Anda di halaman 1dari 8

RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 1 dari 2

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Direktur Rumah Sakit Umum Sakina Idaman

09 April 2018
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H. Nur Muhammad Artha,M.Sc., M.Kes.,Sp.A


NIP 2009/01/1980/1/001

Tindakan resusitasi adalah tindakan bantuan nafas pada bayi baru lahirmenggunakan
prinsip dasar resusitasi ABCD Memastikan saluran nafas terbuka
1. Meletakkan bayi dalam posisi yang benar
2. Mengisap mulut, kemudian hidung, kalau perlu trachea
3. Bila perlu masukkan pipa endotrakheal (ET) untuk memastikan pernafasan
terbuka
Memulai Pernafasan
PENGERTIAN 1. Lakukan rangsangan taktil untuk memulai pernafasan
2. Bila perlu memakai ventilasi tekanan positif (VTP) menggunakan sungkup dan
balon atau pipa ET dan balon
Mempertahankan sirkulasi darah
1. Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada
Memberikan obat- obatan sesuai indikasi
1. Bila perlu menggunakan obat- obatan untuk mempertahankan sirkulasi darah
RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

TUJUAN 1. Memberikan rangsangan dan bantuan nafas pada bayi baru lahir dengan
asfiksia
2. Mempertahankan kelangsungan pemberian oksigen dan sirkulasi darah

KEBIJAKAN
PROSEDUR Persiapan alat
1. Periksa kelengkapan alat
2. Lakukan pemasangan alat sesuai dengan fungsinya
3. Lakukan pengujian alat yang ada, untuk menjaga keselamatan bayi
Penilaian awal setiap bayi baru lahir
1. Apakah air ketuban tanpa mekonium?
2. Apakah bayi bernafas atau menangis?
3. Apakah tinus otot baik ?
4. Apakah kulit bayi berwarna merah muda?
5. Apakah unsur kehamilan cukup bulan ?
Bila semua pertanyaan jawaban “Ya”, bayi memerlukan perawatan rutin
untuk bayi baru lahir (lihat Protab Perawatan Bayi Baru Lahir )
Bila salah satu jawabannya, “Tidak”, bayi memerlukan beberapa langkah
awal resusitasi.
Langkah awal resusitasi (dilakukan dengan cepat dan diselesaikan dalam waktu 30
detik )
1. Jaga lingkungan yang hangat dan kering
2. Letakkan dalam posisi yang benar dan bersihkan jalan nafas, terutama bila ada
mekonium
3. Bayi dikeringkan dan dilakukan stimulasi nafas sambil dilakukan reposisi
kepala untuk membuka jalan nafas
4. Berikan oksigen bila perlu untuk mengurangi sianosis

Evaluasi langkah awal


1. Bila bayi bernafas dan denyut jantung > 100 kali/ menit, kulit berwarna merah
muda, selanjutnya bayi memelukan perawatan suportif
2. Bila bayi tidak bernafas (apnea) atau denyut jantung <100 kali/ menit, bayi
memerlukan tindakan selanjutnya ( tahap B – memulai pernafasan )
Ventilasi tekanan positif / VTP (dilakukan selama 30 detik )
1. Pilih ukuran sungkup sedemikian sehingga menutup mulut,hidung dan ujung
dagu, tapi tidak menutup mata
2. Pastikan jalan nafas bersih, lakukan isapan mulut da hidung sekali lagi untuk
menyakinkan tidak ada sumbatan pada waktu melakukan bantuan nafas
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

3. Letakkan kepala bayi pada posisi sedikit ekstensi untuk membuka jalan nafas
4. Letakkan sungkup ke muka bayi dan rapatkan bantalan sungkup agar tercapai
tekanan positif yang diperlukan untuk mengembangkan paru
5. Pompa balon resusitasi dengan tekanan pertama > 30 mm H2O2 dengan
frekuensi 40-60 kali / menit
Evaluais VTP
1. Sementara denyut jantung meningkat ke arah normal, tetap lanjutkan ventilasi
dengan kecepatan 40-60 kali/ menit
2. Bila denyut jantung stabil diatas 100 kali/ menit, kecepatan dan tekanan
ventilasi diturunkan secara bertahap sambil dilakukan rangsangan agar bayi
bernafas
3. Bila bayi sudah bernafas spontan dan denyut jantung telah mencapai normal,
bantuan ventilasi dapat dihentikan setelah denyut jantung dan nafas spontan
adekuat
4. Lanjutkan pemberian oksigen arus bebas seperlunya agar bayi tetap berwarna
merah muda
5. Bila denyut jantung tidak meningkat dan < 60 kali / menit, lakukan tahap
resusitas C dengan melakukan kompresi dada
Kompresi dada ( dilakukan selama 30 detik )
1. Kompresi dada harus selalu dilakukan bersama VTP, dan harus dilaksanakan
terkoordinir dengan melakukan ventilasi setelah kompresi ketiga (1:3) sehingga
didapat frekuensi ventilasi 30 kali dan kompresi 90 kali per menit
2. Evaluasi kompresi dada
2.1 Bila denyut jantung . 60 kali/menit, kompresi dada dapat dihentikan tapi
VTP tetap dilanjutkan
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

2.2 Bila denyut jantung meningkat 100 kali/menit dan bayi mulai bernafas
spontan, VTP diturunkan secara perlahan- lahan
2.3 Bila denyut jantung tetap <60 kali/ menit, lanjutkan ke tahap resusitasi D
dengan memberikan pengobatan (epinefrin)
Intubasi endotrakheal
Tujuan
1. Bila diperlukan mengisap mekonium langsung dari trachea pada bayi lahir
dengan air ketuban bercampur mekonium disertai distress nafas
2. Memperbaiki ventilasi bayi dan memfasilitasi koordinasi ventilasi dan
kompresi dada
3. Jalan untuk memberikan epinefrin
Cara
1. Letakkan bayi dengan posisi kepala sedikit ekstensi
2. Stabilkan kepala bayi dengan tangan kanan, Oksigen aliran bebas harus diberikan
selama prosedur
3. Masukkan daun laringoskop diatas sebelah kanan lidah, tekan lidah kesisi mulut,
terus masukkan lagi daun laringoskop sampai ujungnya di valekula tepat dibawah
lidah
4. Angkat daun sedikit, mengangkat lidah sehingga tidak menghalangi pandangan
untuk mengvisualisasikan daerah faring. Pada waktu mengangkat daun, naikkan
seluruh daun dengan menekan ke atas searah dengan pegangan laringoskop
5. Visualisasikan glotis dengan memberikan tekanan ke bawah pada krikoid
6. Masukkan pipa endotrakeal dengan ukuran yang sesuai menggunakan tangan
kanan lewat sisi kanan mulut
7. Fiksasi pipa ET dengan tangan kanan, dan keluarkan laringoskop dengan tangan
kiri
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

8. Lakukan prosedur tersebut dalam 20 detik saja,bila dalam waktu 20 detik pipa
endotrakeal belum berhasil dimasukkan, lakukan ventilasi dengan balon dan
sungkup sampai keadaan bayi stabil dan lanjutkan memasang pipa ET kembali
Pemberian epinefrin
Indikasi
1. Denyut jantung tetap <60 kali/menit setelah dilakukan VTP selama 30 detik
dilanjutkan kompresi dada bersama VTP selama 30 detik
Cara pemberian
1. Dapat diberikan melalui pipa ET dan vena umbilikalis
2. Melalui pipa ET : suntikkan epinefrin langsung melalui pipa ET kemudian
didorong ke paru- paru dengan melakukan VTP
3. Melalui v. umbilikails
3.1 Pasang tali umbilical secara longgar di sekitar tali pusat
3.2 Isi kateter 3,5 F/ 5F dengan salin normal
3.3 Potong tali pusat secara steril dengan skalpel di bawah klem 1-2 cm diatas
garis kulit
3.4 Maukkan kateter ke v. umbilikalis dengan arah ke atas menuju ke jantung
sedalam 2-4 cm sampai darah mengalir
3.5 Suntikkan epinefrin sesuai dosis (0,1-0,3 ml/kg BB larutan 1: 10.0000,
kemudian diikuti injeksi salin normal 0,5 ml-1 ml
3.6 Bila dalam 30 detik denyut jantung tidak meningkat >60kali/ menit, ulangi
pemberian setia 3 sampai 5 menit
3.7 Bila bayi tampak lemah dan ada bukti ada perdarahan, pikirkan
kemungkinan hipovolemia dan asidosis metabolic
Penanganan hipovolemia akut
1. Cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid isotonic(salin normal,
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

9. Lakukan prosedur tersebut dalam 20 detik saja,bila dalam waktu 20 detik pipa
endotrakeal belum berhasil dimasukkan, lakukan ventilasi dengan balon dan
sungkup sampai keadaan bayi stabil dan lanjutkan memasang pipa ET kembali
Pemberian epinefrin
Indikasi
2. Denyut jantung tetap <60 kali/menit setelah dilakukan VTP selama 30 detik
dilanjutkan kompresi dada bersama VTP selama 30 detik
Cara pemberian
4. Dapat diberikan melalui pipa ET dan vena umbilikalis
5. Melalui pipa ET : suntikkan epinefrin langsung melalui pipa ET kemudian
didorong ke paru- paru dengan melakukan VTP
6. Melalui v. umbilikails
6.1 Pasang tali umbilical secara longgar di sekitar tali pusat
6.2 Isi kateter 3,5 F/ 5F dengan salin normal
6.3 Potong tali pusat secara steril dengan skalpel di bawah klem 1-2 cm diatas
garis kulit
6.4 Maukkan kateter ke v. umbilikalis dengan arah ke atas menuju ke jantung
sedalam 2-4 cm sampai darah mengalir
6.5 Suntikkan epinefrin sesuai dosis (0,1-0,3 ml/kg BB larutan 1: 10.0000,
kemudian diikuti injeksi salin normal 0,5 ml-1 ml
6.6 Bila dalam 30 detik denyut jantung tidak meningkat >60kali/ menit, ulangi
pemberian setia 3 sampai 5 menit
6.7 Bila bayi tampak lemah dan ada bukti ada perdarahan, pikirkan
kemungkinan hipovolemia dan asidosis metabolic
Penanganan hipovolemia akut
1. Cairan yang direkomendasikan adalah cairan kristaloid isotonic(salin normal,
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

16.08.18.An 0 2 dari 2

Ringer laktat, darah golongan O) dan pemberian paling mudah melalui vena
umbilikalis ( boleh diberikan secara intra ossesus )
2. Berikan dosis awal 10mg/kg BB, bila belum ada perbaikan ulangi
pemberian 10mg/kg BB
Penanganan asidosis metabolik
1. Pemeberian natrium bikarbonat terlalu awal berbahaya, jangan berikan natrium
bikarbonat, sebelum dilakukan ventilasi yang adekuat pada paru- paru
2. Setelah semua langkah resusitasi dilakukan dan belum ada perbaikan, berikan
natrium bikarbonat dengan dosis 2 mEq/kg BB ( 4 ml/kg BB larutan 4,2 %)
3. Cara pemberian : melalui v.umbilikalis yang aliran darahnya baik, diberikan
secara lambat ( tidak lebih dari 1 mEq/kg/menit)
UNIT
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai