Anda di halaman 1dari 33

A.

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA


1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota
keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).
b. Tipe atau bentuk keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka
ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family )
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family )
Keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.

1
3) Berantai (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4) Duda/ Janda (Single Family)
Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Berkomposisi (Composite)
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama
6) Kabitas (Cahabitation)
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan yang resmi tetapi
membentuk suatu keluarga
7) Keluarga Inses (Incest Family)
Anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu
menikah dengan laki-laki dan selanjutnya.
8) Dyad
Rumah tangga yang terdiri dari suami isteri tanpa anak
9) Usila
Keluarga yang terdiri dari suami isteri yang berusia lanjut
b) Non Tradisional
1) Commune Family
Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah
2) Homosexual/Lesbian
Dua individu yang sejenis hidup, bersama dalam keluarga

2
3) Tugas perkembangan keluarga
Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan
1. Tahap I a. Membina hubungan intim
Pasangan Baru (Keluarga yang memuaskan
baru) b. Membina hubungan
dengan keluarga lain,
teman dan kelompok social
c. Mendiskusikan rencana
memiliki anak
2. Tahap II a. Persiapan menjadi orang
Keluarga Child bearing tua
(kelahiran anak pertama) b. Adaptasi dengan
Keluarga yang perubahan anggota
menantikan kelahiran keluarga: peran, interaksi,
dimulai dari kehamilan hubungan seual dan
sampai anak pertama kegiatan
berusia 30 bulan c. Mempertahankan
hubungan intim yang
memuasakan
3. Tahap III a. Memenuhi kebutuhan
Keluarga dengan anak pra anggota keluarga seperti
sekolah kebutuhan tempat tinggal,
Keluarga yang memiliki privasi dan rasa aman
anak pertama usia 2,5 – 5 b. Membantu anak untuk
tahun bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak
yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi

3
d. Mempertahankan
hubungan yang sehat baik
di dalam maupun di luar
keluarga
e. Pembagian waktu untuk
inividu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggungjawab
anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk
simulasi tumbuh dan
kembang anak
4. Tahap IV
Keluarga dengan anak a. Membantu sosialisasi anak
sekolah terhadap lingkungan luar
Dimulai anak pertama 6 – rumah, sekolah dan
12 tahun lingkungan lebih luas.
b. Mendoprong anak untuk
mencapai pengembangan
daya intelektual.
c. Menyediakan aktivitas
untuk anak.
d. Menyesuaikan pada
aktivitas komuniti dengan
mengikut sertakan anak.
e. Memenuhi kebutuhan yang
meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.

5. Tahap V

4
Keluarga dengan anak 1) Pengembangan terhadap
remaja remaja (memberikan
Dimulai saat anak kebebasan yang seimbang
pertama berusia 13 tahun dan brertanggung jawab
berakhir 6 – 7 tahun mengingat remaja adalah
kemudian, yaitu pada saat seorang yang dewasa muda
anak meninggalkan orang dan mulai memiliki
tuanya otonomi).
2) Memelihara komunikasi
terbuka (cegah gep
komunikasi).
3) Memelihara hubungan
intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan
system peran dan peraturan
anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota
keluarga.

6. Tahap VI
Keluarga dengan anak a. Memperluas keluarga inti
dewasa(pelepasan) menjadi keluarga besar.
Tahap ini dimulai pada b. Mempertahankan
saat anak terakhir keintiman.
meninggalkan rumah c. Menbantu anak untuk
mandiri sebagai keluarga
baru di masyarakat.
d. Mempersiapkan anak
untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian

5
anaknya.
e. Menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada pada
keluarga.
f. Berperan suami – istri
kakek dan nenek.
g. Menciptakan lingkungan
rumah yang dapat menjadi
contoh bagi anak –
anaknya.

7. Tahap VII
Keluargausia pertengahan a. Mempunyai lebih banyak
Tahap ini dimuali pada waktu dan kebebasan
saat anak terakhir dalam mengolah minat
meninggalkan rumah dan social dan waktu santai.
berakhir saat pensiun atau b. Memuluhkan hubungan
salah satu pasangan antara generasi muda tua.
meninggal c. Keakrapan dengan
pasangan.
d. Memelihara
hubungan/kontak dengan
anak dan keluarga.
e. Persiapan masa tua/
pension.

8. Tahap VIII
Keluarga usia lanjut a. Penyesuaian tahap masa
Tahap terakhir ini dimulai pension dengan cara
pada saat salah satu merubah cara hidup.

6
pasangan meninggal b. Menerima kematian
sampai keduanya pasangan, kawan dan
meninggal mempersiapkan kematian.
c. Mempertahankan
keakraban pasangan dan
saling merawat.
d. Melakukan life review
masa lalu.

5) Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) sebagai berikut :


1. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan
orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi untuk mengembangkan dan sebagai
tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Fungsi pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
yang tinggi.

7
6. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c) Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya
yang terlalu muda.
d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.

2. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya (Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga

8
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut.
g) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan
radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.

9
c) Riwayat keluarga Inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan
dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang
berhubungan dengan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

10
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
6) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.
7) Fungsi-fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisasi

11
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan

12
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f) Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
8) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi / stresor.
9) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
10) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
11) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga
(headto toe).
12) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

Adapun tujuan pengkajian menurut Suprajitno (2012) yang berkaitan


dengan tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu :
a. Mengetahui Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.
Hal ini yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui
fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala,

13
factor penyebab dan factor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.
b. Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :
1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah.
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami?
4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga?
5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung
(negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada
anggota keluarga?
6) Apakah kelarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau
fasilitas pelayanan kesehatan?
7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga
keshatan?
8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan
yang tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi
masalah kesehatan?
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota
keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan
setelahtindakan, dan cara perawatannya)
2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakuakan
anggota keluarga
3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas untuk
merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

14
4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga
(anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial).
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit
atau membutuhkan bantuan kesehatan.
d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi
lingkungan rumah sehat yang seha, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga
disekitar lingkungan rumah.
2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan.
3) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap keluarga
terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan
4) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit yang
dapat dilakukan keluarga
5) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
keluarga.
e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyaraka, perlu dikaji tentang:
1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan
keshatan yang dapat dijangkau keluarga.
2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh
dari fasilitas kesehatan.
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas
keshatan melayani.
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang
melayani?
5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila
tidak dapat apakah penyebabnya?

15
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggungjawab
untuk melaksanakannya (Mubarak, 2007).
Tipologi diagnosa keperawatan dapat bersifat actual, risiko, potensial.
1. Diagnosa keperawatan actual
Diagnosa keperawatan actual (terjadi deficit/gangguan kesehatan)
ditegakkan bila dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai
tanda dan gejala gangguan kesehatan secara nyata.
2. Dignosa keperawatan risiko
Diagnosa keperawatan risiko (ancaman kesehatan) ditegakkan
bila dari hasil pengkajian sudah ditemukan data penunjang namun
belum terjadi gangguan secara nyata.
3. Diagnosa keperawatan potensial
Diagnosa keperawatan potensial (keadaan sejahtera atau
wellness) ditegakkan bila suatu keadaan dimana keluarga berada
dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Berikut ini contoh diagnosa untuk penderita hipertensi:
i. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan anggota keluarga tentang penyakit hipertensi.

Skala untuk menentukan prioritas


Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Murwani, 2008)
No Kriteria Skor Bobot

16
1 Sifat Masalah 1
Skala :
- Actual 3
- Risiko 2
- Potensial 1
2 Kemungkinan Masalah dapat Dicegah 2
Skala :
- Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensi Masalah untuk Dicegah 1
Skala :
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
Skala :
- Masalah berat dan harus segera 2
ditangani
- Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

Penghitungan skor dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
c) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria pada tiap diagnosa
keperawatan.

17
Factor – faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas adalah
sebagai berikut :
1. Kriteria pertama didasarkan atas sifat masalah dimana bobot tertinggi
diberikan pada masalah yang actual, risiko dan masalah potensial.
2. Kriteria yang kedua didasarkan pada kemungkinan masalah dapat
diubah. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi masalah dapat diubah
adalah :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
mengatasi masalah.
b. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c. Sumber daya perawat dalam bnetuk pengetahuan, ketrampilan dan
waktu.
d. Sumber daya masyarakat yang berbentuk fasilitas organisasi dan
sokongan masyarakat.
3. Kriteria ketiga didasarkan atas potensi masalah untuk dicegah. Factor-
faktor yang dapat mempengaruhi :
a. Kepemilikan masalah yang berhungungan dengan penyakit atau
masalah
b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah ersebut ada.
c. Tindakan yang sedang dijalnkan
d. Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok rentan
4. Kriteria keempat didasarkan atas persepsi keluarga dalam melihat
masalah kesehatan yang sedang dialami.
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di identifikasi dari
masalah kesehatan yang sering muncul.
Langkah – langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :
1. Menentukan sasaran atau tujuan

18
2. Sasaran adallah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang
akan di capai melalui segala upaya, dimana masalah digunakan
untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)
3. Menentukan tujuan atau objek
4. Objek merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau terperinci
tentang hasil yang diharpkan oleh tindakan peraatan yang akan
dilakukan, dimana penyebab digunakan untuk merumuskan
tujuan (TUK)
5. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
6. Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung pada
sifat masalah dan sumber sumber yang tersedia untuk
memecahkan masalah
7. Menentukan criteria dan standart criteria
8. Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukkan
tingkat performance yang diinginkan untuk membandingkan
bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah
tercapai
Dalam menyusun sebuah intervensi harus menggunakan SMART yaitu :
1. Spesifik yakni tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti
ganda
2. Measurable yakni tujuan keperawatan harus dapat diukur,
khususnya tentang Perilaku klien; dapat di lihat, didengar, diraba,
dirasakan dan dibau
3. Achievable yakni tujuan harus di capai
4. Reasonable yakni Tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah
5. Time yakni Tujuan keperawatan tercapai dalam jangka waktu yang
ditentukan
Tidak hanya dengan SMART, sebuah intervensi keperawatan harus
memenuhi ONEC, yaitu :
1. Obserbvasi yaitu melakukan pengamatan terhadap masalah klien
yang sudah dikaji

19
2. Nursing yaitu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
ranahnya
3. Edukasi yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
sesuai dengan penyakit yang dideritas
4. Kolaborasi yaitu melakukan kerjasama dengan profesi lain dalam
melakukan sebuah tindakan.

Tujuan Umum Khusus (TUK):


1. TUK 1
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian hipertensi, yaitu
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi, yaitu pola
makan, dan pola hidup.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang komplikasi hipertensi, yaitu
stroke dan gagal jantung.
d. Bersama-sama keluarga mengidentifikasi komplikasi dari hipertensi
yang dialami anggota keluarga.
e. Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah komplikasi pada penyakit hipertensi.
2. TUK 2
a. Observasi makanan yang sering dimakan sehari-hari.
b. Observasi seberapa jauh keluarga dalam menjalani diitnya sebagai
penderita hipertensi
c. Diskusikan pada keluarga tentang makanan yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi
d. Diskusikan pada keluarga tentang Makanan pantangan bagi
penderita hipertensi
e. Berikan reinforcement positif atas jawaban yang diberikan
keluarga
3. TUK 3

