Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan lingkungan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat


yang berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia (WHO, 1948).
Berdasarkan data Susenas, untuk fasilitas sanitasi, pencapaian
Indonesia sempat meningkat tinggi dari tahun 1992 (30,9%) sampai
dengan tahun 1998 (64,9%), dimana dalam enam tahun terjadi
peningkatan sebanyak tiga kali lipat. Walaupun demikian, sejak tahun
1998 pertumbuhan akses ini melambat, bahkan sempat menurun di tahun
2000 (62,7%) dan 2002 (63,5%) karena tingkat pertumbuhannya tidak
sebanding dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Data terakhir untuk
tahun 2004, proporsi rumah tangga yang memiliki akses pada fasilitas
sanitasi yang layak, artinya menggunakan tangki septic atau lubang
sebagai tempat pembuangan akhir mencapai dua pertiga dari seluruh
rumah tangga di Indonesia (67,1%).
Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan
kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut
telah menuntut dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan
program kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan
lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup kemantapan kelembagaan,
sumber daya manusia, dan kemitraan lingkungan disamping itu perangkat
hukum dan perundangan, informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan
(interdependensi) dan keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah
membawa konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan, termasuk sistem
pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasikan
dengan seluruh pelaksanaan pembangunan sektor dan daerah.

1
Mengingat begitu pentingnya Maka dari itu pentingnya manajemen
dalam penerapan sanitasi lingkungan guna untuk menjaga kesehatan
manusia dan lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep teori manajemen kesehatan lingkungan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk Mengetahui Bagaimana Manajemen Kesehatan Lingkungan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen kesehatan
Lingkungan.
2. Untuk mengetahui tujuan Manajemen kesehatan Lingkungan
3. Untuk mengetahui fungsi Manajemen kesehatan Lingkungan
4. Untuk mengetahui faktor kesehatan Lingkungan.
5. Untuk mengetahui syarat lingkungan yang sehat
6. Untuk mengetahui Dasar Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
7. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan.
8. Untuk mengetahui Cara pemeliharaan kesehatan Lingkungan.
9. Untuk mengetahui Tujuan Kesehatan Lingkungan
10. Untuk mengetahui masalah lingkungan kesehatan Masyarakat.

1.4 Manfaat
1. Bagi Pribadi
Sebagai wadah untuk tugas individu dalam mata kuliah manajemen
kesehatan lingkungan.
2. Bagi Institusi
Sebagai wadah dalam transformasi ilmu pengetahuan terutama
mengenai manajemen kesehatan lingkungan.

2
3. Bagi kalangan pembaca
Sebagai wadah dalam transformasi bagi kalangan pembaca dalam
ilmu pengetahuan terutama mengenai manajemen kesehatan
lingkungan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Pengertian kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)


tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai
suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan.

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi


kelancaran kehidupan di bumi, karena lingkungan adalah tempat dimana
pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila
sudah memenuhi syarat- syarat lingkungan yang sehat (Dinas Kesehatan,
2007).
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan
maysarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia
dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan
lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Ada 3 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan
lingkungan, masing- masing pengertian lahir dalam upaya memecahkan
masalah kesehatan sesuai jaman dan kebutuhannya :

1. Kesehatan lingkungan sebagai suatu upaya, dikemukakan oleh


P. Halton Purdon tahun (1971). Purdon menyatakan bahwa
“kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar –dasar
kesehatan dan lingkungan global”
2. Menurut WHO 1948, kesehatan lingkungan meupakan
terwujudnya keseimbangan ekologis antara manusia dan
lingkungan harus ada, agar masyarakat menjadi sehat dan
sejahtera.

4
3. Menurut HAKLI , kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainnya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.

Jadi, manajemen kesehatan lingkungan adalah suatu seni yang


melaksanakan dan mengatur system dari bagian kesehatan masyarakat
untuk menopang keseimbangan ekologis antara manusia dan
lingkungannya (biotic dan abiotik) guna tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

2.2 Fungsi Manajemen Kesehatan Lingkungan

1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan lingkungan adalah fungsi terpenting dalam
manajemen kesehatan lingkungan, oleh karena itu fungsi ini akan
menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan
lingkungan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen kesehatan
lingkungan secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak
mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang
akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan
tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu
perumusan strategi dan penerapan strategi. Pada fase perumusan strategi
ditetapkan tujuan dan kebijaksanaan umum organisasi. Di sini dibutuhkan
keterampilan manajerial yang bersifat konseptual. Untuk fase penerapan
strategi ditentukan upaya pencapaian tujuan. Dalam hal ini dibutuhkan
keterampilan manajerial yang bersifat teknis. Perumusan strategi biasanya
dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu organisasi sedangkan

5
implementasinya dikerjakan sepenuhnya oleh para manajer pelaksana
dikordinir oleh manajer tingkat menenga.

2. Fungsi pengorganisasian
Menjelaskan pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi,
agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Pengorganisasian
merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya.

3. Fungsi penggerakan dan Pelaksanaan


Menurut Nawawi (2000) pelaksanaan atau penggerakan (actuating)
yang dilakukan setelah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan
pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk
tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit
atau satuan kerja yang dibentuk. Di antara kegiatan pelaksanaan adalah
melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi termasuk koordinasi.
Koordinasi sebagai proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada
satuan kerja yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu dan departemen-
departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam
organisasi. Mereka mulai mengejar kepentingan diri sendiri yang sering
merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

4. Fungsi pengawasan dan pengendalian


Upaya penerapan standar pelaksanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ada,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa
usaha atau kegiatan telah dilaksanakan secara baik dalam mencapai
tujuan (Handoko, 1984).

6
2.3 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan
1. Lingkungan Sehat
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk
menciptakan masyarakat yang terbebas dari segala macam
penyakit
a. Faktor Fisik
Berupa biotic dan abiotik, dimana faktor tersebut sangat
berperan penting bagi masyarakat dalam memperhatikan
dimana tempat tinggal mereka akan di bangun. Jika suatu
rumah dibangun di pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan
kondisi di pedesaan itu. Misalnya keadaan air yang bersih
terhindar dari pencemaran akan membawa dampak yang baik
bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.

b. Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, dimana faktor
tersebut berperan dalam hubungan masyarakat dan
lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal dikawasan
yang rawan gempa, maka rumah yang mereka bangun
dikawasan tersebut harus dibuat dengan bahan-bahan yang
ringan namun kokoh. Disamping itu masyarakat juga berupaya
untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-usaha
tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak penampungan
sampah.
c. Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimanapada
umumnya apabila di lingkungan tersebut diduduki sebagian
besar orang tidak mampu maka secara tidak langsung
mempengaruhi terhadap kesehatan lingkungan tempat
tinggalnya. Misalnya di daerah-daerah pemukiman kumuh,

7
karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk
menciptakan lingkungan yang sehat baik.

2.4 Syarat- syarat lingkungan yang sehat


1. Keadaan air
Air yang sehat adalah air tidak berbau , tidak tercemar, dan
dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti
kebersihannya dimasak dengan suhu 100 0C, sehingga bakteri
yang berada di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan udara
Udara yang sehat adalah udara yang di dalamnya terdapat
yang diperlukan , contohnya oksigen dan di dalamnya tidak
tercemar oleh zat- zat yang merusak tubuh, contohnya zat
karbondioksida.
3. Keadaan tanah.
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman
suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara kebisingan.
Keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak bising
yang dapat mengganggu aktivitas atau alat pendengaran
manusia.

2.5 Dasar Peningkatan Kesehatan Lingkungan


Perencanaan lingkungan pada dasarnya adalah proses dinamik.
Perencanaan lingkungan tidak hanya merupakan satu tindakan saja,
namun lebih banyak suatu rentan aktivitas yang tersusun sistematis dan
bertahap, mengarah pada hasil perbaikan lingkungan hidup yang lebih
mantap.
Pada dasarnya tiap perencanaan lingkungan harus mempunyai 3
aspek pokok yakni strategi, tujuan dan proses perencanaan. Tujuan
perencanaan lingkungan sebagai suatu pernyataan hasrat atau harapan
terhadap tercipntanya kondisi lingkungan ideal yang ingin dicapai.

8
Umumnya tujuan dikaitkan dengan perbaikan kualitas lingkungan hidup
sehingga memberikan suasana yang lebih menguntungkan bagi
penduduk.
Kondisi lingkuangan yang meningkat kualitasnya juga diusahakan
berlangsung permanen/lestari. Namun tujuan seperti itu tidak dapat
dipakai sebagai arah operasional lingkungan, lebih banyak hanya berupa
arah konsepsional yang menjadi orientasi para pengelola lingkungan.
Tujuan perbaikan lingkungan dalam bentuk yang memiliki nilai
operasional banyak tergantung pada kemampuan perencanaan untuk
melihat kedepan tentang prospek lingkungan yang dihadapi. Dengan kata
lain, suatu tujuan perencanaan lingkungan perlu dibuat secara kuantitatif,
kalau mungkin dalam bentuk satu jumlah untuk jangka waktu tertentu.,
Suatu perencanaan lingkungan perlu terdiri dari aktivitas yang
berkeseimbangan dan tersusun secara sistematis, serta tertahap menuju
suatu perbaikan kualitas lingkungan dengan ukuran yang obyektif.
Prosesnya sangat dinamik mengikuti perubahan-perubahan alamiah
maupun tak alamiah yakni perubahan yang diakaitkan dengan aktivitas
manusia, yang bersifat terkontrol melalui program perbaikan lingkungan.
Adapun proses kegiatan perencanaan lingkungan pada hakikatnya
adalah rantai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perbaikan kualitas
lingkungan, terencana, sistematis dan rasional. Proses itu mengikuti
berbagai aktivitas yang bisa diklasifikasikan dalam tujuan kelompok
kegiatan pokok, yaitu :
1. Analisis lingkungan
2. Penetapan dan penyusunan urutan prioritas masalah lingkungan
3. Penyusunan alternative pemecahan masalah lingkungan
4. Pemilihan alternative dan penentuan rencana perbaikan lingkungan
5. Pelaksanaan perencanaan dan program perbaikan lingkungan
6. Pengawasan dalam pelaksanaan
7. Evaluasi pelaksanaan

9
Ketujuh kelompok perbaikan lingkungan diatas merupaka suatu
aktivitas yang senantiasa ada dalam pelaksanaan upaya-upaya perbaikan
lingkungan.

2.6 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organizatiton (WHO) ada 17 ruang lingkup
kesehatan lingkungan:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian sector-sektor
5. Pencegahan pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk hygiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek Kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan kota
14. Pencegahan kecelakaan
15. Kesehatan lingkungan tempat rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemis wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan,
di Indonesia ruang lingkup kesehatan lingkungan diterapkan dalam
pasal 22 ayat 3 undang-undang no.23 tahun 1992 ruang lingkup
kesling ada 8:
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas

10
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vector penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti keadaan pasca
bencana

2.7 Cara- cara pemeliharaan kesehatan lingkungan


Pemeliharaan kesehatan lingkungan bisa dilakukan dengan
cara:
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah di sungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
3. Mengolah tanah sebagai mana mestinya.
4. Menanam tumbuhan pada lahan- lahan kosong.

2.8 Tujuan Kesehatan Lingkungan


1. Mengurangi pemanasan global.
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran.
3. Pembuangan sampah padat.
4. Pengendalian vektor.
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran oleh ekskreta
manusia.
6. Hygienis makanan, hygienis susu.
7. Pengendalian pencemaran udara.
8. Pengendalian radiasi.
9. Kesehatan kerja.
10. Pengendalian kebisingan.
11. Perumahan dan pemukiman.
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara.
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan.
15. Rekreasi umum dan pariwisata

11
16. Tindakan- tindkaan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi atau wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menajamin
lingkungan.

Di indonesia ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam


pasal 22 ayat (3) UU nomor 23 tahun 1992. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan ada 8 yaitu:
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah air
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan vektor penyakit
7. Penyehatan dan pengamanan lainnya, seperti keadaan pasca
bencana.

2.9 Masalah – masalah lingkungan kesehatan Masyarakat


1. Urbanisasi penduduk.
Di indonesia terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar
dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang
terutama di luar jawa dan keterbatasannya lapangan.
Pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondong-
bondong datang ke kota untuk bekerja sebagai pembantu
rumah tangga, pelabuhan , pemulung, bahkan menjadi
pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa
dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti
munculnya pemukiman kumuh dimana- mana.
2. Tempat pembungan sampah.
Di indonesia hampir setiap tempat sistem pembungan sampah
dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan leboh lanjut.

12
Sistem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan
yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara ,
tanah dan air selain lahannya juga dapat menajadi tempat
berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit menular.
3. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survey yang pernah dilakukan hanya sekitar 60%
penduduk indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM,
terutama untuk penduduk perotaan, selebiohnya
mempergunakan sumur atau sumber air lain. Bila datang
musim kemarau, krisis air dapat terjadi ddan penyakit
gastroenteritis mulai muncul dimana- mana.
4. Pencemaran udara.
Tingkat pencemaran udara di indonesia sudah melebihi nilai
ambang batas normal terutama di kota- kota besar akibat gas
buangan kendaraan bermotor. Selain itu hampir setiap tahun
asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke
negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan
petanian dan perkebunan.
5. Pembuangan limbah industri rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga
dan industri di buang langsung dan bercampur menjadi satu ke
badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan
penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai.
Akibatnya, kualitas air sungai menurun apabila digunakan untuk
aior bakumemerlukan biaya yang tinggi.
6. Bencana alam
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus atau banjir yang
sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi
yang tentunya menambah banyak pemsalahan kesehatan.
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencaann tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan

13
contohnya : pemberian iin tempat pemukiman , gedung atau
tempat industri baru tanpa didahului dengan studi kelayakan
yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya
banjir, pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial
lain.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen Kesehatan Lingkungan adalah suatu seni yang


melaksanakan dan mengatur system dari bagian kesehatan masyarakat
untuk menopang keseimbangan ekologis antara manusia dan
lingkungannya (biotic dan abiotik) guna tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.
Peran manajemen dalam kesehatan lingkungan adalah Pengelolaan
lingkungan mempunyai dua dimensi yaitu “keterpaduan” dan “konflik”.
Idealnya, berbagai instrumen pengelolaan lingkungan dapat dirumuskan
secara terpadu sehingga dapat mengakomodasi berbagai kelompok
kepentingan. Dalam prakteknya, pengelolaan lingkungan tidak dapat
dilepaskan dari konflik. Oleh karenanya para pengelola lingkungan harus
mempunyai kapasitas untuk mengelola konflik dari berbagai kepentingan
yang saling bertentangan.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.
Pada kesempatan lain kami akan berusaha lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amsyari, F. 2003. Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan


Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika.

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat


cetak ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.

Adisasmito W. 2007. System manajemen lingkungan rumah sakit. Jakarta.


Rajawali pers.

Soeparman dan Suparmin. 2007.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair :


Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran

16

Anda mungkin juga menyukai