk memacu semangat berwirausaha agar termotivasi untuk menjadi
wirausaha.
173
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
yang telah di kuasai peserta didik. (b). Prestasi menyuruh. Lebih lanjut Djaali menambahkan
belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin bahwa minat pada dasarnya merupakan
tahu para ahli psikologi biasanya menyebut hal penerimaan akan suatu hubungan antara diri
ini sebagai “tendensi keingin tahuan dan sendiri dengan sesuatu yang di luar diri,
merupakan kebutuhan umum manusia. (c). semakin kuat atau dekat hubungan tersebut
Prestasi belajar sebagai indikator intern dan maka semakin besar minatnya. Dari pendapat
ekstern dari suatu intuisi pendidikan. (d). para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan
Prestasi belajar sebagai indikator intern dan bahwa minat merupakan rasa suka dan
ekstern dari suatu institusi pendidikan. (e). ketertarikan yang tumbuh dalam diri seseorang
Presrasi belajar dapat di jadikan indikator daya untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas
serap (kecerdasan) peserta didik. tanpa ada yang menyuruh. Semakin besar rasa
Pembelajaran praktik merupakan suatu suka atau ketertarikan individu terhadap
proses untuk meningkatkan ketrampilan peserta sesuatu semakin besar pula minat yang akan di
didik dengan menggunakan berbagai metode timbulkan.
yang sesuai dengan keterampilan yang di Wirausaha menurut kamus besar bahasa
berikan dan peralatan yang di gunakan. Selain Indonesia, merupakan orang yang pandai atau
itu pembelajaran praktik merupakan suatu berbakat mengenali produk baru, menentukan
proses pendidikan yang berfungsi membimbing cara produksi baru mengatur permodalan
peserta didik secara sistematis dan terarah operasinya serta memasarkannya.
untuk dapat melakukan suatu ketrampilan. Sedangkan Suryana (2003:3)
Praktik merupakan praktik-praktik yang di mengemukakan bahwa Secara umum,
lakukan di luar lingkungan sekolah (Fuad dan wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai
Ahmad, 2009:153). Kewirausahaan merupakan penemu (inovator) yaitu menciptakan produk
sebuah ilmu, seni dan keterampilan untuk baru, teknologi dan cara-cara baru, serta
mengelola semua keterbatasan sumber daya, sebagai perencanaan (planner) yaitu berperan
informasi, dan dana yang ada guna merancang usaha baru, merencanakan strategi
mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan
meraih posisi puncak dalam karir (Hendro peluang dalam perusahaan, dan menciptakan
2011:5). Jadi kesimpulan dari pendapat tentang organisasi perusahaan baru.
praktik kewirausahaan merupakan penerapan Dari paparan pendapat para ahli di atas
ilmu atau kegiatan menjual barang atau produk dapat di simpulkan bahwa wirausaha
dengan menggunakan seni, keterampilan, merupakan seorang yang membuat atau
pengetahuan, sikap, serta mengelola sumber menciptakan sebuah produk yang menarik
daya yang telah di pelajari sebelumnya secara minat konsumen, selain itu seorang wirausaha
bersamaan dalam rangka proses berwirausaha merupakan seorang pembuat keputusan yang
untuk mencari peluang menuju sukses berani mengambil resiko atas ide-ide baru atau
mencapai karir. inovasi yang ia ciptakan.
Pengertian minat menurut Slameto Menurut Hendro (2011:4)
(2010: 180) “minat adalah suatu rasa lebih suka kewirausahaan merupakan kemampuan untuk
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau merangkai dan memberdayakan semua yang di
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.” miliki. Sedangkan menurut Kasmir (2006: 18)
,sedangkan menurut Djaali (2009: 121) minat mengemukakan bahwa “kewirausahaan
adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan merupakan suatu kemampuan dalam hal
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menciptakan kegiatan usaha”. Lebih lanjut
174
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kasmir mengemukakan bahwa kemampuan kesediaan untuk kerja keras atau berkemauan
menciptakan memerlukan adanya kreativitas keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi
dan inovasi yang terus menerus untuk kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan
menemukan sesuatu yang berbeda dari yang resiko yang akan terjadi, serta senantiasa
sudah ada sebelumnya. Menurut Hendro belajar dari kegagalan yang di alami, Haris
(2011:165-166), sikap seorang wirausaha (2013:01) yang dapat di ukur melalui: (a).
adalah: (1) Sikap selalu berpikir positif dalam Memiliki rasa percaya diri (b). Dapat
menghadapi segal hal (positive thinking) (2) mengambil resiko (c). Kreatif dan inovatif (d).
Respon yang positif dari individu terhadap Disiplin dan bekerja keras (e). Berorientasi ke
informasi, kejadia, kritikan, cercaan, tekanan, masa depan (f) Jujur dan mandiri
tantangan, cobaan dan kesulitan (3) Sikap yang
berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, HASIL & PEMBAHASAN
bersifat prestatif dan tidak mudah terlena oleh
hal-hal yang usdah berlalu .(4) Sikap tidak Menurut Alma (2013:7) keberanian
gentar saat melihat pesaing(competitor).(5) membentuk kewirausahaan di dorong oleh guru
Sikap yang selalu ingin tahu, selalu mencari sekolah, sekolah yang memberikan mata
jalan keluar bila ingin maju (6) Sikap yang pelajaran kewirausahaan yang praktis dan
selalu ingin memberi yang terbaik buat orang menarik dapat membangkitkan minat siswa
lain .(7) Sikap yang penuh semangat dan untuk berwirausaha. Sedangkan menurut
berjuang keras (pantang menyerah) sehingga Suryana (2003:32) seseorang memiliki minat
menimbulkan dampak yang baik untuk dunia berwirausaha karena adanya suatu motif
sekelilingnya (8) Punya komitmen yang kuat, tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement
integritas yang tinggi dan semangat yang kuat motive).
untuk meraih impian. Pada pendidikan kejuruan di SMK telah
di masukkan mata pelajaran kewirausahaan.
Minat berwirausaha merupakan Fungsi dari mata pelajaran kewirausahaan
kesediaan untuk bekerja keras tekun untuk adalah memberikan pengetahuan terhadap
mencapai kemajuan usahanya, kesediaan untuk peserta didik untuk dapat memiliki
menanggung macam-macam resiko berkaitan keterampilan dalam mengelola produk yang
dengan tindakan berusaha yang di lakukannya, layak jual, selain itu dalam pembelajaran
bersedia menempuh jalur dan cara baru, kewiraushaan di sekolah secara langsung
kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar menumbuhkan minat siswa dalam minat
dari yang dialaminya (Fu’adi, 2009:92). Jadi berwirausaha karena pembelajaran
yang di maksud dengan minat berwirausaha kewirausahaan secara langsung menuntut
merupakan ketertarikan, keinginan, serta kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotor.
kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan Dengan demikian mata pelajaran
keras untuk menciptakan sebuah peluang kewirausahaan yang telah dipelajari pada waktu
usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan di sekolah merupakan titik awal untuk
kesejahteraan hidupnya tanpa merasa takut merangsang minat berwirausaha. Secara umum
akan resiko yang terjadi dan yang akan di mata pelajaran ini membekali siswa untuk
hadapi, serta berkemauan keras untuk belajar menggali pengetahuan tentang produk baru ,
dari kesalahan. menentukan bagaimana cara memproduksi
Mengukur minat berwirausaha produk baru, menyusun strategi untuk
merupakan keinginan, ketertarikan serta mengadakan produk baru dan memasarkan
175
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
serta mengatur pemodalan. Hal ini di harapkan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
agar lulusan SMK yang tidak terserap dalam Kegiatan praktik kewirausahaan di sekolah
lapangan kerja dapat menciptakan suatu secara langsung memberikan bekal untuk
lapangan kerja atau membuka usaha sendiri menjadi wirausahawan yang tangguh dan
untuk mengurangi pengangguran. berbakat dalam melakukan pemasaran barang
Keberanian untuk membentuk mindset dan jasa, menerapkan prinsip profesional
berwirausaha merupakan tugas dari seorang bekerja, melaksanakan komunikasi bisnis,
pendidik atau guru, sekolah yang memberikan mengolah produk dan menciptakan ketrampilan
mata pelajaran praktis dan menarik dapat yang layak jual. Berdasarkan hal di atas,
membangkitkan minat siswa berwirausaha. diharapkan agar lulusan SMK nantinya dapat
Prestasi belajar kewirausahaan dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru
diharapkan berakibat pada perubahan tingkah untuk mengurangi pengangguran
laku siswa untuk mulai mengenali dan Pentingnya prestasi kewirausahaan
mempraktekkan kewirausahaan dalam dan praktek kewirausahaan dapat membantu di
kehidupan sehari-hari. Semakin berani siswa dalam menghadapi kenyataan hidup yang
untuk mencoba berwirausaha maka akan penuh dengan permasalahan, sehingga dapat
semakin banyak ide-ide yang di dapat sehingga mencapai kehidupan yang lebih maju dan lebih
akan mempengaruhi minatnya untuk berhasil. Untuk mencapai kemajuan hidup
mengembangkan ide-idenya ke dalam inisiatif manusia harus belajar, dan agar kehidupan
dan kreativitas untuk menghadapi persaingan di manusia mencapai keberhasilan seseorang
dunia usaha. Minat berwirausaha merupakan harus bekerja dan bekreasi. Hal bekerja dan
suatu rasa ketertarikan seseorang atau siswa berkreasi siswa perlu ditunjang dengan
yang di ikuti usaha aktif untuk mempelajari dan pendididikan dan pembelajaran kewirausahaan
mendapatkan pengalaman berwirausaha. yang mantap.
Menurut Hendro (2011), setiap Konsep berpikir untuk mrncari kerja
wirausaha yang sukses memiliki empat unsur setelah lulus sekolah perlu diubah menjadi
pokok seperti kemampuan (yang berhubungan menciptakan pekerjaan. Di sinilah pentingnya
dengan IQ dan keterampilan), keberanian (yang prestasi kewirausahaan dan praktek
berhubungan deengan EQ dan mental), kewirausahaan yang diharapkan dapat
keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi memberikan bekal pengetahuan kewirausahaan
diri) dan kreativitas yang menelurkan sebuah di kalangan siswa. Prestasi kewirausahaan dan
inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk praktek kewirausahaan diharapkan memberikan
menemukan peluang berdasarkan intuisi landasan teoritis tentang konsep
(hubungan dengan pengalaman). Dari pendapat kewirausahaaan, membentuk pola pikir, sikap,
tersebut dapat disimpulkan siswa yang dan perilaku seorang wirausahawan.
memiliki motif berprestasi dalam dirinya akan Prestasi kewirausahaan dan praktek
mendorong minat berwirausaha dalam diri kewirausahaan sangat diperhiungkan dalam
siswa tersebut untuk memulai berwirausaha. minat berwirausaha. Dua faktor tersebut di atas
Pengalaman yang diperoleh di sekolah dipercaya mempengaruhi minat berwirasusaha
seperti praktik kewirausahaan akan yaitu akses mereka kepada modal, informasi,
menentukan minat siswa untuk berwirausaha, dan kualiatas kewirausahaan yang dimiikinya..
karena didalam dunia industri dan praktik Prestasi kewirausahaan dan praktek
kewirausahaan di sekolah siswa diajarkan kewirausahaan dapat dipercaya bisa
bagaimana bekerja dan memulai berusaha mengembangkan berbagai potensi yang
176
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dimiliki oleh manusia. Dengan prestasi memperhatikan penjelasan guru di kelas,
kewirausahaan dan praktek kewirausahaan mengerjakan tugas , dan rajin belajar serta
kekuatan intelektual, daya sosial dapat disiplin sesuai tata tertib yang ada. (b)
dikembangkan. Selain itu melalui prestasi Mengikuti praktik kewirausahaan dan
kewirausahaan dan praktek kewirausahaan membawa alat-alat praktik kewirausahaan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dapat sesuai yang diperintahkan guru untuk
ditingkatkan. Prestasi kewirausahaan dan memudahkan siswa dalam melaksanakan
praktek kewirausahaan merupakan pelajaran praktik kewirausahaan agar dapat pengalaman
yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku yang maksimal. (c) Lebih aktif mengikuti
seseorang, sehingga pembelajaran seminar dan pelatihan kewirausahaan, praktik-
kewirausahaan perlu dirancang, diatur, praktik kewirausahaan untuk memacu
dimonitor, sedemikian rupa dan dievaluasi agar semangat berwirausaha agar termotivasi untuk
mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan. menjadi wirausaha.
Prestasi kewirausahaan dan praktek Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru
kewirausahaan memiliki peran penting bagi SMK untuk meningkatkan prestasi belajar
timbulnya minat berwirausaha. Pembelajaran siswa dengan mengetahui minat berwirausaha
kewirausahaan juga memiliki tujuan untuk siswa secara dini , serta sering mengadakan
meningkatkan hasil belajar yang memadai praktik kewirausahaan dengan di fasilitasi
tentang kewirausahaan. Pembelajaran dengan peralatan yang mendukung untuk
kewirausahaan juga mengarahkan ke satu kebutuhan praktik kewirausahaan agar siswa
elemen yang menentukan minat kewirausahaan bersemangat dalam melaksanakan praktik
misalnya, pengetahuan, keinginan maupun berwirausaha. Selain itu guru lebih berinovasi
kemungkinan untuk melakukan kegiatan dalam program pengajaran, seperti lebih
kewirausahaan. banyak media pembelajaran untuk
menampilkan profil wirausaha sukses dan
SIMPULAN memberikan serta mengadakan seminar –
seminar kewirausahaan kepada siswa sehingga
Prestasi belajar dan praktik kewirausahaan dapat merangsang siswa agar giat belajar agar
berpengaruh yang signifikan terhadap minat prestasi belajar dan praktik kewirausahaan yang
berwirausaha. Sehingga siswa harus (a). diadakan mendapatkan hasil yang lebih baik
Meningkatkan belajar dan prestasi pada mata lagi.
pelajaran kewirausahaan dengan cara
DAFTAR RUJUKAN
Djamarah, S.B. 2012. Prestasi Belajar Dan
Alma, B.2013. kewirausahaan. Bandung: Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Alfabeta. Nasional.
177
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Direktorat PSMK.2008. Pelaksanaan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII
Prakerin. Jakarta: Dinas Pendidikan Teknik Audio Video SMK
Nasional. Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi tidak
Fuadi, Isky F, dkk. 2009. Hubungan Minat diterbitkan. Skripsi tidak diterbitkan.
Berwirausaha Dengan Perstasi Praktik Ogyakarta: UNY.
Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik
Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Lestari, D.I & Harmanik, S.H. 2012. Pengaruh
Kabupaten Tegal Tahun Ajaran Prakerin, Prestasi Belajar,
2008/2009, jurnal PTM, (online), 9(2): Lingkungan Keluarga Terhadap Minat
92-98, Berwirausaha Siswa, Economic
(journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JP Education Analysis Journal EEAJ,
TM/article/ (Online), 1(2): 1-6 (2012),
download/205/213), diakses 23 (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
januari 2012. hp/eeaj), diakses 9 Oktober 2013.
Fuad, N & Ahmad, G. 2009. Integrade Human Nugroho,S.E.A. 2013 Kontribusu Prestasi
Resource Development Jakarta: Praktik Kewirausahaan Terhadap
Kompas Gramedia. Minat Berwirausaha Kelas XII Busana
Butik SMK Negeri 1 Wonosari,
Haris Nst. 2013 angket minat (Online),
berwirausaha.(online),(http://harisnst3 (eprints.uny.ac.id/10370/1/JURNAL%
3.blogspot. com/2013/01/angket- 202.pdf) diakses tahun 2013.
minatberwirausaha5447.html), diakses
04 maret 2014. Putra, A.I 2009. Pengaruh Pengalaman
Prakerin Terhadap Minat
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Berwirausaha Pada Siswa Kelas XII
Jakarta: Erlangga. Program Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif SMK Texmaco Pemalang.
Hurlock, E. 1990. Perkembangan Anak. Jurnal PTM, (Online), 9 (1): 1-5,
Jakarta: Erlangga. (http://journal.unnes.ac.id),diakses2
Desember 2013.
Kasmir.2006. Kewirausahaan.jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Rahmi, A.2013. Pengaruh Latar Belakang
Ekonomi Keluarga dan Pengalaman
Kuncoro, M. 2004. Metode Kuantitatif: Teori Praktik Kerja Industri Terhadap
Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan Minat Berwirausaha Siswa Program
Ekonomi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Studi Bisnis Manajemen SMKN 2
Unit Penerbit Dan Percetakan AMP Bukittinggi, (Online),
YKPN. (ejournal.unp.ac.id/students/index.php
/pek/article/download/421/243),
Kusumawardani, M.S 2012. Pengaruh Prestasi diakses tahun 2013.
Praktik Kerja Industri Dan Praktik
Belajar Kewirausahaan Terhadap
178
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Sari, A. S. 2012. Kesiapan Berwirausaha Pada (http://www.sciencedirect
Siswa SMK Kompetensi Keaqhlian .com/science/article/pii/S01664972020
Jasa Boga. Jurnal Pendidikan Vokasi. 00160), diakses 12 maret 2007.
(online), 2 (2): 154-168,
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/ Wibowo, 2011. Pembelajaran Kewirausahaan
article/view/1025), diakses 22 agustus dan Minat Berwirausaha Lulus SMK,
2014. Jurnal Eksplanasi (online).6(2): 109-
122, (http://www.muladi-
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor wibowo.blogspot.com), diakses
yang Mempengaruhinya. Jakarta: september 2011.
PT Rineka Cipta.
Wingkel. W.S. 1999. Psikologi Pengajaran.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Jakarta. PT Grasindo.
Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Winarno, A 2011. Pendidikan Kewirausahaan
Sukses jakarta:Salemba Berbasis Nilai:Dilengkapi Pedoman
Empat. Pembelajaran Model Internalisasi.
Malang. CV. Putra Media Nusantara.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Wiyono, G. 2011. Merancang Penilaian Bisnis:
Alfabeta. Dengan Alat Analisis SPSS 17.0 &
Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Unit
Soemanto, W.2002. Sekuncup Ide Operasional Penerbit Dan Percetakan STIM
Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT Yogyakarta.
Bumi Aksara.
Yanti, P. E. D., Nuridja, i made, & dunia, i
Sudira, P.2006. kurikulum Tingkat Satuan ketut . 2014. Pengaruh lingkungan
Pendidikan SMK, Jakarta: Direktorat keluarga terhadap minat berwirausaha
Pembinaan Sekolah Menengah siswa kelas XI SMK negeri 1
Kejuruan. singaraja, (online), (4): 1-11,
(http://ejournal.undiksha.ac.id /index.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman php/JJPE/article/view1902), diakses
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, 22 agustus 2014.
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah,
Laporan Penelitian: Edisi Kelima. Yulianto, A. 2013, pengaruh prestasi kerja
Malang: Universitas Negeri Malang. industri terhadap minat berwirausaha
siswa gardan, (Online), 4 (1): 1-11,
Wang, K. C. & Wong, P. K. 2004. (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.
Entrepreneurial interest of university php/JJPE/article/view/1902, diakses
students in Singapore, (Online), 24 22 agustus 2014.
(2): 163 – 172,
179
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
ANTARA KARAKTER DAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
(Menggali Hubungan Kewirausahaan Sosial Berbasis Karakter)
Abstrak : Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan karakter dalam pembelajaran
kewirausahaan khususnya kewirausahaan sosial, melalui nilai – nilai karakter yaitu ketaatan
beribadah, kejujuran baik dibidang akademik maupun non akademik, disiplin, tanggung jawab,
hormat, peduli dan kemampuan bekerjasama. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas dengan mendasarkan pada pembelajaran berdasarkan proyek(Project Based
Learning)dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa
jurusan Manajemen FE UNPGRI yang menempuh mata kuliah kewirausahaan sebanyak 45 orang.
Sedangkan obyek penelitian yaitu ketaatan beribadah, kejujuran, kedisiplinan,tanggung jawab,
hormat, peduli dan kemampuan bekerjasama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa
dengan ciri ciri yang sesuai obyek penelitian memiliki orientasi untuk berwirausaha khususnya dalam
bidang sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak fakultas
untuk mengembangkan model pembelajaran kewirausahaan berbasis karakter.
183
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 1
Model pembelajaran yang dijadikan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
sebagai bahan penelitian tindakan kelas adalah pada mata kuliah Kewirausahaan dengan
model pembelajaran berbasis proyek (Project mengambil topik bahasan Kewirausahaan
Based Learning). Mahasiswa diberi tugas untuk Sosial. Nilai – nilai karakter yang
mengamati beberapa bisnis yang berwawasan dikembangkan adalah ketaatan beribadah,
sosial di sekitar mereka dan membandingkan kejujuran, disiplin dan tanggung jawab, hormat
dengan bisnis yang berorientasi keuntungan dan peduli serta kerjasama. Pelaksanaannya
(profit). Setelah melalui pembelajaran di kelas dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I
untuk memberikan pemahaman mengenai dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang
kewirausahaan sosial maka mahasiswa yang meliputi pengertian kewirausahaan dan
dibagi kedalam kelompok-kelompok kewirausahaan sosial dan pembagian kelompok
tugas/proyek diajak untuk melakukan studi tugas dalam bentuk proyek kegiatan
lapangan melihat dari dekat usaha yang kewirausahaan sosial. Siklus II dilaksanakan
berbentuk social entrepreneurship. Setelah dalam tiga kali pertemuan meliputi kajian
kunjungan lapangan tersebut kelompok diberi secara teoritis dan studi lapangan dengan
waktu untuk membuat laporan dan mengunjungi sebuah usaha yang melakukan
mempresentasikan di depan kelas hasil prinsip kewirausahaan sosial
kunjungan lapangan dan dikaitkan dengan teori (sociopreneurship) yaitu Desa Wisata Temas
yang telah mereka peroleh. yang berlokasi di desa Temas Batu Malang.
Penelitian ini dilaksanakan di semester Penjabaran nilai – nilai karakter yang diamati
gasal tahun akademik 2015/2016. Subjek adalah selama melakukan kunjungan lapangan
penelitian adalah mahasiswa semester tiga dan presentasi kelompok dikelas. Metode
Program Studi Manajemen yang mengambil pembelajaran dalam topik kewirausahaan sosial
mata kuliah Kewirausahaan kelas regular ini menggunakan pendekatan/metode Project
(bersubsidi) yang berjumlah 45 orang Based Learning dimana masing – masing
mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan kelompok membuat suatu proyek yang
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dikembangkan berdasarkan kebutuhan sosial
yaitu analisis yang didasarkan pada hasil masyarakat.
pengolahan data. 1. Data Responden
Dari jumlah mahasiswa yang mengikuti
HASIL & PEMBAHASAN perkuliahan kewirausahaan yang
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
184
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
topik kewirausahaan sosial sebanyak 45 orang M s/d M + 1,5 SD = Sedang
dengan rincian laki – laki sebanyak 15 orang M – 1,5 SD s/d M = Cukup
(33%) dan perempuan 30 orang (67%). M – 1,5 SD kebawah = Kurang
2. Analisis Deskriptif M Ideal (Mi) dan standar Deviasi Idel (Sdi)
Penelitian ini menggunakan lima data diperoleh berdasarkan norma sebagai berikut :
yang digunakan untuk mengukur indikator nilai M = ½ (skor tertinggi – skor terendah)
– nilai karakter yang dikembangkan yaitu SD = ¹/6 (skor tertinggi – skor terendah)
ketaatan beribadah, kejujuran, disiplin dan a. Nilai Karakter Ketaatan Beribadah
tanggung jawab, hormat dan peduli serta Data nilai karakter ketaatan beribadah
kerjasama. Selain itu juga digunakan data menunjukkan skor tertinggi yang
mengenai kesiapan mahasiswa menerima dicapai adalah 25 dan skor terendah
pelajaran/ materi dan proses belajar mengajar. yang dicapai adalah 3. Hasil analisis
Deskripsi data yang disajikan meliputi Mean yang diperoleh adalah nilai mean
(M),Median (Me), Modus (Mo), dan Standar sebesar 24 dan standar deviasi 5,33.
Deviasi (SD). Perhitungan kelas mengacu pada Pengkategorian penilaian nilai ketaatan
rumus Sturgess yaitu nilai k = 1 +3,332 Log n, beribadah terhadap minat
kemudian dilanjutkan dengan kewirausahaan sosial dapat dilihat pada
pengidentifikasian kecenderungan variabel dan tabel :
memperhitungkan empat kategori berikut :
M + 1,5 SD keatas = Tinggi
Nilai karakter disiplin dan tanggung tertinggi yang dicapai adalah 24 dan
jawab terhadap kewirausahaan sosial skor terendah yang dicapai adalah 14.
berdasarkan pengkategorian Hasil analisis yang diperoleh adalah
menunjukkan skor tinggi sebesar nilai mean sebesar 18 dan standar
64,45%. deviasi sebesar 4. Pengkategorian
c. Nilai Karakter Kejujuran penilaian kejujuran terhadap
Nilai karakter kejujuran terhadap kewirausahaan sosial dapat dilihat pada
kewirausahaan sosial menunjukkan skor tabel berikut :
Nilai karakter hormat dan peduli tertinggi yang dicapai adalah 34 dan
terhadap kewirausahaan sosial skor terendah yang dicapai adalah 16.
berdasarkan pengkategorian Hasil analisis yang diperoleh adalah
menunjukkan skor tinggi sebesar nilai mean sebesar 21 dan standar
48,89% dan sedang sebesar 46,67%. deviasi sebesar 4,67. Pengkategorian
e. Nilai Karakter Kerjasama penilaian terhadap kerjasama dapat
Data nilai kerjasama terhadap dilihat pada tabel :
kewirausahaan sosial menunjukkan skor
Nilai karakter kerjasama terhadap kuat antara karakter dan kewirausahaan sosial
kewirausahaan sosial berdasarkan dilingkungan FE UNPGRI Kediri diharapkan
pengkategorian menunjukkan skor tinggi dapat menjadi masukan dalam pengembangan
sebesar 68,89 %. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran praktik kewirausahaan khususnya
mahasiswa yang memiliki karakter kerjasama kewirausahaan sosial. Praktik kewirausahaan
yang tinggi memiliki ketertarikan terhadap yang berkarakter dan sehat seyogyanya akan
kewirausahaan sosial. mampu mengakselerasi program pembangunan,
menambal lubang – lubang permasalahan sosial
SIMPULAN yang belum mampu diselesaikan oleh
pemerintah.
Kewirausahaan sosial merupakan salah satu Penanaman nilai – nilai karakter yang
bentuk kewirausahaan yang bertujuan untuk baik menjadi sangat penting ketika
membantu masyarakat. Wirausaha sosial perkembangan dan dinamika masyarakat yang
adalah inisiatif yang inovatif. Penanaman nilai berkembang. Pelaksanaan implementasi
– nilai karakter yang baik menjadi sangat pendidikan karakter dalam bentuk
penting ketika perkembangan dan dinamika pengembangan metode pembelajaran yang
masyarakat yang berkembang akhir – akhir ini terintegrasi sebaiknya direncanakan secara
cenderung berdampak pada hal – hal yang matang dan mendalam sehingga hasil yang
kurang positif. Jika dahulu orang berfikir upaya dicapai dapat sesuai dengan tujuan yang
untuk menyelesaikan masalah sosial adalah diharapkan. Pengukuran nilai – nilai karakter
dengan meminta sumbangan,maka sekarang yang diintegrasikan dalam model pembelajaran
upaya penyelesaian masalah dapat dilakukan belum memilii bentuk standar sehingga
dengan kreatif. Dengan adanya hubungan yang dimungkinkan memperoleh hasil yang berbeda
187
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
jika dilakukan oleh orang yang berbeda. Oleh implementasi pendidikan karakter di
karenanya diharapkan penelitian ini dapat universitas.
diperoleh suatu bentuk standar mengenai
188
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pentingnya Diklat Laboratorium Inovasi Kepemimpinan
Untuk Meneguhkan Entrepreuner Agen Perubahan Pada Instansi Pemerintah
Hary Wahyudi
Widyaiswara Madya Badan Diklat Jatim
Email : hary_wahyudi2003@yahoo.com
Abstrak : Salah satu kompenen dalam penilaian akreditasi A adalah peran tenaga pengajar
kediklatan (widyaiswara) yang mampu menunjukan pengalaman yang mendukung penguasaan
substansi, yang berperan sebagai konsultan, riset dan praktisi diluar lembaga diklat. Serta kapasitas
widyaiswara dalam pengembangan profesi melalui penerbitan karya tulis ilmiah dalam bentuk buku,
proceeding maupun jurnal ilmiah.Serta hasil penyelenggaraan diklat berupa produk yang dihasilkan
oleh penyelenggara diklat, yakni yang dinilai dari kualitas produk yang dihasilkan oleh seluruh
peserta diklat kepemimpinan dan diklat prajabatan dalam mengimplementasikan proyek perubahan
maupun aktualisasi nilai-nilai diinstansinya.Widyaiswara sebagai agen perubahan adalah
individu/kelompok terpilih yang menjadi pelopor perubahan dan sekaligus dapat menjadi contoh dan
panutan dalam berperilaku yang mencerminkan integritas dan kinerja yang tinggi di lingkungan
organisasinya. Widyaiswara agen perubahan bertanggung jawab untuk selalu mempromosikan dan
menjalankan keteladanan mengenai peran tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan peran,
tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya.
Pada awal tahun 2016 Lembaga Administrasi Serta hasil penyelenggaraan diklat berupa
Negara memberikan Akreditasi kepada seluruh produk yang dihasilkan oleh penyelenggara
lembaga diklat instansi pemerintah dan Badan diklat, yakni yang dinilai dari kualitas produk
Diklat Jatim mendapatkan nilai akreditasi A yang dihasilkan oleh seluruh peserta diklat
(sangat baik). Akreditasi merupakan penilaian kepemimpinan dan diklat prajabatan dalam
dan kelayakan lembaga dalam mengimplementasikan proyek perubahan
menyelenggarakan diklat kepemiminan II, III, maupun aktualisasi nilai-nilai diinstansinya.
IV dan diklat prajabatan III , II dan I. Tujuan Output (hasil) produk pembelajaran
akreditasi adalah untuk meningkatkan mutu, peserta diklat juga dilakukan diseminasi
efisiensi, akuntabilitas penyelenggaraan kepada user (instansi peserta) dan kepada
pendidikan dan pelatihan. stakeholder yang lebih luas, diseminasi
Salah satu kompenen dalam penilaian dilakukan dengan cara display, koleksi dan
akreditasi A adalah peran tenaga pengajar dokumentasi pada perpustakaan, upload
kediklatan (widyaiswara) yang mampu website, pameran dan alumni gathering.
menunjukan pengalaman yang mendukung Penelitian/pengkajian karya tulis ini
penguasaan substansi, yang berperan sebagai didasarkan pada agumentasi tentang pentingya
konsultan, riset dan praktisi diluar lembaga meneliti/mengkaji promosi dan inovasi yang
diklat. Serta kapasitas widyaiswara dalam dilakukan oleh peserta Diklat Kepemimpinan
pengembangan profesi melalui penerbitan Tingkat III dan Tingkat IV sebagai peneguhan
karya tulis ilmiah dalam bentuk buku, Badan Diklat Jawa Timur sebagai pencetak
proceeding maupun jurnal ilmiah agen perubahan.
189
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri kepemimpinan, tetapi juga mampu
bahwa kemauan berinovasi (willingness to menunjukkan kinerjanya dalam memimpin
innovate) dan kemampuan berinovasi (ability perubahan dan menyebar semangat kebaruan
to innovate) di lingkungan birokrasi dirasakan melalui promosi hasil inovasi yang telah
masih rendah. Inovasi masih merupakan hal dirancang dan diimplementasikan selama
yang aneh, tidak disukai, bahkan cenderung diklat. Seorang pemimpin perubahan dituntut
dihindari karena pandangan yang keliru bahwa untuk mampu menyebar semangat kebaruan
inovasi merupakan sesuatu yang tidak sejalan dalam berinovasi di sektor publik yaitu
dengan kebijakan. willingnes to inovate dan ability to innovate.
Kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan Sebagaimana acuan/pedoman Lembaga
berjalan terus namun harus dihentikan dan Administrasi Negara perihal pengelolaan
bahkan perlu dibalik. Kalangan birokrasi laboratorium inovasi, ditegaskan bahwa
pemerintah perlu diyakinkan bahwa berinovasi pengelolaan laboratorium inovasi ditempuh
di sektor publik itu menyenangkan dan mudah melalui lima tahap yaitu tahap drum up,
dilakukan oleh pemimpin (pejabat) diagnose, design, deliver dan display
pemerintahan. (promosi).
Dalam sistem manajemen kepegawaian, Dalam kajian/penelitian ini yang hendak diteliti
pejabat struktural memainkan peranan yang dibatasi pada tahap akhir, yakni display
sangat menentukan dalam membuat (promosi) dengan menyodorkan permasalah
perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan “Bagaimana Diseminasi Inovasi Hasil
memimpin bawahan dan seluruh pemangku Produk Peserta Diklat Kepemimpinan dalam
kepentingan stratejik untuk melaksanakan upaya meneguhkan Badan Diklat Jatim
kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Sebagai Agen Perubahan?”
Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi
kepemimpinan,yaitu kemampuan dalam METODE
mempengaruhi serta memobilisasi bawahan
dan pemangku kepentingan strategisnya dalam Metodologi penelitian yang digunakan
melaksanakan kegiatan yang telah merupakan pilihan strategi dalam rangka
direncanakan. pengumpulan dan proses analisis terhadap
Untuk dapat membentuk sosok pejabat bukti empiris. Oleh sebab itu, metode
struktural seperti tersebut di atas, penelitian yang digunakan dapat berupa metode
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan kualitatif atau kuantitatif dengan teknik
Kepemimpinan (Diklatpim) bertujuan pengumpulan data, baik melalui eksperimen,
membekali peserta dengan kompetensi yang studi lapangan, maupun studi pustaka.
dibutuhkan menjadi pemimpin yang inovatif, Namun dari dua piilihan metodologi
yaitu penyelenggaraan Diklat yang tersebut, dipilih metodologi penelitian kualitatif
memungkinkan peserta mampu menerapkan dalam melakukan penelitian/kajian, fakta
kompetensi yang telah dimilikinya. diungkap secara obyektif, tidak bias pada suatu
Dalam penyelenggaraan Diklatpim seperti kepentingan tertentu. Setelah itu hasil
ini, peserta dituntut untuk menunjukkan penelitian/kajian tersebut diklasifikasikan
kinerjanya dalam merancang suatu perubahan secara sistematis.
di unit kerjanya dan memimpin perubahan Metode pendekatan dalam penulisan
tersebut sehingga memberikan hasil yang naskah ini merupakan totalitas cara kerja yang
signifikan. dipakai dalam mendeskripsikan permasalahan
Dengan demikian, pembaharuan sebagaimana yang telah ditetapkan diatas.
diharapkan dapat menghasilkan alumni yang Metodologi dalam kajian/penelitian karya tulis
tidak hanya memiliki kompetensi ilmiah ini adalah metode penelitian kualitif
193
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
yang didasarkan pertanyaan penelitian yang dibentuk untuk pemahaman, Akurasi dan
telah dirumuskan. reliabilitasdibentuk melalui verifikasi (Sumber:
Metodologi penelitian/kajian tentang John W. Creswell, Research Design:
promosi dan inovasi proyek perubahan peserta Qualitative and Quantitative Approaches,
diklat dilakukan dengan pendekatan kajian (California: Sage Publications, Inc, 1994), hlm.
kualitatif, yakni cara sistematik yang digunakan 5.
peneliti dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam proses analisa deskriptif. HASIL & PEMBAHASAN
Setidaknya, ada enam jenis metode penelitian
kualitatif yang dipergunakan dalam menyusun Analisa Fokus Hasil Inovasi
karya tulis ilmiah ini, yaitu: Analisa karya tulis ini difokuskan untuk
1.Observasi terlibat diskusi secara langsung menjawab permasalahan, yakni
dengan peserta diklat; mendeskripsikan tentang bagaimana promosi
2.Deskripsi dan analisa percakapan dalam hasil inovasi perubahan peserta diklat
coaching, konseling dengan peserta diklat; kepemimpinan tingkat III dan tingkat IV,
3.Deskripsi dan analisa penggalian ide dan sebagaimana yang telah dilakukan dilakukan
pilihan gagasan rancangan inovasi dengan oleh peserta, penyelenggara dan coach.
peserta; Fokus yang hendak dikaji adalah dipilih
4.Deskripsi dan analisa isi implementasi sebanyak 83 buah kertas kerja yang disusun
inovasi dengan peserta dan mentor; oleh 83 peserta diklat kepemimpinan tingkat III
5.Pengambilan data pembuktian hasil-hasil dan tingkat IV yang dilaksanakan pada tahun
inovasi yang telah dipromosikan, dan 2015, baik yang diselenggarakan di kampus
6.Analisa penyusunan rekomendasi dan Badan Diklat Surabaya dan kampus Badan
komitmen tindak lanjut yang hendak Diklat Malang yang diikuti peserta dari
dilanjutkan secara berkelanjutan. berbagai SKPD pemerintah provinsi jawa timur
“Gaya” penelitian kualitatif dalam karya dan SKPD dari kabupaten/kota provinsi jawa
tulis ini mengkonstruksikan realitas dan makna, timur serta peserta dari berbagai
menjalin fokus pada proses dan peristiwa pemerintah/kota luar provinsi jawa timur.
secara interaktif, otentisitas/orisinalitas adalah Analisa datan penelitian/kajian karya tulis
kunci, hadirnya nilai secara eksplisit, Dibatasi ilmiah ditujukan untuk mendapatkan deskripsi
situasi, Sedikit kasus dan subjek, Analisis penyebaran semangat kebaruan melalui
tematik, Peneliti terlibat, Sumber: W. Lawrence promosi hasil inovasi diklat kepemimpinan,
Neuman, Social Research Methods: Qualitative sebagai berikut :
and Quantitative Approaches,(Needham 1. Jenis-jenis hasil inovasi yang telah
Heights, MA: Allyn& Bacon, 1997), hlm. 14 dihasilkan 83 peserta, yang terdiri dari
Asumsi Paradigmatik Penelitian peserta diklat kepemimpian tingkat III dan
Kualitatif dalam karya tulis ini dengan tingkat IV tahun 2015;
mendasarkan pada realitas bersifat subjektif 2.Hasil inovasi peserta diklat yang telah
dan ganda sebagaimana terlihat oleh partisipan dipromosikan, baik yang dilakukan oleh
dalam studi, Peneliti berinteraksi dengan yang peserta, penyelenggara dan coach.
diteliti, Sarat nilai dan bias, Informal, 3. Media media massa cetak, elektronik dan
Mengembangkan keputusan-keputusan alat publikasi hasil inovasi yang telah
Personal, Menggunakan bahasa kualitatif, digunakan untuk menyebarkan semangat
Proses induktif, Faktor-faktor dibentuk,secara kebaruan;
simultan, Desain 4. Deskripsi tentang hambatan dan dukungan
berkembangkategori,diidentifikasiselama yang dihadapi dan upaya mengatasinya
proses penelitian, Ikatan konteks, Pola dan teori dalam menyebar semangat kebaruan melalui
194
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
promosi hasil inovasi diklat kepemimpian. mencapai efektivitas dengan beralih dari satu
alat promosi ke alat promosi yang lain karena
Analisa Teoritik nilai capaiannya lebih baik, atau mungkin saja
Diseminasi (Bahasa Inggris: suatu perusahaan ingin mencapai tingkat
Dissemination) adalah suatu kegiatan yang penjualan tertentu dengan beragam bauran
ditujukan kepada kelompok target atau individu promosi.
agar mereka memperoleh informasi, timbul Dalam berpromosi ada beberapa hal yang
kesadaran, menerima, dan akhirnya diutamakan. Hal-haltersebut mencakup
memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi informasi mengenai apa yang dipromosikan
adalah proses penyebaran inovasi yang dengan meyakinkan atas kelebihan dari sebuah
direncanakan, diarahkan, dan produk, juga memiliki sifat mempengaruhi,
dikelola.Diseminasi merupakan tindak inovasi sehingga mendorong sasaran untuk mengenal
yang disusun menurut perencanaan yang atas produk yang dipromosikan adalah hal
matang, melalui diskusi atau forum lainnnya utamadalam melakukan kegiatan promosi.
yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat Promosi merupakan kegiatan promosi
kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. dilakukan dalam rangka mempromosikan
Kata diseminasi memang jarang sebuah produk yang bersifat
digunakan dalam percakapan atau penulisan informatif,persuasif dan komersial.
sehari-hari. Kata diseminasi lebih banyak Dilihat dari deskripsi mengenai promosi yang
digunakan atau menjadi "jargon" di kalangan telah diuraikan, maka maksud dari promosi ini
akademis (perguruan tinggi), misalnya adalah suatu kegiatan dengan
"diseminasi hasil penelitian", atau di kalangan menginformasikan kepada khalayak mengenai
instansi pemerintah (birokrasi), misalnya produk yang disampaikan.
"diseminasi hasil pelatihan", yakni Kegiatan promosi memiliki tujuan tertentu
menyebarkan hasil atau materi pelatihan yang pada akhirnya dapat menyelesaikan
kepada pegawai/karyawan lain. permasalahan yang ada pada hal yang
Diseminasi secara khusus diartikan dipromosikan.
sebagai penyebarluasan informasi, pemikiran, Dalam buku Strategi Promosi Yang Kreatif
kebijakan, dan hasil penelitian. (Rangkuti,2009:51),ada empat tujuan dasar
Ada juga yang mendefinikan diseminasi dalam sebuah kegiatan promosi yakni;
sebagai "suatu kegiatan yang ditujukan kepada 1.Modifikasi Tingkah laku
kelompok target atau individu agar mereka Tujuan dari promosi ini merupakan usaha
memperoleh informasi, timbul kesadaran, mengubah tingkah laku dan isu-isu
menerima, dan akhirnya memanfaatkan didalam masyarakat tertentu, dari tidak
informasi tersebut. menerima produk menjadi setia terhadap
produk.
Teori Promosi 2.Memberitahu
Penjelasan mengenai arti promosi diantaranya Kegiatan ini memiliki sifat yang
adalah Philip Kotler (2002) mengemukakan informative kepada pasar mengenai produk
lima jenis promosi yang biasa disebut sebagai tersebut berkaitan dengan harga,kualitas,
bauran promosi adalah iklan (advertising), syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan
penjualan tatap muka (personal selling), dan sebagainya.
Promosi penjualan (sales promotion), 3.Mempengaruhi
hubungan masyarakat (sosialization relation) Promosi ini dimaksudkan untuk memberi
dan publikasi (publlicity). Semua alat promosi pengaruh atau dorongan kepada pasar agar
ini bekerja sama untuk mencapai sasaran membeli produk yang dipromosikan.
komunikas, juga selalu mencari cara untuk bisa 4.Mengingatkan
195
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Hal ini ditujukan untuk mempertahankan Kemampuan administratif : persyaratan
suatu merk produk dihati masyarakat, agar administratif dasar dan elementary, Hubungan
produk bertahan dipasar secara terus antar pribadi : empati ; kemampuan
menerus. mengidentifikasi diri dengan orang lain,
berbagi perspektif dan perasaan.
Teori Inovasi Fungsi Agen Perubahan adalah sebagai mata
Hand Book Inovasi Administrasi Negara yang rantai komunikasi antar dua atau lebih sistem
diterbitkan Lembaga Administrasi Negara yang mempelopori dengan sistem sosial yang
(2014), inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi klien dalam usaha perubahan.
menjadi jalan utama yang harus ditempuh Peranan Utama Widyaiswara sebagai
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Agen Perubahan yakni Katalisator :
daya saing nasional, dan meningkatkan menggerakkan masyarakat untuk melakukan
kesejahteraan bangsa. Inovasi merupakan kunci perubahan, Pemberi Pemecahan Persoalan :
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kreatif dan inovatif dalam mencari solusi,
daya saing nasional, dan meningkatkan Pembantu Proses Perubahan : Membantu
kesejahteraan bangsa. Pemecahan masalah, penyebaran inovasi,
Teori inovasi dikemukakan oleh Djamaludin memberikan petunjuk dalam hal :Merumuskan
Ancok dalam bukunya Psikologi kebutuhan, Mendioagnosa, Mendapatkan
Kepemimpinan & Inovasi (2007) sebagaimana sumber yang relevan, Menciptakan pemecahan
dikutib dalam Hand Book Inovasi Administrasi masalah, Merencanakan pentahapan
Negara (LAN,2014). Menurutnya, inovasi penyelesaian,Penghubung (linker) dengan
terdiri atas 8 jenis inovasi yakni proses, sumber-sumber yang berkaitan untuk
metode, teknologi, produk, konsep, struktur, pemecahan masalah
hubungan, pengembangan SDM dan jenis Dalam menjalankan peranannya
inovasi lainnya. kelompok Agen Perubahan berupa :Laten :
Peran yang tidak di nampakkan, Sebagai
Widyaiswara sebagai Agen Perubahan Pengembang Kepemimpinan, Penganalisa,
Menurut Rogers dan Shoemaker dalam Pemberi Informasi, Penhubung, Organizer dan
Nasution (2014), agen perubahan dalam pemantap hasil. Manifest : Peran yang
orang/lembaga yang melaksanakan tugasnya kelihatan “ Dipermukaan” dilakukan secara
mewujudkan perubahan pada lingkungannya. sadar dan dipersiapkan sebelumnya yang
Mereka mempelopori, mengerakkan dan meliputi perannya sebagai pengerak (fungsi
menyebarluaskan proses perubahan. fasilitator, penganalisa, pengembang
Agen Perubahan berkewajiban untuk kepemimpinan), perantara ( Pemberi Informasi
mempromosikan agar yang lain paham dan dan Penhubung) dan penyelesai (Pengoranisir,
tahu atas rancanan perubahan yang telah evaluator dan penetap hasil).
disiapkan, selanjutnya menjelaskan agar yang Widyaiswara sebagai agen perubahan
lain berminat, mencari Informasi, memiliki tugas utama, yakni : Menumbuhkan
mendemonstrasikan dan melatih agar yang lain keinginan untuk melakukan perubahan,
mau mencoba. Sekaligus mambantu, melayani, Membina hubungan dalam rangka perubahan,
mendampingi agar yang lain bisa menerima Mendiagnosa permasalahan, Menciptakan
dan menjadi bagiannya. Kemudian secara keinginan perubahan, Menerjemahkan
perlahan menarik diri agar dilanjutkan yang keinginan perubahan menjadi tindakan nyata,
lain secara mandiri dan berkelanjutan. Menjaga kestabilan perubahan, Mencapai
Kualifikasi agen perubahan memiliki terminal target yang telah ditetapkan.
beberapa kualifikasi, antara lain : Kualifikasi Secara normatif yang mengatur tentang
teknis : tugas spesifik dari proyek perubahan, agen perubahan dapat mempedomani
196
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
PermenPAN dan RB No 27 Tahun 2014 contoh dan panutan dalam berperilaku yang
tentang Pedoman Pembangunan Agen mencerminkan integritas dan kinerja yang
Perubahan di Instansi Pemerintah, tinggi di lingkungan organisasinya.
bahwasannya diperlukan individu atau Individu yang ditunjuk sebagai Agen
kelompok anggota organisasi dari tingkat Perubahan bertanggung jawab untuk selalu
pimpinan sampai dengan pegawai untuk dapat mempromosikan dan menjalankan keteladanan
menggerakkan perubahan pada lingkungan mengenai peran tertentu yang berhubungan
kerjanya dan sekaligus dapat berperan sebagai dengan pelaksanaan peran, tugas dan fungsi
teladan (role model) bagi setiap individu yang menjadi tanggung jawabnya.
organisasi yang lain dalam berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut organisasi. Hasil Analisa Subjek Kajian/Penelitian
Individu atau kelompok anggota ini disebut Praktik Implementasi Teori Promosi dan
dengan Agen Perubahan. Inovasi Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat
Agen Perubahan adalah III dan Tingkat IV Tahun 2015, dapat disajikan
individu/kelompok terpilih yang menjadi (sebagian) sebagai berikut :
pelopor perubahan dan sekaligus dapat menjadi
Tabel 1 Diklat Kepemimpian Tingkat Iii Angkatan Xxxv (Apbd Prov Jatim),
Seminar 17 Nopember 2015
197
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nama Jabatan/ Judul Proper Jenis Jenis Promosi
Instansi Inovasi
4. Endah UPT Peningkatan Kaji Teknologi Sosialisasi indoor,
Kristiarni Pengembangan Terap dan Aplikasi door to door
Budidata Laut Desiminasi Campuran bimbingan teknis,
Situbondo Teknologi Perikanan Pakan spanduk, benner,
Dinas Perikanan Budidaya Laut leafet,
dan Kelautan melalui Aplikasi
Prov Jatim Imunostimulan pada
Pakan Pembenihan
Ikan Kerapu Macan
5. Hari UPT Pembibitan Percepatan Metodolog Sosialisasi indoor,
Susilo, SP, Hortikultura Penjuangan Bibit i Bauran door to door
MP Dinas Pertanian Hortikultura melalui Pemasaran bimbingan teknis,
Prov Jatim Marketing Mix Produk spanduk, benner,
leafet, media massa
cetak/koran, radio,
pameran, web site
6 Fachrudin Dinas PU Program Penguatan Metode Sosialisasi indoor,
Pengairan Prov Tebing Tanggul Ramah door to door
Jatim Saluran Induk Lingkunga bimbingan teknis,
UPT Sungai Bondoyudo n
Pengelolaan Melalui Metode
Sumber Daya Vegetatif
Air di Lumajang (Penanaman Rumput
Vetiver)
198
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nama Jabatan/ Judul Proper Jenis Jenis Promosi
Instansi Inovasi
9 Imam UPT Program Promosi Proses Sosialisasi indoor,
Asy’ari, Laboratorium Layanan Jemput Layanan bimbingan teknis,
MT Uji Kualitas Air Bola Laboratorium Jemput spanduk, benner,
dan Mineral Dinas ESDM Bola leafet, gathering,
Dinas ESDM web site
Prov Jatim
199
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nama Jabatan/Instansi Judul Proper Jenis Jenis Promosi
Inovasi
14 Arifani Dinas Program Extra Proses Sosialisasi indoor,
Yahya, SH Pendapatan, Service dalam Pelayanan outdoor, spanduk,
Pengelolaan rangka Percepatan Publik banner, Koran,
Keuangan dan Pencairan secara Mobil keliling,
Aset Kota Tunggakan Pajak Extra Konfrensi Pers
Mojokerto dan Bangunan di berupa
Kota Mojokerto pembebasa
n denda
administras
i
15 Dra. Ec. RSUD Ibnu Sina Smart Card Teknologi Sosialisasi indoor,
Anna Sri Kabupaten Pelayanan Kartu spanduk, bimbingan
Asih, M.Ak Gresik Kesehatan di RSUD Pembayara teknis
Ibnu Sina Kabupaten n
Gresik
16 Hidayatul Badan KB dan Mewujudkan Best Hubungan Sosialisasi indoor,
Muslimah, PP Practices Kelompok sumber spanduk
SKM, MM Kabupaten Bina Keluarga Balita daya secara
Gresik Holistik Integratif di holistik
Kabupaten Gresik integratif
200
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 3 Diklat Kepemimpian Tingkat Iii Angkatan Xxxvii (Kota Pasuruan)
Seminar 1 Desember 2015
201
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nama Jabatan/Insta Judul Proper Jenis Jenis Promosi
nsi Inovasi
25 Sunarno, Dinas Pemuda Penanganan Anak Hubunga Sosialisasi
SH Olah Raga dan Jalanan melalui n sumber indoor, spanduk
Kebudayaan Pendekatan daya
Kota Pasuruan Persuasif dan secara
Pendampingan persuasif
26 Fendi Dinas Fasilitasi Teknolog Sosialisasi
Krisdiyon Pendapatan Pembukuan dan i Aplikasi indoor, spanduk,
o, SP, MP Kota Pasuruan Pelaporan Software banner, door to
Pembayaran pembayar door, media masa
Pajak Restoran an pajak cetak/koran,
secara On Line di daerah on leafet
Kota Pasuruan line
27 Sri Rejeki Dinas Penyampaian Metode Spanduk, SMS,
Andayani Pendapatan Informasi Penyamp WA, Website,
, S.Sos Kota Pasutuan Pelayanan Bea aian Koran, Sosialisasi
Perolehan Hak Informasi indoor
atas Tanah dan Pajak
Bangunan Daerah
(BPHTB) melalui
Media Sosial
Masyarakat
28 dr.Shierly Dinas Pembentukan Pembetu Spanduk,
Marlena Kesehatan Pilot Project kan Sosalisasi indoor,
Kota Pasuruan Poliklinik struktur outdoor
Sanitasi di organ
Puskesmas Puskesm
as
29 Drs. Dinas Pemuda Peningkatan Metode Sosialisasi
Yohanes Olah Raga dan Peran Pemuda Worsksh outdoor, koran,
Kasirin, Kebudayaan dalam op plus spanduk
S.Pd, Kota Pasuruan Pembangunan aktualisas
MM melalui i nilai
Workshop kebangsa
Wawasan an
Pemuda pada
Siswa SLTA di
Kota Pasuruan
202
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 4 Diklat Kepemimpian Tingkat I Angkatan l (Nasional)
Seminar 29 Sep 2015
203
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
No Nama Jabatan/Insta Judul Proper Jenis Jenis Promosi
nsi Inovasi
34 Herman, Badan Penyusunan SOP Proses Sosialisasi
ST Lingkungan Pengelolaan Pengeloa indoor, outdoor,
Hidup Provinsi Barang dalam an spanduk, banner
Kalimantan rangka Barang
Utara Meningkatkan sesuai
Efektifitas SOP
Pengelolaan
Barang
204
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
7 Hubungan 13 15.7 Pendampingan
8 Pengembangan SDM 1 1.2 Worskshop
9. Lainnya -
JUMLAH 83 100%
Inovasi yang dilakukan oleh peserta diklat berperan sebagai role model bagi setiap
kepemimpinan dilakukan secara berbauran individu organisasi dalam melakukan inovasi
antar jenis inovasi, kemudian dilakukan pembaharuan.
pemilihan yang paling nampak dilakukan dan Widyaiswara dan institusi lembaga kediklatan
disesuaikan dengan kontensi proyek perubahan sebagai agen perubahan berperanan untuk :
yang dilakukan. 1. Menggali ide-ide inovasi baik yang
berangkat dari permasalahan yang
dihadapinya.
SIMPULAN & SARAN 2. Merancang rencana aksi inovasi yang
komprehensif
Simpulan 3. Melaksanakan coaching inovasi secara
fokus dan konsisten
Pemimpin inovatif merupakan agen Perubahan 4. Menyampaikan display progres dan
yang dilakukan melalui laboratorium inovasi manfaat inovasi kepada stakeholder atau
yang betangkat dari individu atau kelompok lingkungannya .
anggota organisasi dari tingkat pimpinan Untuk mendukung peran tersebut, widyaiswara
sampai dengan staf yang dapat dapat hendaknya senantiasa :
menggerakan perubahan pada lingkungan 1. Mengembangkan pola berpikir yang positif,
kerjanya dan sekaligus dapat berperan sebagai kreatif, inovatif, rasional, dan objektif, baik
teladan bagi setiap individu organisasi yang didalam proses pembelajaran dikelas
lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai maupun diluar kelas.
yang dianut organisasi. 2. Meningkatkan kompetensi kajian inovasi
Individu yang ditunjuk sebagai Agen dalam bentuk penulisan dan lisan yang
Perubahan bertanggung jawab untuk selalu relevan, memiliki wawasan, pengetahuan,
mempromosikan dan menjalankan keteladanan keahlian, dan keterampilan sesuai dengan
mengenai peran tertentu yang berhubungan perannya dalam mempromosikan inovasi
dengan program yang menjadi tanggung perubahan;
jawabnya. 3.Menyusun direktori inovasi sebagai
instrumen untuk menjaring inovasi secara
Saran lebih luas yang menyediakan bank data
(koleksi rujukan/ kebijakan/ pedoman/
Beranjak dari hasil identifikasi inovasi tersebut, model) inovasi pemerintahan yang
maka dapat dinyatakan bahwa salah satu faktor selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
penting penentu keberhasilan perubahan inisiasi, imitasi dan replikasi inovasi.
lingkungan suatu organisasi adalah adanya 4.Semakin beragam dalam mencari dan
komitmen dan keteladanan yang nyata dari menemukan jenis inovasi untuk melakukan
individu sebagai project leader. Project Leader perubahan instansional serta semakin
sebagai Agen Perubahan yang merupakan beragam cara dan insentif dalam melakukan
individu atau kelompok anggota organisasi dari promosi atas inovasi dan keberhasilan
tingkat pimpinan sampai dengan staf yang perubahan yang dilakukan
dapat dapat menggerakan perubahan pada Sementara untuk diklat sebagai lembaga agen
lingkungan kerjanya dan sekaligus dapat perubahan untuk dapat :
205
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
1.Senantiasa memberikan fasilitasi dan berbagai pameran, kompetisi, festival,
dorongan bagi pejabat fungsional promosi atas perubahan yang telah
widyaiswara, baik berupa sarana, prasarana, dilakukan selama proses kediklatan maupun
kesemaptan dan penganggaran. sesudahnya.
2. Memberikan ruang dan kesempatan atas
hasil proyek perubahan peserta diklat dalam
207
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Dukungan Sosial Peer Group, Kontrol Diri
Dan Komitmen Mahasiswa Pada Tugas Perkuliahan Kewirausahaan
Abstrak : Mata kuliah Kewirausahaan bertujuan memberikan wawasan mendalam dan pengalaman
langsung (first-hand experience) tentang bagaimana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa
kewirausahaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dalam proses pembelajarannya, mahasiswa
wajib menyelesaikan suatu project bertema yang dikerjakan secara berkelompok. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui komitmen mahasiswa yang memprogram mata kuliah Kewirausahaan
pada tugas yang diperolehnya dengan melibatkan dukungan sosial peer group dan kontrol diri.
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program studi Manajemen semester 3 yang mengikuti Mata
Kuliah Kewirausahaan. Jumlah subyek yang terlibat dalam pengisian kuesioner penelitian ini adalah
150 orang. Penelitian dilakukan dalam periode akademik semester Genap 2015 / 2014. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melibatkan dukungan sosial peer group dan kontrol diri secara
bersama – sama dapat mempengaruhi komitmen mahasiswa pada tugas perkuliahan Kewirausahaan.
Namun secara parsial didapatkan hasil yang berbeda dimana, dukungan sosial peer group dapat
mempengaruhi komitmen mahasiswa pada tugas perkuliahan Kewirausahaan., sedangkan control diri
tidak berpengaruh pada komitmen mahasiswa pada tugas perkuliahan Kewirausahaan.
Kata Kunci : Dukungan sosial peer group, Kontrol diri, Komitmen mahasiswa pada tugas
perkuliahan, mata kuliah Kewirausahaan.
Penelitian ini mengambil objek mahasiswa ditawarkan sebagai souvenir atau oleh-oleh
yang menempuh mata kuliah Kewirausahaan di khas Surabaya.
program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Sekalipun dikerjakan secara
Universitas Airlangga. Mata kuliah berkelompok, tugas merancang ide hingga
Kewirausahaan bertujuan memberikan mewujudkan menjadi suatu produk yang
wawasan mendalam dan pengalaman langsung bernilai jual tentunya menuntut keterampilan
(first-hand experience) tentang bagaimana individu ,menuntut beban waktu yang tinggi
menumbuhkan dan mengembangkan jiwa serta komitmen individu yang tinggi untuk
kewirausahaan yang lekat dengan menghadapi menyelesaikannya agar dapat diselesaikan tepat
resiko, kreatif dan inovatif melalui waktu dan berkualitas.
perancangan dan pengelolaan produk baru. Tantangan lain dalam tugas yang
Berkaitan dengan hal tersebut, secara dikerjakan secara kelompok adalah munculnya
berkelompok, mahasiswa ditugaskan groupthink yaitu kecenderungan individu
mengerjakan suatu project untuk mendapatkan untuk mengurangi kontribusinya pada tugas
penilaian prestasi belajar. Pada semester ini, kelompok. Tuntutan untuk dapat menyesuaikan
mahasiswa peserta kuliah Kewirausahaan jadwal kerja pribadi dengan jadwal kerja
diminta merancang ide produk yang dapat kelompok. Kecenderungan untuk mengurangi
208
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kontribusi individu pada kelompok dapat tugas yang dituntut pada mata kuliah
berupa penundaan memulai pekerjaan, Kewirausahaan.
terlambatnya mengumpulkan tugas kelompok, Rumusan masalah yang diajukan pada
kurang mampu membuat skala prioritas penelitian ini adalah : (1) Apakah terdapat
pekerjaan antara tugas kelompok dengan tugas pengaruh dukungan sosial peer group dan
individu. Untuk mengatasi hal tersebut maka kontrol diri secara simultan pada Komitmen
kemampuan untuk mengendalikan diri (self Mahasiswa pada Tugas Perkuliahan ; (2)
control) sangat berperan. Apakah terdapat pengaruh dukungan sosial
Dukungan interpersonal yang positif dari peer group dan Kontrol Diri secara parsial pada
teman sebaya, pengaruh keluarga dan proses komitmen mahasiswa pada tugas perkuliahan
pembelajaran yang baik dapat meminimalkan Manfaat dari penelitian ini adalah : (1)
faktor – faktor penyebab kegagalan prestasi Mendapatkan gambaran tentang dukungan
belajar. (Santrock, 2007 : 167). Mahasiswa sosial peer group, kontrol diri dan komitmen
yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi mahasiswa pada tugas yang mengikuti mata
dari teman sebayanya (peer) akan merasa kuliah Kewirausahaan, (2) Memberikan
dirinya diterima, diperhatikan sehingga masukan pada dosen pengampu berikut
meningkatkan rasa harga diri mereka. perusahaan mitra departemen terhadap
Seseorang dengan harga diri tinggi cenderung pelaksanaan mata kuliah Kewirausahaan
memiliki kepercayaan diri, keyakinan diri sehingga dapat dilakukan metode pembelajaran
bahwa mereka menguasai situasi dan yang efektif bagi mahasiswa sebagai sarana
memberikan hasil yang positif, dalam hal ini pembelajaran serta menyusun langkah –
keyakinan diri dalam memenuhi tuntutan tugas langkah perbaikan pada pelaksanaan periode
mata kuliah. berikutnya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat Kreitner dan Kinicki (2005)
diasumsikan bahwa jika mahasiswa peserta mendefinisikan sebagai “ Jumlah bantuan yang
mata kuliah Kewirausahaan mendapatkan dirasakan diperoleh dari hubungan sosial ”.
dukungan dari teman sebaya ( peer group) nya Saroson, et al (1987) “ Dukungan sosial dapat
dan kontrol diri yang kuat maka cenderung dianggap sebagai sesuatu keadaan yang
memiliki komitmen terhadap tugas dengan bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari
baik. Sebaliknya, jika mahasiswa tidak orang lain yang dapat dipercaya, dari keadaan
mendapatkan dukungan dari teman sebaya ( tersebut individu akan mengetahui bahwa
peer group) nya dan kontrol diri yang kuat orang lain memperhatikan, menghargai dan
maka cenderung berkurang komitmennya mencintainya”.
terhadap tugas mata kuliah Kewirausahaan Menurut Saroson, et al (1987)
dengan baik mengingat pada semester gasal ini dukungan sosial memiliki peranan penting
pada umumnya mahasiswa semester 3 juga untuk mencegah dari ancaman kesehatan
harus bertanggung jawab untuk mengikuti dan mental. Individu yang memiliki dukungan
menyelesaikan tugas – tugas mata kuliah lain sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan
selain mata kuliah Kewirausahaan. mengalami konsekuensi psikis yang negatif.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik Keuntungan individu yang memperoleh
membuktikan asumsi bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi
dukungan sosial peer group, kontrol diri individu lebih optimis dalam menghadapi
terhadap komitmen mahasiswa pada tugas – kehidupan saat ini maupun masa yang akan
datang, lebih terampil dalam memenuhi
209
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kebutuhan psikologi dan memiliki sistem yang Kontrol diri diartikan oleh Kartono dan
lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih Gulo (2003) sebagai mengatur sendiri tingkah
rendah, mempertinggi interpersonal skill laku yang dimiliki. Kontrol diri adalah
(keterampilan interpersonal), memiliki kemampuan untuk membimbing tingkah laku
kemampuan untuk mencapai apa yang sendiri dan kemampuan untuk menekan atau
diinginkan dan lebih dapat membimbing merintangi impuls – impuls atau tingkah laku
individu untuk beradaptasi dengan stres. House impulsif (Chaplin, 2005).
dalam Daalen, Willemsen dan Sanders (2006) Thompson dalam Smet (1994)
berpendapat bahwa terdapat empat aspek mengatakan bahwa seseorang merasa memiliki
dukungan sosial yaitu dukungan emosional, kontrol diri ketika mereka mampu mengenal
dukungan instrumental, dukungan informatif apa yang dapat dan tidak dapat dipengaruhi
dan dukungan penilaian. lewat tindakan pribadi dalam sebuah situasi,
Teman sebaya (peer) yang dimaksud ketika mereka memfokuskan pada bagian yang
adalah adalah anak – anak atau remaja yang dapat dikontrol lewat tindakan pribadi, dan
memilik usia atau tingkat kematangan yang ketika mereka yakin bahwa mereka memiliki
kurang lebih sama ( Santrock, 2007). kemampuan agar supaya berperilaku dengan
Hubungan pribadi yang berkualitas sukses. Rodin (dalam Sarafino, 1990)
memberikan stabilitas, keercayaan dan mengatakan bahwa kontrol diri merupakan
perhatian dapat meningkatkan rasa kemampuan seseorang untuk membuat
kepemilikan, harga diri dan penerimaan diri keputusan dan mengambil langkah - langkah
siswa, serta memberika suasana positif untuk yang efektif untuk mendapatkan hasil yang
pembelajaran. Di masa remaja, kelompok diinginkan dan menghindari hasil yang
teman sebaya memiliki peran yang sangat diinginkan.
pening bagi perkembangan remaja baik secara Averill (dalam Sarafino, 1990)
emosional maupun secara sosial. Burchmester mengungkapkan beberapa aspek yang terdapat
dalam Papalia (2008) menyatakan bahwa dalam kontrol diri meliputi aspek kontrol
kelompok teman sebaya merupakan sumber perilaku (behavioral control) , aspek kontrol
afeksi, simpati, pemahaman dan panduan stimulus (cognitive control), aspek kontrol
moral, tempat bereksperimen dan setting untuk peristiwa (informational control), aspek konrol
mendapatkan otonomi dan independensi dari retrospektif (retrospective control) dan aspek
orang tua. kontrol keputusan (decision control).
Calhoun dan Acocella (1995) Pendapat lain diungkapkan oleh
mendefinisikan kontrol diri sebagai pengaruh Tangney, Bauneister dan Boone (2004) yang
seseorang terhadap , dan peraturan tentang mengusulkan bahwa self-control terdiri dari
fisiknya, tingkah lakunya dan proses – proses lima aspek berikut : Self-discipline,
psikologisnya. Kemudian Averill (dalam Deliberate/non impulsive, Healthy habit, Work
Sarafino, 1990) mendefinisikan kontrol diri ethic, Realibility,.
sebagai variabel psikologis yang mencakup Komitmen pada tugas (task
kemampuan individu untuk memodifikasi commitment) didefinisikan oleh Sutisna (2010 :
perilaku, kemampuan individu dalam 58) sebagai suatu energi dalam individu untuk
mengelola informasi yang tidak diinginkan, dan tekun dan ulet dalam mengerjakan tugasnya
kemampuan individu utuk memilih suatu meskipun mengalami macam – macam
tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini. rintangan dalam menyelesaikan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya karena individu
210
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut Berkembangnya remaja menuju
atas kehendak sendiri. kedewasaan, menjadikan remaja harus
Menurut Renzulli (2005 : 8) komitmen berhadapan dengan lingkungan masyarakat
pada tugas (task commitment) merupakan suatu yang lebih luas. Namun ketika sisi originalitas
bentuk yang lebih halus dari motivasi. Apabila remaja timbul, hal pertama yang ditunjukkan
motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu remaja adalah adanya penolakan batin dari
proses energi umum yang merupakan faktor remaja, meski beberapa remaja pada akhirnya
pemicu pada organisme, tanggung jawab energi tetap melaksanakan aturan sesuai norma yang
tersebut ditampilkan pada tugas tertentu yang berlaku (Monks, dkk 2006). Dalam kontes
lebih spesifik. Dalam hal ini, tugas tertentu penelitian ini, konflik yang timbul dari adanya
yang spesifik adalah tugas – tugas pada mata pertentangan antara harapan pribadi remaja
kuliah Kewirausahaan yang diterima oleh dengan kenyataan dalam masyarakat ini
mahasiswa. berpotensi menimbulkan penurunan komitmen
Motivasi yang terlibat hanya dalam satu terhadap penyelesaian tugas.
kegiatan terutama untuk kepentingan diri Mengacu pada pendapat Eisenberger,
sendiri disebut dengan Motivasi Intrinsik. dkk (2001), dalam usaha pembentukan pribadi
Ketika seseorang merasa, baik penentuan diri yang memiliki tanggung jawab maka
maupun kompetensi dalam mengerjakan tugas. diperlukan kehadiran orang lain dalam
Motivasi instrinsik muncul dan mengarah pada memberikan dukungan yang positif. Wade
suatu tindakan. Amabile dalam Renzulli (2005 dalam Tavris (2007) menjelaskan bahwa ketika
: 19) menyatakan bahwa individu yang subjek bekerja dengan teman – teman dekatnya
memiliki komitmen pada tugas (Task atau berada pada lingkungan yang sama dengan
Commitment) merupakan hasil dari efek peer group, maka biasanya subyek akan
sinergis antara motivasi ekstrinsik dan motivasi melakukan apa yang dilakukan pula oleh teman
intrinsik. – temannya.
Komitmen pada tugas (Task Pada masa remaja, individu seringkali
Commitment) dapat digambarkan sebagai menghadapi benturan antara tuntutan diri dan
ketekunan, keuletan, kerja keras, latihan terus tuntutan lingkungan. Konflik berupa benturan
menerus, percaya diri, dan suatu keyakinan dari antara tuntutan lingkungan dengan kebutuhan
kemampuan seeorang untuk menyelesaikan dalam diri remaja ini akan menimbulkan emosi
pekerjaan penting (Renzulli (2005 :4). Menurut – emosi negatif. Remaja dengan kontrol diri
Fahruddin (2010 : 12) ciri – ciri siswa yang yang rendah akan cenderung sulit mencari
memiliki Komitmen pada tugas (Task pemecahan masalah dan cenderung mengambil
Commitment) yang tinggi adalah : (a) tangguh jalan pintas yang berujung pada berkurangnya
dan ulet (tidak mudah menyerah), (b) mandiri komitmen dalam menyelesaikan tugas –
dan bertanggung jawab, (c) menetapkan tujuan tugasnya. Synder dan Gangestad (Zulkarnain,
aspirasi yang realistis dengan resiko sedang, (d) 2002) mengungkapkan bahwa konsep
suka belajar dan mempunyai orientasi pada mengenai kontrol diri secara langsung sangat
tugas yang tinggi, (e) berkonsentrasi baik (f) relevan untuk melihat hubungan antara pribadi
mempunyai hasrat untuk meningkatkan diri (g) dengan lingkungan masyarakat dalam mengatur
mempunyai hasrat untuk bekerja sebaik – kesan masyarakat yang sesuai dengan isyarat
baiknya, (h) mempunyai hasrat untuk berhasil situasional dalam bersikap dan berpendirian
dalam bidang akademis. yang efektif. Berdasarkan pemaparan tersebut
211
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
diatas, dapat diturunkan hipotesis sebagai H2 : Dukungan sosial peer group dan
berikut : Kontrol Diri berpengaruh secara
H1 : Dukungan sosial peer group dan parsial pada Komitmen Mahasiswa
Kontrol Diri berpengaruh secara pada Tugas Perkuliahan
simultan pada Komitmen Mahasiswa
pada Tugas Perkuliahan
DUKUNGAN
SOSIAL PEER
GROUP KOMITMEN PADA
TUGAS
KONTROL DIRI
HASIL & PEMBAHASAN Hasil uji simultan dengan uji F adalah sebagai
berikut:
Responden pada penelitian ini berjumlah 103
orang dengan rincian laki-laki 60 orang dan
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .044 2 4.522 25.185 .000a
Residual 17. 56 100 .180
Total 27.000 102
a. Predictors: (Constant), Kontrol Diri, Dukungan Sosial
b. Dependent Variable: Komitmen
Dari hasil uji F diketahui bahwa kontrol diri secara bersama-sama memiliki
pengaruh simultan antara dukungan sosial dan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
kontrol diri terhadap komitmen diperoleh nilai mahasiswa menjalankan tugas kelompok. Hasil
F hitung 25.185 dengan nilai signifikansi 0.000 uji parsial dengan uji t adalah sebagai berikut :
yang berarti bahwa dukungan sosial dan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.660 .334 4. 74 .000
Dukungan Sosial .4 0 .0 4 .502 5.226 .000
Kontrol Diri .108 .082 .126 1.316 .1 1
a. Dependent Variable: Komitmen
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai t hitung 5.226 dengan nilai
pengaruh antara dukungan sosial terhadap signifikansi 0.000 yang berarti bahwa
komitmen menjalankan tugas kelompok dukungan sosial memiliki pengaruh yang
213
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
signifikan terhadap komitmen mahasiswa tinggi komitmennya pada tugas, demikian pula
menjalankan tugas kelompok. sebaliknya apabila dukungan sosial dari peer
Berdasarkan hasil olah statistik uji F, groupnya pada mahasiswa berkurang, maka
dapat diketahui bahwa hipotesis yang komitmennya pada tugas juga akan berkurang.
menyatakan bahwa terdapat pengaruh Adanya dukungan tersebut menjadikan remaja
dukungan sosial peer group dan kontrol diri merasa nyaman dalam kelompoknya, mereka
secara bersama-sama terhadap komitmen bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan
mahasiswa menjalankan tugas kelompok nya atau mengurangi kecemasan pada rekan
terbukti atau dapat diterima. Individu yang sebayanya dalam menghadapi tugas yang
mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari dihadapinya. Sebenarnya dalam membentuk
peer group-nya disertai dengan kontrol diri perilaku remaja dukungan orang tua juga
yang tinggi akan cukup memiliki komitmen berperan penting, namun karena dalam hal ini
terhadap penyelesaian tugas kelompok mata berkaitan dengan penyelesaian tugas mata
kuliah Kewirausahaan. kuliah yang sama – sama dihadapi oleh rekan
Hipotesis kedua yang menyatakan sebaya nya yang merupakan rekan satu
bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial peer kelompok, maka perasaan nyaman, perasaan
group dan kontrol diri secara parsial terhadap senasib tersebut mereka rasakan ketika
komitmen mahasiswa menjalankan tugas mendapatkan dukungan dari rekan sebayanya
kelompok tidak dapat terbukti atau tidak dapat dalam satu kelompok.
diterima sepenuhnya, karena berdasarkan hasil Hasil lain yang dapat dilihat pada Tabel
uji t, hanya dukungan sosial peer group yang 3.2 juga dapat diketahui bahwa pengaruh
memiliki pengaruh pada komitmen mahasiswa kontrol diri terhadap komitmen menjalankan
untuk menyelesaikan tugas kelompok mata tugas kelompok menunjukkan nilai t hitung
kuliah Kewirausahaan. Hal ini disebabkan 1.316 dengan nilai signifikansi 0.191 yang
karakteristik remaja yang masih membutuhkan berarti bahwa kontrol diri tidak memiliki
dukungan orang lain sebagai bentuk pemberian pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
motivasi yang dapat memperkuat perilaku mahasiswa menjalankan tugas kelompok.
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan definisi operasional yang
Dukungan dalam hal ini adalah dukungan telah disebutkan dibagian sebelumnya, kontrol
emosional, material dan instrumental yang diri didefinisikan sebagai kemampuan
diberikan oleh rekan sebaya nya di luar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
dukungan orang tua. kewirausahaan secara individu mengendalikan
Hasil uji t pada Tabel 2 menunjukkan diri dalam menentukan prioritas yang telah
bahwa secara parsial dukungan sosial peer dibuat dan mengarahkan perilakunya ke arah
group memiliki nilai korelasi yang lebih tinggi yang positif dengan memperhitungkan
daripada kontrol diri, hal ini dapat dimaknai konsekuensi jangka panjang terkait bidang
bahwa dukungan sosial peer group yang berupa akademik. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa
dukungan emosional, instrumental dan material sekalipun kontrol diri yang dimiliki mahasiswa
memiliki fungsi yang lebih besar dalam yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan
mengarahkan komitmen mahasiswa tergolong tinggi, yang artinya mereka memiliki
menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah kendali yang tinggi dalam mengontrol situasi
Kewirausahaan. yang tidak sesuai dengan harapan nya namun
Semakin tinggi dukungan sosial yang hal tersebut tidak memiliki pengaruh pada
diterima dari peer groupnya, maka semakin
214
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
komitmen menyelesaikan tugas mata kuliah pengaruh simultan dari dukungan sosial peer
Kewirausahaan. group dan kontrol diri terhadap komitmen tugas
Analisis lain yang dapat didasarkan pada mahasiswa ; (2) terdapat pengaruh secara
pada Tabel 3.2 , diketahui bahwa dukungan parsial dari dukungan sosial peer group
sosial peer group memiliki nilai korelasi yang terhadap komitmen tugas pada mahasiswa,
lebih tinggi daripada kontrol diri, hal ini dapat namun tidak disertai dengan pengaruh parsial
dimaknai bahwa dukungan sosial peer group kontrol diri terhadap komitmen tugas pada
yang berupa dukungan emosional, instrumental mahasiswa.
dan material memiliki fungsi yang lebih besar
dalam mengarahkan komitmen mahasiswa Saran
menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Mahasiswa semester 3 umumnya berada pada
Kewirausahaan. rentang usia remaja yaitu 19 tahun yang
Semakin tinggi dukungan sosial yang merupakan masa peralihan, perubahan yang
diterima dari peer groupnya, maka semakin terjadi di masa remaja akan mempengaruhi
tinggi komitmennya pada tugas, demikian pula perilaku remaja sehingga mengakibatkan
sebaliknya apabila dukungan sosial dari peer mereka melakukan penilaian kembali terhadap
groupnya pada mahasiswa berkurang, maka penyesuaian diri terutama dalam melaksanakan
komitmennya pada tugas juga akan berkurang. tugas – tugas perkuliahan yang dilaluinya
Adanya dukungan tersebut menjadikan remaja sebagai remaja. Proses penyesuaian
merasa nyaman dalam kelompoknya, mereka membutuhkan dukungan sosial peer group
bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan karena mereka akan merasa nyaman, bebas
nya atau mengurangi kecemasan pada rekan menyampaikan pendapat serta dapat berbagi
sebayanya dalam menghadapi tugas yang dengan peer-grupnya dalam menghadapi
dihadapinya. Sebenarnya dalam membentuk tuntutan tugas perkuliahan yang mereka hadapi.
perilaku remaja dukungan orang tua juga Oleh karena itu, untuk meningkatkan komitmen
berperan penting, namun karena dalam hal ini mahasiswa terhadap tugas perkuliahan,
berkaitan dengan penyelesaian tugas mata pembentukan kelompok dinilai efektif untuk
kuliah yang sama – sama dihadapi oleh rekan dilakukan dan dapat dilanjutkan.
sebaya nya yang merupakan rekan satu Untuk meningkatkan komitmen pada
kelompok, maka perasaan nyaman, perasaan tugas yang dikerjakan secara berkelompok,
senasib tersebut mereka rasakan ketika perlu adanya disepakati adanya norma – norma
mendapatkan dukungan dari rekan sebayanya kelompok agar masing-masing individu dalam
dalam satu kelompok. kelompok memiliki tanggung jawab terhadap
kelompoknya dan merasa dirinya memiliki arti
SIMPULAN penting dalam kelompok serta menghindari
terjadinya free rider ataupun groupthink dalam
Simpulan kelompok.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
pembahasan disimpulkan bahwa : (1) terdapat
215
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Perkembangan), Jakarta, Kencana
Prenada Media Group.
Calhoun, James F dan Acocella, J.R. 1995.
Psikologi Tentang Penyesuaian dan Renzulli, J.S., ,1978, The three ring concept of
Hubungan Kemanusiaan (terjemahan RS giftedness : A development model for
Satmoko). Semarang: IKIP Semarang promoting creative productivity, Diunduh
Press. pada 19 April 2014, dari
www.gifted.uconn.edu.
Daalen G.V., Willemsen T.M., & Sanders K.,
2006, Reducing Work Family Conflict Renzulli, J.S. 2003, Conception of giftedness
through Different Sources of Social and its relationship to the development of
Support, Journal of Vocational Behavior, social capital. In N Colangelo & G.A
Vol. 69, pp. 462 – 476. davis (Eds), Handbook of gifted
education (3rd ed.,pp 75 – 87) Boston :
Eisenberger, N.I.,Carrie, L.M., Pfeiffer, J.H., Allyn & Bacon.
Dapretto M., Witnessing Peer Rejection
durng early adolescence : Nerual Santrock, J.W.,2007, Psikologi Pendidikan,
Corelates of Empathy for Experience of Terjemahan : Wibowo, T., Jakarta,
Social Exclussion. Kencana Prenada Media Group.
Gibson, James L; John Ivancevich & James H. Sarason, I.G., Saroson B.R, Shearin E.H., &
Donnely, Jr. , 2005, Organisasi, Jilid 1, Pierce, G.R.,1987, A Brief Measure Of
Terjemahan, Penerbit Binarupa Aksara, Social Support : Practical And
Tangerang. Theoretical Implications, Journal of
Social and Personal Relationship, Vl. 4,
Ivancevich, John M; Konopaske R., & hal. 497 – 510.
Matteson. M, 2007, Perilaku dan
Manajemen Organisasi, Terjemahan Smet, B.,1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta,
Gina Gania, Penerbit Erlangga, Jakarta Gramedia.
Kreitner, R. & Kinicki A., 2005, Perilaku Wade C and Tavris D., 1993., Psychology
Organisasi, Edisi 5, Buku 2, Terjemahan (3rd,ed) NY Harper Collins College.
Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta. Nazir, 2005, Metode Penelitian, Bogor, Ghalia
Indonesia.
Papalia D.E, Ols.,SW.,& Feldman, R.D., 2008,
Human Development, (Psikologi
216
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Peran Locus Of Control, Kebutuhan Berprestasi Dan
Entrepreneurship Dalam Mencapai Keunggulan Kompetitf
Usaha Kecil Dan Menengah(Ukm) Kabupaten Bangkalan
S Anugrahini Irawati
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura
Email : s_anugrahin@yahoo.co.id
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ciri-ciri kepribadian (locus ofcontrol),
kebutuhan berprestasi dan enterprenurship mencapai keunggulan kompetitifUsaha Kecil dan
menengah (UKM). Jumlah responden sebanyak 36 orang, sedangkan hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa: 1. Pada Internal locus of control ditemukan bahwa, sebagian besar dari responden
percaya pada penentuan kemampuan diri sendiri; percaya pada kontrol atas rencana sendiri; percaya
pada kontrol atas kehidupan sendiri; percaya pada kesuksesan karena kemampuan dan keterampilan
sendiri; dan percaya pada perlindungan ataskepentingan diri sendiri; 2. Pada kebutuhan untuk
berprestasi, menyatakan bahwa: sebagian besar respondenmenikmati dalam melakukan pekerjaan
yang menantang, sebagian besar dari respondenmenyatakan tetap melakukan pekerjaannya meskipun
orang lain telah menyerah, dansenang melakukan pekerjaan yang menantang, dan sebagian besar
respondenmenyatakan menikmati pekerjaannya; 3. Bagi pengusaaha perlu diperkuat jiwa
entrepreneurship agar dapat memperkuat ciri-ciri kepribadian dan kebutuhan berprestasi sangat
penting untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi UKM Kabupaten Bangkalan.
Kata Kunci : kebutuhan untuk berprestasi, locus of control internal, pengusaha, UKM
b. Umur Responden
Dengan melihat tabel 2 di atas diketahuibahwa di atas41 tahun sebanyak 7 orang atau 18 %.
responden yang mmpunyai usia antara 21 Sehingga dapat disimpulkanbahwa responden
sampai 30 tahun sebanyak 23 orang atau66 %, terbanyak yaitu antara usia 21 sampai 30 tahun
sedangkan yang berusia antara 31 sampai 40 (23 orang atau 66%).
tahun ada 6 orang atau 16 %, dan yang berusia
222
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
c. Urutan Anak dalamKeluarga Responden
Berdasarkan tabel 3 diatas maka dapat dan ke-3; masing-masing 6 orang (19%) ke-5;
diketahuibahwa jumlah responden yang berada ada 4 orang (9%) ke-4; 3 orang (6%) serta ke-6
pada urutan anak dalam keluarga,dapat diurut ; 2 orang (2 orang) dan ke-7; juga 2 orang
mulai dari jumlah yangpaling banyak masing- (3%).
masingadalah: anak ke-1; 13 orang (41%) ke-2
223
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
peneliti, pernyataan yang dimaksud item. Dari data kuesioneryang terdapat pada
menggunakan skalaLikert. lampiran dapat dilihatdeskripsi tanggapan
Tanggapan Responden MengenaiInternal responden padasetiap item pertanyaan adalah
Locus of Control dalam Tabel 6 dibawah ini.
Deskripsi tanggapan respondensebanyak 36
orang terhadap itempertanyaan sebanyak 4
JAWABAN RESPONDEN
N PERNYATAAN (JUMLAH dan PERSENTASE)
O SS S N TS STS
1. Menikmati di dalam 26 7
3 (9%)
melaku-kan hal-halyang (72%) (19%) 0 0
menantang
2. Tetap bekerja meskipun 18 13
5 (12%)
orang lain telah (50%) (38%)
menyerah
3. Senang melakukan 19 12 5
pekerjaan (54%) (34%) (12%)
yangmenantang
4. Menetapkan tujuan yang 12 8 5
3 (9%) 8
sulit (34%) (22%) (12%)
(22%)
5. Tidak berkeberatan untuk 8 12 6 2
bekerja,sementara yang (22%) (34%) 8 (22%) (16%) (6%)
lain bersenang-senang
6. Menikmati Pekerjaan 20 9
7(20%)
(55%) (25%)
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan data dari tabel di atas telah menyerah”. Hal ini berarti para pemilik,
menunjukkan bahwa mayoritas responden manajer dan staf UKM memiliki daya juang
sebanyak 7 orang atau 19 % menjawab setuju yang sangat tinggi di dalam melaksanakan
dan sangat setuju 26 orang atau 72% atas item pekerjaannya. Berdasarkan data dari tabel di
pernyataan “ Menikmati dalam melakukan atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
pekerjaan yang menantang”.Hal ini berarti para banyak 12 orang atau 34 % menjawab setuju
manajer, pemilik dan staf sangat menikmati dan sangat setuju 19 0rang atau 54% atas item
pada pekerjaan yang sangat menantang bagi pernyataan “Senang melakukan pekerjaan yang
mereka. Berdasarkan data dari tabel di atas menantang”. Hal ini berarti para pemilik,
menunjukkan bahwa mayoritas responden manajer dan staf UKM merasa menikmati dan
sebanyak 13 orang atau 38 % menjawab setuju menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menantang
dan sangat setuju18 orang atau 50% atas item bagi mereka. Berdasarkan data dari tabel di
pernyataan “Tetap bekerja meskipun orang lain atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
225
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sebanyak 12 orang atau 34 % menjawab setuju pemilik/Manajer/ staf perusahaan,
dan sangat setuju 3 orang atau 9% atas item merekamerasa melakukan pekerjaan atas
pernyataan “Menetapkan tujuan yang sulit”. kemauan sendiri, walaupun orang lain
Hal ini berarti para pemilik, manajer dan staf bersenang- senang, walaupun jumlahnya hanya
UKM di dalam bekerja mereka menetapkan masih dibawah 50% yang menjawab setuju dan
tujuan yang sulit bagi mereka. Walaupun sangat setuju. Berdasarkan data dari tabel di
jumlahnyamasih di bawah 50%.dari atas menunjukkan bahwa seluruh responden
keseluruhan responden. Berdasarkan data dari sebanyak 8 orang atau 22 % menjawab setuju
tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas dan sangat setuju dan sangat setujua 28 atau
responden sebanyak 12 orang atau 34 % 78% atas item pernyataan “Menikmati
menjawab setuju dan sangat setuju 8 orang atau pekerjaannya”.Hal ini mmenunjukkan bahwa
22% atas item pertanyaan “Tidak berkeberatan para pemilik/ manajer maupun staf perusahaan
untuk bekerja, sementara yang lain merasa nyaman dan menikmati di dalam
bersenangsenang”.Hal ini berarti para melakukan pekerjaannya.
2. Kemauan Sendiri 28 8
(78%) (22%)
Berdasarkan data dari tabel di atas dan sangat setuju dan sangat setujua 28 atau
menunjukkan bahwa mayoritas responden 78% atas item pernyataan “kemauan
sebanyak 27 orang atau 75 % menjawab setuju sendiri”.Hal ini mmenunjukkan bahwa para
dan sangat setuju 27 orang atau 75% atas item pemilik/ manajer maupun staf perusahaan
pertanyaan “Berdasarkan Keturunan”.Hal ini merasa bahwa berwirausaha adalah datang dari
berarti para pemilik/Manajer/ staf perusahaan, dirinya sendiiri nyaman dan menikmati di
mereka merasa melakukan pekerjaan bersarkan dalammelakukan pekerjaannya.”. Hal ini
turun temurun. walaupun jumlahnya hanya berarti para pengusaha, manajer dan staf UKM
masih dibawah 50% yang menjawab sangat di dalam bekerja dapat berpengaruh terhadap
setuju. Berdasarkan data dari tabel di atas pencapaian keunggulan berkompetitif.
menunjukkan bahwa seluruh responden Berdasarkan data dari tabel di atas
sebanyak 8 orang atau 22 % menjawab setuju menunjukkan bahwa mayoritas responden
226
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sebanyak 13 orang atau 38 % menjawab setuju kompetitifperusahaan. Hasil penelitian ini
dan sangat setuju 18 orang atau 50% atas item merupakan awal adanyadukungan empiris
pertanyaan “berusaha karena pengaruh untuk meningkatkanpenelitian ini terhadap
Lingkungan”.Hal ini berarti para konsep internal locus of control tersebut..
pemilik/Manajer/ staf perusahaan, sedangkan bukti empiris dari hasil penelitianini
merekamerasa berusaha karena pengaruh yang mendasari kesimpulan yang akan
lingkungan walaupun jumlahnya hanya masih diperoleh nantinya untuk penelitian yang akan
50% yang menjawab setuju. datang.Tentunya ketiga variabel diatas yaitu:
lucos of conrol, kebutuhan berprestasi dan
Pembahasan ntrepreneurship dalam mencapai keunggulan
komptitif merrupakan konsep yang menarik
Penelitian yang telah dilakukan olehSteffi khususnya apabila diterapkan pada usaha kecil
Alfiyanti(200), menunjukkan adanyapenetapan menengah (UKM0 secara umum. Pola
dasar dan penggiatan kembaliperan ciri hubungan semacam ini sangat dibutuhkan
kepribadian dalam penelitian dalam memotivasi pertumbuhan usaha kecil
masalahkewirausahaan. Berdasarkan menengah (UKM) dalam era masyarakat
beberapaliteratur menemukan bahwa ekonomi asia (MEA).
terdapatinkonsistensi hasil empiris tentang ciri-
cirikepribadian pada studi SIMPULAN
kewirausahaanmungkin disebabkan karena
pemilihanvariabel dependen yang berbeda Berdasarkan hasil deskripsi responden
dalam penelitianyang berbeda pula.. penelitian maka dapat diambil kesimpulan
Keakuratan kinerjaperusahaan dalam mengukur sebagai berikut : 1).Pada penelitian locus of
dampakkewirausahaan dimungkinkan dalam control ditemukan bahwa, percaya pada
mencapai keunggulan kompetiitif, karena penentuan kemampuan diri sendiri, percaya
adanya dasar seseorang bewirausaha yaitu pada kesuksesan karena kemampuan dan
berdasarkan ketuurunan, karena kemauan keterampilan sendiri, percaya pada kontrol atas
sendiri dan pengaruh lingkungan dimana yang rencana sendiri, percaya pada kontrol atas
berpepengaruh secara positif adalah kemauan kehidupan sendiri menjadi faktor yang penting
berusaha sendiri yaitu sebayak 28 orang dapat mendukung pencapaian keunggulan
responden atau 78% sangat setuju.Hal kompetitif. 2). Padakebutuhan untuk
inimenyebabkan tercapainya berprestasi menyatakan: menikmati dalam
keunggulankompetitif sebagai hasil yang lebih melakukan pekerjaanyang menantang, tetap
tepatuntuk bberusaha karena berdasarkan melakukan pekerjaannyameskipun orang lain
keturunan dan berusaha karena dipengaruhi telah menyerah, dansenang melakukan
oleh lingkungan. Penelitian ini jugamenemukan pekerjaan yangmenantang, menyatakantidak
dan mmendukung bahwakemungkinan berkeberatan untuk bekerja,sementara yang lain
terdapat hubungan antara ciri-cirikepribadian bersenang-senang dan menikmati
dan kemauan untuk berprestasi serta pekerjaannya.Dari deskripsi responden
kewirausahaan (entrpreneurship) dengan terhadap kebutuhan berprestasi sangat
konsep keunggulankompetitif. Selain itu ada memotivasi dalam mencapai keunggulan
dua konsep kepribadianyaitu internal locus of kompetitif. 3). Pada faktor kewirausahaan
control dan kebutuhanuntuk berprestasi, sangat penting untuk mencapai keunggulan
ditemukanada hubungan dengan keunggulan kompetitif bagi UKM yang terdiri
dari:kemauan untuk berwirausaha sendiri
227
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sangat dominan bila dibandingkan dengan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
berwirausaha berdasarkan keturnan dan mengevaluasi kompetensi diri dan para
beruwirausaha karena pengaruh pengusaha perlu memiliki kesadaran diri atas
lingkungan.Bagi para pengusaha/UKM, serta ciri-ciri kepribadian mereka sendiri.
yang ingin menjadi pengusaha, temuan
228
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Penerapan Siklus Akuntansi Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Kelurahan
Karangbesuki Kecamatan Sukun Kota Malang
Lulu Nurul Istanti
Program Studi Manajemen - Universitas Negeri Malang
Email : luluistanti@yahoo.com
Abstrak: Pengelolaan keuangan melalui penerapan kaidah-kaidah akuntansi yang baik dan benar
terkadang diabaikan para pelaku UKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana para
pelaku UKM menerapkan pengelolaan keuangan melalui siklus akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk menilai kinerja dan kesehatan UKM. Penelitian ini menggunakan metode survei yang
dilakukan di Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun Kota Malang, dengan responden sebanyak 17
UKM dengan menggunakan analisis deskriptif sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan
pengelolaan keuangan UKM yang ada masih jauh dari kaidah dan siklus akuntansi yang benar. Hanya
melakukan pembukuan sederhana yang mencatat transaksi bertambah dan berkurangnya kas perusahaan
karena penerapan siklus akuntansi dianggap sulit dan rumit untuk diterapkan dalam pengelolaan
keuangan UKM.
Globalisasi perdagangan seperti sekarang ini, pertumbuhan rata-rata sekitar 8,16% per tahun.
peranan sektor swasta mengalami peningkatan Adapun jumlah pelaku UKM pada 2012
di berbagai negara berkembang. Secara paralel mencapai 4.479.132 unit. Estimasi pertumbuhan
maupun sebagai bagian dari perubahan. Ini, pelaku usaha tersebut mencerminkan bahwa
munculnya sektor usaha kecil dan menengah setiap pertumbuhan 1% PDB akan menciptakan
(UKM) merupakan bagian yang signifikan 42.797 pelaku usaha baru di Indonesia. Dan dari
dalam pengembangan ekonomi dan penciptaan sisi lapangan usaha, pelaku UKM mendominasi
lapangan pekerjaan (Richardson etc, 2004). sektor pertanian, jasa-jasa, dan perdagangan.
Sebagian besar komunitas riset berbagi Survei dari BPS mengidentifikasikan
pandangan bahwa pertumbuhan UKM sangat berbagai masalah dan kelemahan yang dihadapi
penting dalam ekonomi (Storey, 1994). UKM meliputi pemasaran produk, teknologi,
Indonesia sebagai negara berkembang permodalan, kualitas sumber daya manusia,
yang juga menitikberatkan pertumbuhan dan persaingan usaha yang ketat, kurang teknis
perkembangan ekonominya ke arah yang lebih produksi dan keahlian dan masalah manajemen
baik. Salah satu bentuk usaha yang memberikan termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi adalah akuntansi. Pengelolaan keuangan menjadi salah
UKM. Saat ini, kontribusi UKM terhadap satu masalah yang seringkali terabaikan oleh
perekonomian nasional telah melebihi separuh para pelaku bisnis UKM, khususnya berkaitan
dari PDB. Data BPS menunjukkan, pada 2009, dengan penerapan kaidah-kaidah pengelolaan
komposisi PDB nasional tersusun dari UKM keuangan dan akuntansi yang benar. Masalah ini
sebesar 53,32%, kemudian usaha besar 41,00%, biasanya timbul dikarenakan pengetahuan dan
dan sektor pemerintah 5,68%. Sebagai informasi pelaku UKM mengenai akuntansi
perbandingan, survei oleh Citibank sangat terbatas, latar belakang pendidikan para
mendapatkan angka kontribusi sektor UKM pelaku UKM juga mempengaruhi pengetahuan
terhadap PDB 2009 mencapai 55,56%. Riset para pelaku UKM.
Citibank selama periode 2005-2008 juga Penerapan kaidah-kaidah akuntansi
menunjukkan jumlah unit UKM meng-alami dalam suatu usaha memiliki peranan penting.
229
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Kaidah ini sering terjabarkan dalam sebuah pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan
urutan atau sering disebut dengan siklus sejalan dengan (atau sebagai bentuk
akuntansi. Siklus akuntansi (accounting cycle) pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan
adalah proses akuntansi yang dimulai dengan dengan kelompok usaha kecil dan menengah
menganalisa dan membuat jurnal untuk tampaknya pemahaman terhadap akuntansi
transaksi-transaksi dan diakhiri dengan masih berada pada tataran pertama dan kedua
menyiapkan catatan akuntansi untuk transaksi- yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan
transaksi periode berikutnya (Reeve dkk, sebagai sumber informasi untuk pengambilan
2009:171). keputusan.
Siklus akuntansi dimulai dari terjadinya Berdasarkan uraian tersebut jelas terlihat
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan bahwa industri kecil dan menengah banyak
pada akhir suatu periode (Sinuraya, 1990). mengalami kesulitan dalam memahami
Walaupun dampak dari diabaikannya informasi akuntansi dengan baik, sedangkan
pengelolaan keuangan mungkin tidak terlihat penggunaan informasi akuntansi dalam sebuah
secara jelas, namun tanpa penerapan siklus usaha merupakan salah satu faktor penunjang
akuntansi yang efektif, usaha yang memiliki keberhasilan suatu usaha. Mengingat kondisi
prospek yang cerah dapat menjadi bangkrut. ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi
Melalui penerapan siklus akuntansi yang baik, ekonomi dewasa ini, setiap usaha dituntut untuk
diharapkan sebuah UKM dapat mengetahui memiliki keunggulan kompetitif yang akan
bagaimana perkembangan dan kesehatan mampu memenangkan persaingan.
usahanya, bagaimana struktur modalnya, berapa Melihat begitu pentingnya peranan
keuntungan yang diperoleh usahanya pada suatu penerapan siklus akuntansi bagi sebuah UKM
periode tertentu. Hal ini sangat penting agar untuk pengukuran kinerja keuangannya, maka
pelaku UKM dapat menilai secara pasti kinerja penelitian ini berusaha untuk melakukan kajian
dan kesehatan usahanya. terhadap penerapan siklus akuntansi dalam
Hasil akhir dari siklus akuntansi adalah operasional usaha skala kecil dan menengah.
laporan keuangan yang dibuat untuk periode Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertentu. Laporan keuangan memberi banyak tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang penerapan siklus akuntansi pada Usaha Kecil
berkepentingan terhadap suatu usaha dan Menengah untuk mengukur kinerja
(Soemarso, 2004). Laporan keuangan dapat keuangannya.
menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan Beberapa penelitian sebelumnya
penting seperti berikut ini: Seberapa besar menunjukkan bahwa sebagian besar UKM telah
perusahaan? Apakah perusahaan mengalami menerapkan pembukuan, dan dari hasil
pertumbuhan? Apakah perusahaan pembukuan tersebut dijadikan sebagai dasar
mendapatkan atau kehilangan uang? Dan dalam pengambilan keputusan usaha. Dan
sebagainya (Brigham & Houston, 2010). tujuan utama dari UKM menyusun laporan
Sehingga dapat mempermudah kreditur untuk keuangan adalah untuk tujuan perencanaan dan
menganalisa kelayakan pemberian pinjaman pengambilan keputusan,sedangkan UKM
modal. mengalami kendala-kendala bila harus
Bila dihubungkan dengan akuntansi itu mengikuti prinsip-prinsip standar akuntansi
sendiri, pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang diterima umum dalam menyusun laporan
yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) keuangan karena standar akuntansi tersebut
alat hitung menghitung; 2) sumber informasi lebih diperuntukkan bagi perusahaan-
dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke perusahaan besar. Biaya untuk menyiapkan
230
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
informasi yang sesuai dengan standar akuntasi Instrumen penelitian adalah alat untuk
yang berlaku umum melebihi potensi menghimpun data, yang dalam penelitian ini
keuntungan yang dapat dicapai melalui menggunakan kuesioner. Kuesioner terdiri dari
peningkatan laporan keuangan. Dan UKM 2 bagian yaitu bagian pertama adalah data
memandang akuntansi dan prosedur semata- responden, bagian kedua adalah aspek
mata sebagai beban bagi mereka. penerapan siklus akuntansi. Format kuesioner
Penelitian Srikandi dan Setyawan (2007) yang digunakan adalah:
menunjukan alasan kurang diterapkannya siklus 1. Pertanyaan terbuka, yaitu kemungkinan
akuntansi di UKM di daerah Yogyakarta adalah jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu
masih menganggap penerapan siklus akuntansi dan responden bebas memberikan jawaban.
adalah hal yang sulit sekali dan rumit mengingat 2. Pertanyaan tertutup, yaitu kemungkinan
latar belakang pendidikan pelaku UKM yang jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu
tergolong rendah. Diketahui pula bahwa saling dan responden tidak diberi kesempatan
tergantung yang signifikan antara latar belakang memberikan jawaban yang lain. Bentuk
pendidikan, lamanya usaha serta jenis usaha pertanyaan yang diberikan menggunakan
terhadap penerapan siklus akuntansi. alternative jawaban “Ya” dan “Tidak”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Analisis data adalah proses
mengetahui penerapan siklus akuntansi di UKM penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
di desa Karangbesuki sudah sesuai dengan lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data
kaidah siklus akuntansi yang benar. yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik Analisis
METODE Deskriptif.
Objek penelitian adalah pelaku usaha kecil dan HASIL DAN PEMBAHASAN
menengah (UKM) yang berada desa Karang
Besuki Kotamadya Malang, dengan Hasil
menitikberatkan terhadap kegiatan pengelolaan
(siklus) akuntansinya, sehingga dapat diketahui Karangbesuki adalah sebuah kelurahan di
sejauh mana para pelaku usaha kecil dan wilayah Kecamatan Sukun Kotamadya Malang.
menengah menerapkan kaidah-kaidah siklus Kelurahan ini terletak sekitar 10 km arah barat
akuntansi dalam usahanya. dari pusat Kota Malang. Oleh karena itu
Terdapat dua data yang digunakan dalam kelurahan ini mengalami perkembangan
penelitian ini adalah data primer dan data ekonomi yang sangat cepat.
sekunder, data primer yaitu data yang diperoleh Kelurahan Karangbesuki dikelilingi oleh
langsung dari responden yang dijadikan universitas dan lembaga tinggi lainnya. Yaitu,
sumbernya. Untuk memperoleh data primer ini Universitas Negeri Malang (UM), Institut
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Teknologi Nasional (ITN), Universitas Islam
kepada responden. Data sekunder (secondary Negeri (UIN), Universitas Brawijaya (UB),
data) merupakan data yang diperoleh dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),
digunakan sebagai data penunjang. Teknik Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informatika
pengumpulan data yang digunakan penelitian ini (STIKI), dan Universitas Machung. Sehingga
adalah dengan penelitian lapangan (Field bermunculan usaha-usaha rumahan yang dapat
Research) dan penelitian kepustakaan (Library meningkatkan ekonomi masyarakatnya.
Research) Beberapa usaha kecil dan manengah (UKM)
yang berkembang antara lain, kost-kostan,
231
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
rumah makan, laundry, toko kelontong dan lain yang dihasilkan sangat membantu perusahaan
sebagainya. dalam menganalisa kinerja keuangan mereka.
Ada bidang usaha yang sudah ada sejak Selain itu ada pihak-pihak di luar perusahaan
dulu dan dilakukan secara turun temurun, yaitu yang sangat berkepentingan terhadap laporan
usaha kerajinan sanitair. Ketika memasuki desa keuangan.
Karangbesuki dari arah timur yaitu Jalan Raya Salah satu pentingnya laporan keuangan
Candi, kurang lebih 1 km sepanjang jalan adalah dalam usaha untuk memperoleh modal
berjajar produk sanitair ditata dengan apik. perusahaan. Para kreditur, dalam hal ini bank,
Beberapa contoh produk sanitair yaitu, kijing dalam pemberian kreditnya sangat memerlukan
makam, nisan, tempat cuci piring beton, pot informasi keuangan perusahaan dalam
bunga, ornamen taman, relief dan air mancur. penyaluran dananya. Dengan menganalisis
Penelitian ini hanya terbatas laporan keuangan, kreditur dapat lebih mudah
membedakan usaha berdasarkan jenis usahanya untuk mengambil keputusan penyaluran
yaitu, usaha jasa, usaha dagang dan usaha dananya. Sehingga UKM dirasa sangat penting
industri. Dari hasil observasi lapangan diperoleh untuk mengelola keuangannya dimulai dengan
17 respoden, yaitu: penerapan siklus akuntansi yang benar.
a. bidang usaha jasa 3 responden Penerapan siklus akuntansi yang benar
b. bidang usaha dagang 8 responden akan menghasilkan laporan keuangan yang
c. bidang usaha manufaktur 6 responden benar. Tetapi dari hasil penelitian ini semua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden tidak melakukan pengelolaan
semua responden tidak ada yang menerapkan keuangan dengan tidak menerapkan siklus
siklus akuntansi secara lengkap. Tetapi ada 9 akuntansi. Sebagian besar dari mereka besar dari
reponden yang menyatakan bahwa mereka responden hanya melakukan pembukuan
melakukan kegiatan penjurnalan. Setelah diteliti sederhana dengan mencatat transaksi yang
secara mendalam, responden yang menyatakan menyebabkan uang mereka bertambah atau
telah melakukan penjurnalan ternyata hanya berkurang. Yang dalam akuntansi disebut
membuat pembukuan sederhana yang mencatat sebagai pencatatan arus kas, yaitu pencatatan
keluar masuknya kas meraka. terhadap bertambahnya dan berkurangnya kas.
Berdasarkan hasil jawaban responden Tidak diterapkannya siklus akuntansi
didapat alasan mereka belum menerapkan siklus maka untuk menganalisa kinerja keuangan
akuntansi dalam usaha mereka dimana mereka UKM sangat sulit. Sehingga banyak UKM yang
beranggapan bahwa pengetahuan mereka yang tidak bisa memprediksi pertumbuhan dan
terbatas mengenai akuntansi menjadikan para perkembangan usaha mereka di masa datang.
pelaku UKM menganggap menerapkan siklus Karena salah satu manfaat dari laporan
akuntansi kedalam usaha mereka adalah hal keuangan adalah untuk menganalisa prospek
yang rumit dan sulit. usaha di masa datang.
Berdasarkan hasil penelitian didapat
bahwa UKM tidak menerapkan siklus akuntansi
Pembahasan karena menganggap pengelolaan keuangan
dengan penerapan siklus akuntansi yang benar
Siklus Akuntansi adalah kegiatan pengelolaan adalah sesuatu yang yang sulit dan rumit. UKM
keuangan yang dimulai dengan pencatatan tidak mempunyai pengetahuan yang memadai
transaksi keuangan perusahaan, penggolongan, tentang pengelolaan keuangan yang benar.
peringkasan sampai pembuatan laporan Karena keterbatasan peneliti maka
keuangan (Jusup, 2010). Laporan keuangan faktor-faktor yang dapat menyebabkan UKM di
232
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
desa Karangbesuki tidak menerapkan siklus karena kompleksitas usaha juga semakin tinggi.
akuntansi belum terdeteksi. Ada beberapa faktor (Srikandi dan Setyawan: 2007)
yang dapat menyebabkan UKM merasa Penelitian Holmes dan Nicholls (1988),
kesulitan dalam pengelolaan keuangan dengan dimana hasil penelitian memperlihatkan bahwa
penerapan siklus akuntansi, yaitu: sektor usaha mempengaruhi jumlah informasi
a. Latar belakang pendidikan akuntansi yang disiapkan dan digunakan oleh
b. Lamanya usaha jenis usaha. Hasil ini menunjukkan bahwa jenis
c. Jenis usaha usaha manufaktur membutuhkan jenis informasi
Terjadinya permasalahan dalam akuntansi dimana termasuk di dalamnya siklus
penerapan akuntansi karena kurangnya akuntansi yang lebih lengkap dan menyeluruh
pengetahuan pemilik usaha tentang akuntansi. dibanding jenis usaha yang lain. (Srikandi dan
Dan rendahnya pengetahuan akuntansi pemilik Setyawan: 2007)
usaha menyebabkan banyak usaha yang
mengalami kegagalan. Pengetahuan akuntansi SIMPULAN & SARAN
wirausaha mempunyai pengaruh positif
terhadap penggunaan informasi akuntansi. Simpulan
Hasil–hasil penelitian tersebut menggambarkan
bahwa rendahnya tingkat pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
menjadikan akuntansi sebagai hal yang sulit yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
diterapkan pelaku UKM ke dalam usaha yang bahwa pengelolaan keuangan UKM-UKM yang
dijalankannya. (Srikandi dan Setyawan: 2007) ada di desa Karangbesuki Kecamatan Sukun
Semakin lamanya suatu usaha berjalan Kotamadya Malang masih jauh dari kaidah dan
dapat dijadikan satu acuan untuk melihat siklus akuntansi yang benar. Hanya melakukan
perkembangan usahanya. Pengalaman usaha pembukuan sederhana yang mencatat transaksi
bagi para pelaku UKM dapat dijadikan sebagai bertambah dan berkurangnya kas perusahaan
upaya pembelajaran tentang informasi apa yang karena penerapan siklus akuntansi dianggap
dibutuhkan dan digunakan dalam pengambilan sulit dan rumit untuk diterapkan dalam
keputusan menyangkut usaha yang pengelolaan keuangan UKM.
dijalankannya. Dari lamanya usaha berjalan,
seharusnya para pelaku UKM dapat menilai hal- Saran
hal yang kurang dan perlu diperbaiki termasuk
perlunya penerapan siklus akuntansi dalam Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan
menjalankan usahanya mengingat tingkat penelitian maka dapat disampaikan saran-saran
persaingan usaha yang semakin kompetitif dan untuk beberapa pihak, yaitu:
kebutuhan akan akses informasi akuntansi 1. UKM
termasuk didalamnya penerapan siklus a. Dalam upaya mempermudah para pelaku
akuntansi sebagai salah satu indikator kesehatan UKM untuk mengetahui perkembangan
usaha semakin meningkat. Menurut hasil dan kesehatan usaha yang
penelitian Nichols dan Holmes (1988), lamanya dijalankannya, sebaiknya para pelaku
suatu usaha beroperasi berdasarkan pada bisnis UKM lebih memperhatikan sistem
yang sudah dijalankan akan mengindikasikan pengelolaan keuangan yang telah ada
kebutuhan akan informasi akuntansi sangat dengan memasukkan penerapan siklus
diperlukan, semkin lama sebuah usaha berjalan, akuntansi sebagai salah satu alat untuk
informasi akuntansi akan semakin dibutuhkan mengukur kinerja dan kesehatan
usahanya.
233
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
b. Diharapkan, para pelaku UKM dapat dikembangkan atau melalui perwujudan
lebih terbuka dan mengupayakan adanya rencana untuk membuat software
kerja sama dengan pihak terkait dalam accounting sederhana yang ditujukan untuk
hal ini agar dapat membantu pemilik para pelaku UKM yang berlatar pendidikan
UKM menjalankan usahanya melalui rendah dan mengalami kesulitan dalam hal
upaya pengelolaan keuangan dengan pengelolaan keuangan, yang diharapkan
menerapkan standar akuntansi melalui mampu menjadi jalan keluar bagi para
penerapan siklus akuntansi di dalamnya, pelaku UKM.
mengingat dewasa ini banyak tersedia 3. Peneliti Selanjutnya
jasa penyusunan laporan keuangan untuk Terkait dengan keterbatasan penelitian ini
usaha skala kecil dan menengah. maka untuk peneliti selanjutnya diharapkan
2. Pemerintah dan LSM lebih menggali faktor-faktor yang
Pemerintah terkait, LSM, atau pihak lain menyebabkan tidak diterapkannya siklus
yang menaruh perhatian terhadap akuntansi di desa Karangbesuki. Misalnya
perkembangan UKM yang diharapkan dengan meneliti faktor latar belakang
mampu secara konkret memberikan bantuan pendidikan, lamanya usaha dan jenis usaha.
terhadap para pelaku UKM dalam Dan dilakukan penelitian lebih lanjut
menghadapi permasalahan pengelolaan tentang pengembangan pengelolaan
keuangan, baik melalui pelatihan-pelatihan keuangan sederhana yang mampu dipahami
akuntansi yang telah ada agar yang lebih dan diterapkan oleh UKM.
234
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pendekatan Experiential Learning Pada Pembelajaran Kewirausahaan
Di STIE Surakarta
Ginanjar Rahmawan
Elia Ardyan
Program Studi S1 Manajemen, STIE Surakarta
Email : rahmawan@stiesurakarta.ac.id
Abstrak : Experiential learning adalah adalah proses dimana pengetahuan diciptakan melalui
transformasi pengalaman, refleksi, pemikiran dan aksi. Experiential learning akan lebih mampu untuk
membuat mahasiswa secara langsung bersentuhan dengan realitas bisnis yang dipelajarinya. Dengan
membuat kontak langsung, mahasiswa diharapkan mampu membangun aspek kognitif, afektif, dan
psikomotik yang akan meningkatkan kompetensinya sebagai wirausaha. Tujuan studi ini adalah
menganalisis experiential learning pada pembelajaran kewirausahaan di STIE Surakarta. Analisis di
dalam penelitian ini adalah dengan studi kasus dan analisis diskriptif. Kesimpulan di dalam penelitian
ini adalah sebagian jawaban mahasiswa menyatakan setuju dengan tiap item pertanyaan. Oleh sebab
itu, experiential learning yang diterapkan pada pembelajaran kewirausahaan di Sekolah Tinggi lmu
ekonomi Surakarta telah diterima baik oleh mahasiswa.
240
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN
Co, M. J., & Mitchell, B. (2006).
Ali, D. F. (2013). The process of impact of Entrepreneurship education in South
entrepreneurship education and training on Africa: A nationwide survey.
entrepreneurship perception and intention. Education+Training, 48(5), 348-359.
Education+Training, 55(8/9), 868-885.
Cotoi, E., Bodoasca, T., Catana, L., & Cotoi, I.
Baden, D., & Parkes, C. (2013). Experiential (2011). Entrepreneurship European
learning : inspiring the business leaders of development strategy in the field of
tomorrow. Journal of Management education. Procedia-Social and Behavioral
Development, 32(3), 295-308. Sciences, 15, 3490-3494.
Bell, B. S., & Kozlowkski, S. W. J. (2008). Dewey, J. (1938). Experience and Education.
Active learning: Effect of Core Training New York: Kappa Delta Pi.
Design Elements: Self Regulatory
Processes, Learning and Adaptability. Gundlach, M. J., & Zivnuska, S. (2010). An
Journal of Applied Psychology, 93(2), 296- experiential learning approach to teaching
316. social entrepreneurship, triple bottom line,
and sustainability: Modifying and
Bevan, D., & Kipka, C. (2012). Experiential Extending Practical Organizational
learning and Management education. Behavior Education (PROBE). American
Journal of Management Development, Journal of Business Education, 3(1), 19-
31(3), 193-197. 28.
Mohamad, N., Lim, H.-E., Yusof, N., & Soon, Støren, L. A. (2014). Entrepreneurship in
J.-J. (2015). Estimating the effect of higher education. Education+Training,
entrepreneur education on graduates’ 56(8/9), 795-813.
intention to be entrepreneurs.
Education+Training, 57(8/9), 874-890. Veselsky, P., Poslt, J., Majewska, P., &
Bolckova, M. (2013). Addressing spiritual
O'Neill, R. C. (2004). Entrepreneurship as a in experiential learning . Procedia-Social
subject at university. The South African and Behavioral Sciences, 106, 328-337.
experience.
Ozgul, U., & Kunday, O. (2015). Conceptual Wei-Loon, K., Sa'ari, J. R., Majid, I. A., &
development of Academic Entrepreneurial Ismail, K. (2012). Determinants of
Intention Scale. Procedia-Social and entrepreneurial intention among millennial
Behavioral Sciences, 195, 881-887. generation. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 40, 197-208.
Packham, G., Jones, P., Miller, C., Pickernell, Wilson, F., Kickul, J., & Marlino, D. (2007).
D., & Thomas, B. (2010). Attitudes Gender, entrepreneurial self-efficacy, and
towards entrepreneurship education: A entrepreneurial career intentions:
comparative analysis. Implications for entrepreneurship
Education+Training, 52(8/9), 568-586. education. Entrepreneurship Theory and
Practice, 31(3), 387-406.
Politis, D. (2005). The process of
entrepreneurial learning: A Conceptual Yildirim, N., & Askun, O. B. (2012).
Entrepreneurship intentions of Public
242
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Universities in Turkey: Going beyond Social and Behavioral Sciences, 150, 834-
education and research? . Procedia-Social 840.
and Behavioral Sciences, 58, 953-963.
Yurtkoru, E. S., Kuscu, Z. K., & Doganay, A.
Yurtkoru, E. S., Acar, P., & Teraman, B. S. (2014). Exploring the antecedents of
(2014). Willingness to take risk and entrepreneurial intention on Turkish
entrepreneurial intention of university university students. Procedia-Social and
students: An empirical study comparing Behavioral Sciences, 150, 841-850.
private and state universities. Procedia-
243
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Model Kewirausahaan Berbasis Karakter Bagi Guru Sekolah Binaan
Persit Kartika Candra Kirana Di Wilayah Malang
Heny Kusdiyanti
Program Studi Manajemen - Universitas Negeri Malang
Email : henykusdiyanti@yahoo.com
Abstrak : Diantara fakta yang ada seseorang menjadi berwirausaha karena (1) kerasnya persaingan di luar sana
yang membuat dia tidak bisa menemukan pekerjaan yang lebih layak, (2) adanya sistem kontrak yang membuat
Bang Black kehilangan pekerjaan, dan ditambah lagi susahnya mencari pekerjaan disebabkan karena lapangan
pekerjaan yang sedikit disediakan pemerintah. Kondisi saat ini tidak boleh dibiarkan, dengan demikian perlu
adanya upaya serius untuk pemberdayaan guru kewirausahaan terutama untuk meningkatkan kemampuan
sumberdaya manusia. Diharapkan pula guru mampu memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas SDM
dan produktifitas kerja wirausaha muda di wilayah Malang Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
Model kewirausahaan berbasis karakter. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: (1) Analisis situasi (lingkungan), (2) Identifikasi karakteristik responden, (3)
Identifikasi kebutuhan riil responden, (4) berdasarkan analisis situasi, identifikasi karakteristik dan kebutuhan riil
responden, maka disusunlah model kewirausahaan berbasis karakter wilayah Malang Raya. Dengan mengikuti
program kewirausahaan di wilayah Malang Raya dapat memperoleh pengetahuan, kemampuan kewirausahaan,
kemampuan dalam bidang produksi (Product Knowledge), pengetahuan dan kemampuan pasca panen
(pemasaran), dan pada akhirnya kualitas SDM dan produktifitas bisa meningkat. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif-kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah emik (emik view) (Pelto dan Pelto,
1978:54-66). Hasil penelitian ini adalah tersusunnya Panduan Model pe kewirausahaan berbasis karakter .
Bentuk panduan adalah buku yang berisi tentang:1) Prosedur Pendampingan dan Konsultasi Bisnis; 2) Materi-
materi untuk pembekalan antara lain berisi tentang tehnis, pembukuan untuk kewirausahaan, Tehnik pemasaran
dan pembiayaan dan pembinaan keuangan oleh lembaga keuangan. 2). Hasil analisis atau evaluasi kinerja
keuangan menunjukkan bahwa a). dapat mengembangkan usaha ditunjukkan oleh omset pejualan yang
mengalami peningkatan. b)terdapat kendala yang dihadapi yaitu permasalahan pemasaran. c ) tidak mengalami
permasalah utama pada modal, justru pada kurang kondusifnya dukungan keluarga untuk berwirausaha.
Strata atau derajat kemiskinan adalah sumber daya yang menimbulkan distribusi
kemiskinan sementara dan kemiskinan kronis. pendapatan timpang, penduduk miskin hanya
Kemiskinan sementara yaitu kemiskinan yang memiliki sumber daya dalam jumlah yang
terjadi akibat adanya bencana alam dan terbatas dan kualitas rendah, (2) Kemiskinan
kemiskinan kronis yaitu kemiskinan yang muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya
terjadi pada mereka yang kekurangan manusia karena kualitas sumber daya manusia
ketrampilan, aset, dan stamina karena kualitas sumber daya manusia rendah
(Aisyah,2001:151). Kuncoro (2000:107) berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun
mengatakan bahwa kemiskinan sebagai berikut: rendah, (3) Kemiskinan muncul sebab
(1) Secara makro, kemiskinan muncul karena perbedaan akses dan modal.
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
246
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Logika berfikir yang dikemukakan menyebabkan rendahnya produktivitas.
Nurkse yang dikutip Kuncoro (2000:7) yang Rendahnya produktivitas mengakibatkan
mengemukakan bahwa negara miskin itu rendahnya pendapatan yang mereka terima.
miskin karena dia miskin (a poor country is Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada
poor because it is poor) seperti digambarkan rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya
sebagai berikut: Adanya keterbelakangan, investasi akan berakibat pada keterbelakangan
ketidaksempurnaan pasar, kurangnya modal dan seterusnya.
Ketidaksempurnaan pasar
keterbelakangan ketinggalan
Kekurangan Modal
Investasi Rendah
Produktivitas rendah
247
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pemberdayaan benar-benar diarahkan untuk sehingga tidak ada rencana menambah kegiatan
meningkatkan derajat kesejahteraan. usaha dalam bentuk yang berbeda dengan yang
Merekalah yang paling tahu terhadap sudah ada (Kusdiyanti, 2015).
masalah kebutuhan hidupnya. Mereka juga Meski bagi sebagian pelaku usaha kecil,
mengerti apakah suatu program berhasil atau istilah diversifikasi usaha tidak semua orang
gagal berdasarkan parameter yang kontekstual- mengenalnya, tetapi banyak yang
lokal. Bersifat terfokus kepada kelompok sosial melakukannya. Hanya mereka tidak terpaku
yang paling rentan secara ekonomis. Hal ini pada istilah-istilah semacam itu. Pada
dilakukan agar program pemberdayaan tidak prinsipnya bagaimana bisa menemukan
jatuh kepada pihak-pihak yang tidak berhak. peluang usaha baru dan meningkatkan
Berorentasi partisipatif, artinya masyarakat penghasilan dari usahanya.(Kusdiyanti, 2015).
harus dilibatkan kegiatan perencanaan, Perkembangan dan peningkatan bisnis yang
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi baik merupakan harapan bagi setiap pelaku
program. Hal ini penting agar masyarakat usaha. Upaya dan langkahpun selalu dilakukan
benar-benar menjadi subyek pemberdayaan. untuk meningkatkan usahanya, misalnya
Para birokrat, LSM. PT, dan pihak-pihak lain dengan menambah jumlah outlet,
yang terlibat dalam proses pemberdayaan harus meningkatkan kapasitas produksi dan
mengambil peran sebagai mediator, fasilitataor, pemasaran, serta memperbesar skala usaha.
dan katalisator. Bahkan ada yang melakukan diversifikasi
Sebagai salah satu pendekatan dalam usaha atau perluasan bisnis pada bidang usaha
pembangunan masyarakat atau komuniti, yang baru.
kelembagaan sosial ekonomi memiliki nilai Pelaksanaan pembinaan terhadap usaha
yang strategis karena beberapa hal, yaitu (1) kecil dalam bentuk pelatihan (training)
menjadi wadah penampung harapan dan biasanya dilakukan untuk pengembangan SDM
pengelola aspirasi kepentingan pembangunan bagi usaha yang telah berdiri, dengan maksud
warga, (2) menggalang seluruh potensi sosial, untuk meningkatkan kinerja para pelaku usaha.
ekonomi, politik, dan budaya masyarakat (Kusdiyanti, 2011). Dalam usaha membina
sehingga kemampuan kolektivitas, sumber berwirausaha masyarakat secara teknis dapat
daya, dan akses masyarakat meningkat, (3) melalui berbagai usaha diantaranya dengan
memperkuat solidaritas dan kohesivitas sosial pelatihan, konsultasi, pendampingan,
sehingga kemampuan bergotong royong bimbingan dan sebagainya. Masing-masing
masyarakat berkembang, (4) memperbesar dari usaha atau cara tersebut harus disesuaikan
kemampuan bargaining position masyarakat dengan karakteristik dan kondisi masyarakat.
dengan pihak-pihak atas desa, dan (5)
mengembangkan tanggung jawab kolektif 2. Model Pembinaan Kewirausahaan
masyarakat atas pembengunan wilayah Leonarde (2002) mendefinisikan (1)
(Syafullah dkk.2003). pendampingan dan konsultasi bisnis sebagai
Berdasarkan hasil penelitian yang aktivitas untuk mencocokan individu dengan
dilakukan terdahulu, Recana Pengembangan pekerjaan dan organisiasi (2) pendampingan
Usaha wirausahawan sebagian renponden 53% dan konsultasi bisnis adalah salah satu proses
menyatakan berkeinginan mengembangan yang dibutuhkan untuk mengubah anggota baru
usaha dengan harapan dapat menambah dalam organisasi menjadi “orang dalam” yang
pendapatan, sedangkan 47% kesulitan produktif (3) Proses menjadikan diri menjadi
pengelolaan kegiatan usaha yang sudah ada lebih baik dari kondisi sebelumnya (4)
248
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pendampingan dan konsultasi bisnis: proses kondisi ekonomi, aktivitas ekonomi
pengalaman belajar yang terstruktur untuk wirausahawan di wilayah Malang, dan perilaku
mengingkatkan pengetahuan, sikap dan sosial wirausahawan di wilayah Malang. Data
keterampilan (terstruktur: jadwal, materi, sekunder dengan mengambil data-data statistik,
metode, evaluasi, dll). Sebelum membahas dokumen resmi, literatur yang relevan, dan
lebih mendalam tentang bagimana sebagainya yang bisa diperoleh dari berbagai
pengembangan model pembinaan sumber. Data-data tersebut akan dikumpulkan,
kewirausahaan maka terlebih dahulu perlu dikategorisasi, dan diinterprestasi atau
dibahas tentang definisi pendampingan dan dianalisis maknanya secara integratif antar
konsultasi bisnis. pendampingan dan konsultasi komponen subyek. Hasil analisis akan disajikan
bisnis menurut (Satmoko dan Irmim, 2004) dalam bentuk deskripsi kualitatif yang
usaha untuk membekali pengetahuan, komprehensif dengan memperhatikan kerangka
pengembangan kompetensi kerja, teori dan konsep-konsep yang menjadi
meningkatkan kemampuan, meningkatkan referensi penelitian ini.
produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan Tingkat pendidikan responden, jumlah
bagi peserta pendampingan dan konsultasi anak yang ditanggung responden, tingkat
bisnis.. Dari kedua definisi di atas dapat pendapatan responden merupakan data
disimpulan bahwa kegiatan pelatihan karakteristik responden, keikutsertaan
kewirausahaan sesungguhnya bertujuan untuk responden dalam sebuah pelatihan untuk
meningkatkan kualitas daya guna seseorang mendukung usahanya, tingkat pengetahuan
dalam pekerjaannya sehingga ia menjadi lebih responden tentang masalah kewirausahaan dan
produktif. perancangan bisnis, dan selanjutnya Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan
METODE analisis deskriptif , meliputi kegiatan
menganalisis situasi (lingkungan), menganalisis
Pendekatan ini menempatkan wirausahawan di karakteristik responden dan analisis kebutuhan
wilayah Malang. Penelitian ini adalah responden akan model kewirausahaan yang
penelitian deskriptif-kualitatif. Pendekatan akan dilakukan. Analisis karakteristik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden.
emik (emik view) (Pelto dan Pelto, 1978:54- Langkah selanjutnya adalah melakukan
66). Sebagai subyek yang otonom dalam analisis hasil dari implementasi atau penerapan
memberikan persepsi dan penilaian tentang model yang telah diujicobakan dengan skala
pemberdayaan kompetensi kewirausahaan kecil, kemudian diadakan evaluasi oleh para
terhadap keberlangsungan usaha terhadap ahli dan peneliti, juga diadakan proses revisi
dinamika dan kehidupan perekonomian dan akhirnya diadakan validasi untuk diadakan
mereka. ujicoba untuk tahap berikutnya yaitu tahapan
dengan skala besar.
1. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan data primer HASIL & PEMBAHASAN
dengan didukung dengan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui serangkaian Model Pendidikan Berbasis Karakter
wawancara mendalam (indepth interview) Hasil ini juga didukung oleh penelitian
dengan informan dan pengamatan terlibat sebelumnya oleh Koh (1996), Meredith (1996)
(participant observation) terhadap kondisi- dan Zimmerer yang menemukan bahwa
249
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
seorang wirausaha harus memiliki sifat kreatif (2002) juga menemukan bahwa faktor motivasi
yang ditunjukan dengan menyukai cara-cara dan ambisi merupakan karakteristik dari jiwa
baru. Berdasarkan temuan diatas, terlihat kewirausahaan. Seorang wirausaha juga harus
untuk beberapa karakteristik ternyata sudah memiliki daya juang yang tinggi, karena dalam
dimiliki secara lebih baik oleh responden dalam menghadapi kondisi persaingan dibutuhkan
penelitian ini, seperti kebutuhan berprestasi semangat dan daya juang yang tinggi serta
yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa tidak mudah putus asa. Seorang wirausaha juga
responden adalah orang-orang yang ingin harus memiliki motivasi yang kuat untuk
berprestasi, ini sesuai dengan temuan Koh berhasil. Berdasarkan temuan dinilai guru
(1996) yang menyatakan salah satu Sekolah sudah memilikinya.
karakteristik dari wirausaha adalah memiliki Kurangnya kepercayaan diri responden
kebutuhan berprestasi yang tinggi. berkemungkinan disebabkan oleh belum
Meskipun demikian masih ada yang adanya praktek lapangan yang dilakukan,
ragu dengan kemampuan mereka untuk sehingga responden cenderung takut gagal
mengarahkan orang lain. Seorang wirausaha Beberapa karakteristik lain belum lagi dimiliki
harus berorientasi ke masa depan, berdasarkan secara utuh oleh guru sekolah. Hal ini terlihat
karakteristik ini, responden dinilai sudah pada karakteristik seorang wirausaha haruslah
berorientasi ke masa depan. Karakteristik sangat percaya diri, ternyata sebagian guru
berorientasi pada tugas dan hasil/locus control masih ragu dengan kondisi mereka dan hanya
dinilai telah dimiliki oleh guru sekolah. sedikit yang sangat yakin dengan kepercayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Hansemark diri mereka. Berdasarkan temuan Koh (1996),
(19100) menemukan locus control dan Meredith (1996) dan Zimmerer dalam Suryana
kebutuhan berprestasi sebagai karakteristik (2000), seorang wirausaha harus memiliki
kewirausahaan. Karakteristik suka mencoba kepercayaan diri yang tinggi, karena untuk
cara-cara baru/ kreatif juga terlihat sudah memulai melakukan suatu usaha dibutuhkan
dimiliki oleh responden. Karakteristik kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaaan
berikutnya adalah mampu mengarahkan orang diri akan memberi keyakinan kepada wirausaha
lain untuk melakukan pekerjaan, responden untuk memulai usahanya sekaligus bisa
dinilai cukup memiliki karakteristik ini. berguna untuk meyakinkan orang lain.
Karakteristik mempunyai ambisi yang Meskipun responden punya
kuat untuk melakukan pekerjaan ternyata juga pengetahuan yang cukup namun belum pernah
sudah cukup dimiliki. Wirausaha juga dituntut menerapkannya dalam usaha riil, bisa
harus memiliki karakteristik memerlukan menyebabkan responden tidak dapat
umpan balik yang cepat atas pekerjaan yang memikirkan ide-ide baru untuk pengembangan
dilakukan, responden dalam penelitian ini usaha.Karakteristik inovatif juga
dinilai sudah memiliki sifat tersebut. memperlihatkan tingkat keraguan yang cukup
Karakteristik memiliki ambisi yang kuat dan tinggi, hal ini berarti masih banyak responden
memerlukan umpan balik akan sangat belum yakin dengan kemampuannya
dibutuhkan oleh seorang wirausaha ketika untukmenciptakan ide-ide yang inovatif. Hal
menghadapi sebuah peluang dan menyikapi ini juga berkaitan dengan kepercayaan diri dan
tantangan yang muncul. keberanian untuk mencoba ide-ide baru.
Karakteristik selalu belajar dari Kondisi-kondisi diatas memperlihatkan
kesalahan yang dilakukan juga dinilai telah bahwa ke empat belas karakteristik
dimiliki oleh mahasiswa. Galloway dan Brown kewirausahaan telah dimiliki oleh responden,
250
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
namun ada beberapa karakteristik yang belum yang menjawab ragu-ragu adalah perempuan
cukup kuat dimiliki, yaitu berupa kepercayaan yang kemudian diikuti oleh laki-laki. Hal diatas
diri yang tinggi dan kemampuan mengambil menunjukan rata-rata setiap wirausahawan
risiko yang moderat serta kemampuan dalam tiga karakteristik diatas yaitu
menciptakan ide-ide yang inovatif. Ini karakteristik percaya diri, menyukai risiko yang
diperlihatkan dengan masih banyaknya moderat dan inovatif, meskipun memiliki
responden yang menjawab netral/ragu-ragu kebutuhan berprestasi yang cukup tinggi.
dengan kemampuan mereka untuk tiga Ekplorasi lebih lanjut, ternyata dari 100
karakteristik tersebut. Seorang wirausaha juga responden ada 15 responden yang telah
harus menyukai risiko yang moderat, temuan mengikuti program kewirausahaan yang
menunjukan guru kurang menyukai risiko dilakukan oleh sekolah, kegiatan itu berupa
moderat. Memang sebagian besar orang lebih Pelatihan Kewirausahaan di tambah dengan
suka menghindari risiko, namun seorang mengikuti matapelajaran kewirausahaan di
wirausaha harus menyukai risiko yang moderat, sekolah. Penilaian dari 15 responden tersebut,
hal ini juga ditemukan dalam penelitian Koh 11 orang menyatakan bahwa program
(1996). kewirausahaan yang dilakukan sekolah belum
Kegiatan yang bisa dilakukan adalah berjalan secara baik karena terputus hanya pada
dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang pemberian materi, sedangkan praktek lapangan
lebih intensif tetapi harus diikuti dengan masih kurang. Hal ini yang menjadi salah satu
praktek lapangan seperti magang, ataupun penyebab mengapa mereka tidak berani untuk
diminta membuka usaha sendiri. Kondisi diatas membuka usaha sendiri.
diperkuat dengan jawaban pertanyaan lanjutan Karakter mengacu kepada serangkaian
tentang rencana responden setelah pelatihan, sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
ternyata sebagian besar masih ingin mencari (motivations), dan keterampilan (skills).
pekerjaan , hanya 25 orang responden yang Karakter berasal dari bahasa Yunani yang
ingin berwirausaha. Agar kondisi ini bisa berarti “to mark” atau menandai dan
diatasi perlu dilakukan pembinaan-pembinaan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
untuk meningkatkan kepercayaan diri, berani nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
mengambil risiko yang moderat dan tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur,
memunculkan ide-ide yang inovatif tanpa kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya
mengabaikan karakteristik lain. dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya,
Kegiatan tabulasi silang dapat orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah
disimpulkan bahwa antara laki-laki dan moral disebut dengan berkarakter mulia.
perempuan dalam penelitian ini tidak ada Reflektif, Faktor Performer, rasional,
perbedaan yang signifikan dalam jiwa logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif,
kewirausahaan. Berdasarkan hal itu ternyata mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta
untuk karakteristik memiliki kebutuhan ilmu, sabar, berhati- hati, rela berkorban,
berprestasi yang tinggi, paling besar dimiliki pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati
oleh perempuan dan kemudian diikuti oleh janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah,
laki-laki . Jawaban ragu-ragu yang terbesar pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras,
untuk karakteristik menyukai risiko yang tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir
moderat juga dimiliki oleh perempuan yang positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner,
kemudian diikuti oleh laki-laki. Sedangkan bersahaja, bersemangat, dinamis,
untuk karakteristik inovatif, paling banyak hemat/efisien, menghargai waktu,
251
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, aktivitas atau kegiatan kokurikuler,
produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,
sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga dan etos kerja seluruh warga sekolah/
memiliki kesadaran Merupakan karakter mulia lingkungan. pendidikan karakter dimaknai
berarti individu memiliki pengetahuan tentang sebagai suatu perilaku warga sekolah yang
potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai dalam menyelenggarakan pendidikan harus
karakter. berkarakter sebagaimana dijelaskan di atas.
Individu yang berkarakter baik atau Menurut David Elkind & Freddy Sweet
unggul adalah seseorang yang berusaha Ph.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan sebagai berikut: “character education is the
YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan deliberate effort to help people understand,
negara serta dunia internasional pada umumnya care about, and act upon core ethical values.
dengan mengoptimalkan potensi When we think about the kind of character
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan we want for our children, it is clear that we
kesadaran, emosi dan motivasinya want them to be able to judge what is right,
(perasaannya). care deeply about what is right, and then do
Untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan what they believe to be right, even in the face
individu juga mampu bertindak sesuai potensi of pressure from without and temptation from
dan kesadarannya tersebut. Itulah karakter within”.
individu yang mulia yang dapat ditandai Menurut para ahli psikolog, beberapa
dengan nilai-nilai ketiga aspek tersebut nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta
sehingga dikatakan sebagai karakteristiknya. kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan
Karakteristik adalah realisasi perkembangan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan
positif sebagai individu (intelektual, emosional, santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama,
sosial, etika, dan perilaku). percayadiri, kreatif, kerja keras, dan pantang
Pendidikan karakter adalah suatu sistem menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik
penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan
kepada warga sekolah yang meliputi komponen persatuan. Pendidikan karakter berpijak dari
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, karakter dasar manusia, yang bersumber dari
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai nilai moral universal (bersifat absolut) yang
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa bersumber dari agama yang juga disebut
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, sebagai “the golden rule”. Pendidikan karakter
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila
insan kamil. Pendidikan karakter dapat berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut.
dimaknai sebagai “the deliberate use of all Penyelenggaraan pendidikan karakter
dimensions of school life to foster optimal di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai
character development”. karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan
Dalam pendidikan karakter di sekolah, menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih
semua komponen (stakeholders) harus tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat
dilibatkan, termasuk komponen-komponen relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, lingkungan sekolah itu sendiri. Karakter dasar
proses pembelajaran dan penilaian, kualitas manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa
hubungan, penanganan atau pengelolaan mata hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
252
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
jawab, kewarganegaraan, ketulusan, berani, 37) Menghargai waktu 38)
tekun, disiplin, visioner, adil, dan integritas. Pengabdian/dedikatif
Berdasarkan pembahasan di atas dapat 39) Pengendalian diri 40) Produktif 41) Ramah
ditegaskan bahwa pendidikan karakter 42) Cinta keindahan (estetis) 43) Sportif
merupakan upaya-upaya yang dirancang dan 44) Tabah 45) Terbuka 46) Tertib 11) Berhati-
dilaksanakan secara sistematis untuk hati 12) Rela berkorban 13) Pemberani
membantu guru memahami nilai-nilai perilaku 14) Dapat dipercaya 15) Jujur 16) Menepati
manusia yang berhubungan janji 29) Disiplin 30) Antisipatif 31) Inisiatif
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, 32) Visioner 33) Bersahaja 34) Bersemangat
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, c . Nilai-nilai perilaku manusia terhadap
perkataan, dan perbuatan berdasarkan sesama
norma-norma agama, hukum, tata krama, 1) Taat peraturan 2) Toleran 3) Peduli 4)
budaya, dan adat istiadat. Kooperatif 5) Demokratis 6) Apresiatif 7)
A. . Nilai-nilai Karakter yang Terbentuk Santun
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, 8) Bertanggung jawab 9) Menghormati orang
norma-norma sosial, peraturan/ hukum, etika lain 10) Menyayangi orang lain11) Pemurah
akademik, telah teridentifikasi 80 butir nilai (dermawan) 12) Mengajak berbuat baik 13)
yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai- Berbaik sangka 14) Empati 15) Konstruktif
nilai perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, d. Nilai-nilai perilaku manusia terhadap
sesama manusia, dan lingkungan serta lingkungan
kebangsaan. Berikut adalah daftar nilai-nilai 1) Peduli dan bertanggung jawab terhadap
yang dimaksud. Menurut buku panduan pelestarian tumbuhan, binatang, dan
pendidikan karakter dari Direktorat PSMP lingkungan alam sekitar. 2) Peduli dan
nilai-karakter meliputi: bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
a Nilai-nilai perilaku manusia terhadap Tuhan tumbuhan, binatang, dan lingkungan alam
1) Taat kepada Tuhan YME, 2) Syukur sekitar 3) Peduli dan bertanggung jawab
(berterima kasih). 3) Ikhlas 4) Sabar (kepada terhadap pemanfaatan tumbuhan, binatang, dan
Tuhan) lingkungan alam sekitar.
5) Tawakkal (berserah diri kepada Tuhan) e Nilai-nilai kebangsaan
1) Cinta tanah air 2) Cinta damai 3) Tidak rasis
b Nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri 4) Menjaga persatuan 5) Memiliki semangat
sendiri membela bangsa/Negara 6) Berbahasa
1) Reflektif. 2) Faktor Performer. 3) Rasional. Indonesia dengan baik dan benar 7) Bangga
4) Logis, kritis,analitis sebagai bangsa Indonesia 8) Mencintai produk
5) Kreatif dan Inovatif. 6) Mandiri.7) Hidup sendiri 9) Mencintai seni sendiri 10) Mencintai
sehat/8) Bertanggungjawab.9) Cinta ilmu budaya sendiri 11) Memiliki semangat untuk
10) Sabar.11) Adil 18) Rendah hati 19) Malu berkontribusi kepada bangsa/Negara
berbuatsalah 20) Pemaaf 21) Berhati lembut
22) Setia 23) Bekerja keras 24) Tekun 25)
Ulet/gigih 26) Teliti 27) Berinisiatif 28)
Berpikir Positif 35) Dinamis 36) Hemat/efisien
253
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
C. Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Berfikir ke arah yang asli
Karakter di Sekolah 1. Kreatif dan Inovatif
Sampai saat ini konsep kewirausahaan 2. Luwes dalam melaksanakan pekerjaan
masih terus berkembang. Secara 3. Mempunyai banyak sumberdaya
etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah 4. Serba bisa dan berpengetahuan luas
yang berasal dari kata-kata “wira” dan
“swasta”. Wira berarti berani, utama, atau Keorisinilan
perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua 1. Berfikiran menatap ke depan
kata: “swa” dan “sta”. Swa artinya sendiri, 2. Perspektif
sedangkan sta berarti berdiri. Swasta dapat
diartikan sebagai berdiri menurut kekuatan B. Kualitas Pendidikan Karakter
sendiri. Meredith dalam Suprojo Kewirausahaan Guru di sekolah
Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri
seseorang yang memiliki jiwa wirausaha Pendidikan karakter bertujuan untuk
(entrepeneur) sebagai orang yang a). Faktor membentuk manusia secara utuh (holistik),
Performer, b).berorientasi tugas dan hasil, c). insan
berani mengambil risiko, d). berjiwa kamil,atau insan paripurna yang berkarakter,
kepemimpinan, e).berorientasi ke depan, dan f). yaitu mengembangkan aspek fisik, emosi,
keorisinal. sosial, kreativitas, spiritual, dan intelektual
guru secara optimal. Pada dasarnya,
Ciri-Ciri Seorang yang Memiliki Jiwa pendidikan karakter dapat diimplementasikan
Wirausaha secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan
Faktor Performer pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan hal
1. Bekerja penuh keyakinan tersebut, pendidikan karakter dan pendidikan
2. Tidak berketergantungan dalam melakukan kewirausahaan di sekolah dapat dilaksanakan
pekerjaan melalui tiga jalur, yaitu:
3. Individualistis dan optimis 1. Pendidikan karakter yang terpadu dalam
Pembelajaran
Berorientasi pada tugas dan hasil 2. Pendidikan karakter yang terpadu dalam
1. Memenuhi kebutuhan akan Prestasi kegiatan Ekstra Kurikuler
2. Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun dan 3. Pendidikan karakter yang terpadu dalam
tabah, tekad kerja keras. kegiatan Pengembangan Diri
3. Berinisiatif ` Strategi yang dapat ditempuh oleh
sekolah dalam pendidikan karakter melalui tiga
Pengambil risiko jalur tersebut antara lain dengan:
1. Berani dan mampu mengambil risiko kerja 1. Menerapkan metode belajar yang melibatkan
2. Menyukai pekerjaan yang menantang partisipasi aktif guru, yaitu metode
yang dapat meningkatkan motivasi guru
Kepemimpinan karena seluruh dimensi manusia terlibat
1. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang secara aktif dengan diberikan materi
terbuka thd saran dan kritik. pelajaran yang kongkret, bermakna, serta
2. Mudah bergaul dan bekerjasama dengan relevan
orang lain dalam konteks kehidupannya (student active
learning, contextual teaching and learning,
254
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
inquiry based learning, integrated learning); keterampilan sosial-emosional, seperti
2. Menciptakan lingkungan belajar yang mendengarkan ketika orang lain bicara,
kondusif (conductive learning community) mengenali dan mengelola emosi,
sehinga menghargai perbedaan, dan menyelesaikan
guru dapat belajar dengan efektif di dalam konflik
suasana yang memberikan rasa aman, melalui cara lemah lembut yang mengharagi
penghargaan, tanpa ancaman, dan kebutuhan (kepentingan) masing-masing;
memberikan semangat; 10. Melibatkan guru dalam wacana moral. Isu
3. Memberikan pendidikan karakter secara moral adalah esensi pendidikan anak
eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan untuk menjadi prososial, dan moral
dengan melibatkan aspek knowing the good, manusia;
loving the good, dan acting the good; 11. Membuat tugas pembelajaran yang penuh
4. Metode pengajaran yang memperhatikan makna dan relevan untuk guru;
keunikan masing-masing guru, yaitu 12. Tidak ada guru yang terabaikan. Tolok ukur
menerapkan kurikulum yang melibatkan yang sesungguhnya dari
aspek-aspek kecerdasan manusia; kesuksesan sekolah termasuk pendidikan
5. Seluruh pendekatan di atas menerapkan untuk semua bagi anak dalam upaya
prinsip-prinsip developmentally appropriate mewujudkan seluruh potensinya dengan
practices; membantu mengembangkan bakat khusus dan
6. Membangun hubungan yang supportive dan kemampuan mereka, dan dengan
penuh perhatian di kelas dan seluruh membangkitkan pertumbuhan intelektual,
sekolah. Lingkungan sekolah harus etika, dan emosi guru.
berkarakteristik aman serta saling percaya,
hormat, SIMPULAN & SARAN
dan perhatian pada kesejahteraan lainnya;
7. Model atau contoh perilaku positif. Bagian Simpulan
terpenting dari penetapan lingkungan yang
supportive dan penuh perhatian di kelas Berdasarkan hasil sebelumnya, maka hasil
adalah teladan perilaku penuh perhatian dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
penuh penghargaan dari guru dan Berdasarkan target kegiatan penelitian adalah
interaksinya dengan guru tersusunnya Panduan Model pembinaan
8. Menciptakan peluang bagi guru untuk kewirausahaan Kewirausahaan. Bentuk
menjadi aktif dan penuh makna termasuk panduan adalah buku yang berisi tentang:1)
dalam kehidupan di kelas dan di sekolah. Prosedur Pendampingan dan Konsultasi Bisnis;
Sekolah harus menjadi lingkungan yang lebih 2) Materi-materi untuk pembekalan antara lain
demokratis sekaligus tempat bagi guru untuk berisi tentang tehnis, pembukuan untuk
membuat keputusan dan tindakannya, serta kewirausahaan, Tehnik pemasaran dan
untuk merefleksi atas hasil tindakannya pembiayaan dan pembinaan keuangan oleh
9. Mengajarkan keterampilan sosial dan lembaga keuangan. Hasil analisis atau
emosional secara esensial. Bagian terpenting evaluasi kinerja keuangan menunjukkan
dari bahwa: 1) Dapat mengembangkan usaha
peningkatan perkembangan posisitf guru menunjukkan omset pejualan yang mengalami
termasuk pengajaran langsung peningkatan. 2) Dapat mengembangkan usaha
dan tidak menunjukkan omset penjulan
255
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
meningkat, kendala yang dihadapi adalah peserta dan perolehan kredit untuk
pemasaran. c). tidak mengalami permasalah pengembangan usaha sebagai berikut:
utama pada modal, justru pada kurang Pemerintah Daerah seharusnya ikut membantu
kondusifnya dukungan keluarga untuk atau memvasilitasi kegiatan-kegiatan pihak lain
berwirausaha.d) Barang yang diperjual belikan yang ingin berupaya memberdayakan
lebih dominan pada fashion dan aksesoris kewirausahaan di daerahnya. Seperti dalam
dengan pemasaran menggunakan IT yang ada. kegiatan penelitian ini, seharusnya pemerintah
Dengan adanya model kewirausahaan berbasis melaui Dinas Perindustrian dan Perdagangan
karakter ini dapat membentuk karakter dapat mengirim tenaganya untuk ikut
kewirausahaan yang memiliki ketangguhan memberikan materi sehingga kewirausahaan
dalam berwirausahan dengan menjalankan merasa dapat perhatian dari penerintah.
koansep kewirausahaan berbasis karakter yang Pengelola keuangan dari Kelurahan seharusnya
baik dan memiliki keyakinan terhadap tidak mempersulit kewirausahaan untuk
pemberian Tuhan yang Maha Esa untuk memperoleh hak mereka, yaitu untuk menerima
keberlangsungan usahanya sebagai motivasi bantuan kredit lunak dari pemerintah untuk
diri dalam berwirausaha. mengembangkan usaha mereka. Peranan
keluarga lebih diciptakan sebagai upaya
Saran pendukung utama dalam berwirausaha yang
Berdasarkan kendala yang ditemukan pada berkarakter, agar memiliki semangat juang.
pelaksanaan kegiatan yaitu kesulitan rekrutmen
256
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Masyhuri. 1999. Pemberdayaan Nelayan
Tertinggal dalam Mengatasi Krisis Prawiraranegara, A. Sidik. 1994. “Pokok-
Ekonomi. Jakarta: LIPI. pokok Kebijaksanaan Pemerintah dalam
Pembinaan dan Pengembangan
Masyhuri Imron. 2003. “Kemiskinan dalam Pengusaha Kecil”, dalam Djabaruddin
Masyarakat Nelayan”, dalam Jurnal Djohan dan Husni Rasyad (Peny.).
Masyarakat dan Budaya 5 (1): 63-81. Mencari Bentuk dan Metoda Pembinaan
dan Pengembangan Usaha Kecil dan
Mubyarto dkk. 1984. Nelayan dan Kemiskinan: Sektor Informal. Jakarta: Friedrich Ebert
Studi Ekonomi Anthropologi di Dua Desa Stiftung, hal. 1-13.
Pantai. Jakarta: Rajawali Pers.
Spradley, James P. 1979. Participant
Pelto, Pertti J. Dan Gretel H. Pelto. 1978. Observation. New York: Holt, Rinehart
Anthropological Research. Cambridge: and Winston.
Combridge University Press.
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan
Rudito, Bambang dan Arif Budimanta. 2003. dan Krisis: Memetakan Perekonomian
Metode dan Teknik Pengelolaan Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Community Development. Jakarta: ICSD.
______. 2003. Negara vs Kaum Miskin.
Syaefullah, Budiyana dkk. 2003. Organisasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berbasis Masyarakat. Jakarta: INCIS.
257
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Peranan Pendidikan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi
Guna Pengembangan Kreativitas Siswa
Susiana
Universitas Andalas Padang-Sumatera Barat
Vita Dhameria
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerapan pendidikan
kewirausahaan bagi siswa di perguruan tinggi, dengan mengadopsi beberapa hasil penelitian mengenai
peran kewirausahaan di perguruan tinggi dari beberapa negara di dunia. Untuk mengetahui bagaimana
siswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapat mengenai pendidikan
kewirausahaan dan bagaiamana pola fikir dan minat siswa dalam memutuskan serta memanfaatkan
peluang kewirausahaan. Dengan adanya pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi diharapkan
dapat mengurangi angka pengangguran bagi tenaga terdidik seperti sarjana dan diploma.
Lingkungan ekonomi dunia mengalami yang relatif baru di perguruan tinggi, sebagian
perubahan yang tadinya tradisional sekarang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih modern, perubahan tersebut terjadi secara yang barkaitan dengan kewirausahaan di
dramatis dari waktu ke waktu. Dengan adanya perguruan tinggi (Mars dan Garrison, 2009).
perubahan tersebut menimbulkan Dari berbagai penelitian mengatakan
ketergantungan pada dunia kerja terutama bahwa orientasi kewirausahaan itu berpengaruh
mereka yang memang dituntut untuk positif terhadap kinerja perusahaan. Wiklund
memanfaatkan peluang yang ada, bagaimana dan Shepherd (2005) mengatakan bahwa
mereka mendapatkan pekerjaan ataupun orientasi kewirausahaan berpengaruh positif
membuka usaha dan bisnis sendiri. Untuk dapat terhadap kinerja bisnis. Berbeda dengan
menghasilkan dan memanfaatkan pengetahun pendapat Frank et al (2010) yang menyatakan
baru, imajinasi, kreativitas, inovasi dan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh
teknologi sangat dibutuhkan. Kita juga dituntut negatif terhadap kinerja bisnis. Hal tersebut
untuk dapat memanfaatkan peluang dari waktu didukung dengan pendapat Lumpkin dan Dess
ke waktu. Dalam beberapa penelitian masih (2001) yang mengatakan bahwa hubungan
terdapat perdebatan mengenai implementasi antara orientasi kewirausahan dengan kinerja
kewirausahaan di perguruan tinggi. bisnis adalah lemah. Untuk itu kita mencoba
Sebagian besar program di tingkat untuk mengamati apa dampak yang terjadi dari
universitas mengajarkan kewirausahaan dalam orientasi kewirausahaan terhadap kinerja bisnis,
cara yang mirip dengan bisnis lainnya. dan cara bagaimana pelaksanaan program
Program pendidikan kewirausahaan kewirausahaan diaplikasian pada perguruan
menyediakan rancangan yang layak untuk tinggi.
pertumbuhan ekonomi dan harus menjadi
prioritas utama dalam kurikulum
pengembangan ekonomi (Shinnar et al, 2009).
Meskipun kewirausahaan merupakan fenomena
258
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
HASIL & PEMBAHASAN Pendidikan kewirausahaan di Inggris
berkembang seiring dengan berkembangnya
Menurut Kao (1990) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi (Matlay, 2009).
kewirausahaan merupakan sebagai penciptaan Program yang disampaikan sangat bervariasi
nilai tambah dengan memperhitungkan resiko yaitu ada yang fokus pada pengajaran siswa
dari berbagai peluang usaha dan tentang kewirausahaan melalui pendidikan
memberdayakan sumber daya yang ada dengan formal (seperti: kuliah, makalah, ujian).
kemampuan managerial yang sesuai guna Pelaksanaan pemberian program
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan kewirausahaan juga dilaksanakan pada lembaga
sebelumnya. Disamping itu ada yang penelitian besar yang dibentuk oleh instansi.
mengatakan kewirausahaan berkaitan dengan Ada cara lain yang dilakukan yaitu dengan cara
seluruh kegiatan manusian yang lebih bersifat mengambil pendekatan yang lebih aktif yang
eksternal dibandingkan kegiatan sosial. Oleh langsung memungkinkan siswa untuk
karen itu, manusia memiliki kreativitas dan mengalami persoalan yang berdampak bagi
inovasi yang akan dijadikan sebagai modal siswa untuk mampu berusaha (Nabi et
dalam pengambilan keputusan untuk belajar al.,2006).
dalam berwirausaha dan menjadi Namun, sistem pendidikan tinggi di
wirausahawan. Wirausahawan diharapkan Inggris melakukan beberapa perbedaan dalam
mampu untuk mencari peluang dan perubahan, hal yang berkaitan dengan kreativitas dan
yaitu dengan memanfaatkan perubahan dan inovasi, tujuannya adalah untuk pengembangan
peluang tersebut agar menjadi sesuatu yang usaha baru. Dari beberapa peneliti
lebih menghasilkan (Drucker, 1998). Hal mendifinisikan kewirausahaan merupakan
tersebut dirasakan penting bagi setiap siswa kemampuan untuk mengembangkan beberapa
untuk mempelajari pendidikan kewirausahan, ide-ide dan peluang yang dapat diwujudkan
oleh karena itu di beberapa perguruan tinggi dalam langkah yang nyata, ada yang megatakan
pendidikan kewirausahaan di terapkan bahwa kewirausahaan didefinisikan sebagai
diberbagai fakultas. Penerapan program pengembangan ketajaman bisnis dengan
kewirausahaan pada berbagai fakultas menggali potensi yang dimiliki. Hal ini
dikarenakan pada konteks kewirausahaan memungkinkan perguruan tinggi di Inggris
cukup luas, mencakup di berbagai bidang untuk dapat menawarkan kurikulum
seperti: pertanian, teknik, kedokteran dan kewirausahaan. Komisi di Eropa menetapkan
bidang lainnya (Hisrich dan Peters, 1992). serangkaian hasil belajar guna memenuhi
kebutuhan presepektif Eropa lebih luas,
Terdapat beberapa gambaran tentang bagaimana pembelajar tersebut harus di
perkembangan program pendidikan evaluasi. Dengan memperhatikan akan
kewirausahaan. kebutuhan untuk pengembangan di semua
Di Amerika Serikat, lebih dari dua- tingkat.
pertiga perguruan tinggi dan universitas Di Indonesia pendidikan kewirausahaan
menawarkan program kewirausahaan, dan diberikan di perguruan tinggi dengan
dengan berbagai macam cara dan metode yang menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah
digunakan untuk mengembangkan program yang diterapkan pada semua fakultas. Pada
tersebut. Cara penyampaian yang berbeda, Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan pada
dirancang untuk meningkatkan keterampilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
kewirausahaan bagi lulusan mereka (Cone, Pendidikan kewirausahaan sebenarnya sudah
2007). mulai diperkenalkan pada kita masih sekolah
259
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pada Sekolah dasar (SD), SMP tapi tidak (2) Apa yang mereka fikirkan dalam
dimasukkan dalam mata pelajaran khusus. memberikan pengetahuan bagi mereka
Sebenarnya pada sekolah dasar juga telah tentang kewirausahaan yang nantinya
diperkenalkan secara tidak langsung dengan mereka dapat memanfaatkan peluang dari
mata pelajaran keterampilan yang melatih berwirausaha?
siswa untuk dapat berkreasi dengan membuat (3) Seberapa besar kepuasan yang mereka
beberapa kerajinan yang nantinya dapat dapatkan dalam kegiatan bisnis
menigkatkan daya imajinasi siswa untuk lebih kewirausahaan dan pengalaman yang
kreatif dan nantinya akan dapat membuka mereka dapatkan?
peluang untuk berbisnis. (4) Menggali lebih dalam, apakah pola pikir
Meskipun hubungan antara pendidikan kewirausahaan seseorang dan kebutuhan
kewirausahaan dan kewirausahaan adalah tidak pendidikan kewirausahaan berbeda sesuai
sepenuhnya dipahami tetapi disini masih dengan gender dan kelas mereka?
terdapat perdebatan. Ada beberapa konsensus
bahwa metode pembelajaran berbasis kelas Disini dalam kewirausahaan di
tradisional saja yang cukup memadai perguruan tinggi memberikan tiga hal penting
mempersiapkan siswa untuk menghadapi yang saling berkaitan yaitu kewirausahaan
kompleksitas menciptakan dan menjalankan program pendidikan, pola fikir kewirausahaan,
usaha bisnis baru (Honig, 2004). Akibatnya, dan pemasaran bisnis kewirausahaan. Dalam
metode pengajaran tradisional harus kegiatan pendidikan kewirausahaan dapat
dilengkapai dengan cara berfikir inovatif, menciptakan lingkungan yang mampu
beragam keterampilan dan mode perilaku baru mempengaruhi pengalaman belajar siswa dan
yang pada akhirnya dapat dikembangkan akhirnya akan timbul keinginan untuk menjadi
metode kewirausahaan untuk pendidikan pengusaha (Cone, 2007). Teczke dan Gawlik
(Gibbs, 2002). Pendekatan ini secara logis (2004) mengatakan bahwa tujuan utama dari
mencakup pembelajaran dan berikir kritis, sebuah universitas yang menerapkan
dimana kegiatan ini memberikan kesempatan pendidikan kewirausahaan adalah untuk
bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dan dapat merangsang perkembangan inisiati pribadi
dikontrol dalam situasi belajar (Peltier et al, mereka sendiri. Mereka memiliki potensi
2008;. Schlee et al., 2007). Dalam hal ini untuk mampu memimpin sebagai contoh dalam
metode kuliah tradisional mungkin sudah kegiatan orientasi kewirausahaan mampu
tertinggal dan bukan metode yang paling efekti membangkitkan inisiatif siswa yang kemudian
karena mengabaikan ambiguitas dan mereka terpacu untuk berfikir kreatif dan
ketidakpastian dalam proses kewirausahaan inovatif melalui kegiatan sekolah musim panas,
(Kirby, 2004). pendidikan online, penyediaan hibah bantuan
Mengingat kebutuhan untuk pemerintah dalam membangkitkan minat
memperluas pendidikan kewirausahaan dalam wirausaha siswa (Doane dan Pusser, 2005;
kurikulum pemasaran bisnis, survei Peltier et al, 2007). Pendanaan dan kegiatan
multinasional skala besar mahasiswa dengan inovasi, perumahan merupakan salah satu cara
minat dalam pemasaran bisnis dilakukan untuk universitas dalam mendorong perkembangan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dalam bidang teknologi dan kegiatan
penelitian sebagai berikut: kewirausahaan (Drori dan Yue, 2009).
(1) Apakah pola pikir kewirausahaan yang Perumahan dan kegiatan inovasi lainnya
menarik bagi siswa dalam kegiatan bisnis? sebagai inkubator untuk ide-ide bisnis baru,
mereka membantu membangun basis alumni
260
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
yang menjadi pekerjaan pencipta, yang pada kewirausahaan pemasaran bisnis dibidang
gilirannya menawarkan nilai tambah dalam pendidikan yaitu gambaran psikologis siswa
bentuk pekerjaan untuk lulusan mereka, dan yang memiliki sifat-sifat tertentu yang terkait
merupakan dukungan bagi mereka dalam dengan orientasi kewirausahaan (Vab Eeden et
pengelolaan keuangan di masa depan. al, 2005). Faktor yang mempengaruhi
Di beberapa perguruan tinggi dalam pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan
meningkatkan dukungan keuangan bagi siswa bukan hanya dari segi program tetapi juga
di masa depan, mereka membuat mekansisme dalam diri siswa itu sendiri (Foster dan Lin,
bagi pengusaha dan siswa untuk berinteraksi 2003; Mitchell, 2007). Salah satu cara yang
satu sama lainnya (Bindley dan Ritchie, 2000), digunakan untuk mengukur pola fikir
kemudian memberikan kesempatan untuk kewirausahan dengan self efficacy
memperluas jaringan atau networking (Wee, entrepreneurship yang didefinisikan sebagai
2004). Dengan begitu siswa secara konsisten ukuran keyakinan seseorang dalam
dan dapat memperkuat jaringan dan dapat kemampuannya bagi keberhasilan
mengembangkan jaringan (Elenurm, 2008;. kewirausahaan (McGee et al, 2009).
Peterson et al, 2001; Sullivan et al, 2006). Sebagai seorang wirausahawan harus
Pengusaha membutuhkan satu set memiliki kepribadian dan kemampuan untuk
keterampilan yang memungkinkan mereka meyakinkan orang lain untuk mau bergerak
untuk memanfaatkan pengetahunan dasar dalam arah tertentu yang sudah ditetapkan
mereka untuk mengidentifikasi, mengevaluasi sebelumnya. Kesuksesan pengusaha memiliki
dan memanfaatkan peluang (Ackerman et al., kecenderungan lebih kooperatif, bijaksana dan
2003). Keberhasilan usaha dalam bersemangat dalam menjalankan semua
kewirausahaan meliputi komunikasi (terutama usahanya (Frank et al, 2007; Hot et al, 2007).
persuasi), kreativitas, berfikir kritis dan Rasa percaya diri merupakan keyakinan dan
penilaian, kepemimpinan, negosiasi, kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
pemecahan masalah, manajemen waktu, dan yang sudah ditetntukan sendiri (Frank et al,
kerjasama tim, keterampilan (Anderson et al, 2007; Kirby, 2004). Seorang pengusaha harus
2008;. Fayolle et al., 2006; Roodt, 2005). mampu dalam mengambil resiko dimana
Pengembangan keahlian membutuhkan pengambilan resiko adalah kecenderungan
konten yang kuat, karena disini ada beberapa untuk menerima resiko yang telah
resiko utama dalam kewirausahaan yaitu diperhitungkan asalkan mereka mau
kurangnya metodologi untuk belajar dan menawarkan kesempatan yang wajar untuk
melakukan kegiatan yang diperlukan dalam sukses (Miclea, 2004).
usaha kewirausahaan. Konten pendidikan Pola pikir kewirausahaan juga
kewirausahaan mencakup spektrum topik yang tampaknya dipengaruhi oleh jenis kelamin
luas, basis pengetahun dari berbagai disiplin menunjukkan bahwa laki-laki dua kali lebih
ilmu bisnis dan beberapa paket keterampilan. mungkin sebagai pengusaha dibandingkan
Penemuan, pemasaran bisnis, ekonomi, perempuan, disini terlihat dari perbedaan yang
keuangan, akuntansi, manajemen, pasar global, konsisten di 43 negara-negara (Bosma et al.,
rencana hukum dan bisnis. 2008).
Pendekatan yang lebih terintegrasi Universitas menyediakan fasilitas di
dalam membangun dasar pengetahuan untuk mana pendidikan kewirausahaan dapat
dapat memecahkan masalah dalam kegiatan berlangsung. Fasilitas tersebut mungkin
kewirausahaan. Kewirausahaan bukan hanya program pendidikan kewirausahaan yang
tentang memulai bisnis baru tetapi juga merupakan pusat inovasi atau sejenisnya.
261
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Komponen yang paling mendasar dalam (Kocak dan Abimbola, 2009). Orientasi pasar
pendidikan kewirausahaan yaitu mencakup telah didefinisikan sebagai sejauh mana
dasar pengetahuan dari berbagai disiplin bisnis, perusahaan memiliki budaya organisasi yang
sekumpulan keterampilan yang seragam, menempatkan nilai pelanggan dan
maupun fasilitas dimana pendidikan pemeliharaan positif hubungan pembeli dengan
kewirausahaan berlangsung. Daya tangkap penjual sebagai mekanisme utama untuk
masing-masing orang mengenai konten mengendalikan kinerja bisnis (Narver dan
kewirausahaan memiliki dampak dalam proses Slater, 1990).
belajar dan pembangunan pola fikir Kewirausahaan juga sedang
kewirausahaan yaitu meliputi ciri-ciri dikembangkan sebagai cara dalam
kepribadian dan gender. Pendidikan pengembangan keterampilan seperti
kewirausahaan tidak terbatas pada manajemen, pengambilan risiko dan pemecahan masalah
keuangan, pendanaan, hukum, sumberdaya yang memfasilitasi pencapaian tujuan
manusia, dan pemasaran bisnis. Meskipun perusahaan dan pendidikan. Pemanfaatan
banyak literatur tentang kewirausahaan peluang dan penciptaan nilai sangat penting
menyingkat topik pemasaran bisnis yang lebih untuk bisnis baru dan kecil yang memiliki
sempit mengenai rencana pemasaran bisnis, sumber daya yang relatif terbatas baik segi
strategi bauran pemasaran bisnis dan taktik, e- keuangan dan sosial, karyawan, modal (Hills et
commerce/internet marketing (Zimmerer et al, al., 2005).
2008).
Tujuan diterapkannya pendidikan SIMPULAN
kewirausahaan antara lain:
1. Dapat meningkatkan kesadaran dan Dari hasil review beberapa penelitian dapat
motivasi siswa dengan pengembangan disimpulkan bahwa daya saing, inovasi dan
kewirausahaan di tempat mereka belajar. pertumbuhan ekonomi bergantung kepada
2. Memberikan pengetahuan bagi siswa bagaimana perguruan tinggi mampu
bagaimana mengidentifikasi dan menghasilkan pemimpin masa depan dengan
memanfaatkan peluang. keterampilan dan karakter untuk mejadi
3. Memberikan pelatihan dan keterampilan wirausahawan yang mampu bertanggung jawab
yang dibutuhkan siswa dalam memulai dan secara sosial. Kegiatan kewirausahaan tidak
mengelola pertumbuhan bisnis. cukup hanya dengan membuat usaha maupun
rencana bisnis. Disini bagaimana kreativitas
Kewirausahaan pemasaran bisnis adalah dan inovasi, cara berfikir dan bertindak para
bagaiman membangun lebih luas pemanfaatan pengusaha yang relevan dengan semua bagian
strategi pemasaran bisnis dan taktik dan bukan dari kegiatan ekonomi dan masyarakat.
mencerminkan sejauh mana perusahaan Kegiatan pengembangan kewirausahaan
mengadopsi orientasi pemasaran bisnis ketika di perguruan tinggi memiliki peranan yang
meluncurkan dan mengelola bisnis baru dan sangat penting. Untuk itu pendidikan
kecil, dan terutama yang berkenaan bagaimana kewirausahaan sangat penting di terapkan baik
perusahaan kewirausahaan menciptakan dan pada tingkat pendidikan formal ataupun
mempertahankan nilai proposisi mereka informal.
262
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Education Integration Using An
Entrepreneurial Education Approach”.
Anderseck, K. 2004. “Institutional and Journal of Marketing Education, Vol. 17
Academic Entrepreneurship: Implications No. 2, pp. 59-70.
for University Governance and
Management”. Higher Education in Fuchs, K., Werner, A. and Wallau, F. 2008.
Europe, Vol. 29 No. 2, pp. 193-200. “Entrepreneurship Education in Germany
And Sweden: What Role Do Different
Doane, D.J. and Pusser, B. 2005. School Systems Play?”. Journal of Small
“Entrepreneurial Organization at the Business Andenterprise Development.
Academic Core: The Case Ofsummer Vol. 15 No. 2, pp. 365-81.
Sessions”. New Directions for Higher
Education, Vol. 129 No. 1, pp. 43-54. Gibbs, A.A. 2002. In Pursuit of A New
Enterprise and Entrepreneurship
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997. Paradigm For Learning: Creative
“Some Research Perspectives on Destruction, New Values, New Ways of
Entrepreneurship Education, Enterprise Doing Things and New Combinations of
Education And Education for Small Knowledge”. International Journal of
Business Management: A Ten-Year Management Review, Vol. 4 No. 3, pp.
Review”. International Small Business 233-69.
Journal, Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
Gorman, G., Hanlon, D. and King, W. 1997.
James W. Peltier and Carol Scovotti. 2010. “Some Research Perspectives on
“Enhancing entrepreneurial marketing Entrepreneurship Education, Enterprise
education: the student perspective”. Education And Education for Small
Journal of Small Business and Enterprise Business Management: A Ten-Year
Development. Vol. 17 No. 4, 2010 pp. Review”. International Small Business
514-536. Journal. Vol. 15 No. 3, pp. 56-78.
Joern H. Block, Lennart Hoogerheide and Roy Gupta, V.K., Turban, D.B., Wasti, S.A. and
Thurik. 2013. Education and Sikdar, A. 2009. “The Role of Gender
entrepreneurial choice: An instrumental Stereotypes In Perceptions of
variables analysis. Small Business Entrepreneurs and Intentions to Become
Journal. 31(1) 23–33. an Entrepreneur”. Entrepreneurship
Theory and Practice. Vol. 34 No. 3, pp.
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Drago, W. 397-417.
2007. “The Interdependence Of The
Factorsinfluencing The Perceived Quality Lodish, L.M., Morgan, H. and Archambeau, S.
Of The Online Learning Experience: A 2007. Marketing that Works: How
Causal Model”. Journal of Marketing Entrepreneurial Marketing Can Add
Education, Vol. 29 No. 2, pp. 140-53. Sustainable Value to Sixed Company,
Wharton School Publishing/Pearson
Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A. and Education, Inc., Upper Saddle River, NJ.
Kleimenhagen, A. 1995. ”Student-
Faculty Research Agencies: Marketing
263
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Lodish, L.M., Morgan, H. and Kallianpur, A. Raise Entrepreneurial Intentions of
2001. Entrepreneurial Marketing: Science and Engineering Students? The
Lessons from Wharton’s Pioneering Effect Of Learning, Inspiration and
MBA Course, John Wiley & Sons, Inc., Resources”. Journal of Business
New York, NY. Venturing. Vol. 22 No. 4, pp. 566-91.
Shane, S. and Venkataraman, S. 2000. “The Teczke, J. and Gawlik, R. 2004. “The
promise of entrepreneurship as a field of Implications Of Academic
research”. Academy of Management Entrepreneurship For University
Review. Vol. 25 No. 1, pp. 217-26. Administration”. Higher Education in
Souitaris, V., Zerbinati, S. and Al-Laham, A. Europe, Vol. 29 No. 2, pp. 201-4.
2007. “Do Entrepreneurship Programmes
264
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengaruh Efikasi Diri, Locus Of Control, Dan Motivasi Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa Akuntansi
Esti Patria
Nugraheni Rintasari
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Email : nugraheni.rintasari@gmail.com
Abstrak : Penelitian ini menguji pengaruh efikasi diri, locus of control, dan motivasi terhadap minat
berwirausaha yang dilakukan terhadap 93 mahasiswa di Universitas Ahmad Dahlan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya. Selanjutnya locus of control berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Dan motivasi berpengaruh tehadap minat berwirausaha. Dari hasil penelitian tersebut
diharapkan menjadi pertimbangan bagi penyusunan kurikulum untuk mata kuliah kewirausahaan
277
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN PESAT vol 5. Universitas Gunadarma.
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index/ph
Bandura, Albert. 1997. Self Efficay The p/pesat/article /download/801/713.
Exercise of Control. W.H Freeman and Diunduh 5 febuari 2015
Company. New York.
Kristianto, R Heru HC. 2013. Kewirausahaan
Departement Pendidikan Nasional. 2010. Entreneurship Pendekatan Manajemen
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai dan Pratik. Graha ilmu.
Pustaka. Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk
Feridiyanto, Eko. 2012. Pengaruh Efikasi Diri Bisnis & Ekonomi. Erlangga.
(Self Efficacy) dan Prestasi Belajar
Kewirausahaan terhadap Motivasi Kurniawati, Indah. 2006. Pengolahan Data
Bertechnopreneurship siswa jurusan Elektronik Dengan SPSS 11.5.
Teknik Instalasi Tenaga Listrik Smk 1 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Sedayu. Jurnal tugas akhir skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta. Lukmayanti, Arista. 2012. Hubungan Efikasi
diri dengan Minat Berwirausaha siswa
Fengyu, Long. 2015. Pengaruh Motivasi dan kelas xii program keahlian jasa boga di
Mental Berwirausaha Terhadap Minat Smk Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi
Mahasiswa Akuntansi untuk Universitas Negeri Yogyakarta.
Berwirausaha. Skripsi Universitas http://eprints.uny.ac.id/9625. Diunduh
Ahmad Dahlan tidak dipublikasikan. 06 febuari 2015
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Luthans, Fred. 2006. Prilaku organisasi. ANDI.
Multivariet Dengan Progam Spss. Edisi Yogyakarta.
IV. Badan Penerbit Universitas
Dipenegoro. Semarang. Mahesa, Aditya Dion dan Edy Rahardja. 2012.
Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Mempengaruhi Minat Berwirausaha.
Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Diponegoro Journal Of Management
Akuntansi dan Manajemen. BPFE- Volume 1, No 1 hal 130-137.
Yogyakarta. Yogyakarta.
Mubarok, Zakki. 2014. Pengaruh Self Efficacy,
Kasmir. 2008. Kewirausahaan. Raja Grafindo Locus Of Control (LOC), dan Self
Perkasa. Jakarta. Concept terhadap Minat Berwirausaha
(studi pada anggota koperasi wanita
Knether, Robert And Angelo Kinicki. 2005. MELATI di Lampung Utara). Skripsi
Prilaku Organisasi. edisi 5. Salemba FISIP Universitas Lampung.
Empat.
Nurhidayah. 2014. Pengaruh Efikasi Diri
Koranti, Kosmi. 2013. Analisis Pengaruh terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiwa
Faktor Eksternal dan Faktor Internal Program Studi Pendidikan Administrsai
terhadap Minat Berwirausaha. Proceding Perkantoran Angkatan 2010-2012
278
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Suryana. 2013. Kewirausahaan Pedoman
Yogyakarta. Skripsi Universitas Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Yogyakarta tidak dipublikasikan. Salemba Empat. Jakarta.
Siswandi, Yudi. 2013. Analisis Faktor Internal, Utami, Budi Barata Kusuma. 2013. Pengarauh
Faktor Eksternal Dan Pembelajaran Faktor Kepribadian Wirausaha Terhadap
Kewirausahaan Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausha Pada Mahasiswa
Minat Mahasiswa Dalam Berwirausaha. Akuntansi. Skripsi Universitas Ahmad
Jurnal manajemen & bisnis vol 13 no 1. Dahlan tidak dipublikasikan.
Jurnal.
Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan Dan
Sholikhah, Tsalis Nur. 2013. Analisis Faktor- Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta.
Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa
Untuk Menjadi Enterprenuer (studi pada Wulandari, Suci. 2013. Pengaruh Efikasi Diri
universitas swasta se DIY).Skripsi Terhadap Minat Berwirausaha pada
Universitas Ahmad Dahlan. Skripsi Siswa Kelas Xii Di Smk Negeri 1
Universitas Ahmad Dahlan tidak Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata
dipublikasikan. Niaga vol 1 no 1.
www.bps.co.id .diunduh 5 febuari 2015.
279
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Experential learning untuk pendidikan Entrepreneurship
di Universitas Ciputra
Cliff Kohardinata
Universitas Ciputra
Email : ckohardinata@ciputra.ac.id
Ir. Ciputra pada tahun 2014 menyampaikan pada tahun 2014” (perindustrian, 2012). Gerakan
bahwa “ahli sosiologi, David McClelland kewirausahaan nasional disambut dengan baik
mengatakan sebuah negara membutuhkan oleh kalangan akademik (perguruan tinggi)
setidaknya 2% wirausaha dari total populasi untuk sehingga pada tahun-tahun terakhir ini hampir
mempertahankan pertumbuhan optimal seluruh perguruan tinggi di Indonesia telah me-
perekonomiannya. Ini berarti bahwa Indonesia nyelenggarakan pendidikan kewirausahaan.
masih membutuhkan setidaknya 4,8 juta Pendidikan kewirausahaan di peguruan
entrepreneur lagi” (Yeri, 2014). Pemerintah tinggi seringkali dilaksanakan di satu semester
Indonesia telah menyadari bahwa kewirausahaan dengan beban sks sebesar 2-3 sks, tetapi dalam
sangatlah penting bagi pertumbuhan Negara pelaksanaannya sering terjadi permasalahan yaitu
Indonesia, hal ini terbukti dari munculnya gerakan pendidikan kewirausahaan belum mampu
kewirausahaan nasional yang bertujuan untuk mengubah pola pikir seorang mahasiswa menjadi
“meningkatkan jumlah wirausaha yang kini baru pola piker atau semangat seorang wirausaha yang
sekitar 0,24% dari populasi menjadi sekurangnya inovatif, tahan uji dan menciptakan lapangan
1% dari populasi penduduk Indonesia pekerjaaan. Murtini menyampaikan bahwa
280
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
“Untuk menumbuhkan jiwa dan semangat (https://twitter.com/ciputraway/status/296396211
kewirausahaan apalagi sampai menghasilkan 366289408, n.d.)
lulusan yang mampu menciptakan lapangan Kajian ini belum mencakup semua aspek
pekerjaan tidak bisa dilakukan hanya dalam dalam pendidikan kewirausahaan di perguruan
jangka pendek (satu atau dua semester ) apalagi tinggi, tetapi kajian ini dapat memberikan
hanya 2-3 sks, tetapi harus secara terus menerus wawasan dalam melakukan evaluasi dan
melalui kegiatan pendidikan dan pengembangan perbaikan berkesinambungan bagi perguruan
yang berkesinambungan” (Murtini, 2008). Hal ini tinggi, terutama bagi pengambil kebijakan di
menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan perguruan tinggi.
yang telah diterapkan di Universitas tidaklah
mudah dan tidak sederhana, sehingga peguruan HASIL & PEMBAHASAN
tinggi perlu senantiasa melakukan evaluasi dan
perbaikan secara terus menerus. Oleh karena itu, 1. Wirausaha / Entrepreneur dan
penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut kewirausahaan / Entrepreneurship
mengenai pelaksanaan pendidikan kewira- Sebelum membahas lebih lanjut mengenai
usahaan di peguruan tinggi di Universitas Ciputra. pendidikan entrepreneurship, penulis akan
Universitas Ciputra merupakan menyampaikan terlebih dahulu mengenai konsep
Universitas yang sangat mengedepankan atau hal hal yang berkaitan dengan Wirausaha /
kewirausahaan/entrepreneurship, hal ini sejalan Entrepreneur dan kewirausahaan /
dengan mimpi dari Ir. Ciputra yaitu “menciptakan Entrepreneurship.
4 juta entrepreneur untuk Indonesia“
(http://www.ciputra- 1.1. Wirausaha / Entrepreneur
uceo.net/blog/2016/3/7/bisnis-dan-tujuan- Menurut Ir Ciputra, wirausaha atau
kewirausahaan, n.d.) entrepreneur adalah “mereka yang mengubah
Dalam pelaksanaan pendidikan sampah menjadi emas. Mereka yang selalu
kewirausahaan / entrepreneurship, Universitas berjuang mengkontribusikan kebaikan dan
Ciputra menerapkan pengalaman atau metode kesejahteraan kepada masyarakat dan tidak mau
pendidikan experiential learning yang dilakukan berhenti untuk menyerah, meski mereka masih
secara berkelanjutan di semua semester dengan muda, belum berpengalaman, meski mereka
tahapan yang berbeda-beda, sehingga diharapkan sudah berkali-kali jatuh dalam kegagalan, bahkan
akan membentuk seorang wirausaha / meski mereka sudah berada di ujung senja usia.
entrepreneur yang holistik, baik karakter, mindset Entrepreneur is never die, and neither fade away”
dan skill. Ir Ciputra sebagai seorang entrepreneur (Nugroho, 2009).
yang suksespun selali belajar dan dibentuk dari Berdasarkan penelitian, seorang wirausaha/
pengalaman, melakukan refleksi dan entrepreneur untuk memperoleh pencapaian yang
memperbaiki atau selalu melakukan inovasi tinggi mempunyai karakteristik yaitu:
dalam bisnis grup Ciputra, tag line di twitter “The ability to learn from others – entrepreneurs
beliau menyiratkan arti pentingnya pengalaman tend to be good at networking, Self confidence –
yang akan membentuk seorang entrepreneur yang a belief in their own abilities and ideas, Being
holistik yaitu “Entrepreneur jatuh 10 kali, innovative/inventive – being able to generate
bangkit 11 kali” ideas, either for new products/services or new
281
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
ways of applying them, Self motivation and science nor an art. It is a practice” (Nugroho,
determination – the drive to keep going and see 2009, p. 103). Antonius Tanan menyampaikan
things through., Showing initiative – it is bahwa untuk menjadi seoramg wirausaha /
necessary to have not only the ideas for the entrepreneur yang sejati / holistik “bukan sekedar
business, but also the detailed plans to achieve mendidik untuk tahu tentang teori kewirausahaan
objectives (both thinking and doing)”. (to know) atau memiliki kecakapan-kecakapan
(http://businesscasestudies.co.uk/iet/entrepreneur seperti yang dilakukan para entrepreneur (to do)
ship-in-engineering/characteristics-of-an- namun harus bisa mendorong seseorang berjiwa
entrepreneur.html#axzz46QUb5ARI, n.d.) entrepreneur sehingga dengan penuh keyakinan
Berdasarkan pengertian dan karakteristik memilih profesi entrepreneur (Ciputra, 2008, p.
dari seorang wirausaha / entrepreneur, dapat 86). Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan /
disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang entrepreneurship bukanlah bakat, tetapi suatu
wirausaha/entrepreneur memerlukan lebih dari ilmu yang dapat diajarkan melalui pengalaman
sekedar ilmu saja, tetapi seorang hidup (praktik) yang berkesinambungan.
wirausaha/entrepreneur memerlukan
pembentukan secara holistik dalam karakter, skill 2. Experiental learning
dan mind set, sehingga menjadi seorang Ir Ciputra mempunyai pandangan
wirausaha / entrepreneur tidak dapat diajarkan mengenai model pembelajaran kewirausahaan /
hanya dalam waktu sehari atau satu semester saja entrepreneurship, yaitu “pembelajaran ber-
dengan pendekatan tatap muka, tetapi sebaiknya dasarkan pengalaman (educative experiental
diajarkan melalui pengalaman riil selama learning) yang dirancang dalam siklus belajar dan
berkuliah. mengikutkan setting dunia nyata para
entrepreneur adalah pendekatan yang tepat untuk
2.2 Kewirausahaan / Entrepreneurship membangun sosok holistic entrepreneur”
(Ciputra, 2008, p. 134).
Banyak pakar berpendapat bahwa seorang
wirausaha / entrepreneur merupakan bakat 3.1. Experiental learning dan Experiental
sehingga tidak dapat dilatih, tetapi sebenarnya learning cycle
kewirausahaan / Entrepreneurship bisa diajarkan Viljo Kohonen menyampaikan bahwa
dan dilatih dengan menggunakan metode yang experiential learning adalah “an educational
sesuai, hal ini sejalan dengan pendapat Peter orientation which aims at integrating theoretical
Drucker bahwa “the entrepreneurial mystique? and practical elements of learning for a whole
It’s not magic, it’s not mysterious, and is has person approach, emphasizing the significance of
nothing to do with the genes. It’s a discipline. And experience for learning” (Kohonen, n.d.).
like any discipline, it can be learned” (Ciputra, Menurut Wurdinger dan Carlson, Experiential
2008, p. 71). Oleh karena itu, pendidik learning yaitu “any learning that supports
kewirausahaan / entrepreneurship perlu students in applying their knowledge and
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai conceptual understanding to real-world problems
untuk mendidik seorang wirausaha/ entrepreneur, or situations where the instructor directs and
Peter Drucker menyampaikan dengan sangat facilitates learning. The classroom, laboratory, or
sederhana, bahwa “entrepreneurship is neither a studio can serve as a setting for experiential
282
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
learning through embedded activities such as case Meaning/Teaching-and-learning-
and problem-based studies, guided inquiry, approaches/Experiential-learning-cycle, n.d.).
simulations, experiments, or art “Teachers select one or more activities
projects” (Wurdinger & Carlson, 2010). Dari (experiences) in order to demonstrate a
pendapat Ciputra, Viljo Kohonen dan Wurdinger concept or raise questions. The experience
& Carlson, dapat disimpulkan bahwa salah satu should enable students to engage with the
metode dalam membentuk topic in as many ways as possible”.
wirausaha/entrepreneur yang holistik sebaiknya “In the reflection phase, students query and
menggunakan experiential learning, dimana review what they have done.
metode tersebut akan membawa calon “In the generalising and abstracting phase,
wirausaha/entrepreneur aktif atau terlibat dalam students are able to examine the experience
kasus nyata / masalah nyata, sehingga akan at a deeper level. They think about the
meningkatkan kemampuan critical thinking, meaning of the factual information they
problem solving dan decision making, selain itu gathered from the questions they used in the
experiential learning akan mengurangi gap antara reflecting phase. Students are encouraged to
teori dengan parktek entrepreneurship. examine abstract concepts and make
Menurut Kolb terdapat 6 karakteristik connections between ideas and their actual
utama untuk metode experiential learning experience. They also look at what they have
(http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/styles/ko learned and hypothesise about where to go to
lb.html, n.d.), yaitu: next”.
1. “Learning is best conceived as a process, “The transfer phase is when students begin to
not in terms of outcomes”. apply the knowledge they have gained to the
2. “Learning is a continuous process next activity or to their daily lives”.
grounded in experience”. Dalam penulisan ini, pendekatan yang dilakukan
3. “Learning requires the resolution of dalam meneliti experiential learning adalah studi
conflicts between dialectically opposed kasus yang bertujuan untuk mennyelidiki
modes of adaptation to the world (learning fenomena, kegiatan dalam konteks pendidikan
is by its very nature full of tension)”. entrepreneurship.
4. “Learning is a holistic process of
adaptation to the world”. 4. Experiental learning untuk pembelajaran
5. “Learning involves transactions between Entrepreneurship di Universits Ciputra
the person and the environment”. Universitas Ciputra sangat menekankan
6. “Learning is the process of creating pendidikan Entrepreneurship, oleh karena itu visi
knowledge that is the result of the dari Universitas Ciputra adalah:
transaction between social knowledge and “To be a University that creates world class
personal knowledge”. entrepreneurs with excellent character and give
great impact to the nation”
Experiential learning mempunyai 4 tahap yaitu: (http://www.uc.ac.id/tentang-uc/visi-misi/, n.d.).
(http://health.tki.org.nz/Key- Untuk mencapai visi tersebut, Universitas Ciputra
collections/Curriculum-in-action/Making- terus mengembangkan dan menerapkan
pendekatan experiental learning untuk mendidik
283
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
calon entrepreneur. Pembahasan experiental semester 7 dengan tantangan yang berbeda sama
learning pada tulisan ini adalah experiental seperti gambar 3.2 yang menunjukkan tahapan
learning dalam bentuk project yang pernah semakin meningkat. Pembahasan pada penulisan
diterapkan di Universitas Ciputra khususnya ini, akan disampaikan garis besar penerapan
International business Management. Untuk experiental learning dari semester 2-7, dimana
membentuk karakter, mind set dan skill wirausaha garis besar pembelajaran terdiri dari proses ideasi
/ entrepreneur, maka pembelajaran bisnis, start up business, mempertahankan bisnis.
kewirausahaan / entrepreneurship di Universitas Untuk semester 1, pembelajaran tetap bertema
Ciputra khususnya International business entrepreneurship tetapi lebih ke arah
management untuk membuat bisnis dilaksanakan pembentukan karakter, mind set dan skill melalui
secara berkesinambungan dari semester 2 sampai pengalaman dalam membuat event.
284
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
(biasanya dipresentasikan di hadapan 2-3
4.1. Experiential learning untuk ideasi bisnis fasilitator), jika mahasiswa mampu
Pembelajaran menciptakan ideasi bisnis di mempertahankan business plan nya dengan alasan
Universitas Ciputra di laksanakan di semester 2, yang jelas, maka ideasi bisnis tersebut dapat di
dosen berperan sebagai fasilitator dalam jalankan.
membantu mahasiswa melakukan ideasi bisnis, Ide bisnis akan menjadi impian saja jika
dimana fasilitator berkewajiban memberikan tidak diuji dalam kehidupan riil, maka mahasiswa
panduan, dan menyampaikan kriteria ide bisnis yang business plan nya telah di setujui di hadapan
yang baik yaitu unik, bisa diterma pasar, fasilitator wajib untuk menyiapkan produk
menguntungkan dan dapat bertahan untuk jangka tersebut, kemudian produk tersebut akan diuji
waktu yang panjang. langsung dijual di pasar riil / test market seperti
Pada tahap ini, mahasiswa diminta gambar 4.2. Pengalaman test market ini sangatlah
membuat kelompok bisnis yang dalam dunia riil baik bagi mahasiswa untuk dilaksanakan sebelum
sering disebut partner business, kemudian melakukan start up business sesungguhnya, dari
kelompok bisnis mahasiswa tersebut akan test market ini akan mendapatkan banyak
melakukan pengalaman riil dengan langsung masukan dari banyak segi, baik dari fasilitator
terjun ke pasar untuk melakukan observasi lain, calon konsumen dan pengunjung yang hadir,
mengenai kebutuhan pasar atau berempati selain itu mahasiswa dapat melihat respon pasar
terhadap kebutuhan masyarakat, pada umumnya terhadap produk tersebut, dan test market akan
kebutuhan masyarakat ini bisa dimulai dari mengurangi resiko kegagalan bisnis di kemudian
explore masalah yang dihadapi oleh masyarakat. hari atau mengurangi resiko kehilangan modal
Setelah mahasiswa melakukan eksplorasi, dalam jumlah besar.
mahasiswa diminta untuk merefleksikan hasil dari Setelah melakukan test market, mahasiswa
eksplorasi dalam bentuk paper dan melakukan refleksi terhadap produk masing-
mengkonsultasikan hasil temuannya dengan masing terutama berkaitan dengan masukan dari
fasilitator yang sudah ditetapkan. target pasar, dan respon pasar, kemudian
Pada tahap berikutnya, mahasiswa mahasiswa dapat memikirkan langkah-langkah
berusaha membuat ideasi bisnis yang mampu perbaikan untuk memenuhi kebutuhan dari pasar
memenuhi kebutuhan pasar dan ide tersebut wajib yang reasonable, kemudian mahasiswa
dikonsultasikan dengan fasilitator. Pada tahap ini, mengaplikasikan pemikirannya mengenai
mahasiswa harus mampu menjelaskan secara perbaikan terhadap produk nya. Di akhir semester
logis mengenai ide bisnis dan kesanggupan tersebut, mahasiswa tetap melakukan refleksi
mahasiswa (termasuk resources) dalam kembali dan memikirkan untuk rencana bisnis
menjalankan ide bisnis tersebut. Ide bisnis yang semester depan, apakah ide tersebut akan berjalan
sudah didapat, biasanya di perlengkapi dengan atau berganti ide bisnis atau mungkin pecah
membuat business plan berdasarkan template kongsi dengan kelompok bisnisnya. Peran
yang sudah disediakan untuk memastikan ideasi fasilitator untuk melakukan monitoring progress
mahasiswa tersebut feasible. Business plan yang di setiap minggunya merupakan poin yang kritikal
sudah dipersiapkan harus dapat untuk menjaga motivasi mahasiswa.
dipertanggungjawabkan di depan fasilitator
285
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 4.2. Contoh pameran/ test market di plaza Universitas Ciputra
286
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 4.2. Contoh business start up
Semester ini berakhir, dengan refleksi tahap ini, dosen tetap menjalankan fungsi sebagai
kembali mengenai rencana bisnis semester depan, fasilitator yang memberikan arahan, fasilitator
apakah akan terus berjalan atau berganti bisnis akan meminta mahasiswa untuk mencari sister
atau mungkin pecah kongsi di dalam kelompok company dengan kriteria tertentu misal: harus
bisnisnya. Dalam tahap start up business pun, menjalankan bisnis yang sejenis, telah
Peran fasilitator untuk melakukan monitoring di menjalankan bisnis lebih dari 5 tahun,
setiap minggunya adalah hal yang sangat krusial mengalami progress yang baik dalam bisnisnya
untuk menjaga motivasi mahasiswa dan dan lain sebagainya.
mengarahkan pada target yang ditetapkan. Selanjutnya, mahasiswa akan mulai
explore / mencari sister company tersebut dan
4.3.Experiential learning untuk setelah menemukan sister companynya,
mempertahankan bisnis mahasiswa wajib menyampaikan kepada
Di jurusan Universitas Ciputra, dalam fasilitator dengan alasan (refleksi) mengenai
mempertahankan bisnis di bagi dalam beberapa mengapa mengambil sister company tersebut
semester dengan tahapan yang berbeda beda untuk melaksanakan benchmarking?, pemb-
antara lain tahap inovasi, benchmarking, elajaran apa saja yang akan dipelajari di sister
kemudian berkembang ke skala global, secara company? (misal: marketing, operasional,
umum kegiatan pembelajaran yang dilakukan promosi, finance dan lain sebagainya) yang dapat
tidak jauh berbeda dengan 2 tahapan sebelumnya, membantu mahasiswa dalam menyelesaikan
yang membedakan hanyalah target pencapaian permasalahan di bisnis masing-masing. Setelah
pembelajaran. fasilitator menyetujui sister company tersebut,
Pada tahap ini, mahasiswa diharapkan maka mahasiswa diminta untuk mulai membuat
sudah mulai melakukan expand usaha nya baik pertanyaan-pertanyaan sebanyak- banyaknya
dalam skala lokal maupun nasional diharapkan yang mengarah pada permasalahan yang dihadapi
internasional. Pada penulisan ini akan dibahas dalam menjalankan bisnis masing-masing, fungsi
satu tahap untuk belajar mempertahankan bisnis dosen saat ini sebagai reviewer terutama berkaitan
yaitu dengan pendekatan benchmarking untuk mengenai apakah pertanyaan tersebut sudah
belajar dari best practice bisnis sejenis. Pada cukup menjawab permasalahan bisnis mahasiswa,
287
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
diharapkan pertanyaan yang dibuat mengarah SIMPULAN
pada pertanyaan penggalian seperti Why, How ?
bukan sekedar what atau when? Seorang wirausaha/entrepreneur ditempa dari
Pada tahap selanjutnya, mahasiswa pengalaman riil, oleh karena itu metode
melakukan wawancara dan kunjungan secara riil pembelajaran yang sesuai adalah menggunakan
ke sister company untuk melakukan pengalaman riil. Experential learning merupakan
benchmarking, dan tentu saja wawancara atau salah satu metode untuk mendidik mahasiswa
kunjungan tersebut di dokumentasikan sebagai untuk bisa mengalami pengalaman riil, dalam hal
bukti telah melakukan benchmarking. Setelah ini adalah pengalaman riil menjadi seorang
melakukan benchmarking, mahasiswa wajib wirausaha/entrepreneur. Secara garis besar,
membuat report / refleksi mengenai hasil Universitas Ciputra khususnya International
benchmarking yang disampaikan kepada Business Management menggunakan pengalaman
fasilitator, kemudian fasilitator melakukan review riil untuk melatih mahaasiswa dalam melakukan
terhadap hasil benchmarking, jika hasil ideasi bisnis, kemudian ideasi bisnis itu
benchmarking belum baik atau belum mencapai dilaksanakan menjadi pengalaman startup
target sasaran, maka fasilitator berhak untuk business, selanjutnya mahasiswa wajib
meminta mahasiswa melakukan benchmarking mengalami proses mempertahankan bisnis secara
ulang atau menambahkan sister company lain. riil, ketiga proses itu sangat berkaitan erat dengan
Kemudian, mahasiswa wajib menerapkan hasil metode pembelajaran experiential learning
benchmarking pada bisnis mahasiswa, setelah dimana mahasiswa mengalami pengalaman riil,
menerapkan hasil benchmarking tersebut, kemudian melakukan refleksi atas observasi yang
mahasiswa wajib melakukan refleksi lagi didapat, dilanjutkan dengan konklusi hasil refleksi
terutama mengenai kekurangaan, kendala dan dari mahasiswa tersebut dibantu oleh fasilitator
memikirkan solusi dalam menerapkan untuk membantu mahasiswa memahami
benchmarking untuk dapat diperbaiki di semester hubungan pembelajaran dengan pengalaman,
selanjutnya. Peran fasilitator untuk monitoring di kemudian mahasiswa kembali menerapkan
setiap minggunya tetap menjadi hal yang sangat konklusi yang disepakati. Pembelajaran
penting untuk memotivasi dan menjaga experiential learning yang dilakukan tidak
mahasiswa melaksanakan kegiatannya. sekedar dilaksanakan di 1 semester saja, tetapi
dilaksanakan di semua semester secara
berkesinambungan sehingga diharapkan akan
membentuk wirausaha / entrepreneur secara
holistik.
288
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN http://businesscasestudies.co.uk/iet/entrepreneur
ship-in-engineering/characteristics-of-an-
Retrieved from entrepreneur.html#axzz46QUb5ARI. (n.d.).
http://businesscasestudies.co.uk/iet/entrepr
eneurship-in-engineering/characteristics- Kohonen, V. (n.d.). Retrieved from
of-an-entrepreneur.html#axzz46QUb5ARI. http://archive.ecml.at/mtp2/Elp_tt/Results/
DM_layout/00_10/05/Supplementary%20t
Retrieved from ext%20E.pdf.
http://businesscasestudies.co.uk/iet/entrepr
eneurship-in-engineering/characteristics- Mcleod, S. (2013). Retrieved from
of-an-entrepreneur.html#axzz46QUb5ARI. http://www.simplypsychology.org/learning
-kolb.html.
Retrieved from
http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/styl Murtini, W. (2008). Sucess story sebagai
es/kolb.html. pendekatan pembelajaran kewirausahaan.
Varia Pendidikan, volume 20, No.2, 173-
Retrieved from http://health.tki.org.nz/Key- 183.
collections/Curriculum-in-action/Making-
Nugroho, R. (2009). Entrepreneurship Ciputra.
Meaning/Teaching-and-learning-
approaches/Experiential-learning-cycle. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
perindustrian, P. k. (2012, April 10). Retrieved
Retrieved from http://www.uc.ac.id/tentang- from
uc/visi-misi/.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/3241/
Kemenperin-Mengembangkan-Wirausaha-
Retrieved from http://www.ciputra-
Baru-yang-Berdaya-Saing-Global.
uceo.net/blog/2016/3/7/bisnis-dan-tujuan-
kewirausahaan. Wurdinger, S. D., & Carlson, J. A. (2010).
Teaching for Experiential Learning: Five
Retrieved from Approaches That Work. Lanham: Rowman
https://twitter.com/ciputraway/status/29639 & Littlefield Education.
6211366289408.
Ciputra. (2008). Ciputra Quantum leap. Jakarta: Yeri. (2014, November 24). Retrieved from
http://www.ayopreneur.com/on-
PT EleX Medi Computindo.
press/ciputra-indonesia-butuh-48-juta-
entrepreneur-lagi.
289
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Adaptasi Penerapan Lean Startup
Sebagai Upaya Meningkatkan Kesuksesan Kewirausahaan Akademik
Studi kasus : Bandung Techno Park, Telkom University
dan mitra kerja di lapangan. Pembelajaran
kualitataif ini merupkan pelengkap penting bagi Minimum Viable Product (MVP)
uji kuantitatif. Untuk menghindari proses
Siklus pembalajaran tervalidasi dengan pengembangan produk berkepanjangan
umpan balik digambarkan sebagai berikut. dan sangat beresiko, tersebut dibutuhkan
292
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pendekatan lain. Pendekatan Lean
startup dan Customer Development
memilih menggunakan Produk Layak
Minimum (Minimum Viabel Product)
sebagai alat yang efektif untuk menimba
umpan balik dari calon pelanggan.
Dengan demikian proses pembalajaran
yang tervalidasi dapat segera dilakukan
dan efektif.
Bagi situasi startup pembelajaran
adalah hal yang sangat berharga Gambar 2. Proses Customer Development [6]
dibanding asset. Dalam hal ini,
pendekatan Lean Startup menekankan Untuk menjalankan proses cuctomer
pada investasi dalam pembelajaran lebih development, selain startup harus membuat
penting, bukan dalam asset. hipotesis di awal, mereka juga harus membuat
model bisnis. Model bisnis yang dapat
mengakomodasi dinamika startup yang syarat
Customer Development ketidkpastian adalah model bisnis kanvas, dari
Diuraikan lebih lanjut dalam sub bab2.2. Alex Osterwalder dan Yves Pigneur. [9].
293
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Namun untuk keperluan peningkatan Pendekatan ini cenderung mengabaikan umpan
keberhasilan identifikasi masalah calon balik konsumen, dan hasilnya sangat tidak
konsemen (problem-solution fit), selain memuaskan.
menggunakan BM Canvas standar dari Alex Dengan menggunakan pendekatan MVP,
Ostewalder, juga menggunakan Running Lean tim peneliti dan startup dapat segera membawa
Canvas dari Ash Maurya. produk ke pasar meskipun masih dalam tahap
low-fidelity dan segera mendapatkan umpan
balik. Respon atas umpan balik konsumen
(pivot) inilah yang merupakan kunci utama
dalam membangun kesuksesan komersialisasi
teknologi, dengan catatan harus mampu
ditanggapi secara tangkas (agile) oleh tim
startup.
Peserta inkubasi wajib menyiapkan produk
skala MVP low fidelity dan MVP Hi-fidelity.
Selain itu, pendekatan MVP juga menghemat
sumberdaya civitas yang terbatas. Dimana
keterbukaan pada pivot mengurangi resiko
kegagalan dan keharusan investasi besar di awal.
Secara umum produk yang akan
dikomersilkan dari Perguruan Tinggi tidak
benar-benar mulai dari nol karena umumnya
adalah hasil riset civitas yang telah dijalankan,
dan juga umumnya belum berada dalam kondisi
Gambar 4. Bisnis Model Kanvas Ash Maurya yang mapan siap komersil. Oleh karena itu
[8]
dalam prakteknya, MVP di dalam lingkungan ini
didekati dengan kriteria Technology Readiness
Level (TRL) 5. Technology Readiness Level 5
HASIL & PEMBAHASAN
adalah status pengembangan produk teknologi
dimana layak uji simulasi dengan komponen
Bab ini melaporkan hasil pengamatan dengan
yang telah sesuai dengan lingkungan/ lapangan.
penekanan dan fokus pada dampak dan Pada pengamatan 8 startup telah
efektifitas penerapan prinsip—prinsip Lean
menelesaikan MVP sesuai rencana dan siap
Startup dalam mengembangkan starup di civitas untuk memperoleh umpan balik.
akademis.
3.2 Umpan Balik
3.1 Minimum Viable Product (MVP)
Kunci pembelajaran adalah umpan balik.
MVP adalah produk layak minimum, yang
Tanpa umpan balik, pembelajaran berjalan tidak
akan digunakan startup sebagai media untuk
efektif. Dalam pengamatan tingkat
mencari umpan balik dari konsumen. pertumbuhan 8 startup, kehadiran konsumen
Pendekatan ini relatif baru bagi civitas
awal yang bersedia menjadi mitra, terbukti
perguruan tinggi yang lebih terbiasa dengan sangat berdampak pada kelangsungan bisnis
model pengembangan produk secara linier atau
startup di masa selanjutnya. Startup yang tidak
water fall model. Dimana proses pengembangan
kunjung menemukan calon pengguna awal dan
produk biasanya bermula dari mendefinisikan
berinteraksi, lebih boros dalam menemukan
requirement, design, execution, testing, release,
sebagai langkah pengenalan produk ke pasar.
294
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kepastian bisnis model dan juga lebih lambat Memberikan dampak psikologis pada tim
dalam kecepatan pematangan produk. startup karena merasa terhubung dengan
Pengelolaan umpan balik juga menjadi ujung akhir bisnis, yaitu pengguna akhir.
kunci keberhasilan customer development. Hal
ini pun sebaliknya berlaku, tanpa customer Pada kasus dimana startup tidak berhasil
development, tidak dapat diperoleh umpan balik menemukan pengguna awal berbayar, dalam
yang memadai untuk pembelajaran tervalidasi. perjalannanya cenderung lebih cepat
Pada penelitian ini, kualitas proses umpan menghentikan pengembangan bisnisnya.
balik tidak sama untuk setiap startup.
Khususnya bagi startup yang lebih lambat atau
tidak berhasil mendapatkan calon pengguna
potensial atau bahkan pengguna awal (lihat 3.3 3.4 Agile Development Team
early adopter) cenderung lebih lambat dalam
pematangan produk dan pematangan model Namun, ada tantangan besar yang harus
bisnis. diselesaikan oleh startup dalam menajwab
umpan balik dari konsumen awal ini. Dalam
3.3 Early Adopter skala produk yang belum mapan, fitur yang
Adalah pengguna awal atas produk/ layanan belum lengkap, dan mungkin solusi yang belum
yang dikembangkan startup. Pengguna pertama tepat, meraka tetap harus dapat mengadaptasi
disini adalah konsumen pertama yang rela kebutuhan atau masukan dari konsumen awal
membayar untuk mendapatkan solusi yang atas produk atau layanannya.
ditawarkan startup. Tidak termasuk pihak Untuk itu, startup seharusnya memiliki
pengguna yang dalam kategori free/ gratis. komposisi tim yang lengkap yang mampu
Alasan dibalik ini adalah bahwa konsumen melakukan pengembangan produk secara cakap.
yang bersedia membayar cenderung Pada akhirnya, faktor yang tidak kalah penting
memberikan umpan balik yang autentik (murni), adalah kesigapan dan kelengkapan ketrampilan
dibanding konsumen yang tidak membayar. tim dalam menyikapi hasil umpan balik tersebut.
Selain itu kesepakatan antara konsumen yang
mau membayar dan startup adalah pertanda 3.5 Proses Customer Development
mulainya bisnis, hal ini sangat baik untuk
mendongkrak semangat tim startup. Secara umum, delapan startup dalam
Salah satu tugas utama lembaga penelitian ini mampu menajalankan dasar-dasar
intermediasi (dalam hal ini BTP) adalah mencari Lean Startup. Namun untuk menjalankan
dan mempertemukan minimal satu calon keseluruhan proses Customer Development
pengguna dengan startup. Untuk tugas ini, hingga building company, masih banyak
dibentuklah tim Customer Development yang kendala.
pekerjaan pertamanya mencari early adopter, Kendala yang sangat mendasar untuk
mendapatkan kontrak kesepakatan antara startup melewati tahap demi tahapnya sangat beragam.
dan pengguna pertama. Sebagai contoh, startup U-Kit, Metavision dan
Kehadiran konsumen pertama (awal) ini IDSys telah menuntaskan proses validasi
lebih sebagai mitra, yang sangat memberikan customer validation dengan baik, telah
manfaat, antara lain : mekakukan beberapa kali pengulangan order,
Memberikan umpan balik yang cepat dalam namun untuk menuju ke tahap customer creation
pembelajaran startup dalam merintis dengan skala jumlah konsumen yang lebih
pembangunan bisnis, khususnya dalam banyak masih mebutuhkan penguatan kapasitas
pengembangan produk, model bisnis dan organisasi maupun sumberdaya.
pembagian peran tim.
295
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Sementara, beberapa startup yang lain, process, memberikan pengaruh yang efektif
meskipun telah mendapatkan pengalaman dalam proses pengembangan startup.
mendapatkan konsumen, masih menemukan Kelengkapan keberadan dan pencapaian atas
kendala dalam menjamin kontinuitas untuk prinsip-prinsip tersebut sangat mempengaruhi
mendapatkan konsumen oleh karena belum tinggkat kematangan startup yang dihasilkan.
tuntasnya validasi produk dan atau model bisnis. Lean Startup secara umum memberkan dampak
yang sangat positif pada pengembangan startup
dalam hal : kecepatan menemukan model bisnis,
SIMPULAN & SARAN kematangn produk dan keswiapan tim dalam
menajwab pasar.
Simpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitain atas adaptasi
penerapan Lean Startup untuk meningkatkan Lean Startup dan Customer Development, telah
kesuksesan kewirauhsaan akademis di menjadi fenomena global dalam pengembangan
lingkungan civitas akademis Telkom University, startup, dan juga terbukti efektif dalam beberpa
dalam lembaga intermediasi dan Inkubator penelitian untuk diterapkan di lingkungan
bisnis Bandung Techno Park, dapat ditarik akademis. Dibutuhkan penelitian yang lebih
kesimpulan sebagai berikut : Komponen- intensif untuk menemukan model adaptasi Lean
komponen prinsip dalam Lean Startup yaitu Startup di lingkungan lokal Indonesia, yang
MVP, adanya umpan balik, early adopter, agile penerapannya lebih sesuai dan efektif.
development team dan customer development
DAFTAR RUJUKAN
297
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk
Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengembangan Aspek Belajar Sebagai Isi Kurikulum
Pendidikan Kewirausahaan Dan Pembelajarannya
Wahidmurni
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email : wahidmurni@yahoo.co.id
Persoalan pengangguran di Indonesia masih menjadi Indonesia akan mulai memasuki Masyarakat Ekonomi
momok menakutkan. Pasalnya, tingkat pengangguran ASEAN (MEA). Ini artinya, SDM Indonesia tidak
di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. hanya bersaing dengan sesama anak bangsa saja, tapi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam kurun juga dengan bangsa lain. Perguruan Tinggi (PT),
waktu satu tahun, tingkat pengangguran di Indonesia termasuk universitas sebagai pencetak calon tenaga
mengalami penambahan sebanyak 300 ribu jiwa. kerja mendapatkan tantangan untuk melahirkan SDM
Bahkan, dalam Februari 2015 saja sudah mengalami berstandar kompetensi global (Indopos, 2015).
peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2014, Kondisi demikian jika tidak segera dicarikan
sebanyak 210 ribu jiwa. Sementara, jika dibandingkan solusi pemecahan, akan semakin memberatkan
dengan Februari tahun lalu bertambah 300 ribu jiwa. kehidupan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
BPS juga mencatat, ada 7,4 juta pengangguran terbuka Oleh karena masalah pengangguran merupakan
per Februari 2015. Ironisnya, kenaikan tersebut masalah sosial yang kompleks, berkaitan dan
sebagian disebabkan sarjana yang menganggur. mengakibatkan masalah sosial yang lain seperti:
Kondisi ini mengkhawatirkan. Apalagi, akhir tahun ini, meningkatnya angka kriminalitas, meningkatnya angka
298
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kemiskinan, meningkatnya jumlah orang sakit Melalui jalur pendidikan formal berarti
jiwa/stress, kemungkinan terjadinya disintegrasi penyelenggara program pendidikan seperti
bangsa dan sebagainya. sekolah/madrasah dan perguruan tinggi hendaknya
Salah satu upaya yang dianggap manjur untuk merancang kurikulum yang memuat karakter
mengatasi masalah ini adalah melalui jalur pendidikan, kewirausahaan untuk membekali para peserta didik
baik pendidikan formal, pendidikan informal, maupun akan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
pendidikan non formal. Kolaborasi antara ketiga jalur dibutuhkan calon-calon wirausaha yang handal sesuai
pendidikan ini akan mampu menghasilkan orang-orang dengan bidang keahliannya, di samping keahlian lain
yang tangguh dalam menghadapi hidup dan kehidupan sebagai alternatif mengembangkan diri dalam
di masyarakat. Artinya apa yang ditanamkan dalam diri masyarakat. Pentingnya memasukkan karakter
anak dari keluarga dan sekolah/madrasah mendapat kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan ini
dukungan dari masyarakat. Intinya bahwa setiap didukung oleh hasil penelitian Zaman (2013) yang
lembaga pendidikan hendaknya mampu menghasilkan menunjukkan bahwa siswa entrepreneurially
lulusan yang tidak hanya mengandalkan diri untuk cenderung relatif lebih inovatif, memiliki sikap
mencari pekerjaan melainkan profil lulusan yang mengambil resiko, termotivasi untuk berprestasi, lebih
mampu memanfaatkan peluang untuk berwirausaha. percaya diri, dengan internal locus kontrol yang tinggi.
Tujuan jangka panjang pendidikan adalah
mencetak dan menyiapkan peserta didik menjadi insan HASIL & PEMBAHASAN
yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia. Di atas
semua atribut kecerdasan, harus dibangun fondasi Karakter Wirausaha Sukses sebagai Aspek
“akhlak mulia dan karakter” karena memang Pengembangan Sikap dalam Kurikulum
pendidikan itu memiliki tujuan utama “character Terdapat banyak penelitian yang berhasil
formation” seperti halnya disampaikan seorang filsuf mengungkap berbagai konsep karakter yang dimiliki
Inggris Helberth Specer. Pendidikan dikatakan gagal oleh para pengusaha yang sukses. Misalnya hasil
apabila tidak mampu membangun karakter peserta penelitian Rose, Kumar, dan Yen (2006:14)
didiknya. Kecerdasan akan menjadi “bencana” apabila menunjukkan sejumlah besar pengusaha menegaskan
tidak diikuti karakter – kejujuran dan integritas – yang bahwa inisiatif pribadi merupakan salah satu kunci
kuat. Memang pendidikan harus dilihat dalam konteks utama untuk sukses. Hal ini juga menggambarkan
luas, mencakup pendidikan di lingkungan keluarga, bahwa pengusaha dengan inisiatif pribadi yang tinggi
masyarakat dan pendidikan formal melalui sekolah akan lebih meningkatkan manajemen mereka,
(Sastroatmodjo, 2012). meningkatkan keterampilan operasi bisnis, dan mulai
Pentingnya peran ketiga lembaga pendidikan di belajar megembangkan sikap yang berkesinambungan.
atas, sebagaimana hasil penelitian tentang wirausaha, Pengusaha yang memiliki inisiatif pribadi yang tinggi
misalnya Rahayu (2012:103) menunjukkan bahwa merupakan ciri khas dari orang yang rajin dan giat dan
“lingkungan tempat tinggal, itensitas pendidikan akan bertahan dalam semua pekerjaan mereka sampai
ekonomi keluarga, memiliki peran dalam membangun pada hasil yang dicapai. Sikap ini menjadikan mereka
sikap kewirausahaan siswa. Selain itu, motivasi usaha dengan baik mendapakan dana dan dukungan, serta
memperkuat pengembangan sikap kewirausahaan”. menjaga motivasi diri. Kekurangan di dalamnya akan
Hasil penelitian Wahidmurni (2013:87) juga diatasi dengan kepribadian proaktif dan self-starter
menunjukkan bahwa “secara simultan terdapat (cukup termotivasi dan ambisius dalam bisnis tanpa
pengaruh positif signifikan pendidikan kewirausahaan bantuan orang lain).
yang mencakup domain kognitif, afektif, dan Hasil penelitian Kouzes dan Posner yang
psikomotor pada pembentukan watak wirausaha melibatkan responden sebagai sampel dari enam benua
mahasiswa. Ini berarti bahwa pembentukan watak Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Eropa,
wirausaha dapat dilakukan melalui program dan Australia, dimana setiap responden menilai dan
pendidikan yang sengaja dirancang untuk membekali memilih tujuh karakter Chief Executive Officer (CEO)
mahasiswa nilai-nilai wirausaha untuk dapat ideal mereka, hasilnya sebagaimana disajikan dalam
diterapkan pada kehidupannya di masa yang akan tabel berikut:
datang”.
299
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 1. Peringkat Karakteristik Karakter Chief Sementara itu, Direktorat Jenderal Pembelajaran
Executive Officer (CEO) Perusahaan dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
Dunia yang Sukses dan Pendidikan Tinggi (2013:3) mengungkapkan ciri-
Rank Katarteristik Tahun ciri seorang wirausaha meliputi:
1. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap
2002 1995 1987 positif terhadap diri dan lingkungannya;
2. Berperilaku pemimpin;
1. Honest 88 88 83 3. Memiliki inisiatif, keuletan, kegigihan dan
dorongan berprestasi;
2. Forward looking 71 75 62 4. Kreatif dan inovatif;
5. Mampu bekerja keras;
3. Competent 66 63 67 6. Berpandangan luas dan memiliki visi ke depan;
7. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan;
4. Inspiring 65 68 58 8. Tanggap terhadap saran dan kritik.
Karakteristik karakter yang menjadi ciri-ciri
5. Intelligent 47 40 43 wirausaha sukses di atas, jika dicermati masih
didominasi oleh karakter aspek sikap sosial, sementara
6. Fair minded 42 49 40 karakter dari aspek spiritual sebagai perwujudan dari
karakter yang harus dimiliki oleh orang yang beragama
7. Broad minded 40 40 37 (mempercayai Tuhan yang mengatur jagad raya beserta
isinya) belum ada. Untuk itu, perlu adanya
8. Supportive 35 41 32 penambahan dengan memunculkan sikap spiritual
dalam pengembangan aspek sikap dalam
9. Straight forward 34 33 34
pengembangan kurikulum. Puncak dari karakter sikap
spiritual adalah mengamalkan ajaran agama dan
10. Dependable 33 32 33
kepercayaan yang dianutnya. Meskipun pada akhirnya
11. Cooperative 28 28 25 perwujudan pengamalan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianutnya, sebagian besar juga
12. Determined 24 17 17 tercermin pada pengamalan aspek sikap sosial yang
merupakan ciri dari para wirausahawan sukses.
13. Imaginative 23 28 34 Demikian akan dapat dilahirkan calon-calon
wirausahawan yang beretika atau bermoral.
14. Ambitious 21 13 21 Pertanyaannya adalah bagaimana membelajarkan
karakter atau nilai-nilai yang menjadi ciri atau
15. Courageous 20 29 27 karakteristik dari pengusaha sukses tersebut kepada
peserta didik? Dalam kurikulum 2013,
16. Caring 20 23 26 pembelajarannya dilakukan secara tidak langsung atau
disebut sebagai pembelajaran tidak langsung, artinya
17. Mature 17 13 23 bahwa nilai-nilai atau karakter yang termasuk dalam
domain sikap (baik sikap spiritual dan sikap sosial)
18. Loyal 14 11 11 tidak diajarkan secara langsung berupa pembelajaran
tentang pemahaman secara konseptual (aspek
19. Self Controlled 8 5 13 pengetahuan), melainkan dampak dari pembelajaran
langsung yakni dengan membelajarkan teori-teori
20. Independent 6 5 10 kewirausahaan (aspek pengetahuan) melalui cara-cara
yang terampil dalam memperoleh pengetahuan itu
(Sumber: Antonio, 2010:165) (aspek ketrampilan). Sebagai contoh, dalam
pembelajaran langsung tentang kompetensi memahami
bauran pemasaran (aspek pengetahuan), siswa
300
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, Beberapa tahun yang lampau National Character
selanjutnya dengan menerapkan model pembelajaran Education Partnership menerbitkan dokumen berjudul
investivigasi kelompok, siswa diberi tugas untuk Sebelas Prinsip Pendidikan Karakter Efektif (Lickona,
meneliti bagaimana suatu perusahaan menjalankan Schaps, & Lewis, dalam Lickona, -). Sebelas prinsip
konsep itu hingga menyampaikan hasil tugasnya di pendidikan karakter yang efektif tersebut adalah:
muka kelas (pelaksanaan dari aspek ketrampilan 1. Pendidikan karakter mempromosikan nilai-nilai
abstrak); dampak dari aktivitas pembelajaran semacam etika inti.
ini akan mencapai beberapa karakter kewirausahaan 2. "Karakter" didefinisikan secara komprehensif
seperti: kerjasama, belajar berperilaku sebagai mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
pemimpin dalam kelompok, tanggap terhadap saran 3. Pendidikan karakter ini disengaja, proaktif, dan
dan kritik. komprehensif.
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi 4. Sekolah adalah sebuah komunitas peduli.
agar nilai-nilai atau karakter kewirausahaan dapat 5. Siswa memiliki peluang untuk tindakan moral.
terinternalisasi dengan baik pada diri peserta didik. 6. kurikulum akademik menantang semua peserta
Menurut Likcona (-) ada sepuluh kriteria pendidikan didik dan membantu mereka untuk berhasil.
karakter yang efektif, yakni: 7. Program ini mengembangkan motivasi intrinsik
1. Pendidikan karakter adalah efektif jika mampu siswa untuk belajar dan melakukan hal yang
mengimplementasikannya secara luas prinsip- benar.
prinsip yang diterima dari pendidikan karakter. 8. Semua staf sekolah memiliki tanggung jawab
2. Pendidikan karakter adalah efektif jika memberi sebagai model dan mempromosikan karakter yang
manfaat yang lebih besar pada siswa yang baik.
mengalami program, dibandingkan dengan siswa 9. Ada kepemimpinan dari staf dan mahasiswa.
yang tidak. 10. Orang tua dan anggota masyarakat adalah mitra
3. Pendidikan karakter adalah efektif jika memperkuat penuh dalam upaya membangun karakter.
arti sekolah dari masyarakat. 11. Mengevaluasi karakter sekolah, staf sekolah
2. Pendidikan karakter adalah efektif jika berfungsi sebagai pendidik karakter, dan sejauh
menggunakan praktek-praktek yang berbasis mana siswa memanifestasikan karakter yang baik.
penelitian. Memperhatikan berbagai kriteria pendidikan
3. Pendidikan karakter adalah efektif jika kelas atau karakter yang efektif di atas dapat disimpulkan bahwa
sekolah menjadi lebih membaik setelah diperlukan keterlibatan dan kerjasama semua
melaksanakan program, bahkan jika tidak ada pihak/stakehoders pendidikan seperti para pendidik,
kelompok kontrol. tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. Oleh
4. Pendidikan karakter yang efektif jika dapat karena, internalisasi nilai-nilai atau karakter akan dapat
membuat perbedaan yang teramati dalam individu dengan cepat atau mudah dihayati dan diamalkan oleh
siswa. siswa, jika nilai-nilai atau karakter tersebut
5. Pendidikan karakter adalah efektif jika siswa diimplementasikan atau sudah menjadi budaya di
bersaksi bahwa itu memiliki efek positif pada lingkungan pendidikan dan/atau di masyarakat.
mereka.
6. Pendidikan karakter adalah efektif jika Teori Entrepreneurships sebagai Aspek
memobilisasi budaya sesama (peer culture) dari sisi Pengembangan Pengetahuan dalam Kurikulum
kebajikan. Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
7. Pendidikan karakter efektif jika membantu siswa Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 dinyatakan bahwa
menjadi orang tua efektif ketika mereka menjadi “kurikulum adalah seperangkat rencana dan
orang tua untuk mendidik anak-anak sendiri. pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta
8. Pendidikan karakter efektif jika membantu siswa cara yang digunakan sebagai pedoman
untuk memanfaatkan semua sumber daya penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
intelektual dan budaya mereka, termasuk tradisi mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Isi dalam
iman mereka, ketika mereka membuat keputusan pengertian ini dapat dimaknai sebagai sekumpulan
moral. materi/kompetensi yang berisi aspek sikap,
301
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pengetahuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh sukses dan kegagalan yang tak terduga, adanya
para peserta didik. Aspek pengetahuan berisi kumpulan peristiwa di luar dugaan, (2) adanya ketidaksesuaian
teori-teori dari satu atau lebih disiplin ilmu, tergantung antara apa yang seharusnya dan apa yang
dari mata pelajaran/matakuliah yang dikembangkan. sesungguhnya, (3) inovasi berdasarkan proses analisis
Menurut Drucker terdapat tiga tahapan dalam kebutuhan, (4) perubahan struktur industri atau struktur
perkembangan teori kewirausahaan, yakni: pasar yang tidak semua orang siap mengambil peluang;
1. Teori yang mengutamakan peluang usaha. Teori ini dan tiga sumber kesempatan inovatif melibatkan
disebut teori Ekonomi, yaitu perilaku wirausaha perubahan di luar perusahaan atau industri adalah: (1)
akan muncul dan berkembang apabila ada peluang demografi (perubahan populasi), (2) perubahan
ekonomi. persepsi, suasana hati, dan makna, (3) adanya
2. Teori yang mengutamakan tanggapan orang pengetahuan baru, baik ilmiah dan nonilmiah.
terhadap peluang yaitu: Ada tiga hal yang berkaitan dengan inovasi, yakni:
a. teori Sosiologi mencoba menerangkan mengapa 1. Inovasi adalah pekerjaan. Hal ini membutuhkan
beberapa kelompok sosial menunjukkan pengetahuan dan kecerdasan tinggi. Inovator lebih
tanggapan yang berbeda terhadap peluang usaha, berbakat dan jarang bekerja di lebih dari satu
dan wilayah.
b. teori Psikologi mencoba menjawab karakteristik 2. Untuk sukses, inovator harus membangun
perorangan yang membedakan wirausaha dan kekuatannya. Inovator yang sukses melihat peluang
bukan wirausaha dan karakteristik perorangan atas berbagai keadaan. Kemudian bertanya, mana
yang membedakan wirausaha berhasil dan tidak yang sesuai atau cocok untuk saya.
berhasil. 3. Inovasi adalah efek dalam ekonomi dan masyarakat,
3. Teori yang mengutamakan hubungan antara sebuah perubahan perilaku pelanggan atau orang-
perilaku wirausaha dengan hasilnya. Disebut orang pada umumnya. Atau proses perubahan
dengan teori perilaku, yaitu yang mencoba dalam dalam bekerja dan menghasilkan sesuatu.
memahami pola perilaku wirausaha. Oleh karena itu inovasi selalu dekat dengan pasar
Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, dan berfokus pada pasar (Drucker, 1984:138).
karena kewirausahaan pilihan kerja dan pilihan karir
(Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Skill Entrepreneurships sebagai Aspek
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pengembangan Ketrampilan dalam Kurikulum
Pendidikan Tinggi, 2013:3). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Dengan mempelajari teori Ekonomi, teori Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Sosiologi, dan teori Psikologi yang menjadi sumber Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
keilmuan kewirausahaan, kita dapat mematahkan Dasar dan Pendidikan Menengah membagi dua jenis
asumsi yang menyatakan bahwa untuk menjadi aspek ketrampilan dalam penilaian hasil belajar peserta
pengusaha/wirausahawan yang sukses sangat didik, yakni ketrampilan abstrak dan ketrampilan
ditentukan oleh faktor bawaan atau keturunan. Sebab kongkret. Ketrampilan abstrak merupakan ketrampilan
untuk menjadi wirausaha atau pemimpin bisnis yang yang berkaitan dengan proses tentang bagaimana
handal dapat dicapai melalui program pendidikan dan mendapatkan pengetahuan, yang selanjutnya disebut
pelatihan. Drucker (1984) menyatakan bahwa untuk dengan suatu pendekatan saintifik dalam kegiatan
menjadi pengusaha yang sukses dibutuhkan pembelajaran. Ketrampilan abstrak tersebut
pengetahuan dan kecerdasan yang tinggi, sebagai menyangkut kegiatan mengamati, menanya,
syarat seseorang dapat berinovasi. mengumpulkan informasi atau mencoba, menalar atau
Drucker (1984:35) menyatakan secara khusus, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sedangkan
inovasi sistematis berarti memantau tujuh sumber yang ketrampilan kongkret berkaitan dengan ketrampilan
memberikan peluang atau kesempatan untuk memanfaatkan gerakan otot atau fisik yang
berinovasi. Empat sumber yang pertama terletak dalam menunjukkan bahwa peserta didik memiliki
perusahaan atau lembaga bisnis/publik yang bergerak kompetensi gerak yang baik/sempurna.
di bidang industri, perdagangan atau jasa. Keempat Berkaitan aspek ketrampilan dalam
sumber yang berasal dari dalam perusahaan adalah: (1) pembelajaran Pendidikan Kewirausahaan tentunya
302
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
aspek ketrampilan abstrak yang menjadi tujuan Murwani (2016) merangkum pendapat berbagai
pengembangan dalam kurikulumnya. Hal demikian para pakar (seperti: Fayolle, 2008; Co and Mitchell,
sangat wajar, sebab sebagai calon wirausahawan 2006; Heinonen and Poikkijoki, 2006; Kirby, 2007; ...)
dituntut untuk terampil dalam mendapatkan tentang tiga wilayah/domain pendidikan
pengetahuan melalui kegiatan mengamati sampai entrepreneurship, yakni: (1) ‘teaching abaout
dengan kegiatan mengkomunikasikan pengetahuan entrepreneurship’ disingkat ‘t-about-ent’, (2)
yang ditemukannya. Ketrampilan ini penting bagi ‘teaching for entrepreneurship’ disingkat ‘t-for-ent’,
calon wirausahawan sebagai bekal untuk terampil dan (3) ‘teaching through entrepreneurship’ disingkat
dalam mengkomunikasikan gagasan, terampil ‘t-through-ent’. Fokus ‘t-about-ent’ berkaitan dengan
berkomunikasi untuk menyakinkan pelanggan, dan bagaimana meningkatkan kesadaran pebelajar
terampil dalam mengkomunikasikan segala yang mengenai entrepreneurship, serta apa dan bagaimana
dipikirkankannya secara lisan, tulisan, dan dalam peran entrepreneurship bagi perekonomian dan
bentuk apapun dan/atau menggunakan media apapun. masyarakat, fokusnya adalah memahami teori-teori
Lebih luas Chell (dalam Departement for mengenai entrepreneur dan entrepreneurship, dan
Bussiness Inovation and Skill, 2015:12) mencatat mengenali entrepreneurship sebagai fenomena, serta
bahwa “... skill mengacu pada kemampuan dalam membangun kesadaran ber-entrepreneur, atau
kinerja dan dapat ditingkatkan dengan praktek dan kesadaran menganai entrepreneur sebagai pilihan karir
pelatihan'. Lebih lanjut dinyatakan bahwa: di masa yang akan datang. Fokus ‘t-for-ent’, adalah ‘to
keterampilan adalah konstruksi multidimensi; terdiri be an entrepreneurship’ dan memulai bisnis baru atau
dari kognitif – pengetahuan dan apa yang dipelajari; menjalankan bisnis secara terprogram dengan
afektif - ekspresi emosional dan apa yang dialami; mengintegrasikan pengalaman, ketrampilan, dan
perilaku - aksi di tingkat strategis, taktis dan pribadi; pengetahuan yang diperlukan untuk mengenali peluang
dan konteks - sektoral, kerja, kerja dan tingkat tugas ... bisnis, menemukan wawasan pelanggan, jaringan dan
“. memahami kebutuhan pasar, mengkreasi/menciptakan
Beberapa jenis keterampilan kewirausahaan yang ide, mengembangkan rencana bisnis, menjalankan
dibutuhkan untuk menjadi wirausaha sukses bisnis serta mengevaluasi isu-isu politik, institusi dan
sebagaimana diuangkapkan oleh banyak literatur lingkungan”. Fokus ‘t-through-ent’, adalah
antara lain: (1) mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan sejumlah kompetensi pebelajar
peluang teknis dan peluang pasar, seperti yang menjadi ‘an entrepreneurial person’ dengan
dirangkum oleh Hayton, (2) penciptaan peluang baru melibatkan pebelajar dalam proses mengkreasi atau
seperti yang dirangkum Alvarez & Barney, (3) menciptakan bisnis baru atau projek bisnis. Sejumlah
mengenali kebutuhan sosial/pasar seperti yang kompetensi yang berhasil diraih pebelajar dalam
dirangkum Hunter, (4) menemukan (atau membuat) proses mengkreasi atau menciptakan bisnis baru atau
kesempatan dan kemudian mengembangkan untuk projek bisnis tersebut merupakan transferable
memanfaatkan kesempatan; dan Michelmore dan competencies yang dimilikinya, pebelajar menjadi
Rowley menambahkan enam kompetensi lebih entrepreneurial (misalnya lebih inovatif) dalam
kewirausahaan yang utama yakni (1) identifikasi dan bisnisnya sekarang atau di tempat kerjanya.
definisi ceruk pasar yang layak, (2) pengembangan Pada perguruan tinggi dapat ditawarkan
produk atau jasa yang sesuai dengan ceruk matakuliah Pendidikan Kewirausahaan sebagai
pasar/produk inovasi, (3) ide generasi, (4) pemindaian matakuliah wajib seluruh program studi, hal ini berarti
lingkungan, (5) mengakui dan membayangkan untuk membekali calon lulusan perguruan tinggi tentang
mengambil keuntungan dari peluang, dan (6) pengetahuan, sikap, dan ketrampilan wirausaha.
merumuskan strategi untuk mengambil keuntungan Sehingga setiap lulusan perguruan tinggi minimal
dari peluang (Departement for Bussiness Inovation and memiliki kompetensi untuk mengembangkan diri
Skill, 2015:13). sesuai dengan bidang keahlian keilmuannya di samping
mampu memanfaatkan peluang yang masih berkaitan
Model Pengembangan Isi Kurikulum dan dengan bidang ilmu yang dimiliki. Sebagai contoh,
Pembelajaran Pendidikan Kewirausahaan di seorang lulusan program studi Pendidikan Akuntansi
Perguruan Tinggi kemungkinan peluang kerjanya menjadi guru mata
303
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pelajaran Akuntansi di sekolah/madrasah, tetapi jika kepada juri yang terdiri dari 4 orang dan semuanya
kondisi tidak memungkinkan ada pengangkatan guru, pengusaha sukses.
ia dapat memanfaatkan potensinya untuk membuka
pelayanan jasa kursus Akuntansi atau membuka
layanan jasa konsultan laporan keuangan atau
perpajakan. Dalam konteks ini berarti masih
menyajikan Pendidikan Kewirausahaan pada domain
pertama dari tiga domain yang ada, yakni domain
‘teaching abaout entrepreneurship’ disingkat ‘t-about-
ent’.
Namun demikian, di samping mewadahi dalam
mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan, hendaknya
perguruan tinggi juga dapat memberikan pelayanan
pengembangan karir mahasiswa melalui Laboratorium
Kewirausahaan atau program dengan nama lainnya
yang memberikan layanan domain kedua ‘teaching for Gambar 1. Model Triadic Pembelajaran
entrepreneurship’ disingkat ‘t-for-ent’dan/atau domain Kewirausahaan
yang ketiga ‘teaching through entrepreneurship’
disingkat ‘t-through-ent’. Dalam laboratorium ini Gambar 1 di atas merupakan model konseptual
dapat dirancang kurikulum kewirausaan yang lebih pembelajaran kewirausahaan yang diusulkan Rae
komprehensif, sebab program pendidikan (2005:236) merupakan suatu kerangka kerja
kewirausahaan di laboratorium ini diberikan kepada konseptual pembelajaran kewirausahaan sebagai
para mahasiswa yang benar-benar ingin menjadi model Triadic yang ia kembangkan dari hasil
berkarir sebagai wirausaha atau pengusaha yang penelitian terhadap kisah hidup tiga pengusaha bidang
mungkin bisnis/usaha yang akan ditekuninya industri kreatif dengan tema utamanya kemunculan
melenceng dari program studi yang ditempuh. pribadi dan sosial, pembelajaran kontekstual, dan
Berikut adalah beberapa pemikiran dari beberapa negosiasi perusahaan serta sebelas sub tema yang
ahli terkait dengan isi kurikulum pendidikan terkait.
kewirausahaan yang dapat dijadikan rujukan untuk Spinelli (2010:17) mendesain kurikulum
mengembangkan kurikulum wilayah/domain kewirausahaan sebagaimana disajikan dalam tabel
pendidikan entrepreneurship baik untuk domain berikut,
kesatu, domain kedua, atau domain ketiga sebagaimana Tabel 2. Desain Kurikulum Kewirausahaan Setiap
diungkapkan oleh Murwani (2016). Untuk Tingkatan Pada Level Undergraduate
mengembangkan program pendidikan kewirausahaan Curriculum dan Graduate Curriculum
Undergraduate Graduate
Harkema dan Popescu (2015:216) terinspirasi oleh
Curriculum Curriculum
kerangka konseptual Rae untuk membantu para
siswa/mahasiswa agar memiliki ketertarikan pada
Freshman Pre- Integrated Core
pendidikan kewirausahaan, yakni (1) kemunculan ide
Entrepreneurship Work Curriculum
wirausaha dari pribadi dan kondisi sosial, (2)
Exp.
pembelajaran kontekstual, dan (3) mendiskusikan
perusahaan. Adapun topik-topik yang menjadi bagian Entrepreneurship Founda Entrepreneurship &
dari program pendidikan kewirausahaan adalah: (1)
& Business Plan tion Business Plan
ketegasan dan bekerja dalam lingkaran pengaruh, (2)
Classes
perilaku wirausaha dan citra pribadi: bagaimana cara Entrepreneurial Entrepreneurial
memposisikan diri di pasar, (3) belajar dari pengusaha Finance Finance
sukses, (4) sebuah permainan kewirausahaan, (5)
kreativitas, (6) mempersiapkan untuk berdagang, dan
(7) sebagai hasil dari program ini, peserta harus
menyiapkan proposal bisnis untuk dipresentasikan
304
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Managing A Venture Growth Modul Kewirausahaan untuk Program Strata satu yang
Growing Business Strategies dikembangkan oleh para dosen pada enam perguruan
tinggi besar di Indonesia seperti: Universitas Indonesia,
Managing A ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, CIEL-SBM ITB
Growing Business Bandung, IPB Bogor, Universitas Padjadjaran
Bandung, yakni: (1) Menjadi Wirausaha, (2) Berpikir
Living The Special Family Enterprising Perubahan, (3) Berpikir Kreatif, (4) Berorientasi pada
Entrepreneurial ty Tindakan, (5) Pengambilan Resiko, (6)
Experience Classes Social
Kepemimpinan, (7) Etika Bisnis, (8) Faktor “X”, (9)
Entrepreneurship Mencari Gagasan Usaha, (10) Pemasaran, (11)
Family Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha, (12)
Enterprising Franchising &
Memulai Sebuah Usaha Baru, (13) Perencanaan Bisnis,
Distributorships
dan (14) Studi Kasus: Kedai Kopi Republik (Kasali
Social Enterprise
MBO/MBI dkk., 2010:8).
Management
307
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Rose, R. C.; Kumar, N. and Yen. L. L. 2006. The Empreendedorismo Empreende/Elsevier. 24 de Junho
Dynamic of Entrepreneurs’ Success Factors in de 2010, Sao Paulo. Hal. 1-18.
Influencing Venture Growth. Journal of Asia
Entrepreneurship and Sustainability. Udang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
www.asiaentrepreneurshipjournal.com II (2): 1-23. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
308
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi
Y. Lilik Rudianto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
Email : lilik999@yahoo.com
Abstrak : Tujuan dari paper ini adalah untuk menjabarkan berbagai aspek tentang kewirausahaan dan
mengajukan sebuah kurikulum kewirausahaan di perguruan tinggi. Paper ini menjelaskan tentang
berbagai definisi kewirausahaan; karakter dari seorang pengusaha yang kompeten; faktor-faktor
lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perilaku pengusaha; topik-topik utama karakteristik dan
perilaku pengusaha; dan model VCP (value creation performance); serta usulan kurikulum
kewirausahaan di perguruan tinggi.
Kata Kunci : Definisi kewirausahaan, Proses kewirausahaan, Karakter pengusaha, Model value
creation performance (VCP), Kurikulum pengusaha.
TABEL 1
KEWIRAUSAHAAN: DEFINISI DAN PENDEKATAN
Approaches Features
Economic function Personal initiative of entrepreneur
Risk-bearing function
Harnessing of factors of production
310
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengusaha itu terlahir atau dibentuk? diperhatikan adalah karakter dari pengusaha
Dalam hubungannya dengan pernyataan tersebut. Karakter dari seorang pengusaha yang
di atas, bahwa untuk menciptakan seorang kompeten dapat diilustrasikan pada table 2 di
pengusaha yang kompeten biasanya faktor yang bawah ini.
TABEL 2
KARAKTER PENGUSAHA
Alert to opportunities
Anxiety/Neuroticism
Creativity
Decisive
Easily bored
Flair and vision
Independent nature
Inner locus of control
Innovatory tendency
Leadership aspiration
Need to achieve
Risk-taking propensity
Self-confidence
Self-motivation
Self-realization through action
Versatile
Sources : Baty (1990); Brockhaus and Horwitz (1986); Chell, Haworth and Brearley (1991)
TABEL 3
PENGARUH SOCIAL TERHADAP PERILAKU PENGUSAHA
Availability of appropriate role models
Career experience over life-cycle
Deprived social upbringing
Family background
Family position
Inheritance of entrepreneurial tradition
Level of educational attainment
Negative/positive peer influence
Social marginality
Uncomfortable with large bureaucratic organizations
Source : Kets de Vries (1977); Chell et al. (1991); Timons (1994); Deakins (1996).
311
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Agen Perubahan Ekonomi – Terlahir Atau yang mempengaruhi perilaku pengusaha yaitu:
Dibentuk? antecedent influences; incubator organization;
Banyak factor yang mempengaruhi and environment factors. Faktor-faktor tersebut
perilaku pengusaha. Terdapat tiga hal utama diilustrasikan di table 4 di bawah ini.
TABEL 4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENGUSAHA
Category Factors
Antecedent influences Genetic
Family
Educational choices
Previous career experience
TABEL 5
TOPIK KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PENGUSAHA
Theme Attitude Or Behavior
313
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 1
VCP MODEL
Strategy
Personality Traits
Apti.
Motivation
Context
Source: Hollenbeck-Whitner (1988); Sandberg (1986); Drucker (1985); Maier (1965); Bandura
(1982); Szilagyi and Schweiger (1984).
314
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Robert Hisrich, Michael Peters, Dean
Shepherd, 2009, Entrepreneurship, 8 edition,
Metode Kuliah McGraw-Hill/Irwin.
Pengajaran diberikan dalam bentuk kuliah 3. MIS untuk Usaha Kecil dan Menengah
klasikal, penugasan klasikal, diskusi dan
presentasi hasil penelitian lapangan Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan
Bacaan kepada mahasiswa tentang aplikasi dan
BUKU WAJIB: pengembangan mikrokomputer untuk usaha
Justin G. Longenecker, J. William Petty, Leslie baru.
E. Palich, Frank Hoy, 2011, Small Business
Management: Launching and Growing Metode Kuliah
Entrepreneurial Ventures, 16 edition, New Pengajaran diberikan dalam bentuk kuliah
Jersey: Cengage Learning. klasikal, penugasan klasikal, diskusi dan
Justin G. Longenecker, J. William Petty, Leslie presentasi hasil penelitian lapangan
E. Palich, Carlos W. Moore, 2009, Small
Business Management, 15 edition, Cengage Bacaan
Learning BUKU WAJIB:
Cynthia Gardner, Eugene Rathswohl, 2012,
Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore, J. MIS Cases: Solving Small Business Scenarios
William Petty, Leslie E. Palich, 2007, Small Using Application Software, 2 edition, Wiley.
Business Management: Launching and
Growing Entrepreneurial Ventures, 14 Gurpreet Dhillon, Bernd Carsten Stahl, Richard
edition, South-Western College Pub. Baskerville, 2010, Information Systems --
Creativity and Innovation in Small and
2. Kewirausahaan Medium-Sized Enterprises: IFIP WG 8.2
International Conference, CreativeSME 2009,
Deskripsi Mata Kuliah ... in Information and Communication
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan Technology), Springer.
kepada mahasiswa tentang teori kewirausahaan
dengan penekanan pada semua aspek Robert MacGregor, Lejla Vrazalic, 2007, E-
penyusunan rencana bisnis (business plan) dan commerce in Regional Small to Medium
pengembangannya. Enterprises, IGI Publishing.
Metode Kuliah
Pengajaran diberikan dalam bentuk kuliah 4. Aspek Hukum untuk Usaha Kecil dan
klasikal, penugasan klasikal, diskusi dan Menengah
presentasi hasil penelitian lapangan
Deskripsi Mata Kuliah
Bacaan Mata kuliah ini memberikan pengetahuan
BUKU WAJIB: kepada mahasiswa tentang lingkungan hukum
William D. Bygrave, Andrew Zacharakis, yang berkaitan dalam memulai dan memiliki
2010, Entrepreneurship, 2 edition, Wiley bisnis kecil dan menengah.
315
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Metode Kuliah Mata kuliah ini memberikan pengetahuan
Pengajaran diberikan dalam bentuk kuliah kepada mahasiswa tentang studi yang
klasikal, penugasan klasikal, diskusi dan mendalam dari strategi dalam kewirausahaan
presentasi hasil penelitian lapangan dan inovasi perusahaan.
6. Intrapreneurship
8. Pembiayaan Kreatif untuk Usaha Baru
Deskripsi Mata Kuliah
316
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan Marc H. Meyer, Frederick G. Crane, 2013,
kepada mahasiswa tentang pengembangan dan New Venture Creation: An Innovator's Guide
pembiayaan paket keuangan kontemporer yang to Entrepreneurship, Second Edition edition,
berlaku untuk berbagai jenis usaha-usaha baru. SAGE Publications, Inc
317
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengajaran diberikan dalam bentuk kuliah
klasikal, penugasan klasikal, diskusi dan Michael Russo, 2010, Companies on a
presentasi hasil penelitian lapangan Mission: Entrepreneurial Strategies for
Growing Sustainably, Responsibly, and
Bacaan Profitably, 1 edition, Stanford Business Books.
BUKU WAJIB:
Michael H. Morris, Donald F. Kuratko , Jeffrey Lisa K. Gundry, Jill R. Kickul, 2006,
G Covin, 2010, Corporate Entrepreneurship Entrepreneurship Strategy: Changing
& Innovation, 3 edition, Cengage Learning. Patterns in New Venture Creation, Growth,
and Reinvention, SAGE Publications, Inc
Robert Hisrich, Claudine Kearney, 2011,
Corporate Entrepreneurship: How to Create a 13. Softskill Kewirausahaan
Thriving Entrepreneurial Spirit Throughout
Your Company, 1 edition, McGraw-Hill. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan
12. Strategi Kewirausahaan kepada mahasiswa tentang kemampuan dalam
menghadapi hambatan dalam mengejar cita-cita
Deskripsi Mata Kuliah mereka. Dalam kehidupan adalah banyak sekali
Mata kuliah ini memberikan pengetahuan rintangan dan hambatan. Apakah hal itu
kepada mahasiswa tentang pedoman kebijakan berkaitan dengan memulai usaha baru, menjual
yang dirancang untuk mengkaji ulang strategi sesuatu, meningkatkan pendapatan, atau
usaha saat ini dan mengembangkan rencana membuat sesuatu menjadi kenyataan dan masih
usaha yang sebenarnya. banyak lagi. Untuk mencapai impian tersebut
tidak mudah, tetapi ketika pikiran fokus dan
terus bertindak melakukan apa yang harus
dilakukan, segala sesuatu akan dapat tercapai.
Bacaan Bacaan
BUKU WAJIB: Buku wajib:
Steven Rogers, 2009, Entrepreneurial Rudianto, Y. Lilik, 2014, Kewirausahaan
Finance: Finance and Business Strategies for Pendekatan “Success Story,” edisi 1, Zifatama
the Serious Entrepreneur, 2 edition, McGraw- Publisher.
Hill.
318
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap akan sangat berpengaruh pada keberhasilan dari
perilaku pengusaha; topik-topik utama pengusaha tersebut. Disamping itu, seorang
karakteristik dan perilaku pengusaha; dan individu ingin menjadi seorang pengusaha
model VCP (value creation performance); serta mungkin disebabkan oleh faktor sosial
usulan kurikulum kewirausahaan di perguruan lingkungannya, seperti banyaknya
tinggi.Selanjutnya, pengusaha adalah produk pengangguran, tradisi keluarga, ingin mandiri,
dari lingkungannya. Jadi sistem nilai yang dan kekurangan keamanan dari segi finansial
berlaku di lingkungan, pengalaman awal pada maupun personal.
waktu jadi pengusaha dan karakteristik individu
Carter, S. and Cachon, J. 1988, The Sociology Dalton, G.W. 1970, Influence and
of Entrepreneurship, Stirling University, Organizational Change, Richard D. Irwin
Stirling. Inc.
319
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Davis, J. and Goldberg, R. 1957, A concept of
Agribusiness, division of Research, Katz, R.L. 1974, 'Skills of an effective
Harvard University, Boston. administrator,' Harvard Business Review,
Vol. 52(5), pp. 90 - 102.
Deakin, D. 1996, Entrepreneurs and Small
Firms, McGraw-Hill, London. Keats, B.W. and Bracker, J.S. 1987, 'Towards a
theory of small firm performance: a
Drucker, P. 1986, Innovation and conceptual model,' American Journal
Entrepreneurship, Heinemann, London. Small Business, vol. 12(4), pp. 41¬- 58.
Dyke, L.S., Fischer, E.M. and Reuber, A.R. Kets de Vries, M. 1977, 'The entrepreneurial
1992, ‘An inter-industry examination of personality: a person at the crossroads,'
the impact of owner experience on firm Journal of Management Studies,
performance’ Journal small business February, pp. 34-37.
management, vol. 30 (4) pp. 72-87.
Kirzner, I. 1979, Perception, Opportunity and
Fass, M. and Scot home R. 1990, The Vital Profit Studies in the Theory
Economy, Abbey strand Publishing, Entrepreneurship, University of Chicago
Edinburgh. Press, Chicago.
Guilford, J.P. 1967, The Nature of Human Kirzner, I. 1980, The primacy of
Intelligence, McGraw-Hill, New York. entrepreneurial discovery. The Prime
Mover of Progress: The Entrepreneur in
Herron, L and Robinson, R.B. 1993. ‘A Capitalism and Socialism, Institute of
structural model of the effects of Economic Affairs, London.
entrepreneurial characteristics on venture
performance, ‘Journal Business Lau, T., Chan, K.F., Man, T.W.Y. 1999.
Venturing, vol. 8 (3), pp. 281-294. 'Entrepreneurial and managerial
competencies: small business owner-
Hofer, C.W. and Sandberg, W.R. 1987, managers in Hong Kong,' In: Fosh, P.,
‘Improving new venture performance: Chan, A.W., Chow, W.W.S., Snape, E.,
some guidelines for success,’ American Westwood, R. (Eds.), Hong Kong
Journal Small Business, Vol. 12 (1), pp. Management and Labour: Change and
11-25. Continuity, Routledge, London.
Hollenbeck, J. and Whitener, E . 1988. Learner, M., Brush, C. and Hisrich, R. 1997,
‘Reclaiming personality traits for 'Israeli women entrepreneurs: an
personnel selection,’ Journal of examination of factors affecting
management, vol. 14 (1), pp 81-91. performance,' Journal Business
Venturing,
Ibrahim, A.B. and Goodwin, J.R.. 1986,
‘Perceived causes of success in small Maier, N. 1965, Psychology in Industry (3rd
business,’ American Journal Small ed.), Houghton Mifflin Co., Boston.
Business, vol. 11 (2), pp. 41-50.
320
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Morrison, A., Rimmington, M. and
Williamson, C. 1998, Entrepreneurship in Schumpeter, J.A. 1934, 'The fundamental
the Hospitality, Tourism and Leisure phenomenon of economic development.'
Industries, Butterworth-Heinemann, In P. Kilby, Entrepreneurship and
Oxford. Economic Development (1971), pp. 43-
¬70. The Free Press, New York.
Sandberg, W.R. 1986, New Venture
Performance: The Role of Strategy and Szilagyi, A.D. and Schweiger, D.M. 1984,
Industry Structure, Heath & Co., 'Matching managers to strategies: A
Lexington. review and suggested framework,'
Academy of Managernent Review, vol
Sandberg, W.R. and Hofer, C.W. 1987. 9(4), pp. 626-637.
'Improving new venture performance: the
role of strategy, industry structure, and Timmons, J. 1994, New Venture Creation,
the entrepreneur, Journal Business Irwin, Boston.
Venturing, vol. 2 (1), pp. 5-28.
321
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
The Use Of Carousel Feedback In Order To Improve Student Personal
Relationships Taking Part A Village Vocational Programme Concerned With
Starfruit Farming In Depok (A District Of West Java)
Saiful Anwar
Soffi Soffiatun
Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Pamulang
Email : saiful_anwar44@yahoo.com; dosen00902@unpam.ac.id
Abstrak: Carousel feedback is a method of teaching that focuses on developing personal relation-
ships (social & communication skills) as well as akademic skills (analytical, knowledgebuilding &
presenting skills). It is used to solve problems of “the shringking violets & bulles” in entrepreneur-
ship classes. This research employed a qualitative in classroom action research. Data was collected by
using observation sheets, questionaires, fields notes and photos, the subjects were 20 undergra-duates
of the S1 Economic Education Program FKIP Universitas Pamulang (especially those en-rolled in the
vocational village programme at Rangkapan Jaya subdistric, and Pancoran Mas distrik, Depok, West
Java). Analyses of the data obtained indicated that: 1) Carousel feedback method could be used to
instil entrepreneurship; 2) students response was varied; 3) social and communica-tion skills
improved. Study problems: 1) coordinating time schedules between village and univer-sity; 2) lack of
self confidence in students especially in those from Java.
Kata Kunci : Carousel feedback, social skills, communication skills, analytical skills, vocational
village
324
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 1: Diagram Proses Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik Carousel Feedback
DAFTAR RUJUKAN
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Remaja Rosdakarya.
Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurhadi dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual
Budiningsih, C, A. 2005. Belajar dan (Contextual Teaching and Learning/CTL)
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Departemen Soetjipto, E, B. 2010. Pembelajaran
Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama Kooperatif dan Beberapa Hasil Penelitian
dengan Rineka Cipta. di Bidang Manajemen & Ekonomi. Malang:
Jurusan Manajemen FE UM.
Kagan, S & Kagan, M. 1998. Multiple
Intelegences: The Complete MI Book. Tantra, Dewa Komang. 2006. Konsep Dasar
(Online), (http://www.KaganOnline.com, Dan Karakteristik Penelitian Tindakan
diakses 1 Januari 2016) Kelas (PTK). Jakarta: Pelatihan
Metodelogi Penelitian Untuk Peningkatan
Kagan, S & Kagan, M. 2009. Kagan Kualitas Pembelajaran (PPKP) Dan
Cooperative Learning. San Clemente: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi
Kagan Publishing. Dosen-Dosen LPTK se-Indonesia pada
Lie, A. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: PT tanggal 17-21 April 2006 di Makassar dan
Gramedia. Surabaya, Departemen Pendidikan
Nasional.
330
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Edisi keempat. Malang: Biro Administrasi
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Akademik, Perencanaan dan Sistem
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Informasi bekerja sama dengan Penerbit
Disertasi, Makalah, Laporan Penelitian, Universitas Negeri Malang.
329
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Peran Strategi Pembelajaran Kewirausahaan
Dalam Membentuk Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa.
Studi Pada Mahasiswa Universitas Widyatama Bandung
331
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
yang terampil memanfaatkan peluang dalam dengan perolehan peluang dan penciptaan
mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari
meningkatkan kehidupannya. kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah
(Norman:2009), “An entrepreneur is one di pasar melalui proses pengkombinasian
who creates a new business in the face of risk sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda
and uncertainty for the purpose of achieving agar dapat bersaing.
profit and growth by identifying opportunities Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
and asembling the necessary resources to melalui cara-cara sebagai berikut:
capitalze on those a. Pengembangan teknologi baru (developing
opportunities”. Wirausahawan adalah orang- new technology),
orang yang memiliki kemampuan melihat dan b. Penemuan pengetahuan baru (discovering
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; new knowledge),
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang sudah ada (improving existing products
tepat, mengambil keuntungan serta memiliki or services),
sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara menghasilkan barang dan jasa yang lebih
kreatif dalam rangka meraih banyak dengan sumber daya yang lebih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, sedikit (finding different ways of providing
seorang wirausaha adalah orang-orang yang more goods and services with fewer
memiliki karakter wirausaha dan resources).
mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam Walaupun di antara para ahli ada yang
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah lebih menekankan kewirausahaan pada peran
orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan pengusaha kecil, namun sebenarnya
inovatif yang tinggi dalam hidupnya. karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan orang yang berprofesi di luar wirausaha.
seolah-olah kewirausahaan identik Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang
dengan kemampuan para wirausaha dalam yang menyukai perubahan, pembaharuan,
dunia usaha (business).Padahal, dalam kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
kenyataannya, kewirausahaan tidak Dengan demikian, ada enam hakikat
selalu identik dengan karakter wirausaha pentingnya kewirausahaan, yaitu:
semata, karena karakter wirausaha a) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun. siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
Wirausaha adalah mereka yang melakukan b) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya dan mengembangkan usaha.
untuk menemukan peluang(opportunity) dan c) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
perbaikan (preparation) hidup. mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
Kewirausahaan (entrepreneurship) berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
muncul apabila seseorang individu berani memberikan nilai lebih.
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide d) Kewirausahaan adalah kemampuan untuk
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan
332
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
e) Kewirausahaan adalah suatu proses keberanian untuk menanggung risiko (risk
penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam bearing) dan kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menemukan mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
peluang untuk memperbaiki kehidupan Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
usaha. Beberapa puluh tahun yang lalu ada
f) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan pendapat yang mengatakan bahwa
nilai tambah dengan jalan kewirausahaan tidak dapat diajarkan. Akan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui tetapi sekarang ini Enterpreneurship
cara-cara baru dan berbeda untuk (kewirausahaan) merupakan mata pelajaran
memenangkan persaingan. yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah dan
Berdasarkan keenam pendapat di atas, telah bertumbuh sangat pesat.Transformasi
dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan pengetahuan kewirausahaan telah berkembang
adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan pada akhir-akhir ini. Demikian pula di negara
perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, kita pengetahuan kewirausahaan diajarkan di
bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam tinggi di berbagai kursus bisnis. Jadi
kegiatan usahanya. Meredith memberikan ciri- kesimpulannya kewirausahaan itu dapat
ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha diajarkan. Berikanlah para siswa penanaman
sebagai orang yang: sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis
a) Percaya diri kemudian kita akan membuat mereka menjadi
b) Berorientasi tugas dan hasil seorang wirausaha yang berbakat (Buchari
c) Berani mengambil risiko Alma 2000:5).
d) Berjiwa kepemimpinan Pendidikan kewirausahaan merupakan
e) Brorientasi ke depan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia
f) Keorisinalan. pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang dalam pendidikan kewirausahaan diperlihatkan
berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki di antaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. mencapai kesuksesan. Menurut Suparman
Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut Suhamidjajabahwa:”Pendidikan kewirausahaan
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, adalah pendidikan yang bertujuan untuk
atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri menempa bangsa Indonesia sesuai dengan
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman kepribadian Indonesia yang berdasarkan
usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa Pancasila”. Dalam arti yang lebih luas bahwa
seseorang wirausaha adalah seseorang yang pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan
memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam untuk membelajarkan manusia Indonesia
berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi
yang memiliki kemampuan untuk menciptakan yang dinamis dan kreatif sesuai dengan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan
the new and different) atau kemampuan kreatif pancasila.
dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan
tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
dan kemauan untuk memulai usaha (start up), independen atau terpisah dari ilmu-ilmu yang
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang lain:
baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk a. kewirausahaan berisi body of
mencari peluang (opportunity), kemampuan dan knowledge yang utuh dan nyata, yaitu ada
333
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
teori, konsep dan metode ilmiah yang ketinggalan atau menyamai negara yang
lengkap sudah maju.
b. kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu k. Untuk menumbuhkan cara berpikir yang
posisi venture start-up danventure-growth. rasional dan produktif dalam memanfaatkan
Ini jelas tidak masuk dalam frame work waktu dan faktor-faktor modal yang dimiliki
general management cources yang oleh wirausaha tradisional pribumi.
memisahkan management dan Perlunya Pendidikan Kewirausahaan
businessownership Kewirausahaan tidak muncul secara
c. kewirausahaan merupakan disiplin ilmu mendadak, akan tetapi melalui proses
yang memiliki objek tersendiri, yaitu pembelajaran. Perlunya pendidikan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu kewirausahaan bagi setiap orang antara lain
yang baru dan berbeda sebagai berikut :
d. kewirausahaan merupakan alat untuk a) Tenaga-tenaga wirausaha mempunyai
menciptakan pemerataan berusaha dan kemampuan luar biasa. Oleh karena itu,
pemerataan pendapatan atau kesejahteraan sudah sewajarnya memberikan kesempatan
rakyat yang adil dan makmur. kepada setiap manusia memiliki kepribadian
e. Dari uraian konsep pendidikan wirausaha. Ilmu kewirausahaan dapat
kewirausahaan di atas, dapat disimpulkan dibentuk, dilatih, dididik, dikembangkan
bahwa kewirausahaan pada dasarnya dan ditingkatkan jumlahnya.
terfokus pada upaya untuk mempelajari b) Seorang yang berjiwa wirausaha, diri
tentang nilai, kemampuan dan perilaku sendirilah yang menjadikan seorang
seseorang dalam berkreasi dan inovasi. Oleh manusia yang berkepribadian dan berwatak
sebab itu, objek studi kewirausahaan adalah unggul, memberikan kemampuan untuk
nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang membersihkan sikap mental negatif, serta
diwujudkan dalam bentuk sikap. meningkatkan daya saing dan daya juang
f. Adapun perlunya pendidikan kewirausahaan untuk mencapai kemajuan.
di Indonesia menurut R. Djatmiko c) Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu
Danuhadimedjo (1998:77) adalah: bekal bagi seseorang dalam menjalani
g. Untuk mengembangkan , memupuk dan kehidupan.
membina bibit atau bakat pengusaha d) Kewirausahaan adalah sumber peningkatan
sehingga bibit tersebut lebih berbobot dan mutu kepribadian dan kemampuan usaha.
selalu mengikuti perkembangan ilmu Usaha penggalian kewirausahaan sangat
pengetahuan yang mutakhir. mutlak diharapkan oleh setiap orang.
h. Untuk memberikan kesempatan kepada Ada beberapa manfaat yang dapat
setiap manusia supaya sedapat mungkin dan diperoleh oleh suatu masyarakat dan negara
menumbuhkan kepribadian wirausaha. dengan adanya orang-orang yang berjiwa wira-
i. Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia usaha, antara lain sebagai berikut :
berwatak dan unggul, memberikan a. Sebagai generator dan sumber penciptaan
kemampuan untuk membersihkan sikap serta perluasan kesempatan kerja.
mental negatif meningkatkan daya saing dan b. Sebagai pelaksanaan pembangunan yang
daya juang. dapat dipercaya integritasnya dan
j. Dengan demikian apabila kepribadian berdedikasi memajukan lingkungannya.
wirausaha kita miliki, maka negara kita yang c. Sebagai penolong orang lain agar orang lain
sedang berkembang ini akan dapat menyusul mampu membantu dan menolong dirinya.
d. Sebagai pembayar pajak yang teratur.
334
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
e. Sebagai sumber tenaga manusia yang ideal. membentuk para wirausahawan atau pebisnis
Kecenderungan yang terjadi pada yang handal dan tangguh. Siap menghadapi
masyarakat, kebanyakan dari mereka lebih tantangan yang akan mereka hadapi. Besar
menginginkan pekerjaan yang mapan setelah kecilnya resiko akan mereka pertinmbangkan
menyelesaikan pendidikannya. Mereka tidak matang-matang, melakukan segala hal dengan
mau mengawali kehidupan setelah lulus dengan petunjuk yang mereka ketahui tanpa adanya
memulai suatu usaha. Kesuksesan seseorang kebimbangan yang tidak pasti.
mereka lihat dari ukuran seberapa makmur
kehidupan orang tersebut, berapa besar gaji Analisis SWOT
yang diperolehnya, apakah ia sudah memiliki Analisis SWOT (Strength, Weakness,
mobil mewah atau rumah yang indah. Padahal, Opportunity, Threat) merupakan alat analisis
sukses tidaknya seorang wirausahawan bukan yang digunakan untuk mengidentifikasi
dilihat dari sudut pandang kemakmuran dan berbagai faktor yang berpengaruh dalam
kesejahteraan seseorang. Namun lebih dinilai merumuskan strategi perusahaan (Lipinski,
dari usaha apa yang telah diperbuat dalam 2002; Rangkuti, 2006). Berbagai faktor
pekerjaannya, baik itu dengan memulai suatu lingkungan eksternal yang mempengaruhi
usaha sendiri atau lewat pekerjaan yang perusahaan dibandingkan dengan faktor
digelutinya. lingkungan internal yang dimiliki perusahaan
Pendidikan kewirusahaan sekarang ini untuk mendapatkan berbagai alternatif strategi
cenderung kepada bagaimana memulai suatu sesuai dengan hasil formulasi pada matriks
usaha dan mengelola usaha tersebut dengan SWOT (Rangkuti, 2003; Dyson, 2004; Rangkuti
baik. Wirausaha bukan berarti harus memiliki 2006).
suatu usaha. Wirausahawan secara umum adalah
orang-orang yang mampu menjawab tantangan- METODE
tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang
yang ada. Bekerja keras unutk menjawab Pengumpulan data dengan menyebarkan angket
tantanga-tatangan yang ada dan memanfaatkan kepada para mahasiswa Fakultas Bisnis dan
peluang-peluang yang ada dengan sebaik- manajemen yang telah mengikuti perkulahan
baiknya tanpa harus melanggar aturan dan etika kewirausahan 1 dan Kewirausahaan 2. Adapun
yang ada. jumlah mahasiswa yang diminta mengisi angket
Pendidikan kewirausahaan sangatlah ini dari 3 angkatan yang berbeda (Angkatan
penting bagi wirausaha, agar mereka tidak 2011, Angkatan 2012 dan Angkatan 2013).
meraba-raba dalam melakukan bisnis mereka. Masing-masing angkatan sebanyak 100
Dengan adanya pendidikan maka mereka akan mahasiswa. Jadi total mahasiswa yang diminta
mempertimbangkan semua yang akan mereka mengisi angket sebanyak 300 orang
lakukan dengan matang. Pendidikan akan
335
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 1. Hasil Evaluasi Lingkungan Internal Universitas Widyatama
337
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Bobot Alternatif Strategi
Factor Strategis Bobot Rating Skor
Kekuatan
Dukungan dari pemerintah 0,130 4 0,521
Ketrampilan para pelatih 0,127 4 0,508
Tempat pelatihan kewirausahaan 0,116 3 0,347
Bahan baku yang tersedia 0,114 3 0,312
Pangsa pasar 0,111 2 0,221
Ancaman
Harga produk 0,112 2 0,337
Hokum dan perundangan 0,069 4 0,277
Daya beli masyarakat 0,106 3 0,211
Pengusaha sejenis 0,125 1 0,211
TOTAL 1 2,860
Sumber : data primer dioleh 2016
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa strategi tinggi dalam upaya menciptakan para
Ikatan kerjasama dengan lembaga lulusan yang memiliki minat dan jiwa serta
pengembangan kewirausahaan merupakan kesiapan menjadi para wirausaha.
strategi dengan nilai bobot tertinggi sebesar 2. Menyiapkan para staf pengajar yang handal
0.226. Melakukan ikatan kerjasama dengan dimana tidak hanya mengerti soal teori tetapi
lembaga kewirausahaan akan memberikan mampu mempraktekkan bagaimana menjadi
dukungan yang kuat terhadap kinerja usaha seorang wirausaha yang sukses.
kewirausahan dan itu merupakan hal yang harus 3. Mengajarkan kepada para mahasiswa
dikuasai oleh mahasiswa. Menjalin kerjasama bagaimana cara untuk menjalin kerjasama
dengan lembaga pengembangan kewirausahaan dengan lembaga penembangan
memberikan dampak yang baik dalam hal kewirausahaan. Agar para lulusan dapat
perbaikan mutu dan kualitas produk (Assauri, menjalin kerjasama dengan semua pihak
2004). dalam upaya pengembangan usahanya.
338
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Norman, C. 2009. Konsep Kewirausahaan.
(Online). (http://ciptonorman.com),
Badan Pusat Statistik. 2007. Jumlah wiraswasta diakses 8 Mei 2012.
Indonesia . (Online),
(http://www.bps.go.id), diakses 8 Maret Suryana. 2001. Konsep Kewirausahaan Dalam
2012. Mengembangkan Ide-ide Usaha.
(Online).
Hasibuan. 2005. Pengertian Motivasi. (Online). (http:// www.blogekonomi.com) diakses
(http://hasibuan.go.id), diakses 9 Mei 8 Mei 2012.
2012.
Taufik, R. 2011. Mendidik Jiwa Wirausaha
Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Anak Sejak Dini. Online)
Panduan bagi Mahasiswa untuk ,(http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011
Mengenal, Memahami, dan Memasuki /09/21/mendidik-jiwa-wirausaha-anak-
Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga. sejak-dini/), diakses 7 Mei 2012.
Iskandar. 2012. Peran Motivasi Dalam Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman
Wirausaha. (Online), Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
(http://blogpendidikan.com/2012/01/01/p Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir,
eran-motivasi-dalam-wirausaha/), Laporan Penelitian. Edisi Kelima.
diakses 9 Mei 2012. Malang: Universitas Negeri Malang.
Munford, A. 1995. Learning Style and Wordprees. 2011. Konsep Kewirausahaan Dan
Mentoring. (Online), Pendidikan
(http://gstandi.myflexiland.com/1995/05/ Kewirausahaan. (Online),(http://
23/learning-style-and-mentoring/), khmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/2
diakses 9 Mei 2012. 9/konsep-kewirausahaan-dan-
pendidikan-kewirausahaan/),
diakses 8 Mei 2012.
339
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan Kampus Melalui Inkubator Bisnis
Berbasis Sinergi Akademisi, Pemerintah Dan Dunia Usaha
Faidal
Program Studi D3 Entrepreneurship FEB UTM
Email : faidalmubarok@gmail.com
Abstrak : Selama ini pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di beberapa perguruan tinggi masih
lebih banyak menekankan pada peningkatan aspek pengetahuan (kognitif), hal ini diketahui dari
kompetensi yang ingin dicapai pada tataran memahami, menjelaskan dan mengidentifikasi
kewirausahaan, masih belum banyak diberikan kesempatan oleh pihak kampus sebagai agent
kewirausahaan dan pada tahap evaluasipun masih mengandalkan ujian tulis, tugas paper tentang
kewirausahaan. kurangnya sinergi akademisi, pemerintah dan dunia usaha juga menjadi kendala
utama tidak efektifnya kurikulum kewirausahaan di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan kurikulum kewirausahaan yang efektif, sinergis yaitu modul kewirausahaan melaui
FGD dan lokakarya kewirausahaan, Pemberian pendampingan pada tenan (Mahasiswa dan alumni),
dan akses jaringan dan finansial dengan pihak pembiayaan baik perbankan, program pemerintah
ataupun BUMN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah
primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini adalah para pengajar kewirausahaan di masing-
masing program studi, pengelola program mahasiswa wirausaha DIKTI, pengelola Inkubator Bisnis
dan para dosen D3 kewirausahaan di fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura. pengumpulan
data dilakukan dengan survey, observasi, kuisioner, indept interview, FGD dan lokakarya.
346
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Litbang Kewajiban melakukan alih
teknologi kekayaan intelektual/ hasil
Irawati, Dessy, 2007, Understanding The litbang. Dalam pelaksanaan alih
Triple Helix Model from The teknologi lemlitbang & perguruan
Perspective of the Developing tinggi wajib membentuk unit kerja
Country: A Demand or A Challange pengelola alih teknologi.
for Indonesian Case Study?, MPRA
Paper no.5829,pp.1-16. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor 1 Tahun 2012 tentang bantuan
Joewono, Handito, 2011, Strategi teknis Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan Kewirausahaan Kepada Badan Usaha.
Nasional Sebuah Rekomendasi
Operasional, INFOKOP Vol. 19 – Perpres No.27 Tahun 2013 tentang
JULI, pp. 1 – 23. Pengembangan Inkubator Wirausaha.
Perpres No.35 Tahun 2007 tentang Taufik, Tatang Ahmad, 2010, Kemitraan
Pengalokasian Sebagian Pendapatan dalam Pengusatan Sistem Inovasi
Badan Usaha Untuk Peningkatan Nasional, Dewan Riset nasional,
Kemampuan Perekayaan, Inovasi dan Jakarta.
Difusi Teknologi.
UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Perpres No.32 Tahun 2011 tentang Masterplan Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Ekonomi Indonesia 2011-2025. Teknologi.
PP No. 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Kekayaan Intelektual serta Hasil Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan 2005 – 2025.
oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga
347
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Analisis Dampak Program Community Development Universitas Prasetiya Mulya
bagi Pengembangan Kemampuan Pembuatan Rencana Bisnis
oleh Mahasiswa : Pendekatan Kualitatif
ABSTRACT: This paper, that using a qualitative approach, aims to discuss the methods of learning
experiential learning that inherent in Community Development Program of Prasetiya Mulya University
and also its impact on student’s ability to create a business plan. Experiential learning is learning method
where students are plunged into the field to get direct experience in managing a business in a real
situation. This enables students to improve insight and technical skill in creating a business plan.
Perkembangan kewirausahaan sebagai salah wirausaha (Barringer, Bruce dan Ireland, 2012,
satu peran utama dalam menggerakkan hal. 32).
perekonomian dunia selalu menjadi topik Walaupun Di Indonesia sendiri, dapat
menarik untuk dibahas. Beberapa praktik dikatakan perkembangan kewirausahaan masih
maupun studi bermunculan untuk dapat terbatas. “Perkembangan wirausaha Indonesia
menyajikan pengalaman dan wawasan baru masih terbatas. Hal ini tercermin dari tiga hal.
dalam berjalannya waktu. Peminatan terhadap Pertama, Populasi wirausaha baru mencapai
kewirausahaan sendiri terlihat dari beberapa angka 1,65 persen dari jumlah penduduk, jauh
riset yang dikembangkan oleh beberapa tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga
organisasi penggerak atau pemerhati bidang seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura yang
kewirausahaan. Salah satunya adalah Global sudah mencapai di atas 4 persen," ungkap
Entrepreneurship Monitor (GEM) yang Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim
melakukan survei di 59 negara dimana sekitar Alamsyah (Pertumbuhan Wirausaha, 2014, par.
110 juta orang diantara usia 18 sampai 64 tahun 2).
baru memulai bisnis dan sekitar 140 juta sudah Akan tetapi kemunculan beberapa start-
menjalankan bisnis kurang lebih 3,5 tahun up seperti mampu mencuri perhatian orang
(Barringer, Bruce dan Ireland, 2012, hal. 139). banyak karena ide serta pengembangan idenya
Hal tersebut memperlihatkan bahwa yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
kewirausahaan menunjukkan perkembangan Beberapa literatur juga menggaris bawahi
yang cukup signifikan di seluruh dunia tidak kebutuhan yang muncul di masyarakat menjadi
terkecuali di negara maju ataupun berkembang. penting untuk dianggap sebagai peluang
Banyak orang juga mulai memandang wirausaha. Peluang dapat diartikan sebagai
berwirausaha sebagai pilihan karir yang suatu kondisi dimana muncul kebutuhan untuk
menarik, dapat dilihat disekitar kita seperti membuat layanan, produk atau bisnis baru
teman atau orang yang kita kenal paling tidak (Barringer, Bruce dan Ireland, 2012, hal. 69).
satu atau dua orang menginginkan menjadi Faktor-faktor yang mampu memunculkan
348
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
peluang bisa dari segi tren perubahan mikro baik di level rumah tangga ataupun
lingkungan baik ekonomi, sosial, teknologi dan komunitas. Sebagaimana salah satu misi dari
politik atau kebutuhan akan pemecahan suatu Program Community Development adalah
masalah. meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bisnis
Salah satunya adalah Gojek dimana masyarakat pedesaan.
muncul dari obrolannya dengan tukang ojek Bentuk pembelajaran praktis yang
langganannya ia mengetahui bahwa sebagian diberikan kepada mahasiswa dalam Program
besar waktu tukang ojek justru dihabiskan untuk Community Development adalah memulai
menunggu penumpang dan menunggu giliran dengan melakukan perencanaan, implementasi,
dengan tukang ojek lainnya. Di sisi lain ia pun monitoring dan evaluasi pengembangan usaha
menyadari bahwa ojek selama ini belum yang dilakukan bersama mitra. Memang untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan (Kisah menjadi wirausaha yang secara baik terencana,
Sukses, 2015, par. 2). Dan seiring diperlukan rencana bisnis untuk dapat
perkembangan waktu, Gojek menjadi salah satu menjalankan usaha dengan lebih sistematis dan
usaha yang sangat familiar di kalangan tersiapkan.
masyarakat luas di Indonesia. Perkembangan kewirausahaan menuntut
Perkembangan wirausaha tersebut adanya persaingan yang nyata bagi para pelaku
kemudian juga membuka peluang bagi banyak wirausaha itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan
Perguruan Tinggi di seluruh dunia untuk mulai suatu strategi dan perencanaan yang matang dari
membuka sekolah bisnis sebagai suatu media para perlaku wirusaha itu sendiri. Banyak para
pusat pembelajaran, pengkajian dan wirausaha yang tidak memiliki rencana usaha
pengembangan kewirausahaan. Di dunia sendiri ketika memulai, ada juga yang memulai usaha
banyak bermunculan sekolah-sekolah tinggi dengan rencana yang cukup baik namun tidak
seperti Harvard Business School, Stanford didokumentasikan dan ada juga wirausaha yang
Graduate School of Business, London Business memulai usaha dengan membuat dokumen
School dan lain-lain (10 Fakultas Bisnis, 2015, rencana usaha terlebih dahulu.
par. 1-3). Bahkan di negara maju seperti Amerika
Universitas Prasetiya Mulya, sebagai pun hanya sekitar 31 persen dari 600 wirausaha
salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang diriset oleh Wells Fargo/Gallup Small
bernuansa kewirausahaan, memiliki perhatian Business Study yang memutuskan untuk
yang sangat kuat terhadap perkembangan memulai suatu usaha dengan membuat dokumen
kewirausahaan baik secara kurikulum maupun rencana usaha terlebih dahulu (Barringer, Bruce
aktivitas di luar kurikulum. Salah satu yang dan Ireland, 2012, hal. 137).Beberapa manfaat
menjadi ciri khas dari Universitas Prasetiya dapat dirasakan bagi para wirausaha yang baru
Mulya adalah keseimbangan yang diberikan memulai atau yang sudah mulai berjalan. Salah
antara pengetahuan teoritis dan juga praktik. satunya adalah ketika menulis rencana bisnis
Bentuk nyata dari kegiatan yang dapat dapat juga mendorong kita untuk mempelajari
menunjang ciri khas tersebut adalah Program seluruh aspek dari bisnis kita sendiri, suatu
Community Development Project yang sudah proses yang akan sulit untuk diaplikasikan
hampir 9 tahun diadakan di berbagai desa di dengan cara yang lain (Barringer, Bruce dan
wilayah Jawa Barat. Kegiatan tersebut bertujuan Ireland, 2012, hal. 140).
untuk mendekatkan mahasiswa dalam Begitu juga di Universitas Prasetiya
mempraktikkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari Mulya sebagai salah satu perintis sekolah bisnis
di kampus dan di sisi lain dapat memberikan di Indonesia. Mahasiswa (khususnya mahasiswa
kontribusi positif dalam mengembangkan usaha jurusan bisnis), dirancang untuk pada akhirnya
349
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
mampu membuat proyek bisnis untuk mereka memperkenalkan bisnis kita kepada investor
sendiri. Hal tersebut sesuai dengan salah satu atau pemangku kepentingan lain yang menjadi
tujuan diadakannya Program Studi Manajemen subjek penting dalam peluang pengembangan
Bisnis yaitu untuk menghasilkan wirausahawan usaha (Barringer, Bruce dan Ireland, 2012, hal.
terdidik yang mampu mengaplikasikan konsep 138).
bisnis ke dalam praktik bisnis yang nyata. Dengan demikian, tujuan penelitian ini
Kemudian, program ini juga dirancang adalah untuk mengetahui gambaran proses
untuk menumbuhkan karakter entrepreneurial pembelajaran yang diterima oleh mahasiswa S1
dan kepekaan sosial dari lulusannya dengan Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2013
selalu membiasakan mahasiswa untuk melalui pengalaman mengikuti Program
mendesain konsep bisnis inovatif yang mampu Community Development 2015 dan dampak
menjadi solusi bagi permasalahan sosial Program Community Development 2015 bagi
maupun lingkungan. Untuk bisa menunjang pengembangan kemampuan mahasiswa
kemampuan dalam memahami teori dan praktik, angkatan 2013 dalam membuat rencana bisnis.
Universitas Prasetiya Mulya memiliki satu
program yang juga merupakan salah satu bentuk Program Community Development
pengamalan dari Tri Darma Perguruan Tinggi Universitas Prasetiya Mulya
yaitu pengabdian. Pengabdian Universitas Program Community Development menjadi
Prasetiya Mulya yang paling besar adalah media bagi Universitas Prasetiya Mulya dalam
melalui Program Community Development mewujudkan salah satu dari tiga dharma
dimana mahasiswa dan dosen ikut serta turun ke Perguruan Tinggi yaitu pengabdian. Program ini
desa membantu mengembangkan usaha mikro bertujuan untuk mendukung pengembangan
yang ada di sana. kewirausahaan secara lebih menyeluruh
Dalam Program Community sekaligus sebagai sebuah program kuliah kerja
Development itu, mahasiswa diharapkan nyata (KKN) berbasis kewirausahaan di
mampu mempraktikkan pelajaran yang sudah pedesaan. Jadi selain sebagai program
didapat di kelas untuk mengembangkan usaha kewirausahaan bagi masyarakat, Program
mitra. Mahasiswa juga perlu menyelesaikan Comdev menjadi salah satu sarana Prasetiya
tugas-tugas yang Program Community Mulya untuk melakukan revitalisasi program
Development sudah siapkan. Tugas tersebut KKN nasional agar lebih berdaya guna dan tepat
meliputi beberapa fase mulai dari rancangan manfaat bagi kemandirian masyarakat desa.
perencanaan pengembangan usaha, monitoring Program Community Development
dan evaluasi serta pelaporan hasil memiliki visi “Mewujudkan desa mandiri yang
perkembangan usaha. Perencanaan sebagai fase memiliki keterampilan berwirausaha”.
yang cukup krusial didesain dengan format- Sedangkan misinya adalah (1) Meningkatkan
format yang lengkap dan merangkum pelajaran- kapasitas dan pengetahuan bisnis masyarakat
pelajaran yang sudah di pelajari ketika di kelas pedesaan, (2) Menstimulasi semangat dan
(lihat Lampiran 1 dan 2). motivasi masyarakat pedesaan untuk
Selain itu terdapat juga manfaat lain dari menjalankan dan mengembangkan usaha, (3)
pembuatan perencanaan bisnis tersebut yaitu Meningkatkan hubungan kerjasama antara
bagi internal usaha dapat berguna untuk masyarakat perdesaan, aparatur pemerintah, dan
mengembangkan ‘roadmap’ yang dijadikan pelaku usaha di desa, dan (4) Meningkatkan
sebagai dokumen navigasi dalam menjalankan pemanfaatan potensi lokal pedesaan.
rencana dan strategi Di sisi lain, rencana bisnis Program Comdev terbagi ke dalam 3
juga dapat dijadikan sebagai dokumen untuk tahap, pembekalan, living in village, dan
350
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pendampingan. Tahap kritikal berada di tahap selama 4 (empat) bulan untuk presentasi
living in village dimana mahasiswa selama 1 perkembangan usaha mitra. Hingga pada
bulan penuh akan tinggal bersama mitra di desa. akhirnya diharapkan mitra sudah mampu
Selama 1 bulan, mahasiswa tersebut akan mandiri untuk dapat menjalankan ide-ide atau
menjalankan bisnis yang ide bisnisnya sudah rencana aksi yang sudah dibuat atau
disepakati bersama dengan para mitra. dilaksanakan bersama dengan mahasiswa.
Pada tahap persiapan, mahasiswa akan Ketiga tahap tersebut dikaitkan dengan
diberikan pembekalan mengenai wilayah yang tugas-tugas yang diberikan oleh tim pelaksana
akan dijadikan lokasi Live-In serta mereka akan Program Comdev. Tugas-tugas tersebut
diikutsertakan dalam kegiatan lelang mitra. disesuaikan dengan tahapan-tahapan Program
Kegiatan lelang mitra bertujuan untuk baik mulai dari persiapan, live-in dan
menghubungkan entrepreneurial capital yang pendampingan. Tugas-tugas tersebut didesain
dimiliki oleh kelompok mahasiswa dan juga untuk membantu mahasiswa dalam menyusun
mitra usaha. Pada tahap ini pula mahasiswa akan bahan perencanaan pengembangan usaha yang
mahasiswa akan dihadapkan pada tugas-tugas akan dilakukan bersama mitra.
yang berkaitan dengan pengamatan, Experiential Learning
pengidentifikasian, pembuatan rencana dan Experiential Learning Theory (ELT),
pengajuan rencana. yang menjadi dasar model experiential learning,
Pada tahap Live-In, mahasiswa menekankan pada model pembelajaran yang
melaksanakan perencanaan yang telah diajukan holistik dalam proses belajardimana
dan transfer pengetahuan bisnis secara pengalaman mempunyai peran sentral dalam
sederhana kepada mitra, meliputi pengetahuan proses belajar. Experientiallearning disini untuk
berbisnis (keuangan, produksi, pemasaran, dan membedakan antara teori belajar kognitif yang
sumber daya manusia) dan pengetahuan cenderung menekankan kognisi lebih daripada
manajerial. Kunci pendampingan usaha intensif afektif, dan teori belajar behavior yang
yang dilakukan mahasiswa kepada mitra adalah menghilangkan peran pengalaman subyektif
melalui konsep kemitraan dan orang tua asuh. dalam proses belajar Kolb (1984) dalam
Dimana mahasiswa tinggal bersama mitra untuk Baharuddin dan Esa (2008, hal. 164).
bersama-sama membuat perencanaan, Prosedur Model Experiential
mengimplementasikan rencana, memonitor, Learning.Prosedur pembelajaran dalam
mengevaluasi hingga membuat rencana kembali experiential learning terdiri dari 4tahapan, yaitu
bersama-sama. Pada akhir tahap live-in, bisnis (1) tahap pengalaman nyata, (2) tahap observasi
akan diserahkan secara resmi kepada mitra refleksi, (3) tahap konseptualisasi, dan (4) tahap
untuk dijalankan secara mandiri. Kesuksesan implementasi. Dalam tahap di atas, proses
bisnis yang dijalankan akan lebih banyak belajar dimulai dari pengalaman konkrit yang
didominasi oleh ketekunan mitra dalam dialami seseorang. Pengalaman tersebut
mengelola bisnis tersebut, dapat sukses, dapat kemudian direfleksikan secara individu. Dalam
juga gagal. proses refleksi seseorang akan berusaha
Kemudian tahap terakhir adalah tahap memahami apa yang terjadi atau apa yang
pendampingan dimana mahasiswa mengurangi dialaminya. Refleksi ini menjadi dasar proses
intensitas pendampingan dengan hanya 2 (dua) konseptualisasi atau proses pemahaman prinsip-
kali satu bulan datang ke desa untuk memonitor, prinsip yang mendasari pengalaman yang
evaluasi dan memecahkan permasalahan yang dialami serta prakiraan kemungkinan
dialami oleh usaha mitra. Pada masa ini, aplikasinya dalam situasi atau konteks yang lain
mahasiswa juga akan masuk ke kelas tiap bulan (baru). Proses implementasi merupakan situasi
351
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dan konteks yang memungkinkan penerapan McGuire, 2010, hal. 95). Di satu sisi, rencana
konsep yang sudah dikuasai. bisnis berguna untuk memandu pemilik bisnis
Kemungkinan belajar melalui bagaimana mengembangkan dan
pengalaman-pengalaman nyata kemudian mengoperasikan bisnis. Di sisi lain, rencana
direfleksikan dengan mengkaji ulang apa yang bisnis berguna untuk menarik pemberi pinjaman
telah dilakukannya tersebut. Pengalaman yang atau investor untuk membiayai start-up atau fase
telah direfleksikan kemudian diatur kembali berikutnya dari bisnis.
sehingga membentuk pengertianpengertian baru Rencana bisnis Anda harus mencakup
atau konsep-konsep abstrak yang akan menjadi bagian berikut (Nunn and McGuire, 2010, hal.
petunjuk bagi terciptanya pengalaman atau 95): rencana bisnis yang baik termasuk bagian
perilaku-perilaku baru. Proses pengalaman dan dari (1) Judul Halaman, (2) Daftar Isi, (3)
refleksi dikategorikan sebagai proses penemuan Ringkasan Eksekutif, (4) Deskripsi Bisnis, (5)
(finding out), sedangkan proses konseptualisasi Manajemen (6) Analisis Bisnis dan Pasar, (7)
dan implementasi dikategorikan dalam proses Pengembangan Bisnis dan Pasar, (8) Pemasaran
penerapan (taking action). dan Penjualan, (9) Data Keuangan, (10)
Dalam proses belajar model Kolb ini Pengajuan Pendanaan, dan (11) Lampiran.
terdapat dua dimensi (Baharuddin dan Esa, Selain itu, akan mengambil sekitar dari dua
2008, hal. 165). Pertama, pengalaman langsung minggu sampai enam bulan untuk
yang konkrit pada satu pihak dan menyelesaikan proses perencanaan. Namun,
konseptualisasi abstrak pada pihak lain. Kedua, sangat penting bahwa Anda melakukan
eksperimen aktif pada satu pihakdan observasi perencanaan ini. Setelah melakukan
refleksi pada pihak lain. Individu selalu mencari perencanaan dengan cermat, akan mungkin
kemampuan belajar tertentu dalam situasi menemukan bahwa bisnis impian anda tidak
tertentu. Jadi, individu dapat beralih dari pelaku akan berjalan baik secara finansial.
menjadi pengamat dan dari keterlibatan
langsung menjadi analisis abstrak. METODE
Rencana Bisnis Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Beberapa penelitian telah secara yang terdiri dari pendekatan kualitatif dan jenis
konsisten menunjukkan bahwa mayoritas usaha penelitian deskriptif. Sedangkan menurut
kecil dan menengah (UKM) tidak melakukan Neuman (2007, hal. 16), penelitian deskriptif
perencanaan strategis formal sama sekali (Wang menyediakan gambaran detail mengenai suatu
et al., 2007) dalam Weber, Geneste dan Julia situasi, seting sosial, atau hubungan
(2015). Tidak adanya perencanaan strategis didalamnya. Teknik pemilihan informan
formal untuk banyak pemilik usaha kecil telah menggunakan metode non-probability sampling
memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin dengan tipe purposive sampling yaitu digunakan
tidak mencapai kinerja secara maksimal dalam situasi yang dengan kemampuan untuk
sehingga kelangsungan hidup jangka panjang menentukan informan sesuai dengan tujuan
dari bisnis dapat berisiko. yang sudah dipikirkan (Neuman, 2007, hal.
Ukuran terbaik kesuksesan usaha kecil 142).
mungkin adalah menjadi "kepuasan pemangku Dalam penelitian ini, pengambilan data
kepentingan". Pertumbuhan juga biasanya dilakukan dengan cara wawancara semi-
diukur melalui kriteria seperti pertumbuhan terstruktur dimana akan diberikan pertanyaan
penjualan, pangsa pasar, aset, profitabilitas dan terbuka namun ada batasan tema dan alur
karyawan (Dobbs dan Hamilton, 2007). Perlu pembicaraan karena memiliki pedoman
diingat tujuan dari rencana bisnis (Nunn and wawancara yang dijadikan patokan dalam alur
352
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
urutan dan penggunaan kata sehingga walaupun dengan daerah kota yang menjadi tempat
terlihat fleksibel namun tetap terkontrol tumbuh berkembangnya mayoritas mahasiswa.
(Neuman, 2007, hal. 190). Di sisi lain Program Community
Development menjadi sarana untuk
mempraktikkan teori yang sudah di pelajari di
HASIL DAN PEMBAHASAN kelas. Walaupun melalui bisnis mitra (bukan
milik mahasiswa) mahasiswa diberikan
4.1.1 Proses Pembelajaran Mahasiswa dalam tantangan lebih dengan mengembangkan usaha
Program Community Development tapi dengan batasan-batasan. Batasan tersebut
Sebagaimana dicetuskan oleh Kolb dapat berupa resource yang terbatas,
(1984) dalam Baharuddin dan Esa (2008, hal. pengambilan keputusan yang terbatas pula
164) bahwa Experiential Learning Theory karena perlu kompromi dengan mitra, serta
(ELT), yang menjadi dasar model experiential keahlian dalam mendampingi mitra (terkait
learning, menekankan pada model dengan strategi komunikasi).
pembelajaran yang holistik dalam proses Mahasiswa juga mengalami satu hal
belajardimana pengalaman mempunyai peran yang menarik dimana mereka pertama kalinya
sentral dalam proses belajar. Hal yang menjadi berkelompok lintas jurusan bahkan di
temuan penting dalam penelitian ini dimana lingkungan yang baru pula. Hal tersebut yang
mahasiswa merasakan dampak yang cukup dirasa perlu untuk melakukan penyesuaian diri
signifikan dengan mengikuti Program yang cepat dikarenakan Program Community
Community Development. Dampak yang Development memiliki batasan waktu yang
didapatkan oleh mahasiswa tidak terbatas ketika jelas.
membicarakan mengenai tugas-tugas mata b. Tahap observasi refleksi
kuliah. Akan tetapi pengalaman mereka dalam Pengalaman konkrit diatas kemudian
mempraktikkan teori yang sudah dipelajari direfleksikan secara individu. Dalam proses
ketika di perkuliahan. refleksi seseorang akan berusaha memahami apa
Kolb juga menjelaskan mengenai yang terjadi atau apa yang dialaminya.
tahapan belajar dalam model experiential Kesadaran bahwa mereka menghadapi
learning yaitu: lingkungan yang sangat berbeda dengan
a. Tahap pengalaman nyata lingkungan mereka aslinya, mahasiswa pada
Dalam tahap di atas, proses belajar akhirnya mengungkapkan mereka perlu banyak
dimulai dari pengalaman konkrit yang dialami mengobservasi terlebih dahulu lingkungan di
seseorang. Hal ini dimulai dari kegiatan survei desa sebagai lingkungan yang baru untuk
di fase persiapan Program Community beberapa dari mereka.
Development dimana mahasiswa melakukan Mahasiswa mulai untuk melihat terlebih
kunjungan awal sebelum live-in. Ketika dahulu apa saja yang kemudian dirasa menjadi
memasuki masa live-in mahasiswa juga mulai masalah yang akan dipecahkan. Selain itu, hasil
menjalin hubungan dengan mitra dan observasi itu utamanya akan dijadikan bahan
lingkungan. Temuan lapangan mengungkapkan utama bagi mahasiswa untuk merumuskan
bahwa beberapa mahasiswa mengakui pertama perencanaan pengembangan usaha mitra.
kali live-in di desa dan mengembangkan usaha Tidak hanya di area kemitraan, tetapi
di desa. Hal tersebut yang menjadi temuan mahasiswa juga melatih diri mereka untuk bisa
menarik ketika usaha yang dikembangkan di melakukan observasi pada lingkungan yang
desa, memiliki kondisi yang juga berbeda lebih luas untuk mendapatkan gambaran
alternative-alternatif pengembangan usaha atau
353
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
potensial pasar. Satu perencanaan yang yang sudah dibuat. Bahkan di Program
komprehensif merupakan hal yang sangat Community Development, mereka diwajibkan
dituntut di Program Community Development. untuk selalu memberikan evaluasi paruh waktu.
c. Tahap konseptualisasi Walaupun, secara tidak formal mahasiswa
Pada tahap ini, refleksi diatas akan selalu melakukan proses observasi dan
menjadi dasar proses konseptualisasi atau proses konseptualisasi lagi untuk dapat merencanakan
pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari dan membuat alternative solusi lain.
pengalaman yang dialami serta prakiraan Mahasiswa memang dituntut untuk
kemungkinan aplikasinya dalam situasi atau membuat perencanaan yang realistis dalam arti
konteks yang lain (baru). harus pula diimplementasikan dan memiliki
Mahasiswa mulai merancang suatu peta dampak terhadap perkembangan usaha mitra.
masalah yang pada akhirnya mencoba untuk Hal tersebut karena tim pelaksana Program
mencari alternative solusi terhadap masalah Community Development terus melakukan
tersebut. Model kemitraan Program Community pendampingan terhadap proses mahasiswa
Development memberikan gambaran mengenai mengembangkan usaha mitra.
bagaimana mahasiswa melihat kelayakan Pada proses ini juga mahasiswa
pengembangan usaha mitra yang mungkin berkesempatan untuk ikut
sudah berjalan beberapa atau bertahun-tahun mengimplementasikan rencana hingga ke level
lamanya. Beberapa usaha dijalankan teknis. Dan kelompok mahasiswa diberikan
berdasarkan daya nalar normal dari mitra dan keleluasaan untuk membentuk pembagian
bertahan sangat lama sehingga menjadi pekerjaan, yang pada umumnya mereka
tantangan mahasiswa untuk melakukan menyatakan bahwa pembagian kerja dalam
perubahan di level kapasitas pengetahuan, kelompok bersifat lebur. Artinya dalam
perilaku bahkan budaya. implementasi perencanaan akan memungkinkan
Mahasiswa juga menghadapi tantangan mahasiswa belajar melaksanakan tugas yang
lain dimana pengembangan bisnis mitra bukan bidangnya. Hal itu menjadi nilai positif
terbentur oleh batasan-batasan pengambilan terhadap pengembangan wawasan mahasiswa.
keputusan. Mahasiswa tidak bisa leluasa
mengambil keputusan karena pada dasarnya 4.1.2 Dampak Program Community
usaha yang dikembangkan adalah bisnis mitra, Development terhadap Kemampuan
di sisi lain mahasiswa juga tidak dianjurkan Membuat Rencana Bisnis
mengambil resiko yang sebegitu besar terhadap Berdasarkan hasil temuan, dapat
bisnis mitra. Itu memunculkan satu digambarkan bahwa mahasiswa tidak
pertimbangan baru dalam merancang sepenuhnya diarahkan pada peningkatan
perencanaan pengembangan. Melalui observasi kemampuan dalam hal penulisan rencana bisnis.
yang sudah dilakukan sebelumnya, mahasiswa Ini terjadi karena memang adanya perbedaan
mulai menemukan beberapa alternative solusi antara format yang diberikan sebagai tugas
yang dapat dijadikan pilihan untuk Program Community Development dan format
diimplementasikan. Business Project S1 Bisnis Prasetiya Mulya
d. Tahap implementasi maupun Business Plan secara teoritis. Selain itu
Proses implementasi merupakan situasi memang format-format tugas Program
dan konteks yang memungkinkan penerapan Community Development, terlihat tidak
konsep yang sudah dikuasai. Dari hasil didesain sebegitu detil dan lengkap seperti yang
observasi dan merencanakan, mahasiswa dituntut dalam Business Plan atau Laporan
kemudian mulai mengimplementasikan rencana Business Project. Salah satu faktor yang
354
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
mempengaruhi adalah karena adanya perbedaan menyusun konten-konten yang ada dalam
tujuan antara penulisan laporan tugas rencana bisnis.
Community Development dengan Business Rencana bisnis harus mencakup bagian
Plan atau Laporan Business Project. berikut: rencana bisnis yang baik termasuk
Selain itu, mahasiswa juga dianggap bagian dari (1) Judul Halaman, (2) Daftar Isi, (3)
akan memiliki kebingungan ketika perlu Ringkasan Eksekutif, (4) Deskripsi Bisnis, (5)
melakukan penyesuaian mindset dalam Manajemen (6) Analisis Bisnis dan Pasar, (7)
mengembangkan bisnis yang ada di desa dengan Pengembangan Bisnis dan Pasar, (8) Pemasaran
bisnis yang mereka kembangkan di kota. Itu dan Penjualan, (9) Data Keuangan, (10)
dikarenakan mereka perlu melakukan Pengajuan Pendanaan, dan (11) Lampiran
penyesuaian 2 (dua) kali ketika belajar (Nunn and McGuire, 2010, hal. 95).
mengembangkan usaha di kota kemudian Sesuai dengan format penulisan business
mengembangkan proyek Community project yang dikerjakan oleh mahasiswa sebagai
Development dan kembali lagi untuk membuat tugas akhir, terdapat temuan menarik juga
Business Project di semester akhir dengan bisnis dimana adanya tugas-tugas dalam Program
yang marketnya ada di kota kebanyakan. Community Development tidak membantu
Mahasiswa juga kurang diarahkan untuk mahasiswa dari segi kemampuan penulisan
lebih mantap dalam pengambilan kebijakan rencana bisnis. Akan tetapi, mahasiswa justru
dalam arti menyelesaikan masalah. Di beberapa menunjukkan bahwa mereka lebih terbantu
sisi, format yang diberikan Program Community dengan adanya peningkatan wawasan dalam
Development kurang bisa mengarahkan menyusun konten rencana bisnis. Sebagaimana
mahasiswa untuk memiliki beberapa alternatif juga dapat dilihat dalam lampiran 1 dan 2,
solusi untuk kemudian diambil salah satu yang format laporan rencana bisnis awal dan laporan
paling signifikan. kinerja live-in menunjukkan bahwa dapat
Program Community Development pada terlihat keterkaitan.
prosesnya memberikan berbagai macam jenis Walaupun terdapat beberapa bagian
tugas kepada mahasiswa. Tugas diberikan mulai yang tidak di bahas dalam tugas yang diberikan
fase persiapan hingga pendampingan dan di Program Community Development, namun
umumnya secara administratif adalah laporan- secara teknis atau wawasan, mahasiswa mampu
laporan. Dimana laporan tersebut sudah mempersiapkan diri untuk membuat rencana
dibuatkan formatnya oleh tim pelaksana bisnis secara keseluruhan. Mahasiswa banyak
program. Laporan-laporan tersebut yang pada mengembangkan kemampuan teknis, strategis,
dasarnya dibuat untuk dapat memberikan dan juga pengambilan keputusan terhadap bisnis
bantuan kepada mahasiswa untuk bisa mitra. Nunn dan McGuire (2010) menjelaskan
mengembangkan usaha mitra dengan sistematis bahwa di satu sisi, rencana bisnis berguna untuk
dan jelas proses/fase-nya. memandu pemilik bisnis bagaimana
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa mengembangkan dan mengoperasikan bisnis. Di
dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada sisi lain, rencana bisnis berguna untuk menarik
ketidakterkaitan dampak Program Community pemberi pinjaman atau investor untuk
Development dalam kaitannya mengembangkan membiayai start-up atau fase berikutnya dari
kemampuan mahasiswa dalam membuat bisnis (hal. 95).
rencana bisnis. Dengan adanya tugas-tugas Hal tersebut dirasakan oleh informan
tersebut, ada juga temuan bahwa program dapat dimana dengan adanya tugas berupa laporan
memberikan dampak pada peningkatan tersebut membantu mahasiswa untuk bisa
wawasan yang dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan pola pikir sistematis dalam
355
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
merencanakan, mengimplementasikan, penjualan, pangsa pasar, aset, profitabilitas dan
memonitor dan mengevaluasi bisnis. Format- karyawan.
format laporan yang diberikan juga membantu
mahasiswa untuk mengarahkan pemahaman SIMPULAN DAN SARAN
mereka dalam membuat konten rencana bisnis.
Mahasiswa melalui pembelajaran Simpulan
praktis, baik secara teknis lapangan maupun
pembuatan laporan sebagai tugas, mampu Program Community Development Universitas
memperkaya pengetahuan mereka dalam Prasetiya Mulya dibentuk sebagai program yang
mengembangkan strategi-strategi identifikasi menawarkan satu nilai lebih dimana mahasiswa
peluang dan masalah, perencanaan, turun ke lapangan, bermitra dengan usaha mikro
pengimplementasian, hingga evaluasi bisnis. untuk kemudian mengambangkan usaha mitra
Format-format yang diberikan oleh tim tersebut. Melalui pembelajaran tersebut,
pelaksana Program Community Development mahasiswa mendapatkan pengalaman yang
juga sudah cukup untuk memberikan gambaran aktual mengenai pengembangan usaha. Proses
mengenai suatu usaha dilihat dari kelayakan dan pembelajaran yang didapat mahasiswa meliputi
resiko-resiko ketidakefekifan atau proses: (1) tahap pengalaman nyata dimana
ketidakefisienan perencanaan. mahasiswa merasakan secara langsung turun ke
O'Regan dan Ghobadian (2006) dalam desa membantu pengembangan usaha mitra
Weber, Geneste dan Julia (2015) menyatakan serta berkelompok dengan anggota yang belum
bahwa tidak adanya perencanaan strategis sama sekali pernah mengenal, (2) tahap
formal untuk banyak pemilik usaha kecil telah observasi refleksi dimana mahasiswa
memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap
tidak mencapai kinerja secara maksimal fenomena-fenomena yang berhubungan dengan
sehingga kelangsungan hidup jangka panjang pengembangan usaha mitra baik itu berupa
dari bisnis dapat berisiko (hal. 30). masalah, kebutuhan, peluang dan lain-lain, (3)
Selama live-in, mahasiswa diberikan tahap konseptualisasi dimana mahasiswa mulai
pendampingan oleh dosen pendampingan memikirkan untuk menggabungkan apa yang
lapangan dan juga fasilitator. Mereka juga menjadi masalah, potensi ataupun kebutuhan
diberikan target-target yang diartikulasikan menjadi formulasi rencana pengembangan
sebagai tugas dalam mencoba mengembangkan usaha, dan (4) tahap implementasi dimana
usaha mitra. Upaya tersebut dilakukan Program mahasiswa sudah mulai melaksanakan apa yang
Community Development agar mahasiswa sudah mereka rencanakan sebelumnya.
mampu untuk menentukan sendiri kinerja yang Program Community Development juga
akan mereka tunjukkan dan bagaimana dijalankan dengan tugas-tugas yang menjadi
ukurannya baik target yang bersifat non-bisnis perekat antara praktik lapangan dengan teori.
(hubungan kemitraan, sosial dan psikologis) Berikut juga pada hubungannya dengan
serta bisnis (manajemen operasi, pemasaran, kemampuan mahasiswa dalam membuat
SDM dan keuangan). rencana bisnis. Secara format, masing-masing
Kondisi tersebut dapat dikaitkan dengan memiliki bagian dan susunan tersendiri. Akan
pernyataan yang disebutkan Dobbs dan tetapi ketika membicarakan konten, tugas-tugas
Hamilton (2007) dalam Weber, Genester dan yang diberikan pada Program Community
Julia (2015, hal. 31) pertumbuhan juga biasanya Development khususnya dalam menyusun
diukur melalui kriteria seperti pertumbuhan laporan kinerja usaha, memberikan kontribusi
positif terhadap kesiapan mahasiswa membuat
356
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
rencana bisnis. Hal tersebut dikarenakan, yang berkaitan dengan soft dan hard skill.
pengalaman yang didapat oleh mahasiswa Namun perlu diakui bahwa penelitian ini masih
ketika menghadapi masalah atau peluang yang bersifat parsial ketika hanya membicarakan
secara riil muncul di lapangan, mengasah dampak program terhadap kemampuan
kemampuan teknis, strategi pemecahan mahasiswa dalam membuat rencana bisnis.
masalah, pengambilan keputuasan dan Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan
kemampuan lain yang menunjang mereka dalam satu jenis pendekatan penelitian dan satu jenis
mengisi konten dalam pembuatan rencana teknik pengambilan data.
bisnis. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
lanjutan agar dapat memberikan gambaran
Saran menyeluruh dampak apa saja yang muncul dari
Program Community Development terhadap
Kajian yang dilakukan pada penelitian ini ingin pembelajaran mahasiswa. Perlu juga dilakukan
melihat bagaimana Program Community multi-metode untuk mendapatkan data dan
Development ini memberikan dampak yang informasi yang lebih kaya.
positif kepada mahasiswa dari semua aspek
Neuman, W Lawrence. (2007). Social Research Kisah Sukses Pendiri Gojek, Nadiem Makariem.
Methode: Qualitative and Quantitative (2015). Diakses pada 18 April 2016.
Approach (2nd ed.). Boston: Pearson Website:
Education. http://www.banguninspirasi.com/2015/0
6/kisah-sukses-pendiri-gojek-
Nunn, Less and McGuire, Brian. (2010). The nadiem.html#ixzz46KLg5n7M.
Importance Of A Good Business Plan.
Journal of Business & Economics
Research, Volume 8, No. 2, Februari 10 Fakultas Bisnis MBA Terbaik di Dunia
2010. Tahun 2014. (2015). Diakses pada 18
April 2016. Websiter:
http://www.hotcourses.co.id/study-
357
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
abroad-info/subject-info/10-fakultas-
bisnis-mba-terbaik-di-dunia-2014/.
358
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Tentang
Perkuliahan Kewirausahaan Terhadap Minat (Intensi) Berwirausaha
Lina Mahardiana
Abdul Wahid Syafar
Andi Indriani Ibrahim
Universitas Tadulako
Email : Lina.Okey@yahoo.co.id ; abdulwsyafar@yahoo.com ; andi_indriani@ymail.com
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Tadulako mengenai perkuliahan kewirausaan yang sudah diikutinya mempunyai pengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap minat (intensi) berwirausaha. Variabel sikap mahasiswa terhadap
kewirausahaan merupakan variabel antara (intervening variable). Sampel yang diambil sebanyak 173
resonden dengan metode purporsive sampling. Untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel
digunakan metode analisis jalur (path analysis), yang merupakan perluasan analisis regresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 21. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsung. Hal ini
ditunjukkan dengan total pengaruh tidak langsung antara perkuliahan terhadap sikap dan sikap terhadap
minat (sebesar 0,517 atau 51,7%). Nilai ini lebih kecil dari nilai β pengaruh sikap terhadap minat
(intensi), yaitu sebesar 0,668 (66,8%) dan nilai β pengaruh langsung juga sangat kecil (β = 0,187 atau
hanya 18,7%).
Menurut Hisrich dan Peters (2008:38-41), oleh pemerintah maupun pihak swasta. Salah
pendidikan penting bagi wirausaha. Bukan satu pengajar kreativitas dan kewirausahaan di
hanya gelar yang didapatkannya saja, namun sekolah bisnis terkenal di Dunia yaitu Harvard
pendidikan juga mempunyai peranan yang besar Business School, yang bernama John Kao,
dalam membantu mengatasi masalah-masalah menganggap pendidikan kewirausahaan cukup
dalam bisnis seperti keputusan investasi dan penting, mengingat besarnya pengaruh
sebagainya. Piia and Kaisu (2007) menemukan lingkungan dalam membentuk kepribadian
bahwa pendidikan dan pelatihan mempengaruhi seseorang, termasuk lingkungan pendidikan
persepsi orang terhadap karir kewirausahaan, (Kao and Tan, 2001). Dari institusi pendidikan
dengan menyediakan kesempatan untuk juga telah banyak lahir konsep-konsep
menstimulasikan memulai usaha. Beberapa mengenai bagaimana menjadi wirausahawan
pakar kepribadian mengatakan bahwa secara yang baik.
umum, jiwa dan kepribadian seseorang Pendidikan kewirausahaan secara luas
dipengaruhi oleh. dua hal, yaitu bakat dan merupakan proses dimana para mahasiswa
lingkungan (Mahardiana, 2011:161). menerima informasi dan mendapatkan
Saat ini pendidikan kewirausahaan pengetahuan kewirausahaan dan pemikiran
sudah dimasukkannya dalam kurikulum tentang kewirausahaan dan mengembangkan
perguruan tinggi. Walaupun akhir-akhir ini, kemampuan mereka untuk bertindak dengan
banyak pelatihan-pelatihan yang diadakan baik cara seorang wirausaha. Secara klasik,
359
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kewirausahaan diasosiasikan dengan memulai 1. Menganalisis persepsi mahasiswa
usaha. Banyak pengajaran tentang mengenai kuliah kewirausahaan.
kewirausahaan berkaitan dengan menstimuli 2. Menganalisis sikap mahasiswa terhadap
memulai bisnis baru atau mengekploitasi kewirausahaan.
kesempatan atau peluang-peluang 3. Menganalisis minat wirausaha
mengembangkan bisnis yang sudah ada yang mahasiswa.
disebut sebagai intrapreneurship. 4. Menganalisis pengaruh persepsi
Dari latar belakang tersebut, dapat mahasiswa tentang perkuliahan
dirumuskan suatu permasalahan dalam kewirausahaan serta pengaruhnya
penelitian, yaitu terhadap sikap kewirausahaan dan minat
1. Apakah persepsi mahasiswa mengenai atau itensi kewirausahaan.
perkuliahan kewirausahaan akan Penelitian diharapkan memberikan masukan
berpengaruh secara tidak langsung kepada Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako
terhadap minat (intensi) kewirausahaan untuk materi kewirausahaan khususnya dan di
melalui sikap kewirausahaan pada perguruan tinggi pada umumnya. Disain
mahasiswa Fakultas Ekonomi kurikulum dan metode pengajaran sangat
Universitas Tadulako penting agar perkuliahan kewirausahaan dapat
2. Apakah persepsi mahasiswa mengenai meningkatkan sikap positif terhadap
kuliah kewirausahaan pada Fakultas kewirausahaan dan meningkatkan minat
Ekonomi Universitas Tadulako akan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan.
berpengaruh langsung terhadap minat Fishbein dan Ajzen (1975:334) menjelaskan
(intensi) kewirausaan bahwa intensi seseorang terhadap perilaku
Kewirausahaan merupakan mata kuliah ciri dibentuk oleh dua faktor utama yaitu sikap
Universitas yang diberikan kepada semua perilaku tertentu (attitude toward the behavior)
mahasiswa. Evaluasi kegiatan perkuliahan dan norma subjektif (subjective norms). Sikap
kewirausahaan dilaksanakan secara periodik, merupakan evaluasi atau penilaian positif atau
namun belum pernah dilaksanakan berkaitan negatif seseorang terhadap sejumlah
dengan persepsi mahasiswa mengenai apa yang kepercayaan (belief) terhadap objek tertentu.
diharapakan dan apa pengaruhnya terhadap Sementara itu, norma subjektif yaitu sejauh
intensi berwirausaha. Mengingat pentingnya mana keinginan individu memenuhi harapan
analisis pengaruh perkuliahan kewirausahaan dari sejumlah pihak yang dianggap penting
maka penelitian bertujuan sebagai berikut : berkaitan dengan perilaku tertentu. Gambar 1
dapat memperjelas pemahaman tentang intensi
yang telah diuraikan di atas.
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa diperoleh dari pendidikan serta ajaran-ajaran
perkuliahan kewirausahaan di fakultas ekonomi dalam materi perkuliahan kewirausahaan.
universitas tadulako mempunyai pengaruh Konsep moral dan materi pengajaran sangat
positif dan signifikan terhadap sikap mahasiswa menentukan sistem kepercayaan mahasiswa
yang merupakan bentuk perilaku yang sehingga pada gilirannya konsep kewirausahaan
diakibatkan adanya pemahaman dasar akan ikut berperan dalam menentukan sikap
pengertian dan konsep moral yang diterima mahasiswa terhadap kewirausahaan.
dalam diri individu mahasiswa setelah Hasil perhitungan nilai mean pada item-
mengikuti perkuliahan kewirausahaan. Hal ini item pernyataan dalam kuisioner untuk
ditunjukkan oleh nilai gisnifikansi pada analisis mengukur perkuliahan kewirausahaan cukup
regresi sebesar 0,000. Kontribusi besarnya besar (5,61 pada skala 1 – 7). Hal ini berarti
pengaruh persepsi mahasiswa tentang bahwa rata-rata mahasiswa fakultas ekonomi
pentingnya perkuliahan kewirausahaan dalam universitas tadulako setelah mengikuti
membentuk sikap terhadap kewirausahaan perkuliahan kewirausahaan mendapatkan
sebesar 68,2% (nilai R = 0,682). Pemahaman banyak pengetahuan tentang kewirausahaan.
akan baik atau buruk, garis pemisah antara Disamping itu mereka juga menyatakan setuju
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bahwa perkuliahan kewirausahaan merangsang
keberhasilan ataupun kegagalan dalam dan mensosialisasikan sikap, nilai-nilai, pola
menjalankan bisnis dan lain sebagainya
365
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pikir psikologis dan strategi yang diperlukan
untuk berperan sebagai wirausahawan.
Dari Tabel 3 di atas dapat diketahui lingkungan sosial dan kesediaan untuk beraksi
bahwa terdapat hubungan pengaruh yang positif dari orng tersebut pada objek.
dan signifikan antara variabel sikap mahasiswa Sikap mahasiswa fakultas ekonomi
fakultas ekonomi universitas tadulako terhadap universitas tadulako terhadap pendidikan
kewirausahaan dengan minat (intensi) kewirausahaan cukup tinggi, hal ini ditunjukkan
mahasiswa untuk berwirausaha sebagai pilihan dengan angka mean yang tinggi (5,40 pada skala
karirnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai pengukuran 1 – 7). Sikap mahasiswa terhadap
signifikansinya sebesar 0,000 (lebih kecil dari kewirausahaan ditenjukkan dengan pernyataan
0,005). Sedangkan kontribusi pengaruhnya ketertarikan mereka untuk menjadi seorang
cukup besar. Hal ini ditunjukkan pada nilai R wirausaha sebagai pilihan karirnya. Mereka
sebesar 0,689. Artinya kontribusi pengaruh merasa mendapat kepuasan yang tinggi apabila
sikap mahasiswa terhadaap kewirausaan mereka memilih memulai usaha/bisnis
terhadap minat (intensi) mahasiswa untuk dibanding mendapat imbalan/gaji dari orang
berwirausaha sebagai pilihan karirnya sebsar lain. Sikap yang demikian ini yang
68,9%, selebihnya (32,1%) dipengaruhi oleh mengindikasikan bahwa mereka mempunyai
variabel lain yang tidak diikut-sertakan dalam keinginan-keinginan untuk membuka/memulai
penelitian ini. Pengaruh sikap mahasiswa usaha/bisnis baru yang pada akhirnya mereka
terhadap minat (intensi) mahasiswa untuk akan mewujudkan keinginannnya untuk
berwirausaha, lebih besar dibandingkan dengan menjadi seorang wirausahawan.
pengaruh perkuliahan kewirausahaan terhadap Proses hubungan dan pengaruh antar ke
minat (intensi) mahasiswa untuk berwirausaha tiga variabel yang diteliti (perkuliahan
sebagai pilihan karirnya. Sikap merupakan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan minat
produk dari sosialisasi dimana seseorang /intensi) terhadap kewirausahaan) dapat dilihat
bereaksi sesuai dengan rangsang yang pada gambar berikut:
diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek
tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri
terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh
Dalam gambar dapat dijelaskan bahwa merupakan variabel yang dapat meng-intervensi
perkuliahan kewirausahaan pada fakultas pengaruh variabel independen terhadap variabel
ekonomi universitas tadulako dapat dependen. Formulasi pengaruh antar variabel
berpengaruh secara langsung maupun tidak dapat dilihat pada perhitungan berikut, (Ghozali,
langsung terhadap minat (intensi) 2006).
kewirausahaan. Pengaruh tidak langsung
369
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Pengalaman Pengajar Terhadap Model Pendidikan Kewirausahaan
Abstrak : Dengan berkembangnya pendidikan kewirausahaan pada pendidikan tinggi, sangat penting
bagi institusi pendidikan untuk memiliki strategi yang jitu dalam pengembangan proses pembelajaran
di institusinya. Universitas Prasetiya Mulya memiliki Konsentrasi Kewirausahaan pada Jurusan
Manajemen-nya, dan untuk meningkatkan efektivitas dalam pembelajarannya, Universitas Prasetiya
Mulya menggunakan model pendidikan kewirausahaan yang dirancang dan diadaptasi dari
Entrepreneurship Education Model (Pretorius, Nieman dan van Vuuren 2005). Dengan rancangan
tersebut, berbagai prestasi dan keberhasilan telah berhasil dicapai. Salah satu luarannya terlihat dalam
penelitian yang dilakukan penulis sebelumnya, yaitu bahwa dengan program pendidikan
kewirausahaan memberikan dampak terhadap terbentuknya karakter kewirausahaan pada mahasiswa.
Merupakan hal yang penting untuk meneliti dampaknya lebih jauh dan bagaimana pengalaman
pengajar sebagai sentral dari model yang dirancang dalam prosesimplementasi belajar mengajar.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis. Pertama, studi literatur dalam mendeskripsikan bagaimana
manajemen Universitas Prasetiya Mulya mengadaptasi model yang dinilai sesuai untuk pendidikan
kewirausahaan di institusinya. Kedua, melakukan diskusi kelompok terfokus pada 8 (delapan) orang
pengajar Konsentrasi Entrepreneurship untuk dapat menganalisis pengalaman mereka terhadap model
dalam proses implementasi belajar mengajar. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan perbaikan dan pengembangan terhadap model pendidikan kewirausahaan, khususnya bagi
manajemen sebagai perancang, dan bagi pendidikan kewirausahaan secara luas.
371
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Technology Based Product and Services dan
(5) Creative Products and Services. Setiap
kelompok akan menjalankan bisnisnya dalam
bentuk perusahaan yang memiliki struktur dan
menjalankan fungsi manajemen. Struktur yang
dibentuk sesuai dengan konsep sumber daya
manusia, disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan yang baru mulai (start
up).Misalnya, terdapat pemimpin perusahaan,
pemimpin di bidang pemasaran, keuangan,
Gambar 1.Mata Kuliah Jangkar dan
operasi dan sumber daya manusia.Terdapat
Pendukung
juga karyawan yang tidak memiliki jabatan
khusus.
Pendidikan kewirausahaan diajarkan pada
Kelompok bisnis ini akan menjalankan
mahasiswa selama 8 (delapan) semester dengan
bisnisnya selama 15 (lima belas) minggu dan
total 144 SKS (Satuan Kredit Semester). Mata
mempresentasikan baik rencana, pencapaian
kuliah jangkar tersebut diberi nama sesuai
dan hasil pembelajarannya kepada pengajar
dengan tujuan pembelajaran di setiap
(fasilitator). Fasilitator berperan sebagai
semesternya
komisaris perusahaan, yang dapat memberikan
masukan dan arahan kepada pemimpin
perusahaan. Sementara pada mata kuliah
jangkar menekankan pendekatan praktek bisnis,
Gambar 2.Mata Kuliah Jangkar selama 8 mata kuliah lain sebagai pendukung melakukan
Semester pendekatan konsep, teori dan alat bantu (tools)
bagi mahasiswa untuk menjalankan bisnisnya.
Kombinasi beberapa pendekatan membuat
Fokus penelitian ini adalah pada mahasiswa memiliki pengalaman edukasi yang
pengalaman pengajar dalam mata kuliah sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing
Business Development (BusDev) di semester 4 (Keiha, 2002). Mata kuliah pendukung BusDev
pada tahun 2016. BusDev merupakan lanjutan diantaranya mata kuliah Marketing
dari mata kuliah di semester sebelumnya yaitu Management, Information and Technology for
Business Creation (BusCreat). Pada mata Business, Financial Management, Human
kuliah Busdev, mahasiswa telah terbentuk Resources Management, Operational
dalam kelompok-kelompok bisnis, yang telah Management.
terseleksi di mata kuliah Buscreat. Di tahap ini
mahasiswa bukan lagi mencari ide bisnis,
melainkan sudah di tahap menjalankan
bisnisnya sebagai life project. Pada saat
penelitian ini dilakukan, jumlah kelas yang ada
adalah 10 kelas dengan rata-rata 35 orang
mahasiswa tiap kelasnya.
Kelompok-kelompok bisnis pada mata
kuliah BusDev dikategorikan menjadi (1) Food
and Beverages, (2) Apparels and Footwear, (3)
Personal Accessories and Beauty Product, (4) Gambar 3. BusDev sebagai Mata Kuliah
Jangkar
372
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kalah dengan mahasiswanya. Karena itulah
2. 2. Pengajar Kewirausahaan yang diharapkan oleh mahasiswa.
Untuk mencapai visi menanamkan karakter Diperlukan pendidikan berbasiskan
entrepreneurial yang tinggi, Universitas pengalaman sebagai pendidikan informal ke
Prasetiya Mulya melibatkan praktisi bisnis dalam kurikulum pendidikan formal.
sebagai pengajar. Kualifikasi praktisi bisnis Pendidikan informal yang dimaksud adalah
yang dapat mengajar pada mata kuliah BusDev proses yang terus menerus yang dialami oleh
adalah yang bersangkutan aktif dalam seseorang dengan mengakumulasikan
mengelola bisnisnya sendiri, dengan latar pengetahuan, kemampuan, sikap dan temuan
belakang pendidikan Strata-2. Dari temuannya, yang dapat diambil dari lingkungannya baik di
Heck (2009) menyimpulkan bahwa beberapa rumah, di tempat bekerja bahkan ketika
studi memperlihatkan keterkaitan antara bermain. Dengan pengalaman tersebut,
pengajar dengan keberhasilan mahasiswa. pengajar dapat mengisi ruang antara tacit
Diharapkan dengan melibatkan praktisi bisnis knowledge dengan explicit
sebagai pengajar, akan mengantarkan bisnis knowledge.(Coombs, 1985)
mahasiswa dalam sebuah keberhasilan. (Honig, 2004) mencoba memberikan solusi
Pengajar dengan latar belakang praktisi model pendidikan kewirausahaan selain model
bisnis akan disandingkan dengan pengajar pendidikan pembuatan rencana bisnis. Model
berlatar belakang akademis, yang statusnya experiential dengan penggunaan simulasi dapat
adalah sebagai pengajar tetap di Universitas menciptakan pengalaman pada mahasiswa.
Prasetiya Mulya. Kolaborasi antara praktisi dan Model ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
akademisi ini yang akan mencetak “Educated kemampuan analitikal dan kepercayaan diri
Entrepreneur” seperti yang diharapkan. serta motivasi mahasiswa. Namun simulasi ini
pada umumnya didesain dengan solusi tertentu,
Kajian mengenai kewirausahaan telah sehingga hanya mengakomodir cara berpikir
menjadi mainstream dikarenakan banyaknya konvergen.
riset di bidang ini dan berkembang pesatnya (Pretorius, et. al, 2005) mengintegrasikan
pendidikan kewirausahaan. Para pengajar dua model dalam pendidikan kewirausahaan
kewirausahaan dapat bernafas lega bahwa yang dapat melihat performa kewirausahaan
wirausahawan (pebisnis) dapat diciptakan, (Entrepreneurial Performance)
bukan dilahirkan (Kuratko, 2005). (Vesper,
1999) melihat pendidikan kewirausahaan pada E for E/P = f[aFxbM(cE/S x dB/S) x (eA +
pendidikan tinggi (universitas) terus fB/P)]
berkembang dengan tambahan-tambahannya.
Diawali dengan kuliah pilihan, berkembang E for E/P adalah pendidikan untuk
menjadi mata kuliah, hingga menjadi sebuah meningkatkan performa kewirausahaan
konsentrasi dan bahkan program utama. Bagi (education for improved entrepreneurial
institusi pendidikan, dibutuhkan pengembangan performance).
kurikulum, sistem penilaian dan kalender F adalah kemampuan fasilitator.
akademik yang tepat. Bagi mahasiswanya M adalah motivasi dari model E/P yaitu E/S
sebagai aktor utama, harus dapat kemampuan kewirausahaan (entrepreneurial
mengaplikasikannya dalam bisnis. Dan para skills) dan B/S kemampuan bisnis (business
pengajarnya, harus berasal dari latar belakang skills), dan
yang beragam dengan kualitas yang baik, sama- B/P adalah pendekatan rencana bisnis (business
sama memiliki inovasi yang tinggi yang tak plan)
373
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
adalah sebuah situasi. Prinsip perpaduan
Disimpulkan bahwa peran dan kemampuan kontinuitas dan interaksi yang terus
fasilitator dalam model ini sangat besar, karena menerus, akan menimbulkan
merupakan fungsi linear untuk meningkatkan pemahaman dan pembelajaran dari
motivasi, kemampuan kewirausahaan dan sebuah situasi.
kemampuan bisnis mahasiswa.Dari kesimpulan
tersebut lalu muncul beberapa pertanyaan
berkaitan dengan fasilitator, Seperti misalnya METODE
apakah individu tanpa pengalaman
berwirausaha dapat menjadi fasilitator? Desain
Bagaimana peran fasilitator sebagai penentu Studi literatur mengenai model pendidikan
tercapainya tujuan pendidikan kewirausahaan? kewirausahaan dilakukan untuk dapat
Dari pendidikan kewirausahaan yang menggambarkan proses mata kuliah BusDev.
dilakukan oleh Universitas Prasetiya Mulya Pengumpulan data kurikulum didapatkan dari
dalam mata kuliah BusDev, terlihat kesamaan pihak administrasi Universitas Prasetiya Mulya.
dengan model yang dikembangkan oleh Untuk menggali temuan dalam
(Pretorius, et. al, 2005) yaitu peran fasilitator pengalaman pengajar pada mata kuliah BudDev
menjadi hal yang sangat penting. di Universitas Prasetiya Mulya dilakukan
Untuk menggali pengalaman pengajar pendekatan secara kualitatif (Creswell, 2007)
yang berperan sebagai fasilitator dalam mata dengan menggunakan teknik diskusi kelompok
kuliah BusDev, digunakan tiga kriteria terfokus (focus group discussion - FGD).
pengalaman dalam (Hutchcinson, 2015), yaitu Beberapa indikator demografi (Gaddam, 2007)
1. Continuity (kontinuitas) atau yaitu pengalaman dan level edukasi menjadi
pengalaman yang berkelanjutan. pertimbangan pemilihan informan. Peserta
Pengalaman masa lalu atau di tempat FGD terdiri dari pengajar tetap dan pengajar
lain dapat mempengaruhi pengalaman praktisi. Pengajar praktisi merupakan individu
masa kini. Dalam konteks fasilitator yang memiliki bisnis dan berpendidikan
BusDev, pengalamannya sebagai minimal Strata-2. Sedangkan pengajar tetap
praktisi bisnis dan sebagai akademisi adalah individu yang profesi tetapnya adalah
akan mempengaruhi pengalaman dalam sebagai pengajar (dosen) di Universitas
menjadi fasilitator. Prasetiya Mulya. Pengalaman peserta dalam
2. Interaction atau interaksi antara kondisi mengajar mata kuliah BusDev bervariasi antara
eksternal dan internal. Kombinasi kedua 2 kali hingga 4 kali mengajar. Hal tersebut
kondisi ini dapat membentuk sebuah dirasa cukup untuk mendapatkan pengalaman
kondisi. Pengertian interaksi ini juga pengajar dalam pendidikan kewirausahaan.
menunjukkan bahwa manusia adalah Pertanyaan inti didasari dari teori
makhluk sosial, dimana melibatkan pengalaman dari (Hutchcinson, 2015) dan
kontak dan komunikasi. Sebagai konstruk dari model pembelajaran
tambahan, dalam konteks pengajaran, kewirausahaan yang dikembangkan oleh
seorang pengajar harus memiliki jiwa (Pretorius, et. al, 2005) seperti terlihat dari
simpatik terhadap individu yang Gambar 4. Alat perekam suara dan gambar
diajarnya agar pesannya dapat diserap (video dan foto) digunakan untuk dokumentasi
dan dimengerti. dan kepentingan analisis data.
3. Situation (situasi). Bahwa interaksi
antara kondisi eksternal dan internal
374
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
melalui analisis konten. Penulis melakukan
analisa dari hasil transkrip dengan cara;
(1) Mencari pernyataan penting dan
mengklasifikasikan jika ada pernyataan
yang sama
(2) Memberikan sub-kode dari pernyataan
penting
(3) Memberikan kode akhir dari beberapa
sub-kode yang dinilai memiliki
kesamaan
(4) Temuan dan kesimpulan
Gambar 4. Konstruk dan model
pembelajaran kewirausahaan (Pretorius,
HASIL & PEMBAHASAN
et.al, 2005)
Dalam pelaksanaan pendidikan kewirausahaan
Dari pengumpulan data mengenai deskripsi
yang dijalankan Universitas Prasetiya Mulya
mata kuliah BusDev, dan analisa konstruk
terdapat beberapa pembelajaran yang dapat
model pembelajaran kewirausahaan dari
diambil dari pengalaman para pengajar. Hal ini
(Pretorius, et.al, 2005) maka mata kuliah
didapat dari kode akhir dari sub-kode
tersebut dapat tergambarkan pada Gambar 5.
pernyataan penting hasil FGD. Hal ini akhirnya
menjadi tantangan bagi institusi pendidikan
tinggi yang memiliki pendidikan
kewirausahaan.
a. Pentingnya sistem koordinasi
Pada pendidikan kewirausahaan yang
mengkombinasikan antara praktek dan teori
memiliki tantangan tersendiri. Dibutuhkan
koordinasi yang baik didasari dengan visi
yang sama antara pengajar mata kuliah
jangkar yang menekankan pada praktek
dengan pengajar mata kuliah pendukung
yang memberikan konsep dan teori dasar.
Gambar 5. Model pendidikan Contoh pernyataan yang menggambarkan
kewirausahaan mata kuliah BusDev tantangan dalam hal koordinasi adalah
(adaptasi dari Pretorius, et.al, 2005) “….ini memang yang sering sekali
dirasakan, jadi idealnya kan ilmu
3.1.Analisis Data management basicnya dia kuat, lalu kalo
Hasil rekaman audio FGDditerjemahkan diimplementasikan dalam busdev itu
kedalam transkripoleh asisten riset, kemudian jembatannya itu ketara, jadi bener bener
dilihat kembali oleh moderator yang juga isu analisis yang ada, atau teori yang ada
sebagai penulis untuk cek ulang hasil FGD. itu tidak, hmm tidak terlalu jauh dengan
(Morgan, 1998) mendeskripsikan dua apa namanya tuh, praktek bisnisnya. Jadi
pendekatan dasar untuk menganalisan data memang bener bener harus diolah, diolah
focus group: (1) ringkasan kualitatif atau sedemikian rupa sehingga hmm,
etnografis dan (2) pengkodean sistematis kewirausahaan sebagai sebuah studi kasus.
375
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Sebagai sebuah kasus bagaimana kita bisa mendapat masukan dan umpan
menggunakan teori-teori management balik.Pernyataan pendukung hal ini:
usaha lain di mata kuliah ini. Nah itu yang, “…beberapa mahasiswa yang cerita cerita
yang saya kira memerlukan koordinasi ke saya ya, hmm, ada masalah di ininya
dengan beberapa mata kuliah lain….” kali ya, di, apa, kemauan mereka ya, jadi
mereka kayak tidak melihat ini sebagai
Kurangnya koordinasi dan saling bisnis mereka. Jadi melihat ini sebagai
memberikan berita baru juga akan bisnis yang bahkan mungkin bisasaya
menghambat perkembangan bisnis simpulkan ini bisnisnya FM yang dia
mahasiswa. Hal ini tercermin dalam jalankan gitu. Jadi apa maunya kita mereka
pernyataan: ikutin. Padahal kan sebenarnya challenge
“…Kemudian yang kedua sebagai FM mata itu kan…”
kuliah jangkar, menurut saya, terutama
saya yang part time ini mungkin perlu lebih “…Saya sebenarnya pertama kali masuk
tau apa, tahapan tahapan mata kuliah disini, busdev saya pikir mereka
pendukungnya, jadi kita bisa hmm, tau oh seharusnya, menurut sepenilaian saya rasa
yang di, misalnya di operation sudah ini dunia bisnis yang terlalu manja. Karna
sampai sini, pelajarannya di minggu ini. orang pasti lulus…”
Yang di finance sudah sampai sini jadi
pada saat kita tanyakan ke hmm apa, Temuan menarik lainnya yang
kepada grup di busdevnya kita sudah tau ya dikategorikan sebagai problematika adalah
mereka seharusnya sudah pelajari itu dan adanya ketidakmaksimalan dalam peran
kemudian kalo misalnya ada yang mereka pekerjaan mahasiswa dalam menjalankan
sama sekali ga tau, ya kita mungkin bisa bisnisnya. Beberapa kasus memperlihatkan
lebih tegor atau misalnya mereka ada hal terjadinya pergantian struktural
yang mereka belum pelajari di mata kuliah “…para C C yang CEO CEO itu ga mau
pendukung itu mungkin kita bisa lebih kerja, jadi mereka nyuruh nyuruh aja. Jadi
maklum. Tapi sebagai FM mata kuliah kayak saya menangkapnya mungkin jangan
jangkar, hmm kita hmm apa, sebaiknya jangan ada nih mahasiswa kita victory
juga tau, yang mereka pelajari apa gitu, di menang di buscreat, abis itu kita suruh
yang lain, jadi kita bisa meminta lebih semua karyawan kerjain. Itu sudah dua
untuk yang mereka sudah dapat mata kelompok yang saya, yang complain ke
kuliah pendukung yang lain dan kemudian saya begitu, yang satunya kelas saya
bisa meminta mereka memperbesar sendiri satunya bukan kelas saya. Nah
implementasikan di busdevnya gitu….” satunya itu memang kelas saya sendiri, dia
bilang enak banget itu pak CEOnya disuruh
b. Problematika mahasiswa dan kelompok kita bikin ini bikin itu bikin ini bikin itu,
bisnis makanya Comfee itu CEOnya ganti, semua
Pengalaman fasilitator di dalam kelas, C nya ganti, jadi CEO, CFO, COO itu ga
mereka menemukan mahasiswa ada lagi semuanya dari pendiri awalnya…”
menganggap remeh mata kuliah ini karena
hanya ingin nilai saja, bukan melihat bisnis c. Tantangan kurikulum teori dan praktek
yang dijalankan adalah bisnisnya Tantangan yang juga dirasa besar adalah
sendiri.Mahasiswa juga dinilai cenderung kombinasi antara praktek dan teori. Jika
tidak memiliki pendirian yang tetap setelah mahasiswa memahami keterkaitannya
376
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
dengan baik, akan sangat bermanfaat bagi bagaimana fightness yang ada. Bagaimana
masa depannya. Hal ini dapat terlihat dalam competitiveness yang ada disitu…”
pernyataan“…Tapi hmm, apa namanya, ya
mesti harus seimbang ya antara teori dan Mahasiswa membutuhkan tantangan.
ini sih harus kuat di teorinya. Kadang Menantang mahasiswa untuk melakukan
kadang, beberapa pertanyaan dasar ya, hal yang lebih adalah peran penting yang
keuangan dan sebagainya itu hmm harus dijalankan oleh fasilitator. Hal ini
semestinya kalo mereka inget sekarang, tau diharapkan akan memperkuat mental
sekarang, ya ada beberapa hal yang sampe mahasiswa sebagai pebisnis Pernyataan
20 tahun ke depan itu nyantol lah. Ini yang pendukung seperti“…Kalo dari sisi
saya kira jangan sampe itu tidak terjadi fasilitator, ya dari dulu kita, saya dan juga
dengan kepikukkan aktivitas entrepreneur, mungkin dosen yang lain selalu
perlu di tekankan…” menempatkan diri sebagai fasilitator,
mereka mungkin lebih jago dari saya dalam
d. Tantangan bagi pengajar bisnis, saya hanya challenge saja,
Pengajar praktisi sangat mengerti bahwa keputusan ada di mereka…”
sebagai pebisnis sangat penting untuk tetap.
Sehingga tantangan bagi para pengajar Tidak dipungkiri ada perbedaan umur
untuk tetap membuat mahasiswa semangat, antara fasilitator dengan mahasiswa.
karena faktor eksternal yang dihadapi Sehingga fasilitator ditantang pula untuk
mahasiswa tidak seberat pada dunia bisnis mencari pendekatan pengajaran yang tepat
nyatanya. sesuai generasi dan perkembangan jaman.
“…Dari mahasiswa, externalities yang ada “…Tapi ya justru harus kembali ke kita
adalah, atau tantangan yang ada adalah gitu, hmm, kita bisa mengajarkan mengenai
bagaimana fightness yang ada. Bagaimana entrepreneurship kepada generasi milenial
competitiveness yang ada disitu. Nah ini ya, yang sebetulnya ya hmm, ada contoh
membangun mereka menjadi eagernessnya contoh lainnya yang ya generasi milenial
naik ga, itu juga menjadi hmm kenapa juga ada yang sukses gitu ya sebagai
mereka menjadi daya juang, dulu daya entrepreneur gitu…”
juang tinggi sekali, karna memang iklim
kompetitifnya, fightnessnya itu memang kita Pengajar merefleksikan kepada dirinya
bangun sedemikian rupa…” sebagai pebisnis atau wirausaha, bahwa ada
“…Nah, sebenarnya kembali ke karakter seorang pebisnis yang seharusnya
mahasiswa, bicara karakter itu yang tidak dimiliki oleh mahasiswa kewirausahaan.
kalah pentingnya adalah behaviour, daya Dan diperlukan dorongan dari luar yang
juang, mental, itu adalah behaviour. sangat kuat untuk membentu karakter
Behaviour itu apa lagi di usia tersebut. Pernyataan pendukung seperti
pertumbuhan, adalah bagaimana dia “…Mungkin terlalu ini ya, terlalu ini ya
merespon externalitiesnya yang ada. Jadi kalo entrepreneurshipnya. Maksud saya
kasus bu Widya tadi yang wirausahanya tahan bantingnya, daya juang….”
jalan ya itu karna externalitiesnya adalah “….Nah, sebenarnya kembali ke
bahwa saya harus hidup dari situ. Dari mahasiswa, bicara karakter itu yang tidak
mahasiswa, externalities yang ada adalah, kalah pentingnya adalah behaviour, daya
atau tantangan yang ada adalah juang, mental, itu adalah behaviour.
Behaviour itu apa lagi di usia
377
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
pertumbuhan, adalah bagaimana dia menghasilkan wirausaha yang berbeda
merespon externalitiesnya yang ada…. dibandingkan dengan wirausaha lainnya
Dari mahasiswa, externalities yang ada yang tidak terpapar dengan konsep.
adalah, atau tantangan yang ada adalah Pernyataan-pernyataan yang mendukung
bagaimana fightness yang ada. Bagaimana seperti berikut:
competitiveness yang ada disitu. Nah ini “…Teori serahkan pada, serahkan pada
membangun mereka menjadi eagernessnya mata kuliah hmm apa namanya,
naik ga, itu juga menjadi hmm kenapa pendukungnya. Jadi kita bisa fokus ke
mereka menjadi daya juang, dulu daya stretching mereka apa namanya bisnisnya
juang tinggi sekali, karna memang iklim mereka itu mau dibawa kemana, mau
kompetitifnya, fightnessnya itu memang kita didevelop sejauh apa, mau sebesar apa,
bangun sedemikian rupa. Nah, kenapa gitu. …………… akhirnya fungsi kita
mereka jadi seperti ini perlu dilihat dari sebagai apa namanya, pengarah
sisi mahasiswanya, bagaimana dia entrepreneur nya…”
merespon externalities yang ada di dalam
diri apa….” “…di kelas busdev pun kan dari awal
sudah disetting ya bahwa kita ini kan
Pendapat lain yang menarik adalah, bahwa adalah semacam komisarisnya, mereka
pengajar belum dapat mendorong adalah dimensinya, kita cuman bertanya. At
terbentuknya karakter kewirausahaan the end semua keputusan ada di tangannya
mahasiswa. Pernyataan management kan, kayak gitu. Bahkan kayak
pendukungnya“…Menurut saya karakter tadi di kelas mereka diskusi di depan, kalo
seorang entrepreneur tidak akan mencuat sudah terlalu lama diskusi saya bilang
tidak akan naik ketika timnya terlalu besar. udah nanti bicarakan aja diluar, ga usah
Ketika timnya terlalu besar, karakter dibahas disini. Karna itu pertanyaan bukan
entrepreneur ga keliatan karna apa, karna untuk dijawab, itu pertanyaan kan untuk,
bias. Satu mengandalkan yang lain, yang untuk kalian diskusikan dan putuskan mau
lain mengandalkan yang lain, akhirnya ngapain, dan putuskannya harus di depan
bias. Itu, karakter tidak akan muncul dari kelas ini juga…”
teori juga ada, tidak akan muncul kalo
pemainnya terlalu besar. Kemudian yang
kedua karakter juga tidak akan muncul kalo “…Iya bayangan saya seperti itu dan di
saya refleksi lagi ke tempat lain, kalo tidak pelibatannya apakah kita hmm ya
ditrigger…” tergantung pelibatan kita, pokoknya
prakteknya kayak apa, atau kita konfrontir
Pengajar mata kuliah kewirausahaan dengan konsep yang ada. Ya ini saya kira
ditantang untuk menjadi fasilitator sebagai menjadi sebuah apa namanya, exercise
sentral yang dapat mengintegrasikan antara buat mereka gitu. Itu yang saya kira
teori dan konsep, dengan lige project membedakan kita dengan entrepreneur,
mahasiswa sebagai praktek kewirausahaan. mohon maaf, yang tidak mendapatkan
Pengajar harus dapat mengasah pelajaran formal…”
kemampuan kewirausahaan mahasiswa
dengan memberikan pertanyaan dan
tantangan. Integrasi antara teori, konsep dan
kemampuan kewirausahaan akan
378
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
SIMPULAN & SARAN
Saran
Simpulan
Dengan selalu berkembangnya ilmu
Untuk memperkaya temuan dan memajukan kewirausahaan, maka tantangan akan terus
pendidikan kewirausahaan, dirasa untuk muncul. Terutama ketika jarak usia antara
menggali lebih luas terutama dari sisi pengajar dengan mahasiswa lebih jauh.
mahasiswa bagaimana pengalamannya dalam Dituntut untuk para pengajar selalu
melakukan life project. Sehingga akan menyesuaikan dengan hal yang kekinian agar
didapatkan temuan baru dan analisa yang lebih dapat menyamakan freskuensi dengan
komprehensif. mahasiswa.
Namun bukan berarti kajian pada Pengajar harus sesabar mungkin untuk
mahasiswa dalam berkelompok tidak menarik. tetap memberikan apresiasi kepada mahasiswa,
Mengupas konflik yang terjadi di kelompok, memberikan arahan dan alternatif solusi
pengambilan keputusan dan lain-lain akan sebagai bentuk usaha pengajar dalam
berkontribusi pada pengembangan desain mempertahankan semangat mahasiswa dalam
kurikulum kewirausahaan. menjalankan bisnisnya.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Mahasiswa akan merasa tertantang jika
bahwa pengalaman pengajar menjadi hal pengajarnya pun memberikan tantangan untuk
penting untuk dikaji, karena akan didapatkan mereka dapat melakukan hal yang lebih dari
temuan yang dapat memberikan perbaikan pada apa yang telah dilakukan. Tantangan tersebut
model pendidikan kewirausahaan dan dapat menguatkan mental mahasiswa yang juga
memberikan masukan kepada pembuat sebagai pebisnis. Disarankan untuk tetap
kebijakan kurikulum. Sehingga kajian yang menantang mahasiswa dengan tantangan baru
berkala perlu dilakukan agar dapat terbentuk yang terukur dan sekiranya dapat dicapai oleh
evaluasi dan pembaharuan kebijakan. mahasiswa. Dengan tantangan itulah
Penelitian ini menemukan fakta adanya diharapkan mahasiswa akan memberikan hasil
tantangan yang cukup problematis yang yang bisa jadi diluar ekspektasi.
dihadapi oleh universitas dari kasus di Dari jawaban-jawaban peserta FGD, dapat
konsentrasi kewirausahaan Universitas disimpulkan bahwa efektivitas life project
Prasetiya Mulya. Menjadi pembelajaran sangat tergantung pada pemahaman dan
tersendiri akan pentingnya koordinasi antar keterlibatan dosen sebagai fasilitator yang
pengajar mata kuliah yang berlangsung di mengintegrasikan semua elemen model
semester yang sama. Koordinasi yang baik pendidikan kewirausahaan. Baik learning
akan berdampak pada pembelajaran dari life environment (fungsi mata kuliah jangkar dan
project yang maksimal. Tak hanya dari sisi keterkaitan nya dengan mata kuliah
pengajar, bagaimana dinamika kelompok bisns pendukung), motivasi mahasiswa dengan
yang terjadi selama life project juga menjadi pemberian tantangan-tantangan yang
problematika tersendiri. Perlu dicoba untuk ditargetkan serta pemahaman mahasiswa serta
selalu membenahi koordinasi antar pengajar di pengajar di mata kuliah lain terkait keharusan
mata kuliah yang berbeda dan mengkaji dalam implementasi konsep dalam life project.
dinamika kelompok untuk dapat membuat
sistem pembelajaran yang lebih baik.
379
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
DAFTAR RUJUKAN Annual Conference of International
Council of Small Business.
Coombs, P., 1985. The world crisis in
education.. New York: Oxford.
Keiha, A. M. Z. B. H. D., 2002. Teaching
Maori students business issues: an
Creswell, J. W., 2007. Qualitative Inquiry & experiential approach. Education +
reserach Design. Thousand Oaks: Sage Training, pp. Vol. 44 pp138-143.
Publications.
380
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Implementasi Pembelajaran Mata Kuliah Kewirausahaan
di Fakultas Teknik Universitas Surabaya (UBAYA)
Rudy Agustriyanto
Esti Dwi Rinawiyanti
Universitas Surabaya
Email: rudy.agustriyanto@staff.ubaya.ac.id
Dalam UU no. 12 tahun 2012 [1], dinyatakan sekitarnya dalam menciptakan usaha sendiri
bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menjadi setelah lulus maupun saat kuliah.
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Implementasi kurikulum pendidikan
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, tinggi seharusnya selalu up to date untuk
sehat, berilmu, cakap, kreatif, terampil, menjamin bahwa mahasiswa tidak hanya
kompeten dan berbudaya untuk kepentingan memiliki pengetahuan tetapi juga menguasai
bangsa. Salah satu tujuan pembelajaran soft skill untuk menghadapi era globalisasi saat
Kewirausahaan adalah meningkatkan ini. Fokus mata kuliah ini adalah menyemaikan
kompetensi mahasiswa baik hardskills bibit kewirausahaan pada generasi muda /
mapupun softskills. Mata Kuliah mahasiswa. Dengan demikian seharusnya
Kewirausahaan merupakan pelajaran yang outcome yang diharapkan adalah semakin
membentuk karakter wirausaha atau minimal banyaknya jumlah wirausahawan yang muncul
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai dari lulusan perguruan tinggi.
seluk-beluk bisnis baik dari sisi softskill
maupun hard skill sehingga mahasiswa mampu
memanfaatkan peluang-peluang yang ada di
381
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
METODE Baru
13 Kepemimpinan
Metode yang diadopsi adalah pemaparan 14 Presentasi Tugas
faktual dan obrservasi penulis selama 5 tahun
mengampu mata kuliah ini di Fakultas Teknik Mata kuliah ini berbobot 3 SKS.
Universitas Surabaya. Paparan akan dilakukan Yayasan Rumah Perubahan menyediakan
dalam bidang kurikulum, tim pengasuh, handout, video, dan buku modul mahasiswa
mahasiswa, kuliah tamu, tugas, ujian dan maupun modul untuk instruktur [3] sehingga
inkubator bisnis. Selain itu hasil pengolahan memudahkan penyampaian materi perkuliahan.
kuesioner evaluasi proses pembelajaran mata Berbagai studi kasus, games, quiz telah
kuliah Kewirausahaan dan Inovasi pada tersedia. Disamping itu, tersedia juga Modul
semester gasal 2015-2016 juga dipaparkan Pembelajaran Kewirausahaan dalam bentuk e-
dalam artikel ini. book yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan [4].
Di Universitas Surabaya, mata kuliah
HASIL & PEMBAHASAN Kewirausahaan ada di semua fakultas, namun
dikelola oleh masing-masing fakultas. Upaya
Kurikulum penyeragaman kurikulum di tingkat universitas
Tabel 1 menunjukkan contoh jadwal mata pernah diupayakan namun belum berhasil
kuliah Kewirausahaan pada semester genap diimplementasikan. Di beberapa fakultas ada
2015-2016. Materi yang diberikan adalah yang memberikan bobot 3 SKS, namun di
sesuai dengan modul Rumah Perubahan fakultas yang lain dimungkinkan 2 SKS.
lengkap dengan handoutnya [2].
387
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Penguatan Pendidikan Kewirausahaan
Melalui Pendekatan Manajemen Proyek
Telah banyak pengertian atau definisi yang wirausahawan baru terus bertambah. Jumlah
menunjukkan karakter wirausahawan, wirausahawan di Indonesia hanya berkisar
diantaranya adalah inovatif (Bolton W.K., 1,65% dari jumlah penduduk, cukup rendah
1986); menempuh risiko secara moderat dibandingkan dengan negara ASEAN lain
(Lynskey, 2002); selalu waspada (Kirzner, seperti Malaysia (5%), Singapura (7%), dan
1973); bertanggung jawab dan mengambil Thailand (3%). Menurut catatan Kementerian
keputusan (Brockhaus, R.H. and Horwitz, P.S., Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI tahun
1986); ambisius, ingin bebas, percaya diri, dan 2014 yang lalu, hanya terdapat 42 juta pelaku
bertanggung jawab penuh atas dirinya usaha kecil dan menengah di seluruh
(Gorman, G., Hanlon, D., and King, W.,1997); Indonesia. Pertambahan jumlah wirausahawan
ingin berkuasa (Dunkelberg and Cooper, 1982), baru cenderung stagnan meskipun beberapa
dan berorientasi pada nilai-nilai pribadi perguruan tinggi di Indonesia telah
(Timmons, 1978). menjalankan program dan kuliah
Pendidikan kewirausahaan berperan sangat Kewirausahaan.
strategis dalam menumbuhkan tingkat Pendidikan kewirausahaan memiliki
partisipasi kewirausahaan masyarakat karakteristik yang berbeda dari pendidikan
Indonesia, khususnya generasi muda (termasuk bisnis atau ekonomi pada umumnya. Tujuan
siswa sekolah dan mahasiswa) agar jumlah utama pendidikan kewirausahaan adalah
388
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
mendorong kreativitas, inovasi, dan keinginan berbagai perilaku, keterampilan, dan atribut
bekerja sendiri (self-employment) dengan penting bagi setiap individu maupun kelompok
penekanan pada pengembangan atribut dan guna menciptakan, menghadapi, dan
keterampilan pribadi guna mendorong pola menyelaraskan diri dengan perubahan dan
pikir berwirausaha (entrepreneurship mindset), inovasi. Efektivitas pencapaian hasil
peningkatan kesadaran untuk berwirausaha, pembelajaran bagi individu, kelompok, maupun
bahkan menjadikan wirausaha sebagai plihan organisasi dipengaruhi oleh adanya
karir, penyelesaian kegiatan atau proyek nyata, keterbukaan, keterlibatan, serta penerimaan
dan penyediaan pengetahuan serta metode yang semua pelaku pembelajaran terhadap situasi
memadai untuk membangun usaha rintisan kompleks yang penuh dengan ketidakpastian.
(start-up) dan mengembangkan usaha tersebut.
Menurut Johannisson (1997), pendidikan UKURAN KINERJA PENDIDIKAN
kewirausahaan memampukan seseorang untuk KEWIRAUSAHAAN
mencapai ambisi maupun tujuan pribadi secara
lengkap. Melalui pemanfaatan informasi, dan Pendidikan kewirausahaan berlandaskan
seluruh daya yang dimilikinya (termasuk pada perilaku-perilaku tertentu yang harus
kreativitas, jaringan, maupun modal) dalam dipraktikkan dan didukung oleh lingkungan
menjalankan bisnis, seseorang terus berupaya pembelajaran. Beragam keterampilan, perilaku,
untuk membayangkan dan merealisasikan ide- dan atribut yang disematkan dalam kurikulum
idenya guna mencapai visinya. Maka praktik pengajaran kewirausahaan berimplikasi pada
kewirausahaan ini tidak hanya berhenti pada strategi pengajaran tertentu, yang oleh Gibb
tahapan menelurkan ide, namun yang lebih (2006) disebut sebagai pembelajaran kognitif.
penting adalah memprovokasi dan mewujudkan Pembelajaran kognitif lebih menekankan
perubahan setiap saat (Nystrom, 1995). proses dibandingkan hasil akhir, karena melalui
Johannisson et al. (1998) menekankan proses inilah tingkah laku pembelajar akan
kewirausahaan berhubungan sebagai “tindakan dibentuk melalui persepsi dan pemahaman atas
berpikir dan bertindak secara unik atau situasi yang dihadapi saat melakukan
berbeda, yang mengubah atau memindahkan pembelajaran.
sesuatu,” sehingga pembelajaran The Consortium for Entrepreneurship
kewirausahaan tidak hanya berurusan dengan Education yang berpusat di Columbus, Ohio,
analisis angka-angka, namun juga berkaitan AS (www.entre-ed.org) telah menerbitkan
dengan hal-hal intuitif yang menjadikan ide-ide standar kinerja yang diharapkan dari suatu
menjadi kenyataan. pendidikan kewirausahaan, yaitu The National
Mengajarkan materi kewirausahaan kepada Content Standards for Entrepreneurship
generasi muda seharusnya berpijak kepada Education (NCSEE Standards). Pada
situasi yang dialami oleh korporasi. Artinya, prinsipnya, NCSEE Standards ini mengukur
melalui pendekatan korporasi ini, siswa atau kinerja yang berasal dari keterampilan
generasi muda akan berlatih untuk menerima berwirausaha (entrepreneurial skills),
tanggung jawab bagi mereka sendiri, mencoba pengetahuan dasar dan keterampilan yang
untuk mencapai tujuan, mengeksploitasi diperlukan untuk menjadi wirausahawan yang
berbagai peluang yang ada melalui kreativitas berhasil (ready skills), dan aktivitas yang
yang mereka ciptakan, serta belajar dijalankan dalam bisnis (business functions).
menyelesaikan persoalan-persoalan sehari-hari. Tabel berikut meringkas berbagai indikator
Oleh karena itu proses pembelajaran kinerja pendidikan kewirausahaan yang
kewirausahaan diarahkan untuk membangun terdapat dalam NCSEE Standards.
389
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Tabel 1.1. Ringkasan Indikator Kinerja Pendidikan Kewirausahaan
392
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
seperangkat pengetahuan, pendekatan personal, Seturan City Project 2012
keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan
untuk mencapai keberhasilan pada sebuah Tahap 1: Persiapan. Pada bulan Oktober
posisi tertentu (Bartoška et al., 2012). Hal ini 2012, seluruh peserta dibagi ke dalam 10
terdiri atas kompetensi teknis (technical (sepuluh) kelompok dengan ide kegiatan yang
competence), kontekstual (contextual ditentukan sendiri, yang bentuknya sangat
competence), dan keperilakuan (behavioural bervariasi seperti workshop bisnis properti,
competence). Kompetensi teknis mencakup klinik musik, beauty class, dan lain sebagainya.
penggunaan rumus, aturan, atau ketentuan baku SCP 2012 ini diawali dengan pelatihan
dalam pelaksanaan pekerjaan, kompetensi pembuatan proposal selama 3 (tiga) hari yang
kontekstual meliputi pemahaman atas situasi diikuti oleh seluruh kelompok, selanjutnya
terkini pada saat proyek dijalankan, dan diikuti dengan analisis keuangan dan kelayakan
kompetensi keperilakuan berbentuk penajaman untuk setiap kegiatan yang diusulkan.
keterampilan psikologis, kerjasama tim,
manajemen waktu, manajemen perubahan, Tahap II: Eksplorasi Ide, Kelayakan, dan
serta tindakan yang beretika. Strategi Pendanaan. Setiap kelompok
Menurut Ashleigh et al. (2012), elemen- mempresentasikan ide kegiatan beserta rincian
elemen lain yang perlu dinilai sebagai tolok aktivitas yang diperlukan untuk menjalankan
ukur keberhasilan pelaksanaan proyek adalah kegiatan tersebut. Hal ini lalu diikuti dengan
kemampuan berkomunikasi dan berpikir. analisis target pengunjung acara, dan analisis
Kegagalan penyelesaian proyek lebih banyak biaya-manfaat. Penetapan nama tim, logo, dan
disebabkan oleh faktor manusia yang berasal semboyan yang digunakan juga dilakukan pada
dari kepemimpinan yang buruk, berkorelasi tahap II. Selain itu, pada tahap II ini pengasuh
dengan komunikasi yang buruk. Stevenson and mendatangkan narasumber yang berasal dari
Starkweather (2010) menekankan pada sebuah event organizer setempat guna
kepemimpinan dan kerjasama tim yang memberikan gambaran tentang proses
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan suatu acara. Narasumber ini
proyek. Adapun Patanakul et al. (2007) diharapkan mampu menjadi role model dan
menyebutkan faktor keterampilan interpersonal inspirator bagi seluruh peserta untuk segera
yang mencakup kemampuan menulis, memulai kegiatannya. Seluruh kelompok juga
berkomunikasi dengan orang lain, dan diminta menyiapkan berbagai perangkat yang
kemampuan menghitung lebih berharga dibutuhkan dalam acara, serta mengurus
dibandingkan dengan keterampilan teknis perijinan kepada pengurus STIE YKPN
dalam manajemen proyek. Yogyakarta. Selanjutnya dalam kurun waktu 4
Dari berbagai indikator NCSEE yang (empat) minggu, seluruh kelompok melakukan
ditampilkan pada tabel 1.1, proyek SCP 2012 pencarian dana (funding), baik yang berasal
difokuskan untuk mencapai kinerja pada dari sponsor maupun donatur.
kategori entrepreneurial skills, baik pada
proses kewirausahaan maupun keperilakuan, Tahap III: Pelaksanaan. Para ketua kelompok
serta kategori ready skills yang berasal dari berperan sebagai manajer proyek sehingga
unsur-unsur dasar-dasar bisnis, keterampilan harus memiliki kompetensi tertentu guna
berkomunikasi dan interpersonal, keterampilan mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan
digital, dan ekonomi. proyek-proyek mereka (Caupin et al., 2006).
SCP 2012 dilaksanakan pada tanggal 6-14
Desember 2012 bertempat di lingkungan
393
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
kampus STIE YKPN Yogyakarta. Untuk Pengunjung (audience), baik jumlah yang
meningkatkan citra profesionalitas, seluruh hadir (terlihat dari buku tamu yang
penyelenggara kegiatan saat itu wajib disediakan atau bukti registrasi), maupun
mengenakan pakaian yang professional-liked kritik dan saran yang muncul dari
seperti dasi dan baju lengan panjang bagi pria, pengunjung berkaitan dengan
serta blazer dan rok atau celana panjang bagi penyelenggaraan acara.
perempuan ditambah dengan name tag yang Sumber pendanaan, baik yang berasal dari
wajib dikenakan selama acara berlangsung. sponsor, donatur, maupun dari penjualan
Seluruh kegiatan diliput dalam bentuk video tiket acara. Khusus untuk dana yang berasal
dan foto-foto yang nantinya disertakan pada dari sponsor atau donatur, penyelenggara
tahap pelaporan. diminta untuk melaporkan jumlah
penerimaan dan alokasi dana sponsor
Tahap IV: Pelaporan. Pada tahap pelaporan (dalam Rp), termasuk apabila terdapat
ini, setiap kelompok diminta menyusun laporan perjanjian khusus dengan sponsor.
pertanggung jawaban berbentuk soft copy Kendala atau hambatan yang terjadi, serta
kepada dua pihak: (1) pihak sponsor atau solusi atas hambatan/kendala tersebut
donatur sebagai penyandang dana; (2) sehingga kegiatan tetap berjalan dengan
pengasuh kelas Kewirausahaan dan baik.
Komunikasi Bisnis sebagai bahan penentuan Foto dan video kegiatan.
nilai final. Bentuk kedua macam laporan Pesan dan kesan dari penyelenggara
tersebut sedikit berbeda, namun secara garis terhadap pelaksanaan SCP 2012, termasuk
besar laporan pertanggung jawaban berisi hal- pengalaman, kejadian menarik, dan
hal berikut: kejadian yang paling menyedihkan selama
Panitia penyelenggara, lengkap dengan berlangsungnya acara tersebut.
alamat, dan nomor seluler. Proses Mentoring
Rincian kegiatan yang telah dilaksanakan,
mencakup hari, tanggal, jam, tempat, Menurut Kubberoed and Hagen (2015),
narasumber/pembicara, materi yang mentoring dalam pendidikan kewirausahaan
diberikan, berbagai peralatan pendukung berlangsung berdasarkan empat orientasi
atau fasilitas yang membantu sepenuhnya berikut: modelling, counselling, reflection, dan
keberhasilan penyelenggaraan acara. coaching. Gambar berikut menunjukkan
keempat jenis mentoring ini.
394
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 1.1. Jenis Mentoring pada Pendidikan Kewirausahaan
Dari pelaksanaan SCP 2012 terlihat bahwa yang mereka capai dalam kegiatan ini
peserta kegiatan ini memiliki kompetensi dasar merupakan modal sosial besar yang dapat
dalam mengelola proyek mereka, seperti mengubah mereka menjadi wirausahawan
kompetensi teknis (penetapan bentuk dan sejati. Selain itu, pelaksanaan proyek ini turut
tujuan proyek, penyusunan dan penentuan meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan
kegiatan tim, penyelesaian proyek, dan lain beradaptasi, dan kreativitas, selain pengetahuan
sebagainya), serta kompetensi keperilakuan berharga dan keterampilan berwirausaha
(keterampilan memimpin, memotivasi, mahasiswa.
mewujudkan kreativitas dan sebagainya). Membangun dan mengembangkan program
kewirausahaan di perguruan tinggi tidaklah
mudah, terutama jika hal ini terkait dengan
SIMPULAN & SARAN struktur organisasi yang kaku, yang
menyebabkan fakultas maupun jurusan
Simpulan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Dampaknya
akan turut pula dirasakan oleh mahasiswa
Pelaksanaan program kewirausahaan berbentuk karena mereka sulit untuk menempuh mata
manajemen proyek yang didukung dengan kuliah lintas disiplin ilmu, sehingga pendekatan
lingkungan pembelajaran yang tepat terbukti program kewirausahaan yang bersifat
mendorong keterlibatan penuh peserta didik interdisipliner sulit terwujud. Program
atau mahasiswa dalam mencapai target proyek kewirausahaan ini juga akan sulit berkembang
mereka. Mahasiswa yang terlibat dalam SCP apabila pembelajaran di kelas hanya
2012 telah berusaha keras untuk mencapai berlangsung dalam bentuk kuliah tradisional,
keberhasilan dalam pelaksanaan proyek mereka yang tidak berkorelasi positif pada peningkatan
secara berkelompok. Keberanian untuk pola pikir bisnis. Pengajaran berbasis
mengambil risiko, bekerja dengan sungguh- pengalaman, yang dalam hal ini dilakukan
sungguh sesuai dengan peran mereka masing- melalui pendekatan manajemen proyek, sangat
masing di dalam kelompoknya, merancang penting diimplementasikan guna meningkatkan
kegiatan dan menghadapi setiap persoalan yang kemampuan dan keterampilan mahasiswa
mereka temukan selama pelaksanaan proyek, dalam berwirausaha. Dosen tidak lagi menjadi
dan bertanggung jawab penuh atas hasil-hasil pusat pembelajaran atau pengetahuan, hanya
397
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
sebagai moderator atau fasilitator, sehingga Saran
metode interaksi dan praktik langsung sangat
diperlukan dalam program ini. Mendatangkan para praktisi bisnis dan
Ketiadaan atau rendahnya insentif yang kerjasama dengan alumni yang terjun ke bisnis
menarik bagi dosen program kewirausahaan dapat menutupi kekurangan sisi praktis para
juga menjadi kendala yang perlu diatasi oleh pengajar kewirausahaan. Selain itu, pelibatan
institusi penyelenggaran program ini. Dalam para praktisi bisnis maupun alumni dalam
banyak kasus, aktivitas dosen lebih banyak penyusunan kurikulum program kewirausahaan
dibatasi hanya di kampus, sehingga mobilitas di sangatlah penting guna meningkatkan kualitas
luar (terutama di bidang bisnis) minim atau pengajaran dan relevansi program dengan dunia
tidak ada sama sekali. Tidak jarang dosen juga bisnis. Para praktisi maupun alumni tidaklah
dilarang melakukan praktik bisnis di luar cukup hanya berperan sebagai “dosen tamu”
pekerjaan utama sebagai pengajar. Padahal, atau juri lomba kewirausahaan semata.
dengan pergerakan dosen yang lebih dinamis, Dibutuhkan upaya terus menerus guna
baik sebagai pengajar atau peneliti di bidang mengumpulkan, mengolah, dan memperbarui
akademis maupun non akademis (bisnis), karya keterampilan serta sikap kewirausahaan guna
penelitian dosen akan lebih beragam dan menghadapi dinamika lingkungan bisnis.
aplikatif.
398
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Kirzner, I. M. 1973. Competition and
Gibbs, R. 2006. “Metaphor Interpretation as Entrepreneurship. Chicago: The
Embodied Simulation.” Mind & University of Chicago Press.
Language, 21: 434-458.
Kubberoed, E., and Hagen, S. V. 2015.
Gorman, G., Hanlon, D., and King, W. 1997. “Mentoring Models in Entrepreneurship
“Some Research Perspectives on Education.” Proceedings of
Entrepreneurship Education, Enterprise EDULEARN15 Conference 6th-8th July,
Education, and Education for Small Barcelona, Spain: 4066; ISBN: 978-84-
Business Management: A Ten Year 606-8243-1.
Literature Review.” International Small
Business Journal, April-June. Lynskey, M. J. and Yonekura, S. 2002.
Entrepreneurship and Organization: The
Hjorth, D., B. Johannisson and C. Steyaert. Role of the Entrepreneur in
2003. “Entrepreneurship as Discourse Organizational Innovation. Oxford,
and Life Style.” in B. Czarniawska and Oxford University Press.
G. Sevón (eds), The Northern Lights:
Organization Theory in Scandinavia, Nyström, Harry. 1995. Creativity and
Malmö/Copenhagen/Oslo: Entrepreneurship in Creative Action in
Liber/Copenhagen Business Organizations. Ivory Tower Visions &
School/Abstract: 91–111. Real World Voices, eds. Ford, Cameron
M.; Gioia, Dennis A., Sage, Thousand
Honig, B. 2004. “Entrepreneurship Education: Oaks, (Calif.): 67.
Toward a Model of Contingency-Based
Busines Planning.” Academy of Patanakul, P., Milosevic, D., & Anderson, T.
Management Learning and Education, 2007. “A Decision Support Model for
Vol. 3(3): 258. Project Management Assignments.” IEEE
Transactions on Engineering
International Project Management Association. Management, Vol. 54(3): 548-567.
ICB-IPMA Competence Baseline, Diakses di
Version 3.0., June 2006. http://dx.doi.org/10.1109/TEM.2007.900
797 pada 25 Maret 2016.
Johannisson, B., H. Landstrom, and J.
Rosenberg. 1998. “University Training Stevenson, D. H., & Starkweather, J. A. 2010.
for Entrepreneurship: An Action Frame “PM Critical Competency Index: IT
of Reference.” European Journal of Exces Prefer Soft Skills.” International
Engineering Education, Vol. 23(4): 477– Journal of Project Management, 28: 663
496. - 671.
399
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Timmons, J.A. 1978. “Characteristics and role Journal of Small Business, 3.
demand of Entrepreneurship.” American
400
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
SEC USU sebagai Model Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa
di Perguruan Tinggi
Zurni Zahara
Frida Ramadhini
Imam Bagus Sumantri
Universitas Sumatera Utara
Email: zurni_zahara@yahoo.com
Abstrak : Student Entrepreneurship Center Universitas Sumatera Utara (SEC-USU) yang dibentuk
sejak tahun 2009 merupakan salah satu wadah dan sarana yang dibentuk oleh Universitas Sumatera
Utara untuk mengimplementasikan antara teori perkuliahan dengan praktek nyata di masyarakat di
bidang wirausaha. Program yang dikembangkan di SEC-USU sebagai pusat pengembangan
kewirasuahaan Mahasiswa di Perguruan Tinggi dirancang dengan suasana atmosfir yang sangat kental
dengan kemahasiswaan atau perkuliahan, yaitu dengan memasukkan materi-materi soft skill yang
mendukung kewirausahaan sehingga lulusan USU diharapkan dapat menjadi individu yang berbudi
pekerti, kreatif, inovatif, dan tangguh dalam menghadapi perkembangan zaman khususnya dalam
menciptakan lapangan kerja (berwirausaha). Metode-metode pengembangan kewirausahaan yang
dilakukan SEC USU adalah metode seminar kewirausahaan dengan men-cluster-kan bidang-bidang
ilmu (Tecnopreuner, healthpreneur, Sciencepreneur, Socialpreneur dan Agropreneur), pelatihan
wirausaha (Entrepreneur workshop), Pelatihan Pendekatan Model Bisnis Kanvas, Jelajah Pasar,
Penyampaian Ide Bisnis dengan metode elevator pitch, penseleksian dan pendanaan Bisnis Plan
(Rencana Bisnis) Mahasiswa, dan Monitoring Evaluasi (Monev) dengan metode visitasi lokasi usaha
dan pendampingan bisnis (Coaching) serta Jambore Wirausaha yang dapat menumbuhkan jiwa
intelektual dan kerjasama tim dalam berusaha. Sampai dengan tahun 2015, SEC USU telah melakukan
pembinaan kewirausahaan terhadap 260 Jenis usaha. Jenis Usaha ini dihasilkan dari seleksi sebanyak
956 rencana bisnis yang telah dibuat oleh mahasiswa USU. Mahasiswa binaan SEC-USU tersebut
telah menjadi cikal bakal tumbuhnya wirausaha-wirausaha muda dalam pengembangan usaha berbasis
keilmuan yang menjadi model pusat pengembangan wirausaha di Perguruan Tinggi.
Indonesia Merupakan Negara besar dengan orang, sedangkan tingkat Pengangguran Terbuka
jumlah penduduk mencapai 260 juta jiwa. Jumlah (TPT) Agustus 2015 sebesar 6,18 persen dan
penduduk yang besar tersebut merupakan asset penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke
dalam perkembangan dunia usaha dari segi atas hanya sebesar 8,33 persen.
produsen, pemasaran dan konsumen. Namun, saat Program pemerintah dalam pengatasan
ini Indonesia masih mengalami kekurangan pengangguran ini adalah dengan program
dalam perkembangan usaha. Hal ini disebabkan wirausaha dan salah satu juga di lakukan di
oleh masih rendahnya para wirasuaha muda dan Universitas atau Perguruan Tinggi. Perguruan
berbakat yang lahir sehingga meningkatkan tinggi sebagai tempat dilakukannya proses
jumlah pengangguran. Pada tahun 2015, menurut pendidikan seharusnya dapat melahirkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah wirasuaha-wirasuaha muda yang intelektual.
angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2015 Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean
sebanyak 122,4 juta orang, dan jumlah Penduduk (MEA) di tahun 2015 memberikan kondisi situasi
bekerja pada Agustus 2015 sebanyak 114,8 juta persaingan global yang sangat ketat dalam bidang
401
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
usaha. Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi penekanan studi banding/benchmarking tersebut
baik sarjana dan diploma perlu adanya arahan dan adalah dalam hal pembinaan kewirausahaan pada
didukung untuk dapat berubah menjadi job mahasiswa. Berdasarkan hasil kunjungan tersebut
creator (pencipta lapangan pekerjaan) dan tidak maka berhasil dikembangkan Student Entrepre-
hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job neurship Center (SEC) yang mulai dirintis sejak
seeker). April 2008. Pembentukan unit dan pengangkatan
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para TIM SEC pada Universitas Sumatera Utara
mahasiswa perguruan tinggi dipercaya akhirnya dilakukan pada tahun 2009 sesuai
merupakan alternatif jalan keluar untuk dengan Keputusan Rektor USU Nomor:
mengurangi tingkat pengangguran, karena para 1196/H5.1.R/SK/KMS/SDM/2009
sarjana diharapkan dapat menjadi irausahawan Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran
muda terdidik yang mampu merintis usahanya dikembangkannya Student Entrepreneurship
sendiri. Jumlah wirausahawan muda di Indonesia Center (SEC) adalah bahwa Universitas Sumatera
yang hanya sekitar 0,18% dari total penduduk Utara (USU) secara nyata ingin mewujudkan
masih tertinggal jauh dibandingkan Negara bahwa lulusan yang dihasilkannya dengan
negara maju seperti Amerika yang mencapai keilmuan yang dimiliki dapat mampu
11,5% maupun Singapura yang memiliki 7,2% berwirausaha, sehingga dapat membuat dirinya
wirausahawan muda dari total penduduknya. mandiri dan membantu membuka lapangan
Padahal secara konsensus, sebuah negara agar pekerjaan pada masyarakat di sekitarnya. USU
bisa maju, idealnya memiliki wirausahawan sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki 13 (tiga
sebanyak 5% dari total penduduknya yang dapat belas) fakultas dengan berbagai disiplin kelimuan
menjadi keunggulan daya saing bangsa. Lebih dan berbagai kompetensi yang dimilikinya sudah
lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis masa tentu ingin menghasilkan lulusan dengan jiwa
kini dan masa depan yang lebih mengandalkan Entrepreneurship, maka SEC sudah mulai
pada knowledge dan intelectual capital, maka mengembangkan kerjasama antara multi disiplin
agar dapat menjadi daya saing bangsa, keilmuan tersebut.
Pengembangan wirausahawan muda perlu
diarahkan pada kelompok orang muda terdidik Wirausaha
(intelektual). Mahasiswa yang adalah calon Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk
lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan menciptakan dengan kreatifitas serta inovasi yang
ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha (I baru, berbeda dan memberikan nilai yang dapat
nterpreneurial intention) (Leli Suharti dan Hani memecahkan persoalan dan menemukan peluang
Sirine, 2011) untuk memperbaiki kehidupan dengan
Universitas Sumatera Utara (USU), memanfaatkan sumber daya dan pengetahuan
dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ada sehingga menghasilkan hasil bisnis
dengan visi University for Industry untuk tertentu baik berupa produk maupun jasa yang
mewujudkan lulusan sarjana yang berwawasan bertujuan untuk memberikan kepuasan baru
wirausaha dan memiliki keselarasan dengan dunia kepada konsumen
kerja. Bentuk kesungguhan ini dapat dilihat pada Definisi dan teori kewirausahaan menurut
awal tahun 2008, Pembantu Rektor Bidang beberapa pendapat adalah:
Kemahasiswaan dan Kealumnian dan BKK USU a. Menurut Hisrich & Peter (1998),
telah mengirim 5 (lima) orang staf pengajar yang kewirausahaan merupakan proses
bernaung di Unit Bina Kokurikuler saHIVa (UBK menciptakan sesuatu yang baru dan
saHIVa) USU untuk melakukan studi banding ke mengambil segala risiko dan imbalannya
5 universitas di Malaysia. Secara khusus, sedangkan wirausaha adalah seorang
402
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
innovator yaitu seseorang yang kemampuannya mengelola asset utamanya.
mengembangkan sesuatu yang unik dan Asset utama tersebut dapat berupa posisi
berbeda. pasar, orang-orang yang berkualitas, sistem
b. Salim Siagian (1999) mendefinisikan distribusi, kemampuan teknis (hak paten),
kewirausahaan adalah semangat, perilaku, merk, dan sebagainya (Siswadi Y, 2013).
dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang Menurut Mun’im (2010) ciri-ciri sikap seorang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri wirausaha adalah:
dan atau pelayanan yang lebih baik pada a. Memiliki kepribadian yang unggul, yaitu
pelanggan/masyarakat; dengan selalu berdaya pikir positif, mampu
berusaha mencari dan melayani langganan b. merumuskan tentang apa yang dicita-citakan
lebih banyak dan lebih baik, serta (tujuan hidup), dapat serta mampu
menciptakan dan menyediakan produk yang c. menempatkan: waktu pencapaian dan
lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja kesempatan, serta melakukannya
yang lebih efisien, melalui keberanian d. 2. Mengenal diri sendiri, yang berarti dapat
mengambil resiko, kreativitas dan inovasi memilih dan menentukan kegiatan yang
serta kemampuan manajemen. e. sesuai, serasi dengan kemampuan diri
c. Jorillo-Mosi (dalam Mutis, 1995 dalam sendiri, mengetahui kesempatan,
Muladi Wibowo, 2011) mendefinisikan f. kecakapan dan kemampuan diri sendiri,
kewirausahaan sebagai seorang yang mengakui, mengetahui dan menyadari
merasakan adanya peluang, mengejar (Siswadi Y, 2013).
peluang-peluang yang sesuai dengan situasi
dirinya, dan yang percaya bahwa kesuksesan Seorang Wirausahawan mempunyai peran
merupakan suatu hal yang bisa dicapai. untuk mencari kombinasi-kombinasi baru yang
d. Geoffrey G. Meredith et. Al (1992) merupakan gabungan dari lima hal yaitu:
mengatakan bahwa para wirausaha adalah (1). Pengenalan barang dan jasa baru,
orang-orang yang mempunyai kemampuan (2). Metode produksi baru,
melihat dan menilai kesempatan bisnis, (3). Sumber bahan mentah baru,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang (4). Pasar baru, dan
dibutuhkan guna mengambil keuntungan (5). Organisasi industri baru.
daripadanya dan mengambil tindakan yang
tepat guna memastikan sukses. Kesuksesan Faktor-faktor sikap (attitudes) yaitu
dari seorang wirausaha selalu tidak autonomy/ authority, economic challenge, self
terpisahkan dari kreativitas dan inovasi. realization, security & workload, terbukti
Inovasi tercipta karena adanya daya berpengaruh secara terhadap niat kewirausahaan
kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah mahasiswa.
kemampuan untuk membawa sesuatu yang
baru ke dalam kehidupan yang merupakan SEC USU
sumber yang penting dari kekuatan SEC-USU yang berdiri sejak 2009 telah
persaingan, karena lingkungan cepat sekali melakukan interaksi yang bersinergis dengan
berubah. pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha.
e. Edward De Bono (dalam Mutis, 1995 dalam Program kerja yang dilakukan SEC-USU
Muladi Wibowo, 2011), antara lain berdasarkan konsep tridharma perguruan tinggi
mengatakan bahwa salah satu faktor yang yaitu penelitian, pengabdian dan
menentukan suksesnya perusahaan adalah pendidikan/pengajaran. Konsep tridharma
403
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
perguruan tinggi ini yang dimasukkan dalam USU terhadap mahasiswa dilakuka dengan
interaksi dunia usaha dengan pemerintah yang program pemerintah, kerjasama dengan
keduanya sinergis ke SEC-USU sebagai pengusaha/usahawan dan dosen sebagai Pembina.
pelaksana kewirausahaan berbasis tridharma. Mahasiswa sebagai pelaku usaha menerima
SEC-USU memiliki visi dan misi dalam berbagai bentuk konsep-konsep wirausaha dari
pengembangan wirausaha di perguruan tinggi. konsep seminar, workshop, Entrepreneur
Visi SEC-USU adalah Student Entrepreneurship Laboratory, pendampingan (coaching),
Center (SEC) USU bertekad menjadi pusat pendanaan institusi (program pemerintah dalam
pengembangan kewirausahaan mahasiswa yang program mahasiswa wirausaha) dan kerjasama
unggul di Indonesia, siap menghadapi MEA perusahaan (expo, proses inhouse training dan
(Masyarakat Ekonomi Asean). Misi dari SEC- jamboree wirausaha)
USU dalam pengembangan wirasuaha adalah
Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat
kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan
memberi kontribusi dalam masalah
pengangguran, Memberikan solusi konseptual,
kontekstual, dan praktikal secara profesional,
serta menjadi pusat informasi bisnis mahasiswa
terbaik dan Menyelenggarakan dan memberikan
pelayanan di bidang pelatihan, workshop dan
konsultasi serta coaching bisnis dalam
pengembangan entrepreneurship yang kreatif dan
inovatif serta mampu memenuhi kebutuhan dunia Gambar 2. Program Kerja SEC-USU
bisnis dalam era MEA (Masyarakan Ekonomi
Asean), Mengembangkan start up bisnis METODE
mahasiswa di menjadi UMKM Unggul dan
Memfasilitasi start up bisnis mahasiswa untuk Metode-metode pengembangan yang dilakukan
expo, pameran , perlombaan bisnis sehingga SEC USU sebagai pusat pengembangan
menadi “UKM Naik Kelas”. kewirausahaan mahasiswa adalah metode seminar
kewirausahaan dengan men-cluster-kan bidang-
bidang ilmu (Tecnopreuner, healthpreneur,
Sciencepreneur, Socialpreneur dan Agropreneur),
pelatihan wirausaha (Entrepreneur workshop),
Pelatihan Pendekatan Model Bisnis Kanvas,
Jelajah Pasar, Penyampaian Ide Bisnis dengan
metode elevator pitch atau model bisnis kanvas,
seleksi rencana bisnis dan pendanaan rencana
bisnis (business plan) Mahasiswa, dan
Monitoring Evaluasi (Monev) dengan metode
visitasi lokasi usaha dan pendampingan bisnis
(Coaching). Peningkatkan kerjasama sesama
Gambar 1. Interaksi SEC-USU mahasiswa dilakukan dengan melakukan In
House Training dan Jambore Wirausaha. Kedua
program ini bertujuan untuk menumbuhkan
Pada gambar. 2 dapat dilihat program kerja
dalam pengembangan kewirausahaan di SEC-
404
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
semangat wirausaha, jiwa intelektual dan
kerjasama tim dalam berusaha. Dari seminar ini yang diutamakan
disampaikan kepada para peserta mahasiswa
HASIL & PEMBAHASAN adalah mengenai perubahan pola pikir mahasiswa
Konsep yang dilakukan adalah dengan narumber
Seminar Wirausaha wirausahawan muda, wirausaha mahasiswa dan
Seminar wirausaha ini dilakukan untuk membuat alumni/mahasiswa binaan SEC-USU yang telah
diri mahasiswa menjadi mandiri dan membantu sukses. Perubahan pola pikir ini setelah
membuka pemikiran baru tentang dunia usaha di mengikuti kegiatan seminar wirausaha nantinya
bidang keilmuan. Seminar ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih
mengimplementasikan antara teori dibangku terbuka pemikirannya dalam menciptakan ide-ide
perkuliahan dengan praktek nyata yang dapat bisnis yang sesuai dan dapat bersaing.
dilakukan dengan pengetahuan yang ada. Seminar Menurut Darpujianto (2014), metode
yang dikembangkan SEC dirancang dengan pembelajaran yang paling bisa untuk merubah
suasana Entrepreneurship yang kental yaitu motivasi mahasiswa dalam berwirausaha dan bisa
dengan memasukkan materi-materi softskill dan ditingkatkan melalui:
perubahan mindset mahasiswa. 1. Metode pembelajaran menonton video tokoh
sukses berwirausaha memberikan perubahan
motivasi mahasiswa berwirausaha tertinggi.
2. Metode pembelajaran ceritera tokoh sukses
berwirausaha memberikan perubahan motivasi
mahasiswa berwirausaha tertinggi kedua.
3. Metode pembelajaran Brainstorming
memberikan perubahan motivasi mahasiswa
berwirausaha tertinggi ke tiga.
Workshop Wirausaha
Mahasiswa sebelum memulai suatu usaha
harus diberi pembekalan dalam menjalankan
usaha. Pembekalan yang dilakukan oleh SEC-
Gambar 3. Konsep Seminar Wirausaha
USU adalah melalui Workshop Wirausaha.
Seminar wirausaha yang dilakukan dalam
Workshop yang dilakukan berisikan materi-
kegiatan ini dibedakan menjadi dalam lima
materi yang dapat diimplementasikan nantinya
kelompok wirausaha berdasarkan ilmu
dalam menjalankan usaha sehingga nantinya
pengetahuannya yaitu:
dapat menjadi wirausaha yang memiliki dasar
1. Healthpreneur (Bidang ilmu kedokteran,
manajemen yang baik dan tangguh.
psikologi, farmasi, keperawatan, kedokteran
gigi dan kesehatan masyarakat)
2. Social and Creative Preneur (Bidang ilmu
ekonomi, ilmu social dan ilmu politik, Ilmu
Budaya dan Ilmu Hukum)
3. Sciencepreneur (Bidang Ilmu kimia,
matematika, biologi, Fisika dan Ilmu
Komputer)
4. Technopreneur (Bidang Ilmu Tenik)
5. Agropreneur (Bidang ilmu Pertanian)
405
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Gambar 4. Konsep Workshop Wirausaha
Jelajah Pasar
Salah satu kegiatan dalam meningkatkan
Gambar 5. Konsep BIC –Bisnis Model Canvas
mental dan potensi diri mahasiswa dalam
menjalankan wirausaha adalah dengan konsep
Monitoring dan Evaluasi (Monev)
jelajah pasar. Jelajah pasar dilakukan setelah
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan setelah
mahasiswa mengikuti workshop wirausaha.
financial usaha mahasiswa dilakukan untuk
Dalam jelajah pasar, mahasiswa melakukan
melihat kesiapan lokasi usaha, konsep lapangan
proses ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) dari
secara langsung dan melakukan pendampingan/
proses usaha-usaha yang ada di masyarakat
pembinaan mahasiswa dalam meningkatkan
secara langsung ke pasar-pasar tradisional
produktivitas atau omset usahanya.
maupun pasar modern. Mahasiswa
mempresentasikan hasil jelajah pasarnya kepada
Visitasi (Kunjungan Lokasi)
Pembina wirausahanya. Selain proses tersebut,
Visitasi atau kunjungan lokasi dilakukan untuk
mahasiswa dicoba untuk menjual suatu produk
melihat tanggungjawab mahasiswa dalam
yang diberikan untuk menguji mental dagang dan
menjalankan usahanya. Kunjungan lokasi ini
kreatifitas usaha.
menjadi suatu tolak ukur keberhasilan bagi usaha
mahasiswa dikarenakan dapat langsung dilihat
Big Idea Competition
kelayakan usaha mahasiswa oleh tim Pembina
Workshop yang telah dilakukan selanjutnya
dan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih
dijabarkan dalam pembuatan rencana bisnis dan
semangat berwirausaha.
ide bisnis yang dapat dilakukan. Konsep
penyampaian ide bisnis ini dilakukan dengan
menggunakan konsep bisnis model kanvas.
Kompetisi ini dilakukan untuk melihat kesiapan
mahasiswa dalam perencanaan usahanya sebelum
dilakukan financial. Luaran dari kompetesi ide
bisnis ini nantinya akan melahirkan wirasuaha
pemula yang memiliki daya saing tinggi.
Pendampingan (Coaching)
Pendampingan atau coaching merupakan
konsep utama dalam memberikan arahan dan
binaan kepada mahasiswa setelah usahanya
berjalan. Secara garis besar mahasiswa menerima
406
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
masukkan dari para Reviewer/Coach nya dalam games (Permainan lapangan). Permainan yang
melakukan pengembangan usahanya. Materi dilakukan oleh mahasiswa dipilih oleh trainer
dalam penyampingan pendampingan ini meliputi terlatih yang bertujuan Membentuk karakter
dari: mahasiswa yang kreatif dan inovasi untuk
1. Pembuatan visi dan misi usaha yang lebih program wirausaha, Meningkatkan minat dan
jelas dan baik percaya diri mahasiswa untuk wirausaha,
2. Pengembangan usaha secara kreatif dan meningkatkan solidaritas antar mahasiswa
inovatif kewirausahaan dan melatih sikap kepemimpinan
3. Pembuatan laporan keuangan yang baik dalam diri tiap mahasiswa baik secara perorangan
4. Optimalisasi sarana dan prasarana maupun kelompok.
5. Pengembangan dan inovasi produk usaha
sehingga lebih baik dan diterima konsumen Entrepreneur Laboratory
6. Legalisasi atau perizinan Entrepreneur Laboratory (E-Lab) merupakan
7. Materi lainnya yang dapat digunakan dalam sarana pengembangan dari Student Entrepreneur
pengembangan usaha Center Universitas Sumatera Utara (SEC-USU)
sebagai tempat mahasiswa binaan melakukan uji
Dari seluruh materi yang telah disampaikan, pemasaran produk dan lokasi promosi produk
mahasiswa peserta monitoring dan evaluasi usaha. Konsep pengembangan pemasaran
(Monev) metode coaching memperoleh banyak mahasiswa binaan SEC-USU dilakukan dengan
masukkan dan ilmu dibidang wirausaha sehingga berbasiskan keilmuan yang dapat dikembangkan
dapat mengembangkan bisnisnya selanjutnya. menjadi produk wirausaha (Knowledge base
Para peserta Monev ini setelah mendapatkan Entrepreneur) atau dari laboratorium ke pasar
pendampingan sehari, selanjutnya mahasiswa (from lab to market). E-Lab SEC-USU
harus mengimplementasikan hasil dikembangkan sebagai Laboratorium Uji
pendampingannya dengan para reviewernya Pemasaran Produk Mahasiswa (Test Market),
sehingga dapat dilihat keseriusan dalam Laboratorium Uji Pemasaran Produk hasil
menjalankan usahanya. Hasil implementasi laboratorium (from lab to market), Tempat
pendampingan dilihat dan ditinjau reviewernya interaksi dan pengembangan sistem pemasaran
dalam beberapa waktu ke depan. produk, dan Tempat sharing informasi produk.
407
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”
Nasution (Mahasiswa Farmasi USU) meraih 3
gelar yaitu juara wirausaha muda mandiri
(WMM) 2015 kategori industri, juara nasional
PMW 2015, dan juara 1 pemuda pelopor tingkat
nasional. Produk yang dihasilkan dari mahasiswa
tersebut merupakan produk Knowledge Base
Entrepreneur (KBE) yaitu suplemen diabetes
KOLAGIT. Produk ini telah berhasil membantu
dalam proses pengobatan diabetes dengan omzet
Gambar 8. Konsep Booth E-Lab yang telah mencapai 1 milyar per tahun. Selain
Gita Adinda Nasution, dua orang mahasiswa
USU yang menjadi finalis Wirausaha Muda
SIMPULAN Mandiri (WMM) adalah Siti yang membuat
peternakan hewan percobaan mencit putih dan
Sampai dengan tahun 2015, SEC USU telah Gema Dana yang memproduksi es krim dari
melakukan pembinaan kewirausahaan terhadap Salak yang disebut Zallaza Ice Cream.
260 Jenis usaha. Jenis Usaha ini dihasilkan dari Setelah prestasi Gita Adinda Nasution, pada
seleksi sebanyak 956 rencana bisnis yang telah tahun 2016 mahasiwa binaan SEC-USU
dibuat oleh mahasiswa USU. Jenis usaha-usaha termotivasi untuk lebih baik dalam
yang dijalankan mahasiswa tersebut masih sedikit pengembangan produknya semakin bertambah
yang berasal dari Knowledge Base Entrepreneur dengan meningkatnya antusias dalam melakukan
(KBE), sebahagian besar masih merupakan usaha di E-Lab SEC-USU dan Teras SEC-USU.
industri kreatif, makanan, minuman dan usaha
yang umum di masyarakat.
409
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha
Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”