Anda di halaman 1dari 3

KASUS Pemutaran Video Manajemen Konflik di RS

PERTANYAAN:

1. Apa sumber dari konflik yang sedang terjadi ?


 Sumber konflik dimulai dari jumlah pasien penyakit dalam semakin meningkat
 manajemen melihat bahwa dokter SpPD yang ada mulai kewalahan
 mulai ada komplain dari pasien (termasuk adanya pasien anak yng dijanjikan oleh dr
SpPD untuk dirawat oleh dia, bukan diserahkan wewenang ke Sp.A)
 manajemen ingin menambah SpPD baru namun dokter SpPD yang ada di RS tidak
setuju, dan mengancam keluar dari RS

2. Jika Anda sebagai direktur RS yang bertanggung jawab atas situasi yang terjadi, darimana
Anda akan memulai mencari pemecahan masalah ini ?
 Dimulai dari pertemuan melalui rapat komite medis, melibatkan jajaran manajemen
dan dokter spesialis

3. Uraikan masing-masing 5 strategi pengelolaan konflik berdasarkan kasus dari video yang
diputar, dan uraikan pendapat anda.
a) Accomodating
Bekerja menuju tujuan bersama lebih penting daripada salah satu kepentingan
Pendapat : kurang cocok pada kasus ini. Biasanya lebih cocok untuk konflik dalam
skala kecil (misal : mewajibkan seragam, tapi ada pemakluman tata tertib seragam
di hari tertentu)
b) Avoiding
Menghindari konflik dengan menarik diri, menghindar atau menunda
Pendapat : kurang cocok digunakan pada kasus ini, mengingat jumlah pasien
penyakit dalam yang semakin banyak, tentunya langkah yang ditempuh harus
segera diputuskan, terkait citra RS
c) Competing
Ketika tujuan sangat penting, seseorang (dalam hal ini direktur) harus
menggunakan kekuatan untuk menang
Pendapat :
Apabila dilakukan metode ini, masalah nampak akan selesai (Direktur menerima
lamaran kerja dokter spesialis penyakit dalam yang baru, dengan mengabaikan
pendapat Sp.PD yang sudah bekerja di situ. Namun, hal ini akan memicu konflik
selanjutnya, misal : dokter Sp.PD yang lama akan menarik semua pasien dan
mempengaruhi untuk tidak datang ke RS tersebut)
d) Collaborating
Proses bekerja melalui perbedaan akan mengarah pada solusi yang memuaskan
kedua belah pihak.
Pendapat:
Hal ini dapat ditempuh bila ada kepercayaan yang tinggi antarkeduanya
(direktur/manajemen dan dokter SpPD yang sudah bekerja di RS). Namun untuk
mencapai kepercayaan (kebijakan baru) butuh waktu lama.
Mengingat pernyataan SpPD yang mengancam akan keluar apabila RS menerima
SpPD baru, cara ini bisa menemui jalan buntu
e) Compromising
“Anda sopan, saya segan”
Kedua pihak (direktur/manajemen dan dokter SpPD) ditempatkan di tengah dalam
upaya melayani kepentingan pasien.
Tujuannya cukup penting, sehingga RS bisa menawarkan alternatif ini, dengan
cara:Direktur/manajemen tetap menerima SpPD baru, dengan:
 Memberikan kebebasan pada Sp.PD yang sudah ada, untuk memilih jadwal
poliklinik, visite dan jaga konsulen.
 Membuat prioritas pada pasien yang sudah pernah diperiksa oleh Sp.PD lama,
diarahkan untuk kontrol sesuai jadwal yang dipilih.
 Memastikan bahwa jasa medis yang diterima adalah by name

4. Hal positif apa yang dapat diambil dari konflik diatas?


 Disiplin
 Dokter senior harus tetap melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab, terlepas dari loading pasien maupun jadwal yang padat
 Komunikasi
 Semua hal yang melibatkan pasien, harus dipikirkan sebagai
kepentingan bersama (dokter, manajemen dan pasien). Tidak boleh
mementingkan salah satu pihak
 Mendengarkan secara aktif
 Manajemen harus mendengarkan kemauan dokter, di sisi lain, dokter
juga harus bersedia memahami bahwa kepentingan bersama lebih
penting untuk didahulukan

SONI BUDIYONO 20181030056


SUNARDI IDI 20181030059
FADEL 20181030058
RAHMAD M 20181030051

Anda mungkin juga menyukai