(1) Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya, serta fungsi khusus.
(2) Bangunan gedung fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah
tinggal sementara.
(4) Bangunan gedung fungsi usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
bangunan gedung untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata
dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan.
(5) Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan,
laboratorium, dan pelayanan umum.
1. bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 8 (delapan)
lantai
2. bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah lantai 5 (lima) sampai dengan 8
(delapan) lantai
3. bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1 (satu) sampai dengan 4
(empat) lantai.
1. Gedung bertingkat rendah (Low Rise Building) Gedung bertingkat rendah, dengan
jumlah lantai 1 – 3 lantai, tingginya < 10m
3. Gedung bertingkat tinggi (High Rise Building) Bangunan bertingkat tinggi, dengan
jumlah lantai > 6 lantai, tingginya > 20 m
Dalam perancangan bangunan tinggi, harus ditinjau terhadap beberapa aspek utama
yaitu
* Struktur
Mekanikal mencakup :
Transportasi vertikal (sistem mekanis penggerak lift, elevator) dan tata udara - Untuk
kemudahan dan kenyamanan bagi penghuni bangunan, maka pada bangunan tinggi
harus dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal. Hal ini diatur dalam UU No. 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 29 ayat 4 yang berbunyi :
Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus dilengkapi dengan
sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi
bangunan gedung.
Menurut Juwana (2005) untuk bangunan yang tingginya lebih dari 25 (dua puluh
lima) lantai dianjurkan untuk membagi layanan lift dengan mengelompokkan lantai
yang dilayani (konsep zona) dimana tap zona dilayani oleh sejumlah lift tertentu. Jika
pembagian zona mengakibatkan jumlah lift banyak, digunakan sejumlah lift dengan
pintu masuk terpisah dan ditempatkan pada lantai transfer (sky lobby).
Sistem tata udara perlu diatur sedemikian rupa agar suhu dan kelembaban ruangan
dapat dipertahankan, sehingga penghuni bangunan akan merasa nyaman dan betah
berada di ruangan tersebut.
1. Arsitektur
Menurut Juwana (2005), untuk memasok kebutuhan air bersih pada bangunan tinggi,
maka jaringan pemipaan dibagi atas beberapa zona (zona utilitas biasanya melayani
sekitar 15 (lima belas) lantai.
3. Sistem komunikasi
Sistem pintu keluar yang berupa tangga darurat dan pintu darurat merupakan akses
keluar bagi penghuni bangunan pada saat terjadinya kebakaran supaya dapat mencapai
tempat yang aman.
Menurut Juwana (2005), untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 (delapan)
lantai ( ≤ 25 (dua puluh lima) meter) tangga sirkulasi dapat digunakan sebagai tangga
kebakaran, sedangkan bangunan diatas 8 (delapan) lantai (>25 (dua puluh lima) meter
perlu dilengkapi dengan tangga kebakaran dan persyaratan evakuasi darurat lainnya.
Instalasi penangkap petir menurut Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
adalah instalasi suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan-peralatan
yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke
tanah.
R = A + B + C + D + E .........................................(1)
B = konstruksi bangunan
C = tinggi bangunan
D = situasi bangunan
E = pengaruh kilat