Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENCAPAN 1

PEMBUATAN SCREEN PENCAPAN

NAMA : Rd. Sarah Fadhlillah Sahida(16020105)


Mila Nuraida (16020111)
Devina Aulia (16020124)
Julyan Rana Wiguna (16020129)
GRUP : 3K4
DOSEN : Sukirman,A.ST.,MIL.
AST.DOSEN : 1) Drs.Solehudin
2) Desti M.,S.ST.

POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2018
BAB I

PENDAHULUAN
I. MAKSUD DAN TUJUAN
I.1 Maksud

 Untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam proses


pencapan
 Untuk mengetahui cara pembuatan disain gambar untuk proses teknologi
pencapan.
 Mempelajari prinsip-prinsip dasar pembuatan kasa baru dan penghapusan
kasa lama.
 Untuk mengetahui cara pelapisan screen dengan menggunakan zat peka
cahaya
 Untuk mengetahui cara pemindahan gambar ke screen (afdruk)

I.2 Tujuan

 Dapat mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dan proses cara


persiapannya agar diperoleh hasil pencapan yang lebih baik nantinya.
 Dapat membuat disain gambar/ gambar disain untuk poses pencapan
 Untuk mempelajari cara-cara pembuatan kasa baru dan penghapusan
kasa lama, mengetahui jenis dan nomor kasa yang akan digunakan,
bahan-bahan yang akan digunakan, mengetahui zat-zat kimia yang akan
digunakan untuk penghapusan kasa lama, serta mengevaluasi hasil
pemasangan dan penghapusan kasa.
 Dapat membuat screen yang dilapisi oleh zat peka cahaya
 Dapat melakukan pemindahan gambar ke screen (afdruk) dengan
meletakan di permukaan luar screen serapat mungkin

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pencapan

Pencapan merupakan proses pelekatan zat warna secara tidak merata dengan
menimbulkan corak-corak tertentu. Proses pelekatan zat warna keatas permukaan
kain ini dilakukan secara mekanis. Disini digunakan metode menggunakan screen
datar yang merupakan gasa yang terpasang pada rangka. Gasa atau screen ini dapat
digunakan secara berulang-ulang dengan cara membersihkannya. Proses awalnya
agar didapat motif yang akan menempel pada kain, sebelumnya dibuat terlebih dahulu
gambar motif tersebut pada kertas gambar untuk kemudian dipindahkan ke kertas
transparan hingga mulai dilakukan proses exposing yang akan menghasilkan screen
yang terdapat beberapa bagian yang tertutup yang dihasilkan dari gambar yang tidak
bermotif, sedangkan bagian motifnya akan memberikan bagian screen yang berlubang
hingga pasta cap dapat menembusnya.

Teknologi pencapan (printing) dapat diterangkan sebagai suatu teknologi seni


pemindahan motif (corak) pada bahan tekstil dengan menggunakan pasta cap sebagai
pembentuk motif warna. Metode printing hasilnya tidak lepas dari suatu nilai-nilai seni,
sedangkan teknologi yang diterapkan diharapkan dapat menjadi kualitas dari hasil seni
tersebut. Kain sebelum dicap perlu mendapatkan pengerjaan pendahuluan, misalnya
pembakaran bulu, pemasakan, pengelantangan atau lainnya. Pengerjaan
pendahuluan yang kurang sempurna akan menghasilkan pencapan yang kurang
sempurna juga.

2.2 Persiapan Sebelum Pencapan


2.2.1 Pembuatan Sketsa Gambar
A. Pembuatan Pola/Gambar/Desain
Membuat gambar merupakan langkah awal dari proses pencapan,
karena dari gambar itu diketahui bentuk, warna dan ukuran objek yang akan
dicap, sehingga didapat hasil pencapan yang sesuai dengan yang
diinginkan. Merencanakan dan membuat gambar dalam teknik pencapan
bisa disebut membuat desain printing. Desain artinya merencanakan,
membuat pola – pola. Sebetulnya gambar dan desain tidak dapat
dipisahkan, gambar merupakan bentuk gambaran dari kain yang akan
dicap, sedangkan desain merupakan rancangan dari para perancang akan
gambar yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen.

B. Pemilihan Gambar
Secara umum desain tekstil adalah proses merencana suatu karya
seni yang terpakai, dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, tata
letak, bentuk dan bisa diproduksi lebih banyak. Gambar yang telah didesain
untuk pencapan adalah gambar yang telah dilengkapi dengan ukuran,
warna, repeat-joint dan step untuk repeatnya. Desain tekstil adalah
rancangan motif dan corak, baik struktur kain atau permukaan kain dengan
teknik titik, garis dan bidang warna. Proses merencanakan motif atau pola
kain dengan memindahkan fungsi, komposisi warna, bentuk, tata letak,
harga, bisa diproduksi banyak, sambungan (repeat joint), langkah dan
pengulangan motif, karena tidak mungkin memberikan motif sepanjang kain.
Dilihat dari bentuknya gambar pencapan ada 2 jenis yaitu gambar repeat
dan non-repeat.

2.2.2 Pembuatan Klise/film (Teknik Tracing)


klise pada pencapan dapat dibuat dari bahan sejenis plastik, kertas
kalkir, kertas HVS atau sejenisnya. Adapun persyaratan bahan yang dapat
digunakan untuk klise adalah:
- Transparan atau dapat tembus cahaya
- Stabil tidak mudah melengkung atau menyusut dalam cuaca panas
maupun dingin
- Tipis, setipis mungkin agar tidak terjadi indeks bias pada waktu
penyinaran
- Dapat mudah ditulis atau digambar dengan tinta untuk klise
- Tidak mudah sobek
Bahan untuk klise yang paling baik adalah sejenis plastik antara lain
kodaktrace, mofilex dll bahan tersebut tahan sampai bertahun-tahun, selain itu
kertas kalkir, kertas HVS dan plastic dapat juga digunakan, tetapi hanya untuk
waktu tertenttu, karena baha-bahan tersebut tidak tahan cuaca panas, dingin
atau lembab yang menyebabkan perubahan dimensi seperti melengkung,
mengkerut, menyusut dan lain-lain, sehingga apabila digunakan gambar akan
berubah dan akan mengalami kesulitan terutama klise yang lebih dari satu
warna.
2.2.3 Pembuatan kasa baru dan penghapusan kasa lama (Stripping)
Kasa (screen) merupakan alat yang sangat penting dalam pencapan
kasa (screen printing) kerana kasa adalah alat pencapan gambar-gambar pada
kain. Kasa untuk pencapan terdiri dari kain kasa dan rangka (frame), kemudian
diberi motif (gambar) yang berupa motif yang tembus dan motif yang tidak
tembus pasta warna. Pada motif yang tembus pasta warna akan terjadi
pewarnaan, bila dicapkan pada kain, sebaliknya pada motif yang tidak tembus
tidak mewarnai kain.

A. Kasa/Screen
Kasa/Screen adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk
corak gambar di atas benda - benda yang dicap (sablon). Teksturnya sangat
halus (seperti Sutera) dan memiliki jumlah kerapatan pori pori bertingkat,
jumlah kerapatan inilah yang berfungsi menyaring atau menentukan jumlah
pasta cap yang keluar melalui kasa. Kain kasa adalah sarana utama dalam
pencapan (sablon), banyak jenis kain kasa bisa digunakan, pada awalnya kain
kasa dibuat dari sutera, katun, viskosa rayon atau selulosa diasetat, yang
semuanya tersebut mempunyai sifat sangat hidrofilik sedangkan pasta cap
mengandung air sehingga kestabilan tegangan kasa sulit dicapai.
Oleh sebab itu perkembangan selanjutnya adalah digunakan kasa yang
terbuat dari serat sintetis, seperti nilon dan poliester yang memiliki sifat
Hidrofobik sehingga kestabilan tegangan kasa terjaga, tidak mudah mulur
ataupun mengkeret, kain kasa yang mudah mulur ataupun mengkeret
menyebabkan berubahnya corak yang telah ditentukan, selain itu kain kain
sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga memungkinkan
ditegangkan serta kuat pada rangka kasa.
Kain kasa terbuat dari tenunan dengan benang twist tinggi dari jenis
serat tertentu yang memenuhi syara. Kasa (screen) terdiri dari dua jenis kasa,
yaitu:
a. Kasa Datar (Flat Screen)
Terdiri dari rangka bentuk empat persegi dan kain kasa. Terbuat dari
kayu atau logam tahan karat. Syarat : stabil dan tahan terhadap perlakuan
selama proses pencapan. Kain kasa biasanya terbuat dari kain tenun anyaman
polos dari serat filamen nilon atau poliester.

b. Kasa Putar (Rotary Screen)


Kasa berbentuk silinder panjang, terbuat dari logam nikel yang dibuat
melalui proses elektrodeposisi nikel (nickel plating) yang permukaannya
berlobang bulat sampai heksagonal menonjol dengan ketebalan 0,1 mm Kain
tenun untuk kasa harus memenuhi syarat antara lain : mempunyai daya tahan
tinggi, tidak mengembang atau mengkeret dalam keadaan basah atau kerung,
anyaman tidak bergeser dan tahan terhadap zat kimia yang digunakan untuk
pasta cap. Apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, akan menyebabkan
berubahnya corak-corak yang telah ditentukan. Kain tenun yang memenuhi
syarat untuk kasa pencapan adalah tenun yang terbuat dari organdi, poliamida
poliester, sutera, monyl, dan lain-lain, sedangkan untuk kasa logam
diantaranya fosfor braunze.
Pada saat ini untuk keperluan kain kasa lebih banyak terbuat dari serat
poliester twist tinggi, poliester yang paling cocok dan memenuhi syarat untuk
kasa pencapan, antara lain kekuatannya tinggi mulurnya lebih rendah dari
pada nilon dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap zat kimia. Pemilihan
kain tenun untuk kasa ditentukan oleh corak atau gambar atau garis-garis yang
akan dibuat. Untuk corak-corak yang kasar (besar) dapat dipakai kasa yang
besar pula, sedangkan untuk corak yang halus dipakai kasa yang halus.

B. Nomor Kasa
Penomoran Kasa adalah untuk menunjukan kehalusan dan kekuatan
kasa datar. Penomeran kasa dikenal denga istilah:
 Raster count (fabric number), menunjukan jumlah helai benang
per cm.

 Mesh count, menunjukan jumlah helai benang per inci.

 Dan nomor matik (T) menunjukan jumlah helai benang per cm

Fabric number kecil, berarti monyl kasar, fabric number besar berarti
monyl halus. Untuk penomeran kain monyl (jenis kekuatan kasa) ada 4 yang
dicantumkan, yaitu:

a. S (slight atau ringan)

b. M (medium atau sedang)

c. T (tight atau kuat)

d. HD (heavy duty atau sangat kuat)


Pemilihan nomor kasa, semakin besar nomor kasa, maka makin banyak
helai benang persatuan panjang, makin kecil lubang kasa dan semakin banyak
lubang kasa. Demikian pula sebaliknya untuk nomor yang semakin kecil.
Penomoran pun disesuaikan dengan bentuk dan ukuran motf. Semakin besar
nomor kasa, maka makin kecil lubang kasa dan semakin banyak lubang kasa,
demikian pula sebaliknya untuk yang semakin kecil. Sistem penomeran sutera
pada penomeran monyl ditulis dalam tabel berikut:

Tabel. Contoh Penomoran Pada Kasa Monyl

Penomeran
yang
Banyaknya
disesuaikan Nomer Monyl
helai/cm (Fabric Tipe kekuatan
dengan yang lengkap
number)
penomeran
sutera
48 Slight (ringan) 12 48 S (12)
54 Slight (ringan) 12 54 S (12)
61 Slight (ringan) 12 61 S (12)
48 Medium (sedang) 12 48 M (12)
54 Medium (sedang) 14 54 M (14)
1 Medium (sedang) 16 61 M (16)
48 Tight (kuat) 12 48 T (12)
54 Tight (kuat) 14 54 T (14)
61 Tight (kuat) 16 61 T (16)
Heavy duty
48 12 48 HD (12)
(sangat kuat)
Heavy duty
54 14 54 HD (14)
(sangat kuat)
Heavy duty
61 16 61 HD (16)
(sangat kuat)

C. Bingkai atau Frame


Adalah rangka yang membentuk kasa pencapan (screen printing)
menurut bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan keperluan pencapan,
tetapi pada umumnya bingkai berbentuk empat persegi panjang. Bahan yang
digunakan untuk bingkai harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Kuat dan stabil, tidak mudah melenting atau mengkerut
- Tahan terhadap air dan zat kimia yang digunakan untuk pencapan
- Mudah dilekati perekat dan tahan lama
- Ringan, tidak terlalu berat
D. Pemasangan Kasa pada Rangka
Kasa yang telah terpasang pada rangka, benang-benangnya harus
lurus sejajar dengan rangka. Cara pemasangan kasa pada rangka terdapat
beberapa cara, yaitu:

 Pemasangan kasa dengan tangan


Pemasangan kasa dengan tangan adalah pemasangan yang hanya
dengan alat atau benda yang sederhana. Contohnya : papan,
tongkat dan stepler.
 Pemasangan kasa dengan meja penarik (mesin)
Pemasangan kasa dengan meja penarik atau mesin, lebih mudah
dari pada cara dengan tangan, tidak memerlukan banyak orang dan
tegangan kasa dapat diatur dengan memutar handel penarik. Mesin
pemasang kasa terdapat dua macam, yaitu:
- Mesin yang menggunakan sistem mekanik
- Mesin penarik kasa menggunakan sistem hidrolik

 Pemasangan kasa secara manual


Yang dimaksud pemasangan kasa dengan tangan adalah pemasangan
hamya dengan alat atau benda sederhana misalnya papan, tongkat kayu,
stepler. Cara pemasangan kasa dengan tangan menggunakan papan atau
bangku kayu:
 Siapkan rangka kasa dan ukurlah panjang dan lebar rangka bagian
luar kemudian rangka direndam dalam air selama 30 menit.
 Potonglah kain kasa yang luasnya yang sama dengan luas rangka
bagian luar ditambah masing masing sisi 2 cm
 Kemudian sisi AC dan CD disambung dengan kain biasa selembar 8-
10 cm untuk penarikan kearah panjang dan kearah lebar
 Kasa dilekatkan pada sisi AB dengan dipaku atau stepler sepanjang
sisi tersebut demikian juga sisi BC
 Sisi A – B dari kasa dipakukan dengan stepler pada papan ataumeja
kayu dimana posisi rangka pada kemiringan 70°
 Sebelum penarikan , kasa dibasahi dulu agar tidak kaku
 Penarikan dapat dilakukan dengan menekan rangka perlahan lahan
kebawah, sehingga terjadi tegangan pada sisi A-B dan D-C
 Periksa tegangan kasa setelah penarikan, bila tegangannya sudah
rata maka sisi AC dapat dipaku, pemakuan dalam posisi miring
 Setelah sisi AC dipaku kemudian ujung sisi AC dipotong sehinggga
lepas dari papan
 Kini giliran sisi C-D dipakukan pada papan dalam posisi
kemiringannya 70°
 Kemudian dilakukan penarikan seperti halnya sisi A-C dan dipaku
 Setelah selesai sisi kasa dirapihkan dengan guting dan kasa yang
sudah terpasang pada rangka siap untuk diproses lebih lanjut .

 Pemasangan Kasa dengan Meja Penarik (Stretching)


Pemasangan kasa dengan meja penarik atau mesin, lebih mudah dari
pada cara dengan tangan, tidak memerlukan banyak orang dan tegangan
kasa dapat diatur dengan memutar handel penarik. Mesin pemasang kasa ini
ada beberapa macam diantaranya dengan system mekanik dan hidrolik.

1. Mesin yang menggunakan sistem mekanik


Rangka kasa tidak bergerak, keempat sisi kasa dipasang pada pada
lempengan penarik yang ada jarumnya.
Salah satu sisi lempeng tersebut (lempeng 1) pasif artinya diam tidak
bergerak, sedangkan ketiga sisi lempeng yang lain (2,3 dan 4) aktif
bergerak menarik kasa apabila handel penarik diputar kekaan (handel c1,
c2, d1, d2, e1 dan e2) masing masing sisi lempeng ada 2 handel pemutar,
sehingga seluruhnya ada 6 handel.
Dengan demikian tegangan kasa dapat diatur dengan memutar masing
masing handel pemutar.
2. Mesin penarik kasa yang menggunakan system hidrolik

Pada mesin ini rangka kasa bergerak naik turun dengan tenaga hidrolik,
sedangkan keempat sisi kasa dipasang pada empat sisi lempeng yang ada
jarumnya untuk mengait (memegang) sisi kasa dan tidak bergerak,
sehingga apabila rangka naik keatas akan terjadi tegangan pada kasa.
Tegangan kasa dapat dilihat ukurannya pada tekanan kompresor

2.2.4 Proses Pemindahan Gambar (exposure)


Proses afdruk screen adalah sebuah proses photokimia, artinya sebuah
proses kimiawi dari bahan yang bersifat peka cahaya. Dengan menggunakan
zat peka cahaya yang bersifat peka cahaya, maka kita akan bisa menghasilkan
efek stencil, yaitu lubang bergambar. Melalui lubang bergambar inilah tinta
akan turun dan tercetak diatas bahan.
Proses Afdruk dalam sablon biasa dilakukan sebelum proses
pencetakan (pracetak). Tujuannya adalah menciptakan bentuk yang sesuai
dengan yang kita inginkan diatas kain saring ( screen ), sehingga saat kita
menyapu tinta cetak yang telah kita tuangkan diatas screen tersebut akan turun
sebatas yang telah kita bentuk diatas screen tersebut. Keahlian dalam proses
afdruk merupakan salah satu syarat penting untuk menghasilkan hasil cetak
sablon yang baik.
Dan meskipun kelihatannya mudah, namun banyak / sering sekali bagi
mereka yang baru mempelajari teknik menyablon mengalami kegagalan dalam
proses ini. Sebenarnya permasalahannya terletak pada waktu penyinaran /
eksposing – nya, anda harus banyak bereksperimen untuk menemukan waktu
penyinaran yang tepat.
Screen yang sudah tidak bermotif atau kosong, selanjutnya dibersihkan
dari kotoran, lemak, dll yang mungkin terdapat pada screen. Screen dicuci
dengan air panas yang diberi sedikit dengan soda abu atau cara lain dengan
memoleskan larutan NaOH 20 %, kemudian diamkan 5-10 menit, kemudian
dicuci dan disemprot dengan air, lalu dinetralkan dengan asam dan selanjutnya
dicuci kembali dengan air sampai benar-benar bersih.
Jenis Jenis Zat Pekat Cahaya
Zat peka cahaya adalah zat yang peka terhadap cahaya. Artinya zat
tersebut apabila terkena cahaya akan berubah fisiknya misalnya dari lembek
menjadi keras, atau dari lemah menjadi kuat. Demikian juga zat peka cahaya
yang biasa digunakan untuk kasa, apabila terkena cahaya akan menjadi keras
dan melekat kuat pada kasa, sebaliknya yang tidak terkena cahaya akan tetap
lembek dan apabila disemprot dengan air akan lepas.
Jenis-jenis zat peka cahaya diantaranya sebagai berikut:
1) Gelatin-bikromat : Campuran gelatin dan amonium dikromat.
2) Krome-gelatin : Campuran amonium (kalium) dikromat dengan
gelatin.
3) Super emulsion : Larutan krom gelatin yang sudah jadi, berwrna
kehijau-hijauan dan bisa langsung dipakai
Pelapisan larutan peka cahaya pada kasa cap yang telah terpasang
pada rangkanya dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau dengan
alat Gauze Steching Machine atau Mesh setting. Dimana kasa telah dicuci
bersih dari lemak, kotoran serta dalam keadaan kering.
Setelah pembuatan larutan peka cahaya selesai, larutan dioleskan pada
permukaan screen bagian luar dengan menggunakan alat khusus sehingga
membentuk lapisan film yang tipis dan rata (tidak bocor), kemudian dikeringkan
dalam ruangan gelap atau bercahaya merah. pemulasan dengan larutan peka
cahaya ini dinamakan “coating”. Alat untuk coating dinamakan “doctor” atau
“rakel” yang terbuat dari kayu, karet ,plastik atau besi tahan karat.

Setelah penyinaran (expose) kodak trace yang terdapat motif dilepas


dan gambarnya akan terafdruk pada screen, kemudian screen disemprot
dengan air dingin, kalau masih belum berlubang dapat direndam dalam air
panas 60-70oC, sampai bagian yang bermotif menjadi berlubang dan bersih.
Setelah itu dikeringkan atau disinari dibawah sinar matahari atau didalam oven,
yang perlu diperhatikan selama pencucian dengan air, screen tidak boleh kena
gerakan mekanik yang mengakibatkan motif atau gambar yang dihasilkan
menjadi rusak atau berlubang. Hasil gambar pada diapositif atau kertas tembus
pandang dilekatkan pada permukaan luar screen serapat mungkin. Setelah itu
dilakukan penyinaran dengan lampu neon yang jaraknya dengan gasa sekitar
30 cm. Urutannya adalah pada screen bagian dalam diberi busa yang akan
menekan gasa hingga menempel pada gambar, sedangkan lapisan luarnya
terdapat gambar diapositif yang rapat dengan kaca. Sementara dibawah kaca
terdapat lampu neon yang akan menyinari gasa. Setelah penyinaran ini, kertas
tembus pandang yang menempel pada screen dilepas sehingga akan terlihat
bayangan gambar pada screen. Segera setelah selesai screen direndam
dalam air panas bersuhu 700C, hingga bagian-bagian yang bermotif jadi
berlubang dan kemudian dilakukan pengeringan. Dalam pencucian dengan air
ini screen tidak boleh terkena gerakan-gerakan mekanik yang kuat apalagi
digosok, karena akan mengakibatkan kerusakan pada motif atau melubangi
bagian yang seharusnya tidak berlubang.
Alat – alat yang dibutuhkan untuk proses afdruk adalah :
 Screen sablon yang sudah bersih dari tinta dan kotoran lainnya (
bisa juga screen baru ).
 Zat peka cahaya sesuai kebutuhan.
 Alat Pengoles Zat peka cahaya ke screen, mis; Coater Afdruk,
penggaris mika, bisa juga menggunakan rakel sablon sesuai
ukuran screen yang akan di afdruk.
 Meja Afdruk, meja dengan lampu yang dirangkai khusus untuk
proses ekspose/penyinaran screen.
 Kaca dan triplek, bila anda tidak menggunakan meja afdruk,
melainkan menggunakan sinar matahari sebagai sumber cahaya
pada proses ekspose/penyinaran screen.
 Busa Afdruk dan kain hitam.
 Rak pengering atau bisa juga menggunakan hairdryer untuk
membantu mengeringkan zat peka cahaya.
 Semprotkan air untuk membantu proses peluruhan zat peka
cahaya setelah proses ekspose/penyinaran screen berhasil.
 Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Pastikan screen yang akan diafdruk bersih
Meskipun menggunakan screen yang baru dibeli, tetap pastikan bahwa
permukaan kain screen sudah bersih dari debu atau kotoran lainnya. Screen
yang kotor akan mengganggu proses penempelan zat peka cahaya dan yang
lebih parahnya lagi dapat menghambat tinta turun nantinya karena pori – pori
kain screen masih tersumbat oleh kotoran tersebut.
2. Campurkan dua komponen zat peka cahaya

Zat peka cahaya biasanya terdiri dari dua komponen, yang satu adalah
cairan emulsion yaitu cairan kental yang berfungsi sebagai bahan pelapis
kedap cairan, dan satunya adalah cairan sensitizer yang bersifat peka
cahaya. Kedua cairan ini harus disatukan agar zat peka cahaya dapat
menghasilkan efek stencil yang kita inginkan.
Campur dan aduk hingga merata kedua cairan tersebut. Tips : zat peka
cahaya yang telah tercampur memiliki masa kadaluarsa ( biasanya sekitar 2
mingguan ) oleh karena itu ada baiknya anda mencampurnya sesuai
kebutuhan saja.
3. Oleskan zat peka cahaya ke screen

Oleskan zat peka cahaya yang telah tercampur ke permukaan screen


sablon. Gunakan alat pengoles seperti mis ; coater afdruk, penggaris mika
atau rakel sablon yang disesuaikan dengan ukuran screen ( bisa masuk ke
bingkai dalam screen yang anda gunakan ). Oleskan secara merata ( mula-2
akan cukup sulit untuk memperoleh hasil polesan yang rata – namun seiring
kebiasaan, maka anda akan dapat melakukannya ).
Tips : oleskan zat peka cahaya di bagian luar dan dalam kain screen,
lakukan berulang kali sampai lapisan zat peka cahaya menutup cukup tebal di
permukaan kain screen, sehingga nantinya hasil afdruk dapat bertahan lebih
lama.
4. Keringkan zat peka cahaya
Setelah zat peka cahaya terpoles rata, maka kita harus
mengeringkannya. Jangan dijemur di bawah terik matahari terlebih dahulu,
karena zat peka cahaya tersebut masih bersifat peka cahaya. Gunakan
bantuan rak pengering atau kipas angin atau hairdryer untuk
mengeringkannya.
5. Pasang Film Sablon
Setelah zat peka cahaya kering, ditandai dengan tidak lengket atau
terasa lembab bila kita raba, maka kita perlu memasang Film Sablon di posisi
yang kita inginkan. Pasang Film sablon di bagian luar screen, gunakan selotip
untuk menempelkan film sablon tersebut agar tidak bergeser posisinya saat
kita ekspose nanti.
Tips: perhatikan kemana film sablon menghadap, banyak sekali pemula
yang kebingungan saat hendak menempelkan film sablon ini. Untuk sablon
normal, maka film sablon kita tempel dengan menghadap keatas ( terbaca
dari bagian dalam screen ). Sedangkan bila hendak sablon terbalik/ mirror,
maka film sablon kita tempel menghadap kebawah.
lihat ilustrasi di bawah ini ( sudut pandang : bagian dalam screen ) :

6. Proses Ekspose/Penyinaran Screen


Setelah Film Sablon terpasang dengan baik, maka saatnya kita
memulai proses penyinaran/ ekspose screen. Ada dua sumber cahaya yang
bisa kita gunakan dalam proses ekspose ini, yaitu : cahaya matahari dan
cahaya lampu.
Yang perlu anda perhatikan dengan baik adalah lamanya penyinaran.
Karena kondisi yang berbeda – beda, maka waktu sinar pun bisa sangat
berfariasi. Zat peka cahaya yang tersedia di pasaran pun memiliki waktu sinar
yang berbeda – beda. Sehingga adalah penting bagi anda untuk mencoba
mencari waktu sinar / ekspose yang tepat sesuai dengan kondisi yang biasa
anda hadapi, mis ; sumber cahaya yang anda gunakan, merek zat peka
cahaya yang anda pakai, dsb.
ilustrasi untuk ekspose dengan meja lampu sederhana :
catatan : lampu tidak perlu yang mengandung UV, cukup lampu neon
panjang biasa, usahakan jarak lampu sedekat mungkin dengan permukaan
kaca (± 5 cm )

7. Siram dengan air


Setelah proses ekspose selesai, maka lepaskan semua peralatan
afdruk ( busa, film sablon, kain hitam, dsb. ) dan siram screen dengan air
bersih. Bila anda mempunyai semprotan air yang kencang, itu bisa
membantu. Tujuan kita menyiram dengan air adalah untuk meluruhkan zat
peka cahaya yang tertutup oleh film sablon, sehingga nantinya menimbulkan
efek stencil ( lubang bergambar).
Gunakan bantuan semprotan air untuk membuka lubang gambar
tersebut hingga sempurna. Bila waktu ekspose yang anda lakukan tepat
waktu, maka biasanya proses penyiraman/ peluruhan ini tidak terlalu sulit.
Namun bila waktu ekspose terlalu lama, maka anda akan mendapati kondisi
sulit untuk meluruhkan lubang gambar tersebut. Sebaliknya, bila terlalu cepat,
maka lubang gambar gampang hancur.
Jadi, kalo permukaan afdrukannya sudah disinari, cabut gambarnya,
lalu basahi screen dengan air, usap-usap dengan jari dari depan & belakang
screen, kemudian coba deh di semprot dengan Hair Spray. kalau semua
sudah selesai dikerjakan, bilas screen dengan air bersih, lalu jemur screen
dengan matahari supaya tambah keras & Kuat. Tapi kalau malam, yah
keringin pake Hair Dryer lalu taburi dengan penguat Screen yang namanya
bisa dibeli di tempat peralatan sablon. soalnya tiap2 daerah namanya
berbeda-beda. Jika screen sudah selesai di keringkan maka screen sudah
siap untuk di gunakan / siap dipakai.

8. Keringkan Screen
Setelah lubang gambar terbuka sempurna dan anda puas dengan
hasilnya, maka anda tinggal mengeringkan screen tersebut sebelum
menggunakannya dalam proses sablon. Kali ini anda boleh mengeringkannya
dengan menjemurnya di bawah terik matahari ( malah dianjurkan karena
dapat memperkuat hasil afdrukan ), hanya saja hati-2 bila banyak debu yang
bertebaran di lokasi anda karena dapat mengotori screen tersebut.
9. Tutup bagian yang bocor
Setelah kering, periksa kembali screen untuk melihat bilamana ada
bagian yang masih berlubang atau bocor. Tutup tepian sekeliling bingkai
screen karena biasanya tinta masih bisa merembes melalui celah diantara
bingkai screen. Gunakan lakban yang kuat terhadap cairan untuk
menutupnya.
10. Siap untuk menyablon
Screen anda sudah terafdruk dengan baik, sekarang anda sudah siap
untuk menyablon

2.2.5 Pemeriksaan, Perbaikan dan Penguatan Kasa (Retouching and Hardening)


Gambar yang telah dipindahkan dari klise ke kasa tidak dapat langsung
digunakan untuk proses pendapa, karena gambar pada kasa tersebut masih
lemah. Apabila dipaksakan untuk pendapa, maka zat peka cahaya yang
membentuk gambar/motif pada kasa akan cepat gugus dan tidak dapat dipakai
kembali. Selain itu gambar atau motif tersebut perlu diperiksa dahulu apakah
gambarnya sudah sesuai dengan gambar yang ada pada klise atau tidak.
Pemeriksaan dan perbaikan gambar serta penguatannya perlu sekali dilakukan
agar didapat kasa bermotif yang siap untuk dipakai.
A. Pemeriksaan kasa
Dalam pemeriksaan kasa untuk persiapan pendapa ada pemeriksaan
awal yaitu setelah gambar dipindahkan dari klise ke kasa (exposure) dan
pemeriksaan akhir yaitu bilamana kasa tersebut selesai diperbaiki, kemudian
bagian dalamnya dilapisi lak, biasanya dilanjutkan dengan percobaan
pendapa pada kain atau kertas untuk mengetahui sesungguhnya hasil
pencapan dari kasa tersebut.
- Pemeriksaan awal kasa setelah exposure
Hasil pemindahan gambar dari klise ke kasa tidak selamanya mulus
dengan hasil gambar yang bah. Untuk itu pemeriksaan sejak awal perlu
dilakukan.
Jenis kesalahan yang sering ditemukan setelah exposure kasa antara
lain:
- Adanya motif atau gambar yang tertutup

- Ada bocoran pada bagian yang seharusnya tertutup

- Batas gambar kurang jelas (tipis)

- Batas motif warna tidak tepat


Adapun cara 0pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan
menggunakan meja afdruk.

B. Penguatan kasa (hardening)


Maksud penguatan kasa adalah memperkuat dan melindungi motif
pada kasa agar tidak cepat rusak karena gesekan orakel pada waktu
pencapan. Motif yang dibentuk oleh zat peka cahaya keadaannya masih
lemah karena lapisannya tipis sehingga mudah gugus dan tidak terbentuk lagi
motif. Untuk itu diperlukan proses penguatan agar motif dapat terlindungi dari
keruskan.
Salah satu usaha tersebut adalah memberikan lapisan penguat pada
kasa bagian dalam berupa lak, tetapi pada waktu pelapisan, seluruh bagian
permukaan kasa bagian dalam tertutup lak, untuk membuka kembali motif
yang tertutup, dapat menggunakan zat pelarut dari lapisan/lak yang
digosokkan pada bagian motif yang terbuka.

C. Pemeriksaan akhir dan percobaan kasa


Pemeriksaan akhir setelah perbaikan dan penguatan dimaksudkan
untuk ketelitian bahwa kasa tersebut sudah betul-betul baik, kemudian untuk
membuktikannya kasa dicoba digunakan untuk mencap pada kain atau
kertas. Setelah itu dilihat hasil pencapannya baik atau tidak.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


1) Pembuatan Gambar Tunggal (Non – Repeat)
 Buku Gambar A3
 Pensil
 Pensil Warna
 Penggaris
 Penghapus
 Crayon

2) Pembuatan Kasa Baru


 Screen Lama
 Pistol Staples
 Obeng Kecil
 Stapless
 Tang
 Amplas
 Kain Kasa Baru
 Air
 Ember
 Meja
 Teepol

3) Penghapusan Kasa Lama


 Bingkai Lama
 Larutan Kaporit
 NaOH
 Kain Pembersih
 Air
 Pengaduk Kayu
 Ember kecil
 Semprotan mesin / plastik

4) Pelapisan Zat Peka Cahaya (Coating)


 Diazol
 K2Cr2O7
 Penggaris
 Wadah Larutan
 Pengering (Hair Dryer)

5) Pembuatan Motif Pada Kasa (Pengafdrukan)


 Screen yang sudah dilapisi zat peka cahaya
 Motif yang sudah dipindahkan ke kodak trace
 Meja Kaca
 Lampu Neon 4 x 20 watt
 Bantalan Hitam
 Papan Penekan
 Botol Semprot
 Air
 Minyak tanah

6) Retusir (perbaikan motif)


 Screen yang sudah ada motif
 Diazol
 K2Cr2O7
 Kuas
 Gelas plastik untuk larutan

7) Penguatan Motif Pada Kasa (Hardening)


 Screenlak LAK DN
 Kain Pembersih Kering
 Penggaris
 Minyak tanah

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Pembuatan Gambar
3.2.2 Pembuatan Screen
3.3 Cara Kerja

1. Pembuatan Gambar Tunggal


 Siapkan buku gambar berukuran 30 x 40 cm.
 Dibuat bingkai dengan ukuran 20 x 30 cm.
 Dibuat gambar tunggal sesuai keinginan.
 Diberi warna pada gambar tersebut sesuai keinginan. (maksimal 2 warna)

2. Pembuatan Kasa Baru


 Merendam screen dan monyl dalam air dingin.
 Memasang monyl dengan cara meletakkan rangka dan kasa dimeja yang
datar dimana kasa itu ditempatkan diatas rangka, dengan sisi A dan B berada
tepat disisi rangka A dan B.
 Sisi A dan B disteples secara teratur, rata dan rapi.

 Kemudian kasa dan rangka diberdirikan secara vertikal.


 Menarik kasa kesisi meja dan disteples kuat dengan dasar menggunakan
kain sehingga kasa berdiri tegak dan tidak kendor.
 Turunkan perlahan-lahan rangka tersebut dari berdiri secara vertikal menjadi
berdiri secara horizontal kembali.

 Kemudian sisi steples C tersebut secara teratur, rapat serta rapih.


 Lalu menggunting kasa yang disteples pada meja dan kain secara rapih.
 Sisi D dikerjakan seperti halnya pada sisi C.
 Mencuci kasa tersebut dengan menggunakan sabun dan air ingin, lalu
keringkan dengan di angin-anginkan saja.
3. Penghapusan Kasa Lama
 Dibuat larutan campuran dari kaporit dan NaOH yang dicampurkan dengan
air.
 Perhatikan pada saat pembuatan larutan usahakan larutan tersebut tidak
terlalu encer dan tidak terlalu kental.
 Siapkan wadah untuk menempatkan larutan dan siapkan juga pengaduk kayu
yang telah dilapisi oleh kain pembersih.
 Gosokkan secara teratur larutan tersebut pada dalam dan luar kasa sampai
motif pada kasa tersebut hilang.
 Setelah selesai cuci dengan air dan keringkan.
 Kemudian cuci dengan menggunakan teefol dan keringkan kembali.

4. Pelapisan Zat Peka Cahaya Pada Kasa (Coating)


 Buatlah larutan campuran dari diazol dan kalium kromat (1 botol 1 botol)
 Siapkan penggaris sesuai kebutuhan
 Siapkan kasa yang akan dilapisi larutan zat peka cahaya.
 Oleskan larutan tersebut dibagian dalam kasa menggunakan penggaris.
 Perhatikan dalam mengoleskan larutan zat peka cahaya usahakan olesan
yang dihasilkan jangan telalu tebal dan terlalu tipis.
 Keringkan dengan dipanasakan menggunakan Hair Dryer.

5. Pemindahan Motif Pada Kasa (Pengafdrukan)


 Siapkan kasa yang telah dilapisi zat peka cahaya
 Tempelkan gambar yang telah dipindahkan kedalam kodak trace (klise)
kebagian depan kasa.
 Perhatikan pada saat menempelkan kodak trace ke bagian depan kasa,
diharuskan bagian halus pada kodak trace yang menempel di depan kasa.
 Letakan kasa yang sudah ditempelkan klise pada meja pengafdrukan.
 Meja pengafdrukan terdiri dari rangkaian meja kaca, dan lampu neon.
 Setelah itu lakukan penekan pada kasa yang sudah berada diatas meja
pengafdrukan menggunakan bantalan hitam dan papan penekan yang
bertujuan untuk menjaga agar pada saat pengafdrukan tidak mengalami
perubahan letak gambar yang tersalin kedalam kasa.
 Diamkan selama kurang lebih 15 menit.
 Setelah itu hentikan pengafdrukan lalu cuci dan semprotkan air pada motif
yang telah tercetak pada kasa dengan menggunakan semprotan tekanan
tinggi.
 Kemudian keringkan.

6. Retusir (perbaikan motif/kasa)


 Kasa yang bolong bolong ditutup dengan larutan (diazol+ K2Cr2O7)
menggunakan kuas agar menutupi dan tidak akan menyebabkan bolong saat
proses penyablonan.

7. Penguatan Motif Pada Kasa (Hardening)


 Siapkan kasa yang telah selesai dilakukan proses pengafdrukan.
 Siapkan larutan hardener (Lak DN) agar motif menjadi kuat.
 Siapkan penggaris sesuai kebutuhan Anda.
 Oleskan larutan hardener pada bagian dalam kasa.
 Pada bagian depan motif kasa, bersihkan motif dari larutan hardener
menggunakan kain pembersih yang kering sampai motif tembus cahaya.

 Kemudian keringkan.

Daftar Pustaka

 Djufri, R. (1973). Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung:


Institut Teknologi Tekstil.
 Lubis, A. (1978). Pedoman Praktikum Pencapan dan Penyempurnaan. Bandung:
Institut Teknologi Tekstil.
 Purwanti, S.Teks. (1978). Pedoman Praktikum Pencapan dan Penyempurnaan.
Bandung: ITT.
 http://www.sekolahsablon.web.id/2013/05/mengenal-proses-afdruk.html (diakses
tanggal 1 Oktober 2018 pukul 21.30 WIB)
 https://alatsablon.wordpress.com/proses-afdruk-screen/ (diakses tanggal 1 Oktober
2018 pukul 20.10 WIB)
 http://diaga-advertising.blogspot.co.id/2015/06/cara-afdruk-sablon-dengan-lampu-
dan.html (diakses tanggal 1 Oktober 2018 pukul 22.20 WIB)

Anda mungkin juga menyukai