Anda di halaman 1dari 6

KETETAPAN

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
NOMOR : 16/B/KET-MPM/SK/I/2016
Tentang
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG BEM
KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2015

Dengan mengharap rahmat dan ridho Allah SWT, Perubahan Undang-Undang Badan
Eksekutif Mahasiswa KM-POLSRI setelah :

MENGINGAT :
Undang – Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya 2015
BAB VII

MENIMBANG :
1. Bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Badan Eksekutif Mahasiswa perlu
dibuat Undang-undang tentang Unit Kegiatan Mahasiswa
2. Bahwa untuk verifikasi dan memperjelas teknis pelaksanaan Badan Eksekutif
Mahasiswa MEMPERHATIKAN :
1. Pendapat-pendapat yang berkembang dalam pembahasan materi Draft
Perubahan Undang – Undang Badan Eksekutif Mahasiswa Mahasiswa Keluarga
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Hasil Kesepakatan Perubahan Undang – Undang Badan Eksekutif Mahasiswa
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN
1. Perubahan dan Mengesahkan Undang – Undang Badan Eksekutif Mahasiswa
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya Periode 2015/2016
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan akan ditinjau kembali apabila
terdapat kesalahan di dalamnya.

Ditetapkan : di Sekretariat MPM POLSRI


Pada Tanggal : 17 Maret 2016
Pukul : 17.40 WIB

Pimpinan Sidang

Faisal
NPM 061330310153
LAMPIRAN SK NOMOR : 16/B/KET-MPM/SK/I/2016

UNDANG – UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2016


TENTANG
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
(KM-POLSRI)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disebut dengan
BEM.

Pasal 2
1. Pengurus BEM adalah Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, Penasehat
Kepresidenan, Menteri Sekretaris Kabinet, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet,
Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan, Para Menteri Koordinator, Para Menteri
Kabinet dan Staf Kabinet.
2. Penasehat Kepresidenan BEM adalah pengurus yang diamanahkan untuk
memberikan nasehat dan pertimbangan atas keputusan Presiden Mahasiswa.
3. Menteri Sekretaris Kabinet BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh presiden
mahasiswa untuk mengatur tata kelola naskah di lingkungan lembaga eksekutif.
4. Menteri Keuangan BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh presiden
mahasiswa untuk mengatur tata kelola keuangan.
5. Menteri Koordinator BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh Presiden
Mahasiswa untuk mengatur masing-masing Kementerian Koordinator.
6. Menteri Kabinet BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh Presiden mahasiswa
untuk mengatur masing-masing Kementerian.
7. Staf Kabinet BEM adalah pengurus yang berada di masing-masing bidang dalam
Kementerian.
8. Kementerian Koordinator BEM adalah bagian dari badan eksekutif mahasiswa yang
menaungi beberapa bidang.
9. Kementerian BEM adalah bagian dari tiap Kementerian Koordinator yang memiliki
tugas lebih spesifik.

BAB II
KEKUASAAN, TUGAS, KEWENANGAN,
PERTANGGUNGJAWABAN dan FUNGSI BEM

Pasal 3
Kekuasaan Eksekutif tertinggi terletak pada Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri
Sriwijaya.

Pasal 4
1. Melaksanakan hasil Ketetapan Sidang Paripurna dan Sidang Umum KM-POLSRI.
2. Melaksanakan program kerja yang telah dirancang oleh lembaga eksekutif yang telah
disahkan oleh MPM.
3 Menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPM melalui Sidang Umum KM-POLSRI.
4. Menyusun Rancangan Anggaran eksekutif yang disampaikan pada Rapat Anggaran
Proker dan ditetapkan oleh MPM.
5. Menetapkan peraturan BEM untuk menjalankan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI
melalui persetujuan MPM
6. Mengesahkan pembentukan dan kepengurusan UKM dan HMJ melalui persetujuan
MPM dalam Sidang Pleno
Pasal 5
BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai wewenang pokok melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler berdasarkan kementrian masing-masing,dan sesuai dengan GBHPKO
yang ditetapkan oleh MPM

Pasal 6
Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada MPM yang
disampaikan pada Sidang Paripurna, Sidang Umum dan/atau Sidang Istimewa KM-
POLSRI.

Pasal 7
1. Sebagai sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kearah perluasan wawasan dan
peningakatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian.
2. Sebagai Wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi Mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 8
Kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terdiri dari :
1. Presiden Mahasiswa adalah Pimpinan BEM yang memegang kekuasaan eksekutif.
a. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya ialah penanggungjawab seluruh
kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.
b. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas memimpin
lembaga eksekutif tertinggi Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas
pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar KM-POLSRI dan
GBHPKO.
c. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Presiden Mahasiswa
dibantu oleh Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet , Menteri
Keuangan dan Para Menteri kabinet serta staf kabinet.
d. Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimal
semester 4 (empat) untuk D3, semester 6 (enam) untuk D4 dan aktif kuliah
pada saat dipilih.
e. Presiden Mahasiswa dipilih melalui Pemilihan Umum secara langsung dan
ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum.
f. Presiden Mahasiswa memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan
dan sesudahnya tidak dapat dipilih lagi.
g. Jika Presiden Mahasiswa mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Presiden Mahasiswa yang dipilih dan di
Sahkan oleh Sidang Istimewa MPM.
h. Sebelum memangku jabatannya, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden
Mahasiswa Menteri Sekretaris Kabinet dan Menteri Keuangan, menteri kabinet
serta Staf kabinet mengangkat janji didepan MPM.

2. Wakil Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas yaitu


membantu dan menggantikan Presiden Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam
menjalankan kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas pokok
yang telah ditetapkan dalam Undang – Undang Dasar KM-POLSRI dan GBHPKO.
a. Wakil Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimal
memiliki jenjang pendidikan 1 (satu) tahun dibawah Presiden Mahasiswa dan
masih aktif pada saat dipilih.
b. Wakil Presiden dipilih melalui Pemilihan Umum secara langsung dan
ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum.
c. Jika Wakil Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan tugasnya
maka Wakil Presiden akan dipilih oleh presiden mahasiwa dari salah satu
pengurus BEM dan disahkan oleh MPM.
d. Wakil Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut Undang-
Undang Dasar KM-POLSRI apabila Presiden Mahasiswa berhalangan dalam
melaksanakan kewajibannya.
e. Wakil Presiden Mahasiswa membantu Presiden Mahasiswa dalam melaksanakan
tugasnya sebagai mandataris MPM.

3. Menteri Sekretaris Kabinet


a. Menteri Sekretaris Kabinet membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam
menjalankan tugas protokol, tata kelola naskah sesuai pembagian kerja
masing-masing.
b. Menteri Sekretaris Kabinet memberikan laporan umum tertulis secara berkala
kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

4. Wakil Menteri Sekretaris Kabinet


a. Wakil Menteri Sekretaris Kabinet membantu tugas Menteri Sekretaris Kabinet
dalam menjalankan tugas protokol, tata kelola naskah sesuai pembagian kerja
masing-masing.
b. Wakil Menteri Sekretaris Kabinet memberikan laporan umum tertulis secara
berkala kepada Menteri Sekretaris Kabinet untuk dilaporkan kepada Presiden
Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

5. Menteri Keuangan
a. Menteri Keuangan membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam menjalankan
tata kelola keuangan lembaga eksekutif.
b. Menteri keuangan memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada
Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

6. Wakil Menteri Keuangan


a. Wakil Menteri Keuangan membantu tugas Menteri Keuangan dalam
menjalankan tata kelola keuangan lembaga eksekutif.
b. Wakil Menteri keuangan memberikan laporan umum tertulis secara berkala
kepada Menteri Keuangan untuk dilaporkan kepada Presiden Mahasiswa
tentang pelaksanaan tugasnya.

7. Penasehat Kepresidenan membantu memberikan pertimbangan atas keputusan


Presiden.
8. Para Menteri Koordinator memimpin masing-masing bidang umum kegiatan
keorganisasian dan betanggung jawab kepada Presiden Mahasiswa.
9. Para Menteri Kabinet ialah menteri yang memimpin masing-masing Kementerian
(khusus) dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator.
10. Staff Kabinet ialah membantu tugas dan kewajiban bidang masing-masing.

Pasal 9
Jumlah pengurus BEM maksimal 60 (Enam Puluh) orang dengan keterwakilan setiap
jurusan.

Pasal 10
Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Mahasiswa,
Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, menteri
koordinator, menteri kabinet serta Staf Kabinet dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala
konstitusi dengan menjunjung tinggi independensi, organisasi dengan selurus-lurusnya
dan bertaqwa kepada Tuhan serta berbakti kepada Almamater”.

Pasal 11
Presiden mahasiswa, Wakil presiden mahasiswa, Menteri sekretaris kabinet, Menteri
keuangan, Menteri koordinator, dan Menteri kabinet tidak diperbolehkan merangkap
jabatan sebagai Anggota MPM serta unsur pengurus dalam HMJ atau UKM.

Pasal 12
1. Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya menduduki masa jabatan selama 1 (satu)
periode kepengurusan terhitung sejak tanggal ditetapkan.
2. Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terkecuali Presiden Mahasiswa setelah
masa jabatannya berakhir dapat dipilih kembali untuk masa jabatan pada periode
berikutnya.
3. Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus BEM Politeknik Negeri
Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Presiden Mahasiswa dan
dilaporkan kepada MPM

Pasal 13
1. Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya berkewajiban menjaga nama baik,
kehormatan dan ikut serta meningkatkan dan memajukan Lembaga eksekutif.
2. Setiap Pengurus BEM mempunyai hak dan kewajiban mewakili organisasi baik ke
dalam maupun ke luar sehubungan dengan hal – hal yang menyangkut organisasi
melalui otorisasi presiden mahasiswa.
3. Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai hak suara dan hak
bicara dalam persidangan yang berkaitan dengan jabatannya di BEM

BAB IV
PERSIDANGAN

Pasal 14
Sidang pengambilan keputusan BEM merupakan Sidang Pleno BEM dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Sidang Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya ialah rapat tertinggi dalam
kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.
b. Sidang Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh pengurus
BEM
c. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno BEM :
- Mendengar dan mengevaluasi Laporan Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri
Sriwijaya tentang pelaksanaan ketetapan-ketetapan Sidang Umum KM-
POLSRI dan Sidang Paripurna KM-POLSRI.
- Mengambil kebijakan yang bersifat operasional organisasi eksekutif, baik
intern maupun ekstern.

BAB V
RAPAT BEM

Pasal 15
Rapat pengambilan keputusan BEM terdiri dari
1. Rapat Kerja Terbatas BEM
2. Rapat Kementrian Koordinasi,
3. Rapat Pengurus BEM dan
4. Rapat Koordinasi Ormawa
Pasal 16

1. Persidangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 sah apabila dihadiri minimal ½


+ satu jumlah peserta rapat.
2. Semua keputusan diambil atas musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila ayat (2) pasal ini tidak terpenuhi maka, dilaksanakan lobying.
4. Apabila ayat (2) dan (3) pasal ini tidak terpenuhi, maka dilaksanan voting

BAB VI
SEKRETARIAT BEM

Pasal 17
BEM mempunyai Sekretariat yang berkedudukan di Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB VII
TATA KELOLA ADMINISTRASI LEMBAGA EKSEKUTIF

Pasal 18
Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh menteri sekretaris kabinet, dan disetujui
oleh presiden mahasiwa serta diketahui ketua MPM

BAB VIII
TATA KELOLA KEUANGAN LEMBAGA EKSEKUTIF

Pasal 19
Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh menteri keuangan dan setujui oleh
presiden mahasiswa serta diketahui ketua MPM.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20
1. Usul perubahan dan penambahan mengenai Undang-Undang ini dapat diusulkan
oleh Presiden Mahasiswa dan/atau anggota MPM dalam sidang MPM
2. Usul perubahan dan penambahan yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini haru
disertai penjelasan
3. Majelis memutuskan usul tersebut dapat disetujui seluruhnya, disetujui dengan
perubahan atau ditolak
4. Undang-Undang ini berlaku sejak ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai