Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau prilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distress (misalnya, gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada suatu atau
lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko nyeri yang
penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat lagi
yang seringkali tidak diperhatikan oleh masyarakat hal ini disebabkan gangguan jiwa
tidak atau jarang menimbulkan kematian akan tetapi gangguan jiwa ternyata lebih
berat dari pada beban terhadap penyakit penyakit yang salama ini dianggap
dibandingkan penyakit Jantung, Kanker, Malaria, dan TBC sekalipun, gangguan jiwa
maupun jajaran kesehatan hal ini disebabkan gangguan jiwa tidak atau jarang
1
2
bahwa beban terhadap gangguan jiwa ternyata lebih berat dari pada beban terhadap
penyakit penyakit yang selama ini dianggap membebani dan menjadi focus perhatian
sudah menjadi masalah yang makin serius, paling tidak, ada satu dari empat orang
didunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta
orang di dunia ini di temukan mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik,
berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
ekstrnal, tidak dapat membedakan respon yang akurat, sehingga tampak prilaku yang
sulit dimengerti. Halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca indra tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua panca indra dan terjadi disaat
satu gejala yang sering di temukan pada klien dengan gangguan jiwa, halusinasi
halusinasi, gangguan jiwa lain yang sering disertai dengan gejala halusinasi adalah
penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tampa stimulus
depresi, 60 orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizoprenia, serta 45,5 juta terkena
keanekaragaman penduduk maka jumlah kasus gangguan jiwa terus betambah yang
juta jiwa atau sebesar 6% di Indonesia yang berusia diatas 15 tahun mengalami gejala
depresi dan gangguan jiwa. Prevalensi gangguan jiwa berat mencapai 400.000 jiwa
atau sekitar 1,7 per 1000 penduduk. Diantaranya sebesar 14,3% atau sekitar 57.000
sebanyak 40,8%. Ciri utama skizofrenia paranoid yaitu waham dan halusinasi
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 terdapat 2.527 orang pasien
di rawat inap, pada tahun 2016 peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa yaitu
2.099 orangdi rawat inap dan pada tahun 2017 penderita yang dirawat inap berjumlah
2.288 orang. Data rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Kepulauan Bangka Belitung
pada tahun 2016 menunjukkan bahwa pasien dengan halusinasi memiliki persentase
70,46% dari jumlah pasien seluruhnya pada tahun tersebut sedangkan pada tahun
4
2017 menunjukkan bahwa pasien dengan halusinasi memiliki persentase 72% orang
penderita halusinasi. Angka kejadian ini cukup signifikan dalam 2 tahun terakhir.
Dengan banyaknya angka kejadian halusinasi, semakin jelas bahwa dibutuhkan peran
tidak melakukan pengkajian awal, akan tetapi melakukan pengkajian lanjutan karena
pengkajian awal sudah dilakukan di ruang Unit Gawat Darurat dan intermediet RSJD
ruang elang RSJD Provinsi Bangka Belitung sudah diangkat berdasarkan keluhan
pasien yang terakhir dirasakan terdiri dari data subjektif dan data objektif yang telah
berdasarkan strategi pelaksana (SP) yang sudah menjadi standar asuhan keperawatan
dengan catatan pasien tersebut bersedia dilakukan tindakan, akan tetapi tidak semua
pasien dapat dilakukan implementasi pershift karena kurangnya sumber daya manusia
dalam menjalankan program di ruang elang RSJD Provinsi Bangka Belitung, evaluasi
dilakukan setelah menjalankan program dan SP dapat diulang setelah melihat respon
Dari penjabaran diatas maka peneliti tertarik meneliti tentang analisis peran
B. Rumusan Masalah
peran perawat dalam penerapan asuhan keperawatan, sehingga rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sejauh mana analisis peran perawat dalam penerapan asuhan
keperawatan pada klien halusinasi pendengaran di Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui analisis peran perawat dalam penerapan asuhan keperawatan
pada klien halusinasi pendengaran di Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Daerah
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui informasi secara mandalam tentang peran perawat dalam
halusinasi.
Sebagai masukan serta evaluasi kinerja perawat bagi Rumah Sakit Jiwa