Anda di halaman 1dari 3

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi tugas kepemimpinan dalam keperawatan

Disusun oleh:

Ervia kusumaningrum (22020114130093)

Khirza maulida fitri (22020114130134)

Luluk zahfarani (22020114120041)

Rani musafina (22020114120062)

Ummi afrikhah (22020114120024)

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
Kasus Pemicu Diskusi 1

Seorang laki-laki berusia 80 tahun dirawat di RS dengan keluhan batuk darah disertai sesak nafas.
Hasil pengkajian selanjutnya diperoleh data bahwa pasien juga mengalami gangguan pada paru-
paru dan jantung. Pasien memiliki luka pada daerah telapak kaki dan riwayat DM. Dokter bedah
menyarankan agar area kaki ynag mengalami perlukaan dilakukan amputasi Karena infeksi sudah
menjalar dengan cepat. Pasien selama tiga tahun terakhir sudah berobat jalan sebelum masuk RS
dan merupakan pensiunan TNI. Pasien mengeluhkan fasilitas perawatan di RS dan anaknya yang
tinggal di luar kota. Keluarga pasien tersebut beberapa kali memotivasi pasien agar bersedia
minum obatnya dan makan makanan yang sudah disediakan. Pasien tampaknya menurun motivasi
untuk sehat kembali dengan kondisi yang dialaminya.

Bagaimanakah strategi perawat dalam mengelola asuhan keperawatan pada pasien


tersebut, khususnya dalam konteks penerapan kepemimpinan yang efektif?

PERMASALAHAN:

1. Pasien mengalami batuk berdarah, gangguan paru-paru dan jantung, memiliki riwayat DM,
luka daerah telapak kaki dan disarankan oleh dokter untuk amputasi.
2. Pasien mengeluhkan fasilitas layanan keperawatan yang diterima
3. Pasien mengeluhkan kondisi keluarganya utamanya anak yang tinggal di luar kota.
4. Motivasi pasien menurun karena kondisi yang dialami saat ini.

SOLUSI:

1. Perawat mengusulkan untuk dilaksanakan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) mengenai


penyakit yang diderita oleh pasien.
2. Perawat menghadirkan pihsk Perencanaan Program dan Informasi (PPI) Rumah Sakit
untuk memberikan penjelasan terkait fasilitas perawatan yang dikeluhkan oleh pasien
3. Perawat melakukan konseling dengan pasien dengan menghadirkan perawat konselor
untuk memberikn pengertian pada pasien untuk lebih fokus pada dirinya sehingga dapat
cepat sembuh.
4. Melakukan Terapi Aktivitas Kelompok dengan menghadirkan DM survivor untuk
membagikan pengalamannya sehingga dapat memotivasi pasien untuk mencapai
kesembuhan.
Dalam konsep kepemimpinan, seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dapat menerapkan model kepemimpinan yang
tepat. Begitu juga sebagai perawat pelaksana, sesuai dengan teori kepemimpinan 360°
menurut John C. Maxwell, bahwa pamimpin menduduki posisi center atau selalu ditengah,
dengan demikian pemimpin menduduki posisi yang dapat berkaitan dengan posisi lain
seperti atasan, bawahan maupun rekan. Dengan teori tersebut perawat pelaksana sebagai
leader mampu melakukan advokasi untuk mempengaruhi keputusan pemimpin dalam
menangani permasalahan pasien dengan contoh dilaksanakannya DRK. Selain melakukan
advokasi, perawat pelaksana juga dapat menghadirkan Perencanaan Program dan
Informasi (PPI) Rumah Sakit terkait fasilitas perawatan yang dikeluhkan oleh pasien dan
mengusulkan ide-ide dalam membuat strategic dan kebijakan untuk menangani keluhan
pasien. Perawat dapat juga melakukan konseling dengan menghadirkan perawat konselor
supaya pasien bisa diarahkan ke hal yang bisa memicu kondisi pasien membaik. Sedangkan
penerapan kememimpinan oleh perawat lain sesuai teori 360o adalah memimpin dengan
bawahan, dimana perawat dan pasien bersama-sama untuk mencapai apa yang diinginkan.
Penerapan gaya memimpin bawahan dalam kasus ini adalah perawat pelaksana dan pasien
dapat melakukan Terapi Aktivitas Kelompok dengan menghadirkan DM survivor untuk
membagikan pengalamannya sehingga dapat memotivasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai