Gol 3
Gol 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam suatu sampel.Analisa kimia terdiri dari
analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan
kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel
analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian dari kimia organik
sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kajian dari kimia analitik.Suatu senyawa dapat
diuraikan menjadi anion dan kation.
Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup
lama.Berkat kajian yang dilakukan oleh Kari Remegius Fresenius sejak tahun 1840.Analisis
kualitatif untuk kation dan anion dikasih secara terpisah.
Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding dengan analisis kation, tetapi analisis
anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur
serta ion–ion dalam larutan yang sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia
analitik yang membahas tentang identifikasi zat-zat. Mengenai unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatusampel atau contoh. Dalam metode analisis kualitatif, dapat digunakan
beberapa pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suatu larutan.
Analisa kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana
kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstrasi.Pada analisa kualitatif
ada tiga reaksi yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu sampel yaitu reaksi selektif,
spesifik, dan sensitif.
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini agar dapat memahami analisis kimia dengan
beberapa larutan cuplikan dengan reaaksi selektif, sensitif dan spesifik, agar dapat diketahui
ada atau tidaknya kadar logam pada larutan cuplikan.
1.2 Tujuan
- Mengetahui perbedaan Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+)
- Mengetahui tentang reaksi spesifik, sensitif, dan selektif
- Mengetahui pereaksi selektif yang digunakan pada golongan III dan IV
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.Urusannya
adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur.Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel atau contoh.Analisis kuantitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat
yang terdapat dalam suatu sampel.Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur.
Kimia analisis adalah ilmu yang mempelajari cara-cara penganalisaan zat–zat kimia yang
terdapat didalam sutu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya:
1. Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis umur atau ion yang terdapat
didalam zat tunggal atau campuran
2. Analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat
didalam suatu zat tunggal atau campuran.
Analisis kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan member arah sehingga
memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditulis dan diteliti. Analisa pendahuluan
meliputi:
a. Organoleptis (menggunakan panca indera) yang dianalisis biasanya berupa bentuk warna dan
bau.
b. Pemanasan dengan tabung pijar
c. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna –warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut :
Kation warna nyala
Kation Warna Nyala
Li+ Merah
Na+ Kuning
K+ Ungu
Ba2+ Kuning Hijau
Sr2+ Merah Bata
Cu2+ Hijau Biru
Ca2+ Merah Kuning
2. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambar-gambaran atau pemikiran awal maka
langsung di identifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas.
Klasifikasi kation kedalam golongan-golongan analitis.Untuk tujuan analisis kuantitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan kedalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
itu terhadap beberapa magnesia. Dengan memakai apa yang disebut reagnesia golongan
kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagnesia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation garam yang sukar larut
atau hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa sehingga pengendapan kation, golongan
kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari
larutan yang hendak dianalisis.
Untuk identifikasi kation senyawa organik, pada umumnya didasarkan atas kelarutannya
dalam air.Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus dilakukan destruksi.Cara destruksi
tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan ditentukan dengan bantuan percobaan
pendahuluan.Prinsip destruksi ini terdiri dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut
dalam pereaksi yang sesuai dalam jumlah yang berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser
sempurna kearah reaksi (underwood, 1993).
Kelima golongan kation dari ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I ; kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.Ion-ion
golongan ini adalah timbel, merkurium (I), raksa dan perak.
Golongan II ; membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
bismuth, stibium, dan timah.
Golongan III ; membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng mangan, dan kobalt.
Golongan IV ; membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V ; disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan regnesia-regnesia
golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium,
natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen (G.Svehla, 1985).
Aplikasi pemisahan kation-kation.Salah satu aplikasi dari pemisahan kation-kation dalam
mengidentifikasi logam-logam yang terkandung dalam sediaan kosmetik yang berfungsi
sebagai zat pemutiara. Zat pemutiara adalah suatu zat yang digunakan dalam kosmetik untuk
member efek seperti mutiara sehingga bagian wajah akan terlihat makin segar dan logam-
logam yang terdapat dalam kosmetik dapat menyebabkan iritasi. Dari pemeriksaan golongan
ternyata pada pemeriksaan golongan III A memberikan reaksi positif terhadap logam
aluminium (Al).serbuk logam aluminium sering digunakan dalam formula bedak sebagai zat
yang memberikan daya kilat. Garam-garam aluminium dapat merupakan astringen pada
kosmetik tertentu, tetapi dapat mengiritasi kulit (Hardjadi, 1990).
Golongan kation ketiga yaitu, besi (II) dan besi (III), aluminium, kromium (III) dan
Kromium (IV), nikel, kobalt, mangan (II) dan mangan (VI)dan zink, mempunyai reagnesia
golongan hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh); dengan adanya ammonia dan
ammonium klorida atau larutan ammonium sulfida. Pada reaksi golongan endapan-endapan
dengan berbagai warna; besi (II) sulfide (hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III)
hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), Mangan (II) Sulfida (merah
jambu) dan zink sulfide (putih). Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagnesia
golongan untuk golongan I dan golongan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya
amonium klorida, oleh hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan
amonia.Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida. Kecuali aluminium dan kromium (G.
Svehla, 1985).
Golongan kation keempat yaitu barium, strontium, dan kalsium, mempunyai reagnesia
golongan, larutan ammonium karbonat, reagnesia tidak bewarna. Pada reaksi golongan
kation-kation dengan golongan empat, tidak bereaksi dengan asam khlorida, hidrogen,
sulfida ataupun ammonium sulfida, tetapi ammonium karbonat membentuk endapan putih.
Golongan kation kelima, magnesium, natrium, kalium, dan ammonium tidak mempunyai
reagnesia umum untuk kation-kation golongan ini.Pada reaksi golongan kation-kation,
golongan kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
atau dengan ammonium karbonat.Reaksi– reaksi khusus atau uji–uji nyala dapat dipakai
untuk mengidentifikasi ion-ion ini.Dari kation-kation golongan ini, magnesium
memperlihatkan reaksi-reaksi yang serupa dengan reasksi–reaksi dari kation-kation dalam
golongan keempat. Namun magnesium karbonat dengan adanya garam ammonium, larut;
maka dalam pengerjaan analisis sistematis magnesium tak akan mengendap bersama kation
golongan keempat (G. Svehla, 1985).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Botol rangen
3.2.1 Bahan-bahan
Tissue
Kertas label
Aquades
FeSO4
Na2CO3
KCNS
FeCl3
Na2S
CaCl2
K2CrO4
BaCl2
Sr(NO3)2
MgCl2
NaOH
NH3COOH
Tittan yellow
Nessler’s
K3Fe(CN)6
3. FeCl3 + KCNS
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan KCNS
Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan Na2CO3
Diamati perubahan yang terjadi
2. Sr (NO3)2 + Na2CO3
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan K2CrO4
Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + NaOH
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH
Diamati perubahan yang terjadi
2. MgCl2 + NaOH + Tittan Yellow
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH + Tittan Yellow
Diamati perubahan yang terjadi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Golongan 3
a. Fe2+
FeSO4 + NaOH + Na2S Larutan berwarna hitam
FeSO4 + K3Fe(CN)6 Larutan berwarna biru muda dan
terdapat endapan biru tua
FeSO4 + KCNS Larutan berwarna merah terang
b. Fe3+
Larutan berwarna hitam
FeCl3 + NaOH + Na2S
Larutan berwarna hijau tua
FeCl3 + K3Fe (CN)6
Larutan berwarna merah gelap
FeCl3 + KCNS
Golongan 4
a. Ba2+
Larutan berwarna putih dan terdapat
BaCl2 + Na2CO3
endapan putih
Larutan berwarna kuning pudar
BaCl2 + K2CrO4
b. Ca2+
CaCl2 + Na2CO3 Larutan berwarna kuning keruh
CaCl2 + K2CrO4 Larutan Berwarna kuning tajam atau
terang
2+
c. Sr
Sr(NO3)2 + Na2CO3 Larutan berwarna putih dan terdapat
endapan putih
Sr(NO3)2 + K2CrO4 Larutan berwarna kuning
d. Mg2+
MgCl2 + NaOH Larutan bening
MgCl2+ NaOH + Tittan Yellow Larutan berwarna kuning dan terdapat
endapan berwarna merah gelatin
Golongan 5
a. NH3
Larutan bening
NH3COOH + NaOH
Larutan terdapat endapan coklat
NH3COOH + NaOH + Nesslers’s
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi golongan III
4.2.1.1 Fe2+
1. FeSO4 + Na2CO3 FeCO3 + Na2SO4
2. 3FeSO4 + 2K3Fe (CN)6 Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2SO4
3. FeSO4 + 2KCNS Fe(CN)2 + K2SO4
4.2.1.2 Fe3+
1. 2FeCl3 + Na2CO3 Fe2S3 + 6NaCl
2. FeCl3 + K3Fe(CN)6 Fe[Fe(CN)6] + 3KCl
3. FeCl3 + 3KCNS Fe(CN)3 + 3KCl
4.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3 SrCO3 + 2NaCl
2. Sr(NO3)2 + K2CrO4 SrCrO4 + 2KNO3
4.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl
2. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl + Tittan Yellow
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Perbedaan antara kation ferro (Fe2+) dengan ferri (Fe3+) dapat dilihat pada saat direaksikan
dengan larutan K3Fe(CN)6 sebagai pereaksi selektifnya. Pada kation Fe2+ setelah ditmbahkan
K3F(CN)6larutan berubah menjadi biru tua dan terdapat endapan. Pada kation Fe3+setelah
ditambahkan K3F(CN)6 larutan berubah menjadi hijau tua dan terdapat endapan.
Reaksi spesifik adalah suatu reaksi dengan penambahan reagen akan memberikan suatu
perubahan dengan ciri yang khas, misalnya perubahan warna karena suatu spesi tertentu.
Reaksi sensitif adalah suatu reaksidengan penambahan sedikit reagen saja, sudah
memberikan perubahan warna yang sangat khas. Reaksi selektif adalah hasil-hasil reaksi
yang dapat mengelompokkan suatu kation-kation pada suatu golongan tertentu.
Pereaksi selektif pada kation golongan III adalah NH4OH dan (NH4)S2. Sedangkan pereaksi
sensitif pada kation golongan III adalah KCNS.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum digunakan alkohol agar dapat mempercepat pengendapan.
Dan dapat menggunakan kation-kation yang lain seperti Natrium dan lain-lain. Agar hasil
yang didapat beragam dan dapat dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka
Underwood, dan R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
4 comments:
1.
Reply
2.
Reply
3.
Reply
4.
Reply
Load more...
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
About Me
Followers
Ita Trie Wahyuni
Total Pageviews
2,157,399
Translate
Entri Populer
Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
Blog Archive
► 2014 (4)
► 2013 (21)
▼ 2012 (52)
o ▼ October (37)
Laporan Kimia Dasar II Redoks
Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat Koloid
Laporan Kimia Dasar II Elektrolisis
Laporan Kimia Dasar II Adisi Substitusi
Laporan Kimia Dasar II Ikatan Peptida
Laporan Kimia Dasar II Aldehida dan Keton
Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri
Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur
Laporan Kimia Dasar I Laju Reaksi
Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri
Laporan Kimia Dasar I Kromatografi
Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis
Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat
Laporan Mikrobiologi Most Probable Number
Laporan Mikrobiologi Total Plate Count
Laporan Mikrobiologi Pewarnaan
Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni
Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasa...
Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba
Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi
Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
Laporan Kimia Fisika Kelarutan Timbal Balik
Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan
Laporan Kimia Fisika Hukum Hess
Laporan Kimia Fisika Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu...
Laporan Kimia Fisika Ikatan Hidrogen
Laporan Kimia Fisika Kalorimeter
Laporan Kimia Analitik AAS Spektrofotometri Serapa...
Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri
Laporan Kimia Analitik Permanganometri
Laporan Kimia Analitik Kompleksometri
Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5
Laporan Kimia Analitik Golongan I dan II
Lagu Mars Teknik Kimia Mulawarman
Lagu Hymne Teknik Kimia Mulawarman
o ► September (1)
o ► August (2)
o ► June (12)
► 2011 (1)
Label
Bunga Eledweis
Download file Laporan Kimia Fisika
Download file Laporan Mikrobiologi
english
Gunung Bromo
Hamster
Hasil Karya Ku
HMTK UNMUL
Karangan bebas
kata-kata mutiara
kutipan
Laporan Kimia Analitik
Laporan Kimia Dasar I
Laporan Kimia Dasar II
Laporan Kimia Fisika
laporan Mikrobiologi
Magang di Lab. Bioteknologi Kehutanan
perahu kertas
puisi
Sekilas Tulisan
welcome
ita trie wahyuni
Watermark theme. Theme images by ranplett. Powered by Blogger.