20
a. Demontrasikan cara membuat terapi buah timun untuk pasien
hipertensi
b. Bersama-sama kelurga mendemontrasikan cara pembuatannya
4. TUK 4
a. Diskusikan dengan keluarga bagaimana cara mencegah komplikasi
hipertensi pada anggota keluarga yang sudah dilakukan.
b. Tanyakan kepada keluarga pencapaian hasil dari cara yang sudah
diterapkan.
c. Bimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi
hipertensi pada anggota keluarga dengan tepat.
d. Bersama-sama dengan keluarga untuk mendemonstrasikan
langkah-langkah senam hipertensi
e. Beri reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil
keluarga
5. TUK 5
a. Diskusikan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dapat digunakan
keluarga dalam mengatasi hipertensi yaitu Puskesmas, RS, Dokter,
posyandu
b. Bantu keluarga memilih faskes yang akan digunakan
c. Diskusikan dengan keluarga manfaat dari fasilitas kesehatan
c. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mendapatkan perbaikan kea rah perilaku hidup sehat.
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah di susun.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan
keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil dan

21
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan
keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun
rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang
dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula
direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga (Murwani,
2008). Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional
menurut Murwani (2008) :
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjectif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahapan evaluasi.

B. FOKUS MASALAH KESEHATAN KELUARGA


I. Konsep Teori
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner dan Suddarth,
2010). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya lebih atau sama dengan 90
mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Arief mansjoer
2009). Jadi dapat disimpulkanbahwa hipertensi ialah tekanan darah
tinggi dengan nilai sistol lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastol
lebih dari 80 mmHg.

22
B. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi
primer terdapat lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan
10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai
berikut
a) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD
meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan) dan Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih).
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi
dari 30gr), kegemukan atau berlebihan, stress dan
pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, obat-
obatan (Smeltzer & Bare, 2010).

23
C. Pathway

24
D. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2010), mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan di mana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor
pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

25
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan
perifer.
E. Tanda dan gejala
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-
satunya gejala, bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi
komlikasi pada ginjal, mata, atau jantung. Gejala lain sering
muncul di temukan adalah sakit kepala, marah, telinga berdengung,
berat di tengkuk, sukar tidur, dan pusing(Arif Mansjoer, 2009)
1. Sakit kepala disebabkan oleh adanya tekanan intra vaskuler dan
gangguan suplai O2 ke otak sehingga, terjadi gangguan pad
neuro vaskuler menyebabkan sukar tidur dan pusing.
2. Barat pada tengkuk di sebabkan oleh suplai O2 terganggu dan
menyebabkan gangguan pada neuro vaskule
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan
apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus
berat, edema pupil (edema pada diskus optikus) (Brunner &
Suddarth, 2010).
F. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologi
a. Diet

26
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
1) Farmakologi
Sesuai dengan rekomendasi WHO/ISH dengan mengingat
kondisi pasien, sasarkan pertimbangan dan prisif sebagai
berikut:
a. Mulai dosis rendah yang tersedia, naikkan bila respon
belum belum optimal, contoh agen beta bloker ACE.
b. Kombinasi dua obat, dosis rendah lebih baik dari pada satu
obat dosis tinggi. Contoh: diuretic dengan beta bloker.
c. Bila tidak ada respon satu obat, respon minim atau ada efek
samping ganti DHA yang lain
d. Pilih yang kerja 24 jam, sehingga hanya sehari sekali yang
akan meningkatkan kepatuhan.
e. Pasien dengan DM dan insufistensi ginjal terapi mula lebih
dini yaitu pada tekanan darah normal tinggi.

G. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan hipertensi.
2. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi b.d
kurangnya pengetahuan keluarga mengenai informasi tentang
hipertensi

27
H. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Gangguan Setelah Setelah Demonstrasi Keluarga  Berikan
rasa nyaman dilakukan dilakukan dapat penjelasan
nyeri b.d pertemuan kunjungan mendemons kpd keluarga
ketidakmamp diharapkan rumah 1x45 trasikan ttg cara
uan keluarga rasa nyeri menit cara mengurangi
merawat teratasi/ diharapakan mengurangi nyeri /
anggota hilang keluarga dan mencegah
keluarga mampu mencegah nyeri
dengan memberikan nyeri  Demonstrasik
hipertensi. keperawatan dengan an keluarga
pada Ib. S benar ttg cara
dengan nyeri mengurangi
sekunder nyeri
hipertensi  Berikan
penjelasan
pada keluarga
tentang diet
yang sesuai
dengan
penderita HT
 Anjurkan
pada keluarga
untuk
mengkonsums
i makanan
sesuai dg diet
HT

28
 Anjurkan
keluarga
untuk periksa
secara teratur

2 Ketidakmam Setelah 3x Selama Respon Keluarga  Diskusikan


puan pertemuan 1x45 menit Verbal mampu bersama
keluarga ibu S kunjungan menjelaskan keluarga,
mengenal mengerti keluarga Pengertian pengertian
masalah tentang mampu dari hipertensi
hipertensi b.d penyakit mengenal hipertensi  Tanyakan
kurangnya hipertensi masalah Hipertensi kembali pada
pengetahuan hipertensi, adalah keluarga
keluarga dengan cara: peningaktan tentang
mengenai a. Menyebut tekanan pengertian
informasi kan darah lebih hipertensi
tentang pengertian dari 140/90  Berikan pujian
hipertensi hipertensi mmHg. atas jawaban
yang tepat
b. Menyebut Respon Keluarga  Diskusikan
kan Verbal mampu bersama
penyebab menyebutka keluarga,
hipertensi n penyebab penyebab
hipertensi: hipertensi
- Obesitas dengan
- Mengkosu menggunakan
msi  Motivasi
makanan keluarga untuk
berlemak menyebutkan
seperti kembali
daging penyebab

29
- Stress hipertensi
- Kurang  Beri
gerak/aktiv reinforcemen
itas positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
c. Menyebut Respon Keluarga  Diskusikan
kan tanda Verbal mampu dengan
dan gejala menyebutka keluarga
hipertensi n tanda dan tentang tanda
gejala : – tanda
-Peningkat- hipertensi
an tekanan  Motivasi
darah keluarga
-Sakit untuk
kepala/pusi menyebutkan
ng kembali tanda
- Kekakuan – tanda
-Susah tidur hipertensi
- Cepat  Beri
marah reinforcemen
- Mata positif atas
berkunang- usaha yang
kunang dilakukan
keluarga
d. Menyebut- Respon Keluarga  Diskusikan
kan tentang verbal mampu dengan
komplikasi menyebutk- keluarga
hipertensi an tentang tentang

30
komplikasi: komplikasi
- Serangan hipertensi
jantung  Motivasi
- Stroke keluarga
- Gagal untuk
ginjal menyebutkan
- Masalah kembali
mata komplikasi
hipertensi
 Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

e. Menyebut- Respon Keluarga  Diskusikan


kan cara Verbal mampu dengan
pencegahan menyebutka keluarga
hipertensi n cara tentang cara
pencegahan pencegahan
hipertensi : hipertensi
Pencegahan  Motivasi
dengan keluarga
“CERDIK” untuk
C:Cek menyebutkan
kesehatan kembali tanda
secara cara
berkala pencegahan
E:Enyahkan hipertensi

31
asap rokok  Beri
R:Rajin reinforcemen
aktifitas positif atas
fisik usaha yang
D:Diet dilakukan
sehat keluarga
I:Istirahat
yang cukup
K:Kelola
stress

32
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA. MediAction : Yogyakarta

Arita, Murwani. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Salemba Medika : Jakarta

Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. EGC:
Jakarta
Endah Happy Patriani, Ros. 2016. Modul Keperawatan Keluarga: Jurusan
Keperawatan. Poltekkes Surakarta: Surakarta
Hidayat, Aziz Alimul. 2011.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta.

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan
Teori Buku 1.Yogyakarta :Graha Ilmu

Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2012. Ilmu Pengantar Komunitas Pengantar dan
Teori Buku 2. Yogyakarta :Graha Ilmu

Suprajitno, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Setyowati, Sri. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga. 2007. Mitra
Cendekia Press : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2010.Keperawatan Medikal Bedah2,


Edisi 8. Jakarta : EGC

33

Anda mungkin juga menyukai