Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH LAYANAN KONTEN BIMBINGAN DAN KONSELING

TERHADAP PERKEMBANGAN MINAT BACA SISWA


KELAS VII SMP NEGERI 17 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh :
Dra. Usmani Haryanti, S.Pd. M.Hum.

ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya pengaruh layanan konten bimbingan dan konseling terhadap minat baca
siswa kelas VII SMP Negeri 17 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 17
Surakarta tahun pelajaran 2015/2016, sampel yang digunakan adalah sebagian
dari populasi yang berjumlah sebanyak 30 siswa dengan menggunakan teknik
purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan minat baca siswa
SMP Negeri 17 Surakarta setelah diberikannya pelayanan konten BK yang terkait
dengan minat baca. Berdasarkan uji t untuk sebelum dan sesudah perlakuan
thitung > ttabel, yaitu 83,684 > 2,048 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.
Implikasi yang disampaikan dalam penelitian ini bahwa layanan konten
bimbingan dan konseling adalah layanan yang dirasa cocok untuk meningkatkan
perkembangan minat baca siswa SMP Negeri 17 Surakarta tahun ajaran
2015/2016. Layanan ini dapat memotivasi siswa agar lebih meningkatkan
prestasinya dalam pembelajaran di sekolah. Penyampaian materi yang diberikan
kepada siswa mendapat nilai-nilai positif dalam pelaksanaannya.

Kata kunci : minat baca, layanan konten BK, minat baca siswa SMP

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP 57


Vol. 13 (2) Juli 2013. ISSN : 2086 - 1907
I. PENDAHULUAN
Semua kegagalan yang dialami oleh siswa dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi saja.Kegagalan juga
sering terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang
memadai terutama dalam bidang bimbingan belajar untuk meningkatkan
keterampilan belajar siswa, agar siswa tidak mengalami kesulitan belajar dan
mencapai prestasi yang optimal.
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa layanan yang merupakan
kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada
umumnya dan siswa pada khususnya dalam rangka meningkatkan mutu dan
perkembangan siswa, salah satunya adalah melalui layanan penguasaan
konten.
Menurut Prayitno (dalam Wibowo, 2011: 2) menjelaskan “layanan
penguasaan konten merupakan Layanan bantuan kepada individu (sendiri-
sendiri ataupun kelompok) untuk menguasai kemampuan ataupun kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar”. Kemampuan atau kompetensi yang
dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta
dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan
tindakan yang terkait didalamnya.
Minat membaca salah satu yang mempengaruhi faktor keberhasilan
dari layanan penguasaan konten itu sendiri. Menurut Liliawati (Sandjaja,
2005: 32) mengartikan “minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan
memdalam disertai dengan perasaan senang tarhadap kegiaan membaca
sehingga dapat mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya
sendiri”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengajukan
penelitian yang berjudul “PENGARUH LAYANAN KONTEN BK
TERHADAP PERKEMBANGAN MINAT BACA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”.

II. LANDASAN TEORI


a. Pengertian Layanan Konten
Menurut Prayitno (2004: 2) menjelaskan layanan
penguasaan konten merupakan:
“Layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun
kelompok) untuk menguasai kemampuan ataupun kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi
yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya
terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai,
persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya”.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Sokiyah (2010: 37) berpendapat bahwa layanan penguasaan
konten adalah “layanan konseling yang memungkinkan klien
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya”.
Pendapat lain diutarakan oleh Purwoko (2008: 20) yang
mengatakan bahwa “layanan penguasaan konten adalah layanan
dalam Bimbingan dan Konseling yang bertujuan membantu
individu dalam menguasai aspek-aspek konten tertentu secara
tersinergikan”.
Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas yaitu layanan
penguasaan konten membantu individu menguasi aspek-aspek
konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut
secara tersinergikan. Dengan penguasaan konten, individu
diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya.
b. Tujuan Layanan Penguasaan Konten
1) Tujuan Umum
Menurut Prayitno (2004: 2) tujuan umum layanan
penguasaan konten ialah:
Dikuasainya suatu konten tertentu, penguasaan ini perlu
bagi peserta didik untuk menambah wawasan dan pemahaman,
mengarahkan penilaiaan dan sikap, menguasai cara-cara atau
kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan
mengatasi masalah-masalahnya. Dengan penguasaaan konten
yang dimaksud itu pesrta didik yang bersangkutan lebih
mampu menjalani kehidupanya secara efektif.
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan penguasaan konten dapat dilihat
pertama dari kepentingan peserta didik mempelajarinya, dan
kedua isi konten itu sendiri. Tujuan khusus layanan
penguasaan konten terkait dengan fungsi-fungsi konseling
menurut Tirtarahardja dan Sulo (2005: 46) fungsi-fungsi
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Fungsi pemahaman
b) Fungsi pencegahan
c) Fungsi pengentasan

c. Komponen Layanan Penguasaan Konten

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Komponen layanan penguasaan konten adalah guru
pembimbing, peserta didik, dan konten yang menjadi isi layanan
menurut Megaton et.al.(2009: 57) adalah sebagai berikut:
1) Guru Pembimbing
2) Individu atau Peserta Didik
3) Konten
a) Pengembangan kehidupan pribadi
b) Pengembangan kemampuan hubungan sosial
c) Pengembangan kegiatan belajar
d) Pengembangan perancanaan karier
e) Pengembangan kehidupan berkeluarga
f) Pengembangan kehidupan beragama

d. Asas Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat
terbuka. Menurut Erman (2004: 42) asas yang paling diutamakan
dalam layanan ini adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan
diharapkan benar-benar aktif mengikuti dan menjalani semua
kegiatan yang ada didalam proses layanan.
Menurut Sukardi (2008:62) asas layanan penguasaan
konten adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseling) mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
Kesimpulan dari pengertian diatas adalah peserta didik
dapat meningkatkan kualitas sikap dan kebiasaan belajar dan
materi belajar yang cocok sesuai dengan dirinya sendiri setelah
mendapatkan layanan bimbingan dan konseling tersebut.
e. Pendekatan Teknik Layanan Penguasaan Konten
1) Pendekatan
a) High-touch
b) High-tech
2) Metode dan Teknik
Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP
Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
a) Pengusaan Konten
b) Teknik

c)Media pembelajaran

3) Waktu dan Tempat


Layanan penguasaan konten dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja, sesuai dengan kesepakatan guru
pembimbing dan para pesertanya, serta aspek-aspek konten
yang dipelajari. Makin besar paket konten makin banyak
waktu yang diperlukan oleh guru pembimbing merencanakan
dan mengatur penggunaan waktu dengan memperhatikan
aspek-aspek yang dipelajari dan kondisi peserta.
Tempat penyelenggaraan penguasaan konten
disesuaikan pula dengan aspek-aspek konten serta kondisi
peserta. Penyelenggaraan layanan dengan format klasikal
dapat diselenggarakan didalam ruangan kelas sekolah,
sedangkan format kelompok didalam ruang kelas atau duluar
kelas.
4) Penilaiaan
Secara umum penilaiaan terhadap hasil layanan
penguasaan konten diorentasikan kepada diprolehnya UCA
(understanding – pemahaman baru, comfort- perasaan lega,
dan action- rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus,
penilaian hasil layanan khusus, penilaiaan hasil layanan
penguasaan konten ditekankan kepada penguasaan peserta
atau peserta didik atas aspek-aspek konten yang dipelajari.
5) Keterkaitan
Diantara berbagai layanan konseling, layanan
penguasaan konten dapat berdiri sendiri. Disamping itu
layanan penguasaan konten dapat juga menjadi isi layanan-
layanan konseling lainya. Dalam hal ini ditekankan perlunya
peserta didik menguasai suatu konten tertentu terkait dengan
permasalahan peserta didik dengan demikian upaya
penguasaan konten tertentu dapat diintegrasikan kedalam
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, kenseling
kelompok, konsultasi dan mediasi, Winkel & Hastuti (2007:
13).
Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa
integrasi, dan pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau
sejumlah peserta didik guru pembimbing perlu mencermati kebutuhan

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
peserta didik dalam penanganan masalahnya, sehingga keterkaitan
berbagai layanan itu menjadi jelas dan termanfaatkan dengan optimal.

a. Pengertian Minat
Menurut Muhajir (dalam Prasetyono, 2008: 63), minat
adalah “kecenderungan afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk
membentuk aktifitas”.
Senada dengan hal ini, Crow dan Crow (dalam Prasetyono,
2008: 67), menjelaskan bahwa “minat merupakan kekuatan
pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada
orang lain atau objek lain”.
Hurlock (2007: 57), mengutarakan pendapat yang sama
yaitu “bahwa minat merupakan sumber motivasi sama, yaitu
bahwa minat merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa
yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”.
“Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto,
2010: 180).
Maksud pendapat di atas minat yaitu perasaan senang untuk
di lakukan tanpa paksaan dari pilihannya.
Menurut Hurlock (dalam Hermanto, 2011: 41),
mengartikan “minat sebagai sumber motivasi yang akan
mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila
diberi kebebasan untuk memilihnya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa yang lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu kegiatan atau aktifitas yang
ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk
memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh,
dilakukan dengan kesadaran serta diikuti dengan rasa senang.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat


Minat tidak akan timbul, tumbuh dan berubah tanpa ada
interaksi manusia terhadap objek tertentu. Hal tersebut
mengandung arti bahwa minat terbentuk dalam hubungan dengan
suatu objek. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar
dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin
besar minat.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh setelah
ada interaksi terhadap objek tertentu. Mengembangkan minat
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa
memelihara bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan
dengan manfaat bagi dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini
berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya dan memuaskan
kebutuhannya.
Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow
(Hermanto, 2011: 37), terdiri dari tiga faktor, yaitu:
1) Faktor dorongan dari dalam
2) Faktor motif sosial
3) Faktor emosional
Selain faktor-faktor diatas, kondisi seseorang juga sangat
menentukan minat orang tersebut pada suatu aktivitas ataupun
benda. Menurut Rasyid (2007: 9), beberapa kondisi yang
mempengaruhi minat adalah sebagai berikut.
1) Status ekonomi
2) Pendidikan
3) Situasional
4) Keadaan psikis

c. Pengukur Minat
Minat seseorang tidak tampak atau tidak bisa dirasakan
oleh indra manusia tetapi yang tampak adalah gejalanya saja
sehingga untuk mengetahui minat tidaklah mudah.
Menurut Djiwandono (2006: 365), ada sejumlah cara untuk
mengetahui minat siswa, cara yang paling mudah adalah
menanyakan langsung kepada siswa itu sendiri, bisa menggunakan
angket atau berbicara secara langsung pada mereka. Untuk
mengetahui minat siswa dapat juga dengan mengobservasi
kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut.
Ada beberapa teknik atau cara untuk mengetahui minat
seseorang teknik tersebut antara lain:
1) Teknik tes, yaitu serentetan pertanyaan latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan ketrampilan
dan pengetahuan seseorang atau sekelompok orang. Bentuknya
antara lain tes objektif dan subjektif.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
2) Teknis non tes yang meliputi metode interview, metode
dokumentasi, observasi, dan angket.
Menurut Hernowo (2002:68) minat membaca dapat
dilakukan dengan metode observasi atau dapat pula dengan
mendaftar kegiatan dengan checklist yang meliputi unsur seberapa
lama waktu membaca, seberapa banyak seseorang dapat
menghabiskan bahan bacaan dalam waktu-waktu tertentu,
bagaimana sikap membaca yang meliputi unsur kesabaran,
ketelatenan, ketekunan, kegigihan, dan kesungguh-sungguhan.
Sehingga minat baca dapat terlihat melalui observasi dari perilaku
keseharian dalam memanfaatkan sebagian waktunya untuk
membaca.
d. Pengertian Membaca
Keterampilan berbahasa ada empat macam yaitu
ketrampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Membaca sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai
suatu hasil. Menurut Djiwatampu (2008: 41), “membaca pada
hakikatnya adalah suatu hal yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.
Olivia (2008: 17), mengemukakan bahwa definisi membaca
mencakup: 1) membaca merupakan suatu proses, 2) membaca
adalah strategis, dan 3) membaca merupakan interaktif. Dalam hal
ini yang dimaksud dengan membaca merupakan suatu proses
adalah informasi dari teks pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna,
membaca adalah strategi yaitu dalam kegiatan membaca kita harus
menggunakan berbagai strategi yang sesuai dengan teks dan
konteks dalam rangka mengkonstruksi makna ketika membaca.
Sedangkan membaca adalah interaksi yaitu dalam proses membaca
terdapat interaksi antara pembaca dengan teks yang dibacanya.
Menurut McLaughin dan Allen (2002: 17), mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip membaca yang paling mempengaruhi
pemahaman membaca antara lain sebagai berikut.
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiraksaan adalah kerangka kerja kurikulum
belajar siswa.
3) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan
berperan aktif dalam proses membaca.
4) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
5) Siswa menemukan manfaat-manfaat membaca yang berasal dari
berbagai teks pada berbagai tingkatan kelas.
6) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi
pemahaman membaca.
7) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses
pemahaman.
8) Strategi dan ketrampilan membaca bisa diajarkan.
9) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran
membaca pemahaman.

e. Tujuan Membaca
Menurut Prasetyono (2008: 60), ada beberapa tujuan dari
aktivitas membaca, antara lain:
1) Membaca sebagai suatu kesenangan tidak melibatkan proses
pemikiran yang rumit. Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk
mengisi waktu senggang. Aktivitas yang termasuk dalam
kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah atau
komik.
2) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan,
seperti membaca buku pelajaran atau buku ilmiah.
3) Membaca untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau profesi.
Misalnya, membaca buku ketrampila teknis yang praktis atau
buku pengetahuan umum (ilmiah populer).
Berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan membaca seseorang tergantung pada apa yang ingin
dicapai. Tetapi tujuan dari membaca yang paling umum adalah
untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
menjawab setiap permasalahan yang sedang dihadapi dan
menambah pengetahuan bagi seseorang yang membacanya.
f. Pengertian Minat Membaca
Rahim (2008: 28), “minat baca adalah keinginan yang kuat
disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca”. Maksudnya
adalah seseorang yang memiliki minat baca tinggi akan
berkeinginan kuat dalam menguasai bahan-bahan bacaan yang
akan ditelaah.
Lilawati (dalam Soejanto Sandjaja 2007 : 3)
mengemukakan bahwa minat membaca merupakan suatu perhatian
kuat dan mendalam yang disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca sehingga mengarahkan seseorang untuk

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
membaca sesuai dengan kemauannya. Minat membaca dapat
ditandai dengan adanya : (1) kesenangan membaca (2) kesadaran
akan manfaat bacaan (3) frekuensi membaca (4) dan jumlah buku
bacaan yang pernah dibaca.
Maksud dari pendapat di atas minat baca adalah tekat
semangat tinggi dari seseorang dari usaha untuk membaca..
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa minat
membaca adalah suatu rasa lebih suka dan rasa lebih ketertarikan
pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis
(membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan
untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh
atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang
serta adanya usaha-usaha seseorang untuk membaca tersebut
dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. Seseorang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam
kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga diperoleh makna
yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur. Selain itu, minat
membaca melibatkan unsur-unsur berupa kesenangan membaca,
kesadaran mengenai manfaat membaca, frekuensi membaca, dan
jumlah buku bacaan yang pernah dibaca.

g. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Siswa


Menurut Yulia (2005: 33-34), tantangan atau hambatan
dalam menumbuhkan minat baca adalah:
1) Budaya membaca rendah
2) Pengaruh televisi
3) Buku bukan prioritas
4) Kurangnya fasilitas
5) Keluarga
Adapun menurut Purwaka (2006: 31), faktor-faktor yang
mempengaruhi minat baca adalah sebagai berikut.
1) Faktor dari dalam
a) Pembawaan/bakat
b) Jenis kelamin
c) Tingkat pendidikan
d) Keadaan kesehatan
e) Keadaan jiwa

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
f) Kebiasaan
Ciri-ciri anak yang gemar membaca apabila ada waktu
luang akan memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca
buku/bacaan. Dalam lingkungan sekolah anak yang gemar
membaca apabila ada waktu luang akan dipergunakan untuk
membaca bacaan baik di kelas ataupun di perpustakaan
sekolah. Hal ini berbeda dengan anak yang tidak mempunyai
minat membaca yang tinggi, apabila ada waktu luang anak
tersebut akan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan
yang lain seperti bermain dan lain sebagainya.
2) Faktor dari luar
a) Buku/bahan bacaan
b) Kebutuhan anak
c) Faktor lingkungan anak :
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah

A. Pengaruh Layanan Konten Bimbingan dan Konseling Terhadap


Perkembangan Minat Baca Siswa Kelas VII SMP Negeri 17
Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca
yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan
bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri (Rahim,
2008: 28). Minat baca setiap individu sekarang ini semakin berkurang. Hal
itu menyebabkan siswa dapat mengalami kegagalan dalam setiap proses
belajarnya.
Layanan konten dalam bimbingan belajar sangat berperan penting
dalam pengembangan setiap minat baca siswa. Layanan konten dalam
bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk bimbingan yang dapat
membantu individu dalam mengatasi masalah belajar hingga minat baca
para siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar dengan baik dan
untuk meningkatkan kemampuan membacanya sehingga prestasi atau hasil
belajarnya meningkat.
Meningkatkan kemampuan minat baca pada siswa memerlukan
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa dapat
memahami dan mengembangkan sikap gemar membaca dan memiliki
kebiasaan membaca serta memiliki keterampilan dalam mengatasi

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
kesulitan dalam belajar. Selain itu, agar minat baca pada siswa lebih
terinternalisasi dalam diri mereka, perlu juga memberi motivasi dan
suasana emosi yang menyenangkan agar proses pemberian layanan konten
bimbingan dan konseling dapat memberikan efek yang optimal. Selain itu,
perlu juga penanganan dari pendekatan faktor motif sosial, suasana, dan
meningkatkan kemampuan kenyamanan situasi dalam membaca. Sehingga
siswa dapat merasa tertarik untuk memiliki kebiasaan membaca. Karena
dengan membaca dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menangani masalah kesulitan belajar serta dapat membangun kepribadian
yang lebih baik serta membangun kemampuan dalam membaca.
Peningkatan kemampuan minat baca ini dapat dilakukan pada
generasi muda usia sekolah menengah pertama. Dalam hal ini, untuk
meningkatkan minat baca dengan menggunakan layanan bimbingan dan
konseling dilakukan pada siswa SMP Negeri 17 Surakarta. Hal ini akan
memberikan manfaat kepada siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan keterampilan mengatasi permasalahan mengenai kesulitan
belajar. Dengan melakukan pada usia siswa sekolah menengah pertama,
ini diharapkan akan semakin terinternalisasi dalam diri siswa untuk
mengatasi kesulitan dalam belajar.

B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran pada dasarnya sebagai landasan bagi peneliti
dalam penelitian sebagai titik tolak untuk merumuskan hipotesis.
Perkembangan minat baca merupakan pencapaian peningkatan
kemampuan siswa dalam mengatasi masalah belajar. Dapat juga diartikan
bahwa dengan meningkatkan kemampuan minat baca akan membuat siswa
memiliki wawasan yang luas sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar.
Siswa selama menghadapi proses belajar mengajar akan memiliki
kesulitan tersendiri dalam belajar. Hal tersebut sering disebabkan karena
pengetahuan siswa mengenai teknik belajar masih kurang dan hal itu
disebabkan karena siswa yang kurang memiliki minat untuk membaca.
Untuk meningkatkan kemampuan minat baca siswa memerlukan media.
Dalam penelitian ini media untuk meningkatkan kemampuan minat baca
adalah pemberian layanan konten bimbingan dan konseling. Dengan
pemberian layanan konten bimbingan dan konseling diharapkan dapat
meningkatkan minat baca siswa.
Adapun kerangka berfikir yang penulis kemukakan sehubungan
dengan pembahasan penelitian adalah sebagai berikut:

Layanan Konten

Siswa
Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP
Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907

Minat Membaca
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
“Ada Pengaruh yang Positif antara Layanan Konten Bimbingan Konseling
dengan Minat Baca Siswa kelas VII SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016”.

III. METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta pada
Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan pada bulan 17 Maret 2015.
B. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental.
Metode penelitian eksperimental dirasa sangat cocok dengan
penelitian ini sebab data yang diperoleh dari penelitian akan diolah dalam
bentuk angka-angka yang mendeskripsikan adanya pengaruh pemberian
layanan BK terhadap minat baca siswa.

C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Di dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah layanan konten BK.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Di dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah minat baca.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
Negeri 17 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 sejumlah 247 siswa.
2. Sampel

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu
kelas VII-D SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang
memiliki kriteria sebagai kelas unggulan atau favorit sejumlah 30 siswa.

3. Teknik Sampling
Sugiyono (2011 : 124) menyatakan bahwa, “purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih kelas VII yang memiliki
kriteria sebagai kelas unggulan atau favorit. Kelas favorit pada tingkat
VII SMP Negeri 17 Surakarta adalah kelas VII D.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan
beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Angket
2. Metode Bantu (Observasi)

F. Uji Instrumen Penelitian


Uji Validitas Angket
Uji validitas data adalah untuk mencari tingkat ketepatan
instrumen dalam penelitian yang digunakan seorang peneliti. Data
dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan pada saat melaporkan
hasil penelitian dan dengan yang terjadi pada objek peneliti.
Arikunto (2002: 85) berpendapat bahwa, “sebuah instrumen
dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”.
Tingkat rendahnya validitas istrumen menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul yang menyimbang dan mengambarkan yang validitas
yang dimaksud. Menganalisis sebuah penelitian dapat mengunakan
suatu analisis butir soal, yaitu untuk mengetahui butir-butir mana yang
valid dan butir-butir mana yang tidak valid, yaitu caranya
mengkorelasi antara skor butir yang dianggap sebagai nilai x dan skor
yang dianggap nilai y.”
Rumus yang digunakan dalam menganalisis butir soal adalah
rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu :

nΣ xiy − ( Σ x i )( Σ y i )
r xy = i

{n Σ x i
2
− (Σ x i ) 2 }{ n Σ y i
2
− (Σ y i )2 }
Keterangan :
n : Jumlah responden
xi : Skor butir soal
yi : Skor total

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
rxy: Koefisien korelasi antara x dan y, untuk validitas

1. Uji Realibilitas Angket


Realibilitas angket di sini adalah untuk mengetahuin ketepatan
atau keajegan suatu angket dalam penelitian tersebut. Uji realibilitas
penelitian ini menggunakan rumus “Alpha Cronbach”.
Uji realibilitas adalah untuk mengetahui tingkat keajegan suatu
angket yang diberikan kepada siswa dalam suatu penelitian. Uji
realibilitas ini digunakan untuk lebih jelasnya lagi peneliti dalam
menguji realibilitas angket adalah menggunakan rumus “Alpha
Cronbach”. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 180), rumusnya
sebagai berikut:

 ∑  b2 
r11 = 
k 
1 − 
 − 1
k   t2 

keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σ  b2 : jumlah varians butir

Σ  t2 : varians total

Kriteria dalam keputusan uji realibilitas angket yang


dinyatakan adalah apabila harga rn lebih besar dari harga rtabel maka
angket tersebut reliabel. Sebaliknya, apabila harga rn lebih kecil dari
harga rtabel maka angket tersebut tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena
dalam mengolah data untuk menguji hipotesis dengan berbentuk angka
atau teknik statistik. Setelah mengumpulkan data sesuai dengan
masalahnya, maka untuk menguji kebenaran hipotesa dalam teknik
statistik tersebut, ialah t-test atau uji t. Uji t adalah pengujian koefisien
regresi secara individual dan untuk mengetahui kemampuan dari masing-
masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel
dependen, dengan menganggap variabel independen lain tetap atau
konstan (Setiaji, 2004 : 14) .
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Membuat formulasi hipotesis
Ho : b = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
Ha : b ≠ 0 Artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
Menentukan level of significant dengan t tabel
T tabel : t α/2; N-K
Dimana:
N = Jumlah Sampel (observasi)
K = Banyaknya parameter
Menghitung nilai t-statistik dengan rumus :
Rumus :

n - k -1
t hitung = ryx (x) = ry 1- r2

Ho diterima bila -t hitung < t hitung < t tabel


Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel
Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima yang berarti variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen pada derajat keyakinan tertentu.
Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel maka Ho ditolak yang
berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu.
Kesimpulan
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
T hitung di hitung dengan menggunakan program computer SPSS for
microssoft windows versi 16.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
2. Persiapan Administrasi
3. Persiapan Alat Ukur
Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP
Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
4. Persiapan Eksperimen

B. Pelaksanaan Uji Coba


a. Uji Coba Angket Minat Baca
Pengujian angket minat baca dilakukan kepada siswa SMP
Negeri 17 Surakarta kelas VII E. Pengambilan data pada tanggal 24
Maret 2015 pukul 12.15 WIB. Prosedur pelaksanaannya adalah
peneliti menemui satu kelas yang telah diberi izin oleh pihak
sekolah, kemudian meminta seluruh murid pada satu kelas tersebut
untuk mengisi angket minat baca.
b. Perhitungan validitas dan reliabilitas
1. Uji Validitas
Selanjutnya, angket dalam penelitian ini diuji daya beda
item dengan bantuanprogram SPSS for MS Windows versi 16.
Uji daya beda item akan menentukan item yang gugur dan
valid. Jumlah item yang diuji daya beda item berjumlah 30
item. Hasil uji tersebut memiliki indeks korelasi berkisar
antara 0,185 – 0,725. Peneliti menggunakan nilai r tabel = 0,3
sebagai batas nilai validitas minimal sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Cronbach (dalam Azwar, 2012 : 148-149).
Hasil analisis data di atas maka dapt disimpulkan
aitem mana yang valid dan aitem mana yang gugur. Berikut
data item setelah dilakukan uji validitas :

Tabel 2. Uji validitas angket

No Indikator No. Butir No. Item gugur


Positif Negatif positif negati
1 Perasaan senang 1, 4 2, 3 4 f-
membaca buku

2 Kebutuhan 5 6, 7 - -
terhadap bacaan
buku

8, 9 10, 11 - -

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
3 ketertarikan 12, 14 13 - -
terhadap buku

17 15, - -
16,
18
4 Keinginan 21, 22, 24 19, 22 -
membaca buku 20,
23
5 Keinginan 26 25, 27 - -
mencari bahan
28, 29 30 - -
bacaan buku

2. Uji Reliabilitas
Tabel 3. Uji reliabilitas angket

Variabel Cronbach Taraf Keterangan Kategori


’s Alpha signifikansi
menurut
Azwar
(2012)

Minat 0,908 0,300 reliabel Sangat


baca tinggi

Penghitungan reliabilitas Angket Kemampuan


Regulasi Emosi diperoleh koefisien reliabilitas (rtt) sebesar
0,908. Maka bisa dinyatakan bahwa Angket minat baca
tersebut reliabel, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
alat ukur penelitian.
C. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberikan angket
minat baca yang telah dilakukan uji validitas sebagai data pretest pada
tanggal 25 Maret 2015 , kemudian diberikan perlakuan yang berupa
pemberian konten layanan BK tentang minat baca pada hari berikutnya
(tanggal 26 Maret 2015 pada pukul 08.20 WIB). Selanjutnya diberikan
angket minat baca kembali sebagai data post test.
Pemberian materi konten layanan BK secara lengkap telah
dicantumkan pada lampiran. Kerangka materi konten layanan BK
mengenai minat baca antara lain menyangkut :

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
a. Pengertian minat
b. Faktor yang mempengaruhi minat
c. Pengertian membaca
d. Tujuan membaca
e. Pengertian minat baca
f. Faktor yang mempengaruhi minat baca
D. Hasil Penelitian
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan SPSS versi
16 dengan teknik uji beda t pada satu sampel bebas (one Sample t-
Test). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05). Uji beda t
pada satu sampel bebas (one Sample t-Test) dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada kedua kelompok
sampel, yaitu nilai pada kelompok sebelum perlakuan dan nilai
kelompok setelah perlakuan.

Tabel 4. Uji hipotesis

One-Sample Statistics

Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean

Pretest 30 56.8000 3.71762 .67874

postest 30 97.2667 2.39156 .43664

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of


the Difference
Sig. (2- Mean
T Df tailed) Difference Lower Upper

Pretest 83.684 29 .000 56.80000 55.4118 58.1882

Postest 222.764 29 .000 97.26667 96.3736 98.1597

Dapat diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t


tabel (2,048) yaitu 83,684. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh pemberian konten BK terhadap peningkatan minat baca
siswa.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan minat baca
siswa SMP Negeri 17 Surakarta setelah diberikannya pelayanan konten
BK yang terkait dengan minat baca. Berdasarkan perbedaan yang
signifikan dari nilai sebelum diberi perlakuan dengan setelah diberi
perlakuan bernilai positif, artinya pemberian layanan konten BK memiliki
perubahan terhadap minat baca berpengaruh positif. Hal ini dapat dilihat
dari uji t.
Hasil uji hipotesis diketahui dari skor angket minat baca sebelum
dan sesudah perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pemberian konten BK terhadap siswa memiliki
pengaruh terhadap peningkatan minat baca siswa. Berdasarkan uji t untuk
sebelum dan sesudah perlakuan thitung > ttabel, yaitu 83,684 > 2,045 dan
nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan tersebut
diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan uji t diketahui bahwa thitung > ttabel, 83,684
> 2,045 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Pemberian layanan
konten BK berpengaruh positif terhadap minat baca pada siswa SMP
Negeri 17 Surakarta kelas VII D tahun pelajaran 2015/2016, dapat
diterima.

B. Implikasi
Implikasi yang penulis maksudkan disini adalah merupakan nilai-
nilai positif yang terkandung dalam masalah yang dikerjakan penulis
dalam skripsi ini dapatlah penulis paparkan implikasi penelitiannya :
Hipotesis yang penulis ajukan itu terbukti kebenarannya, maka
implikasinya adalah Layanan konten BK mengenai minat baca
memungkinkan untuk dapat meningkatkan kemampuan minat baca pada
siswa SMP.

C. Saran
Saran yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kepada Sekolah

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Bisa menjadikan bahan masukan bagi para pembimbing dan siswa
siswi SMP N 17 Surakarta memberikan pengetahuan tentang minat
baca siswa agar memiliki pengetahuan yang lebih luas.
2. Kepada Guru / Pembimbing
Dapat dijadikan bahan masukan untuk menciptakan layanan
pembelajaran yang efektif untuk memotivasi minat baca sehingga
aktivitas belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.
3. Kepada Siswa
Hendaknya siswa mengetahui tentang kemampuan minat baca agar
bisa termotivasi dalam proses pembelajaran di sekolah dan
mendapatkan ilmu yang sesuai dengan kemampuanya.
4. Kepada Orang Tua
Hendaknya orang tua siswa memberikan pengetahuan mengenai
pentingnya minat baca serta wawasan agar bisa meningkatkan
kemampuan minat baca, dan termotivasi dalam memberikan arahan-
arahan yang positif dalam dunia pendidikan agar mencapai tujuan serta
cita-cita yang di inginkan oleh peserta didik di bangku pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung


: Remaja Rosdakarya.

Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Basrowi dan Suwandi, (2008). Memahami Penelitian kualitatif. Jakarta : Rineka


Cipta.

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta:


Gramedia.

Djaali dan Muljono, Pudji. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pedidikan. Jakarta :
Grasiondo.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Djiwandono, S. E. W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Djiwatampu, Meithy. (2008). Membaca untuk Belajar Cetakan Ke-2. Jakarta :


Balai Pustaka.

Erman, Amti . (2004). Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Gulo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo.

Hermanto. (2011). Konsep Minat. Diperoleh 19 Januari 2014 dari


http://kasturi83.blogspot.com/2011/12/konsep-minat.html

Hernowo. (2002). Mengikat Makna. Bandung : Kaifa.

Hurlock, B. Elizabeth. (2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-dasar Konseling : Tinjauan Teori dan


Praktik. Medan : CV. Perdana Mulya Sarana.

McLaughlin, M. dan Allen. (2002). Guided Comprehension. New York:


International Reading Association.

Megaton, Yuri et. al. (2009). Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah. Yogyakarta : Grasindo.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Nana Syaodih Sukmadinata. ( 2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

Narbuko, C. dan Achmadi, A.H. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.


Bumi Aksara.

Nasution, (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.

Olivia, Femi. (2008). Teknik Membaca Efektif. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.

Prasetyono, D. N. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak.


Yogyakarta: Think.

Purwoko, Budi. (2008). Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.


Surabaya. Unesa University Press.

Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyatno, Duwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS , Cetakan Ketiga. Yogyakarta:


Media Kom.

Purwaka, I. G. E. (2006). Minat Baca Anak. Diperoleh 19 Januari 2014 dari


moblib.blogsome.com

Rahim, F. (2008). Pengajaran Memebaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi


Aksara.

Rasyid, Harun Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Wacana


Prima.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907
Sandjaja. (2005). Pengertian Minat Membaca Menurut Para Ahli. Diperoleh 20
Desember 2013 dari http://aroxx-
kaluwatu.blogspot.com/2013/06/pengertian-minat-baca-menurut-para-
ahli_18.html

. (2007). Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca


Anak ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. Semarang : Unika.

Setiaji, B. (2004). Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta : PPS


Universitas Muhammadiyah.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP


Vol. 15 (2) Juli 2015. ISSN : 2086 - 1907

Anda mungkin juga menyukai