1. Pembukaan
Selamat pagi para penumpang yang kami hormati. Pagi ini kapal…. Akan berlayar menuju
dermaga terakhir pulau Shadow Prices selama kurang lebih 2,5 jam. Kami crew
professional Kelompok 7 akan memandu anda dalam perjalanan kali ini.
Selama perjalanan, para penumpang dilarang : berbicara dengan terlalu keras, tidak fokus,
mengantuk, atau meratapi kesendirian. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan kapal karam
sehingga tidak dapat mencapai dermaga terakhir yang dituju.
2. Isi
a. Shadow price atau Harga Bayangan merupakan harga yg nilainya tidak sama harga
pasar (bisa diatas/dibawah harga pasar) tetapi harga tersebut mencerminkan nilai sosial
yg sesungguhnya dari suatu input/hasil produksi. Atau bisa juga dikatakan sebagai
suatu penyesuaian yang dibuat oleh penilai proyek terhadap harga pasar faktor/ hasil
produksi karena harga pasar tidak mencerminkan biaya/ nilai sosial yg sebenarnya dr
faktor/ hasil produksi sehingga butuh pengukur harga yg lebih tepat.
b. Mengapa shadow prices bisa tercipta?
i. Adanya perubahan didalam perekonomian yg terlalu cepat sehingga mekanisme
pasar tidak sempat mengikutinya, timbul disequilibrium
ii. Proyek yg terlalu besar dan invisible dapat menyebabkan perubahan didalam
harga pasar baik untuk harga input dan harga output sehingga tdk dpt diperoleh
satu harga pasar yg dpt dipakai utk mengukur nilainya
iii. Adanya unsur-unsur monopolis didlm pasar baik pajak maupun subsidi
iv. Berbagai macam input dan output sehingga adanya sebab-sebab teknis,
administrative ataupun sosial maka menyebabkan tdk dpt dijual / dibeli dgn cara
yg biasa
c. Apa aja sih yang ada di dalam shadow prices?
1. Harga bayangan hasil produksi atau output
Harga sosial didekati dengan harga batas (border price) yaitu CIF (Cost Insurance
Freight).
2. Harga bayangan tanah
Menurut Gittinger (1986), ada 3 macam penilaian harga bayangan faktor produksi
tanah yaitu :
a. Menilai faktor produksi tanah sesuai dengan harga beli,
b. Menilai faktor produksi tanah sesuai dengan perkiraan nilai netto biaya produksi
yang hilang/diluangkan (opportunity cost)
c. Menilai faktor produksi tanah sesuai dengan nilai sewanya.
3. Harga bayangan tenaga kerja
Dalam menentukan harga sosial tenaga kerja, maka perlu dibedakan antara tenaga
kerja terdidik atau terlatih dengan tenaga kerja tidak terdidik, sebagai asumsi pasar
dalam keadan bersaing sempurna tingkat upah dan mencerminkan produktivitas
marginalnya.
4. Harga bayangan nilai tukar
Dapat ditentukan dengan menggunakan harga atau nilai valuta asing yang
ditentukan oleh lembaga pemerintahan yang berwenang. Cara lain untuk
menghitung harga sosial nilai tukar asing adalah dengan mencari faktor konversi
terhadap nilai tukar resmi.
1. Shadow price Faktor Produksi Modal, yaitu nilai tertinggi dari faktor produksi modal
dalam penggunaan alternatif terbaik.
Tuan A akan meminjam uang sebesar Rp 1.000.000 dengan bunga 2% perbulan untuk
waktu 6 bulan. Biaya administrasi dan biaya lainnya sebesar Rp 50.000. Jadi:
Biaya memperoleh modal pinjaman adalah bunga ditambah biaya administrasi nya :
= (2% x 6 bulan x Rp 1.000.000) + Rp 50.000
= Rp 170.000
Biaya Modal Per Tahun : = (Rp 170.000 : Rp 1.000.000) : 6
= 0,0283 atau 2,83%. ( lebih besar dari bunga menurut kontrak yang hanya 2%)
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal
individual). Namun, jika perusahaan hanya menggunakan beberapa sumber modal maka
biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal
yang digunakan.
2. Shadow wage tenaga kerja tidak terdidik
Seorang pengangguran memiliki shadow price sebesar 0
Untuk skilled labor, shadow pricenya dihitung lebih besar dari actual wagesnya
Sebuah proyek pembangunan gedung memperkerjakan tenaga kerja tak terdidik dari
golongan mantan buruh tani yang produk marginal waktu bekerja hanya Rp 2000 perhari.
Upah yang akan diterima sebagai pekerja proyek pembangunan gedung ini adalah Rp 5000
perhari, dimana Rp 4500 sebagai nilai konsumsi dan sisanya Rp 500 sebagai unsur pajak.
Nilai sosial dari simpanan ditetapkan 50% lebih tinggi dari konsumsi. Jadi kenaikan
konsumsi pekerja proyek tak terdidik sebesar Rp 1500 (Rp 4500 – Rp 2000) dikalikan 50%
sama dengan 750, dimana Rp 750 merupakan unsur biaya sosial. Shadow Price dalam
proyek adalah produk marginal yang dilepaskan didesa ditambah dengan nilai sosial
kenaikan konsumsi di kota, yaitu : Rp 2000 + 750 = 2750. Ternyata shadow wage ini hanya
mencerminkan 2750/4500 atau 75 dari upah pasar.