Anda di halaman 1dari 17

Welcome ~ Ita Blog

Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni


"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH
tidak akan pernah MENANG"

Tuesday, October 2, 2012


Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam suatu sampel.Analisa kimia terdiri dari
analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan
kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel
analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian dari kimia organik
sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kajian dari kimia analitik.Suatu senyawa dapat
diuraikan menjadi anion dan kation.
Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup
lama.Berkat kajian yang dilakukan oleh Kari Remegius Fresenius sejak tahun 1840.Analisis
kualitatif untuk kation dan anion dikasih secara terpisah.

Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding dengan analisis kation, tetapi analisis
anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur
serta ion–ion dalam larutan yang sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia
analitik yang membahas tentang identifikasi zat-zat. Mengenai unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatusampel atau contoh. Dalam metode analisis kualitatif, dapat digunakan
beberapa pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suatu larutan.
Analisa kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana
kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstrasi.Pada analisa kualitatif
ada tiga reaksi yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu sampel yaitu reaksi selektif,
spesifik, dan sensitif.
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini agar dapat memahami analisis kimia dengan
beberapa larutan cuplikan dengan reaaksi selektif, sensitif dan spesifik, agar dapat diketahui
ada atau tidaknya kadar logam pada larutan cuplikan.

1.2 Tujuan
- Mengetahui perbedaan Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+)
- Mengetahui tentang reaksi spesifik, sensitif, dan selektif
- Mengetahui pereaksi selektif yang digunakan pada golongan III dan IV
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.Urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur.Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel atau contoh.Analisis kuantitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat
yang terdapat dalam suatu sampel.Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur.
Kimia analisis adalah ilmu yang mempelajari cara-cara penganalisaan zat–zat kimia yang
terdapat didalam sutu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya:
1. Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis umur atau ion yang terdapat
didalam zat tunggal atau campuran
2. Analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat
didalam suatu zat tunggal atau campuran.
Analisis kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan member arah sehingga
memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditulis dan diteliti. Analisa pendahuluan
meliputi:
a. Organoleptis (menggunakan panca indera) yang dianalisis biasanya berupa bentuk warna dan
bau.
b. Pemanasan dengan tabung pijar
c. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna –warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut :
 Kation warna nyala
Kation Warna Nyala
Li+ Merah
Na+ Kuning
K+ Ungu
Ba2+ Kuning Hijau
Sr2+ Merah Bata
Cu2+ Hijau Biru
Ca2+ Merah Kuning

2. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambar-gambaran atau pemikiran awal maka
langsung di identifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas.
Klasifikasi kation kedalam golongan-golongan analitis.Untuk tujuan analisis kuantitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan kedalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
itu terhadap beberapa magnesia. Dengan memakai apa yang disebut reagnesia golongan
kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagnesia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation garam yang sukar larut
atau hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa sehingga pengendapan kation, golongan
kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari
larutan yang hendak dianalisis.
Untuk identifikasi kation senyawa organik, pada umumnya didasarkan atas kelarutannya
dalam air.Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus dilakukan destruksi.Cara destruksi
tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan ditentukan dengan bantuan percobaan
pendahuluan.Prinsip destruksi ini terdiri dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut
dalam pereaksi yang sesuai dalam jumlah yang berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser
sempurna kearah reaksi (underwood, 1993).
Kelima golongan kation dari ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I ; kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.Ion-ion
golongan ini adalah timbel, merkurium (I), raksa dan perak.
Golongan II ; membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
bismuth, stibium, dan timah.
Golongan III ; membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng mangan, dan kobalt.
Golongan IV ; membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V ; disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan regnesia-regnesia
golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium,
natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen (G.Svehla, 1985).
Aplikasi pemisahan kation-kation.Salah satu aplikasi dari pemisahan kation-kation dalam
mengidentifikasi logam-logam yang terkandung dalam sediaan kosmetik yang berfungsi
sebagai zat pemutiara. Zat pemutiara adalah suatu zat yang digunakan dalam kosmetik untuk
member efek seperti mutiara sehingga bagian wajah akan terlihat makin segar dan logam-
logam yang terdapat dalam kosmetik dapat menyebabkan iritasi. Dari pemeriksaan golongan
ternyata pada pemeriksaan golongan III A memberikan reaksi positif terhadap logam
aluminium (Al).serbuk logam aluminium sering digunakan dalam formula bedak sebagai zat
yang memberikan daya kilat. Garam-garam aluminium dapat merupakan astringen pada
kosmetik tertentu, tetapi dapat mengiritasi kulit (Hardjadi, 1990).
Golongan kation ketiga yaitu, besi (II) dan besi (III), aluminium, kromium (III) dan
Kromium (IV), nikel, kobalt, mangan (II) dan mangan (VI)dan zink, mempunyai reagnesia
golongan hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh); dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida atau larutan ammonium sulfida. Pada reaksi golongan endapan-endapan
dengan berbagai warna; besi (II) sulfide (hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III)
hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), Mangan (II) Sulfida (merah
jambu) dan zink sulfide (putih). Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagnesia
golongan untuk golongan I dan golongan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya
amonium klorida, oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan
amonia.Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida. Kecuali aluminium dan kromium (G.
Svehla, 1985).
Golongan kation keempat yaitu barium, strontium, dan kalsium, mempunyai reagnesia
golongan, larutan ammonium karbonat, reagnesia tidak bewarna. Pada reaksi golongan
kation-kation dengan golongan empat, tidak bereaksi dengan asam khlorida, hidrogen,
sulfida ataupun ammonium sulfida, tetapi ammonium karbonat membentuk endapan putih.
Golongan kation kelima, magnesium, natrium, kalium, dan ammonium tidak mempunyai
reagnesia umum untuk kation-kation golongan ini.Pada reaksi golongan kation-kation,
golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
atau dengan ammonium karbonat.Reaksi– reaksi khusus atau uji–uji nyala dapat dipakai
untuk mengidentifikasi ion-ion ini.Dari kation-kation golongan ini, magnesium
memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reasksi–reaksi dari kation-kation dalam
golongan keempat. Namun magnesium karbonat dengan adanya garam ammonium, larut;
maka dalam pengerjaan analisis sistematis magnesium tak akan mengendap bersama kation
golongan keempat (G. Svehla, 1985).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
 Pipet tetes
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Botol rangen
3.2.1 Bahan-bahan
 Tissue
 Kertas label
 Aquades
 FeSO4
 Na2CO3
 KCNS
 FeCl3
 Na2S
 CaCl2
 K2CrO4
 BaCl2
 Sr(NO3)2
 MgCl2
 NaOH
 NH3COOH
 Tittan yellow
 Nessler’s
 K3Fe(CN)6

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Kation Golongan III
3.2.1.1 Fe2+ (Ferro)
1. FeSO4 + NaOH + Na2S
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeSO4kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH dan Na2S
 Diamati perubahan yang terjadi
2. FeSO4 + K3Fe(CN)6
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeSO4 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan K3Fe (CN)6
 Diamati perubahan yang terjadi
3. FeSO4 + KCNS
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeSO4 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan KCNS
 Diamati perubahan yang terjadi
3.2.1.2 Fe3+
1. FeCl3 + NaOH + Na2S
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH dan Na2S
 Diamati perubahan yang terjadi
2. FeCl3 + K3Fe (CN)6
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan K3Fe (CN)6
 Diamati perubahan yang terjadi

3. FeCl3 + KCNS
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan KCNS
 Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2 Kation Golongan IV


3.2.2.1 Ba2+
1. BaCl2 + Na2CO3
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan BaCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan Na2CO3
 Diamati perubahan yang terjadi
2. BaCl2 + K2CrO4
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan BaCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan K2CrO4
 Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.2 Ca2+
1. CaCl2 + Na2CO3
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan CaCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan Na2CO3
 Diamati perubahan yang terjadi
2. CaCl2 + K2CrO4
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan CaCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan K2CrO4
 Diamati perubahan yang terjadi

3.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan Na2CO3
 Diamati perubahan yang terjadi
2. Sr (NO3)2 + Na2CO3
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan K2CrO4
 Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + NaOH
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH
 Diamati perubahan yang terjadi
2. MgCl2 + NaOH + Tittan Yellow
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH + Tittan Yellow
 Diamati perubahan yang terjadi

3.2.3 Kation Golongan V


3.2.3.1 NH3
1. NH3COOH + NaOH
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan NH3COOH kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH
 Diamati perubahan yang terjadi
2. NH3COOH + NaOH + Nessler’s
 Disiapkan tabung reaksi
 Dipipet larutan NH3COOH kedalam tabung reaksi
 Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH dan Nessler’s
 Diamati perubahan yang terjadi

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Golongan 3
a. Fe2+
 FeSO4 + NaOH + Na2S  Larutan berwarna hitam
 FeSO4 + K3Fe(CN)6  Larutan berwarna biru muda dan
terdapat endapan biru tua
 FeSO4 + KCNS  Larutan berwarna merah terang
b. Fe3+
 Larutan berwarna hitam
 FeCl3 + NaOH + Na2S
 Larutan berwarna hijau tua
 FeCl3 + K3Fe (CN)6
 Larutan berwarna merah gelap
 FeCl3 + KCNS

Golongan 4
a. Ba2+
 Larutan berwarna putih dan terdapat
BaCl2 + Na2CO3
endapan putih
 Larutan berwarna kuning pudar
BaCl2 + K2CrO4
b. Ca2+
 CaCl2 + Na2CO3  Larutan berwarna kuning keruh
 CaCl2 + K2CrO4  Larutan Berwarna kuning tajam atau
terang
2+
c. Sr
 Sr(NO3)2 + Na2CO3  Larutan berwarna putih dan terdapat
endapan putih
 Sr(NO3)2 + K2CrO4  Larutan berwarna kuning
d. Mg2+
 MgCl2 + NaOH  Larutan bening
 MgCl2+ NaOH + Tittan Yellow  Larutan berwarna kuning dan terdapat
endapan berwarna merah gelatin
Golongan 5
a. NH3
 Larutan bening
 NH3COOH + NaOH
 Larutan terdapat endapan coklat
 NH3COOH + NaOH + Nesslers’s

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi golongan III
4.2.1.1 Fe2+
1. FeSO4 + Na2CO3 FeCO3 + Na2SO4
2. 3FeSO4 + 2K3Fe (CN)6 Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2SO4
3. FeSO4 + 2KCNS Fe(CN)2 + K2SO4
4.2.1.2 Fe3+
1. 2FeCl3 + Na2CO3 Fe2S3 + 6NaCl
2. FeCl3 + K3Fe(CN)6 Fe[Fe(CN)6] + 3KCl
3. FeCl3 + 3KCNS Fe(CN)3 + 3KCl

4.2.2 Reaksi golongan IV


4.2.2.1 Ba2+
1. BaCl2 + Na2CO3 BaCO3 + 2NaCl
2. BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
4.2.2.2 Ca2+
1. CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2NaCl
2. CaCl2 + k2CrO4 CaCrO4 + 2KCl

4.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3 SrCO3 + 2NaCl
2. Sr(NO3)2 + K2CrO4 SrCrO4 + 2KNO3
4.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl
2. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl + Tittan Yellow

4.3.2 Reaksi golongan V


4.3.2.1 NH4
1. NH3COONH4 + NaOH CH3COONa + NH4OH
CH3COONa + NH3 H2O
2. NH4 + 4OH- 2[HgI4]2- HgO, Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O

*Reaksi Lebih Jelas Dapat Dilihat Pada Gambar Berikut ini :


4.3 Pembahasan
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yag bertujuan untuk mencari susunan senyawa
atau campuran, persenyawaan didalam suatu sampel. Analisa kimia terdiri dari analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif.Analisa kualitatif adalah analisa yang digunakan untuk
menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam
melakukan analisa kita mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat sifat fisis
maupun sifat kimianya.Misalnya ada suatu sampel cair dalam gelas kimia. Bila kita ingin
tahu apa sampel cairan itu maka kita lakukan analisa kualitatif terhadap sampel cairan itu.
caranya adalah kita tentukan sifat-sifat fisis sampel itu. Misalnya bagaimanakah warna, bau,
indeks bias, titik didih, massa jenis serta kelarutan. Begitupun bila sampel berupa padatan,
kita tentukan bagaimanakah warna, bau warna nyala, titik leleh, bentuk kristal serta
kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat dan tepat
diperlukan pengetahuan yang cukup, mengenai sifat fisis bahan-bahan yang dianalisa.Prinsip
pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul
menjadi data-data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. Sedangkan
analisa kuantitatif adalah menganalisa kimia yang dilakukan untuk mengetahui kadar atau
jumlah senyawa atau unsur dalam suatu cuplikan.
Pada analisa kualitatif, untuk menentukan jenis unsur dari suatu zat atau campuran,
memerlukan bantuan reaksi-reaksi kimia tertentu yaitu reaksi spesifik, reaksi selektif, dan
reaksi sensitif. Adapun perbedaan dari ketiga reaksi tersebut yaitu reaksi spesifik adalah
reaksi yang terjadi antara suatu bahan dengan bahan yang lain atau dengan energinya yang
bersifat khas untuk bahan tertentu. Misalnya ion SCN- spesifik untuk Fe+3 (warna merah
darah).Reaksi selektif adalah reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan dan dapat
membedakan kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.Dan dapat digunakan untuk
memisahkan golongan yang berbeda. Dan reaksi sensitif adalah reaksi dimana reagen yang
ditambahkan dalam jumlah yang sedikit dapat dilihat dengan jelas reaksi yang terjadi, dimana
reaksi ini dapat memperjelas, senyawa apa yang terkandung didalam suatu sampel.
Pada percobaan pertama yaitu analisa kualitatif untuk kation–kation golongan III,
percobaan ini menggunakan Fe2+ dan Fe3+.Untuk Fe2+ ketika ditambahkan NaOH dan Na2S
larutan menjadi berwarna hitam disini terjadi reaksi selektif. Fe2+ ditambahkan K3Fe(CN)6,
larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan biru tua, disini terjadi reaksi spesifik dan
ketika Fe2+ ditambahkan KCNS, larutan berwarna merah terang disini terjadi reaksi sensitif
dimana dengan penambahan sedikit KCNS saja sudah dapat terlihat dengan jelas reaksi yang
terjadi. Untuk Fe3+ ketika ditambahkan NaOH dan Na2S larutan menjadi berwarna hitam,
disini terjadi reaksi selektif. Fe3+ ditambahkan K3Fe(CN)6 larutan menjadi berwarna hijau
tua, disini terjadi reaksi spesifik. Dan Fe3+ ditambahkan KCNS larutan menjadi berwarna
merah gelap, disini terjadi reaksi sensitif.
Pada kation golongan III, NaOH dan Na2S merupakan pereaksi selaktif, hal ini dapat
terlihat dari hasil reaksi antara NaOH dan Na2S dengan kation–kation golongan III akan
menghasilkan larutan berwarna hitam. K3Fe(CN)6 merupakan pereaksi spesifik untuk Fe2+
dan Fe3+. Pada Fe2+ menghasilkan larutan berwarna biru muda dan terdapat endapan biru tua
dan pada Fe3+ menghasilkan larutan berwarna hijau tua.KCNS merupakan pereaksi sensitif
dengan hasil reaksi larutan berwarna merah terang pada Fe2+ dan merah gelap pada Fe3+.
Pada percobaan kedua yaitu analisis kualitatif untuk kation–kation golongan
IV.Percobaan ini menggunakan Ba2+, Ca2+, Sr2+, dan Mg2+. Untuk BaCl2 ketika ditambahkan
Na2CO3, larutan menjadi berwarna putih dan terdapat endapan putih, disini terjadi reaksi
selektif.Pada saat BaCl2 ditambahkan K2CrO4, larutan menjadi berwarna kuning pudar.Disini
terjadi reaksi spesifik. Untuk Sr(NO3)2 ketika ditambahkan Na2CO3, warna larutan putih
keruh, disini terjadi reaksi selektif. Ketika CaCl2 ditambahkan K2CrO4 larutan menjadi
berwarna kuning terang, disini terjadi reaksi spesifik. Untuk Sr(NO3)2 ketika ditambahkan
Na2CO3, larutannya berwarna putih dan terdapat endapan berwarna putih. Dan ketika
Sr(NO3)2 ditambahkan K2CrO4, larutan tetap berwarna bening. Ketika ditambahkan Na2CO3
larutan bereaksi secara selektif.Dan ketika ditambahkan K2CrO4larutan bereaksi secara
spesifik.Untuk MgCl2 ketika ditambahkan NaOH, warna larutan tetap bening.Dan ketika
ditambahkan NaOH lalu tittan Yellow, warna larutan menjadi kuning dan terdapat endapan
berwarna merah gelatin, disini bersifat sensitif.
Pada kation golongan IV, Na2CO3 merupakan pereaksi selektif, hal hal ini dapat terlihat
dari hasil reaksi antara NaCO3 dengan kation golongan IV akan menghasilkan larutan putih
dan terdapat endapan putih. K2CrO4 dan NaOH merupakan pereaksi spesifik, yaitu
memberikan cirri yang khas pada suatu larutan, yaitu pada BaCl2 ditambah K2CrO4
larutannya kuning pudar, CaCl2 ditambahkan K2CrO4larutannya kuning terang. Dan Sr(NO3)2
ditambah K2CrO4 larutan berwarna kuning. Dan ketika MgCl2 ditambah NaOH, warna
larutan tetap bening.Titan Yellow merupakan pereaksi sensitive, Karena yang tadinya larutan
berwarna bening ketika ditambahkan NaOH saja.Ketika ditambahkan lagi sedikit titan
Yellow, larutan menjadi berwarna kuning dan terdapat endapan berwarna merah gelatin.
Pada percobaan ketiga yaitu analisa kualitatif untuk kation-kation golongan V.
Percobaan ini menggunakan NH3.Untuk NH3COOH ditambahkan NaOH larutan tetap
bewarna bening.Dan ketika NH3COOH ditambahkan NaOH lalu ditambahkan lagi Nessler’s,
hasilnya yaitu terdapat endapan bewarna coklat.
Pada kation golongan V, larutan yang direaksikan dengan NaOH tidak bereaksi, karena
kation pada golongan V, tidak dapat bereaksi dengan semua pereaksi, sehingga terjadi reaksi
dimana larutan yang tadinya bening, menjadi larutan yang memiliki endapan bewarna coklat.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yang terjadi, sehingga hasil
yang didapatkan, tidak seperti yang diharapkan:
- Peralatan kurang bersih
- Pereaksi yang sudah tidak murni
- Sampel yang digunakan sudah tidak murni atau terkontaminasi
- Pipet yang digunakan tercampur dengan sampel yang lain, atau dapat dikatakan pipetnya
tertukar, sehingga hasil yang didapatkan kurang akurat atau tidak maksimal.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
 Perbedaan antara kation ferro (Fe2+) dengan ferri (Fe3+) dapat dilihat pada saat direaksikan
dengan larutan K3Fe(CN)6 sebagai pereaksi selektifnya. Pada kation Fe2+ setelah ditmbahkan
K3F(CN)6larutan berubah menjadi biru tua dan terdapat endapan. Pada kation Fe3+setelah
ditambahkan K3F(CN)6 larutan berubah menjadi hijau tua dan terdapat endapan.
 Reaksi spesifik adalah suatu reaksi dengan penambahan reagen akan memberikan suatu
perubahan dengan ciri yang khas, misalnya perubahan warna karena suatu spesi tertentu.
Reaksi sensitif adalah suatu reaksidengan penambahan sedikit reagen saja, sudah
memberikan perubahan warna yang sangat khas. Reaksi selektif adalah hasil-hasil reaksi
yang dapat mengelompokkan suatu kation-kation pada suatu golongan tertentu.
 Pereaksi selektif pada kation golongan III adalah NH4OH dan (NH4)S2. Sedangkan pereaksi
sensitif pada kation golongan III adalah KCNS.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum digunakan alkohol agar dapat mempercepat pengendapan.
Dan dapat menggunakan kation-kation yang lain seperti Natrium dan lain-lain. Agar hasil
yang didapat beragam dan dapat dibandingkan.

DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka
Underwood, dan R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

Posted by Ita Trie Wahyuni at 6:19 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Laporan Kimia Analitik

4 comments:
1.

Ulfa RgtApril 7, 2015 at 7:06 AM

Daftar pustaka nya kak , makasihh ini sangat membantu sekali,.

Reply

2.

Ulfa RgtApril 7, 2015 at 7:07 AM

Kak daftar pustaka nya ada???

Reply

3.

Ulfa RgtApril 7, 2015 at 7:08 AM

Kak daftar pustaka nya ada???

Reply

4.

Viktor KobanOctober 8, 2015 at 7:20 AM

This comment has been removed by the author.

Reply

Load more...
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

Ita Trie Wahyuni


Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
IG : Itrwhyn | Ita Trie Wahyuni |1992 | Samarinda | SD 001 SMD | SMPN 7 SMD |
SMAN 10 Melati SMD | Teknik Kimia UNMUL 2010 | Itatriewahyuni@gmail.com
View my complete profile

Followers
Ita Trie Wahyuni

Total Pageviews

2,157,399

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Entri Populer
 Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari


suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan ...

 Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biasanya zat murni telah tercemar
dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang b...

 Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak fenomena-


fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan teta...

Laporan Kimia Fisika Kalorimeter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum untuk mendeteksi


adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan meng...

Laporan Kimia Analitik Kompleksometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dari reaksi-reaksi


matematis yang tidak disertai perubahan valensi adalah reaksi...

Laporan Kimia Analitik Permanganometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titrasi redoks (reduksi-oksidasi)


merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, dian...

 Laporan Mikrobiologi Pewarnaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri memiliki beberapa bentuk


yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang ber...

 Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua proses kimia


berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sif...

Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisa kimia adalah penyelidikan


kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaa...

 Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diantara tumbuhan – tumbuhan
rendah ( bercahaya ), maka golongan ganggang alga dan golo...

Blog Archive
 ► 2014 (4)

 ► 2013 (21)

 ▼ 2012 (52)
o ▼ October (37)
 Laporan Kimia Dasar II Redoks
 Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat Koloid
 Laporan Kimia Dasar II Elektrolisis
 Laporan Kimia Dasar II Adisi Substitusi
 Laporan Kimia Dasar II Ikatan Peptida
 Laporan Kimia Dasar II Aldehida dan Keton
 Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri
 Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur
 Laporan Kimia Dasar I Laju Reaksi
 Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri
 Laporan Kimia Dasar I Kromatografi
 Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
 Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
 Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis
 Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat
 Laporan Mikrobiologi Most Probable Number
 Laporan Mikrobiologi Total Plate Count
 Laporan Mikrobiologi Pewarnaan
 Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni
 Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasa...
 Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba
 Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi
 Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
 Laporan Kimia Fisika Kelarutan Timbal Balik
 Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan
 Laporan Kimia Fisika Hukum Hess
 Laporan Kimia Fisika Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu...
 Laporan Kimia Fisika Ikatan Hidrogen
 Laporan Kimia Fisika Kalorimeter
 Laporan Kimia Analitik AAS Spektrofotometri Serapa...
 Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri
 Laporan Kimia Analitik Permanganometri
 Laporan Kimia Analitik Kompleksometri
 Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5
 Laporan Kimia Analitik Golongan I dan II
 Lagu Mars Teknik Kimia Mulawarman
 Lagu Hymne Teknik Kimia Mulawarman
o ► September (1)
o ► August (2)
o ► June (12)

 ► 2011 (1)

Label
 Bunga Eledweis
 Download file Laporan Kimia Fisika
 Download file Laporan Mikrobiologi
 english
 Gunung Bromo
 Hamster
 Hasil Karya Ku
 HMTK UNMUL
 Karangan bebas
 kata-kata mutiara
 kutipan
 Laporan Kimia Analitik
 Laporan Kimia Dasar I
 Laporan Kimia Dasar II
 Laporan Kimia Fisika
 laporan Mikrobiologi
 Magang di Lab. Bioteknologi Kehutanan
 perahu kertas
 puisi
 Sekilas Tulisan

There was an error in this gadget

Follow by Email Ita Trie Wahyuni Blog's

welcome
ita trie wahyuni
Watermark theme. Theme images by ranplett. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai