Anda di halaman 1dari 5

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

POLA SENSITIVITAS Eschericia coli TERHADAP ANTIBIOTIK


METRONIDAZOLE

Arya Iswara1
1
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: iswara.arya2011@yahoo.com

Abstract

Escherichia coli (E. coli) have a potency to be a pathogen bacteria cause an illness. Antibiotic
treatments to a patient have a purpose to eliminate the pathogen bacteria. Bacteria resistance to
antibiotic was influenced by the intensity of antibiotic treatment in a region, the uncontrolled
antibiotics treatments would increase the antibiotic resistance of bacteria. This research was using
four different sample, they were feces from diarrhea, ice block, waters from well, and ketchup.
Approximately 1 gram from each sample diluted in 10 mL of BHI and then incubated for 6 hours in
37 C. After 6 hours incubations, the samples inoculated in EMBA and incubated in 37 C for 24
hours. The metallic green colored bacteria colony inoculated in Mac Conkey Agar and incubated
in 370C for 24 hours. The separated colony sub cultured into HIA and tested using biochemistry
test. Sensitivity test conducted using the Kirby Bauer method. The test result showed that 5 samples
were sensitive to metronidazole and 26 samples were
resistant to metronidazole.

Key word: E.coli, metronidazole, sensitivity.

1. PENDAHULUAN setiap kali antibiotika digunakan, flora


Escherichia coli (E. coli) memiliki normal akan terpapar dalam konsentrasi dan
potensi untuk menyebabkan penyakit. E. coli lama pemberian obat yang bervariasi.
yang bersifat phatogen dapat dibagi menjadi Pemakaian antibiotika, khususnya bila
tiga sub kelompok utama tergantung pada digunakan tanpa aturan yang jelas seperti
sifat patogen mereka: commensals atau yang banyak terjadi di negara berkembang
nonpathogenic, infeksi usus yang akan menyebabkan penggunaan antibiotika
menyebabkan patogen, dan ekstraintestinal secara tidak rasional. Adanya penggunaan
patogen E. coli (ExPEC). E. coli pada usus antibiotika secara berlebihan menyebabkan
yang bersifat phatogen mencakup banyak tingginya prevalensi resistensi pada flora
pathotype seperti enterotoxigenic (ETEC), normal aerobik (Yenny dan Herwana, 2007).
enteropathogenic (EPEC), Perkembangan resistensi bakteri terhadap
enterohemorrhagic (EHEC), semua jenis antibiotika sangat dipengaruhi oleh intensitas
strain ini menyebabkan infesi pada usus pemaparan antibiotika di suatu wilayah, tidak
manusia. (Moriel dkk, 2009). terkendalinya penggunaan antibiotika
Traktus gastrointestinal khususnya cenderung akan meningkatkan resistensi
pada bagian distal merupakan tempat utama bakteri yang semula sensitif. (Refdanita dkk,
sebagian besar dari flora normal. Ketika 2004).
antibiotika diberikan, efek yang diharapkan
adalah agar antibiotika itu mampu 2. KAJIAN LITERATUR
membunuh bakteri patogen yang merugikan Escherichia coli merupakan anggota dari
dan pasien dapat disembuhkan. Tapi yang famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang,
jarang menjadi pertimbangan adalah bahwa bersifat Gram negatif dan dalam keadaan
banyak antibiotika diabsorbsi secara tidak normal E. coli berada di usus, E. coli juga
sempurna atau akan di ekskresi kembali merupakan salah satu diantara bakteri
dalam bentuk utuh atau bentuk yang telah anaerobik fakultatif. Famili
mengalami modifikasi tapi masih mempunyai Enterobacteriaceae adalah salah satu bakteri
aktivitas antimikroba. Dengan demikian yang paling penting secara medis. Sejumlah

273
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

general dalam famili merupakan patogen 3. METODE PENELITIAN


pada usus manusia (misalnya Salmonella, Pengambilan sampel dan isolasi bakteri
Shigella, Yersinia). Beberapa jenis lain Sampel diambil dari 4 jenis sampel, yaitu
merupakan flora normal pada saluran dari feses penderita diare, es batu, air sumur,
pencernaan manusia (misalnya Escherichia, dan saus makanan. Hal ini dimaksudkan
Enterobacter, Klebsiella), tetapi bakteri ini untuk mewakili sampel dari manusia, alam
kadang-kadang dapat berhubungan dengan dan makanan yang diperkirakan terdapat E.
penyakit manusia (Todar, 2008). coli. Cara pengambilan sampel, sampel feses
Antibiotik adalah sekelompok senyawa berasal dari pasien penderita diare pada anak
yang bekerja dengan cara menghambat sebanyak ±1 gram feses, es batu, air sumur,
pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) atau dan saus makanan, kemudian dilarutkan ke
menyebabkan kematian bakteri (bakterisidal). dalam 10 ml larutan penyubur BHI inkubasi
Antibiotik ini bekerja melalui 5 mekanisme 37ºC selama 6 jam. Feses yang telah
utama yaitu menginhibisi : 1). Proses disuburkan dengan media BHI
replikasi, 2). Proses transkripsi, 3). Proses diinokulasikan pada media EMBA dan
translasi, 4). Sintesis peptidoglikan, 5). diinkubasi pada suhu 37°C slama 24 jam di
Sintesis asam tetrahidrofolat. (Lamont, dalam inkubator, hari berikutnya diamati
2006). Mekanisme utama dari populasi koloni yang tumbuh, pada media EMBA E.
mikroba untuk bertahan hidup dalam situasi coli akan berwarna hijau metalik. Koloni
terancam adalah dengan cara mutasi genetik, yang berwarna hijau metalik dikultur pada
ekspresi dari suatu gen resistensi yang laten, media MC diinkubasi pada suhu 37°C selama
atau melalui gen yang memiliki determinan 24 jam di dalam inkubator untuk E. coli
resistensi. Ketiga mekanisme ini dapat berada merupakan laktosa fermenter cepat yang
bersama-sama dalam suatu bakterium. ditandai dengan koloni akan berwarna merah
Penggunaan antibiotika secara berlebihan jambu. Koloni terpisah kemudian disub
dapat menimbulkan tekanan selektif yang kultur pada media HIA miring dan dilakukan
mendorong perkembangbiakan uji biokimia.
mikroorganisme yang resisten. (Yenny dan Penanaman uji biokimia Uji biokimia yang
Herwana, 2007) dipakai adalah:
Kebanyakan resistensi antibiotika terjadi a. Uji Indol
akibat mutasi atau transfer horizontal gen Uji ini untuk menunjukkan adanya
yang membawa sifat resisten. Mutasi terjadi pembentukan indol dari triptofan. Caranya
secara acak, spontan dan tidak tergantung pindahkan biakan bakteri dari media padat ke
dari adanya antimikroba. Mutasi terjadi bila dalam media triptofan broth, kemudian
terdapat kekeliruan dalam proses replikasi inkubasi 37ºC selama
DNA yang luput untuk diperbaiki oleh 24 jam lalu ditambah reagen Kovac’s. Hasil
system DNA repair. Mutasi terjadi dalam positif ditandai dengan terbentuknya cincin
kecepatan bervariasi (10-4-10-10 per merah ungu, untuk bakteri E. Coli uji indol
pembelahan sel) dan meliputi proses delisi, adalah positif (+).
substitusi atau adisi satu atau lebih pasangan
basa nukleotida, sehingga menghasilkan b. Uji Methyl Red (MR)
substitusi asam amino. Proses mutasi yang Uji MR untuk mendeteksi adanya
dikenal sebagai single-step mutations pembentukan asam selama peragian glukosa.
menyebabkan timbulnya resistensi tingkat Caranya biakan bakteri dipindahkan secara
tinggi dalam jangka waktu singkat dan cepat. aseptik ke larutan glukosa fosfat, kemudian
Contohnya, mutasi di dalam sistem yang inkubasi 37ºC selama 24 jam lalu ditambah 1
mengatur kromosom yang mengkode (coded) tetes reagen MR, jika timbul warna merah
produksi ß-laktamase oleh Enterobacter dan artinya positif sedangkan warna kuning
Citrobacter spp. Hal ini mengakibatkan artinya negatif, uji MR untuk bakteri E. coli
terjadinya produksi ßlaktamas dalam jumlah adalah positif (+).
yang sangat besar dalam waktu yang sangat
singkat sehingga dapat menghidrolisis c. Uji Voges-Proskauer (VP)
antimikroba bahkan yang stabil terhadap ß- Tujuan dari uji Vp ialah untuk
laktamase seperti seftazidim dan sefotaksim mengetahui kemampuan bakteri dalam
(Yenny dan Herwana, 2007). mengubah glukosa menjadi asam organik

274
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

atau alkohol. Caranya adalah biakan bakteri h. Uji Gula-Gula (glukosa,


dari media padat diinokulasikan secara laktosa, sukrosa, galaktosa, fruktosa,
aseptik ke larutan glukosa fosfat, kemudian maltosa dan manitol). Media ini digunakan
inkubasi 37ºC selama 24 jam lalu untuk mengetahui fermentasi gula-gula
ditambahkan larutan KOH 40% dan a-naftol. menjadi asam dengan atau tanpa gas.
Jika timbul warna merah kecoklatan berarti Caranya biakan bakteri dari media padat
hasilnya positif. Uji VP untuk bakteri E. coli diinokulasikan secaramaseptik ke larutan
adalag negatif (-). glukosa, kemudian inkubasi 37ºC selama 24
jam. Hasil positif ditandai dengan perubahan
d. Uji penggunaan Citrat media dari merah menjadi kuning, sedangkan
Tujuannya untuk mendeteksi adanya jika gas positif akan tampak gelembung
penggunaan karbon sebagai sumber energi. udara pada tabung durham (untuk glukosa).
Caranya yaitu biakan bakteri dari media Uji Sensitivitas terhadap antibiotik
padat diinokulasikan secara aseptik ke media metode Kirby Bauer Kultur bakteri yang
perbenihan Simon Citrat 18 agar, kemudian telah dimurnikan dan diidentifikasi yang
inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif kekeruhannya telah disesuaikan dengan
ditandai dengan adanya koloni bakteri dan kekeruhan standart 0,5 Mc.Farland,
media berubah warna dari hijau menjadi biru. kemudian diratakan ke permukaan media
Uji Citrat pada bakteri E. coli adalah negatif Muller Hinton Agar dengan cara merendam
(-). lidi kapas steril selama 10 hingga 15 detik
dalam suspensi bakteri, kemudian dipulaskan
e. Uji Semi Solid (SS) pada media MHA hingga merata. Didiamkan
Caranya pindahkan secara aseptik beberapa saat agar usapan kultur bakteri
biakan bakteri dari media padat ke media benar-benar meresap pada media. Disc
semi solid agar, dengan cara menusukkan ose antibiotik ditempelkan pada permukaan
jarum dengan posisi tegak, kemudian media, beri jarak antara disc satu dengan
inkubasi 37ºC selama 24 jam. Hasil positif yang lain. Inkubasikan selama 18 sampai 24
ditandai dengan adanya pertumbuhan koloni jam dengan suhu 37°C. Amati dan ukur
yang menyebar di sekitar tusukan. Uji diameter zona hambatnya.
Motilitas pada bakteri E. coli adalah negatif
(-). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel keseluruhan yang ditemukan
f. Uji Urea adanya E.coli berjumlah 31 sampel. Hasil
Tujuannya untuk mendeteksi penguraian pengujian resistensi terhadap antibiotik
urea menjadi amonia. Caranya secara aseptik metronidazole sebagai berikut:
diinokulasikan biakan bakteri dari media
padat ke media urea agar, kemudian inkubasi
37ºC selama 24 jam. Hasil positif ditandai
dengan adanya perubahan warna indikator
netral red menjadi ungu. Uji urea pada
bakteri E. Coli adalah negatif (-).

g. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)


Media ini digunakan untuk mengetahui
fermentasi gula-gula menjadi asam dengan
atau tanpa gas. Caranya yaitu inokulasikan
biakan bakteri dari media padat ke TSIA
secara aseptik, kemudian inkubasi 37ºC
selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan
perubahan media dari merah menjadi kuning,
sedangkan jika gas positif akan tampak
gelembung udara pada media. Uji TSIA pada
bakteri E. coli adalah A/A , gas (+), H2S (-).

275
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Tabel 1. Hasil uji resistensi E.coli tehadap


metronidazole

Dari hasil pada tabel dapat dilihat bahwa


terdapat hanya 5 sampel yang sensitive
terhadap antibiotik metronidazole dan 26
sampel yang lain resisten terhadap
metronidazole. Metronidazole termasuk
antibiotik yang sering digunakan oleh
masyarakat. Metronidazole merupakan
antibiotik golongan nitroimidazole yang
memiliki spektrum aktivitas yang terbatas
meliputi berbagai protozoa, bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negative anaerob
Terjadinya resistensi pada antibiotik ini
karena terjadinya pemindahan plasmid dari
kuman resisten kepada kuman sensitif, dan
hal ini dapat juga terjadi bila kuman yang
semula sensitif terkena paparan obat. Plasmid
bakteri merupakan unsur-unsur yang dapat
memindahkan banyak gen bakteri dari satu
sel bakteri ke yang lain, yang juga disebut
dengan transfer gen horisontal. (Bennet,
2008)
Pertukaran genetik dari plasmid yang
mengandung penyandi resisten terhadap
antibiotik antar bakteri diyakini memainkan
peranan penting terhadap evolusi bakteri
resisten antibiotik. (Akano, 2009) Bakteri
dengan resistensi antibiotik yang multipel
dapat menyebarkan gen resisten antibiotik
mereka kepada strain dari spesies yang sama
maupun kepada spesies atau genus lain

276
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

melalui mekanisme yang berbeda. Immunology. ASM Press Washington.


Mekanisme yang terutama digunakan adalah p415-9
dengan konjugasi plasmid-R. Analisis Moriel DG, Bertoldi I, Spagnuoloa A, Marchi
genetik memperlihatkan bahwa konjugasi S, Rosini R, Nesta B. 2009.
resisten anibiotik dari sebuah isolat memiliki Identification of protective and broadly
banyak variasi plasmid R yang dapat conserved vaccine antigens from the
dibedakan berdasar ukuran molekul dan genome of extraintestinal pathogenic
profil restriksinya. (Pignato, 2009). Escherichia coli. PNAS. 16
Metronidazole merupakan antibiotika Pignato S., Coniglio MA., Faro G., Weill
yang paling banyak tersedia pada unit-unit FX., dan Giammanco G. 2009. Plasmid-
pelayanan kesehatan terutama Puskesmas mediated multiple antibiotic resistance
untuk pengobatan pasien sehingga banyak of Escherichia coli in crude and treated
dipakai. Selain itu antibiotika ini digunakan wastewater used in agriculture. Journal
juga untuk makanan hewan ternak yang of Water and Health. 07.2. 251-8
hanya dilakukan oleh petani dan kurang Refdanita, Maksum R, Nurgani A, Endang P.
diawasi oleh tenaga ahli. Hal ini merupakan 2004. Pola Kepekaan Kuman Terhadap
salah satu bentuk penyalah gunaan Antibiotika di ruang intensif Rumah
antibiotika yang dapat menyebabkan Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-
terpaparnya kuman patogen oleh antibiotika 2002. Jakarta: Makara Kesehatan
yang kemudian menjadi resisten (Refdanita vol.8(2)
dkk, 2004). Todar K. 2012. Pathogenic E. coli.
http://www.textbookofbacteriology.net
5. SIMPULAN diakses 22 Maret 2014
Metronidazole merupakan antibiotik Yenny dan Herwana E. 2007. Resistensi dari
yang sering digunakan oleh masyarakat untuk bakteri enterik: aspek global terhadap
pengobatan, seringnya penggunaan antimikroba. Universa Medicina. Vol 26
metronidazole dapat memungkinkan no 1. 46-56].
terjadinya resistensi. Hasil penelitian
menghasilkan sebanyak 26 sampel yang
resisten, sehingga dapat diartikan bahwa
telah banyak terdapat resistensi terhadap
antibiotik metronidazole. Hasil tersebut dapat
menjadi rujukan untuk disarankan melakukan
uji sensitivitas antibiotik terlebih dahulu
sebelum memberikan suatu antibiotik,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya
resistensi yang mengarah pada Multi Drugs
Resistance.

6. REFERENSI
Akano SO,. Daini OA,. Ojo MO,. Smith SI
dan Akinside KA. 2009. Comparative
analysis of antibiotic resistance and
rplasmids of staphylococcus aureus
isolates from human and dog samples.
AFR. J. CLN. EXPER. MICROBIOL
10(3): 136-43.
Bennet PM. 2008. Plasmid encoded
antibiotic resistance: acquisition and
transfer of antibiotic resistance genes in
bacteria. British Journal of
Pharmacology. 153. 347–57
Lamont RJ, Burne RA, Lantz MS, Leblanc
DJ. 2006. Oral Microbiology and

277

Anda mungkin juga menyukai