Anda di halaman 1dari 7

A.

Karakteristik individu dalam kelompok

Karakteristik individu merupakan perilaku atau karakter yang ada


pada diri seorang karyawan baik yang bersifat positif maupun negatif Thoha
(2003:27) dalam Sugijanto (2011:10) dalam Andi Irawan (2012).
Karakteristik-karakteristik ini sangat beragam, setiap perusahaan tentunya
dapat memilih seorang karyawan yang mempunyai kriteria yang baik dan
karakteristik ini juga harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
Perusahaan.
Karakteristik Individu adalah perbedaan individu dengan individu
lainnya (Peoni, 2014)
Menurut Miftah Thoha, 2007 : 34 dalam peoni (2014) Individu
membawa karakteristik masing-masing kedalam tatanan organisasi,
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman
masa lalunya. Hal tersebut adalah karakteristik yang dimiliki individu dan
karakteristik ini akan memasuki suatu lingkungan baru, yakni organisasi.
Bashaw & Grant (Almalifah Mahmodha Siti, 2005:33) dalam Peoni
(2014) menyatakan bahwa ciri-ciri pribadi seseorang terdiri dari: jenis
kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan keluarga, serta
masa jabatan. Sedangkan menurut Nimran (Sopiah, 2008:13) bahwa
karakteristik individu merupakan ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi
dan sikap.
Menurut jurnal yang berjudul “Karakteristik Individu, Karakteristik
Pekerjaan, Karakteristik Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang
Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten
Sleman)” dikatakan bahwa setiap individu mempunyai pandangan, tujuan,
kebutuhan dan kemampuan yang berbeda antara satu dan lainnya. Perbedaan
tersebut akan akan mempengaruhi dan berdampak secara langsung maupun
tidak langsung terhadap dunia kerja, hal ini tentu akan menyebabkan
perbedaan tingkat kepuasan antara satu orang dengan orang lainnyawalupun
pada kenyataannya orang tersebut bekerja pada tempat yang sama. Dalam
penelitian tersebut disebutkan bahwa karakteristik individu meliputi :
Kemampuan, Nilai, Sikap, dan Minat.
1. Kemampuan (ability)
Kemampuan (ability) adalah kapasitas seorang individu dalam
mengerjakan berbagai tugas yang ada pada suatu pekerjaan Robbins
(2003). Hal ini sama artinya bahwa kemampuan (ability) merupakan
cerminasn dari pengetahuan yang dimiliki seseorang (knowledge) dan
keterampilan yang dimilikinya (skill), sehingga sehingga dapat
digambarkan dengan rumus adalah A : f (K.S).
2. Nilai
Menurut Robbin (2003), seseorang dinilai berdasarkan pada pekerjaan,
uang memuaskan, dapat dinikmati, hubungan dengan orang – orang,
pengembangan intelektual dan maktu untuk keluarga.
3. Sikap (attitude)
Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif-baik yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan terkait objek, orang, maupun
peristiwa. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh sikap terhadap
bagaimana seseorang merasakan atas pekerjaan atau memandang
pekerjaannya, kelompok kerja, penyedia dan organisasi.
4. Minat (interest)
Minat (interest) adalah gambaran sikap yang membuat seseorang senang
terhadap objek situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini akan diikuti oleh
perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang yang
diminati. Pola – pola minat seseorang berbeda-beda dan merupakan
bagian dari faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan
pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaanpun jelas akan
berbeda tergantung seberapa menariknya sesuatu dianggap oleh orang
tersebut (Moh. As’ad, 2004 ).
Karakteristik Individu meliputi usia, jenis kelamin, status
perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam organisasi
(Peoni, 2014).
Menurut Mathis (AlmalifahMahmodha Siti, 2005:33) dalam Peoni
(2014) Karakteristik Individu yang mempengaruhi bagaimana orang-orang
dapat berprestasi dibagi dalam 4 kategori, meliputi:
a. Minat
Orang cenderung mengejar karir yang mereka yakini cocok dengan minat
mereka.
b. Jati diri
Karir merupakan perpanjangan dari jati diri seseorang juga hal yang
membentuk jati diri.
c. Kepribadian
Kepribadian mencakup orientasi pribadi karyawan (sebagai contoh
karyawan bersifat realistis, menyenangkan dan artistik) dan kebutuhan
individual, latihan, kekuasaan serta kebutuhan prestis.
d. Latar belakang sosial
Status sosial ekonomi dan tujuan pendidikan pekerjaan orang tua
karyawan merupakan faktor yang berfungsi dalam kategori.
Gibson, James L yang dialih bahasakan oleh Nunuk Ardiani
1996:123) bahwa yang dimaksud dengan karakteristik individu adalah
kemampuan dan kecakapan, latar belakang dan demografi. Klasifikasi dari
demografi adalah jenis kelamin dan ras. Perilaku pekerja menentukan hasil.
Mereka dapat menghasilkan prestasi jangka panjang yang positif dan
pertumbuhan diri atau sebaliknya, prestasi jangka panjang yang jelek atau
kurang berkembang. Sedangkan menurut Robbins, Stephen.P &
Judge, Timothy.A yang dialihbahasakan oleh Diana Angelica (2008: 56)
bahwa karakteristik individu adalah kemampuan, karakteristik-karakteristik
biografis, pembelajaran, sikap, kepribadian, persepsi, dan nilai.
Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan,
mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya
untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan
kondisi yang berbeda-beda (Brahmasari, 2008)

B. Komunikasi kelompok
Mangkunegara (2005:101) dalam Brahmasari (2008)
mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik yang dapat digunakan dalam
memotivasi kerja pegawai yaitu:
1. Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa pemenuhan
kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku
kerja.
2. Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan salah satu teknik
memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan mempengaruhi
pegawai secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah
“AIDDAS” yang terdiri dari Attention (perhatian), Interest (minat),
Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan
Satisfaction (kepuasan).
Menurut saya teknik komunikasi yang demikian juga dapat
diterapkan dalam komunikasi kelompok lain selain kelompok kerja, karena
perhatian merupakanawal dari ketertarikan seseorang untuk mendapatkan
informasi dari lawan bicara sedangkan hasrat keputusan dan tindakan
merupakan wujud nyata dari pengaruh komunikasi yang tergambar dengan
output yang demikian.
Dalam penerapannya, pertama kali pemimpin harus memberikan
perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan
agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, hal ini ditujukan
agar proses informasi yang diberikan tidak sia sia dan tujuan dari
komunikasi dapat tercapai , jika telah timbul minatnya maka hasratnya akan
menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja
dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Jika pemimpin
dapat membangun dan menerapkan komunikasi seperti ini maka akan
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, pegawai akan
bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.
DuBrin (2005:3) dalam Brahmasri (2008) juga mengemukakan
pendapat yang turut menguatkan pernyatasan saya diatas, bahwa
kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui
komunikasi dalam rangka mencapai tujuan, juga merupakan cara dalam
mempengaruhi orang dengan memberikan petunjuk ataupun perintah,
sehingga rangsangan tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespons dan menimbulkan perubahan positif.

C. Konflik Kelomppok
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Ibnu Khaldun menyampaikan
bahwa bagaimana dinamika konflik dalam sejarah manusia sesungguhnya ditentukan
oleh keberadaan kelompok sosial (‘ashobiyah) berbasis pada identitas, golongan, etnis,
maupun tribal. Kelompok sosial dalam struktur sosial mana pun dalam masyarakat dunia
memberi kontribusi terhadap berbagai konflik ( Novri Susan 2009:34). Dari sini dapat kita
lihat bagaimana Ibnu Khaldun yang hidup pada abad ke-14 juga telah mencatat dinamika
dan konflik dalam perebutan kekuasaan.

Menurut Johan Galtung (2007: 93) ada tiga tahap dalam penyelesaian konflik yaitu :

1. Peacekeeping Adalah proses menghentikan atau mengurangi aksi kekerasan melalui


intervensi militer yang menjalankan peran sebagai penjaga perdamaian yang netral.

2. Peacemaking Adalah proses yang tujuannya mempertemukan atau merekonsiliasi


sikap politik dan stategi dari pihak yang bertikai melalui mediasi, negosiasi, arbitrasi
terutama pada level elit atau pimpinan.Dikaitkan dengan kasus ini pihak-pihak yang
bersengketa dipertemukan guna mendapat penyelesaian dengan cara damai. Hal ini
dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai penegah, akan tetapi pihak ketiga
tersebut tidak mempunyai hak untuk menentukan keputusan yang diambil.Pihak ketiga
tersebut hanya menengahi apabila terjadi suasana yang memanas antara pihak bertikai
yang sedang berunding.

3. Peacebuilding Adalah proses implementasi perubahan atau rekonstruksi social, politik,


dan ekonomi demi terciptanya perdamaian yang langgeng. Melalui proses peacebuilding
diharapkan negative peace (atau the absence of violence) berubah menjadi positive
peace dimana masyarakat merasakan adanya keadilan sosial, kesejahteraan ekonomi dan
keterwakilan politik yang efektif.

Siswanto. Ayub 2014. PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI KONFLIK


ANTAR KELOMPOK DI KECAMATAN SABBANG KABUPATEN LUWU UTARA. Diakses tangl
26 januari 2017, pukul 14.15

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/9387

D. Kerja Sama Kelompok


E. Umpan Balik Kelompok
F. Organisasi kelompok

Studi yang berjudul Pengaruh Karakteristik Individu dan


Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan disebutkan bahwa struktur
organisasi merupakan penempatan tugas yang paling atas sampai pada
penempatan tugas paling bawah. Dengan kata lain struktur organisasi
mendeskripsikan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Agar organisasi bekerja dan tetap
menjaga keberadaannya, perlu prosedur pelaksanaan pekerjaan, pembagian
tugas dan wewenang internal, system koordinasi dan komitmen individu
pada doktrin dan program program kerja yang sudah ditetapkan sebagai
kontribusi kinerja karyawan.
Selanjutnya Etzioni (Syamsir 2012 : 70) menyatakan bahwa kita
dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan hampir semua
diantara kita menghabiskan hidup kita bekerja untuk berorganisasi. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa organisasi adalah entensitas sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang dapat diidentifikasikan
dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok
tujuan. Organisasi dikoordinasikan secara sadar mengandung arti
manajemen dan organisasi merupakan entitas (kesatuan) sosial berarti unit
itu terdiri dari orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi.
Sumber daya yang dianggap paling penting dalam sebuah
organisasi adalah sumber daya manusia, sebab merupakan orang-orang yang
memberikan kontribusi tenaga, bakat, kreativitas, dan berbagai usaha
mereka kepada organisasi guna mendukung organisasi yang bersangkutan
untuk dapat tetap terjaga eksistensinya (Peoni, 2014).
Dari hasil Studi Kasus yang dilakukan pada PT. Pei Hai
Internasional Wiratama Indonesia tahun 2008 tergambar bahwa pentingnya
organisasi kelompok dalam hal organisasi kelompok kerja adalah
menimbulkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan ukuran organisasi
perusahaan, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya
perusahaan dapat mempengaruhi proses komunikasi, koordinasi, dan
partisipasi pegawai sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan.
Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan” membuktikan bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan, artinya kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk
memengaruhi banyak orang melalui proses komunikasi untuk mencapai
tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif berupa
kekuatan dinamis yang dapat mengkoordinasikan organisasi dalam rangka
mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan
kedua belah pihak sesuai dengan jabatan yang dimiliki.

G. Kepengikutan dalam Kelompok

H. PembentukAN rasa kelompok

Brahmasari (2008) menyatakan bahwa komunikasi merupakan


kekuatan dinamis penting yang dapat memotivasi dan mengkoordinir
organisasi untuk mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa
percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional
dapat tercapai.

I. Dinamika Kelompok sebagai Pengantar Proses Pembelajaran

J. Daftar Kelompok
Daftar Pustaka

Arief Subyantoro. Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik


Organisasi dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh
Motivasi Kerja (Studi pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman).
JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.11, NO.
1, MARET 2009:11-19. Diakses tanggal 25 Januari 2017 pada pukul
11.00 wib.

http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/17740/
17661
Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja
Perusahaan. (Studi Kasus pada PT. Pei Hai Internasional Wiratama
Indonesia). JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN,
VOL.10, NO. 2, SEPTEMBER 2008: 124-13. Diakses tanggal 25
Januari 2017 pada pukul 11.01 wib.
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/17039
Irawan, Andy. 2012. PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
KARAKTERISTIK KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIORS DENGAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI MEDIATOR PADA EVENT ORGANIZER DI
SURABAYA. Surabaya. Diakses tanggal 25 Januari 2017 pada pukul
12.30 wib.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=114065&val=5210
Peoni, Herianus. 2014. PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Manado). Manado. Diakses
tanggal 25 Januari 2017 pada pukul 12.30 wib.
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jab/article/download/5715/5247

Anda mungkin juga menyukai