LULUS KOMPRE..!!!!
LULUS PROPOSAL..!!!!
LULUS SKRIPSI..!!!!
“WISUDA 2017”
1
DAFTAR ISI
A. KEUANGAN
1. Siklus Akuntansi (Jurnal Umum, Jurnal Khusus, Buku Besar Umum,
Buku Besar Khusus,dll)
2. Persamaan Dasar Akuntansi
3. Perbandingan Perusahaan Jasa, Perusahaan Dagang, Perusahaan
Manufaktur
4. Perbandingan Perseorangan, Perseroan, Persekutuan (CV)
5. Konsolidasi, Merger, Akuisisi
6. Harga Pokok Penjualan
7. Persediaan
8. Saham, Obligasi, Deviden
B. TEORI AKUNTANSI
1. Rerangka Konseptual
C. PAJAK
1. Pengertian Pajak
2. Fungsi Pajak
3. Jenis Pungutan lainnya dan Jenis-Jenis Pajak
4. Pengertian WP, Subjek Pajak, Objek Pajak, NPWP
5. Tarif Pajak
6. Pengertian Pph 21 Dan Perhitungan
2
D. AUDIT
1. Pengertian Audit
2. Opini Audit
3. Tujuan Audit
4. Siklus Audit
5. Tipe Auditor
6. Tahap-Tahap Audit
7. Tipe Audit
8. Standar Audit
9. Standar Umum
10.Prinsip Etika Profesi IAI
11.Bukti Audit
12.Tipe Bukti Audit
13.Materialitas & Risiko Audit
14.Pengendalian Intern
15.Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
16.Unsur-unsur Pengendalian Intern
E. AKUNTANSI MANAJEMEN
1. Pengertian Akuntansi Manajemen
2. Perbedaan Akt. Manajemen Dan Akt.Keuangan
3. Tujuan Umum AkMen
4. Manajemen Berdasarkan aktivitas (konsep ABM)
5. Materi by Fitri
3
6. Perhitungan Break Even Point
F. AKUNTANSI BIAYA
1. Pengertian Akuntansi Biaya Dan Peranan
2. Siklus Akuntansi Biaya
3. Pengertian Biaya
4. Perilaku Biaya
5. Penggolongan Biaya
6. Metode Penentuan Biaya Produksi
7. Penentuan Harga Pokok Produk
8. Perbedaan Akuntansi Keuangan Vs. Akt-Manajemen Vs. Akt-Biaya
9. Unsur-Unsur Penentuan Tarif Bop
10.Pengertian Biaya Standar
11.Menjurnal (Dalam Akt. Biaya)
12.Cara Membuat Harga Pokok Penjualan (HPP)
13.Perhitungan Harga Pokok Produksi(HPP)
4
KEUANGAN
1. SIKLUS AKUNTANSI
Bukti transaksi Jurnal Umum Buku Besar Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo LK
Setelah Penutup Jurnal Pembalik Neraca Saldo
Jurnal Penutup (Lap.LR, PE, neraca,
(menjadi Neraca (bersifat opsional) setelah Disesuaikan
Awal) Arus Kas, CALK)
5
Keterangan:
Bukti transaksi, contoh: faktur/nota untuk bukti transaksi pembelian brg/jasa secara
kredit/tunai.
Jurnal, metode atau alat yg digunakan untuk mencatat transaksi perusahaan secara
kronologis
Jurnal dibagi menjadi 2: jurnal khusus dan jurnal umum (perusahaan dagang)
a. Jurnal Khusus terdiri dari:
a. Jurnal Pembelian: mencatat pembelian brg secara kredit.
b. Jurnal Penjualan : mencatat penjualan brg secara kredit.
c. Jurnal Penerimaan Kas : Mencatat semua penerimaan uang baik berasal dari
piutang maupun penjualan tunai.
d. Jurnal Pengeluaran Kas : mencatat semua pengeluaran kas baik untuk
membayar utang maupun pembelian tunai.
b. Jurnal Umum: untuk mencatat transaksi yang tidak dapat dicatat dijurnal khusus.
Contoh: retur penjualan, retur pembelian.
Buku Besar, mengklasifikasikan perkiraan2 yg ada dalam jurnal berdasarkan kode
akun/rekening.
2 jenis buku besar:
1. Buku besar pembantu : BB pembantu piutang, BB pembantu hutang, BB
pembantu Persediaan.
2. Buku besar utama.
Neraca Saldo, Daftar yg berisi saldo2 akun dari buku besar.
Jurnal penyesuaian, jurnal untuk menyesuaikan saldo perkiraan2 yg tidak menggambarkan
keadaan yg sebenarnya.
7 hal yg ada pada jurnal penyesuaian:
1. Piutang pendapatan (pendapatan akrual): pendapatan sudah terjadi tapi kas
belum diterima. Jurnal : piutang usaha (D), pendapatan (K).
2. Hutang Biaya (biaya akrual): biaya sudah terjadi tapi kas belum keluar.
Jurnal : beban gaji (D), hutang gaji (K).
6
3. Pendapatan diterima dimuka: pendapatan sudah diterima tapi kita belum
melakukan pekerjaannya. Jurnal: Pendapatan diterima dimuka (D), Pendapatan
jas (K)
4. Biaya dibayar dimuka: kas sudah keluar tapi belum terjadi beban). Jurnal: beban
sewa (D), sewa dibayar dimuka (K).
5. Kerugian piutang (metode pencadangan). Jurnal: beban kerugian piutang (D),
cad.kerugian piutang (K).
6. Depresiasi/penyusutan aktiva tetap. Jurnal: beban depresiasi aktiva tetap (D),
akumulasi depresiasi aktiva tetap (K).
7. Biaya pemakaian perlengkapan. Jurnal: beban perlengkapan (D), perlengkapan
(K).
NSSPenyesuaian, mencatat besarnya saldo setiap akun yg sudah menunjukkan kondisi
sebenarnya.
Laporan keuangan, terdiri dari:
1. Laporan laba/rugi: lap.akuntansi yg menyajikan kinerja perusahaan (berisi akun
pendapatan dan biaya, selisih dari pendapatan dan biaya disebut Laba/rugi).
2. Lap.perubahan ekuitas: menyajikan informasi keuangan tentang perubahan
ekuitas selama satu periode.
3. Neraca: menunjukkan saldo akun aset, utang dan ekuitas pada tanggal tertentu.
4. Laporan arus kas: menyajikan informasi aliran masuk kas dan aliran keluar kas
selama satu periode (kegiatan operasi, investasi, pendanaan).
5. Catatan atas lap.keuangan: berisi catatan2 atau keterangan terkait dengan
lap.keuangan.
7
Jurnal pembalik, digunakan untuk membalik akun2 rill yang ada pada jurnal penyesuaian,
dimana akun2 tersebut akan muncul lagi pada periode yg akan datang.
Keterangan:
Pada dasarnya semua aktiva yang ada di perusahaan diperolehdari hutang dan modal.
Contoh: aset yg dimiliki oleh perusahaan pasti berasal dari sumber pendanaan berbentuk
pinjaman atau sumber pendanaan dari setoran pemilik.
8
4. PERUSAHAAN PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN (CV), PERSEROAN
9
Contoh Perhitungan HPP:
Harga Pokok Penjualanadalah biaya yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual
dalam kegiatan bisnis.Ini termasuk BB, BKTL, BOP.
HPP muncul pada laporan L/R sebagai komponen utama Biaya Operasi (Biaya Penjualan).
Rumus:
HPP: PERSEDIAAN AWAL + HARGA POKOK PEMBELIAN - PERSEDIAAN AKHIR
Penulisan perhitungan HPP dalam laporan .L/R:
Persediaan Awal 10.000
Pembelian 70.000
Return&pot.Pembelian (1.000)
Pot.tunai pembelian (2.000)
Pembelian Bersih 67.000
Biaya angkut pembelian 1.000
Harga pokok pembelian 68.000
Harga pokok brg tersedia dijual 78.000
Persediaan akhir (12.000)
Harga pokok penjualan 66.000
10
7. PERSEDIAAN
Persediaan memiliki dua karakteristik penting: merupakan milik perusahaan dan siap dijual
kepada para konsumen.
Metode perhitungan persediaan:
a) Metode fisik: persediaan dihitung akhir periode.
Contoh: jurnal pembelian (Pembelian (D), Kas (K)), Jurnal return (kas (D), Return &
pot.pembelian (K))
b) Metode perpectual: persediaan dihitung setiap saat.
Contoh: jurnal pembelian (persediaan brg dag (D), kas (K)), Jurnal Return (kas (D),
Persediaan brg dag (K))
HPP merupakan semua pengeluaran yg dikeluarkan sejak barang dibeli sampai siap dijual.
Termin
EOM (End of Month/akhir bulan)
Contoh: 2/EOM artinya potongan 2% akan diberikan apabila pembayaran transaksi
dilakukan sebelum akhir bulan (maksimal akhir bulan)
Syarat Pengangkutan
a. FOB destination ( biaya angkut ditanggung oleh penjual)
b. FOB Shipping Point (biaya angkut ditanggung oleh pembeli)
11
8. SAHAM, OBLIGASI DEVIDEN
12
TEORI AKUNTANSI
1. RERANGKA KONSEPTUAL
ELEMEN” KARAKTERISTIK
LAP.KEU KUALITATIF
TUJUAN
PELAPORAN
KEU.
KERANGKA KONSEPTUAL: suatu sistem koheren yg terdiri dari tujuan dan konsep
fundamental yg saling berhubungan yg menjadi landasan penetapan standar, penentuan
sifat, fungsi, serta batas2 dari akuntansi dan lap.keu.
“Merupakan suatu lap.keuangan yg berfungsi dlm menompang lap. keuangan/ landasan
teoritis yg mendasari standar2 & pratik2 akuntansi”.
19
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Investasi
5. Distribusi kpd pemilik
6. Laba komprehensif
7. Pendapatan
8. Beban
9. Keuntungan
10. Kerugian
KARAKTERISTIK KUALITATIF:
1. Kualitas Primer:Relevansi (punya nilai umpan balik, nilai prediktif masa depan, dan
ketepatan waktu), reliabilitas (punya unsur daya uji yaitu ketika dilakukan
pengukuran dgn metode2 menunjukkan hasil yg sama, unsur tepat saji yaitu angka
dan penjelasan mewakili apa yg benar2 terjadi, unsur netral yaitu bukan untuk
kepentingan sekelompok org tertentu).
2. Kualitas Sekunder:Komparabilitas (informasi dapat dibandingkan dgn perusahaan
lain dalam satu industri), Konsistensi (perlakuan akuntansi yg sama dari periode ke
periode, bila mengalami perubahan harus memberikan alasan dan penjelasan yg
tepat)
ASUMSI-ASUMSI:
1. Kesatuan usaha (economic entity):perusahaan dianggap sebagai entitas yg berdiri
sendiri, terlepas dari pemiliknya.
2. Kelangsungan Usaha (Going Concern): perusahaan akan melanjutkan usahanya di
masa depan tanpa batas waktu.
3. Unit Moneter (Monetary Unit): informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan
uang.
4. Periodisasi (Periodicity): masa hidup perusahaan terdiri dari periode-periode.
20
PRINSIP-PRINSIP:
1. Biaya Historis (Historical Cost): akuntansi mengukur transaksi sebesar harga
perolehan (kos) yang sesungguhnya pada saat transaksi terjadi.
2. Acrual Basis (Acrual Basis): terkait dengan pengakuan pendapatan dan biaya,
pengakuan pendapatan dan biaya ditetapkan berdasarkan waktu terjadinya bukan
berdasarkan saat penerimaan atau pengeluaran kas.
3. Penandingan (Maching cost with revenue): kinerja sebuah entitas seharusnya
dilakukan dgn menandingkan antara usaha yg dilakukan dengan pencapaian yg
dihasilkan.
4. Pengakuan Penuh (Fulldisclosure principle): mengakui sifat dan jumlah informasi yg
dimasukkan dalam lap.keu.
KENDALA-KENDALA:
1. Pertimbangan manfaat-biaya: untuk menghasilkan informasi yg relevan dan handal
dibutuhkan biaya yg mahal sehingga hubungan biaya dan manfaat sulit diukur.
2. Materialitas: dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan.
3. Praktik Industri: sifat unik dari sejumlah industri.
4. Konservatisme: prinsip kehati-hatian terkait laba.
21
RERANGKA KONSEPTUAL (BERDASARKAN IFRS)
LEVEL PERTAMA:
TUJUAN UTAMA
Tujuan pelaporan keuangan
LEVEL KEDUA:
KONSEP FUNDAMENTAL
KARAKTERISTIK KUALITATIF: ELEMEN-ELEMEN :
LEVEL KETIGA:
KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
ASUMSI-ASUMSI: PRINSIP-PRINSIP:
1. Measurement (pengukuran): nilai wajar
1. Kesatuan usaha: perusahaan sebagai dasar pengukuran aset dan
kewajiban.
dianggap sbg entitas yg berdiri
“nilai wajar: nilai dimana aset dapat
sendiri, terlepas dari pemiliknya. ditukar, kewajiban diselesaikan, atau
instrumen ekuitas dapat dipertukarkan
2. Kelangsungan usaha: perusahaan KENDALA:
antara pihak yg memahami dan
berkeinginan untuk bertransaksi dalam 1.Cost: biaya penyedia informasi harus
akan melanjutkan usahanya dimasa
depan tanpa batas waktu. waktu yg relatif lama.” dipertimbangkan terhadap manfaat yg
2. Pengakuan pendapatan: pendapatan diperoleh.
diakui bila besar kemungkinan manfaat
3. Unit moneter: informasi akuntansi
ekonomis akan mengalir ke perusahaan 2.Materialitas: item dikatakan material
disajikan dalam bentuk satuan uang dan pengukuran dpt diandalkan. jika mempengaruhi atau mengubah
3. Pengakuan beban : arus keluar yg dpt penilaian dari org yg wajar.
. menimbulkan kewajiban selama periode
4. Periodisasi: masa hidup perusahaan sebagai akibat dari memberikan atau
menghasilkan brg/penyerahan jasa.
terdiri dari periode-periode.
4. Full disclousure: memberikan informasi
yg cukup penting untuk mempengaruhi
5. Acrual basis: transaksi dicatat dalam penilaian dan keputusan pengguna
periode dimana transaksi terjadi. informasi.
22
PAJAK
1. PENGERTIAN PAJAK
Pajak adalah iuran kepada negara(dpt dipaksakan) yg terutang oleh yg wajib dibayar
menurut peraturan2, dgn tidak mendapat prestasi kembali, yg langsung dapat
ditunjuk dan yg gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran2 umum berhubung
dgn tugas negara yg menyelenggarakan pemerintahan.
2. FUNGSI PAJAK
Fungsi penerimaan (Budgeter), sumber dana diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran pemerintah. Contoh: dimasukkanya pajak dalam APBN
Fungsi mengatur (reguler),untuk mengatur/melaksanakan kebijakan di bidang sosial
dan ekonomi. Contoh: tarif pajak tinggi untuk minuman keras dan brg mewah.
Jenis Pajak:
Pajak menurut golongan:pajak langsung (pembebanan tdk dilimpahkan pihak lain,
tapi menjadi beban langsung wajib pajak. Cnth: pajak penghasilan), Pajak tdk
langsung(pembebanan dpt dilimpahkan kpd pihak lain. Cnth: pjk.pertambahan nilai).
Pajak menurut sifat:pajak subjektif (pajak yg berdasarkan pada subjeknya,
memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Cth:pajak penghasilan), pajak objektif
(pajak berdasarkan pada objeknya, tdk memperhatikan keadaan wajib pajak.
Cth:pajak penjualan brg mewah)
23
Pajak menurut pemungut dan pengelola:pajak pusat(dipungut oleh pemerintah
pusat untuk membiayai negara. Cth:PPH,PPN, bea materai), pajak daerah (dipungut
oleh pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangga daerah. Cth:pajak reklame,
pajak hiburan, pajak bumi bangunan sektor perkotaan dan pedesaan).
24
Fungsi NPWP: sebagai tanda pengenal, utk menjaga ketertiban pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi.
5. TARIF PAJAK
Dalam pajak penghasilan persentase tarifnya dibedakan menjadi:
a. Tarif marginal (% tarif berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak.
Cnth:setiap tambahan penghasilan kena pajak yg melebihi 0-50jt sebesar 5%).
b. Tarif efektif (% tarif berlaku atau harus ditetapkan atas dasar pengenaan pajak).
Cth: jika wajib pajak memiliki penghasilan 100jt, maka
5% x 50jt = 2,5jt
15% x 50jt = 7,5jt
Total = 10jt
Tarif efektif = (10jt : 100jt) x 100% = 10%
Struktur tarif yg berhubungan dgn persentase tarif pajak dikenal 4 macam tarif:
1. Tarif pajak proporsional/sebanding, Berupa persentase tetap terhadap jumlah
berapapun yg menjadi dasar pengenaan pajak.cth: PPN 10%
2. Tarif pajak progresif, Tarif pajak bertambah besar jika dasar pengenaan pajak
semakin besar. Cth:sampai dgn 50jt tarif 50%, diatas 50jt-250jt tarif 15%, diatas
250jt-500jt tarif 25%, diatas 500jt tarif 30%.
3. Tarif pajak degresif, Persentase pajak turun jika dasar pengenaan pajak semakin
besar.
4. Tarif pajak tetap, Jumlah tetap walaupun dasar pengenaan pajak semakin
besar.contoh: bea materai.
25
6. PENGERTIAN PPh 21 DAN PERHITUNGAN
PPh 21: Pajak atas penghasilan yg dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan & pembayaran lain dgn nama & bentuk apapun yg diterima olah
wajib pajak dalam negeri sehubungan dgn pekerjaan/jabatan jasa & kegiatan.
Contoh:
Gaji pegawai A sebulan 2.500.000
Tunj. Transport 500.000
Iuran Pensiun 100.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 50.000
Premi Jaminan Kematian 100.000
(K/1)
Ditanya: PPH 21 ?
Jawaban:
Perhitungan PPh 21
Gaji Sebulan 2.500.000
Tunj.Transport 500.000
Premi J. Kematian 100.000
Premi J.Kecelakaan Kerja 50.000 +
Penghasilan bruto sebulan 3.150.000
By. Jabatan 5% x 3.150.000 = 157.500
Iuran pensiun 100.000 +
257.500 -
Penghasilan netto sebulan 2.892.500
Penghasilan netto setahun 34.710.000
26
Jumlah PKP 28.350.000 -
PKP 6.360.000
PPH pasal 21 tentang (setahun) 5% x 6.360.000 = 318.000
PPH pasal 21 tentang (sebulan) 318.000 : 12 = 26.500
27
AUDIT
1. PENGERTIAN AUDIT
Merupakan proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan2 tentang kejadian ekonomi dgn tujuan menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan dgn kriteria yg telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil2nya kepada pihak yg berkepentingan.
2. OPINI AUDIT
Lima tipe opini audit:
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian( jika tdk terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tdk terdapat pengecualian yg signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan PABU.)
b. Laporan yg berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dgn bahasa (laporan
keuangan tetap menyajikan posisi keu dan hasil usaha scr wajar akan tetapi ada hal2
yg memerlukan bahasa penjelas.
c. Pendapat wajar dgn pengecualian(jika menjumpai hal2 berikut ini: lingkup audit
dibatasi klien, tidak dpt memperoleh informasi penting karena kondisi yg berada
diluar kuasa klien&auditor, lap.keu tdk disusun sesuai PABU, PABU tidak diterapkan
scr konsisten)
d. Pendapat tidak wajar(jika lap.keu tidak disusun berdasarkan PABU)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat(disebabkan: pembatasan luar biasa
terhadap lingkup audit, auditor tdk independen dgn klien)
3. TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi
Asersi keberadaan dan keterjadian
28
Keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang
entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi tersebut yang dicatat
telah terjadi selama periode tertentu.
Asersi kelengkapan
berhubungan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan
dalam laporan keuangan.
Asersi hak dan kewajiban
Berhubungan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Asersi penilaian dan alokasi
Berhubungan dengan apakah komponen-komponen
aktiva,kewajiban,pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semstinya.
Asersi penyajian dan pengungkapan
Berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan
diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
29
g. Pisah Batas (Cut-Off). memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat
tanggal neracadicatat dalam periode yang tepat..
h. Pengungkapan (Disclosure). meyakinkan bahwa saldo akun dan pengungkapan
yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan
dijelaskan dengan wajardalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
4. SIKLUS AUDIT
Bukti
transaksi/do
kumen
5. TIPE AUDITOR
a. Auditor Independen
auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam
bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Audit ditujukan untuk memenuhi kebutuhanpemakai informasi keuangan
seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi
pemerintah (terutama instansi pajak).
b. Auditor Pemerintah
auditor yang bekerja di intansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan
audit atas pertanggunngjawaban keuangan yang disajikan atau ditujukan
kepada entitas pemerintah.
30
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di: Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK),
instansi pajak.
c. Auditor Intern
auditor yang bekerja dalam perusahaan negara maupun swasta yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap kekayaan, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan
oleh organisasi.
6. TAHAP-TAHAP AUDIT
31
4. Menilai independensi
Sikap mental independen harus meliputi independen dalam fakta maupun
independen dalam penampilan.
5. Menentukan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran professional auditor
ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan
dan melaksanakan audit.
6. Membuat surat perikatan
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk klienya yang berfungsi
untukmendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas
penunjukan oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab
yang dipikul oleh auditor bagi klienya, kesepakatan tentang reproduksi
laporan keuangan auditan serta bentuk laporan yang akan diterbitkan oleh
auditor
b. Perencanaan audit
Tahap perencanaan audit:
1. Memahami bisnis dan industri klien
Cara untuk memahami biisnis dn industry klien :
Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya
Diskusi dengan orang dalam entitas ( direktur, personel operasi senior)
Diskusi dengan personil dari fungsi audit intern dan rivie terhadap
laporan audit intern
Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaasehat hukum atau
penasehat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam
industry
Diskusi dengan orang yng berpengetahuan diluar etitaas( seperti hli
ekoonomi industry , badan pengatur industry, kostumer, pemasok, dan
pesaing)
32
Pablikasi yang berkaitan dengan industry (seperti satitik yang
diterbitkan oleh pemerintah, survey, teks,jurnal perdagangan, laporan
oleh bank, pialang efek , Koran keuangan ).
Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap
entitas
Kunjungan ketempat atau fasilitas pabrik entitas
Dokumen yang dihasilkan oleh entitas
2. Melaksanakan prosedur analitik
Tahap-tahap prosedur analitik
Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat
Mengembangkan harapan
Melaksanakan perhitungan dan perbandingan
Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengefaluasi
perbeedaan tersbut
Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan
audit
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Dua tingkat materialitas awal :
Tingkat laporan keuangan, perlu ditetapkan oleh auditor karena
pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada
laporan keuangan sebagai keseluruhan
Tingkat saldo akun, ditentukan oleh auditor karena untuk mencapai
simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan,
auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun
4. Mempertimbangkan risiko bawaan
Sejak perencanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit, auditor
harus mempertimbangkan berbagai macam risiko.
Tahap-tahap proses audit dan risiko yang harus dipertimbangkan oleh
auditor:
33
Pada tahap perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan
risiko bawaan ( inherent risk) suatu risiko salah saji yang melekat
dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun.
Pada tahap pemahaman dan pengujian pengendalian intern, auditor
harus mempertimbangkan risiko pengendalian(control risk) suatu risiko
tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akun
atau asersi tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern.
Pada tahap pelaksanaan pengujian subtantif, auditor harus
mempertimbangkan risiko deteksi(detection risk) suatu risiko tidak
terdeteksinya salah saji material dalam saldo akun atau asersi tentang
suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor.
Pada tahap akhir proses audit penerbitan laporan audit, auditor harus
mempertimbangkan risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam
memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan yang secara
material disajikan salah
5. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo
awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Dua strategi audit awal yang dapat dipilih auditor:
Primarily substantive approach
Lower assessed level of control risk approach
7. Me-review Informasi yang berhubungan dengan kewajiban legal klien
Tujuannya:
Untuk memperoleh gambaran ringkas kebijakan-kebijakan dan
rencaana pemilik dan para manajer.
Untuk memperoleh background information yang akan sangat
bermanfaat dalam menafsirkan akn-akun dan laporan-laporan klien.
8. Memahami pengendalian intern klien
Langkah-langkah memahami pengendalian intern:
Dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku
Melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan
menentukan keuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
34
c. Pelaksanaan pengujian audit
Terdapat 3 golongan yaitu:
Pengujian analiktik, dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit
dan pada tahap reviewhasil audit. Caranya dgn mempelajari
perbandingan dan hubunganantara data.
Pengujian pengendalian, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian
pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
(1) frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, (2) mutu
pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut, dan (3) karyawan yang
melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
Pengujian substantif, merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung
mempengaruhikewajaran penyajian laporan keuangan.
d. Pelaporan audit
Dua langkah dalam pelaporan audit:
Menyelesaikan audit dengan merinngkas semua hasil pengujian dan
menarik simpulan
Menerbitkan laporan audit
7. TIPE AUDIT
a. Audit Laporan Keuangan, adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
b. Audit Kepatuhan, adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
c. Audit Operasional, merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi,
atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan
audit ini adalah untuk: mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk
peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
35
lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak
ketiga.
8. STANDAR AUDIT
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh ikatan akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) no.01(SA SEKSI 150²) standar auditing
disajikan berikut ini :
a. Standar umum
1. Auditing harus dilaksanakanoleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuuk menyatakan atas laporan keuangan yang diaudit
c. Standar pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia
2. Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
36
keuangan periode berjalan dibandingkan deengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
9. STANDAR UMUM
37
10. PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Tanggung jawab profesi
Kepentingan umum (publik)
Integritas
Objektivitas
Kompetensi dan kehati-hatian professional
Kerahasiaan
Perilaku professional
Standar teknis
38
13. MATERIALITAS &RISIKO AUDIT
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan
orangyang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena
adanya penghilangan atau salah saji itu.
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa didasari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material.
Unsur risiko audit:
Risiko bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terjadi.
Risiko pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam
suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.
Risiko deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konnstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit akan
meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat
menempuh salah satu dari ketiga cara berikut:
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan
jumlah bukti audit yang dikumpulkan
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu
tingkat materialitas tetap dipertahankan
39
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang ikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama
40
AKUNTANSI MANAJEMEN
41
dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan ativitas menekankan pada biaya
berdasarkan aktivitas/activity based costing (ABC) dan analisis nilai proses.
42