Anda di halaman 1dari 3

Bentuk Integrasi Sosial

Menurut Paulus Wirutomo, integrasi sosial yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain adalah integrasi normatif, integrasi fungsional,
integrasi koersif.

1. Integrasi Normatif (Normative Integration)


Integrasi normatif adalah suatu bentuk integrasi yang terjadi karena adanya norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Contoh : Bhineka Tunggal Ika menjadi sebuah norma yang
mengintegrasikan perbedaan dalam masyarakat Indonesia.
Integrasi normatif biasanya terbentuk karena adanya kesepakatan nilai, norma, cita-cita
bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi normatif biasanya terjadi pada
masyarakat yang memiliki solidaritas mekanik (masyarakat sederhana). Integrasi ini sangat
berkaitan dengan unsur-unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya. Contoh integrasi
normatif atau budaya ini misalnya saja dalam masyarakat di Indonesia, khususnya di Kalimantan
Barat (Kalbar) yang bisa hidup sederhana antara masyarakat Jawa, Madura, dan Dayak. Proses
terbentuknya integrasi sosial normatif atau budaya di Kalbar ini bisa dibilang dilatarbelakangi
dengan adanya konflik sosial, dalam sejarahnya pernah terjadi permasalahan antara Suku Dayak
dan Suku Madura. Karena kesadaran akan dampak negatif perpecahan pada akhirnya masyarakat
melakukan integrasi sosial.

2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional merupakan suatu integrasi yang terbentuk karena adanya fungsi-fungsi
tertentu dalam masyarakat. Integrasi fungsional biasanya dibentuk berdasarkan kerangka
perspektif fungsional, maksudnya adalah melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang
termntegrasi. Integrasi fungsional biasanya berkembang dalam masyarakat yang memiliki tingkat
spesialisasi kerja tinggi. Jadi secara sederhananya, dalam integrasi fungsional memperlihatkan
bentuk integrasi yang dipersatukan oleh kebutuhan tertentu (ketergantungan fungsional).

Contoh dalam integrasi fungsional ini dapat dilihat dalam masyarakat Jakarta yang Suku Asli
hidup di DKI Jakarta adalah Suku Betawi dan Suku yang ada di Jawa Barat (Sunda). Dalam
prosesnya integrasi sosial, khususnya fungsional terjadi dalam wilayah ini. Hal ini lantaran
semua pasokan makanan disuplai dari Jawa Barat, sedangkan semua industri yang berkembang
di Jawa Barat akibat adanya sokongan dari kemajuan di DKI Jakarta.
3. Integrasi Koersif
Merupakan suatu integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
penguasa. Contoh : suatu demonstrasi yang diwarnai dengan kerusuhan dapat berhenti karena
polisi menembakkan gas air mata ke udara.
Faktor Integrasi Sosial
Faktor di dalam integrasi sosial masyarakat, baik secara kelompok, suku, budaya, dan
lainnya. Dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu faktor pendorong dan penghambat. Proses
integrasi sosial yang dipenganuhi oleh beberapa faktor tersebut, antara lain;

A. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial


Integrasi sosial sebagai suatu proses sosial dapat tercapai karena adanya berbagai faktor
internal dan eksternal yang mendorong proses tersebut.Sebagaimana dalam proses
asimilasi,integrasi sosial dapat dicapai karena faktor-faktor berikut ini :

1. Sikap saling menghargai


masing-masing pihak mengakui kelemahan dan kelebihan budaya masing-masing.Hal ini
akan mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.
2. Perkawinan campuran (amalgamation)
Perkawinan campuran antara dua pendukung kebudayaan yang berbeda bisa mendorong
terciptanya integrasi bangsa.
3. Toleransi
Toleransi yang mendorong terjadinya komunikasi yang efektif antara kebudayaan yang
berbeda tersebut akan mendorong terciptanya integrasi di antara mereka.
4. Adanya musuh bersama dari luar
dalam keadaan seperti ini berbagai kelompok dan golongan yang berbeda dalam masyarakat
tersebut akan melepaskan atribut perbedaanya dan bersama-sama menghadapi musuh mereka.
5. Sikap terbuka
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.Semua ini dapat diwujudkan
dengna memberikan kesempatan yang sama kepada golongan minoritas untuk memperoleh
pendidikan,pemeliharaan kesehatan,penggunaan fasilitas umum,dan partisipasi politik.
6. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
pengetahuan tentang persamaan-persamaan unsur kebudayaan yang berlainan akan
mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.Hal ini akan
menghilangkan prasangka-prasangka yang semula mungkin ada diantara pendukung
kebudayaan-kebudayaan tersebut.
7. Kesempatan yang seimbang
Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda.Hal ini akan mempercepat proses integrasi sosial karena
dalam sistem ekonomi yang dmeikian,setiap individu mendapat kesempatan yang sama untuk
mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya.Kondisi seperti nii dapat
menetralisir perbedaan-perbedaan kesempatan atau peluang dari kebudayaan-kebudayaan
tersebut.

B. Faktor-faktor Penghambat Integrasi Sosial


Faktor-faktor yang menghambat tercapainya integrasi dalam kehidupan masyarakat yaitu
gejala atau fenomena sosial yang dikategorikan sebagai proses sosial yang disosiatif.Contohnya
sebagai berikut.

1. Persaingan tidak sehat


2. Fanatisme yang berlebian karena perbedaan ras,etnis,kebudayaan,agama,daerah,mayoritas
dan minoritas.
3. Rendahnya sikap toleransi dalam hidup bermasyarakat.
4. Konflik atau pertentanga akibat tidak tuntasnya penyelesaian suatu masalah
5. Prasangka buruk yang dilatarbelakangi cemburu sosial
6. Pembedaan perlakuan para pemimpin terhadap warganya,baik individu atau kelompok.
7. Berlangsungnya tindakan anggota masyarakat baik individual atau kelompok yang dinilai
menganggu keteraturan dan keseimbangan hidup bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai