Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami berbagai

hambatan, bahkan sebagian besar terletak pada proses pembelajaran. Dalam suatu

proses pendidikan, guru memegang peranan yang sangat penting, sebab

keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru.

Sebagaimana dijelaskan dalam peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional

No 14 tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Jabatan Funsional Guru, bahwa “guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah”.

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa guru merupakan fasilitator utama

dalam suatu proses pendidikan, sehingga diperlukan guru yang berkualitas guna

tercapainya suatu pendidikan yang juga berkualitas. Menurut Mulyasa (2013:18),

karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional adalah mampu

mengembangkan tanggung jawab dengan baik, melaksanakan peran dan

1
fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di

sekolah dan mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di

kelas. Jadi, guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi atau

standar mutu yang diprsyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

pengajaran serta mengedepankan nasib peserta didiknya untuk bisa menggunakan

potensi dan kecakapan yang dimilikinya.

Berbagai fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia

sangat memprihatinkan. Pada dasarnya terdapat empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi pribadi (UU No.14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen). Salah satu diantaranya yang dinilai masih menjadi

problem serius dan krusial di kalangan guru, yakni kompetensi pedagogik,

misalnya guru dinilai belum mampu mengelola pendidikan secara maksimal,

misalnya guru dinilai belum mampu mengelola pembelajaran secara maksimal,

baik dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, maupun pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Berbagai cara dapat dilakukan guna meningkatkan kompetensi pedagogik

guru di Indonesia. Salah satu upaya riil yang telah dilakukan yakni melalui

pembentukan MGMP. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) adalah wadah

untuk pertemuan para guru mata pelajaran sekolah. Lembaga ini dibentuk tidak

hanya sebagai forum silaturahmi, tetapi juga sebagai forum untuk menampung

berbagai permasalahan yang dihadapi guru di sekolah masing-masing sesuai

2
dengan tugas dan tanggug jawab yang diembannya (Rahima, dalam Nurdianti,

2013). Ini membuktikan bahwa pembentukan MGMP cukup berperan dalam

mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru, sesuai dengan bidang studinya

masing-masing.

Melalui MGMP diharapkan guru dapat mempertahankan kualitas

profesionalismenya sesuai tuntutan jaman dan kebutuhan sekolah. Selain itu,

MGMP juga dituntut untuk berperan sebagai 1) reformator, dalam classroom

reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif, 2) mediator dalam

pengembangan dan peningkatan system pengujian, 3) supporting agency, dalam

inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah, 4) collaborator, terhadap unit

terkait dan organisasi profesi yang relevan, 5) evaluator dan developer school

reform dalam konteks MPMBS dan 6) clinical dan academic supervisor, dengan

pendekatan penilaian appraisal (Hunaenah dalam Lestari, 2012: 11)

Penjelasan tersebut memperlihatkan bahwa penyelenggaraan MGMP

memiliki peranan penting dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru, namun

memang dalam penyelenggaran kegiatan MGMP pun guru masih dihadapi dengan

berbagai permasalahan yang menyebabkan penyelanggaraan kegiatan tersebut

belum optimal.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas manajemen MGMP?

2. Bagaimanakah gambaran tingkat kompetensi pedagogik guru?

3
3. Apakah peranan MGMP terhadap peningkatan kompetensi pedagogik

guru?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi dan peranan MGMP.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi pedagogik guru.

3. Untuk mengetahui peranan MGMP terhadap peningkatan kompetensi

pedagogik guru.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi guru

Kompetensi Guru diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-

nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain

dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar

kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan (Depdiknas, 2004:3).

Kompetensi guru disebut juga kemampuan guru. Kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut :

1. kompetensi pedagogik

2. kompetensi kepribadian

3. kompetensi sosial

4. kompetensi profesional (Sagala, 2009:31).

Kompetensi Guru dikelompokkan menjadi 10 kompetensi. Adapun

sepuluh kemampuan dasar guru itu adalah :

a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan

b. kemampuan mengelola program belajar mengajar

c. kemampuan mengelola kelas

d. kemampuan menggunakan media/sumber belajar

e. kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

f. kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

g. kemampuan menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan pengajaran

5
h. kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan

i. kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j. kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi:

1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsatat pendidikan

2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat

didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta

didik

3) guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk

dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar

4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar

5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana

dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan

6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan

standar yang dipersyaratkan dan

6
7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya (Sagala, 2009 : 32).

B. MGMP

Berikut definisi MGMP yang tertera dalam pedoman penyelenggaraan

MGMP (Depdiknas, 1995) adalah “MGMP adalah forum/wadah kegiatan

profesional guru mata pelajaran sejenis di sanggar yang terdiri dari dua unsur

yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran. Musyawarah mencerminkan kegiatan

dari, oleh, dan untuk guru, sedangkan mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA

negeri atau swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab mengelola mata

pelajaran yang ditetapkan di dalam kurikulum”. MGMP merupakan suatu forum

kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis yang berada pada satu sekolah,

wilayah, kabupaten/kota dan propinsi. MGMP dapat diikuti oleh semua guru mata

pelajaran, baik yang berstatus PNS maupun honorer. MGMP juga merupakan

operasi non strulctural, bersifat mandiri dan berdasarkan kekeluargaan, Indrawati

(2007) mengatakan bahwa melalui MGMP guru-guru dalam satu pelajaran dapat

mendiskusikan berbagai permasalahan serta alternative pemecahannya yang

berkaitan dengan proses pembelajaran maupun tugas pokok guru, seperti

merencanakan, melaksanakan dan menilai proses serta hasil belajar sisiwa.

Dian Mulyati syarfi dalam Pulungan, 2010 mengemukakan bahwa MGMP

adalah salah satu bentuk penataran yang diselenggarakan oleh guru dan

pesertanya juga guru-guru tersebut, yang memiliki manfaat sebagai berikut:

7
1. MGMP merupakan wadah yang efektif untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi guru di kelas.

2. Satu MGMP terdiri dari sejumlah guru yang memiliki gaya mengajar yang

berbeda dan emmiliki siswa dengan karakteristik yang berbeda pula,

sehingga mereka dapat berbagi pengalaman dan mencari solusi

permasalahan yang diharapakan di kelas.

3. Memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan guru, karena program MGMP

ini diirancang sesuai dengan kebutuhan guru mata pelajaran.

Tujuan MGMP sebagai organisasi profesi guru tercantum dalam Depdiknas

(1995), yaitu:

a. Menumbuhkan minat guru untuk meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kegiatan belajar mengajar.

b. Menyertakan kemampuan dan kemahiran guru dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan

mutu pendidikan

c. Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru dalam menghadapi tugas

sehari-hari dan mencari solusi pemecahannya sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran, guru, kondisi sekolah dan lingkungan.

d. Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan

dengan kegiatan keilmuan, perkembangan ilmu pengetahuan dan

8
teknologi, pelaksanaan kurikulum, metodologi, dan sistem evaluasi sesuai

dengan mata pelajarannya.

e. Saling berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka mengikuti dan

menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Membantu guru untuk mahir dan terampil dalam membuat model-model

pembelajaran dan teknik evaluasi yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi (TIK).

g. Saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya,

symposium, seminar, diklat, penelitian tindakan kelas (PTK), referensi,

dan lain-lain.

C. Peranan MGMP dalam meningkatakn Kompetensi Pedagogik Guru

Guru merupakan salah satu unsur yang turut memegang peranan penting

dalam sebuah proses pendidikan. Guru merupakan pendidik profesional yang

memiliki fungsi utama sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer) dan

penilai (evaluator) pembelajaran. Oleh karena itu, kinerja guru yang baik sangat

diperlukan guna terciptanya pendidikan yang berkualitas. Kinerja guru dalam

merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, baik yang berkaitan

dengan proses maupun hasilnya (Mulyasa, 2013:103).

Kinerja guru dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan ketrampilan.

Kompetensi guru termasuk ke dalam faktor ketrampilan ini. Sehingga terlihat

jelas bahwa komptensi guru mempengaruhi kinerja guru yang bersangkutan.

Pengembangan kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu cara untuk

9
meningkatkan kualitas pendidikan, sebab kualitas sebuah lembaga pendidikan

tergantung dari pada kualitas guru yang dimilikinya. Kemampuan pedagogik guru

dapat ditingkatkan salah satunya melalui program pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan dalam forum MGMP baik yang ada di tingkat sekoah mapun di

tingkat kabupaten.

Sasaran MGMP adalah peningkatan pengetahuan dan performansi

mengajar guru. MGMP sebagai pelaksanaan teknik supervisi kolegial

mempergunakan pendekatan supervisi kolaboratif dengan materi bersumber dari

para angota. Dengan cara ini penyampaian materi pembinaan akan sesuai dengan

kebutuhan mereka, disamping mereka lebih merasa nyaman karena dapat

berdiskusi dengn teman sejawat sendiri tidak ada batasan antara atasan dan

bawahan. (Sukmandari, Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 1 No 3, Desember

2012).

Pengembangan pendidikan secara kualitatif tergantung kepada pemberian

pelatihan yang tepat kepada guru. Guru tidak bisa memainkan peranan apabila

tidak memiliki kompetensi yang memadai. Pelatihan guru melalui kegiatan

MGMP juga bertujuan guna meningkatkan kompetensi guru demi tercapainya

suatu pendidikan yag lebih baik.

MGMP merupakan salah satu bentuk proses kegiatan yang dilakukan guna

tercapainya salah satunya peningkatan profesionalisme guru. Ini memperlihatkan

bahwa dalam penyelengaraan MGMP diperlukan manajemen yang baik dan

terarah guna tercapaianya tujuan-tujuan tersebut. Salah satu indikator

kertercapaian suatu proses manajemen dapat ditinjau melalui ukuran efektivitas

10
atau efisisensi. Simamora (1989:23) mengemukakan bahwa “efektifitas

merupakan suatu pencapaian tujuan tanpa memperhitungkan bagaimana atau

seberapa pengorbanan yang diberikan/ditimbulkan asalkan tujuan dapat tercapai”.

Oleh karena itu keberhasilan MGMP dalam mencapai sasaran/tujuan-tujuannya

pun dapat ditinjau dari asek efektivitas manajemennya.

Kerja sama dan sinergi yang dapat dilakukan pada forum MGMP supaya

produktif adalah:

1) Bermusyawarah dalam pembuatan perangkat pembelajaran termasuk

pembuatan silabus sebelum awal tahun pelajaran/ awal semester agar

indicator yang dibuat cermat dan mampu memandu pada pembuatan RPP.

2) Bermusyawarah dalam usaha meningkatkan kualitas guru dengan

diadakannya pendalaman materi pelajaran dengan mengundang pakar

pendidikan.

3) Mengembangkan proses pembelajaran berbasisi computer atau tehnologi

informasi dan Komunikasi.

4) Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

Kegiatan penyelenggaraan MGMP tidak hanya megenai pendalaman materi

IPS saja, namun seringkali juga membahas mengenai ilmu kependidikan yang

nantinya dapat diterapkan guru pada proses pembelajaran di dalam kelas. Materi

yang dibahas diantaranya mengenai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran,

pengembangan kurikulum secara mikro oleh guru, serta pengembangan model dan

11
teknik pembelajaran IPS. Penyelenggaraan kegiatan seperti ini tentunya akan

meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Semakin intens guru melakukan

konsolidasi dan penguatan lewat MGMP, maka kompetensi guru akan semakin

lebih baik, karena dalam pertemuan itu para guru tidak hanya membicarakan mata

pelajaran IPS, akan tetapi juga kebijakan yang terkait dengan perbaikan sistem

pendidikan lingkungan sekolah. Dan dengan MGMP pula para guru mata

pelajaran IPS dapat mencari format serta metoda pendekatan yang efektif dalam

rangka kegiatan pembelajaran.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai salah satu organisasi guru mata pelajaran, Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) memiliki banyak peran, salah satunya adalah membantu

para guru mata pelajaran untuk mengembangkan diri dan keprofesiannya. Oleh

karena itu, perlu terus diupayakan agar peran ini dapat dioptimalkan oleh MGMP

melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri

dan proaktif.

Penyelanggaran MGMP tidak hanya mengenai pendalaman materi IPS saja,

namun seringkali juga membahas mengenai ilmu kependidikan yang nantinya

dapat diterapkan guru pada proses pembelajaran di dalam kelas. Materi yang

dibahas diantaranya mengenai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran IPS,

pengemabngan model dan teknik pembelajaran IPS. Penyelenggaraan kegiatan

seperti ini tentunya akan meningkatkan kompetensi pedagodik guru IPS.

B. Saran

Bagi guru-guru yang berpartisipasi dalam kegiatan MGMP hendaknya

pengetahuan yang telah didapat diterapkan sebaik-baiknya dalam kegiatan belajar

mengajar sehari-hari guna terciptanya pembelajaran yang efektif.

Bagi peneliti hendaknya dapat mengembangkan ruang lingkup penelitian

terkait aspek lain dari MGMP dalam konteks peningkatan kompetensi pedagogik

guru, dikarenakan terdapat banyak keterbatasan dalam penulisan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cholisin. 2011. Pengembangan Karakter Dalam Materi Pembelajaran PKn.

Makalah disampaikan pada kegiatan MGMP PKn SMP Kota Yogyakarta.

Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses


Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

https://www.researchgate.net/publication/277806576_Kegiatan_Musyawar

ah_Guru_Mata_Pelajaran_MGMP_PKn_Sebagai_Upaya_Meningkatkan_Kompet

ensi_Profesional_Guru_Studi_Eksplorasi_Pada_MGMP_PKn_Sub_Rayon_02_K

abupaten_Wonogiri

http://eprints.ums.ac.id/19458/24/11._Naskah_Publikasi.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai