Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang
dipandang cukup penting adalah :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif
bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh
provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua
orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender,
ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang
mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari
individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis,
dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan
dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter
ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan
bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
(Ikatan Dokter Indonesia, 1982).
3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang
dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan
berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi,
meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family
Practice, 1969).
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total
pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau
beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang
tersedia, sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung
jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak
sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan total
pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau
unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of General Practice,
1947).
5. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,
tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan
keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore College
of General Practitioners, 1987).
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang dipandang
cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab
dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin
pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American
Academy of Family Physician, 1969).
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari
suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu
penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta
ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu,
diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu
mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan
penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak
sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The
American Academy of Family Physician, 1969).
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The American
Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang pertama, karena
menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan
pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan disiplin
ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family physician).
Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter keluarga disebut dengan nama
ilmu kedokteran keluarga (family medicine). Batasan tentang ilmu kedokteran di antaranya
adalah :
1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan
masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya
(PB IDI, 1983).
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter
keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk
rnemenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab
(Charmichael, 1973).
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai
dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus (Wonca,
Manila, 1979).
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta
teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan
perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (Whinney, 1969).
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju
perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga (Sargent, 1967).
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi
Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI.
Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun
1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990,
setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga
Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI),
namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional
di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter
praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat
itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1981 dengan berdirinya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui
kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga
Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi
pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari
profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja,
terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi
internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and
Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia
adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk
Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan
atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi
paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
9. Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional
pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi
kepentingan pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional,
berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan
pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya
partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk
konseling keluarga.
Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “STANDAR KOMPETENSI DOKTER” yang
menjabarkan dalam 7 area kompetensi :
1. Area Komunikasi efektif : mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat,masyarakat dan profesi
lain.
6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri : melakukan praktik kedokteran dengan penuh
kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal,
kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara
sinambung.
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru lahir, bayi, anak,
remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
- Memahami epidemiologi penyakit
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
- Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
- Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
- Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
- Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhangizi
- Memahami pokok masalah perkembangan normal
- Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
- Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
- Menyelenggarakan layanan paliatif
- Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
- Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau
pasien,pembinaan dan konseling keluarga )
- Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,pemeriksaan
atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber dayamasyarakat,
program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi ataupembelaan
kepentingan kesehatan masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia dan penanganan
nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan
mata dan telinga, kelainan salurancerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan
obstetric dan ginekologi, penyakitinfeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik,
kelainan neurologi, danpsikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan ( menyusun dan menggerakan tim,
kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,pemecahan masalah konflik, peningkatan
kualitas).
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat
primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak
pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.
Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,koordinatif,
dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia
ataupun jenis penyakitnya.
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederha-
nakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu
pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc :
a) Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang
dikenal di masyarakat.
b) Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus
melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).
c) Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan
perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
d) Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan
sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokte keluarga
harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus
memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus
memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap
anggota keluarga.
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak
berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter
spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada
umumnya :
a) lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal
pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur
pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani
pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran
yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung
jawab dari pada dokter umum.
b) Lebih lengkap dan bervariasi
c) Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada
semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan
bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti
ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat
menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang
datang berobat.
d) Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter
spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal
saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena
memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus
dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich
(1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam
stadium dini atau yang bersifat umum saja. ‘The family doctor cannot be expected to treat
all problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best
possible’.