Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH KURANGNYA AKTIVITAS FISIK BAGI KESEHATAN

SISWA X MIPA 5 SMAN 3 PADANG

SMAN 3 Padang

Oleh

FAJAR ANUGRAH
NISN. 0031059297
Kelas X MIPA 5

KEMENTERIAN PEDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 3 PADANG, SUMATERA BARAT

2018
PENGARUH KURANGNYA AKTIVITAS FISIK BAGI KESEHATAN

SISWA X MIPA 5 SMAN 3 PADANG

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mutu lulusan siswa SMAN 3 Padang

OLEH

FAJAR ANUGRAH
NISN. 0031059297
Kelas X MIPA 5

KEMENTERIAN PEDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 3 PADANG, SUMATERA BARAT

2018
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah Remaja, SMAN 3 Padang

Judul : Pengaruh Kurangnya Aktivtas Fisik Bagi Kesehatan Siswa X


MIPA 5 SMAN 3 PADANG
Nama : FAJAR ANUGRAH
NISN : 0031059297
Jurusan : IPA Kelas X
Sekolah : SMAN 3 Padang

Padang, November 2018


Disetujui Oleh,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Salmaini, S. Pd., M. Si. Meriani, S.I.Q., S.Ag

NIP 197005241995032004 NIP

Kepala Sekolah,

Drs. Ramadansyah, M. Pd.


NIP. 196712131993031005

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA


Saya yang bertanda tangan di bawah ini.
Judul : Pengaruh Kurangnya Aktivitas Fisik Bagi Kesehatan
Siswa X MIPA 5 SMAN 3 PADANG
Nama : Fajar Anugrah
NISN : 0031059297
Jurusan/Kelas : IPA/ X MIPA 5
Sekolah : SMAN 3 Padang

Menyatakan bahwa memang benar karya dengan judul yang tersebut di atas
merupakan karya orisinal dan belum pernah dipublikasikan atau dilombakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya ini sebagai bentuk
tanggung jawab saya.

Padang, November 2018


Penulis

Fajar Anugrah
NISN. 0031059297

BIODATA PENULIS
Nama lengkap : Fajar Anugrah
NISN. : 0031059297
Tempat / Tanggal lahir : Padang / 01 Maret 2003
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat rumah : Jalan Jamal Jamil No.01 Siteba, Padang
Kelas : X MIPA 5
Alamat sekolah : Jalan Gajah Mada, Nomor 11, Gunung Pangilun

ABSTRAK
Fajar Anugrah. 2018.´”Pengaruh Kurangnya Aktivitas fisik Bagi Kesehatan
Siswa X MIPA 5 SMAN 3 PADANG”. Karya Tulis Ilmiah Remaja, SMAN 3
Padang.

Kata Kunci: aktivitas, fisik, kesehatan

Latar Belakang Masalah penelitian ini adalah kurangnya kesadaran


siswa akan pentingnya beraktivtas fisik. Kesadaran yang kurang tersebut
menyebabkan siswa malas beraktivitas fisik sehingga menganggu kesehatan
siswa tersebut. Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah (1) kerja otak
tidak maksimal, mudah pusing dan susah konsentrasi, (2) timbulnya beberapa
penyakit yang berbahaya bagi tubuh diakibatkan kurangnya beraktivitas fisik, (3)
kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya beraktivitas fisik. Batasan masalah
pada penelitian ini adalah Pengaruh kurangnya aktivitas fisik bagi kesehatan
siswa. Tujuan pada penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan manfaat akan
pentingnya beraktivitas bagi kesehatan siswa, (2) untuk mendeskripsikan dampak
buruk kurangnya beraktivitas fisik bagi kesehatan siswa., (3) untuk menjelaskan
penyuluhan yang tepat bagi siswa yang kurang kesadaran akan pentingnya
beraktivitas fisik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Waktu dan tempat
percobaan pada penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018, bertempatan
di kelas X MIPA 5 SMA N 3 PADANG. Populasi dan Sampel pada penelitian ini
adalah (1) populasi sebanyak siswa/i X MIPA 5 SMA Negeri 3, (2) sampel
sebanyak 16 orang siswa/i X MIPA 5 SMA negeri 3 Padang. Instrumen penelitian
ini adalah angket. Teknik penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan
penyebaran angket kepada sampel penelitian. Teknik analisis data pada penelitian
ini adalah berupa hasil dari penelitian yang akan dianalisis, ditampilkan dalam
bentuk tabel dan diuraikan secara sederhana. Simpulan penelitian ini adalah
aktivitas fisik sangat penting dalam keseharian siswa. Jika siswa kurang dalam
aktivitas fisik maka kesehatan siswa apun akan tergangggu karena sistem di
dalam tubuh nya tidak seimbang. Apabila siswa rutin dalam melakukan aktivitas
fisik maka metabolisme di dalam tubuh pun terjaga dan terhindar dari berbagai
penyakit.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah remaja, dengan judul: “Tinjauan
Deskriptif Kurangnya Aktivitas Fisik Bagi Kesehatan Siswa X MIPA 5 SMAN 3
PADANG”.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mutu
luusan siswa SMA Negeri 3 Padang. Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini,
penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Drs. Ramadansyah, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 3
Padang.
2. Ibu Animar, M.Pd, selaku narasumber.
3. Ibu Salmaini, S.Pd, M.SI selaku guru pembimbing 1.
4. Ibu Meriani, S.I.Q., S.Ag selaku guru pembimbing 2.
5. Bapak Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 3 Padang.
6. Orang tua tercinta, yang telah banyak membantu penulis baik moril
maupun materil.
7. Semua teman-teman yang telah membantu.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Dan juga semoga amal baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat
imbalan yang setimpa dari Allah SWT. Karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak.

Padang, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikai Masalah 2

C. Batasan Masalah 2

D. Rumusan masalah 2

E. Tujuan Penelitian 3

F. Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis 4

B. Kerangka Konseptual 10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 11

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 11

C. Populasi dan Sampel Penelitian 11

D. Instrumen Penelitian 11

E. Teknik Pengumpulan Data 12

F. Teknik Pengolahan Data 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 13

B. Analisis Hasil Penelitian 14

C. Dampak Kurangnya Aktivitas Fisik Bagi Kesehatan Tubuh 16

ii
ii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 20

B. Saran 20

DAFTAR KEPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (Kerangka Konseptual) 10

iii
iii
Gambar 4.1 (Angket) 14

Gambar 4.2 (Hasil analisis data) 14

iv
iv

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas fisik merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan

kualitas kesehatan individual dan mencegah berbagai penyakit. Walaupun

aktivitas fisik itu penting, namun masih banyak para siswa yang belum

menyadarinya. Sehingga banyak penyakit yang timbul dan bersumber dari pola

hidup yang salah, seperti kurang bergerak, kurang berolahraga, kurang istirahat

dan pola makan yang tidak teratur.

Menurut Triangto, Michael (2014) menjelaskan bahwa Badan Kesehatan

Dunia (WHO) menyebutkan sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal

karena penyakit akibat gaya hidup malas dan kurang berolahraga. Sementara,

penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong menyebutkan, dampak

jangka panjang dari tidak pernah berolahraga sama berbahayanya dengan

merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebutkan sekitar 20

persen penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah karena

kurang olahraga.

Pemerintah sendiri juga sudah berupaya berperan aktif dalam memajukan

olahraga di Indonesia. Kebijakan pemerintah tersebut yang tertuang dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional pasal 26 ayat 1 menyebutkan bahwa Pembinaan dan

pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan

1
olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan social.

Oleh karena itu di dalam penelitian ini akan dituliskan betapa pentingnya

berolahraga, para siswa sadar dan merubah pola hidupnya menjadi sehat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kerja otak tidak maksimal, mudah pusing dan susah konsentrasi.


2. Timbulnya beberapa penyakit yang berbahaya bagi tubuh diakibatkan

kurangnya beraktivitas fisik.


3. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya beraktivitas fisik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada

penelitian ini adalah Pengaruh kurangnya aktivitas fisik bagi kesehatan siswa

D. Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka Rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penyebab kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya

beraktivitas fisik?
2. Bagaimanakah dampak kurangnya beraktivitas bagi kesehatan siswa?
3. Bagaimanakah penyuluhan yang tepat bagi siswa yang kurang kesadaran

akan pentingnya beraktivitas fisik?

2
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. untuk menjelaskan manfaat akan pentingnya beraktivitas bagi kesehatan

siswa.
2. untuk mendeskripsikan dampak buruk kurangnya beraktivitas fisik bagi

kesehatan siswa.
3. untuk menjelaskan penyuluhan yang tepat bagi siswa yang kurang

kesadaran akan pentingnya beraktivitas fisik.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Bagi sekolah, peneltian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

informasi, referensi untuk lembaga sekolah.

3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian TeorItis
1. Kesehatan
Sehat menjadi prioritas bagi setiap orang, karena dengan kondisi badan yang

fit akan membuat semua pekerjaan akan lancar. Sedangkan arti sehat sendiri

3
dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang

dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan

eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya.
Menurut Chandra, Budiman (2006 : 21) menyatakan bahwa pengertian

sehat menurut WHO adalah Health is a state of complete physical, mental

and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity.

Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan

dalam defenisi sehat yaitu pertama, sehat jasmani.


Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya,

berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar,

rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau,

selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh

berjalan normal.
Kedua, Sehat Mental. Sehat mental dan sehat jasmani selalu

dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno "Jiwa yang sehat terdapat di

dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In Corpore Sano).


Ketiga, kesejahteraan sosial. Batasan kesejahteraan sosial yang ada

disetiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur,

kebudayan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti lebih

hakiki, kesejahteraan sosial adalah susasana kehidupan berupa persaaan

damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan

yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan seealu menghargai kepentingan

orang lain serta masyarakat umum.

4
Keempat, sehat spritual. Spritual merupakan komponen tambahan pada

pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan

sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal

maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan

musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi

keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Sedangkan Menurut Maulana, Heri D.J. (2009: 36) menyatakan bahwa

Dalam UU kesehatan No. 23 tahun 1992, kesehatan didefinisikan secara

lebih kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Dengan demikian kita harus mengupayakan untuk menjaga kesehatan tubuh

kita agar dapat hidup produktif yaitu salah satunya dengan berolahraga.
2. Aktivitas fisik

Terdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli mengenai aktivitas

fisik diantaranya menurut Almatsier, Sunita (2003 : 49) menyatakan bahwa

aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada

(kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit

kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara

global ( WHO, 2010). Jadi, kesimpulan dari pengertian aktivitas fisik ialah

gerakan tubuh oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang memerlukan

pengeluaran energi.

3. Jenis – jenis aktivitas fisik.

5
Menurut Nurmalina (2011 : 125) menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat

digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang sesuai untuk remaja yaitu

pertama, kegiatan ringan hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance). Contoh :

berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan,

berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV,

aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah,hang out.

Kedua, kegiatan sedang. Kegiatan sedag membutuhkan tenaga intens atau

terus menerus, gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh:

berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda,

bermain musik, jalan cepat.

Ketiga, kegiatan berat. Kegiatan berat biasanya berhubungan dengan olahraga

dan membutuhkan kekuatan (strength), mengakibatkan kita berkeringat. Contoh :

berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri ( misal karate, taekwondo, pencak

silat ) dan outbond. Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat disimpulkan faktor

kurangnya aktivitas fisik anak penyebab dari obesitas. Lakukan minimal 30 menit

olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah kenaikan

berat badan dan 90 menit untuk menurunkan berat badan

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik

Menurut Karim, Faizati (2002 : 59) menyatkan bahwa beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi remaja yang kegemukan atau obesitas

yaitu pertama, umur. Aktivitas fisik remaja sampai dewasa meningkat sampai

6
mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan

kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi

bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

Kedua, Jenis kelamin. Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-

laki hampir sama dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki-laki

biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.

Ketiga, pola makan. Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas,

karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan

merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah raga atau

menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan yang berlemak juga

banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari ataupun

berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di konsumsi dipertimbangkan

kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak

dapat dikeluarkan secara maksimal.

Keempat, penyakit atau kelainan pada tubuh. Penyakit atau kelainan pada

tubuh berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas,

hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti di atas

akan mempengaruhi aktivitas yang akan di lakukan. Seperti kekurangan sel darah

merah, maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan olah raga yang

berat. Obesitas juga menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik.

5. Manfaat aktivitas fisik bagi remaja


Remaja membutuhkan aktivitas fisik karena ada keuntungan bagi mereka

dalam waktu jangka panjang dan keuntungan bagi mereka terutama dalam tahun-

tahun atau masa-masa pertumbuhan sehingga pertumbuhan mereka dapat menjadi

7
optimal. Menurut Nurmalina (2011 : 112) menyatakan bahwa beberapa

keuntungan untuk remaja yang aktif secara fisik yaitu pertama, membantu

menjaga otot dan sendi tetap sehat. Kedua, membantu meningkatkan mood atau

suasana hati. Ketiga, membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi

( faktor yang berkontribusi pada penambahan berat badan ). Keempat, membantu

untuk tidur yang lebih baik. Kelima, menurunkan resiko penyakit penyakit

jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan diabetes. Keenam, meningkatkan

sirkulasi darah. Ketujuh, meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti jantung

dan paru paru. Kedelapan, mengurangi kanker yang terkait dengan kelebihan berat

badan.
5. Cara mengukur aktivitas fisik
Menurut Booth, Michael L (2006 : 86) menyatakan bahwa aktivitas fisik

diukur menggunakan kuesioner yang disebut APARQ (Adolescent Physical

Activity Recall Questionnare). Siswa menuliskan jenis, frekuensi dan durasi

aktivitas yang biasa dilakukan selama seminggu kedalam kuesioner ini.

Selanjutnya aktivitas di nilai menjadi dua yaitu aktif, kurang aktif dan inaktif.

Siswa dikatakan aktif apabila berpartisipasi dalam aktivitas berat paling sedikit 3

kali seminggu untuk minimal 20 menit per hari, dikatakan kurang aktif siswa

hanya melakukan aktivitas sedang paling sedikit 3 jam perhari dalam 1 minggu,

dan siswa dikatakan tidak aktif bila tidak memenuhi syarat di atas. (Booth, 2006 )

8
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teoretis tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya
kesadaran siswa akan pentingnya aktivitas fisik adalah suatu hal yang
seharusnya dihindari. Jika terus dibiarkan secara berkelanjutan maka siswa
akan mengangggap sepele hal tersebut dan berdampak buruk bagi kesehatan
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah
Namun, kesadaran siswa akan hal tersebut bisa ditingkatkan melalui
asosialisasi tentang pentingnya dalam menjaga pola hidup serta rutinitas
beraktivitas fisik dalam kehidupan sehari hari. Hal ini diharapkan bisa
memotivasi siswa dalam beraktivitas fisik secara rutin sehingga kesehatan
dan pola hidup siswa pun terjaga dengan baik sehingga tidak mengganggu
proses aktivitas siswa dalam pembelajaran di sekolah.

KURANGNYA
KURANGNYAAKTIVITAS
AKTIVITASFISIK
FISIKBAGI
BAGI
KESEHATAN SISWA
KESEHATAN SISWA

KESEHATANSISWA
KESEHATAN SISWA

Bagan 2.1 ( Kerangka Konseptual )

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1988: 63)
menyatakan bahwa metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di kelas X MIPA 5 SMA N 3 PADANG
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini adalah pada 16 Juli – 30 November 2018

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA 5 SMA N 3
PADANG
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah 16 orang siswa kelas X MIPA 5 SMA N 3
PADANG

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah
1. Angket (kusioner)
2. Pengamatan

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Merancang angket
2. Merevisi kesahihan
3. Menyebarkan angket
4. Mengolah data

10
F. Teknik Pengolahan data
Data diolah dengan cara
1. Mengumpulkan data
2. Mengelompokkan data
3. Memasukkan kedalam tabel
4. Menginterprestasikan data

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


Pengambilan data penelitian tentang Tinjauan Deskriptif Kurangnya
Aktivitas Fisik Bagi kesehatan Siswa X MIPA 5 SMAN 3 PADANG
dilakukan di SMA Negeri 3 Padang selama satu hari yaitu pada 23 November
2018 tepatnya di X MIPA 5. Sampel penelitian ini berjumlah 16 orang siswa

11
kelas X MIPA 5 yang terdiri dari delapan siswa laki laki dan delapan siswi
perempuan.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan penyebaran
angket yang diisi oleh enam belas orang sampel siswa siswi kelas X MIPA 5
tersebut. Angket tersebut terdiri atas lima pertanyaan yang akan dijawab oleh
sampel secara anonim. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengisian angket
tersebut didapat gambaran hasil sebagai berikut:

NO

Pertanyaan SS S J K TP

Ditempat pembelajaran, 8 5 2 1
1 seberapa banyak anda duduk? -
orang orang orang orang
Ditempat pembelajaran, 2 3 8 2 1
2 seberapa banyak anda terlibat
dengan Aktivitas fisik? orang orang orang orang orang

Seberapa banyak kah anda 2 4 6 4


3 tidur?
orang orang orang orang
Selama waktu senggang, 3 4 7 2 1
4 apakah anda berolahraga?
orang orang orang orang orang
Apakah selama waktu 7 5 3 1
senggang anda memilih untuk -
5 bersantai di rumah? orang orang orang orang

Selama waktu senggang 5 6 2 2 1


apakah anda sering makan
6 makanan cepat saji? orang orang orang orang orang

Apakah hari hari pembelajaran 4 2 6 3 1


di sekolah anda mempunyai
7 waktu istirahat yang cukup? orang orang orang orang orang

Apakah waktu istirahat yang 4 7 3 1 1


anda miliki banyak dihabiskan
8 untuk kegiatan lain? orang orang orang orang orang

12
Tabel 4.1 (Hasil Analisis Data Angket)

Keterangan

SS : Sering K : Kadang – Kadang


S : Selalu J : Jarang TP : Tidak Pernah

B. Analisis hasil penelitian


1. Lebih dari 80% siswa yang mengikuti pembelajaran sering duduk
dalam jangka panjang. Bukan 5 – 10 menit namun lebih dari 3 jam.
Hal ini meyebabkan siswa jarang terlibat dalam aktivitas fisik
berpengaruh pada kesehatan siswa tersebut.
2. 68,75% siswa kurang terlibat aktivitas fisik saat pembelajaran. Hal ini
dikarenakan hampir dari seluruh proses pembelajaran tersebut siswa
tidak ingin terlibat dengan aktivitas berat
3. 62,5% siswa kurang memiliki waktu yang cukup untuk istirahat
dikarenakan mereka memiliki aktiivtas lain di luar pembelajaran.
Beberapa dari mereka ada yang beralasan karen tugas tugas yang
menumpuk.
4. 56,25% siswa memilih tidak berolahraga di waktu senggang
dikarenakan mereka malas dan lebih memilih mengerjakan sesuatu
yang lebih penting dan menyenangkan. Hal ini bisa menjadi faktor
kurangnya kesadaran siswa akan aktivitas fisik bagi kesehatan
5. 75% siswa lebih memilih bersnatai di rumah dibandingkan dengan
melakukan aktivitas fisik. Tidak bisa di pungkiri aktivitas
pembelajaran di sekolah membuat siswa stres sehingga siswa
membutuhkan refreshing dengan alternatif bersantai di rumah
dibandingkan terlibat aktivitas berat.
6. 68,75% siswa lebih memilih makan makanan cepat saji karena
penyajiannya yang lebih praktis dan cepat dibanding memasak
makanan di rumah. Mereka beralasan karena makanan cepat saji

13
tersebut lebih enak dan praktis dibadningkan masakan yang dimasak
sendiri
7. 62,5% siswa tidak memiliki waktu istirahat yang cukup karena
sebagian besar dari mereka ada yang begaadang hingga larut malam
karena mengerjakan tugas dari sekolah. Hal ini sangat berdampak
buruk bagi kesehatan siswa dan memicu terjadi serangan jantung
karena siswa kurang dalam ber isitirahat
8. 68,75% siswa memili kegiatan lain di luar pembelajaran seperti ekstra
kurikuler dan pembelajaran tambahan di luar sekolah seperti
bimbingan belajar. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memiliki wkatu
yang cukup untuk beristirahat karena kesibukan yang padat di luar jam
pembelajaran sekolah.

C. Dampak kurangnya aktivitas fisik bagi kesehatan tubuh


Pertama, Kerja otak tidak maksimal dan susah berkonsentrasi. Ketika otot dan

rangka tubuh bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta

oksigen dan nutrisi yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik. Mekanisme

ini tidak terjadi jika tubuh tidak olahraga. Terganggunya distribusi oksigen paling

berdampak pada otot, yang menyebabkan rasa pegal-pegal diseluruh tubuh. Otot

akan terasa kaku-kaku saat kekurangan oksigen, yang memang berfungsi menjaga

fleksibilitas atau kelenturan otot.


Selain itu, kekurangan oksigen juga menyebabkan kerja otak tidak

maksimal sehingga mudah pusing dan susah menjaga konsentrasi. Otak yang

ukurannya hanya 2 persen dari total massa tubuh dikenal sangat rakus, sebab

konsumsi oksigennya mencapai 20% kebutuhan total seluruh tubuh. Pengaruhnya

terhadap system saraf, tidak bergerak seharian saja akan menyebabkan bagian-

bagian tertentu dari tubuh mengalami tekanan yang konstan sepanjang hari.

14
Akibatnya terjadi gangguan saraf di bagian tersebut dan memicu berbagai keluhan

ringan seperti nyeri dan kesemutan. Menurut Yoris Sebastian (2010:6)

menyatakan bahwa Olahraga juga penting dalam membangun creative mind.

Otak tidak bekerja sendirian, tetapi tersambung dengan seluruh tubuh kita. Bila

tubuh kurang olahraga, dengan sendirinya fungsi otak menurun. Oleh

karenanya disarankan untuk olahraga secara rutin. Dengan begitu neuron pada

otak akan bekerja optimal.

Kedua, timbulnya beberapa penyakit berbahaya seperti jantung

koroner.Penyakit jantung coroner terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah

coroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Bila satu atau dua pembuluh darah

buntu, timbul serangan jantung. Faktor yang mempermudah seseorang terkena

penyakit jantung koroner, antara lain glukosa darah yang tidak terkontrol baik,

tekanan darah tinggi, lemak darah yang abnormal, termasuk kolesterol LDL dan

trigliserida yang tinggi, serta koleseterol HDL yang rendah, adanya resistensi

terhadap insulin, obesitas, terutama yang berperut buncit, merokok, serta

kebiasaan hidup santai dan kurang olahraga. Kurang berolahraga seakan-akan

memberikan sumbangan terbesar terhadap penyakit jantung. Dr. Dudley White

menerangkan, berolahraga secara kontinyu setiap hari seperti berenang, berjalan

kaki, bersepeda, joging, aerobik maupun olahraga yang lainnya sangat diperlukan

untuk menciptakan tenaga cadangan bagi jantung. Dengan aktivitas tersebut

jantung akan sanggup menanggung kelebihan serta ketegangan.

15
Penyakit lainnya yaitu ketegangan Syaraf. Berolahraga secara rutin dapat

mengurangi ketegangan syaraf dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya

berolahraga secara kontinyu dapat pula menjaga kesehatan mental. Orang yang

biasa berolahraga, maka akan menghasilkan zat endorpin, zat anti stres yang

dihasilkan oleh otak, membuat orang lebih santai. Perihal di atas diperkuat lagi

oleh (Dr. Jamal Muhammad az-Zakki : (2010 : 20) yang menyatakan bahwa

Olahraga secara umum sangat membantu dalam meningkatkan produksi hormone

Endrofin yang berfungsi untuk memberikan perasaan gembira dan tenang. Maka

olahraga dengan berjalan kaki juga memiliki manfaat untuk mengurangi

ketegangan dan stress yang disebabkan oleh tekanan hidup sehari-hari yang tidak

pernah berakhir.
Dampak buruk lainnya yaitu obesitas. Menurut Bilaver, Lucy A (2009 :

56) Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak

secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan

epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat

berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan

negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam

beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah

kesehatan masyarakat yang utama


WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang

dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan

prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini

diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.

16
Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut

maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia akan menjadi obesitas
Peningkatan obesitas dari tahun ke tahun ditengarai sebagai akibat dari perubahan

gaya hidup Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah

menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang

terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik. Perubahan pasar

modern telah memacu perubahan gaya hidup. Penelitian Setyaningrum (2007)

memperlihatkan bahwa 43,4% responden remaja usia pubertas sering

mengkonsumsi makanan siap saji. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian

obesitas. Selain itu Kemajuan teknologi, seperti adanya kendaraan bermotor, lift,

dan lain sebagainya dapat memicu terjadinya obesitas karena kurangnya aktivitas

fisik yang dilakukan oleh sesorang. Gaya hidup yang seperti ini yang

meningkatkan risiko obesitas.

17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Aktivitas fisik memang penting dalam keseharian siswa. Ketika kita
beraktivitas tubuh maka tubuh akan beradaptasi terhadap kontraksi yang tubuh
kita lakukan. Hal ini bertujuan untuk menyeimbagkan sistem yang berada di
dalam tubuh kita. Jika aktivitas pembelajaran tidak diimbangi dengan adanya
rutinitas aktivitas fisik maka kesehatan tubuh pun terganggu. Biasanya bagi orang
yang kurang olahraga dapat dilihat dari ciri fisiknya seperti tubuh gemuk dan
tidak kencang karena kelebihan lemak. wajah seseorang cenderung tampak lesu,
letih sepanjang hari dan kurang bergairah. Karena kurang olahraga juga memicu
gangguan tidur sehingga di pagi hari biasanya akan tersa lebih mengantuk karena
kurang istirahat. Napas terengah-engah jika naik turun tangga atau berlari
mengejar bus kota. Selain itu jika disekitarnya banyak yang terserang flu, tidak
lama kemudian orang itu pasti akan terikfeksi juga. Hal ini juga didasari pada
kurangnya kesadaran akan pentingnya aktiviats fisik bagi kesehatan siswa.

B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, saran penulis adalah

sebagai berikut:
a. Pemerintah, agar lebih mensosialisasikan penyuluhan tentang pentingnya

beraktivitas fisik bagi kesehatan siswa.

18
b. Sekolah, agar lebih kesehatan siswa melalui progam tinjauan aktivitas

fisik setiap tahunnya .


c. Siswa, agar lebih menerapkan program aktivitas fisik setiap harinya

sehingga tubuh pun .


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, Arman dan Agus Manadji. 1994. Dasar-dasar Pendidikan


Jasmani. Jakarta : Dirjen dikti Depdikbud.

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Az-Zakki, Jamal Muhammad. 2010. Hidup Sehat Tanpa Obat. Jakarta :


Cakrawala Publisihing.

Booth, Michael L, dan dkk. 2006. APARQ (Adolscent Physical Activity Recall
Questionare. University Sydney : NSW

Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta :


Kedokteran EGC. 2006.

Harsuki. Perkembangan Olahraga terkini kajian para pakar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo, 2003.

Karim, Faizati. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan.


Jakarta : Departemen Kesehatan

Kemdikbud. 2014 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, untuk SMP/Mts


Kelas VII Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.

Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Kedokteran EGC.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan dan manajemen Obesitas. Bandung : Elex


Media Komputindo

Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness! Buku Pintar Seorang Creative Junkles,


Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Singgih, Gunarsah dan dkk. 1996. Psikologi Olahraga : Teori dan Praktek,
Jakarta : BKM-Gunung Mulia.

19
Triangto, Michael. 2014. “Bahaya kurang berolahraga”. Online : http://dokita.com
(Diakses pada 23 november 2018)

20

Anda mungkin juga menyukai