Anda di halaman 1dari 17

A.

JUDUL PERCOBAAN
“Isoterm Adsorpsi Freundlich”
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat membuat kurva dan menentukan ketetapan dalam isoterm adsorpsi menurut
Freundlich pada proses adsorpsi asam asetat dengan karbon aktif
C. DASAR TEORI :

Karbon aktif atau arang merupakan senyawa amorf yang dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon yang diperlakukan secara khusus untuk mendapatkan daya adsorpsi yang
tinggi. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya
serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat karbon aktif (Darmawan, 2008).
Arang sendiri tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk struktur
heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Komponen arang ini meliputi
karbon terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur (Djatmiko et al. 1985 dalam Januar Ferry 2002).
Bahan dasar karbon aktif yang digunakan memberikan pengaruh terhadap struktur permukaan
besar dari karbon aktif yang dapat dilihat dari Scanning Electron Micrographs (SEM). Ada 3
kriteria bahan dasar yang dapat dibuat sebagai karbon aktif, yaitu:
1. Bahan dasar harus mengandung karbon
2. Pengotor pada bahan dasar harus dijaga seminimal mungkin
3. Bahan dasar harus mempunyai kualitas yang konstan.
Menurut Setyaningsih (1995) karbon aktif dibedakan menjadi 2 berdasarkan fungsinya,
yaitu Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis arang ini digunakan untuk mengadsorpsi
kotoran berupa gas. Pori-pori yang terdapat pada karbon aktif jenis ini tergolong mikropori yang
menyebabkan molekul gas akan mampu melewatinya, tetapi molekul dari cairan tidak bisa
melewatinya. Karbon aktif jenis ini dapat ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya
adalah karbon fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk
mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau larutan. Jenis pori-pori dari
karbon aktif ini adalah makropori yang memungkinkan molekul berukuran besar untuk masuk.
Karbon jenis ini biasanya berasal dari batu bara, misalnya ampas tebu dan sekam padi.
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain,
sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut. Proses adsorpsi
dalam larutan, jumlah zat teradsorpsi tergantung pada beberapa faktor :
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut, dan
5. Suhu
Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan
gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara
zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben. Kedua adsorbsi kimia, yaitu
reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi (Dogra, 1990).
Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan
luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu
disebut dengan isoterm adsorbsi yang dinyatakan sebagai berikut :
X/m = k. Cn ................................................................................. (1)
dengan :
X = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi
k dan n = tetapan
maka persamaan (1) menjadi :
log x/m = log k + n logc..................................................................(2)

Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menurut isoterm Freundlich,
maka aluran log X/m terhadap log C akan membentuk garis lurus.
Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm adsorpsi dapat
digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan oleh Freundlich. Isoterm ini
berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap molekul
mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda.
Dari isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini akan
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat ditentukan
efisiensi dari suatu adsorben (Castellan, 1982).
E. ALAT DAN BAHAN
ALAT-ALAT
 Cawan porselen
 Erlenmeyer
 Pipet gondok dan pipet tetes
 Buret
 Statif dan klem
 Kaca arloji
 Labu ukur
 Karet penghisap
 Botol semprot
 Stopwatch (jam tangan)

BAHAN-BAHAN
 Asama klorida
 Karbon aktif
 NaOH
 Aquades
 Indikator fenolftalein
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Adsorpsi HCl 0,5 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,5 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 10 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil

 Adsorpsi HCl 0,25 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,25 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 10 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil
 Adsorpsi HCl 0,125 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,125 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 25 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 4 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil

 Adsorpsi HCl 0,0625 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,0625 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 50 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil
 Adsorpsi HCl 0,0313 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,0313 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 50 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil

 Adsorpsi HCl 0,0156 N

Karbon Aktif

- Diambil sebanyak 1 gram


- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambah 100 mL larutan HCl 0,0156 N
- Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara periodik selama 30 menit
- Larutan dalam erlenmeyer disaring mengunakan kertas saring
- Diambil 50 mL filtrat
- Ditambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
- Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N

Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Prosedur kerja dan hasil pengamatan
Lankah Kerja Hasil Pengamatan
Diaktifkan karbon dengan memanaskannya Karbon aktif berbentuk padatan hitam
dalam oven dan dimasukan ke dalam 6 buah
Erlenmeyer bertutup masing-masing 1 gram.

Diambil larutan asam klorida (HCl) dengan Larutan Asam Klorida (HCl) tidak berwarna
konsentrasi 0,50 N, 0,25 N, 0,125 N, 0,0625 N,
0,0313 N, 0,0156 N, masing-masing sebanyak Larutan HCl sedikit berwarna hitam setelah
100 mL. Lalu masukkan masing-masing penambahan karbon
larutan ke dalam Erlenmeyer yang berisi
karbon. Erlenmeyer ditutup dan dikocok secara Larutan menjadi agak keruh setelah
periodik selama 30 menit. pengocokan

Disaring tiap larutan dengan menggunakan Larutan menjadi bening setelah disaring
kertas saring yang kering
Dititrasi larutan filtrat dengan kedua larutan Filtrat berupa larutan HCl tidak berwarna
dengan konsentrasi paling tinggi diambil 10
mL, larutan berikutnya diambil 25 mL. dan
dari ketiga larutan dengan konsentrasi paling
rendah diambil masing-masing 50 mL
Dititrasi larutan menggunakan NaOH 0,1 N Larutan berwarna merah muda
dengan menggunakan indikator fenolpthalein.

Tabel 2. Standarisasi HCl


No. [HCl] label (N) [HCl] terstandarisasi (N)
1 0,50 0,487
2 0,25 0,224
3 0,125 0,105
4 0,0625 0,058
5 0,0313 0,015
6 0,0156 0,011

Tabel 3. Data pengamatan titrasi larutan filtrat dengan NaOH 0,1 N


No. Massa karbon aktif Konsentrasi HCl (N) Volume HCl Volume NaOH yang Volume
(g) (mL) dibutuhkan untuk titrasi rata-rata
(mL) NaOH utk
Awal Akhir V1 V2 titrasi
(standarisasi) (adsorpsi)
1 1,0008 0,487 0,467 10 44,5 48,9 46,7
2 1,0010 0, 224 0,217 25 52,5 56,4 54,4
3 1,0014 0,105 0,1 25 25 25 25
4 1,0011 0,058 0,055 50 27,5 - 27,5
5 1,0004 0,015 0,013 50 6,5 - 6,5
6 1,0019 0,011 0,01 50 5 - 5
[HCl] adsorpsi
1. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,487 N
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl

46,7 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
10 mL

= 0,467 N

2. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,224 N


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl

54,4 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
25 mL

= 0,2178 N
3. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,105 N
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl

25 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
25 mL

= 0,1 N
4. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,058 N

𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl

27,5 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
50 mL

= 0,055 N

5. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,0156 N

𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl

6,5 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
50 mL

= 0,013 N

6. Erlenmeyer dengan konsentrasi 0,0112 N


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻
N HCl akhir = N HCl
5 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁
=
50 mL

= 0,01 N

Data perhitungan untuk membuat kurva isoterm adsorpsi Freundlich

1. HCl 0,487 N
C teradsorpsi = C awal – C akhir
= 0,487 N – 0,467 N
= 0,02 N
Log C = Log 0,02 N
= -1,69
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,02 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,073 g
Massa adsorben = 1,0008 g
𝑥 0,008 𝑔
log = log
𝑚 1,0008 𝑔

= -1,137
2. HCl 0,224 N
C teradsorpsi = C awal – C akhir
= 0,224 N – 0,2178 N
= 0,0062 N
Log C = Log 0,0062 N
= -2,208
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,0062 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,02263 g
Massa adsorben = 1,0010 g
𝑥 0,02263 𝑔
log = log
𝑚 1,0010 𝑔
= -1,645
3. HCl 0,105 N
C teradsorbsi = C awal – C akhir
= 0,105 N – 0,1 N
= 0,005 N
Log C = Log 0,005 N
= -2,301
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,005 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,0183 g
Massa adsorben = 1,0014 g
𝑥 0,0183 𝑔
log = log
𝑚 1,0014 𝑔

= -1,738
4. HCl 0,058 N
C teradsorpsi = C awal – C akhir
= 0,058 N – 0,055 N
= 0,003 N
Log C = Log 0,003 N
= -2,523
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,003 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,01095 g
Massa adsorben = 1,0011 g
𝑥 0,01095 𝑔
log = log
𝑚 1,0011 𝑔

= -1,961
. 5. HCl 0,0156 N
C teradsorpsi = C awal – C akhir
= 0,0156 N – 0,013 N
= 0,0026 N
Log C = Log 0,0026 N
= -2,585
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,0026 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,00949 g
Massa adsorben = 1,0004 g
𝑥 0,00949 𝑔
log = log
𝑚 1,0004 𝑔

= - 2,023
.6. HCl 0,0112 N
C teradsorpsi = C awal – C akhir
= 0,0112 N – 0,01 N
= 0,0012 N
Log C = Log 0,0012 N
= -2,921
Jumlah zat teradsorpsi (X)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,0012 N : 𝑥 𝐿
36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 100

massa : 0,00438 g
Massa adsorben = 1,0019 g
𝑥 0,00438 𝑔
log = log
𝑚 1,0019 𝑔

= -2,359
Data- data tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Massa akhir
No adsorben Awal (standarisasi) (adsorpsi) C teradsorpsi X (g)

1 1 0,487 0,467 0,02 0,73

2 1,001 0,224 0,2178 0,0062 0,2263

3 1,0014 0,105 0,1 0,005 0,1825

4 1,0011 0,058 0,055 0,003 0,1095

5 1,0004 0,0156 0,013 0,0026 0,0949

6 1,0019 0,0112 0,01 0,0012 0,0438

No
X/10 X/m log X/m log C
1
0,073 0,072941647 -1,137024437 -1,69897
2
0,02263 0,022607393 -1,645749524 -2,20761
3
0,01825 0,018224486 -1,739344718 -2,30103
4
0,01095 0,010937968 -1,961063342 -2,52288
5
0,00949 0,009486206 -2,022907471 -2,58503
6
0,00438 0,004371694 -2,359350266 -2,92082

log C
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5

-1
Axis Title

y = 0.9998x - 0.5623 -1.5


log C
R² = 1
-2
Linear (log C)
-2.5

-3

-3.5
Axis Title
Berdasarkan grafik diatas diperoleh garis linier dengan R= 1 dan y= 0,9998x – 0,5623. Dari
regresi tersebut dapat diperoleh nilai k dan n. persamaan pada Isoterm Adsorpsi Freundlich
sebagai berikut :
Log x/m = log k + n log C analog dengan
y = a + bx
Berdasarkan grafik diperoleh nilai y :
y = 0,9998x – 0,5623
y = - 0,5623 + 0,9998x
= - a + bx
Sehingga,
Log k = - (a) = - (0,5623)
k = 10-0,5623
k = 0,2739
1/n = b
1/n = 0,9998
n = 1,000

F. PEMBAHASAN

Percobaan kali ini membahas tentang isoterm adsorbsi freundlich. Langkah kerja yang
pertama yaitu mengaktifkan karbon padatan hitam dengan memanaskannya didalam oven.
Kemudian dilakukan penimbangan karbon aktif masing-masing sebanyak 1 gram dan
dimasukkan ke dalam 6 buah Erlenmeyer. Didapat hasil penimbangan masing-masing
Erlenmeyer sebesar 1,0008 , 1,0010, 1,0014, 1,0011, 1,0004, dan 1,0019 gram. Langkah kedua
yaitu menambahkan larutan asam klorida (HCl) yang tidak berwarna ke dalam 6 erlenmeyer
masing-masing yang berisi karbon aktif secara bersamaan, agar proses adsorpsi mudah diamati
dalam waktu yang sama. Sebelum ditambahkan HCl terlebih dahulu distandarisasi, tujuannya
untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan. Larutan berubah agak hitam setelah
adanya penambahan karbon aktif kedalam larutan HCl. Didapat konsentrasi larutan hasil
standarisasi yang berbeda-beda sebesar 0,487 N, 0,224 N, 0,105 N, 0,058 N, 0,0156 N, dan
0,0112 N. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan arang untuk mengabsorpi larutan
asam asetat dalam berbagai konsentrasi pada suhu konstan. Selanjutnya dilakukan pengocokan
secara bersama-sama secara periodik selama 30 menit menggunakan alat multi shaker. Langkah
ketiga yaitu menyaring tiap larutan dengan menggunakan kertas saring yang kering agar
tujuannya untuk memisahkan adsorb dari adsorben. Larutan yang awalnya agak keruh berubah
menjadi bening karena asam klorida lebih mudah teradsorbsi dari air, karena karbon aktif hanya
mampu mengadsorbsi senyawa-senyawa organik. Langkah keempat mentitrasi larutan filtrat
dengan larutan standar NaOH 0,1 N menggunnakan indicator PP dengan ketentuan kedua
konsentrasi paling tinggi diambil 10 mL, larutan berikutnya diambil 25 mL, dan dari ketiga
larutan diambil 50 mL. Titrasi dilakukan untuk menegetahui titik akhir titrasi yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna larutan menjadi pink (merah muda).
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isotherm Freundlich
bagi proses adsorpsi HCl terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume
larutan NaOH 0,1 N yang digunakan untuk menitrasi HCl. Setelah diperoleh volume NaOH yang
dibutuhkan saat titrasi, maka konsentrasi HCl yang teradsorbsi dapat dihitung dengan cara C
awal – C akhir. Selanjutnya dapat dicari jumlah zat teradsorbsi (X) atau massa HCl yang
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
teradsorbsi dengan cara , C teradsorpsi : 𝑥 𝐿
𝑀𝑟 𝑉

Pada percobaan ini juga membuat gravik (kurva), dimana gravik tersebut hubungan antara X/m
dengan C, maupun hubungan antara log X/m dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

log C
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5

-1
Axis Title

y = 0.9998x - 0.5623 -1.5


log C
R² = 1
-2
Linear (log C)
-2.5

-3

-3.5
Axis Title

Aluran log X/m terhadap log C merupakan garis linear, sehingga grafik yang
dihasilkan dengan grafik isoterm adsorpsi Freundlich yang berupa garis linear. Dari grafik
yang diperoleh sesuai dengan persamaan Freundlich , maka didapatkan:
Grafik yang dihasilkan memiliki persamaan linier
y = 0,9998x – 0,5623
Dengan demikian diperoleh intersept grafik, yaitu – 0,5623 sebagai nilai dari log k
sehingga k = 0,2739 dan diperoleh 1/n yaitu 1,000 sehingga gradien garisnya atau sebagai n
= 1,000

Mengenai gambar grafik yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori isoterm adsorpsi
Freundlich yaitu grafik berupa garis linear. Namun dari hasil percobaan ini grafik mengalami
terus mengalami kenaikan. Hal ini mungkin terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan
saat praktikum. Kesalahan tersebut diantaranya kurang cermat dalam mengencerkan larutan
asam klorida yang akan digunakan, kurang cermat dalam menetukan titik akhir titrasi, dan terlalu
lama karbon aktif terpapar oleh udara sehingga kereaktifannya menurun.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan Isoterm Adsorpsi Freundlich, dapat disimpulkan hasil percobaan sebagai
berikut :
1. Percobaan ini tergolong isoterm adsorpsi Freundlich dimana kurvanya antara log x/m
dengan Log C berbentuk linier.
2. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dalam percobaan ini dapat dituliskan y = -
0,5623 + 0,9998x dengan nilai k = 0,2739 dan n = 1,000

H. DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Aprilisa Siwi, dkk. 2013. Laporan Praktikum Kimia Fisik: Isoterm Adsorpsi
Freundlich. (Online), (http://lunetaaureliafatma.blogspot.co.id), diakses pada 25 Februari
2018.
Harfi.2003.Senyawa-Senyawa Organik.Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Kimia Fisika. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Universitas Negeri
Malang.

JAWAB PERTANYAAN
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau khemisorpsi?
Jawab : ya termasuk adsorpsi fisik karena ikatan yang terlibat dalam adsorpsi ini yaitu
ikatan yang lemah yang merupakan ikatan van der waals.
2. Apakah perbedaan antara adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia? Berikan beberapa contoh
dari kedua adsorpsi tersebut !
Jawab :
1.) Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar
daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan
diadsorbsi pada permukaan adsorben. Contohnya : Adsorpsi dengan karbon aktif
2.) Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi. Contohnya : Ion Exchange
Perbedaan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia

Adsorpsi Fisika Adsorpsi Kimia

Molekul terikat pada adsorben oleh gaya Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan kimia
van der walls

Mempunyai entalpi reaksi 4-40 kj/mol Mempunyai entalpi reaksi 4-800 kj/mol

Dapat membentuk lapisan multilayer Dapat membentuk lapisan monolayer

Hanya terjadi pada suhu dibawah titik Hanya terjadi pada suhu tinggi
adsorbat

Jumlah adsorpsi pada permukaan Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan


merupakan fungsi adsorbat karakteristik adsorben dan adsorbat

Tidak melibatkan energy aktivasi tertentu Melibatkan energy aktivasi tertentu

Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik


PERCOBAAN 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

ISOTERM ADSORPSI FREUNDLICH


Yang diampu oleh Ibu Nazriati & Bapak Ida Bagus Suryadharma

OLEH :
KELOMPOK 8

1. Afita Dwiantika (170332614570)


2. Ahmad Fauzan W (170332614527)***
3. Endah Setiani (1703326145 )

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2019

Anda mungkin juga menyukai