LAPORAN
OLEH :
Latar Belakang
tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Tanah
aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi, waduk, danau atau
pengendapan. Di alam terdapat dua penyebab utama yang aktif dalam proses
ini yakni angin dan air. Pada daerah iklim tropik basah seperti Indonesia, air
pengaruh berarti. Erosi adalah proses kerja fisik yang keseluruhan prosesnya
(Arsyad, 2010).
dari hujan dan kepekaan tanah melainkan juga dipengaruhi oleh vegetasi,
E = f (i,r,v,t,m)
(manusia).
Menurut Hardiyatmo (2006), jenis erosi dengan sumber berupa air hujan
merupakan jenis erosi hasil percikan atau benturan air hujan secara langsung pada
partikel tanah. 2) Erosi lembar (Sheet erosion), terjadi karena terlepasnya tanah
dari lereng dengan tebal lapisannya yang tipis. 3) Erosi alur (rill erosion),
merupakan tipe erosi yang terjadi karena adanya pengikisan tanah oleh aliran air
yang membentuk parit atau saluran kecil, parit tersebut mengalami konsentrasi
aliran air hujan yang akan mengikis tanah. 4) Erosi parit (gully erosion), jenis
(Stream/Channel erosion), erosi yang terjadi karena adanya tanggul sungai yang
pada suatu kawasan sehingga dapat dilakukan tindakan konservasi yang sesuai.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis erosi yang
terjadi, faktor terjadinya erosi, dan teknik konservasi yang cocok untuk diterapkan
pada suatu kawasan erosi di daerah Pancur Batu, Kabupaten Deli serdang.
BAHAN DAN METODE
sampai dengan selesai di lokasi daerah Pancur batu dan Desa Kutalimbaru,
alat dokumentasi yang didukung dengan beberapa aplikasi sepeti open kamera
sebagai kamera dengan data gps dan plantsnap sebagai aplikasi pendeteksi jenis
Prosedur Kerja
6. Dibuat hasil dan pembahasan terkait dengan jenis erosi yang terjadi,
kawasan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
a. Erosi Tebing
b. Erosi Alur
Utara,terdapat sungai dan setelah diamati, terdapat beberada erosi yang ada di
sekitaran sungai tersebut antara lain, pada tebing (pinggiran sungai) dan kawasan
sekitar sungai.
Pembahasan
airnya yang masih jernih dan daerah sekitar sungai yang masih
kelapa sawit milik masyarakat dan terletak cukup jauh dari jalan raya.
Sungai Biribiri memiliki arus yang tidak cukup deras namun, pada daerah
tebingnya terdapat bukti telah terjadi erosi pada tebing tersebut. Tebing yang
terkena erosi oleh air sungai tersebut tampak berlubang secara horizontal panjang.
Pada sisi lain sungai juga terdapat aliran air diluar jalur aliran sungai yang disebut
erosi alur. Erosi ini tampak membentuk alur berkelok yang cukup panjang namun,
permukaan air sungai naik dan arus sungai menjadi deras, mengakibatkan arus
horizontal. Erosi alur yang terjadi disekitar sungai kemungkinan terjadi karena
kemiringan lereng pada daerah tersebut berbeda sehingga saat permukaan air
sungai naik, sebagian dari air sungai tersebut akan keluar dari jalur sungai
sehingga membentuk jalur lain dikarenakan tidak terdapat vegetasi yang tumbuh
di pinggiran sungai tersebut dan bila terjadi secara berulang dapat mengikis tanah
akibat dari erosi yang akan semakin buruk, perlu dilakukan konservasi pada
daerah tersebut. Mengatasi erosi yang terjadi pada tebing atau pinggiran sungai
tersebut dapat dilakukan dengan menanami tumbuhan yang dapat menjalar pada
tebing tersebut sehingga, tanaman tersebut dapat menahan arus sungai yang kuat
agar tidak mengikis tebing lebih dalam lagi dan menyebabkan tanah menjadi
turun yang dapat mengakibatkan longsor dan membahayakan orang yang melintas
diatasnya.
Erosi alur yang terjadi di sekitar sungai dapat diatasi dengan penanaman
pohon-pohon kecil sehingga saat air sungai keluar atau permukaan sungai naik,
air dapat diserap oleh tanah dan tanaman yang ada disekitar sungai.Untuk
mencegah terjadinya erosi yang lebih buruk lagi, sebaiknya segera melakukan
konservasi pada daerah sekitaran sungai tersebut. Namun, jangan sampai merusak
dilakukan dilapangan, terdapat dua jenis erosi yaitu, erosi tebing dan erosi alur.
Erosi tersebut dapat diatasi dengan melakukan konservasi pada daerah sekitar
sungai yaitu, dengan penanaman tanaman yang dapat merambat pada tebing dan
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air Edisi Kedua. IPB Press. Bogor.
Dewi, A.U., Ni Made, T., Tatiek, K. 2012. Prediksi Erosi dan Perencanaan
Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba. Universitas
Udayana. Bali.
Utomo, Wani Hadi. 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. Malang : Penerbit IKIP
Malang.
LAMPIRAN
Foto Bersama